Manajemen Pendidikan PDF
Manajemen Pendidikan PDF
KONSEP MANAJEMEN
Administrasi berasal dari bahasa Latin, yaitu adminstrate yang berarti membantu
atau melayani. Kata sifatnya adalah administrations kemudian menjadi administratio
sebagai kata bendanya. Kemudian istilah itu masuk kedalam bahasa inggris sehingga
menjadi administration. Istilah tersebut akhirnya diterjemahkan kedalam bahasa
indonesi menjadi administrasi.
Secara definitf, administrasi dapat diuraikan secara sempit dan secara luas.
Dalam arti sempit, administrasi dapat diartikan sebagai keseluruhan pencatatan secara
tertulis dan penyusunan secara sistematis dari keterangan-keterangan yang ada dengan
tujuan agar mudah memperoleh ikhtisarnya secara menyeluruh. Dengan kata lain dalam
arti sempit administrasi itu tidak lebih dari pada sekedar serangkain aktivitas
menghimpun, mencatat, mengolah, menggandakan, mengirim dan menyimpan
keterangan-keterangan yang diperlukan dalam setiap kerjasama. Sedangkan dalam arti
luas, administrasi itu bukan sekedar sebagai ketatausahaan,. Administrasi itu jauh lebih
luas dan kompleks daripada ketatausahaan.
Pengertian manajemen
Setiap ahli memberikan pandangan yang berbeda tentang batasan Manajemen , karena
itu tidak mudah memberikan arti yang universal yang dapat diterima seemua orang,
namun demikkian dari pikiran-pikiran ahli tentang definisi Manajemen kebanyakan
menyatakan bahwa Manajemen merupakan suatu proses tertentu yang menggunakan
1
kemampuan atau keahlian untuk mencapai suatu tujuan yang didalam pelaksanaannya
dapat mengikutialur keilmuan secara ilmiah dapat pula menonjolkan kekhasan atau
gaya manajer dalam mendayagunakan kemampuan orang. Dengan demikian terdapat
tiga focus untuk mengartikan Manajemen yaitu:
Sudjana (2000 : 77) : Manajemen merupakan rangkaian berbagai kegiatan wajar yang
dilakukan seseorang berdasarkan norma-norma yang telah ditetapkan dan dalam
pelaksanaannya memiliki hubungan dan saling keterkaitan dengan lainnya. Hal tersebut
dilaksanakan oleh orang atau beberapa orang yang ada dalam organisasi dan diberi
tugas untuk melaksanakan kegiatan tersebut.
Koonts & O’donnol, fungsi manajemen yaitu planning, organizing, staffing, directing,
controlling.
2
James Staner, fungsi manajemen yaitu planning, organizing, leading, dan controlling.
Dalam pembahasan ini akan diperinci empat fungsi yang paling penting yaitu planning,
organizing, actuating, dan controlling.
1. Perencanaan ( Planning )
Pemilihan dan penentuan tujuan organisasi, dan penyusunan strategi,
kebijaksanaan, program, dan lain-lain.
2. Pengorganisasian ( Organizing )
penentuan sumber daya dan kegiatan yang dibutuhkan, menyusun organisasi
atau kelompok kerja, penugasan wewenang dan
tanggungjawab serta koordinasi.
3. Pengarahan ( Actuating )
Motivasi, komunikasi kepemimpinan untuk mengarahkan karyawan
mengerjakan sesuatu yang ditugaskan padanya.
4. Pengawasan ( Controlling )
Penetapan standar, pengukuran pelaksanaan, dan pengambilan tindakan korektif
Perencanan Pengorganisasian
Manajemen
Pengawasan Pengarahan
3
1. Fungsi dari Perencanaan
a. Menjelaskan dan merinci dan tujuan yang ingin dicapai memberikan pegangan
dan menetapkan kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk tujuan tersebut.
b. Organisasi menperoleh standar sumber daya terbaik dan mendayagunakannya
sesuai tugas pokok fungsiyang telah ditetapkan menjadi rujukan anggota
organisasi dalam melaksanakan aktivitas yang konsisten prosedur dan tujuan.
c. Memberikan batas kewenangan dan tanggung jawab bagi seluruh pelaksana.
d. Memonitor dan mengukur berbagai keberhasilan secara intensip sehingga bisa
menemukan dan memperbaiki kepemimpinan secara dini.
e. Memungkinkan untuk terpeliharanya persesuain antara kegiatan internal dengan
situas eksternal
f. Menghindari pemborosan.
2. Fungsi Pengorganisasian
3. Fungsi Pengarahan
Agar tenaga atau karyawan pada lembaga mampu mengemban tugas atau fungsinya
masing-masing maka harus dilakukan suatu pengawasan.
4
1. Bidang garapan peserta didik
2. Bidang garapan tenaga kependidikan.
3. Bidang garapan kurikulum
4. Bidang garapan sarana prasana
5. Bidang garapan keuangan
6. Bidang garapan kemitraan kepada masyarakat
7. Bidang garapan bimbingan dan pelayanan khusus.
Dilakukan Manajemen agar pelaksanaan suatu usaha terencana secara sistematis dan
dapat dievaluasi secara benar, akurat dan lengkap sehingga mencapai tujuan secara
produktif, berkualitas, efektif dan efisien.
Teori ini memandang bahwa segala sesuatu dalam aktivitas organisasi dan manajemen
didapatkan atas target yang secara kuantitas dapat diukur yang meliputi:
a. Target waktu
b. Target output / hasil
c. Target biaya, dan
d. Target lain yang secara rasional dapat teridentifikasi dan terukur.
Maka teori ini menekankan adanya standard baku bagi setiap aktivitas manajemen,
yang meliputi :
a. Standard waktu
b. Standard output
c. Standard biaya, dan
d. Standard sistem dan prosedur
Untuk mencapai target dan standard baku, diperlukan pengujian terlebih dahulu agar
aktivitas manajemen dapat memenuhi kedua hal tersebut. Pengujian tersebut antara lain
melalui:
5
d. Prinsip pengecualian
e. Kartu instruksi
f. Pembelian dengan spesifikasi
g. Standardisasi pekerjaan, peralatan serta tenaga kerja.
Teori ini mengungkapkan bahwa model yang ditawarkan F.W. Taylor kurang
manusiawi karena manusia dianggap sebagai factor produksi belaka sebagaimana
peralatan atau mesin. Meski ada manfaat yaitu terbentuknya anatomi organisasi yaitu
pada bagan struktur organisasi.
Ternyata hasil penelitiannya ini gagal karena hipotesis masing-masing kelompok tidak
terbukti. Namun penelitian ini justru mengungkap model pandangan yang baru, yakni
untuk mencapai produktifitas kerja. Tidak hanya bias didekati dengan model studi gerak
dan waktu namun dapat didekati melalui keeratan hubungan antar pekerja, karena hasil
penelitian menunjukkan bagi kelompok yang tidak terampil merasa di nomor duakan di
pabrik. Sehingga mereka memacu aktivitas mereka agar tidak kalah dengan kelompok
yang diambil. Perasaan inilah yang dapat menumbuhkan produktivitas. Teori demikian
yang dikemukakan Elton Mayo dan disebut sebagai Pandangan Kemanusiaan (Human
Movement).
Teori klasik dan neoklasik diatas disebut pandangan close system. Maksudnya tumbuh
dan berkembangnya manajemen didasarkan atas kemampuan internal organisasi. Dan
kemampuan internal organisasilah yang mempengaruhi organisasi lain.
Teori ini memandang organisasi sebagai suatu kesatuan, yang terdiri dari bagian-bagian
yang saling berhubungan. Teori ini memberi manajer cara memandang organisasi
sebagai suatu keseluruhan dan sebagai bagian / subsistem dari lingkungan eksternal
yang lebih luas.
Teori ini lebih luas dari teori sebelumnya. Teori ini memandang bahwa lingkungan
organisasi tidak hanya lingkungan berupa lembaga atau organisasi lain, melainkan
bermakna lebih luas yaitu termasuk lingkungan semesta. Dengan demikian tumbuh dan
berkembangnya manajemen tergantung seberapa jauh manajemen dapat berinteraksi
secara seimbang dengan segmen lingkungan di luarnya.
6
Teori ini memiliki pokok-pokok pikiran sebagai berikut :
a. Sisi Makro
Sebagaimana istilah yang dipakai yaitu “kesemestaan”, artinya manusia dan organisasi
merupakan satu kesatuan bagian dari semesta sehingga keseimbangan atau rusaknya
semesta tergantung dari manusia dan seringkali pandangan sekulerisme menganggap
bahwa semesta dan seisinya semata-mata diperuntukkan pada manusia. Sehingga
banyak masalah terjadi adanya eksploitasi, baik pada sumber daya alam maupun sesama
manusia. Seperti banyak kasus penjajahan secara fisik maupun intelektual. Pandangan
sekuler baru ada sedikit kesadaran untuk menumbuhkembangkan secara seimbang
antara manusia semesta, apabila nyata telah terjadi gejolak dihadapan mereka.
b. Sisi Mikro
Pandangan ini terkait dengan tumbuh berkembangnya sisi manusia dalam berorganisasi.
Sosok manusia merupakan sosok yang tumbuh dan berkembangnya saling memberikan
manfaat, baik secara spiritual maupun intelektual, baik secara rohani maupun jasmani.
Yang keduanya berperan penting dalam menumbuhkembangkan manajemen dan
organisasi.
Secara spesifik ada beberapa unsur daya potensi manusia yang dapat
ditumbuhkembangkan. Faktor/ unsur tersebut yaitu :
1. Unsur rasa ( feeling )
2. Unsur hati ( deep feeling )
3. Unsur akal ( frame thinking )
4. Unsur keinginan diri (motive, desire, motivation )
Ketidak berfungsinya unsur daya potensi ini mengakibatkan gejolak dalam diri manusia
yang bersangkutan. Sehingga dalam setiap arah dari sisi pengambil keputusan itu
sendiri tak pernah tepat, sehingga berujung pada konflik manajemen seperti perselisihan
ketenagakerjaan, ketidak puasan kerja, stress, mogok kerja, tingginya kecelakaan kerja,
tingginya konflik antara manajemen dan karyawan, dan sebagainya.
7
Ada beberapa metode rekruitmen yang seringkali dipakai untuk menentukan imbalan
pada para pekerja. Metode tersebut, yaitu :
1. Merid system
Yaitu metode yang didasarkan atas prestasi. Hanya yang memiliki kecakapan dan
kemampuan sajalah yang diterima seleksi dalam hal ini yang menerima imbalan.
2. Nepotism
Yaitu metode dalam rekruitmen atau juga biasa dipakai untuk memberikan imbalan
karena factor segolongan atau memiliki hubungan lain yang disetarakan dengan itu.
3. Spoil system
Yaitu metode rekruitmen yang didasarkan atas faktor keluarga atau kekerabatan atau
disetarakan dengan hal tersebut.
Biasa diberikan pengertian yang menyangkut norma yang dianut oleh seluruh anggota
organisasi dari atasan hingga anggota organisasi yang paling bawah. Pembentuk
kebudayaan bisa dari pemilik organisasi, manajemen, anggota, serta visi dan misi
manajemen.
Lingkungan Eksternal
1. Lingkungan organisasi
2. Suplier / bahan baku
3. Market / pasar
4. Teknologi
5. Perekonomian
6. Lembaga keuangan
7. Hukum
8. Masyarakat
8
3. Lingkungan yang dinamis, Yaitu lingkungan yang mempunyai potensi
mempengaruhi organisasi, senantiasa berubah dengan frekuensi yang cepat.
Sehingga perlu organisasi mengantisipasinya dengan cepat dan sesuai.
a. Identifikasi masalah
b. Diagnosis masalah
c. Penetapan tujuan
d. Pembuatan keputusan
e. Perencanan
f. Pengorganisasian
g. Pengkoordinasian
h. Pendelegasian
i. Pengkomunikasian
j. Kerja dengan kelompok-kelompok
k. Penilaian
1. Perencanaan (planning)
2. Pengorganisasian (Organizing)
3. Pengerahan (Leading)
4. Pengawasan (Controlling)
D. TUJUAN MANAJEMEN
Efektivitas
Efisiensi
9
Kedua, manajemen itu dilakukan dalam rangka mencapai efisiensi dalam
pelaksanaan setiap program.
Produktivitas
Adalah perbandingan terbaik antara hasil yang diperoleh(output) dengan jumlah sumber
yang dipergunakan(input) produktivitas dapat dinyatakan secara kaulitas maupun
kuantitas.
Kualitas
Menunjukan kepada suatu ukuran penilaian atau penghargaan yang diberikan atau
dikenakan kepada barang(products) dan/jasa (services) tertentu berdasarkan
pertimbangan objektiv atas bobot dan/atau kinerja(Pfeffer end Coote, 1991). Jasa atau
produk tersebut harus menyamai atau melebihi kebutuhan atau harapan pelangannya.
10
BAB 2
SEPUTAR SEKOLAH DASAR DI INDONESIA
Sekolah dasar tidak ubahnya sebagai sebuah institusi atau lembaga. sekolah
mengemban misi tertentu yaitu melakukan proses edukasi, proses sosialisasi, dan proses
transformasi anak didik, dalam rangka mengantarkan mereka siap mengikuti pendidikan
pada jenjang berikutnya. Oleh karena demikian misinya, maka sekolah dasar dapat
dikategorikan sebagai institusi atau lembaga pendidikan. Sebagai institusi atau lembaga
pendidikan, sekolah dasar menyelenggarakan berbagai aktivitas pendidikan bagi anak
didik dan melibatkan banyak komponen, sehingga aktivitas maupun komponen
pendidikan di sekolah dasar menuntut adanya manajemen yang baik dalam rangka
mencapai tujuan institusional sekolah dasar.
Secara garis besar aktivitas pendidikan di sekolah dasar, baik negeri maupun swasta
dapat dibagi menjadi tiga kelompok. Pertama, aktivitas pembelajaran kurikuler, seperti
pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PKN), pembelajaran
Pendidikan Agama (PA), pembelajaran Bahasa Indonesia (BI), pembelajaran
Matematika (Mat), pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS); pembelajaran Kerajinan Tangan dan Kesenian (Kertakes),
pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (Penjaskes), pembelajaran Muatan
Lokal (Mulok). Kedua, aktivitas pembelajaran ekstrakurikuler, seperti kegiatan
pramuka, usaha kesehatan sekolah (UKS), olah raga, kesenian, dan patroli keamanan
sekolah (PKS). Ketiga aktivitas pembelajaran lainnya dalam bentuk upacara bendera
yang diselenggarakan pada setiap hari senin dan senam pagi. Namun semua aktivitas
pembelajaran harus dipadukan sedemikian rupa dan diarahkan kepada pencapaian satu
tujuan, tepatnya tujuan institusional sekolah dasar. Demikian pula, agar antara aktivitas
pembelajaran satu dan lainnya tidak tumpang tindih, dan fasilitas sekolah dapat
didayagunakan secara optimal maka sekolah dasar menuntut adanya manajemen yang
baik. Di sinilah letak pentingnya manajemen yang baik di sekolah. Tampaknya, tidak
ada kesuksesan penyelenggaraan pendidikan di sekolah dasar tanpa adanya manajemen
yang baik di dalamnya.
11
Pelaksanaan semua aktivitas pembelajaran di atas dilibatkan banyak komponen, tidak
saja komponen manusia melainkan juga komponen bukan manusia. Komponen manusia
di sekolah dasar cukup banyak. Dalam kondisi normal komponen manusia sekolah
dasar terdiri dari seorang kepala sekolah, enam orang guru kelas, seorang guru mata
pelajaran Pendidikan Agama, seorang guru mata pelajaran Pendidikan Jasmani dan
Kesehatan, dan seorang pesuruh sekolah. Jadi secara keseluruhan terdapat sepuluh
personil sekolah dasar. Sedangkan komponen bukan manusia di sekolah dasar terdiri
dari enam ruang kelas, satu ruang kepala sekolah yang juga difungsikan sebagai ruang
administrasi, buku teks, buku penunjang, buku bacaan, berbagai alat peraga, dan uang.
Agar dapat didayagunakan secara optimal dalam mencapai tujuan institusional sekolah
dasar, semua komponen tersebut dikelola dengan sebaik-baiknya. Semakin banyak
personil dan fasilitas yang didayagunakan semakin menuntut adanya manajemen
sekolah dasar yang baik.
12
diharapkan sekolah dasar menjadi lembaga pendidikan yang baik dalam segala
aspek.
1. SD Konvensional
2. SD Percobaan
3. SD Inti
4. SD Kecil
5. SD Satu Guru
6. SD Pamong
7. SD Terpadu
SD. Konvesional
SD percobaan
SD Inti
SD Inti pada dasarnya sama dengan SD Konvensional, hanya saja sekolah dasar ini
ditunjuk sebagai pusat pengembangan sekolah dasar lain disekitarnya pada tingkat
gugus. Dalam rangka pengembangan sekolah dasar disekitarnya. SD Inti ini dilengkapi
dengan satu ruang Kelompok Kerja Guru(KKG), satu ruang perpustakaan sekolah, dan
satu ruang serbaguna.
SD Kecil
SD Kecil pada umumnya terdapat di daerah terpencil dengan sistem pendidikan yang
berbeada dengan SD Konvensional. Jumlah siswa maksimal hanya 60 orang (kelas 1
sampai dengan 4 kelas) dengan dua orang guru kelas dan satu orang kepala sekolah.
Proses belajar mengajar diselenggarakan dengan menggunakan modul, pengabungan
kelas,dan tutor sebaya.
SD Satu Guru
SD Satu Guru adalah sekolah dasar yang pada umumnya terdapat di daerah terpencil
dengan sistem pendidikan yang berbeda dengan SD Konvensional, jumalah siswanya
maksimal hanya 30 orang (kelas 1 sampai dengan kelas 4) dengan satu orang guru kelas
13
yang sekaligus merangkap sebagai kepala sekolah. Proses belajar mengajar
diselengarakan dengan mengunakan modul, pengabungan kelas, dan tutor sebaya.
SD Pamong
SD Terpadu
SD Terpadu adalah sekolah dasar yang menyelenggarakan pendidikan anak normal dan
penyandang cacat maupun normal secara bersama-sama dengan mengunalkan
kurikulum sekolah dasar konvisional
Undang-Undang Dasar ( UUD ) 1945. Bab XII pasal 31 ayat (2) ditegaskan bahwa
pemerintah mengusahakan menyelenggarakan sistem pendidikan nasional yang diatur
dengan undang-undang.
Dalam buku I Kurikulum Pendidikan Dasar tahun 1994 dijelaskan bahwa pendidikan
dasar bertujuan memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk
mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara
dan anggota umat manusia serta mempersiapkan siswa untuk mengikuti pendidikan
menengah.
14
E. APA SAJA KOMPONEN SEKOLAH DASAR
yaitu meliputi keseluruhan personel, misalnya kepala sekolah, guru dan pesuruh.
Dalam kondisi normal, personel sekolah dasar terdiri dari seorang guru mata pelajaran
pendidikan agama, seorang guru mata pelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan, dan
seorang pesuruh sekolah.
Material : SDM:
Kurikulum, Kepala sekolah, guru, dan
Gedung, alat pesuruh
peraga,
Dana, dll
Anak siap
memasuki
PROSES pendidikan
PENDIDIKAN selanjutnya
SISWA
Lingkungan :
Orang Tua Masyarakat Penda/Dinas
2. Masukan Material
3. Masukan Lingkungan
4. Proses Pendidikan
15
a. Upacara Bendera
b. Senam Pagi
c. Kegiatan Kurikuler
d. Kegiatan Ekstra Kurikuler
e. Kegiatan pendisiplinan siswa, dll
Siswa. Merupakan komponen mentah. Artinya setiap siswa dengan segala karakteristik
awalnya merupakan subjek yang akan dididik melalui berbagai kegiatan pembelajaran
di sekolah sehingga menjadi keluaran atau lulusan sebagaimana diharapkan.
Sekolah satu bentuk pendidikan dasar, sekolah dasar merupakan satuan pendidikan
yang paling penting keberadaannya(Collier dkk.,1971). Setiap orang mengakui bahwa
tanpa menyelesaikan pendidikan pada sekolah dasar atau yang sederajat.Berikut
diuraikan pentingnya sekolah dasar dalam perspektif yuridis, teoritik, dan global.
1. Perspektif Yuridis
Apabila didasarkan pada PP Nomor 28 Tahun 1990, khususnya pasal 3, di sini ada dua
fungsi sekolah dasar. melalui sekolah dasar anak didik dibekali kemampuan dasar,
Sekolah Dasar merupakan satuan pendidikan yang memmberikan dasar-dasar untuk
mengikuti pendidikan pada jenjang berikutnya.
2. Perspektif Teoritik
Menurut Stoops dan Johnson (1967), yaitu bahwa pendidikan. Keberhasilan seorang
anak didik mengikuti pendidikan disekolah menengah dan pergurun tinggi sangat
ditentukan oleh keberhasilan dalam mengikuti pendidikan disekolah dasar.
3. Perpestik Global
Besarnya peranan pendidikan di sekolah dasar sangat disadari oleh semua negara di
dunia dengan semakin meningkatnya investasi pemerintah pada sektor pendidikan dasar
tersebut.
16
BAB 3
SEKOLAH DASAR YANG BAIK
Sebagai satuan pendidikan sekolah dasar tidak ubahnya sebagai sebuah institusi atau
lembaga, dalam hal ini lembaga pendidikan yang mengemban misi tertentu dalam
rangka mencapai tujuan kelembagaan (tujuan institusi pendidikan). Oleh karena itu,
sekolah dasar dapat dikatakan bermutu baik apabila mampu mengemban misinya dalam
rangka mencapai tujuan kelembagaannya.
1. Model Tujuan
Model tersebut didasarkan pada pandangan tradisional tentang keefektifan organisasi.
Dimana, organisasi dikatakan efektif apabila ia mcapai tujuan yang telah ditetapkan
(Sergiovanni, 1987). Sehingga pengukurannya melalui melihat tujuan operasional yang
telah dicapai organisasi ( Daft and Steers, 1986 ). Sekolah pada dasarnya merupakan
sebuah organisasi. Dengan demikian sekolah dapat dikatakan baik apabila mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
2. Model Sistem
Model tersebut berdasarkan kepada konsep sistem terbuka, biasa digunakan khususnya
oleh para analisis yang memandang sebuah organisasi sebagai sebuah sistem terbuka
yang terdiri dari masukan, transformasi dan keluaran.( Hoyand Miskel : 1982 ).
Dimana, keefektifan organisasi dilihat bukan dari tingkat pencapaian tujuannya
sebagaimana dalam perspektif model tujuan malainkan konsistensi internal, efisiensi
penggunaan semua sumber yang ada, dan kesuksesan dalammekanisme kerjanya.
17
Menurut Teori Parsons ( 1960 )
a. Adaptasi
b. Pencapaian tujuan
c. Integrasi, dan
d. Latensi
Dua orang pakar lainnya yang pernah mengemukakan secara lengkap, dengan
mengkombinasikan model tujuan dan model sistem entang indikator sekolah yang baik
adalah Postman and Weingartner ( 1979 ). Fungsi yang tidak boleh tidak harus dimiliki
setiap sekolah. Fungsi – fungsi esensial tersebut adalah :
a. Penstrukturan waktu
b. Penstrukturan aktivitas yang harus diikuti siswa
c. Pendefinisian kecerdasan, kemampuan intelektual, prestasi, dan perilaku yang
baik
d. Penilaian
e. Pemisahan peran dan tanggung jawab antara guru dan siswa
f. Pertanggung jawaban.
Dengan demikian sekolah dasar dapat dikatakan baik apabila menghasilkan lulusan
terdidik (berbudi pekerti luhur), mencapai kedewasaannya secara mental maupun
ssosial dan memiliki berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi, yang membuatnya siap
memasuki sekolah lanjutan tingkat pertama
Dalam menghasilkan lulusan yang dikehendaki tersebut maka perlu melalui Proses
Edukasi, Proses Sosialisasi dan Proses Transformasi yang baik pula dalam bentuk
proses belajar mengajar yang bermutu. Menurut Direktorat TK dan SD ( 1997 ) ada
lima komponen yang menetukan mutu pendidikan, yaitu :
18
3. Buku dan sarana belajar yang memadai dan selalu dalam kondisi yang siap
pakai
4. Fisik dan penampilan sekolah yang baik
5. Partisipasi aktif masyarakat
Keterkaitan kelima komponen dalam rangka menghasilkan sekolah yang baik dapat
dilihat pada gambar 2.1. yang menunjukan bahwa direktorat TK dan SD, dan
menengah, Departemen pendidikan dan kebudayaan, beranggapan bahwa sekolah dasar
bermutu akan dapat terwujud jika kegiatan belajar mengajar yang berlangsung
disekolah tersebut bermutu, dan kegiatan belajar mengajar yang bermutu itu ini
ditunjang oleh beberapa komponen, yaitu manajemen yang bermutu, mengadaan dan
pemanfaatan buku dan sarana belajar yang bermutu, keberadaan fisik dan penampilan
sekolah yang bermutu serta partisipasi masyarakatyang tinngi.
2
Manajemen
3
Buku dan
Sarana Belajar
1 SD BERMUTU
Kegiatan Belajar HASIL
Mengajar BERMUTU
4
Fisik Sekolah
5
Partisipasi
Masyarakat
19
siswa untuk mengembangkan kemampuan bernalar melalui kegiatan mengamati,
merumuskan dugaan awal, melakukan percobaan pengujian dan menarik kesimpulan,
ini diperlukan kemampuan seorang guru untuk mengelola kegiatan belajar mengajar
tersebut atau diperlukan guru yang profesianal.
Manajemen Kelas
Yaitu bagaimana cara mengatur siswa di dalam kelas yang bervariasi untuk dapat
meningkatkan proses pembelajaran siswa secara aktif
Manajemen Sekolah
Manajemen Sekolah ini lebih ditujukan kepada kepala sekolah dasar untuk dapat
meningkatkan kemampuannya mengelola srekolah dasar yang dipimpinnya.
Manajemen Gugus
Sarana dan prasaran merupakan unsur esensial yang tidak dapat diabaikan dalam dalam
rangka meningkatkan meningkatkan mutu pembelajaran. Kegiatan belajar mengajar
sulit untuk dipelihara mutunya apabila tifdak ditunjang dengan buku dan sarana belajar
yang memadai.
Buku yang seharusnya ada atau disediakan disekolah dasar terdiri atas buku
pelajaranatau buku teks, buku bacaan, dan buku pegangan(buku sumber)
20
a. Buku Teks
Buku teks terdiri dari atas buku teks pokok (disediakan oleh
pemerintah/departemen pendidika dan kebudayaan) dan buku teks penunjang (
yang dibeli oleh siswa menurut kebutuhannya).
b. Bacaan
Buku bacaan adalah selain buku teks yang dipergunakan untuk mendorong
minat baca siswa
c. Buku Sumber/Pegangan
Buku-buku selain buku teks dan buku bacaan, biasanya dijadikan sebagai bagi
guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran.
Sekolah didorong untuk menyediakan ruang guru, di mana guru dapat beristirahat dan
menyimpan barang-barangnya serta dapat digunakan untuk konsultasi antar guru.
21
BAB 4
SEKOLAH DASAR BERWAWASAN
KEUNGGULAN
Sejak tahun 1993 Bangsa Indonesia memasuki era baru, era Pembangunan
jangka Panjang Kedua (PJP II). Banyak kegiatan pembangunan telah diupayakan
bangsa indonesia selama PJP II dan mencapai keberhasilan yang sangat mengebirakan.
Banyak indikasi keberhasilan PJP I, namun masih banyak tantangan yang dihadapi
bangsa Indonesia sela era PJP II. Disatu sisi, kenyataan menunjukan bahwa PJP I belum
dapat menyelesaikan masalah berkenaan dengan sumber daya manusia, misalnya
masalah ketenagakerjaan.
1. Sekolah Unggulan
22
memenuhinya. Secara teknis, pembangan sekolah unggulan menuntut adanya tenaga
professional dan fasilitas yang memadai.
2. Kelas Unggulan
Mempersiapkan siswa yang cerdas, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa. Memiliki budi pekerti yang luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan serta
sehat jasmani dan rohani.
Memberikan kesempatan pada siswa yang memiliki kecerdasan diatas rata – rata
normal untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan
potensinya.
Memberikan kesempatan kepada siswa agar lebih cepat mentransfer ilmu pengetahuan
dan teknologi yang diperlukan sesuai dengan perkembangan pembangunan
a. Siswa peserta kelas unggulan adalah siswa yang bersekolah di SD inti dan imbas
pada gugusnya
b. Siswa peserta kelas unggulan adalah siswa pada jenjang kelas tinggi ( dapat
dimulai pada kelas 5) pada tahun ajaran baru.
c. Siswa peserta kelas unggulan adalah siswa yang berprestasi disekolahnya dan
memiliki rangking satu sampai dengan sepuluh terutama pada semester 2 di kelas 3
d. Lulus seleksi tes kemampuan Akademik dan Kesehatan (untuk keperluan ini perlu
disediakan seleksi yang telah terstandar).
e. Memiliki bakat dan berprestaasi yang konsisten sejak kelas 1 sampai dengan kelas
3 melaui rekomendasi pengamatan dan tes psikologi
f. Mendapatkan kesempatan kepala sekolah tempat asal siswa bersekolah
g. Mendapatkan izin termasuk dari orang tua/wali siswa yang isinya bersedia patuh
mengikuti tata tertib penyelenggaraan kelas unggulan
h. Bersedia dikembalikan pada kelas/sekolah semula (sebelum direkrut/dipilih masuk
kelas unggulan) apabila pada setiap akhir tahun ajaran tidak mampu menunjukan
keberhasilan prestasi belajarnya sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.
23
3. Pembelajaran Unggulan
Ada tiga indicator pembelajaran unggulan yang direkomendasikan melalui buku ini.
pertama, pembelajaran dikatakan unggulan apabila dapat melayani semua siswa (bukan
hanya pada sebagian siswa). Kedua, dalam pembelajaran unggulan semua anak
mendapatkan pengalaman belajar semaksimal mungkin. Namun, indicator ketiga,
walaupun semua siswa mendapatkan pengalaman belajar maksimal, prosesnya sangat
bervariasi bergantung pada tingkat kemampuan anak yang bersangkutan.
Kegiatan evaluative guru berbentuk upaya gurur secara kontinu menilai proses
keberhasilan pembelajaran yang dikembangkannya. Guru secara kontinu menganalisis
kelebihan dan kelemahan materi pendekatan, metode teknik, strategi, dan media
pembelajaran yang digunakan dalam membelajarkan murid.
24
BAB 5
KONSEP MANAJEMEN SD
Sekolah Dasar tidak ubahnya sebagai sebuah institusi atau lembaga. Sebagai
sebuah institusi atau lembaga, sekolah mengemban misis teretentu, yaitu melakukan
proses edukasi, proses sosialisasi, dan proses transformasi anak didik, dalam rangka
mengantarkan mereka siap mengikuti pendidikan pada jenjang berikutnya, yaitu
sekolah lanjutan tingkat pertama. Sebagai institusi atau lembaga pendidikan, sekolah
dasar menyelanggarakan berbagai aktivitas pendidikan bagi anak didik dan melibatkan
banyak komponen, sehingga aktivitas maupun komponen pendidikan di sekolah dasar
menuntut adanya manajemen yang lebih baik dalam rangka mencapai tujuan
institusional sekolah dasar.
1. Aktivitas Pendidikan
Secara garis besar, aktivitas pendidikan di sekolah dasar, baik negeri maupun swasta,
dapat dibagi menjadi tiga kelompok. Pertama, aktivitas pembelajaran kurikuler seperti
pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan ( PPKn), pembelajaran
Pendidikan Agama (PA), pembelajaran Bahasa Indonesia (BI), pembelajaran
Matematika (Mat), pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS), pembelajaran Kerajinan Tangan dan Kesenian (Kertakes),
pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (Penjaskes), Pembelajaran Muatan
Lokal (Mulok), Kedua, aktivitas pembelajaran ekstrakulikuler, seperti kegiatan
Pramuka, Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), olahraga, kesenian dan Patroli Keamanan
Sekolah (PKS). Ketiga, aktivitas pembelajaran lainnya adalah upacara bendera yang
diselenggarakan pada setiap hari senin dan senam pagi.
2. Komponen Sekolah
Komponen manusia di sekolah dasar cukup banyak. Dalam kondisi normal komponen
manusia sekolah dasar terdiri atas seorang kepala sekolah, enam orang guru kelas,
seorang guru mata pelajaran pendidikan agama, seorang guru Penjaskes, dan seorang
pesuruh sekolah. Sedangkan komponen bukan manusia disekolah dasar terdiri atas
enam ruang kelas, satu ruang kepala sekolah yang juga difungsikan sebagai ruangan
administrasi, buku teks, buku penunjang, buku bacaan, berbagai alat peraga dan uang.
25
sekolah dasar selaku administrator bersama atau melebihi orang lain berupaya mencapai
tujuan institusional sekolah dasar secara efisien.
Manajemen sekolah dasar merupakan proses, dalam arti serangkaian kegiatan yang
diupayakan kepala sekolah bagi kepentingan sekolahnya.
Rangkaian kegiatan dupayakan oleh kepala sekolah bersama orang lain dan atau
melalui orang lain, misalnya guru dan mendayagunakan semua fasilitas yang ada.
Tujuan manajemen sekolah dasar adalah mencapai tujuan institusional sekolah dasar,
yaitu memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan
kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga Negara dan anggota umat
manusia serta mempersiapkan siswa untuk mengikuti pendidikan menengah.
Semua Orang yang dilibatkan atau fasilitas yang digunakan. Agar mencapai
tujuan secara efektif dan efisien. Namun para pakar administrasi pendidikan telah
mencoba mengklasifikasi komponen – komponen terbatas menjadi beberapa gugusan
subtansi, yaitu gugusan – gugusan subtansi kurikulum atau pembelajaran, kesiswaan,
kepegawaian, sarana dan prasarana, keuangan, lingkungan masyarakat, dan layanan
teknis.
a. Komponen kurikulum atau pembelajaran mencakup kegiatan intrakulikuler dan
kegiatan ekstrakulikuler.
b. Komponen kesiswaan mencakup kegiatan peneriman siswa baru,
pengelompokan siswa, sampai dengan pelulusan siswa.
c. Komponen kepegawaian mencakup kepala sekolah, guru kelas, guru mata
pelajaran agama Islam, guru mata pelajaran Penjaskes, serta pesuruh sekolah.
d. Komponen sarana dan prasarana mencakup lahan sekolah, gedung, alat peraga,
perabot, buku paket, dan buku pelengkap.
e. Komponen keungan mencakup : keuangan dari subsidi pemerintah, biaya
operasioanal pendidikan, uang BP3, dan sumbangan masyarakat.
f. Komponen masyarakat mencakup hubungan sekolah dengan masyarakat, seperti
orang tua siswa, tokoh masyarakat, warga masyarakat, organisasi sosial
kemasyarakatan, dan lembaga pemerintah maupun swasta.
g. Komponen layanan teknis mencakup Unit Kesehatan Sekolah, asrama siswa,
antarjemput siswa dan makan siang.
a. Manajemen pembelajaran
b. Manajemen kesiswaan
c. Manajemen kepegawaian
d. Manajemen sarana dan prasarana pendidikan
e. Manajemen keuangan
f. Manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat dan
g. Manajemen layanan khusus
26
Dalam konteks sekolah dasar di Indonesia kegiatan manajemen sekolah dasar dapat
dirinci sebagai berikut :
Manajemen Pembelajaran :
1. Perencanaan
2. Pengorganisasian
3. Pengerahan
4. Pengawasan
Manajemen Kesiswaan
1. Perencanaan
27
2. Pengorganisasian
3. Pengerahan
4. Pengawasan
a. Pemantauan siswa
b. Penilaian siswa
Manajemen kepegawaian
1. Perencanaan
2. Pengorganisasian
3. Pengerahan
4. Pengawasan
1. Perencanaan
28
2. Pegorganisasian
3. Pengerahan
4. Pengawasan
Manajemen Keuangan
1. Perencanaan
2. Pengorganisasian
3. Pengerahan
4. Pengawasan
Manajemen Humas
1. Perencanaan
2. Pengorganisasian
29
3. Pengerahan
4. Pengawasaan
1. Perencanaan
2. Pengorganisasian
3. Pengerahan
4. Pengawasan
30
BAB 6
HUBUNGAN SEKOLAH DENGAN MASYARAKAT
Semakin majunya perkembangan jaman, serta tumbuh kembangnya masyarakat
atas desakan kebutuhan lembaga untuk semakin perkembang guna menjawab tantangan
serta kebutuhan masyarakat sehingga pada gilirannya masyarakat akan menentukan
pilihan lembaga mana yang layak untuk diberikan kepercayaan mendidik masyarakat
peserta didik.
Istilah hubungan dengan masyarakat dikemukakan pertama kali oleh presiden Amerika
Serikat, Thomas Jefferson tahun 1807 dengan istilah Public Relations. Adapun
pengertian hubungan dengan masyarakat menurut Abdurrachman ialah kegiatan untuk
menanamkan dan memperoleh pengertian, good will, kepercayaan, penghargaan dari
publik suatu badan khususnya dan masyarakat pada umumnya ( Suryusubruto, 2004 :
155 )
31
3. Tujuan Hubungan Sekolah Dengan Masyarakat
Adapun tujuan yang lebih kongkrit hubungan sekolah dan masyarakat antara lain :
Komite Sekolah
Komite sekolah adalah badan mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat dalam
rangka meningkatkan mutu, pemerataan dan efisiensi pengelolaan pendidikan di satuan
pendidikan, baik pada pendidikan pra sekolah, jalur pendidkan sekolah maupun jalur
pendidikan diluar sekolah. Tujuan pembentukan komite sekolah adalah :
32
B. IMPLEMTASI DI LAPANGAN
Tujuan komonikasi atau dalam hal ini hubungan sekolah dan masyaraakat yang
dilakukan oleh lembaga selama ini masih bersifat one way traffic commonication
sehingga muncul kesan bahwa lembaga hanya mengharapkan dukungan
masyarakathanya untuk mempertahankan eksistensi kelembagaan semata, bahkan kesan
lain yang muncul kepermukaan bahwa lembaga hanya ingin mendapatkan keuntungan
semata, sementara kebutuhan masyarakat terhadap lembaga kurang diperhatikan.
Jadi komonikasi yang harus dilakukan antara pihak sekolah dan masyarakat melalui
beberapa saluran diantaranya adalah :
33
BAB 7
SUPERVISI PENDIDIKAN
A. KONSEP DASAR SUPERVISI
1. Pengertian Supervisi
Secara Morfologis Supervisi berasal dari bahasa inggris yaitu supervision : Super = atas
dan vision = visi
Secara bahasa
Supervisi pendidikan adalah pembinaan yang berupa bimbIngan atau tuntutan kearah
perbaikan situasi pendidikan pada umumnya dan peningkatan mutu mengajar dan
belajar pada khususnya.
Ross. L ( 1980 ), bahwa sypervisi adalah pelayanan kepada guru-guru yang bertujuan
memberikan perbaikan pengajaran, perbaikan kurikulum atau perbaikan pembelajaran
Sesuai dengan pengertian diatas, maka kegiatan yang dapat disimpulkan dalam
supervisi pendidikan sebagai berikut :
34
personel, pegawai, atau karyawan senantiasa merupakan upaya yang terus-menerus
dalam suatunorganisasi.
Negatif ( tidak otoriter, tidak berasas kekuasaan, tidak lepas dari tujuan
pendidikan, bukan mencari kesalahan, tidak boleh terlalu cepat mengharapkan
hasil )
Positif ( konstruktif dan kreatif, sumber secara kolektif bukan supervisor sendiri,
profesional, sanggup mengembangkan potensi guru, progresif,
mempertimbangkan kesanggupan supervied, sederhana dan informal
a. Menyelenggarakan inspeksi
Data tersebut kemudian diolah dan dijadikan bahan penelitian dengan cara ini
dapat ditemukan teknik dan prosedur yang efektif sebagai keperluan
penyelenggaraan pemberian bantuan kepada guru, sehingga suvervisi dapat
berhasil dengan memuaskan.
35
- Merumuskan pola perbikan yang ada standar untuk pemekaian yang lebih
luas.
c. Penilaian
d. Latihan
e. Pembinaan
a. Membina kepala sekolah dan guru untuk lebih memahami tujuan pendidikan
yang sebenarnya dan peranan sekolah mencapai tujuan itu.
b. Memperbesar kesanggupan kepala sekolah dan guru untuk mempersiapkan
peserta didiknya menjadi anggota masyarakat yang efektif.
c. Membantu kepala sekolah dan guru mengadakan diagnosis secara kritis terhadap
aktivitas dan kesulitan mengajar serta menolong mereka merencanaka perbaikan.
d. Meningkatkan kesadaran kepala sekolah dan guru serta warga sekolah lainya
terhadap tata kerja yang demokratis dan kooperatif, serta memperbesar kesediaan
untuk tolong-menolong.
e. Memperbesar ambisi guru untuk meningkatkan mutu layananya secara maksimal
dalam bidang keahlianya (profesi).
f. Membantu pimpinan sekolah untuk mempopulerkan sekolah kepada masyarakat
dalam mengembangkan program-program pendidikan.
g. Membantu kepala sekolah dan guru untuk dapat mengevaluasi aktifitasnya.
h. Mengembangkan ‘esprit de corps’ guru yaitu adanya rasa persatuan dan kesatuan
(kolegalitas) antar guru.
Beberapa teknik supervise yang dapat digunakan suvervisor pendidika antara lain;
36
e. Pertemuan-pertemuan di kelompok kerja penilik, kelompok kerja kepala
sekolah, serta pertemuan kelompok kerja guru, pusat kegiatan guru.
- Situasi
2. Penyimpulan/penilaian: Dengan cara:
Administrasi kelas
4. Memperhatikan kelemahan/ meningkatkan Dengan cara:
kemampuan dalam hal:
Informasi langsung
- Kelemahan/ kekurangan yang telah
dikemukakan bersama Demokratis
Tugas bacaan
37
5. Bimbingan dan pengembangan: Dengan cara:
Observasi
Diskusi
Sifat-sifat ini dikemukakan oleh Edgar H. Schein (1972: 8-9) sebagai berikut:
38
6. Seorang professional harus berorientasi pada pelayanan klien.
7. Seorang professional mempunyai otonomi dalam bertindak mengenai apa
yang baik bagi klien.
8. Menjadi anggota organisasi profesi yang diseleksi melalui ukuran-ukuran
tertentu, seperti standar pendidikan atau ukuran-ukuran lain yang sejenis.
9. Mempunyai pengetahuan yang spesifik
10. Seorang profesioanal tidak boleh mengiklanklan untuk mendapatkan pasaran
luas.
39
8. Kutang memberikan kesempatan kepada Selalu berusaha melaksanakan tugas
orang lain untuk jadi pemimpin memimpin adalah menimbulkan
kepemimpinan yang dipimpin.
e. Supervisi Kelompok
f. Supervisi Klinis
Acheson dan gall menyatakan supervise adalah proses membina guru untuk
memperkecil jurang antara perilaku mengajar nyata dengan perilaku seharusnya
atau yang ideal.
g. Implementasi di Lapangan
Usaha untuk kelancaran dan keberhasilan pemecahan masalah yang ditempuh dalam
kegiatan supervise oleh kepala sekolah adalah sebagai berikut:
40
BAB 8
MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU BERBASIS
SEKOLAH (MPMBS ) DAN IMPLEMENTASI
MPMB
Seiring dengan perubahan zaman dan tingkat perkembangan masyarakat,
terutam sejak adanya multi krisis yang melanda bangsa indonesia sampai akhirnya
terjadi badai reformasi yang menuntut perbaikan di segala bidang, termasuk pendidikan,
maka reformasi melahirkan format-format baru dalam penataan sistim pendidikan
nasional dengan tidak merubah tujuan utama pendidikan nasional. Format-format baru
tersebut selanjutnya dikenal dengan Undang-Undang (UU) Nomor 22 tahun 1999
tentang Pemerintahan Daerah dan UU Nomor 25 tahun 1999 tentang Pertimbangan
Keuangan Pemerintahan Pusat dan Daerah, serta Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 25
tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai daerah
otonom yang selanjutnya menjadi landasan Yuridis bagi penataan sistim pendidikan
nasional secara keseluruhan. Makna yang terkandung dari ketiga peraturan tersebut
adalah adanya pemberian kewenangan yang luas, nyata dan bertanggung jawab kepada
daerah secara profesional.
41
kepala sekolah dan guru) dan disisi lain memberikan peluang untuk turut serta kepada
masyarakat. Model pengelolaan itu disebut denga istilah ” Manajemen Berbasis
Sekolah ” (School Based Management) disingkat dengan MBS atau SBM.
Namun demikian salah satu kunci sukses untuk mengpenerapkan MBS di tingkat SMA,
selain kemamampuan kepala sekolah mengambil keputusan juga tingkat partisipasi
masyarakat yang tinggi dalam penyelenggara pendidikan di sekolah, sebagaimana yang
dikemukakan oleh N.A Ametembun (1994: bahwa:
Konsep peran serta ini menunjukkan suatu keadaaan yang ada dab telah dilakukan,
namun perl ditingkatkan secara lebih baik, termasuk peninggkatan masyarakat dalam
bidang pendidikan. Memang secara yuridis keterlibatan masyarakat dalam
penyelanggaraan pendidikan telah ada, namun dala, konteks MBS hal tersebut perlu
terus ditingkatkan mengingat kunci keberhasilan penyelenggaraan pendidikan salah
satunya ditentukan oleh tingkat partisipasi masyarakat. Pasal 31 UUD 1945 menyatakan
bahwa:
42
A. DEFINISI MPMBS
MPMBS
Otonomi Sekolah
Dalam
Perencanaan
Pengorganisasian
Pelaksanaan
Pengawasan
Untuk
43
C. TUJUAN MPMBS
D. MODEL MPMBS
Menurut Tenner dan De Toro (1992) dalam sebuah bukunya yang berjudul Total
Quality Management memandang bahawa sebenarnya manajemen mutu terpadu
merupakan proses peningkatan mutu secara utuh, dan bila prosesnya dilakukan secara
mandiri maka manajemen mutu terpadu terdiri dari tiga tahap peningkatan mutu secara
kontinu(three steps to continuous improvement), yaitu :
Jadi dalam konteks MPMBS, maka model tersebut dapat diterjamahkan sebagai berikut:
44
Aktivitas-aktivitas yang dimaksud, misalnya, pengadaan buku bacaan, melatih guru,
menambah ruang kelas, menembah fasilitas Komputer, dan sebagainya, secara
keseluruhan harus direncanakan sesuai dengan atau berbasis pada kondisi yang
bersangkutan.
Langkah ketiga, dengan keterlibatan total, berarti dalam rangka keseluruhan proses
peningkatan mutu pendidikan dituntut partisipasi aktif dan mandiri dari semua pihak,
dan masyarakat, partisipasi tersebut baik dalam bentuk pemikiran, tenaga, dan juga
dalam hal keuangan.
E. PROSES MPMBS
MPMBS merupakan sebuah model pengelolaan sekolah yang sangat menuntut adanya
kemandirian seluruh personel sekolah untuk maju denan sendirinya. Oleh karena itu
konsep mengelola sendiri, merencanakan sendiri, mengorganisasi sendiri aktivitas
sekolah, mengarahkan sendiri, dan mengontrol sendiri seluruh program sekolah.
Dengan demikian penerapan, MPMBS tampak diberi wewenang atau otonomi untuk
mertencanakan sendiri, melaksanakan sendiri, dan mengevaluasi sendiri keseluruhan
program kerjanya dengan melibatkan seluruh elemen terkait dengan peningkatan mutu
pendidikan.
MPMBS merupakan suatu model penglolaan sekolah yang sangat menekankan pada
partisipasi seluruh elemen terkait dengan pendidikan mutu pendidikan sekolah. Elemen
45
yang terkait yaitu orang tua siswa, masyarakat umum, tokoh agama,tokoh masyarakat,
tokoh adat, lembaga swadaya masyrakat, perusahaan, lembaga social.
MPMBS merupakan satu model pengelolaan sekolah yang menutut adanya adanya
transparansi keuangan, Transparansi keuangan sangat diperlukan dalam rangka
meningkatkan dukungan orang tua dan masyarakat dalam menyelengarakan seluruh
program pendidikan di sekolah. manajemen keuangan yang professional, termasuk di
dalamnya adalah akuntansi keuangan sekolah.
46
BAB 9
PAMBELAJARAN AKTIF, INOVATIF, EFEKTIF,
KREATIF DAN MENYENANGKAN (PAIKEM)
Buah dari proses pendidikan dan pembelajaran akhirnya akan bermuara pada
lingkungan. Manfaat keberhasilan pembelajaran akan terasa manakala apa yang
diperoleh dari pembelajaran dapat diaplikasikan dan diimplementasikan dalam realitas
kehidupan. Inilah salah satu sisi positif yang melatarbelakangi pembelajaran dengan
pendekatan lingkungan.
Konsep-konsep sains dan lingkungan sekitar siswa dapat dengan mudah dikuasai siswa
melalui pengamatan pada situasi yang konkret. Dampak positif dari diterapkannya
pendekatan lingkungan yaitu siswa dapat terpacu sikap rasa keingintahuannya tentang
sesuatu yang ada di lingkungannya. Seandainya kita renungi empat pilar pendidikan
yakni learning to know (belajar untuk mengetahui), learning to be (belajar untuk
47
menjadi jati dirinya), learning to do (Belajar untuk mengerjakan sesuatu) dan learning
to life together (belajar untuk bekerja sama) dapat dilaksanakan melalui pembelajaran
dengan pendekatan lingkungan yang dikemas sedemikian rupa oleh guru.
Penulis terilhami menuangkan tulisan ini dengan maksud untuk dikembangkan menjadi
visi misi sekolah sebagai prioritas untuk meningkatkan mutu pendidikan. Mudah-
mudahan tulisan singkat ini dapat menjadi bahan masukan bagi para guru untuk
menengok lingkungan sekitar yang penuh arti sebagai sumber belajar dan informasi
yang mendukung tercapainya tujuan pembelajaran secara efektif. Model pendekatan ini
pun relevan dengan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan
(PAIKEM), sehingga pada gilirannya dapat mencetak siswa yang cerdas dan cinta
lingkungan.
Siswa boleh saja berpikir secara global, tetapi mereka harus bertindak secara lokal.
Artinya, setiap orang/siswa perlu belajar apa pun, bahkan mencari hikmah dari berbagai
macam pengalaman bangsa-bangsa lain di seluruh dunia, namun pengetahuan tentang
pengalaman bangsa-bangsa lain tersebut dijadikan sebagai pembelajaran dalam
tindakan di lingkungan secara lokal. Dengan cara kerja seperti itu, kita tidak perlu
melakukan trial and error yang berkepanjangan, melainkan kita belajar dari kesalahan-
kesalahan orang lain, sementara kita sekadar meneruskan kerja dari paradigma yang
benar.
Bekerja dan belajar yang berbasis lingkungan sekitar memberikan nilai lebih, baik bagi
si pembelajar itu sendiri maupun bagi lingkungan sekitar. Katakanlah belajar ilmu
sosial atau belajar ekonomi, maka lingkungan sosial dan ekonomi sekitar dapat menjadi
laboratorium alam. Pembelajaran ini dapat dilakukan sembari melakukan
pemberdayaan (empowering) terhadap kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat,
sementara si pembelajar dapat melakukan proses pembelajaran dengan lebih baik dan
efisien. Mohamad Yunus, penerima Nobel asal Bangladesh adalah orang yang banyak
belajar berbasis lingkungan untuk mengembangkan ekonomi. Dengan mendirikan
Grameen Bank, dia belajar sekaligus memberdayakan masyarakat sekitar.
A. Dasar Pemikiran
48
B. Pengertian PAIKEM
PAIKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus
menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan,
dan mengemukakan gagasan.
Kreatif dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga
memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Menyenangkan adalah suasana belajar-
mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh
pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya (“time on task”) tinggi.
Menurut hasil penelitian, tingginya waktu curah perhatian terbukti meningkatkan hasil
belajar. Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran
tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses
pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran
yang harus dicapai. Jika pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak
efektif, maka pembelajaran tersebut tak ubahnya seperti bermain biasa.
2. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam membangkitkan
semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk
menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa.
3. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih
menarik dan menyediakan ‘pojok baca’
4. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara
belajar kelompok.
49
5. Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu
masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkam siswa dalam menciptakan
lingkungan sekolahnya.
PAIKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi selama KBM. Pada saat
yang sama, gambaran tersebut menunjukkan kemampuan yang perlu dikuasai guru
untuk menciptakan keadaan tersebut. Berikut adalah tabel beberapa contoh kegiatan
KBM dan kemampuan guru yang besesuaian.
Memecahkan masalah
Mencari informasi
Menulis laporan/cerita/puisi
Gambar
Studi kasus
Nara sumber
Lingkungan
Guru memberi kesempatan Siswa:
kepada siswa untuk
mengembangkan Melakukan percobaan,
keterampilan pengamatan, atau wawancara
Menarik kesimpulan
50
Menulis laporan hasil karya lain
dengan kata-kata sendiri.
Guru memberi kesempatan Melalui:
kepada siswa untuk
mengungkapkan gagasannya Diskusi
sendiri secara lisan atau
tulisan Lebih banyak pertanyaan terbuka
D. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengembangan visi dan misi di atas maka dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran PAIKEM (pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan) salah satu metode pembelajaran berbasis lingkungan. Metode ini
mampu melibatkan siswa secara langsung dengan berbagai pengenalan terhadap
lingkungan. Dengan demikian selama dalam proses pembelajaran akan mengajak siswa
lebih aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
51
lingkungan menghapus kejenuhan dan menciptakan peserta didik yang cinta
lingkungan. Berdasarkan teori belajar, melalui pendekatan lingkungan pembelajaran
menjadi bermakna. Sikap verbalisme siswa terhadap penguasaan konsep dapat
diminimalkan dan pemahaman siswa akan membekas dalam ingatannya. Buah dari
proses pendidikan dan pembelajaran akhirnya akan bermuara pada lingkungan. Manfaat
keberhasilan pembelajaran akan terasa manakala apa yang diperoleh dari pembelajaran
dapat diaplikasikan dan diimplementasikan dalam realitas kehidupan. Inilah salah satu
sisi positif yang melatarbelakangi pembelajaran dengan pendekatan lingkungan. Model
pembelajaran dengan pendekatan lingkungan, bukan merupakan pendekatan
pembelajaran yang baru, melainkan sudah dikenal dan populer, hanya saja sering
terlupakan. Adapun yang dimaksud dengan pendekatan lingkungan adalah suatu strategi
pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan sebagai sasaran belajar, sumber belajar,
dan sarana belajar. Hal tersebut dapat dimanfaatkan untuk memecahkan masalah
lingkungan dan untuk menanamkan sikap cinta lingkungan (Karli dan Yuliaritiningsih,
2002).
52