Skripsi
untuk memenuhi sebagian persyaratan
mencapai derajat sarjana S-1
Diajukan oleh
Nanang Khuzaini
05430023
Kepada
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2009
ii
iii
iv
v
MOTTO
∩∇∠∪ tβρãÏ≈s3ø9$# ãΠöθs)ø9$# āωÎ) «!$# Çy÷ρ§‘ ÏΒ ß§t↔÷ƒ($tƒ Ÿω …çµ‾ΡÎ) ( «!$# Çy÷ρ§‘ ÏΒ (#θÝ¡t↔÷ƒ($s? Ÿωuρ ......
“Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa
dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir” (q.s Yusuf : 87)
vi
PERSEMBAHAN
vii
Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar Matematika dengan Menggunakan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS (Two Stay Two Stray) Pokok
Bahasan Trigonometri Siswa Kelas XB MAN Godean
Yogyakarta
Nanang Khuzaini
05430023
ABSTRAK
Keyword : (Model pembelajaran), kooperatif, TSTS (Two Stay Two Stray), minat
belajar, prestasi belajar
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT Tuhan sekalian alam, syukurku hanya
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tsts (Two Stay Two Stray) Pokok
dengan lancar.
dorongan, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis
1. Ibu Dra. Hj. Maizer SN, M.Si selaku Dekan Fakultas Sains dan
2. Ibu Sri Utami Zuliana S, Si. M, Sc, selaku Ketua Program Studi
Kalijaga Yogyakarta.
ix
cepat menyelesaikan tugas akhir ini, serta memberikan bimbingan
6. Ibu dan Bapak dosen serta TU Fakultas Sains dan Teknologi UIN
penelitian.
10. Ibu dan Bapak di rumah Lumajang yang telah mendoakan penulis
11. Kakak dan adik penulis yang menjadi contoh dan inspirasi penulis
x
12. Nuryadi yang telah banyak membantu penulis dalam pelaksanaan
skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis senantiasa
berharap saran dan kritik yang membangun dari semua pihak untuk perbaikan
Nanang Khuzaini
05430023
xi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................................viii
A. Latar Belakang..................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................ 7
C. Pembatasan Masalah .......................................................................... 8
D. Rumusan Masalah .............................................................................. 9
E. Tujuan Penelitian ................................................................................. 9
F. Manfaat Penelitian ............................................................................... 10
xii
BAB II LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA............................... 12
xiii
b. Pelaksanaan (Acting) Tindakan Kelas Siklus I ....................... 64
c. Pengamatan (Observing), Hasil Pengisian Angket, Wawancara,
dan Test Siklus pada Siklus I .................................................. 75
d. Refleksi (Reflecting) Siklus I .................................................. 90
2. Penelitian Tindakan Kelas Siklus II .............................................. 92
a. Perencanaan (Planning) Tindakan Siklus II ........................... 92
b. Pelaksanaan (Acting) Tindakan Kelas Siklus II ...................... 94
c. Pengamatan (Observing), Hasil Pengisian Angket, Wawancara,
dan Test Siklus pada Siklus II ............................................ 104
d. Refleksi (Reflecting) Siklus II.............................................. 120
C. Pembahasan ..................................................................................... 121
1. Peningkatan Minat Belajar ......................................................... 121
2. Peningkatan Prestasi Belajar Siswa ............................................ 123
3. Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika dengan
Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS
(Two Stay To Stray) .................................................................... 126
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN – LAMPIRAN
xiv
DAFTAR BAGAN
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 17. Rekap nilai LKS I, LKS II, dan tes siklus pada siklus I .....................84
Tabel 20. Pembagian materi tiap kelompok pada siklus II pertemuan I ............96
Tabel 22. Pembagian materi tiap kelompok pada siklus II pertemuan II ...........100
xvi
Tabel 23. Rotasi kelompok pada siklus II pertemuan II....................................101
Tabel 32. Hasil rekap nilai LKS I, LKS II, dan tes siklus pada siklus II ...........113
xvii
DAFTAR GAMBAR
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
xix
Lampiran 2.11. Jurnal Harian
xx
DAFTAR TABEL
Tabel 17. Rekap nilai LKS I, LKS II, dan tes siklus pada siklus I.....................84
Tabel 20. Pembagian materi tiap kelompok pada siklus II pertemuan I ............96
Tabel 22. Pembagian materi tiap kelompok pada siklus II pertemuan II...........100
xvi
Tabel 23. Rotasi kelompok pada siklus II pertemuan II....................................101
Tabel 32. Hasil rekap nilai LKS I, LKS II, dan tes siklus pada siklus II ...........113
xvii
DAFTAR GAMBAR
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
xix
Lampiran 2.11. Jurnal Harian
xx
1
BAB I
PENDAHULUAN
Hal ini mengandung arti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan
pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik
tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan (seperti sekolah atau madrasah) yang
tidak mengutamakan suatu proses belajar yang terjadi pada anak maka bisa
suatu realitas. Menurut hasil wawancara yang peneliti lakukan pada tanggal 20
Desember 2008 melalui diskusi dengan salah satu guru bidang studi matematika
1
Muhibbin Syah, 2004, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: Remaja
Rosda Karya, hal.89
2
kelas XB MAN Godean, yaitu ibu Siti Hirodah, ditemukan beberapa permasalahan
sehingga ketika siswa dihadapkan pada suatu persoalan matematika yang harus
pekerjaan rumah (PR) yang diberikan oleh guru. Apabila mengerjakan pekerjaan
satu arah yang menambah siswa menjadi bosan. Sedangkan dalam prestasi
kelas XB MAN Godean merupakan salah satu kelas yang masih menganggap
semata yang perlu diperhatikan, tetapi keteladanan, motivasi atau dorongan dari
guru kepada siswa serta pengembangan kreativitas siswa juga harus diperhatikan
pendidikan sendiri adalah suatu proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang
peserta didik agar berani menghadapi problema yang dihadapi tanpa rasa tertekan,
mau, mampu dan senang menjalankan fitrahnya sebagai khalifah di bumi. Peserta
didik harus terus belajar agar mau dan mampu berbuat (learning to do) untuk
2
Tim Pustaka Merah Putih, 2007, Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Guru dan
dosen, Yogyakarta: Galang Press, hal. 12.
3
Dadang Supriatna, 2004, Realistic Mathematics Education : Pembelajaran Matematika
Berbasis Kecakapan Hidup, Buletin Media Informasi, Komunikasi Dan Pengembangan Sumber Daya,
4
sekolah menengah baik tingkat pertama maupun tingkat atas bahkan sampai
yang diperoleh.
matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Departemen Pend. Nasional Direktorat Pend. Dasar dan Menengah, Pusat Pengembangan Penataran
Guru Tertulis, hal. 41
4
Badan Standar Nasional Pendidikan, 2005. standar konpetensi dan kompetensi dasar
matematika. hal. 346
5
masalah.
sebagai bekal hidup. Tak kalah pentingnya, teknologi modern dan sains modern
bersifat abstrak. Sifat obyek matematika yang abstrak pada umumnya membuat
materi matematika sulit ditangkap dan dipahami oleh siswa.6, sehingga siswa
siswa secara penuh dan aktif, dengan kata lain proses pembelajaran yang
senantiasa dituntut untuk berpikir dan bertindak kreatif. Maka untuk mencapai
5
R.K. Sembiring.2006. PMRI Tidak Sekedar Belajar Matematika. Dalam Majalah Pendidikan
Matematika Realistik Indonesia (PMRI). Bandung : IP-PMRI. hal,1
6
Sugeng Mardiyono, Pengembangan Kecakapan Hidup Melalui Pemebelajaran Matematika
Yang Inovatif. Makalah seminar disampaikan pada Seminar Matematika di FMIPA UNY, 12 Oktober
2004, Hal, 1.
6
dikenal siswa pada saat sekolah menengah pertama, dan pemahaman trigonometri
sudah tidak ada, maka siswa akan kesulitan untuk memahami materi trigonometri
kesulitannya itu, maka siswa akan lebih sulit dalam memahami materi lanjutan
perbaikan dalam proses pembelajaran. Di sisi lain, guru juga kesulitan ketika
rata-rata siswa masih jauh dari standar yang diinginkan, lebih-lebih tanpa
(Two Stay Two Stray). Ciri khas tipe ini adalah satu kelompok yang terdiri dari
empat orang karena dalam prosesnya nanti, dua orang harus tetap di kelompok
untuk menerangkan materi yang telah dipelajari dan dua orang lagi harus bertamu
disampaikan oleh siswa yang menetap dalam kelompok yang didatangi. Dengan
adanya peran aktif dari semua siswa diharapkan pembelajaran menjadi lebih
untuk melakukan penelitian tentang upaya peningkatan minat dan prestasi belajar
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS (Two Stay Two Stray)
B. Identifikasi Masalah
1. Input madrasah dalam hal tingkat kecerdasan rata-rata siswa masih jauh dari
2. Adanya perasaan segan dan malu pada diri siswa untuk bertanya pada guru
matematika.
8
belajar sendiri dan tidak bertanya atau berdiskusi dengan teman lainnya dalam
4. Siswa kurang berani menunjukkan hasil pekerjaannya di depan kelas, hal ini
6. Kurangnya minat siswa dalam belajar matematika, hal ini ditunjukkan oleh
C. Pembatasan Masalah
TSTS (Two Stay Two Stray) di kelas XB MAN Godean Yogyakarta semester
genap tahun pelajaran 2008/2009 pada pokok bahasan trigonometri ini akan
D. Rumusan Masalah
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS (Two Stay Two Stray)
kooperatif tipe TSTS (Two StayTwo Stray) dapat meningkatkan minat belajar
pembelajaran kooperatif tipe TSTS (Two StayTwo Stray) seperti apa yang
kooperatif tipe TSTS (Two Stay Two Stray) dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa?
E. Tujuan Penelitian
Two Stray).
Two Stray).
10
F. Manfaat Penelitian
1. Untuk sekolah
Two Stray).
3. Untuk siswa
prestasi belajarnya.
4. Untuk mahasiswa
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
meningkatkan minat belajar siswa. Hal ini dapat ditunjukkan dari hasil
dari teman dan gurunya. Siswa berani dalam mengemukakan ide dan
oleh pengisian observasi minat siswa bahwa minat siswa dari aspek perasaan
mengalami peningkatan.
131
Terlihat dari tabel di atas peningkatan minat siswa yang pada siklus I
tersebut secara kuantitatif ditunjukkan dari rata-rata skor hasil belajar siswa.
dari siklus I ke siklus II, sebesar 66, 73 menjadi 79, 60. Berdasarkan data-
data yang telah disajikan di atas, maka peneliti menganggap bahwa dari
siswa.
132
pembelajaran kooperatif tipe TSTS (Two Stay Two Stray) yang dapat
materi yang dapat dibagi secara parsial dan tidak bertingkat, Seperti dalam
trigonometri.
materi pada setiap kelompok agar rotasi tidak rancu dan memakan waktu.
oleh siswa dengan tepuk tangan atau ucapan selamat. Guru memberikan
selalu giat belajar dan akan memberikan reward terhadap siswa yang selalu
TSTS (Two Stay Two Stray) menunjukkkan adanya peningkatan dari siklus
I sebesar 58,5% yang berada dalam kategori cukup menjadi masuk pada
B. Keterbatasan Peneliti
1. Jumlah observer terbatas, hanya dua observer yaitu M. Farid Nasrulloh dan
Nuryadi, sehingga semua aktifitas siswa tidak dapat terekam dan cenderung
kurang obyektif.
2. Belum semua aspek minat dapat diteliti, baru aspek perasaan senang,
konsentrasi, dan kemauan siswa untuk belajar matematika saja, dan masih
C. Saran
yang berbeda dan dengan materi pelajaran yang berbeda pula. Atau kalau
berbeda, atau kalaupun tetap meneliti minat siswa hendaknya dengan aspek
3. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS (Two Stay Two Stray)
digunakan guna melatih siswa untuk bersosialisasi dan bekerja sama dengan
teman-temannya.
DAFTAR PUSTAKA
Djamaroh, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. (Jakarta :
Rineka Cipta, 2002).
Nurita,” Efektivitas Pembelajaran Sejarah Siswa Kelas VII SMP Negeri 12 Jember
Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray (TSTS)
Semester Genap Tahun Pelajaran 2006-2007.”, Skripsi Jurusan Pendidikan
Sejarah, Fakultas Ilmu Kependidikan, Universitas Jember, 2007
Tim Pelatih Proyek PGSM, Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research),
(Jakarta : Departemen Pendidikan d an Kebudayaan Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Guru Sekolah Menengah).
Tim Pustaka Merah Putih. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Guru dan
dosen. Yogyakarta: Galang Press, 2007.
Widdiharto, Rachmadi, “Model-model Pembelajaran Matematika SMP” Makalah
disampaikan pada Diklat Instruktur/Pengembang Matematika SMP Jenjang
Dasar tanggal 10 s.d. 23 Oktober 2004 di PPPG Matematika Yogyakarta.
www.dikmenum.go.id/.../3.%20PENILAIAN%20AFEKTIF/PENGEMBANGAN%2
0%20PERANGKAT%20PENILAIAN%20AFEKTIF.rtf, diakses tgl 05 Juli
2008, pukul 20.45 WIB.
www.educare.e-fkipunla.net
www.klubguru.com
www://id.wikipedia.org/wiki/Motivasi
www://bawana.wordpress.com