SKRIPSI
OLEH :
Merina Susanti Ginting : Intensitas Serangan Penyakit Bercak Coklat Sempit (Cercospora jan seana) (Rocib)
O.Const Pada Beberapa Varietas Padi Sawah (Oryza Sativa L) Dengan Jarak Tanam Yang Berbeda Di
Lapangan, 2008
USU Repository © 2008
INTENSITAS SERANGAN PENYAKIT BERCAK COKLAT SEMPIT
(Cercospora janseana ) (Rocib) O. Const PADA BEBERAPA VARIETAS
PADI SAWAH ( Oryza sativa L ) DENGAN JARAK TANAM YANG
BERBEDA DI LAPANGAN
SKRIPSI
OLEH :
Disetujui Oleh :
Komisi Pembimbing
No Judul Hlm
No Judul Hlm
No Judul Hlm
1. Bagan Penelitian................................................................................... 26
2. Bagan Pengambilan Sampel................................................................. 27
3. Deskripsi 4 Varietas Tanaman Padi ..................................................... 31
4. Tabel Nilai AUDPC Intensitas Serangan Penyakit (%) C. oryzae ...... 35
5. Tabel Rataan Produksi Gabah Kering (Ton/Ha).................................. 37
6. Grafik Laju Infeksi Penyakit Bercak Coklat Sempit............................ 39
7. Tabel Intensitas Penyakit Setiap Minggu Pengamatan ........................ 45
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
dimana atas berkat dan rahmat-Nyalah Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
Varietas Padi Sawah (Oryza sativa L ) Dengan Jarak Tanam Yang Berbeda
Di Lapangan” yang merupakan sebagai salah satu syarat untuk dapat menempuh
Ir. Mukhtar Iskandar Pinem M. Agr dan Bapak Ir Kasmal Aripin MSi. selaku
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada keluarga yang telah memberikan
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRACT ........................................................................................... i
ABSTRAK ............................................................................................. ii
KATA PENGANTAR........................................................................... iv
DAFTAR ISI.......................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR............................................................................. ix
PENDAHULUAN.................................................................................. 1
Latar Belakang............................................................................ 1
Tujuan Penelitian........................................................................ 3
Hipotesis Penelitian .................................................................... 3
Kegunaan Penelitian ................................................................... 4
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
Kec.Tigapanah Kab. Karo, Sumatera Utara dari Ayahanda B. Ginting dan Ibunda
Tahun 2003 Penulis lulus dari SMU Negeri 1 Tigapanah dan lulus seleksi
masuk Universitas Sumatera Utara melalui jalur SPMB di Departemen Hama dan
Latar Belakang
Luas arealnya sekitar 100 juta hektar, dan lebih dari 90 % terdapat di Asia
Selatan, Timur dan Tenggara. Produksi totalnya sedikit dibawah gandum. Padi
telah dimulai sejak datangnya orang Hindu. Oleh karena itu nama – nama yang
dipakai untuk istilah tidak ada yang berasal dari bahasa Sansekerta. Di Indonesia
dikenal padi bulu (Javanica) yang mutu berasnya tinggi, tetapi produksinya
kurang, dan padi cere yang mutu berasnya rendah namun produksinya tinggi.
Disamping padi biasa terdapat padi pulut (ketan ) atau glutinosa. Didaerah tropik
ditanam padi indica yang tidak peka terhadap panjang hari sedang yang berada di
daerah yang beriklim yang sedang ditanam padi japonica (Anonim, 2007 a)
kenaikan. Produksi yang dihasilkan dari hasil tanam dalam negeri masih belum
mencukupi kebutuhan. Tiap tahun pemerintah harus mengimpor beras ribuan ton
dari luar negeri, hal ini bukan karena tidak mempunyai usaha untuk meningkatkan
hasil pertanian. Peningkatan segala daya dan upaya agar produksi padi semakin
melimpah telah diusahakan, termasuk dalam GBHN mengenai pola umum jangka
tekhnologi. Ekosistem padi sawah mempunyai keragaman flora dan fauna rendah
Bercak coklat sempit (narrow brown leaf spot) tersebar luas di negara-
Untuk terjadi epidemik, semua faktor lingkungan (biotik dan abiotik) harus sesuai
sporulasi, dan pelepasan spora dan penyebarannya. Epidemi terjadi bila satu
varietas tanaman ditanam disuatu areal yang luas atau keadaan tanaman yang
yang berlebihan, adanya luka atau tingginya populasi vektor ( Sinaga, 2004 ).
Penyakit dapat disebabkan oleh hanya satu unsur epidemi saja dengan
catatan kedua unsur lainnya hanya memperlihatkan sifat yang boleh dikatakan
menentukan dalam usaha meningkatkan hasil, karena itu faktor lain ikut
mempengaruhi antara lain habitus tanaman, varietas yang ditanam dan kegiatan
perluasan. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa
kepadatan tanaman sangat berpengaruh terhadap luas daun dan jumlah anakan dan
Tujuan Penelitian :
coklat sempit.
Hipotesa Penelitian :
C. oryzae.
Kegunaan Penelitian :
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdidisio : Angiospermae
Kelas : Monokotil
Ordo : Graminales
Famili : Graminae
Genus : Oryza
( Anonim, 2007 b)
akan tumbuh, warna akar serabut yang masih muda berwarna putih sedangkan
akar yang sudah tua berwarna coklat. Akar yang tumbuh dari ruas batang yang
terendah adalah akar tajuk. Akar rambut merupakan bagian yang tumbuh dari akar
serabut yang berumur pendek yang panjangnya sama dengan akar serabut, akar ini
merupakan saluran pada kulit akar yang berada pada kulit luar yang berfungsi
tergantung pada varietasnya. Pada kedua ujung bubung ditutup oleh buku panjang
ruas tidak sama. Pada buku bagian pelepah bawah terdapat percabangan dimana
Merina Susanti Ginting : Intensitas Serangan Penyakit Bercak Coklat Sempit (Cercospora jan seana) (Rocib)
O.Const Pada Beberapa Varietas Padi Sawah (Oryza Sativa L) Dengan Jarak Tanam Yang Berbeda Di
Lapangan, 2008
USU Repository © 2008
cabangnya disebut ligulae (lidah daun) dan bagian yang terpanjang akan menjadi
berselang – seling terdapat satu daun pada setiap buku. Tiap daun terdiri atas
helaian daun, pelepah daun, telinga daun (auricle), lidah daun (ligulae), daun
bendera terdapat dibawah malai. Daun kelopak pada daun pelepah terpanjang
yaitu daun pelepah yang membalut ruas yang paling atas, yang disebut daun
bendera, dari situ tumbuh bulir padi. Daun terletak pada batang padi yang
bentuknya memanjang seperti pita, panjang dan lebarnya helaian daun tergantung
Bunga berasal dari lemma dan palea yang semula terkatup dan terdorong
oleh adanya pengembangan lodikula sehingga palea terlepas dan terpisah dari
lemma dan bunga terbuka. Dengan terbukanya bunga benang sari akan keluar dan
diikuti dengan pecahnya kandung serbuk, sehingga tepung sari (pollen) jatuh
(Anonim, 2007 a )
Buah padi adalah ovary yang telah masak, bersatu dengan lemma dan
palea. Buah ini merupakan hasil penyerbukan dan pembuahan yang terdiri dari
embrio (lembaga ), endosperm dan bekatul (buah padi yang berwarna coklat)
( Anonim, 1990 ).
yaitu ramping, memanjang, sedang dan gemuk. Pada pembuahan pollen yang
menempel pada kepala putik dengan cairan yang ada pada kepala putik
( Siregar, 1981 ).
Perkecambahan Pertunasan Pembentukan anakan
FASE VEGETATIF
FASE GENERATIF
FASE PEMATANGAN
Iklim
0
Padi tumbuh baik didaerah tropis maupun didaerah subtropik pada 45
0
LU sampai 45 LS dengan cuaca panas dan kelembaban tinggi dengan musim
hujan 4 bulan. Rata – rata curah hujan yang baik adalah 200 mm/bulan atau
1500 –2000 mm/tahun. Padi dapat ditanam dimusim hujan, walaupun air
berpengaruh pada penyerbukan dan pembuahan tetapi jika terlalu kencang akan
Tanah
Padi sawah ditanam ditanah berlempung yang berat atau memiliki lapisan
ketebalan 21 – 22 cm. Keasaman tanah antara pH 4,0 – 7,0. Pada tanaman padi
( 7,0). Pada prinsipnya tanah berkapur tidak merusak tanaman padi. Karena
dan dikurangi air macak – macak. Hal ini untuk mempermudah pembuatan caplak
dan penanaman sehingga menjadi lekat ditanah. Setelah 2 hari air dimasukkan
sampai semua permukaan tanah terendam. Setelah 2 minggu air dikuras untuk
air dimasukkan kembali. Pengurasan dilakukan lagi setelah 30 hari setelah tanam
pembentukan bulir padi, air ditambah untuk menekan tumbunya anakan baru dan
air sangat diperlukan untuk pengisian gabah. Setelah 1 minggu menjelang panen
Biologi Penyakit
Kingdom : Myceteae
Divisio : Amastigomycota
Suddivisio : Deutromycota
Kelas : Deutromycetes
Ordo : Moniliales
Famili : Moniliceae
Genus : Cercospora
( Semangun, 1993 )
Penyebab penyakit bercak coklat sempit pada tanaman padi adalah jamur
Konidium disebarkan oleh angin dan infeksi ketanaman terjadi melalui mulut kulit
dan menginfeksi daun tua maupun daun muda. Gejala tampak setelah infeksi
C. oryzae dapat bertahan dari musim kemusim pada jerami dan inang alternatif
Gejala Serangan
Pada daun dan pelepah daun terdapat bercak coklat sempit seperti
garis pendek. Pada varietas yang tahan bercak berukuran 0,2 – 1 cm × 0,1 cm,
berwarna coklat gelap. Pada varietas rentan bercaknya lebih besar dan berwarna
agak kemerah – merahan dan memanjang searah tulang daun. Semua bagian
PB 26, PB 28, PB 30 yang sangat rentan terhadap bercak coklat sempit. Pada
Pengendalian Penyakit
4. Pemupukan berimbang
Epidemi Penyakit
yang rentan, patogen yang virulen dan kondisi lingkungan yang mendukung
Patogen Inang
Manusia Lingkungan
Faktor Inang
Faktor – faktor internal merupakan faktor dari inang seperti tipe tanaman,
dan senyawa fenolik. Umumnya epidemi tanaman terjadi pada tanaman semusim,
tanaman yang ditanam secara monokultur serta menanam pada lahan yang
Faktor Patogen
terjadinya epidemi penyakit, patogen yang mempunyai siklus generasi ( dari spora
perkembangan epidemi yang lebih cepat. Epidemi yang lebih sering terjadi pada
patogen yang disebarkan oleh angin dalam radius yang jauh ( Sinaga, 2004 )
Jika masuk ke suatu daerah baru, suatu penyakit dapat berkembang dengan
cepat dan menjadi epidemi yang berat. Hal yang sama akan terjadi bila timbul
Faktor Lingkungan
( Agrios, 1997 ).
( Oka, 1993 )
n
ABKPP = ∑[ (X i + 1 + X1)/2 ] (t2 - t1)
i =1
ketinggian tempat ± 25 m dpl, dan dilaksanakan bulan Oktober 2007 sampai bulan
Januari 2008.
Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih padi
varietas IR 64, Ciherang, Cigeulis, dan Cisanggarung, serta pupuk Urea, pupuk
Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, garu,
Metode Penelitian
V1 = Varietas IR 64
V2 = Varietas Ciherang
V3 = Varietas Cigeulis
V4 = Varietas Cisanggarung
Merina Susanti Ginting : Intensitas Serangan Penyakit Bercak Coklat Sempit (Cercospora jan seana) (Rocib)
O.Const Pada Beberapa Varietas Padi Sawah (Oryza Sativa L) Dengan Jarak Tanam Yang Berbeda Di
Lapangan, 2008
USU Repository © 2008
Faktor II yaitu jarak tanam :
JI = Jarak tanam 20 × 20 cm
J2 = Jarak tanam 20 × 25 cm
V1J1 V3J1
V1J2 V3J2
V2J1 V4J1
V2J2 V4J2
( t – 1 ) ( r – 1 ) ≥ 15
( 8 – 1 ) ( r – 1 ) ≥ 15
7r – 7 ≥ 15
7r ≥ 22
r ≥ 22/7
r ≥ 3,14
j = 1,2,3,4
Yij = Respon atau nilai pengamatan dari perlakuan ke-i dan Ulangan ke-j
(Bangun, 1988 ).
Pelaksanaan Penelitian
Penyemaian benih
bedengan untuk penyemaian 4 varietas padi. Ditaburkan pupuk urea sebanyak 400
gram dan TSP sebanyak 200 gram untuk seluruh bedengan tersebut. Sebelum
penyemaian benih, benih dimasukkan kedalam goni dan direndam selama 2 hari
(48 jam ), setelah 2 hari benih ditaburkan secara merata diatas bedengan.
Pengolahan Lahan
Pembersihan
Sebelum tanah sawah dibajak harus terlebih dahulu dibersihkan dari jerami
Pembajakan
12 – 20 cm.
Penggaruan
Penanaman
Bibit yang dicabut adalah bibit yang sudah berumur 25 – 30 hari, berdaun
5 – 7 helai. Bibit yang digunakan adalah bibit yang sehat, tingginya ± 25 cm,
batangnya besar dan kuat, bebas dari serangan hama da penyakit serta tingginya
seragam. Pencabutan bibit dilakukan pada pagi hari. Bibit diikat untuk
mundur, tangan kiri memegang bibit dan tangan kanan menanam, tiap lubanga
ditanam 2 atau 3 batang bibit dalamnya 3 cm atau 4 cm. Penanaman harus tegak
lurus.
Pemupukan
minggu setelah tanam (MST) dan 7 minggu setelah tanam (MST) dengan
Pemeliharaan
Penyulaman dilakukan pada pagi atau sore hari bila ada tanaman yang
mati atau rusak. Penyulaman dilakukan hingga tanaman berumur 10 hari setelah
dilakukan pemupukan.
Pemanenan
berwarna kuning. Batang mulai mengering. Gabah yang diambil sudah sulit
panen, dipotong dengan sabit dan dibersihkan dengan mesin. Setelah itu padi
Parameter Pengamatan
n
ABKPP = ∑[ (X i + 1 + X1)/2 ] (t2 - t1)
i =1
I=
∑ (nxv) x100%
NxZ
Dimana:
3 36 – 45 bercak Ringan
5 46 – 70 bercak Sedang
7 71 – 90 bercak Sedang
(Anonim, 2007 c)
Produksi
rumus :
(Cercospora oryzae) pada beberapa varietas padi sawah (Oryza sativa L) dengan
dalam satu populasi yang didasarkan pada intensitas serangan dan waktu. Dapat
dibawah.
100
80
V1J1
Intensitas Penyakit (%)
V1J2
60
V2J1
V2J2
40
V3J1
V3J2
20
V4J1
V4J2
0
1 3 5 7 9 11
Waktu (Mingguan)
Gambar 5 : Grafik perkembangan intensitas penyakit bercak coklat sempit (C. oryzae)
terhadap waktu dan AKBPP
Merina Susanti Ginting : Intensitas Serangan Penyakit Bercak Coklat Sempit (Cercospora jan seana) (Rocib)
O.Const Pada Beberapa Varietas Padi Sawah (Oryza Sativa L) Dengan Jarak Tanam Yang Berbeda Di
Lapangan, 2008
USU Repository © 2008
Dari garfik AKBPP ( Area di Bawah Perkembangan Penyakit) tersebut
tampak perekembangan penyakit bercak coklat sempit yang paling tinggi terdapat
cm. Waktu awal timbulnya penyakit di lapangan setelah 4 minggu masa tanam.
Perlakuan
Intensitas Serangan (%)
5 mst 6 mst 7 mst 8 mst 9 mst 10mst 11mst 12mst
V1 8,95a 19,39a 29,36a 38,70a 40,21a 65,42a 82,37a 91,58a
Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa intensitas serangan penyakit bercak coklat
sempit (C. oryzae) pada perlakuan V1 berbeda nyata pada taraf 5 persen terhadap
penyakit (AKBPP) diperoleh rata – rata intensitas serangan penyakit (%) yaitu V1
yaitu 40,5 %, 39,34 %, 38,56 %, dan 35,53 %, menunjukkan bahwa varietas yang
paling rentan terhadap penyakit bercak coklat sempit adalah varietas IR 64. Hal
terhambat.
Tabel 2 : Uji Beda Rataan Jarak Tanam Terhadap Intensitas Serangan Penyakit
Perlakuan
Intensitas Serangan (%)
5 mst 6 mst 7 mst 8 mst 9 mst 10mst 11mst 12mst
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa jarak tanam yang berbeda antara J1
dan J2 tidak berpengaruh nyata pada pengamatan 6 mst hingga 8 mst. Namun
demikian perbedaan intensitas serangan penyakit kecil antara jarak tanam 1 (J1)
Varietas Rataan
V1 5,20 B
V2 7,00 A
V3 5,56 B
V4 5,97 B
Dari tabel rataan produksi diatas dapat dilihat bahwa produksi padi pada
perlakuan V2 berbeda sangat nyata terhadap produksi padi pada perlakuan V1,V3
dan V4. Produksi tertinggi terdapat pada perlakuan V2 sebesar 42,03 ton/ha dan
Hasil pengamatan pengaruh jarak tanam terhadap produksi dapat dilihat pada
tabel diatas. Dari grafik tersebut menunjukkan bahwa jarak tanam yang berbeda
berpengaruh sangat nyata terhadap produksi padi. Produksi paling tinggi terdapat
pada jarak tanam 20 cm × 25 cm sebesar 6,39 ton/ha dan paling rendah terdapat
pada 20 cm × 25 cm sebesar 5,48 ton/ha. Hal ini disebabkan pada jarak tanam 20
cm yang jumlah anakannya lebih sedikit dan cenderung lebih kerdil serta mudah
terinfeksi penyakit.
6,5
Produksi
(ton/ha)
6 Produksi
5,5 (ton/ha)
5
J1 J2
Jarak Tanam (cm)
Ton/Ha
V1J1 5,78 B
V1J2 4,62 B
V2J1 7,48 A
V2J2 6,53 A
V3J1 5,95 B
V3J2 5,17 B
V4J1 6,35 B
V4J2 5,58 B
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa produksi tanaman padi tertinggi
terdapat pada kombinasi V2J1 sebesar 7,48 ton /Ha dan terendah terdapat pada
perlakuan V1J2 yaitu 4,62 ton/Ha. Perbedaan produksi padi menunjukkan bahwa
hasil produksi berbanding terbalik dengan intensitas serangan pada perlakuan V1.
Tetapi tidak demikian dengan produksi pada V2 yang seharusnya terendah yang
0,9
Laju Infeksi Penyakit 0,8 r1
0,7 r2
0,6
r3
0,5
r4
0,4
r5
0,3
0,2 r6
0,1 r7
0
V1J1 V1J2 V2J1 V2J2 V3J1 V3J2 V4J1 V4J2
Laju infeksi penyakit dapat dilihat pada grafik diatas. Laju infeksi peyakit
berbeda pada setiap minggu pengamatan. Hal ini sesuai dngan literatur
(Oka, 1993 ) yang menyatakan bahwa laju infeksi dapat cepat tetapi beratnya
penyakit tidak seberapa atau ringan, sebaliknya laju infeksi dapat cepat yang
dikatakan bahwa laju infeksi penyakit terkecil terdapat pada minggu pengamatan
terjadi kekeringan. Hal ini sesuai dengan literatur (Oka ,1993 ) yang menyatakan
bahwa berat ringannya penyakit ditentukan oleh derajad virulensi patogen, derajad
dibuat laju infeksi penyakit. (Lampiran 6 ). Dari data tersebut diketahui bahwa
laju infeksi menurun pada setiap minggu pengamatan. Hal ini disebabkan karena
rentan terhadap penyakit bercak coklat sempit. Hal ini sesuai dengan literatur
Semangun (1993) yang mengatakan bahwa penyakit bercak coklat sempit dapat
Kesimpulan
setelah 5 MST
× 25 cm sebesar 34,62 %
Ciherang.
Saran
Perlu adanya penelitian lebih lanjut tentang faktor – faktor lainnya yang
BAGAN PENELITIAN
I III 11
V1J1 V2J2 V3J1
Keterangan :
V1 : Varietas IR 64
V2 : Varietas Ciherang
V3 : Varietas Cigeulis
V4 : Varietas Cisanggarung
J1 : Jarak tanam 20 × 20 cm
J2 : Jarak tanam 20 × 25 cm
Lampiran 2
X X X X X X
20 cm
X Xa X X X X
X X X Xa X X
20 cm
1,6 m
X Xa X X X X
X X X Xa X X
30 cm
X X X X X X 30 cm
1,6 m
Keterangan :
X X X X X X
20 cm
X Xa X X X X
X X X Xa X X
25 cm
1,85m
X Xa X X X X
X X X Xa X X
30 cm
X X X X X X 30 cm
1,6 m
Keterangan :
Jarak tanam = 20 × 25 cm
Lampiran 4.
V/J J1 J2 Total
Tabel : Sidik Ragam Nilai AUDPC Intensitas Serangan (%) Bercak Daun
Sempit
KK (%) = 3,93 %
FK = 35332,63
P 2 3 4 5 6 7
SSR 0,05 3,03 3,18 3,27 3,33 3,37 3,39
LSR 0,05 2,64 2,77 2,84 2,89 2,93 2,95
Perlakuan V1 V3 V4 V2
Rataan 35,53 38,56 39,34 40,05
.a
b
Lampiran 5.
Rataan Produksi Gabah Kering (Ton/Ha)
V/J J1 J2 Total
KK (%) = 4,05 %
FK = 844,67
P 2 3 4 5 6 7
SSR 0,05 3,03 3,18 3,27 3,33 3,37 3,39
LSR 0,05 0,42 0,45 0,04 0,47 0,47 0,47
Perlakuan V1 V3 V4 V2
Rataan 31,21 33,36 35,78 42,03
.a
b
Lampiran 8.
Foto Lahan Penelitian