Anda di halaman 1dari 16

GEOMORFOLOGI

A. Pengertian Geomorfologi

Geomorfologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk permukaan bumi dan perubahan-

perubahan yang terjadi pada bumi itu sendiri. Geomorfologi biasanya diterjemahkan sebagai ilmu

bentang alam. Mula-mula orang memakai kata fisiografi untuk ilmu yang mempelajari tetang ilmu bumi

ini, hal ini dibuktikan pada orang-orang di Eropa menyebut fisiografi sebagai ilmu yang mempelajari

rangkuman tentang iklim, meteorologi, oceanografi, dan geografi. Akan tetapi orang, terutama di

Amerika, tidak begitu sependapat untuk memakai kata ini dalam bidang ilmu yang hanya mempelajari

ilmu bumi saja dan lebih erat hubungannya dengan geologi. Mereka lebih cenderung untuk memakai

kata geomorfologi.

B. Konsep dasar Geomorfologi

10 Konsep dasar geomorfologi yang berada dalam buku Principles of Geomorphology adalah:

Proses-proses fisik dan hukumnya yang terjadi saat ini berlangsung selama waktu geologi,

Struktur geologi merupakan faktor pengontrol yang dominan dalam evolusi bentuk lahan,

Tingkat perkembangan relief permukaan bumi tergantung pada proses-proses geomorfologi yang

berlangsung,

Proses-proses geomorfik terekam pada land forms yang menunjukan karakteristik proses yang

berlangsung,

Keragaman erosional agents tercermin pada produk dan urutan land forms yang terbentuk,

Evolusi geomorfologi bersifat kompleks,

Obyek alam di permukaan bumi umumnya berumur lebih muda dari Pleistosen,

Interpretasi yang sempurna mengenai landscapes melibatkan beragam faktor geologi dan perubahan

iklim selama Pleistosen,

Apresiasi iklim global diperlukan dalam memahami proses-proses geomorfik yang beragam, dan
Geomorfologi, umumnya mempelajari land forms / landscapes yang terjadi saat ini dan sejarah

pembentukannya.

C. Proses Geomorfologi.

Proses geomorfologi adalah perubahan-perubahan baik secara fisik maupun kimiawi yang dialami

permukaan bumi. Penyebab proses tersebut yaitu benda-benda alam yang kita kenal dengan nama

geomorphic agent, berupa air dan angin. Keduanya merupakan ad penyebab yang dibantu dengan

adanya gaya berat, dan keseluruhannya bekerja bersama-sama dalam melakukan perubahan terhadap

permukaan muka bumi. Tenaga-tenaga perusak ini dapat kita golongkan dalam tenaga asal luar

(eksogen), yaitu yang datang dari luar atau dari permukaan bumi, sebagai lawan dari tenaga asal dalam

(endogen) yang berasal dari dalam bumi. Tenaga asal luar pada umumnya bekerja sebagai perusak,

sedangkan tenaga asal dalam sebagai pembentuk. Kedua tenaga inipun bekerja bersama-sama dalam

mengubah bentuk permukaan muka bumi ini.

Pembentukan

Perusakan

Pengangkutan

Tenaga asala dalam

Pembentukan struktur

Pembentukan gunung api

Tenaga asal luar

Gradasi

Pelapukan

Tenaga dari luar bumi

Adanya jatuhan dari meteor

Tenaga asal luar


Pengangkutan bahan

Erosi

Gelombang

D. Ada beberapa terapan geomorfologi menurut Thornbury dalam Sutikno yaitu:

Terapan geomorfologi dalam hidrologi, yang membahas hidrologi di daerah karst dan air tanah daerah

glasial. Masalah hidrologi di daerah karst dapat diketahui dengan baik apabila geomorfologinya

diketahui secara mendalam. Air tanah di daerah glasial tergatung pada tipe endapannya, dan tipe

endapan ini dapat lebih mudah didekati dengan geomorfologi.

Terapan geomorfologi dalam geologi ekonomi, yaitu membahas pendekatan geomorfologi untuk

menentukan tubuh bijih, jebakan residu, mineral epigenetik, dan endapan bijih.

Terapan geomorfologi dalam keteknikan, aspek keteknikan yang dibahas meliputi jalan raya, penentuan

pasir, dan kerakal, pemilihan situs bendungan dan geologi militer. Terapan geomorfologi dalam

keteknikan ini semua aspek geomorfologi dipertimbangkan

Terapan geomorfologi dalam ekplorasi minyak, banyak unsur-unsur minyak di AS yang ditentukan

dengan pendekatan geomorfologi terutama bentuklahan termasuk topografi, untuk mengenal struktur

geologi dalam penentuan terdapatnya kandungan minyak.

Terapan geomorfologi dalam bidang lain, yaitu menyangkut pemetaan tanah, kajian pantai, dan erosi.

E. Ringkasan

Geomorfologi bukan hanya sekedar mempelajari bentuk lahan yang tampak saja, tetapi juga

mentafsirkan bagaimana bentuk-bentuk tersebut bisa terjadi, proses apa yang mengakibatkan

pembentukan dan perubahan muka bumi. Jadi meliputi bentuklahan (landform), proses-proses yang

menyebabkan pembentukan dan perubahan yang dialami oleh setiap bentuklahan yang dijumpai di

permukaan bumi termasuk yang terdapat di dasar laut/samudera serta mencari hubungan antara

bentuk lahan dengan proses-proses dalam tatanan keruangan dan kaitannya dengan lingkungan.
Dengan demikian bahwa dalam mempelajari geomorfologi terkait pada geologi, fisiografi, dan proses

geomorfologi yang menjadi faktor yang tidak dapat diabaikan dalam perubahan bentuk lahan. Konsep

dasar Geomorfologi perlu dipahami secara baik untuk mempelajari Geomorfologi dalam membantu

mengenal dan menganalisa kenampakan bentuk lahan di permukaan bumi, sehingga pada akhirnya

dapat mengenal peristilahan baik secara deskriptif maupun secara empiris, terutama nanti dalam

melakukan klasifikasi bentuk lahan. Geomorfologi mempunyai peran dan terapan dalam survei dan

pemetaan, survei geologi, hidrologi, vegetasi, penggunaan lahan pedesaan, keteknikan, ekplorasi

mineral, pengembangan dan perencanaan, analisis medan, banjir, serta bahaya alam disebabkan oleh

gaya endogen.

Contoh daerah yang mengalami perubahan bentuk permukaan muka bumi:

Palung laut merupakan bentuk paritan memanjang dengan kedalaman mencapai lebih dari 6.500 meter.

Umumnya palung laut ini merupakan batas antara kerak samudera India dengan tepian benua Eurasia

sebagai bentuk penunjaman yang menghasilkan celah memanjang tegak lurus terhadap arah

penunjaman (Gambar 4).

Gambar 1.3. Satuan geomorfologi palung samudra di sebelah selatan Jawa (PPPGL, 2008).

Beberapa patahan yang muncul di sekitar palung laut ini dapat reaktif kembali seperti yang diperlihatkan

oleh hasil plot pusat-pusat gempa atau episentrum di sepanjang lepas pantai pulau Sumatera dan Jawa.

Sesar mendatar Mentawai yang ditemukan pada Ekspedisi Mentawai Indonesia-Prancis tahun 1990-an

terindikasi sebagai sesar mendatar yang berpasangan namun di berarapa bagian memperihatkan bentuk

sesar naik. Hal ini merupakan salah satu sebab makin meningkatnya tekanan kompresif dan seismisitas

yang menimbulkan kegempaan.

Di bagian barat pulau Sumatera, pergerakan lempeng samudera India mengalibatkan terangkatnya

sedimen (seabed) di kerak samudera dan prisma-prisma akresi yang merupakan bagian terluar dari

kontinen. Sesar-sesar normal yang terbentuk di daerah bagian dalam yang memisahkan prisma akresi
dengan busur kepulauan mengakibatkan peningkatan pasokan sedimen yang lebih besar. Demikian pula

akibat terjadinya pengangkatan tersebut maka morfologi palung laut di kawasan ini memperlihatkan

bentuk lereng yang terjal dan sempit dibandingkan dengan palung yang terbentuk di kawasan timur

Indonesia.

Daerah lain terjadinya geomorfologi yaitu daerah semarang yang merupakan salah satu kota pantai yang

di indonesia. Dikawasan pantainya terdapat berbagai fasilitas publik yang bernilai sangat tinggi, seperti

pelabuhan dan terminal bus antar kota. disamping itu juga terdapat tempat kawasan perumahan yang

bernilai sejarah seperti kawasan kota lama, perumahan mewah, kawasan wisata pantai, permukiman

kumuh, perikanan, sawah, dsb. Kita dapat melihat kondisi geomorfologi dan kondisi kawasan yang

dijumpai pada kota semarang

Gambar 1.4 Tanah Longsor yang terjadi di semarang.

Pada tahun 2001, diperkirakan permukaan air laut naik 1,00 m yang disebabkan oleh berbagai kerusakan

lingkungan hidup, antara lain oleh pemanasan global. Dalam kaitan ini, telah dilakukan pengkajian

wilayah pantai Kota Semarang menggunakan metoda deskriftif melalui identifikasi dan inventarisasi

permasalahan kawasan dan geomorfologi yang ada saat ini untuk mendapatkan dampak atau resiko

terhadap fisik lingkungan wilayah, geomorfologi perairan dan daratan, lingkungan, ekonomi sosial serta

kemungkinan teknik adaptasi manusia pada genangan banjir, yang kelak akan digunakan untuk bahan

penyusunan metoda perhitungan kerugian wilayah, adaptasi dan mitigasi bencana banjir

Berdasarkan dari bencana rob atau banjir, pemda dan masyarakat wilayah pantai Kota semarang sudah

berusaha secara teknologi menghadapi/mengadaptasi bencana banjir melalui penerapan teknologi

sistem drainase yang tepat

.http://imamsubekhan.blogspot.com/2009/12/geomorfologi.html
Bahan bab 2.agen-agen geologi

1. Tenaga Endogen

Tenaga endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi yang menyebabkan

perubahan pada kulit bumi. Tenaga endogen ini sifatnya membentuk permukaan bumi

menjadi tidak rata. Mungkin saja di suatu daerah dulunya permukaan bumi rata (datar)

tetapi akibat tenaga endogen ini berubah menjadi gunung, bukit atau pegunungan. Pada

bagian lain permukaan bumi turun menjadikan adanya lembah atau jurang.

a. Vulkanisme

Vulkanisme adalah semua gejala alam yang terjadi akibat adanya aktivitas magma.

Vulkanisme terjadi karena adanya kegiatan tektonisme. Kegiatan tektonisme ini akan

mengakibatkan retakan-retakan pada permukaan bumi yang menyebabkan aliran lava dari

bagian dalam litosfer ke lapisan atasnya bahkan sampai ke permukaan bumi. Kegiatan

magma itulah yang dinamakan vulkanisme. Hasilnya dapat dilihat pada gunung berapi.

Magma adalah campuran batu-batuan dalam keadaan cair, liat serta sangat panas yang

berada dalam perut bumi. Aktifitas magma disebabkan oleh tingginya suhu magma dan

banyaknya gas yang terkandung di dalamnya sehingga dapat terjadi retakan-retakan dan

pergeseran lempeng kulit bumi. Magma dapat berbentuk gas padat dan cair. Aktivitas

magma menyusup dari lithosfer (kulit bumi). Apabila penyusupan magma hanya sebatas

kulit bumi bagian dalam dinamakan intrusi magma. Sedangkan penyusupan magma

sampai keluar ke permukaan bumi disebut ekstrusi magma.


b. Tektonisme

Tektonisme adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi yang menyebabkan terjadinya

dislokasi (perubahan letak) patahan dan retakan pada kulit bumi serta pada batuan.

Berdasarkan jenis gerakan dan luas wilayah yang mempengaruhinya, tenaga tektonik

dapat dibedakan atas gerak orogenesa dan epirogenesa.

Gerak orogenesa adalah gerakan tenaga endogen yang relatif cepat dan meliputi daerah

yang relatif sempit. Gerak orogenetik menyebabkan adanya tekanan horizontal atau

vertikal pada kulit bumi sehingga terjadilah peristiwa dislokasi, baik dalam bentuk lipatan

maupun patahan. Contohnya terbentuknya deretan lipatan pegunungan muda Sirkum

Pasifik.

Gerak epirogenesa adalah kebalikan dari gerak orogenesa. Gerakan ini sangat lambat, dan

meliputi areal yang sangat luas. Gerakan ini juga mengakibatkan turun naiknya lapisan

kulit bumi. Gerak ini debagi menjadi dua:

- Epirogenesa positif adalah apabila permukaan bumi bergerak turun, sehingga

permukaan laut tampak seolah-olah naik. Contoh, turunya pulau-pulau di kawasan

Indonesia timur (Kepulauan Maluku) terjadi di Pantai Skandinavia dan Pantai Timor.

Gerak epirogenesa positif

- Epirogenesa negatif adalah apabila permukaan bumi naik, sehingga tampak seolah-olah

permukaan air laut turun. Contohnya terjadi di Teluk Hudson.

Gerak epirogenesa negatif


2. Tenaga Eksogen

Tenaga eksogen adalah kebalikan dari tenaga endogen, yaitu tenaga yang berasal dari

luar bumi. Sifat umum dari tenaga eksogen adalah merusak bentuk permukaan bumi hasil

bentukan dari tenaga endogen. Bisa dikatakan bahwa tenaga eksogen adalah tenaga

perusak. Contoh, bukit dan tebing yang telah terbentuk oleh tenaga endogen dirusak

terkikis oleh angin yang dimana angin adalah tenaga eksogen.

Secara umum tenaga eksogen dibagi menjadi tiga sumber, yaitu:

- Atmosfere, yaitu perubahan suhu dan angin.

- Air bisa berupa aliran air, siraman hujan, hempasan gelombang laut, gletser, dan

sebagainya.

- Organisme yaitu berupa jasad renik, tumbuh-tumbuhan, hewan, dan manusia.

Tenaga eksogen dapat menyebabkan terjadinya pelapukan (weathering), erosi, denudasi,

tanah longsor, dan tanah menjalar (soil creep). Dengan adanya tenaga eksogen, litosfer

mengalami kerusakan kemudian dibangun lagi oleh tenaga endogen, lalu dirusak lagi

oleh tenaga eksogen, selanjutnya dibangun lagi oleh tenaga endogen, dan seterusnya.

http://almubahits.blogspot.com/2009/03/tenaga-geologi.html

bahan tenaga eksogen dan endogen


Bentuk-bentuk permukaan bumi terbentuk lewat proses pembentukan dan perombakan
permukaan bumi yang berlangsung cukup lama. Perubahan permukaan bumi terjadi oleh tenaga
geologi yang terdiri dari tenaga endogen dan tenaga eksogen.

Tenaga Endogen
Tenaga Endogen juga bisa disebut juga tenaga tektonik. Tenaga Endogen adalah tenaga yang
berasal dari dalam bumi. Tenaga Endogen terdiri dari proses diatropisme dan proses vulkanisme.
Tenaga Endogen sering menekan di sekitar lapisan-lapisan batuan pembentuk kulit bumi
(litosfer)

Proses Diastropisme

Proses Diastropisme adalah proses struktural yang mengakibatkan terjadinya lipatan dan patahan
tanpa dipengaruhi magma tapi tenaga dari dalam bumi.

Proses lipatan

Kalau tenaga endogen yang menekan litosfer arahnya mendatar dan bertumpukan yang
mengakibatkan permukaan bumi melipat menyebabkan terbentuknya puncak dan lembah.
Bentuk permukaan bumi dari hasil proses ini ada dua, yaitu : 1. puncak lipatan (antiklin) 2.
lembah lipatan (sinklin)

Proses Patahan

Proses diatropisme juga dapat menyebabkan struktur lapisan-lapisan batuan retak-retak dan
patah. Lapisan batuan yang mengalami proses patahan ada yang mengalami pemerosotan yang
membentuk lembah patahan dan ada yang terangkat membentuk puncak patahan. Lembah
patahan disebut slenk atau graben sedangkan puncak patahan dinamakan horst.

Vulkanisme

Tenaga tektonik dapat mengakibatkan gejala vulkanisme. Gejala vulkanisme berhubungan


dengan aktivitas keluarnya magma di gunungapi. Proses keluarnya magma ke permukaan bumi
disebut erupsi gunungapi. Proses vulkanisme terjadi karena adanya magma yang keluar dari zona
tumbukan antarlempeng. Beberapa gunungapi ditemukan berada di tengah lempeng yang
disebabkan oleh tersumbatnya panas di kerak bumi gejala ini disebut titik panas (hotspot). Para
ilmuwan menduga aliaran magma mendesak keluar membakar kerak bumi dan meletus di
permukaan.

Istilah-Istilah vulkanisme :

1. Vulkanologi : ilmu kebumian yang mempelajari gunungapi


2. Magma : bahan silikat cair pijar yang terdiri atas bahan padat,cair,dan gas yang terdapat
di lapisan litosfer bumi. Suhu normal magma berkisar 900 C-1200 C.
3. Erupsi : proses keluarnya magma dari lapisan litosfer sampai ke permukan bumi. Erupsi
sebuah gunungapi dapat berupa lelehan (efusif) melalui retakan pada lapisan-lapisan
batu. Dan ledakan semburan (eksplosif) melalui kepundan atau corong gunung api.
4. Intrusi magma : proses penerobosan magma melalui retakan-retakan lapisan batuan,
tetapi tidak sampai ke permukaan bumi. Apabila intrusi magma membeku maka akan
terbentuk batuan intrusive.
5. Lava : magma yang keluar sampai ke permukaan bumi.
6. Lahar : lava yang telah bercampur dengan bahan-bahan di permukaan bumi.
7. Eflata / bahan piroklastik : bahan-bahan yang lepas dari gunungapi ketika terjadi
letusan eksplosif.
8. Kawah : lubang pada tubuh gunungapi sebagai tempat keluarnya magma. Kawah yang
cukup besar disebut kaldera. Bila kaldera terisi air yang cukup banyak maka akan
terbentuk danau kawah atau danau vulkanik. Kawah dan kaldera yang ada di Indonesia,
antara lain Kawah Tangkubanperahu (Jawa Barat), Kawah Gunung Tengger (Jawa
Tengah), dan Kaldera Gunung Batur (Bali).

Bentuk-Bentuk Gunungapi

Berdasarkan bentuk letusanya, gunung api dapat dibedakan menjadi tiga bentuk yang berbeda
yaitu :

1. Gunungapi Prisai : Gunungapi perisai berbentuk seperti perisai (shields) terbentuk oleh
letusan yang sangat cair (efusief), yaitu berupa lelehan lava yang sangat luas dan landai.
Ciri gunungapi perisai adalah lerengnya sangat landai bahkan hampir datar, Contohnya,
Gunung Mauna Loa dan Gunung Mauna Kea di Hawai.
2. Gunungapi Maar :Gunungapi maar terbentuk dari letusan berupa ledakan (eksplosif)
yang dahsyat yang terjadi sekali, dengan mengeluarkan bahan-bahan berupa eflata.
Gunung maar biasanya punya dapur magma yang dangkal dan magma yang terdiri dari
bahan-bahan padat dan gas yang padat. Contoh gunung maar adalah : Gunung Lamongan
(Jawa Timur), Gunung Pinakate (Meksiko), Gunung Monte Muovo (Italia), Gunungapi
Starto (Kerucut)
3. Gunung api Starto : Gunung api starto terbentuk akibat letusan yang berulang-ulang dan
berseling-seling antara bahan padat dan lelahan lava. Sebagian besar gunung di Indonesia
adalah gunung starto seperti :Gunung Semeru, Gunung Merapi, Gunung Agung, Gunung
Kerinci,

Gejala Vulkanisme
Gejala Vulakanik ada dua yaitu :

 Pravulkanik

Pravulkanik adalah tanda-tanda atau gejala di suatu daerah akan terjadi letusan gunungapi.
Tanda-tanda akan terjadinya letusan gunungapi adalah :

1. Kenaikan suhu udara di sekitar gunungapi drastis (dari suhu rendah tiba-tiba naik jadi
panas)
2. Banyak tumbuhan kering dan hewan turun dari gunung.
3. Meningkatnya bau belerang yang menyengat
4. Pascavulkanik (postvulcanic)
5. Pascavulkanik adalah gejala dimana gunungapi menampakan aktifitas atau sedang dalam
fase istirahat. Gejalanya antara lain :
6. Ditemukannya mata air panas, yang bisa dijadikan obat kulit, seperti mata air di Banten
(Jawa Tangah) dan di Ciatar (Jawa Barat)
7. Ditmuaknya gas gunungapi berupa :
8. Uap air (fumarola)
9. Gas belerang (sulfatar)
10. Gas karbondioksida (mofet)
11. adanya semburan air panas (geyser) yang keluar darirekahan batuan seperti di Cisolok
Sukabumi (Jawa Barat)

Tenaga Eksogen
Proses eksogenmerupakan tenaga dari luar.

Pelapukan

Pelpukan merupakan tenaga perombak (pengkikisan) oleh media penghancur. Proses pelapukan
dapat dikatakan sebagai proses penghancuran massa batuan melalui media penghancuran,
berupa:

1. Sinar matahari
2. Air
3. Gletser
4. reaksi kimiawi
5. kegiatan makhluk hidup (organisme)

Peroses pelapukan terbagi jadi tiga, yaitu : Pelapukan Mekanik Pelapukan mekanik (fisik)
adalah proses pengkikisan dan penghancuran bongkahan batu jadi bongkahan yang lebih
kecil,tetapi tidak mengubah unsur kimianya. Proses ini disebabkan oleh sinar matahari,
perubahan suhu tiba-tiba, dan pembekuan air pada celha batu Pelapukan Kimiawi Pelapukan
adalah penghcuran dan pengkikisan batuan dengan mengubah susunan kimiaai batu yang
terlapukkan. Jenis pelapukan kimiawi terdiridari dua macam, yaitu proses oksidasi dan proses
hidrolisis. Pelapukan Organik Pelapukan organik dihasilkan oleh aktifitas makhluk hidup,
seperti pelapukan oleh akar tanaman (lumut dan paku-pakuan) dan aktivitas haewn (cacing tanah
dan serangga).

Erosi

Erosi seperti pelapukan adalah tenaga perombak (pengkikisan). Tapi yang membedakan erosi
dengan pelapukan adalah erosi adalah pengkikisan oleh media yang bergerak, seperti air sungai,
angin, gelombang laut, atau gletser. Erosi dibedakan oleh jenis tenaga perombaknya yaitu :Erosi
air, Erosi angin (deflasi), Erosi gelombang laut (abarasi / erosi marin ), Erosi gletser (glasial)'

 Tahapan dalam Erosi Air

Proses pengkikisan oleh air yang mengalir terjadi dalam empat tingkatan yang berbeda sesuai
dengan kerusakan tanah atau batuan yang terkena erosi, sebbagai berikut.

1. Erosi percik, yaitu proses pengkikisan oleh percikan air hujan yang jatuh ke bumi.
2. Erosi lembar, yaitu proses pengkikisan lapisan tanah paling atas sehingga kesuburannya
berkurang. Pengkikisan lembar ditandai oleh : 1. warna air yang mengalir berwarna
coklat 2. warna air yang terkikis menjadi lebih pucat 3. kesuburan tanah berkurang
3. Erosi alur, adalah lanjutan dari erosi lembar. Ciri khas erosi alur adalah adanya alur-alur
pada tanah sebsgai tempat mengalirnya air
4. 'Erosi 'parit, adalah terbentuknya parit-parit atau lembah akibat pengkikisan aliran air.
Bila erosi parit terus berlanjut, maka luas lahan kritis dapat meluas, dan pada tingkat ini
tanah sudah rusak.

 Bentuk Permukaan Bumi Akibat Erosi

Pengkikisan oleh air dapat mengakibatkan :

1. tebing sungai semakin dalam


2. lembah semakin curam
3. pembentukan gua
4. memperbesar badan sungai

Erosi angin biasanya terjadi di gurun. Bentuk permukaan bumi yang terbentuk antara lain :

1. Batu jamur
2. Ngarai

Abrasi biasanya terjadi di pantai, membentuk :

1. Dinding pantai yang curam


2. relung ( lekukan pada dinding tebing)
3. gua pantai
4. batu layar .sumber : http://kurnia-geografi.blogspot.com/2010/08/pembentukan-muka-
bumi-tenaga-endogen.html
bahan pola aliran dan macam-macam

POLA ALIRAN SUNGAI

Pola Aliran Sungai

Kegiatan erosi dan tektonik yang menghasilkan bentuk - bentuk lembah sebagai
tempatpengaliran air, selanjutnya akan membentuk pola - pola tertentu yang disebut sebagai pola
aliran.Pola aliran ini sangat berhubungan dengan jenis batuan, struktur geologi kondisi erosi dan
sejarahbentuk bumi. Sistem pengaliran yang berkembang pada permukaan bumi secara regional
dikontrololeh kemiringan lereng, jenis dan ketebalan lapisan batuan, struktur geologi, jenis dan
kerapatanvegetasi serta kondisi iklim.Pola pengaliran sangat mudah dikenal dari peta topografi atau foto
udara, terutama padaskala yang besar. Percabangan - percabangan dab erosi yang kecil pada
permukaan bumi akantampak dengan jelas, sedangkan pada skala menengah akan menunjukkan pola
yang menyeluruhsebagai cerminan jenis batuan, struktur geologi dan erosi. Pola pengaliran pada batuan
yang berlapissangat tergantung pada kondisi tofografi, geologi (jenis, sebaran, ketebalan dan bidang
perlapisanbatuan serta geologi struktur seperti sesar, kekar, arah dan bentuk perlipatan), iklim,
sertavegetasiyang terdapat di dalam DAS bersangkutan..Roy Syaffer membedakan pola pengaliran
menjadi pola pengaliran dasar dan polapengaliran modifikasi. Definisi pola pengaliran yang digunakan
adalah sebagai berikut:

1. Pola pengaliran adalah kumpulan dari suatu jaringan pengaliran di suatu daerah
yangdipengaruhi atau tidak dipengaruhi oleh curah hujan, alur pengaliran tetap pengali.Biasanya pola
pengaliran yang demikian disebut sebagai pola pengaliran permanen(tetap).

2. Pola dasar adalah salah satu sifat yang terbaca dan dapat dipisahkan dari pola dasarlainnya.

3. Perubahan (modifikasi) pola dasar adalah salah satu perbedaan yang dibuat dari poladasar
setempat.Pola pengaliran juga berguna dalam penentuan variasi litologi karena bentuknya dikontrololeh
kemiringan lereng dan ketahanan batuan. Selain itu, sungai dapat bertahan lebih lamadibandingkan
dengan bentuk fisiografi lainnya. Oleh karena itu, pola pengaliran dapat merekamsejarah geologi yang
lebih panjang pada suatu daerah.
Macam macam pola aliran :

B. Berdasarkan Pola Alirannya


Berdasarkan pola alirannya, sungai dapat dibagi menjadi tiga bagian yakni:

a) Pola Aliran Radial

Aliran sungai radial itu mirip menjari (telapak tangan dan jari). Aliran ini ada dua macam yakni
radial sentrifugal dan radial sentripetal. Nah untuk lebih jelasnya, lihat aja gambar di bawah ini.

Gambar: Aliran sungai a) radial sentrifugal, b) radial sentripetal. Garis merah menunjukan arah
aliran air (Sumber: Dokumen siswapedia)

b) Pola Aliran Dendritis

Gambar: Aliran sungai dendritis.(Sumber: Dokumen siswapedia)

Pola dendritis, ciri-cirinya adalah bahwa anak-anak sungainya bermuara pada sungai induk
secara tidak teratur yaitu membentuk sudut yang berlainan besarnya dan tidak tentu besarnya.
Pola ini terdapat di daerah yang menunjukkan tidak adanya pengaruh struktur. Pola ini sering
terdapat pada batuan horizontal (mendatar).
Garis merah menunjukan arah aliran anak sungai menuju induk sungai. Induk sungai pada
gambar disamping ditunjukkan oleh garis-garis warna biru yang lebih tebal. Sedangkan anak
sungai ditunjukkan oleh garis tipis berwarna biru.

c) Pola Aliran Trellis

Pola aliran trellis, yaitu sungai yang memperlihatkan letak yang paralel. Anak-anak sungainya
bergabung secara tegak pada sungai yang paralel (sejajar) tadi. Pola ini terjadi di daerah dengan
struktur lipatan.

Gambar: Aliran sungai trellis (Sumber: Topographic Map Review by J. Gerencher)

d) Pola Aliran Rektanguler

Pola aliran sungai ini saling membentuk sudut siku, pada daerah patahan atau pada batuan yang
tingkat kekerasannya berbeda. Ciri cirinya adalah sungai induk dengan anakanak sungainya
membelok dengan membentuk sudut 90°. Pola aliran ini terdapat di daerah patahan.

Gambar. Aliran sungai rektanguler (Sumber: wikispaces.com )

e) Pola Aliran Anular

Pola aliran ini merupakan pola aliran yang semula merupakan aliran radial sentrifugal,
selanjutnya muncul sungai subsekuen yang sejajar, sungai obsekuen, dan resekuen. Pola aliran
ini terdapat di daerah dome stadium dewasa.
Gambar. Aliran sungai anular (Sumber: Bumi dan Permukaannya, halaman 28)

C. Berdasarkan Sumber Airnya

Berdasarkan sumber airnya, sungai dapat kita bedakan menjadi 3 macam yakni:

a). Sungai Hujan, yakni sungai yang airnya berasal dari air hujan.
b). Sungai Gletser, yakni sungai yang airnya berasal dari es.
c). Sungai Campuran, yakni sungai yang airnya berasal dari es dan air hujan. Contohnya sungai
mamberano di Pegunungan Foja, Kabupaten Sarmi, Provinsi Papua.

- See more at: http://www.siswapedia.com/pengertian-sungai-dan-jenis-


sungai/#sthash.mAJzBEv1.dpuf

Anda mungkin juga menyukai