ISSN 1907-1507
OUTLOOK
KOMODITI KELAPA SAWIT
ISSN : 1907-1507
Penyunting :
Ir. Dewa Ngakan Cakrabawa, MM.
Dr. Ir. Leli Nuryati, MSc.
Naskah :
Diah Indarti, SE
Diterbitkan oleh :
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian
2014
KATA PENGANTAR
Guna mengemban visi dan misinya, Pusat Data dan Sistem Informasi
Pertanian mempublikasikan data sektor pertanian serta hasil analisis datanya.
Salah satu hasil analisis yang telah dipublikasikan secara reguler adalah Outlook
Komoditi Perkebunan.
Publikasi ini disajikan dalam bentuk buku dan dapat dengan mudah
diperoleh atau diakses melalui website Pusdatin yaitu
http://pusdatin.setjen.pertanian.go.id/.
Kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan publikasi ini,
kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya. Kritik dan
saran dari segenap pembaca sangat diharapkan guna dijadikan dasar
penyempurnaan dan perbaikan untuk penerbitan publikasi berikutnya.
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL
Halaman
DAFTAR GAMBAR
Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
BAB I. PENDAHULUAN
Kelapa Sawit (Elaeis Guineesis) saat ini telah berkembang pesat di Asia
Tenggara, khususnya Indonesia dan Malaysia, justru bukan di Afrika Barat atau
Amerika yang dianggap sebagai daerah asalnya.
Kelapa Sawit sebagai salah satu komoditi hasil perkebunan yang mempunyai
peran cukup penting dalam kegiatan perekonomian di Indonesia. Selain sebagai
salah satu penghasil devisa Negara, kelapa sawit juga bersifat padat karya
(labour intensive) sehingga banyak menyerap tenaga kerja. (Seri Budidaya Kelapa
Sawit).
Potensi komoditi kelapa sawit Indonesia dilihat dari sisi komparatif
sebenarnya memiliki prospek yang baik, karena iklim serta cuaca Indonesia yang
cocok untuk budidaya kelapa sawit. Menurut data FAO (2012) luas tanaman
menghasilkan di Indonesia menduduki peringkat pertama terluas di dunia dengan
luas 6,5 juta hektar.
Dengan memiliki luas tanaman yang terluas di dunia, Indonesia terus
melakukan pengembangan perkebunan kelapa sawit dikarenakan:
1. Kebutuhan minyak nabati dunia cukup besar dan akan terus meningkat,
sebagai akibat jumlah penduduk maupun tingkat konsumsi per kapita yang
masih rendah.
2. Di antara berbagai jenis tanaman penghasil minyak nabati, kelapa sawit
tanaman dengan potensi produksi minyak tertinggi.
3. Semakin berkembangnya jenis-jenis industri hulu pabrik kelapa sawit
maupun industry hilir oleokimia dan oleomakanan (oleochemical dan
oleofoods), hingga industri konversi minyak sawit sebagai bahan bakar
biodiesel.
1.2. TUJUAN
Melakukan Penyusunan Buku Outlook Komoditi Kelapa Sawit yang berisi
keragaan data series secara nasional dan dunia, yang dilengkapi dengan hasil
proyeksi penawaran dan permintaan nasional.
Outlook Komoditi Kelapa Sawit tahun 2014 disusun berdasarkan data dan
informasi yang diperoleh dari data primer yang bersumber dari daerah, instansi
terkait di lingkup Kementerian Pertanian dan instansi di luar Kementerian
Pertanian seperti Badan Pusat Statistik (BPS) dan Food and Agriculture
Organization (FAO). Jenis variabel, periode dan sumber data disajikan pada
Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Sumber Data dan Informasi yang Digunakan
1513291100
Y b0 b1 X 1 b2 X 2 ... bn X n
n
b0 b j X j
j 1
Produksi pada periode ke-t diduga merupakan fungsi dari produksi pada
periode sebelumnya, luas areal periode sebelumnya, harga ekspor dan
pengaruh inflasi.
Dengan memperhatikan ketersediaan data, analisis penawaran
dilakukan berdasarkan data produksi dalam periode tahunan. Untuk peubah-
peubah bebas yang tidak tersedia datanya dalam periode waktu yang
bersesuaian maka dilakukan proyeksi terlebih dahulu dengan menggunakan
model analisis trend (trend analysis) atau model pemulusan eksponensial
berganda (double exponential smoothing).
SS Regresi
R2
SS Total
pemodelan regresi berganda dan time series, seperti analisis trend atau
pemulusan eksponensial berganda.
Perkembangan luas areal kelapa sawit di Indonesia pada kurun waktu 1980–
2013 cenderung meningkat (Gambar 3.1). Jika pada tahun 1980 luas areal kelapa
sawit Indonesia sebesar 294,56 ribu hektar, maka pada tahun 2013 telah
mencapai 10,01 juta hektar. Pertumbuhan rata-rata selama periode tersebut
sebesar 11,51% per tahun. Berdasarkan status pengusahaannya, perkebunan
kelapa sawit dibedakan menjadi perkebunan rakyat (PR), perkebunan besar
negara (PBN), dan perkebunan besar swasta (PBS). Dari ketiga jenis pengusahaan
tersebut, PBS menguasai 50,08% luas areal kelapa sawit Indonesia, PR 36,71%,
sedangkan PBN hanya 13,20% (Tabel 3.1).
(000 Ha)
12,000
10,000
8,000
6,000
4,000
2,000
0
1980
1983
1989
1992
1995
1998
2004
2007
2010
1986
2001
2013*)
Gambar 3.1. Perkembangan Luas Areal Kelapa Sawit Menurut Status Pengusahaan
di Indonesia,1980–2013
Peningkatan luas areal kelapa sawit terbesar terjadi pada periode sebelum
krisis moneter (tahun 1980-1997) dengan laju pertumbuhan sebesar 14,68% per
tahun. Pertumbuhan yang signifikan terjadi pada luas areal kelapa sawit PR dan
PBS masing-masing sebesar 46,85% per tahun dan 19,79% per tahun, sedangkan
luas areal PBN hanya meningkat sebesar 6,09% per tahun.
Tabel 3.1. Rata-rata Pertumbuhan dan Kontribusi Luas Areal dan Produksi
Kelapa Sawit di Indonesia Menurut Jenis Pengusahaan, 1980-2013
Dari sisi kontribusi terhadap total luas areal Indonesia, terjadi penurunan
kontribusi yang cukup besar pada luas areal kelapa sawit PBN sebelum dan
sesudah krisis moneter tahun 1998. Kontribusi luas areal kelapa sawit PBN tahun
1980-1997 sebesar 31,19%, sedangkan pada periode tahun 1998-2013
kontribusinya turun menjadi 9,68%. Penurunan kontribusi luas areal PBN beralih
menjadi peningkatan kontribusi PR dan PBS. Hal ini disebabkan pertumbuhan luas
areal kelapa sawit PBN pada periode 1998-2013 relatif sangat kecil dibandingkan
PR dan PBS, yaitu hanya 2,19% (Tabel 2.1). Perkembangan luas areal kelapa sawit
di Indonesia selengkapnya disajikan pada Lampiran 1.
(000 Ton)
30,000
25,000
20,000
15,000
10,000
5,000
0
1980
1983
1986
1989
1992
1995
1998
2001
2004
2007
2010
2013*)
PR PBN PBS Indonesia
36.80%
54.35%
8.85%
PR PBN PBS
(Kg/Ha)
4,100
3,900
3,700
3,500
3,300
3,100
2,900
2,700
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013*)
24.74%
5.77%
26.31%
7.12%
10.00%
10.02%
16.05%
7,17%
16,99%
9,29%
12,35% 15,67%
12,43%
12,66%
Gambar 3.6. Kabupaten Sentra Produksi Kelapa Sawit di Riau, Tahun 2012
Sentra produksi kelapa sawit di Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2012 dapat
dilihat pada Gambar 3.7 dan Lampiran 6. Di provinsi ini, kabupaten dengan
produksi kelapa sawit terbesar adalah Kabupaten Labuhan Batu sebesar
1.237.566 ton atau 34,08% dari total produksi kelapa sawit di Provinsi Sumatera
Utara. Diikuti oleh Kabupaten Asahan dengan produksi sebesar 554.910 ton
(15,28%), Kabupaten Langkat sebesar 425.372 ton (11,71%), Kabupaten
Simalungun sebesar 361.524 ton (9,95%), Kabupaten Labuhan Batu Utara sebesar
188.528 ton (5,19%).
10,96%
24,52%
11,70%
17,67% 17,80%
Kab. Musi Banyuasin Kab. Musi Rawas Kab. Ogan Komering Ilir
(Rp/Ton)
1,400,000
1,200,000
1,000,000
800,000
600,000
400,000
200,000
-
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
(000 Kg)
2,000,000
1,600,000
1,200,000
800,000
400,000
0
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
(000 Ton)
30,000
25,000
20,000
15,000
10,000
5,000
0
1986
1988
1990
1992
1994
1996
1998
2000
2002
2004
2006
2008
2010
2012
2013
1980
1982
1984
(000 Ton)
450
400
350
300
250
200
150
100
50
0
1980
1982
1984
1986
1988
1990
1992
1996
1998
2000
2002
2004
2006
2008
2012
2013
1994
2010
Gambar 3.12. Perkembangan Volume Impor Kelapa Sawit Indonesia, 1980–2013
(Juta US$)
20,000
18,000
16,000
14,000
12,000
10,000
8,000
6,000
4,000
2,000
0
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Gambar 3.13. Perkembangan Nilai Ekspor, Nilai Impor dan Neraca Perdagangan
Kelapa Sawit Indonesia, 2001–2013
(000 Ha)
13,000
11,000
9,000
7,000
5,000
3,000
1,000
1980
1982
1986
1988
1990
1992
1996
1998
2002
2006
2008
2012
1984
1994
2000
2004
2010
Selain ketiga negara tersebut di atas, masih ada negara Philipina yang juga
mempunyai lahan kelapa sawit dengan luas tanaman menghasilkan yang cukup
besar. Philipina di urutan keempat memberikan kontribusi sebesar 0,43%
terhadap luas tanaman menghasilkan kelapa sawit asean. Data Negara dengan
Luas Tanaman Menghasilkan Kelapa Sawit Terbesar di Asean, rata-rata 2008-2012
dapat dilihat pada Lampiran 12.
0.43% 5.32%
39.50% 54.75%
Gambar 4.2. Beberapa Negara dengan Luas Tanaman Menghasilkan Kelapa Sawit
Terbesar di Asean, Rata-rata 2008-2012
(000 Ton)
50,000
45,000
40,000
35,000
30,000
25,000
20,000
15,000
10,000
5,000
0
1980
1982
1984
1986
1992
1994
1996
1998
2000
2002
2008
2010
2012
1988
1990
2004
2006
Produksi kelapa sawit asean dikuasai oleh dua negara, yaitu Indonesia dan
Malaysia. Berdasarkan data FAO, selama tahun 2009-2012 Indonesia berada di
posisi pertama sebagai negara penghasil kelapa sawit terbesar di asean dengan
rata-rata kontribusi produksi sebesar 50,99% dari total produksi kelapa sawit
asean, sedangkan Malaysia berada di peringkat kedua dengan kontribusi
mencapai 45,10% (Gambar 4.4). Dengan demikian secara kumulatif 96,09%
produksi kelapa sawit asean berasal dari kedua negara tersebut. Data Negara
3.68% 0.23%
45.10%
50.99%
Gambar 4.4. Beberapa Negara dengan Produksi Minyak Sawit Terbesar Asean,
Rata-rata 2008-2012
(Ton/Ha)
4.40
4.20
4.00
3.80
3.60
3.40
3.20
3.00
1980
1982
1988
1990
1992
1994
1996
1998
2000
2002
2006
2008
2010
2012
1984
1986
2004
Gambar 4.5. Perkembangan Produktivitas Kelapa Sawit Asean, 1980-2012
(000 Ha)
20,000
18,000
16,000
14,000
12,000
10,000
8,000
6,000
4,000
2,000
0
1980
1982
1986
1988
1990
1992
1996
1998
2000
2004
2006
2008
2012
1984
1994
2002
2010
Gambar 4.6. Perkembangan Luas Tanaman Menghasilkan Kelapa Sawit Dunia,
1980–2012
Menurut FAO, kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik di daerah tropis yang
panas dengan temperatur harian selama 24 jam > 200C dan periode pertumbuhan
270 hari per tahun (Pahan, 2006). Kondisi tersebut terdapat di daerah-daerah
Afrika, Amerika Tengah, Amerika Selatan, Asia Tenggara dan Pasifik Selatan.
Indonesia, Malaysia dan Thailand merupakan negara di Asia Tenggara yang telah
memanfaatkan keunggulan kondisi geografisnya untuk memperluas areal
penanaman kelapa sawit, sedangkan di Afrika terdapat Nigeria dan Ghana yang
juga merupakan negara penghasil kelapa sawit dunia.
1.93% 10.99%
2.19%
35.69%
3.47%
19.98%
25.75%
Gambar 4.7. Beberapa Negara dengan Luas Tanaman Menghasilkan Kelapa Sawit
Terbesar di Dunia, Rata-rata 2008-2012
peningkatan produksi CPO dunia dengan rata-rata peningkatan sebesar 7,01% per
tahun (Gambar 4.8). Jika pada tahun 1980 produksi CPO dunia hanya sebesar
29,86 juta ton, maka pada akhir tahun 2012 produksi CPO dunia tercatat sebesar
249,53 juta ton. Data Perkembangan Produksi Minyak Sawit Dunia, 1980-2012
disajikan pada Lampiran 14.
(000 Ton)
300,000
250,000
200,000
150,000
100,000
50,000
0
1980
1982
1984
1986
1988
1990
1992
1994
1996
1998
2000
2002
2004
2006
2008
2010
2012
Gambar 4.8. Perkembangan Produksi Minyak Sawit Dunia, 1980–2012
39.32%
Gambar 4.9. Beberapa Negara dengan Produksi Kelapa Sawit Terbesar Dunia,
Rata-rata 2008-2012
(Ton/Ha)
16.00
14.00
12.00
10.00
8.00
6.00
1980
1982
1984
1988
1990
1992
1994
1996
1998
2000
2002
2006
2008
2010
2012
1986
2004
Gambar 4.10. Perkembangan Produktivitas Kelapa Sawit Dunia, 1980-2012
(Ton/Ha)
30.00 26.23
25.00 21.78 21.77 20.69
19.03
20.00 17.12 17.01 16.87
15.00
10.00
5.00
0.00
(000 Ton)
35000
30000
25000
20000
15000
10000
5000
0
1982
1984
1988
1990
1994
1996
2000
2002
2006
2008
2010
2011
1980
1986
1992
1998
2004
Gambar 4.12. Perkembangan Volume Ekspor Kelapa Sawit Asean, 1980-2011
(000 Ton)
4000
3500
3000
2500
2000
1500
1000
500
0
3.86% 1.39%
9.39%
42.38%
42.99%
Sementara itu ditinjau dari sisi impor minyak sawit (CPO) dunia, pada tahun
2007–2011 terdapat sepuluh negara importir CPO terbesar di dunia. Total volume
impor negara-negara tersebut mencapai 58,37% dari total volume impor CPO
dunia. China merupakan negara importir CPO terbesar di dunia dengan rata-rata
volume impor mencapai 5,91 juta ton per tahun atau 17,69% dari total volume
impor CPO dunia, diikuti oleh India (15,04%), Belanda (5,44%) dan Pakistan
(5,37%). Negara-negara importir CPO lainnya mengimpor kurang dari 4% total
impor CPO dunia. Malaysia yang merupakan negara eksportir terbesar CPO dunia
ternyata juga menjadi negara importir CPO pada urutan ke-14 dengan rata-rata
volume impor mencapai 1,05 juta ton (Gambar 4.15 dan Lampiran 19). Indonesia
menempati urutan ke-140 dari negara-negara importir CPO dunia.
52.79%
3.68%
5.44%
5.37%
15.04% 17.69%
Gambar 4.15. Negara Importir Kelapa Sawit Terbesar Dunia, Rata-rata 2007-2011
(000 Ton)
16,000
14,000
12,000
10,000
8,000
6,000
4,000
2,000
-
1981
1982
1984
1985
1986
1988
1989
1991
1992
1994
1995
1997
1998
2000
2001
2003
2004
2005
2007
2008
2010
2011
1980
1983
1987
1990
1993
1996
1999
2002
2006
2009
Gambar 4.16. Perkembangan Ketersediaan Minyak Sawit di ASEAN, 1980-2011
(000 Ton)
300,000
250,000
200,000
150,000
100,000
50,000
-
1980
1981
1983
1984
1986
1988
1989
1991
1993
1994
1996
1998
1999
2001
2002
2004
2006
2007
2009
2011
1982
1985
1987
1990
1992
1995
1997
2000
2003
2005
2008
2010
Gambar 4.17. Perkembangan Ketersediaan Minyak Sawit di Dunia, 1980-2011
Data PRODUKSI
Length 47
Smoothing Constants
Accuracy Measures
MAPE 5,89361E+00
MAD 3,39355E+05
MSD 6,09528E+11
Forecasts
2014*) 29.512.764
2015 29.289.172 -0,76
2016 31.220.806 6,60
2017 33.152.440 6,19
2018 35.084.074 5,83
2019 37.015.709 5,51
Rata-rata Pertumbuhan
4,67
(%/tahun)
Keterangan : *) Tahun 2014 Angka Estimasi Ditjen Perkebunan
Tahun 2015-2019 Estimasi Pusdatin
Data Konsumsi
Length 15
Smoothing Constants
Accuracy Measures
MAPE 4.41911
MAD 0.33639
MSD 0.18307
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 43
2014 OUTLOOK KOMODITI KELAPA SAWIT
2014 3.404.982
2015 3.543.104 4,06
2016 3.680.830 3,89
2017 3.879.951 5,41
2018 4.068.570 4,86
2019 4.262.029 4,75
Rata-rata Pertumb. (%/tahun) 4,59
Data Ketersediaan
Length 32
Smoothing Constants
Accuracy Measures
MAPE 2.47426E+01
MAD 1.00493E+06
MSD 2.21002E+12
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 45
2014 OUTLOOK KOMODITI KELAPA SAWIT
Forecasts
Ketersediaan Pertumbuhan
Tahun
(Ton) (%)
2012 12.438.892
Hasil proyeksi deret waktu untuk ketersediaan minyak sawit tahun 2012-
2019 adalah sebagai berikut:
Data Ketersediaan
Length 32
Smoothing Constants
Accuracy Measures
MAPE 3.95424E+00
MAD 3.67708E+06
MSD 2.32449E+13
Forecasts
Ketersediaan Pertumbuhan
Tahun
(Ton) (%)
2012 248.723.781
DAFTAR PUSTAKA
Goenadi, D.H., Drajad, B., Erningpraja, L. dan Hutabarat, B. 2005. Prospek dan
Arah Pengembangan Agrisbisnis Kelapa Sawit di Indonesia. Jakarta: Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian.
Kementerian Pertanian. 2011. Hasil Analisis PDB Sektor Pertanian. Jakarta: Pusat
Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian.
Pahan, I. 2006. Panduan Lengkap Kelapa Sawit: Manajemen Agribisnis dari Hulu
hingga Hilir. Jakarta: Penebar Swadaya.
Badan Ketahanan Pangan. Badan Pusat Statistik. Neraca Bahan Makanan (NBM)
2012-2013. Kementerian Pertanian. Jakarta.
Djoehana, S. 2006. Seri Teknik Budi Daya Panen Pengolahan Kelapa Sawit.
Kanisius. Jakarta.
LAMPIRAN
Produksi (Ton)
Tahun Pertumb. Pertumb. Pertumb. Pertumb.
PR PBN PBS Indonesia
(%) (%) (%) (%)
1980 770 498,858 221,544 721,172
1981 1,045 35.71 533,399 6.92 265,616 19.89 800,060 10.94
1982 2,955 182.78 598,653 12.23 285,212 7.38 886,820 10.84
1983 3,454 16.89 710,431 18.67 269,102 -5.65 982,987 10.84
1984 4,031 16.71 814,015 14.58 329,144 22.31 1,147,190 16.70
1985 43,016 967.13 861,173 5.79 339,241 3.07 1,243,430 8.39
1986 53,504 24.38 912,306 5.94 384,919 13.46 1,350,729 8.63
1987 165,162 208.69 988,480 8.35 352,413 -8.44 1,506,055 11.50
1988 156,148 -5.46 1,102,692 11.55 454,495 28.97 1,713,335 13.76
1989 183,689 17.64 1,184,226 7.39 597,039 31.36 1,964,954 14.69
1990 376,950 105.21 1,247,156 5.31 788,506 32.07 2,412,612 22.78
1991 413,319 9.65 1,360,363 9.08 883,918 12.10 2,657,600 10.15
1992 699,605 69.27 1,489,745 9.51 1,076,900 21.83 3,266,250 22.90
1993 582,021 -16.81 1,469,156 -1.38 1,370,272 27.24 3,421,449 4.75
1994 839,334 44.21 1,571,501 6.97 1,597,227 16.56 4,008,062 17.15
1995 1,001,443 19.31 1,613,848 2.69 1,864,379 16.73 4,479,670 11.77
1996 1,133,547 13.19 1,706,852 5.76 2,058,259 10.40 4,898,658 9.35
1997 1,282,823 13.17 1,586,879 -7.03 2,578,806 25.29 5,448,508 11.22
1998 1,344,569 4.81 1,501,747 -5.36 3,084,099 19.59 5,930,415 8.84
1999 1,547,811 15.12 1,468,949 -2.18 3,438,830 11.50 6,455,590 8.86
2000 1,905,653 23.12 1,460,954 -0.54 3,633,901 5.67 7,000,508 8.44
2001 2,798,032 46.83 1,519,289 3.99 4,079,151 12.25 8,396,472 19.94
2002 3,426,740 22.47 1,607,734 5.82 4,587,871 12.47 9,622,345 14.60
2003 3,517,324 2.64 1,750,651 8.89 5,172,859 12.75 10,440,834 8.51
2004 3,847,157 9.38 1,617,706 -7.59 5,365,526 3.72 10,830,389 3.73
2005 4,500,769 16.99 1,449,254 -10.41 5,911,592 10.18 11,861,615 9.52
2006 5,783,088 28.49 2,313,729 59.65 9,254,031 56.54 17,350,848 46.28
2007 6,358,389 9.95 2,117,035 -8.50 9,189,301 -0.70 17,664,725 1.81
2008 6,923,042 8.88 1,938,134 -8.45 8,678,612 -5.56 17,539,788 -0.71
2009 7,517,716 8.59 2,005,880 3.50 9,800,697 12.93 19,324,293 10.17
2010 8,458,709 12.52 1,890,503 -5.75 11,608,907 18.45 21,958,120 13.63
2011 8,797,924 4.01 2,045,562 8.20 12,253,055 5.55 23,096,541 5.18
2012 9,197,728 4.54 2,133,007 4.27 14,684,783 19.85 26,015,518 12.64
2013*) 9,504,981 3.34 2,378,214 11.50 15,862,930 8.02 27,746,125 6.65
Rata-rata Pertumbuhan (%/Tahun)
1980-2013 58.89 5.44 14.48 11.95
1980-1997 101.27 7.20 16.15 12.73
1998-2013 13.85 3.56 12.70 11.13
Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin
Keterangan : *) Angka Sementara
PR = Perkebunan Rakyat
PBN = Perkebunan Besar Negara
PBS = Perkebunan Besar Swasta
2 Sumatera Utara 3,158,144 3,113,006 4,071,143 4,182,052 4,432,611 3,791,391 16.05 42.36
3 Kalimantan Tengah 1,677,976 2,251,077 2,146,160 2,771,268 2,984,841 2,366,264 10.02 52.37
4 Sumatera Selatan 2,036,553 2,227,963 2,203,275 2,603,536 2,737,324 2,361,730 10.00 62.37
6 Kalimantan Barat 862,515 1,102,860 1,434,171 1,601,200 1,811,416 1,362,432 5.77 75.26
Share Kumulatif
No Kabupaten Produksi Share Provinsi
(%)
(Ton) (%)
2000 349,879
2001 295,333 -15.59
2002 385,875 30.66
2003 488,417 26.57
2004 573,127 17.34
2005 499,201 -12.90
2006 551,186 10.41
2007 889,771 61.43
2008 1,180,705 32.70
2009 1,065,667 -9.74
2010 1,105,220 24.21
2011 1,207,690 2.29
2012 1,250,410 17.34
Rata-rata Pertumb. (%)
Konsumsi Nasional
Konsumsi Minyak
Jumlah Penduduk/ Minyak Sawit/Crude
Tahun Goreng Sawit
Minyak Goreng Sawit Palm Oil (CPO) Pertumbuhan
(Kg/Kapita/Tahun) Kapita (Kg) (Kg) (%)
2002 5,48 210.500.569 1.152.490.617 786.920.593
2003 5,42 213.237.077 1.156.384.667 789.579.451 0,34
2004 5,84 216.009.159 1.261.493.487 861.347.753 9,09
2005 6,00 218.868.791 1.312.337.271 896.063.889 4,03
2006 6,00 221.714.085 1.329.397.655 907.712.719 1,30
2007 7,40 224.596.368 1.662.911.512 1.135.435.980 25,09
2008 7,98 227.516.121 1.815.123.615 1.239.366.404 9,15
2009 8,19 230.473.831 1.886.658.779 1.288.210.614 3,94
2010 8,03 235.752.080 1.893.089.204 1.292.601.309 0,34
2011 8,24 241.030.330 1.985.848.887 1.355.937.620 4,90
2012 9,33 244.467.664 2.281.861.176 1.558.054.811 14,91
2013 8,92 247.954.018 2.210.758.026 1.509.505.580 (3,12)
Rata-rata Pertumbuhan (%/tahun) 6,36
Sumber : Susenas Badan Pusat Statistik, diolah Pusdatin
Keterangan: Konversi dari minyak sawit/crude palm oil (cpo) ke minyak goreng sawit sebesar 68,28% (NBM, 2012-2013)
Ekspor Impor
Neraca
Tahun Volume Pertumb. Nilai Pertumb. Volume Pertumb. Nilai Pertumb.
(000 US$)
(Ton) (%) (000 US$) (%) (Ton) (%) (000 US$) (%)
1980 502,902 254,739 4 2 254,737
1981 201,251 -59.98 108,846 -57.27 33,325 833,025.00 17,496 874,700.00 91,350
1982 262,035 30.20 97,274 -10.63 124 -99.63 62 -99.65 97,212
1983 345,777 31.96 111,462 14.59 121 -2.42 47 -24.19 111,415
1984 142,660 -58.74 63,602 -42.94 60,134 49,597.52 31,966 67,912.77 31,636
1985 616,815 332.37 238,403 274.84 38,181 -36.51 20,761 -35.05 217,642
1986 608,748 -1.31 122,588 -48.58 8,820 -76.90 2,129 -89.75 120,459
1987 638,420 4.87 176,775 44.20 165,991 1,781.98 62,521 2,836.64 114,254
1988 974,566 52.65 392,195 121.86 302,680 82.35 120,669 93.01 271,526
1989 917,291 -5.88 292,728 -25.36 412,453 36.27 224,939 86.41 67,789
1990 1,173,883 27.97 247,689 -15.39 26,713 -93.52 7,966 -96.46 239,723
1991 1,304,011 11.09 408,235 64.82 55,367 107.27 21,694 172.33 386,541
1992 1,252,813 -3.93 466,335 14.23 325,965 488.74 125,608 479.00 340,727
1993 1,907,237 52.24 692,817 48.57 155,266 -52.37 55,615 -55.72 637,202
1994 1,971,707 3.38 895,394 29.24 137,554 -11.41 63,703 14.54 831,691
1995 1,576,423 -20.05 934,681 4.39 54,024 -60.73 51,390 -19.33 883,291
1996 2,013,275 27.71 1,060,583 13.47 110,685 104.88 63,908 24.36 996,675
1997 3,470,568 72.38 1,740,355 64.09 94,839 -14.32 58,467 -8.51 1,681,888
1998 1,826,287 -47.38 940,724 -45.95 18,172 -80.84 8,985 -84.63 931,739
1999 3,896,830 113.37 1,462,217 55.44 2,857 -84.28 1,547 -82.78 1,460,670
2000 4,688,852 20.32 1,326,398 -9.29 7,988 179.59 6,424 315.26 1,319,974
2001 5,485,144 16.98 1,227,165 -7.48 5,115 -35.97 2,524 -60.71 1,224,641
2002 7,072,124 28.93 2,348,638 91.39 11,861 131.89 4,745 88.00 2,343,893
2003 7,046,303 -0.37 2,719,304 15.78 5,606 -52.74 3,267 -31.15 2,716,037
2004 9,565,974 35.76 3,944,457 45.05 7,884 40.64 5,094 55.92 3,939,363
2005 11,418,987 19.37 4,344,303 10.14 14,067 78.42 8,366 64.23 4,335,937
2006 11,745,954 2.86 4,139,286 -4.72 3,031 -78.45 2,494 -70.19 4,136,792
2007 13,210,742 12.47 8,866,445 114.20 4,661 53.78 7,036 182.12 8,859,409
2008 18,141,006 37.32 14,110,229 59.14 10,994 135.87 8,953 27.25 14,101,276
2009 21,151,126 16.59 11,605,431 -17.75 24,484 122.70 16,822 87.89 11,588,609
2010 20,394,174 -3.58 15,413,639 32.81 48,511 98.13 43,435 158.20 15,370,204
2011 20,972,382 2.84 19,753,190 28.15 24,610 -49.27 29,809 -31.37 19,723,381
2012 20,296,759 -3.22 19,097,463 -3.32 1,256 -94.90 2,047 -93.13 19,095,416
2013*) 25,790,931 27.07 17,667,471 -7.49 65,887 5,145.78 47,475 2,219.25 17,619,995
Rata-rata Pertumbuhan (%/tahun)
1980-2013 23.52 25.76 26,978.38 28,746.50
1980-1997 29.23 29.07 52,045.66 55,640.61
1998-2013 17.46 22.26 344.40 171.51
Sumber : Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin
Keterangan : *) Angka Sementara
Lampiran 12. Beberapa Negara dengan Luas Tanaman Menghasilkan Kelapa Sawit
Terbesar di Asean, 2008-2012
Lampiran 13. Beberapa Negara dengan Produksi Kelapa Sawit Terbesar di Asean,
2008-2012
Produksi (Ton)
No. Negara
Share Kumulatif
2008 2009 2010 2011 2012 Rata-rata
(%) (%)
Lampiran 15. Beberapa Negara dengan Luas Tanaman Menghasilkan Kelapa Sawit
Terbesar di Dunia, 2008-2012
Lampiran 16. Beberapa Negara dengan Produksi Kelapa Sawit Terbesar di Dunia,
2008-2012
Produksi (Ton)
No. Negara Share Kumulatif
2008 2009 2010 2011 2012 Rata-rata
(%) (%)
1. Indonesia 17,539,788 19,324,293 19,760,011 21,449,000 23,672,000 20,349,018 44.46 44.46
6. Papua New Guinea 465,000 478,000 500,000 560,000 530,000 506,600 1.11 92.31
Lampiran 17. Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Kelapa Sawit di Asean,
1980-2011
4 Papua Nugini 368,300 446,000 470,000 485,700 571,900 468,380 1.39 90.61
6 Amerika Serikat 787,825 996,967 979,009 948,112 1,087,626 959,908 2.87 50.08