Anda di halaman 1dari 8

DANA KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

PADA FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA MILIK PEMERINTAH DAERAH

mutupelayanankesehatan.net

I. PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus
diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945). Dalam Undang-
Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan ditegaskan bahwa setiap orang mempunyai hak
yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan, memperoleh pelayanan
kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau.
Pemerintah dan pemangku kepentingan terkait memiliki komitmen yang besar untuk
mewujudkan kesejahteraan sosial melalui penyediaan sarana dan prasarana kesehatan. Untuk
mewujudkan komitmen global sebagaimana amanat resolusi World Health Assembly (WHA) ke-
58 tahun 2005 di Jenewa yang menginginkan setiap negara mengembangan Universal Health
Coverage (UHC) bagi seluruh penduduk, maka pemerintah bertanggung jawab atas pelaksanaan
jaminan kesehatan masyarakat melalui program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Usaha ke arah
itu sesungguhnya telah dirintis pemerintah dengan menyelenggarakan beberapa bentuk jaminan
sosial di bidang kesehatan, diantaranya adalah melalui PT Askes (Persero) dan PT Jamsostek
(Persero) yang melayani antara lain pegawai negeri sipil, penerima pensiun, veteran, dan pegawai
swasta. Untuk masyarakat miskin dan tidak mampu, pemerintah memberikan jaminan melalui
skema Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) dan Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda).
Namun demikian, skema-skema tersebut masih terfragmentasi, terbagi-bagi sehingga biaya
kesehatan dan mutu pelayanan menjadi sulit terkendali. Untuk mengatasi hal tersebut, pada tahun
2004 dikeluarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional
(SJSN). Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 ini mengamanatkan bahwa program jaminan

Tulisan Hukum Subbagian Hukum BPK Perwakilan Provinsi Jawa Timur


sosial wajib bagi seluruh penduduk termasuk program Jaminan Kesehatan melalui suatu Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial.1
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial telah diatur dengan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011
tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang terdiri dari BPJS Kesehatan2 dan BPJS
Ketenagakerjaan.3 Untuk program Jaminan Kesehatan yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan,
implementasinya telah dimulai sejak 1 Januari 2014.4 Program tersebut selanjutnya disebut sebagai
program Jaminan Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat JKN, yaitu jaminan berupa
perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan
perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang
yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah.5 Pelayanan pemberian manfaat
jaminan kesehatan tersebut diselenggarakan oleh fasilitas kesehatan milik pemerintah maupun
swasta. Atas pelayanan yang diselenggarakan oleh fasilitas kesehatan kepada peserta6, BPJS wajib
membayar kepada fasilitas kesehatan7. Pembayaran oleh BPJS kepada Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama8 (FKTP) dengan sistem kapitasi dan non kapitasi. Sedangkan untuk pembayaran kepada
Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL) berdasarkan kesepakatan antara BPJS
Kesehatan dengan Asosiasi Fasilitas Kesehatan dengan mengacu pada standar tarif INA-CBGs.9
Tulisan ini akan membahas dana kapitasi JKN yang dibayarkan oleh BPJS Kesehatan
kepada FKTP khususnya milik pemerintah daerah yang belum berstatus Badan Layanan Umum
Daerah10 (BLUD) dari segi definisi, penghitungan alokasi, mekanisme pembayaran, pengelolaan
dan pemanfaatannya berdasarkan pada peraturan perundang-undangan, yaitu:

1
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan
Nasional, Lampiran, Bab I.
2
Badan Penyelenggaran Jaminan Sosial Kesehatan yang selanjutnya disingkat BPJS Kesehatan adalah badan hukum
yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan kesehatan (Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2014
tentang Pengelolaan dan Pemanfaatan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional pada Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama Milik Pemerintah Daerah, Pasal 1 angka 4).
3
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, Pasal 5 ayat (2).
4
Undang -Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, Pasal 60 ayat (1).
5
Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2014 tentang Pengelolaan dan Pemanfaatan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan
Nasional pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah, Pasal 1 angka 1.
6
Peserta adalah adalah setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia,
yang telah membayar iuran (Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan, Pasal 1angka 4).
7
Peraturan Presiden Nomor 111 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang
Jaminan Kesehatan, Pasal 38.
8
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama yang selanjutnya disingkat FKTP adalah fasilitas kesehatan yang melakukan
pelayanan kesehatan perorangan yang bersifat non spesialistik untuk keperluan observasi, diagnosis, perawatan,
pengobatan dan/atau pelayanan kesehatan lainnya (Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2014 tentang Pengelolaan
dan Pemanfaatan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik
Pemerintah Daerah, Pasal 1 angka 3).
9
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 59 Tahun 2014 tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan dalam
Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan, Pasal 14

.
10
Badan Layanan Umum Daerah yang selanjutnya disingkat BLUD adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah atau Unit
Kerja pada Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan pemerintah daerah yang dibentuk untuk memberikan

Tulisan Hukum Subbagian Hukum BPK Perwakilan Provinsi Jawa Timur


1. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan sebagaimana diubah
dengan Peraturan Presiden Nomor 111 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden
Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan.
2. Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2014 tentang Pengelolaan dan Pemanfaatan Dana
Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik
Pemerintah Daerah.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 19 Tahun 2014 tentang Penggunaan Dana Kapitasi
Jaminan Kesehatan Nasional untuk Jasa Pelayanan Kesehatan dan Dukungan Biaya
Operasional pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Program
Jaminan Kesehatan.
5. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 900/2280/SJ tentang Petunjuk Teknis
Penganggaran, Pelaksanaan dan Penatausahaan, serta Pertanggungjawaban Dana Kapitasi
Jaminan Kesehatan Nasional pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah
Daerah.

II. PERMASALAHAN
1. Apa pengertian dana kapitasi dan bagaimana penghitungan alokasi dan mekanisme
pembayaran dana kapitasi oleh BPJS kepada FKTP milik Pemerintah Daerah?
2. Bagaimana pengelolaan dana kapitasi JKN pada FKTP milik Pemerintah Daerah yang belum
berstatus BLUD?
3. Bagaimana pemanfaatan dana kapitasi JKN pada FKTP milik Pemerintah Daerah yang belum
berstatus BLUD?

III. PEMBAHASAN
1. Pengertian, Penghitungan Alokasi dan Mekanisme Pembayaran Dana Kapitasi.
Kapitasi berasal dari kata kapita yang berarti kepala atau jiwa.11 Pembayaran dengan
sistem kapitasi adalah sebuah metode pembayaran untuk pelayanan kesehatan di mana penyedia
layanan dibayar dalam jumlah tetap per pasien tanpa memperhatikan jumlah atau sifat layanan
yang sebenarnya diberikan.12 Hal ini dipertegas dengan Pasal 1 angka (6) Peraturan Presiden
Nomor 32 Tahun 2014 yang menyatakan bahwa dana kapitasi merupakan besaran pembayaran
per-bulan yang dibayar dimuka kepada FKTP berdasarkan jumlah peserta yang terdaftar tanpa

pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari
keuntungan, dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas (Peraturan Menteri
Dalam Negeri Noor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah,
Pasal 1 angka 1).
11
http://kbbi.web.id
12
http://kamuskesehatan.com

Tulisan Hukum Subbagian Hukum BPK Perwakilan Provinsi Jawa Timur


memperhitungkan jenis dan jumlah pelayanan kesehatan yang diberikan.13 Unsur dalam
penghitungan alokasi Dana Kapitasi oleh BPJS Kesehatan, yaitu14;:
a. Didasarkan pada jumlah peserta yang terdaftar di FKTP sesuai dengan data BPJS Kesehatan
dan
b. Tanpa memperhitungkan jenis dan jumlah pelayanan kesehatan yang diberikan.
Pembayaran kapitasi kepada FKTP dilakukan oleh BPJS Kesehatan setiap bulan
paling lambat tanggal 15 bulan berjalan, dengan mekanisme sebagai berikut: 15
a. Periode Januari sampai dengan 30 April 2014
Sebelum diundangkannya Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2014 dan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 19 Tahun 2014, pembayaran Dana Kapitasi oleh BPJS ke FKTP
Pemerintah Daerah langsung ke Dinas Kesehatan Kab/Kota yang selanjutnya disetor ke Kas
Daerah atau langsung dari BPJS Kesehatan ke Kas Daerah sebagai penerimaan daerah.
b. Periode 1 Mei 2014 sampai dengan sekarang
Sejak diundangkannya Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2014 dan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 19 Tahun 2014, dana Kapitasi langsung dibayarkan oleh BPJS Kesehatan
ke FKTP milik Pemerintah Daerah melalui rekening bendahara Dana Kapitasi JKN pada
FKTP yaitu pegawai negeri sipil yang ditunjuk untuk menjalankan fungsi menerima,
menyimpan, membayarkan, menatausahakan dan mempertanggungjawabkan dana
16
kapitasi . Rekening dana kapitasi ini merupakan bagian dari rekening Bendahara Umum
Daerah (BUD) yang diakui sebagai pendapatan yang dapat digunakan langsung untuk
pembayaran pelayanan kesehatan peserta JKN pada FKTP. Tujuan Dana tersebut ditransfer
langsung masuk ke rekening bendahara Dana Kapitasi JKN pada FKTP adalah supaya
kegiatan kesehatan tidak terhambat. Pada prinsipnya semua layanan kesehatan pada FKTP
harus segera dapat dibayarkan oleh bendahara Dana Kapitasi JKN pada FKTP, sehingga
FKTP tidak ada hambatan/kendala dalam hal pelayanan menangani kasus-kasus kesehatan
di lapangan

2. Pengelolaan dana kapitasi JKN pada FKTP milik Pemerintah Daerah yang belum
berstatus BLUD
Pengelolaan Dana Kapitasi adalah tata cara penganggaran, pelaksanaan,
penatausahaan, dan pertanggungjawaban dana kapitasi yang diterima oleh FKTP dari BPJS

13
Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2014 tentang Pengelolaan dan Pemanfaatan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan
Nasional pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah, Pasal 1 angka 6.
14
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan
Nasional, Lampiran, Bab V huruf A angka 2
15
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan
Nasional, Lampiran, Bab V huruf C angka 3
16
Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2014 tentang Pengelolaan dan Pemanfaatan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan
Nasional pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah, Pasal 1 angka 14.

Tulisan Hukum Subbagian Hukum BPK Perwakilan Provinsi Jawa Timur


Kesehatan. 17 Mekanisme pengelolaan dana kapitasi pada FKTP Milik Pemerintah Daerah yang
belum berstatus BLUD diatur dalam Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 900/2280/SJ
tentang Petunjuk Teknis Penganggaran, Pelaksanaan dan Penatausahaan, serta
Pertanggungjawaban Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional pada Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah, sebagai berikut:
a. Penganggaran
1) Kepala FKTP menyusun rencana pendapatan dan belanja dana kapitasi JKN, untuk
selanjutnya disampaikan kepada Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Dinas
Kesehatan. Perencanaan tersebut mengacu pada jumlah peserta yang terdaftar pada
FKTP dan besaran dana kapitasi JKN
2) Kepala SKPD Dinas Kesehatan menyusun Rencana Kerja dan Anggaran SKPD (RKA-
SKPD) Dinas Kesehatan, yang memuat rencana pendapatan dan belanja dana kapitasi
JKN.
3) Rencana pendapatan dana kapitasi JKN dianggarkan dalam kelompok Pendapatan Asli
Daerah, jenis Lain-lain Pendapatan Asli Daerah, obyek Dana Kapitasi JKN pada FKTP,
rincian obyek Dana Kapitasi JKN pada masing-masing FKTP sesuai kode rekening
berkenaan.
4) Rencana belanja dana kapitasi JKN dianggarkan dalam kelompok Belanja Langsung
dan diuraikan ke dalam jenis, obyek, dan rincian obyek belanja sesuai kode rekening
berkenaan
5) RKA-SKPD Dinas Kesehatan dipergunakan sebagai bahan penyusunan peraturan
daerah tentang APBD dan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
b. Pelaksanaan dan Penatausahaan
1) Kepala SKPD Dinas Kesehatan menyusun Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPD
(DPA-SKPD) pendapatan dan belanja sesuai dengan RKA-SKPD berdasarkan
peraturan daerah tentang APBD dan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD
tahun anggaran berkenaan.
2) Kepala Daerah mengangkat Bendahara Dana Kapitasi JKN pada masing-masing FKTP
setiap tahun anggaran atas usul Kepala SKPD Dinas Kesehatan melalui Pejabat
Pengelola Keuangan Daerah (PPKD), dengan ketentuan sebagai berikut:
(a) Tugas Bendahara Dana Kapitasi JKN pada FKTP adalah untuk menyelenggarakan
fungsi perbendaharaan dana kapitasi JKN pada FKTP. Pengangkatan bendahara
tersebut ditetapkan dengan keputusan kepala daerah.
(b) Bendahara Dana Kapitasi JKN pada FKTP membuka Rekening Kapitasi JKN yang
ditetapkan oleh Kepala Daerah dan menjadi bagian dari Rekening BUD.

17
Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2014 tentang Pengelolaan dan Pemanfaatan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan
Nasional pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah, Pasal 1 angka 5.

Tulisan Hukum Subbagian Hukum BPK Perwakilan Provinsi Jawa Timur


3) Tata cara pencatatan dan penyampaian laporan realisasi pendapatan dan belanja dana
kapitasi JKN sebagai berikut:
(a) Bendahara Dana Kapitasi JKN mencatat pendapatan dan belanja pada buku kas dan
menyampaikannya setiap bulan kepada Kepala FKTP dengan melampirkan bukti-
bukti pendapatan dan belanja yang sah paling lambat pada tanggal 5 bulan
berikutnya untuk pengesahan oleh Kepala FKTP.
(b) Bendahara Dana Kapitasi JKN menyusun laporan realisasi pendapatan dan belanja
FKTP berdasarkan buku kas tersebut, selanjutnya Kepala FKTP menyampaikan
laporan tersebut dengan melampirkan surat pernyataan tanggung jawab Kepala
FKTP setiap bulan kepada Kepala SKPD Dinas Kesehatan paling lambat pada
tanggal 10 bulan berikutnya.
(c) Kepala SKPD Dinas Kesehatan menyampaikan Surat Permintaan Pengesahan
Pendapatan dan Belanja (SP3B) FKTP setiap bulan berdasarkan laporan realisasi
pendapatan dan belanja Kepala FKTP kepada PPKD untuk penerbitan Surat
Pengesahan Pendapatan dan Belanja (SP2B) FKTP oleh PPKD selaku BUD.
(d) Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD Dinas Kesehatan dan PPKD selaku BUD
melakukan pembukuan atas pendapatan dan belanja FKTP sesuai SP2B FKTP,
dengan mempedomani ketentuan peraturan perundang-undangan.

c. Pertanggungjawaban
Kepala FKTP bertanggungjawab secara formal dan material atas pendapatan dan belanja
dana kapitasi JKN. Berdasarkan SP2B FKTP, Kepala SKPD Dinas Kesehatan menyusun
laporan realisasi pendapatan dan belanja yang bersumber dari dana kapitasi JKN serta
menyajikannya dalam Laporan Keuangan SKPD Dinas Kesehatan yang akan
dikonsolidasikan menjadi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang pengelolaan keuangan daerah.

3. Pemanfaatan dana kapitasi JKN pada FKTP milik Pemerintah Daerah yang belum
berstatus BLUD
Dana Kapitasi yang diterima oleh FKTP dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Kesehatan dimanfaatkan seluruhnya untuk pembayaran jasa pelayanan kesehatan dan dukungan
biaya operasional pelayanan kesehatan diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 19
Tahun 2014 tentang Penggunaan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional Untuk Jasa
Pelayanan Kesehatan Dan Dukungan Biaya Operasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama Milik Pemerintah Daerah. Penentuan besaran persentase alokasi untuk jasa
pelayanan dan dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan ditetapkan setiap tahun
dengan Keputusan Kepala Daerah atas usulan Kepala SKPD Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dengan mempertimbangkan beberapa faktor, yaitu kebutuhan obat, alat
kesehatan, dan bahan medis habis pakai, kegiatan operasional pelayanan kesehatan

Tulisan Hukum Subbagian Hukum BPK Perwakilan Provinsi Jawa Timur


dalam rangka mencapai target kinerja di bidang upaya kesehatan perorangan dan besar
tunjangan yang telah diterima dari Pemerintah Daerah.
a. Pembayaran jasa pelayanan kesehatan
Besaran alokasi untuk pembayaran pelayanan kesehatan pada tiap FKTP ditetapkan
sekurang-kurangnya 60% dari penerimaan Dana Kapitasi yang dimanfaatkan untuk
pembayaran jasa pelayanan kesehatan bagi tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan yang
melakukan pelayanan pada FKTP. Pembagian jasa pelayanan kesehatan kepada tenaga
kesehatan dan tenaga non kesehatan tersebut ditetapkan dengan mempertimbangkan dua
variabel, yaitu:
1) jenis ketenagaan dan/atau jabatan; dan
2) kehadiran.
b. Pembayaran dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan
Besaran alokasi untuk dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan ditetapkan sebesar
selisih dari besar Dana Kapitasi dikurangi dengan besar alokasi untuk pembayaran jasa
pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan untuk:
1) pembelian obat, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai
Pengadaan obat, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai dapat dilakukan melalui
SKPD Dinas Kesehatan, dengan mempertimbangkan ketersediaan obat, alat kesehatan
dan bahan medis habis pakai yang dialokasikan oleh pemerintah dan pemerintah daerah.
2) kegiatan operasional pelayanan kesehatan lainnya.
Dukungan kegiatan operasional pelayanan kesehatan lainnya, meliputi:
a) upaya kesehatan perorangan berupa kegiatan promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif lainnya;
b) kunjungan rumah dalam rangka upaya kesehatan perorangan;
c) operasional untuk puskesmas keliling;
d) bahan cetak atau alat tulis kantor; dan/atau
e) administrasi keuangan dan sistem informasi.
Dalam hal dana kapitasi tidak digunakan seluruhnya pada tahun berkenaan, dana
kapitasi tersebut digunakan untuk tahun anggaran berikutnya.

IV. PENUTUP
Sebagai salah satu bentuk komitmen untuk memberikan jaminan perlindungan kesehatan,
pemerintah mengadakan program JKN yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan. Pelayanan
pemberian manfaat jaminan kesehatan tersebut, diantaranya dilakukan oleh FKTP milik
Pemerintah Daerah yang mendapat pembayaran dari BPJS Kesehatan, salah satunya berupa dana
kapitasi yang didasarkan pada jumlah peserta yang terdaftar pada FKTP tanpa memperhitungkan
jenis dan jumlah pelayanan kesehatan yang diberikan. Atas penyaluran dana kapitasi dari BPJS
Kesehatan kepada FKTP milik Pemerintah Daerah khususnya yang belum berstatus BLUD,
pemerintah telah mengeluarkan berbagai regulasi supaya pengimplementasian JKN berlangsung

Tulisan Hukum Subbagian Hukum BPK Perwakilan Provinsi Jawa Timur


semakin lebih baik. Regulasi tersebut juga disusun dengan mempertimbangkan kendala yang
ditemui sebelumnya di lapangan yaitu proses administrasi yang panjang sehingga menjadi
hambatan tersendiri bagi FKTP milik pemerintah daerah untuk dapat segera memanfaatkan dana
tersebut dalam memberikan pelayanan kesehatan. Atas hal tersebut, sejak berlakunya Peraturan
Presiden Nomor 32 Tahun 2014, dana Kapitasi langsung dibayarkan oleh BPJS Kesehatan ke FKTP
milik Pemerintah Daerah. Demi pelaksanaan program JKN yang lebih baik, selain penyusunan
regulasi yang memadai, diperlukan juga pengawasan dari semua pihak baik dari Dinas Kesehatan
sebagai SKPD yang membawahi FKTP yang belum berstatus BLUD, Aparatur Pengawas Instansi
Pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat.

Daftar Pustaka:
Peraturan Perundang-Undangan
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional.
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.
Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan sebagaimana diubah dengan
Peraturan Presiden Nomor 111 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 12
Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan.
Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2014 tentang Pengelolaan dan Pemanfaatan Dana Kapitasi Jaminan
Kesehatan Nasional pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 19 Tahun 2014 tentang Penggunaan Dana Kapitasi Jaminan
Kesehatan Nasional untuk Jasa Pelayanan Kesehatan dan Dukungan Biaya Operasional pada Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan
Kesehatan.
Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 900/2280/SJ tentang Petunjuk Teknis Penganggaran,
Pelaksanaan dan Penatausahaan, serta Pertanggungjawaban Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan
Nasional pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah
Internet
http://kbbi.web.id
http://kamuskesehatan.com
http://www.bppk.kemenkeu.go.id/berita-makassar/20288-dana-kapitasi-bpjs-kesehatan-pelaksanaan-dan-
pertanggungjawabannya, 24 Desember 2014.
http://kominfo.go.id, Dana Kapitasi BPJS Kesehatan Kini Ditransfer Langsung ke Bendahara FKTP, 29
April 2014.
Penyusun:
Tim Unit Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum BPK Perwakilan Provinsi Jawa Timur
Disclaimer:
Seluruh informasi yang disediakan dalam tulisan hukum adalah bersifat umum dan disediakan untuk tujuan
pemberian informasi hukum dan bukan merupakan pendapat instansi.

Tulisan Hukum Subbagian Hukum BPK Perwakilan Provinsi Jawa Timur

Anda mungkin juga menyukai