Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ventilator mekanis merupakan alat bantu pernapasan bertekanan
negatif atau positif yang menghasilkan aliran udara terkontrol pada jalan
nafas sehingga pasien mampu mempertahankan ventilasi dan pemberian
oksigen dalam jangka waktu yang lama. Tujuan pemasangan ventilator
mekanik adalah mempertahankan ventilasi alveolar secara optimal untuk
memenuhi kebutuhan metabolik pasien, memperbaiki hipoksemia dan
memaksimalkan transport oksigen (Purnawan, 2010). Ventilator mekanik
ini digunakan untuk memberikan dukungan terhadap pasien yang
mengalami gangguan fungsi respiratorik yang disebabkan oleh obat-
obatan, penyakit, pasien dengan tekanan tinggi intrakranial atau keadaan
lain yang menyebabkan pasien tidak mampu untuk bernafas tanpa bantuan
mesin (Dzulfikar, 2006)
Tanpa adanya perawatan yang tepat maka seringkali timbul
komplikasi pada penderita dengan ventilator mekanik di Intensive Care
Unit (ICU). Kolonisasi bakteri pada jalan nafas merupakan salah satu hal
yang sangat potensial pada penderita yang terpasang ventilator. Keadaan
ini sangat beresiko untuk terjadinya Ventilator Associated Pneumonia
(VAP) yaitu pneumonia yang timbul lebih dari 48–72 jam setelah intubasi
(pemasangan ventilator) dimana diagnosis VAP ini dapat ditegakkan
dengan suatu tes yaitu Clinical Pulmonary Infection Score (CPIS) yang
meliputi beberapa komponen, yaitu suhu tubuh, leukosit, sekret trakea,
indeks oksigenasi, pemeriksaan radiologi dengan x-foto torak dan kultur.
Beberapa strategi untuk mencegahterjadinya kolonisasi orofaring telah
dievaluasi. Aplikasi dengan menggunakan antibiotik yang tidak diserap,
baik dalam bentuk larutan atau pasta, untuk rongga orofaring telah
dikaitkan dengan pengurangan yang signifikan dari VAP dalam sebuah
penelitian double blind dengan kontrol dua plasebo. Akan tetapi profilaksis
yang terus menerus dengan menggunaan antibiotik dapat meningkatkan
risiko terjadinya resistensi patogen, dan oleh karena itu tidak
direkomendasikan.
Dekontaminasi oral pada penderita dengan ventilator mekanik
menggunakan antiseptik berkaitan dengan kejadian rendah akan terkena
pneumonia terkait ventilator. Baik dengan menggunakan antibiotik
ataupun antiseptik, dekontaminasi oral akan menurunkan angka mortalitas
dan durasi penggunaan ventilator mekanik serta lama rawat inap di ruang
rawat intensif.
Antiseptik atau antimikroba peptida dengan penggunaan terapeutik
yang terbatas, seperti chlorhexidine, povidone iodine, listerine, hexadole
piper betle dan cholistin dapat menjadi alternatif menarik untuk
dekontaminasi orofaringeal. Chlorhexidine memiliki berbagai aktivitas
melawan mikroorganisme gram positif, termasuk patogen multiresisten
seperti Methicillin Resistant Staphylococcus Aureus (MRSA) dan
Vancomisin resistant Enterococcus (VRE), meskipun kegiatan terhadap
mikroorganisme gram negatif mungkin kurang optimal.

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Umum
Menjelaskan tentang hasil-hasil penelitian yang terkait dengan

D. Langkah-Langkah melakukan telaah Jurnal


1. Penetapan Strategi Pencarian
Peneliti menetapkan strategi penelitian dengan cara
mengidentifikasi kasus dan masalah yang sering terjadi di ruang NCCU
(GICU 2) RSUP Hasan Sadikin Bandung dan menentukan masalah dengan
cara mencari fenomena yang ada di ruangan dan didapatkan pada pasien
yang terpasang ventisasi mekanik, hal tersebut menyebabkan adanya
bakteri pada jalan nafas dan hal ini sangat beresiko untuk terjadinya
Ventilator Associated Pneumonia (VAP).
2. Identifikasi Sumber Pustaka
Setelah menemukan fenomena yang terdapat di Ruang NCCU
(GICU 2) RSUP Hasan Sadikin selanjutnya kelompok menggunakan
mesin pencarian di perangkat komputer dan melakukan pencarian dengan
kata kunci ventilator mekanik, oral hygiene, VAP, mouthwash,

Anda mungkin juga menyukai