SATUAN ACARA PENYULUHAn
SATUAN ACARA PENYULUHAn
TB PARU
A. Latar belakang
Health Organitation (WHO, 2012) sepertiga populasi dunia yaitu sekitar dua
Lebih dari 90% kasus TB dan kematian berasal dari negara berkembang
1
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SENTOSA BARU MEDAN
tahun 2009 yang mencapai 528.063 penderita TB paru dengan 91.369 orang
di dunia setelah Cina dan India, dengan jumlah sekitar 10% dari total
(BTA) positif pada pasien adalah 110 per 100.000 penduduk (Riskesdas,
2013).
B. TUJUAN INSTRUKSIONAL
1. Tujuan Umum
Melalui kegiatan pendidikan kesehatan ini pasien mampu memahami apa itu TB
Paru
2. Tujuan Khusus
2
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SENTOSA BARU MEDAN
PENGORGANISASIAN
1. Judul : TB Paru
5.Anggota :
Ria Yuliani
Vera Farida
Anas Khoerulumam
Anissa Metha Puspa D
Dampit Pinaluki
Dian Febiola
Dwi Putri Anandia
Khower
6. Pembimbing : HASTUTI, S.Kep,Ners
Pembimbing
HASTUTI, S.Kep,Ners
Nip. 196011011986032004
3
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SENTOSA BARU MEDAN
MATERI PENYULUHAN
TUBERCULOSIS (TB)
1. Definisi
2. Epidemiologi
4
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SENTOSA BARU MEDAN
3. Etiologi
Kuman, Mycobacterium Tuberculosis sebagai kuman penyebab
Tuberkulosis yang ditemukan pertama kali oleh Robert Koch pada tahun 1882,
adalah suatu basil yang bersifat tahan asam pada pewarnaan sehingga disebut
pula sebagai Basil Tahan Asam (BTA). Mycobacterium tuberculosis berbentuk
batang bersifat aerob, panjangnya 1-4 mikron, lebarnya antara 0,3 sampai 0,6
mikron. Kuman akan tumbuh optimal pada suhu sekitar 37°C yang memang
kebetulan sesuai dengan tubuh manusia, basil tuberkulosis tahan hidup berbulan-
bulan pada suhu kamar dan dalam ruangan yang gelap dan lembab, dan cepat mati
terkena sinar matahari langsung (sinar ultraviolet), dalam jaringan tubuh kuman
ini bersifat dormant (tertidur lama) selama beberapa tahun dan dapat kembali
aktif jika mekanisme pertahanan tubuh lemah.
4. Patofisiologi
Sumber infeksi yang terpenting adalah dahak penderita TB Paru Positif.
Penularan terjadi melalui percikan dahak (droplet Infection) saat penderita batuk,
berbicara atau meludah. Kuman TB Paru dari percikan tersebut melayang di
udara, jika terhirup oleh orang lain akan masuk kedalam sistem respirasi dan
selanjutnya dapat menyebabkan penyakit pada penderita yang menghirupnya.
Dengan demikian penyakit ini sangat erat kaitanya dengan lingkungan, penyakit
TB Paru dapat terjadi akibat dari komponen lingkungan yang tidak seimbang
(pencemaran udara). Masalah pencemaran udara di permukaan bumi sudah ada
sejak zaman pembentukan bumi itu sendiri. Namun dampak bagi kesehatan
manusia, tentu dimulai sejak manusia pertama itu terbentuk. Udara adalah salah
satu media transmisi penularan TB Paru dimana manusia memerlukan oksigen
untuk kehidupan.
Jadi jika seorang penderita TB Paru positif membuang dahak di sembarang
tempat, maka kuman TB dalam jumlah besar berada di udara. Kuman TB Paru
dapat menginfeksi berbagai bagian tubuh dan lebih memilih bagian tubuh dengan
kadar oksigen tinggi. Paru-paru merupakan tempat predileksi utama kuman TB
Paru. Gambaran TB Paru pada paru yang dapat di jumpai adalah kavitasi,
fibrosis, pneumonia progresif dan TB Paru endobronkhial. Sedangkan bagian
tubuh ekstra paru yang sering terkena TB Paru adalah pleura, kelenjar getah
5
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SENTOSA BARU MEDAN
bening, susunan saraf pusat, abdomen dan tulang. Kemungkinan suatu infeksi
berkembang menjadi penyakit, tergantung pada konsentrasi kuman yang terhirup
dan daya tahan tubuh.
Sumber penularan adalah pasien TB Paru BTA positif. Pada waktu batuk
atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk percikan dahak
(droplet nuclei). Sekali batuk dapat menghasilkan sekitar 3000 percikan dahak.
Umumnya penularan terjadi dalam ruangan dimana percikan dahak berada dalam
waktu yang lama. Ventilasi dapat mengurangi jumlah percikan, sementara sinar
matahari langsung dapat membunuh kuman. Percikan dapat bertahan selama
beberapa jam dalam keadaan yang gelap dan lembab. Daya penularan seorang
pasien ditentukan oleh banyaknya kuman yang dikeluarkan dari parunya. Makin
tinggi derajat kepositifan hasil pemeriksaan dahak, makin menular pasien
tersebut. Faktor yang memungkinkan seseorang terpajan kuman TB ditentukan
oleh konsentrasi percikan dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut.
Risiko tertular tergantung dari tingkat pajanan dengan percikan dahak. Pasien TB
paru dengan BTA positif memberikan kemungkinan risiko penularan lebih besar
dari pasien TB paru dengan BTA negatif. Risiko penularan setiap tahunnya di
tunjukkan dengan Annual Risk of Tuberculosis Infection (ARTI) yaitu proporsi
penduduk yang berisiko Terinfeksi TB selama satu tahun. ARTI sebesar 1%,
berarti 10 (sepuluh) orang diantara 1000 penduduk terinfeksi setiap tahun. ARTI
di Indonesia bervariasi antara 1-3%. Infeksi TB dibuktikan dengan perubahan
reaksi tuberkulin negatif menjadi positif.
5. Gejala klinis
- Demam : biasanya subfebril menyerupai demam influenza, tetapi kadang-
kadang panas badan mencapai 40-41⁰c. Serangan demam pertama dapat
sembuh sebentar kemudian dapat timbul kembali.
- Batuk/batuk berdarah : batuk baru ada setelah penyakit berkembang dalam
jaringan paru yaitu setelah berminggu-minggu atau berbulan-bulan. Sifatnya
dimulai dari batuk kering (non produktif) kemudian setelah timbul
peradangan menjadi produktif (menghasilkan sputum). Keadaan lanjut adalah
batuk darah karena terdapat pebuluh darah yang pecah.
6
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SENTOSA BARU MEDAN
- Sesak nafas : pada penyakit ringan (baru tumbuh) belum dirasakan sesak
nafas. nafas baru akan ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut, ysng
infiltrasinya sudah meliputi setengah bagian paru-paru.
- Nyeri dada : gejala ini agak jarang ditemukan. Nyeri dada timbul bila
infiltrasi radang sudah sampai ke pleura sehingga menimbulkan pleuritis,
terjadi gesekan kedua pleura sewaktu pasien menarik/ melepaskan nafasnya.
- Malaise : penyakit TB bersifat radang menahun. Gejala malaise ditemukan
berupa anoreksia tidak ada nafsu makan, badaan makin kurus (penurunan
BB), sakit kepala, meriang, nyeri otot, keringat malam. Gejala malaise ini
makin lama makin berat dan terjadi hilang timbul secara tidak teratur.
6. Pemeriksaan fisik
Tempat kelainan lesi TB paru di curigai adalah bagian apex (puncak) paru.
Bila dicurigai adanya infiltrat yang agak luas, maka didapatkan perkusi sonor
memendek dan auskultasi suara napas bronkial. Akan di dapatkan juga suara nafas
tambahan berupa ronki basah, kasar, dan nyaring. Tetapi bila infiltrat ini di liputi
oleh penebalan pleura, suara nafasnya menjadi vesikuker melemah. Bila terdapat
kavitas yang cukup besar, perkusi memberikan suara hipersonor atau timpani dan
auskultasi memberikan suara amformik.
Bila TB mengenai pleura, sering terbentuk efusi pleura. Paru yang sakit
terlihat agak tertinggal dalam pernafasan. Perkusi memberikan suara pekak.
Auskultasi memberikan suara napas yang lemah sampai tidak terdengar sama
sekali.
7. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan radiologis
Pemeriksaan radiologis dada cara yang praktis untuk menemukan lesi
tuberculosis. Pada awal penyakit saat lesi masih merupakan sarang-sarang
pneumonia, gambaran radiologis berupa bercak-bercak seperti awan dan
7
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SENTOSA BARU MEDAN
dengan batas-batas yang tidak tegas. Bila lesi sudah diliputi jaringan ikat
maka bayangan berupa bulatan dengan batas yang tegas, lesi ini dikenal
sebagai tuberkuloma.
2. Pemeriksaan laboratorium
Darah rutin : jumlah leukosit yang sedikit meninggi, jumlah limfosit
masih dibawah normal, laju endap darah mulai meningkat, anemia ringan
dengan gambaran normokron dan normositer, gama globulin meningkat,
kadar natrium darah mennurun.
Sputum : ditemukannya kuman BTA.
3. Tes tuberculin
Pemeriksaan ini masih banyak dipakai untuk menegakan diagnosis terutama
pada anak-anak (balita). Biasanya dipakai tes mantoux yakni dengan
menyuntikan 0,1 cc tuberculin P.P.D (purified protein derivative) intrakutan.
8. Penatalaksanaan
Dosis obat TB berdasarkan berat badan (BB)
Nama Obat Dosis Harian Dosis Berkala
BB < 50 kg BB >50 kg 3 x seminggu
Isoniazid 300 mg 400 mg 600 mg
Rifampisin 450 mg 600 mg 600 mg
Pirazinamid 1000 mg 2000 mg 2-3 g
Etambutol 500 mg 1000 mg 1-1,5 g
Streptomisin 750 mg 1000 mg 1000 mg
11. Pencegahan
- Tinggal di rumah. Jangan pergi kerja atau sekolah atau tidur di kamar dengan
orang lain selama beberapa minggu pertama pengobatan untuk TB aktif
- Ventilasi ruangan. Kuman TB menyebar lebih mudah dalam ruangan tertutup
kecil di mana udara tidak bergerak. Jika ventilasi ruangan masih kurang, buka
jendela dan gunakan kipas untuk meniup udara dalam ruangan ke luar.
- Tutup mulut mengunakan masker. Gunakan masker untuk menutup mulut
kapan saja ini merupakan langkah pencegahan TB secara efektif. Jangan lupa
untuk membuang masker secara teratur.
- Meludah hendaknya pada tempat tertentu yang sudah diberikan desinfektan
(air sabun).
- Imunisasi BCG diberikan pada bayi berumur 3-14 bulan
- Hindari udara dingin.
- Usahakan sinar matahari dan udara segar masuk secukupnya ke dalam tempat
tidur.
- Menjemur kasur, bantal, dan tempat tidur terutama pagi hari.
- Semua barang yang digunakan penderita harus terpisah begitu juga
mencucinya dan tidak boleh digunakan oleh orang lain.
- Makanan harus tinggi karbohidrat dan tinggi protein.
10
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SENTOSA BARU MEDAN
12. Edukasi
1. Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga tentang penyakit
tuberkulosis
2. Pengawasan ketaatan minum obat dan kontrol secara teratur.
3. Pola hidup sehat dan sanitasi lingkungan.
11
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI