Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Wilayah Indonesia adalah negara kepulauan yang terletak di antara dua


benua yaitu Benua Asia dan Benua Australia, serta berada di antara dua
samudera yaitu Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Letak geografis
Indonesia tersebut mempunyai pengaruh terhadap perubahan angin asia dan
angin australia yang selalu berganti arah dua kali selama setahun, hal ini
terjadi karena mengikuti pergeseran matahari ke arah utara/selatan garis
khatulistiwa. Sehingga wilayah Indonesia mengenal dua musim yaitu musim
kemarau dan musim hujan. Perubahan musim kemarau ke musim hujan atau
sebaliknya disebut masa peralihan antar musim atau lebih dikenal dengan
musim pancaroba.

BMKG melalui Peraturan Kepala BMKG Nomor Kep.009 Tahun 2010


menjelaskan bahwa Cuaca Ekstrim adalah kejadian cuaca yang tidak normal,
tidak lazim yang dapat mengakibatkan kerugian terutama keselamatan jiwa
dan harta. Bencana Alam yang ditimbulkannya adalah peristiwa atau
rangkaian peristiwa yang mengancam dan menggangu kehidupan dan
penghidupan masyarakat yang diakibatkan oleh cuaca ekstrim sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan,
kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

Pada musim pancaroba cuaca di wilayah Indonesia terkadang tak


mudah di prediksi. Dimana pada musim pancaroba kerap terjadi cuaca
ekstrim, seperti; hujan, badai, hujan es, petir, angin kencang, angin puting
beliung, banjir dan longsor serta gelombang laut yang tinggi. Kejadian cuaca
ekstrim ini terjadi di hampir seluruh Indonsia selama bulan-bulan musim
peralihan. Kejadian cuaca ekstrim pada musim pancaroba yang paling banyak
adalah bencana angin puting beliung. Musim pancaroba biasanya suhu udara
berubah menjadi lebih panas dan gerah, disertai datangnya angin kencang,

1
terjadinya awan gelap yang relative singkat serta hujan deras (kadang-kadang
ada hujan butiran es).

Angin puting beliung sering terjadi diwilayah Indonesia pada bulan-


bulan peralihan musim kemarau/hujan (pancaroba). Hal ini terjadi karena
proses perubahan arah angin asia dan angin Australia yang terjadi dua kali
setahun. Perubahan arah angin regional tersebut akan mempengaruhi
kestabilan beda tekanan udara permukaan dan lapisan atas yang cukup besar
sehingga menimbulkan daya sedot udara dari permukaan ke lapisan atas yang
kuat. Namun area kejadian angin puting beliung pada umumnya sangat lokal
dan dalam waktu yang singkat. Tanda-tanda akan terjadinya angin puting
beliung, antara lain; (1) Sehari sebelumnya udara malam hari terasa panas dan
gerah, (2) Pada pagi hari langit cerah dan sekitar pukul 10.00 pagi ada
pertumbuhan awan gelap yang cepat, (3) Terbentuk awan gelap
Cumulusnimbus (Cb) yang bentuk awannya seperti bunga kol, (4) Angin
dingin mulai berhembus dan ranting serta daun pepohonan disekitar mulai
bergoyang kencang, (5) Angin dingin semakin lama semakin kencang dan
terjadilah angin ribut (puting beliung).

Melihat hasil data perbandingan bencana alam per jenis kejadian


selama periode tahun 1815-2014 (sumber data BNPB) yang terjadi di wilayah
Indonesia, angin puting beliung menempati urutan ke 2 terbesar yaitu 21 % .
Data dari BNPB, selama tahun 2013 telah terjadi kejadian angin puting
beliung di wilayah Indonesia sebanyak 503 kejadian, jumlah meninggal 31
jiwa, luka-luka 171 jiwa, menderita 45.774 jiwa, mengungsi 1.598 jiwa, serta
rumah rusak ringan hingga rusak berat sebanyak 26.703 unit.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kupang


memperkirakan sejumlah daerah di Nusa Tenggara Timur yang topografi
wilayahnya berbukit-bukit berpotensi dilanda angin puting beliung sehingga
perlu diwaspadai. Sikap waspada ini penting dimiliki masyarakat terutama
yang beraktivitas di darat maupun di laut karena tekanan angin kencang yang
melanda seluruh wilayah kepulauan ini dengan kecepatan rata-rata berkisar

2
antara 40-45 km/jam, kata Kepala Stasiun Klimatologi Lasiana Kupang Juli
Setiyanto, di Kupang.

Sebelumnya angin puting beliung menerjang 10 rumah dan satu


fasilitas umum di Dusun Dendeng, Desa Noelbaki, Kupang Tengah,
Kabupaten Kupang, Jumat (31/1/2014) siang, sehingga mengalami kerusakan.
Tidak ada korban jiwa dalam peritiwa yang berlangsung tiba-tiba dan singkat
itu.

Dari 10 rumah tercatat lima rumah mengalami kerusakan parah. Sebab,


atap dan kap rumah diterbangkan angin sehingga rumah-rumah itu terlihat
gundul. Hanya sisa tembok rumah dan perkakas dalam rumah.

Oleh karena itu kita harus mengetahui bagaimana angin itu akan
berubah menjadi bencana, sehingga kita bisa mengantisipasi dengan cepat,
sehingga bisa mengurangi resiko bencana. Maka dalam makalah ini akan di
bahas mengenai apa itu angin puing beliung, apa tindakan yang harus
dilakukan bila akan terjadi angin putting beliung serta bagaimana mitigasi
bencana angin puting beliung sebelum dan setelah bencana terjadi.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada penulisan makalah ini diantaranya ialah :

1. Apa yang dimaksud dengan angin puting beliung ?


2. Bagaimana proses terjadinya angin puting beliung ?
3. Apa penyebab terjadinya angin puting beliung ?
4. Bagaimana dampak yang ditimbulkan angin puting beliung ?
5. Bagaimana manajemen bencana angin puting beliung sebelum, saat dan
setalah terjadi bencana ?

3
1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini diantaranya ialah :

1. Mengetahui definisi angin puting beliung


2. Mengetahui proses terjadinya angin puting beliung
3. Mengetahui penyebab terjadinya angin puting beliung
4. Mengetahui dampak yang ditimbulkan angin puting beliung
5. Mengetahui manajemen bencana angin puting beliung sebelum, saat dan
setalah terjadi bencana

1.4 Manfaat

Adapun manfaat dari penulisan makalah ini diantaranya ialah :

Mengetahui bagaimana manajemen bencana angina puting beliung


dan agar masyarakat dapat waspada jika terjadi gejala-gejala seperti
angina putting beliung.

4
BAB II

ISI

2.1 Definisi Bencana Angin Putting Beliung

Angin puting beliung adalah angin yang berputar dengan kecepatan lebih
dari 63 km/jam yang bergerak secara garis lurus dengan lama kejadian
maksimum 5 menit. Orang awam menyebut angin puting beliung adalah angin
“Leysus”, di daerah Sumatera disebut “Angin Bohorok” dan masih ada
sebutan lainnya. Angin jenis ini yang ada di Amerika yaitu “Tornado”
mempunyai kecepatan sampai 320 km/jam dan berdiameter 500 meter. Angin
puting beliung sering terjadi pada siang hari atau sore hari pada musim
pacaroba. Angin ini dapat menghancurkan apa saja yang diterjangnya, karena
dengan pusarannya benda yang terlewati terangkat dan terlempar.

Angin puting beliung adalah kolom udara yang berputar kencang yang
membentuk hubungan antara awan kumulonimbus atau dalam kejadian langka
dari dasar awan cumulus dengan permukaan tanah. Angin puting beliung
muncul dalam banyak ukuran namun umumnya berbentuk corong kondensasi
yang terkihat jelas yang ujungnya yang menyentuh buimi menyempit dan
sering dikelilingi oleh awan yang membawa puing-puing.

Tornado adalah angin kencang yang berputar dengan kecepatan lebih dari
60-90 km/jam yang berlangsung 5-30 menit akibat adanya perbedaan tekanan
yang sangat besar dalam area skala yang sangat lokal yang terjadi di bawah
atau di sekitar awan cumulunimbus (Cb).

Angin puting beliung berasal dari jenis awan bersel tunggal dan berlapis-
lapis (awan Cb) dekat dengan permukaan bumi, dimana jenis awan ini
biasanya berbentuk bunga kol dan pertumbuhannya menjulang vertikal sampai
pada ketinggian lebih dari 30.000 ft, dan bisa juga berasal dari multi sel awan,
dengan luasan area horizontalnya sekitar 0-5 Km.

5
Angin puting beliung kejadiannya singkat antara 3-5 menit setelah itu
diikuti angin kencang yang berangsur-angsur kecepatannya melemah. Angin
puting beliung biasanya mempunyai kecepatan dapat mencapai 40-50 Km/jam
atau lebih dengan durasi yang sangat singkat dan tidak sama dengan fenomena
badai yang sering melanda di negara Amerika, Australia, Filipina, Jepang,
Korea maupun China. Jadi wajar kalau peristiwa ini hanya bersifat lokal dan
tidak merata, sedangkan angin kencang dapat berlangsung lebih dari 30 menit
bahkan bisa lebih dari satu hari dengan kecepatan rata-rata 20-30 knot.

Angin puting beliung ini biasanya terjadi pada saat musim peralihan atau
pada saat cuaca hujan atau di musim hujan yang hujannya masih banyak
terjadi pada siang hari atau malam hari, karena memang fenomena nya selalu
terjadi setelah lepas pukul 13.00 – 17.00 waktu setempat, namun demikian
tidak menutup kemungkinan dapat terjadi pada malam hari.

2.2 Penyebab Terjadinya Angin Puting Beliung

Udara panas dan dingin bertemu, sehingga saling bentrok dan terbentuklah
puting beliung. Proses terjadinya angin puting beliung, biasanya terjadi pada
musim pancaroba pada siang hari suhu udara panas, pengap, dan awan hitam
mengumpul, akibat radiasi matahari di siang hari tumbuh awan secara
vertikal, selanjutnya di dalam awan tersebut terjadi pergolakan arus udara naik
dan turun dengan kecepatan yang cukup tinggi. Arus udara yang turun dengan
kecepatan yang tinggi menghembus ke permukaan bumi secara tiba-tiba dan
berjalan secara acak.

2.3 Ciri - ciri Angin Puting Beliung

Ciri-ciri dari angina putting beliung diantaranya ialah :

6
a. Kejadiannya singkat, antara 3 hingga 10 menit, setelah itu diikuti angin
kencang yang kecepatannya berangsur melemah
b. Kecepatan angin lesus adalah 45 hingga 90 km/jam
c. Terjadi di tempat dengan radius jangkuan 5 hingga 10 km
d. Terjadi di musim pancaroba dan sebagian kecil di musim hujan, saat hujan
di siang atau sore hari.
e. Terjadi antara jam 13 hingga 17

2.4 Proses Terjadinya Angin Puting Beliung

Proses terjadinya puting beliung sangat terkait erat dengan fase tumbuhnya
awan Cb yaitu seperti dijelaskan dibawah ini:

a. Fase Tumbuh

Dalam awan terdiri dari arus naik ke atas yang kuat. Hujan belum
turun, titik-titik air maupun kristal-kristal es, masih tertahan oleh arus
udara yang naik ke atas puncak awan.

b. Fase Dewasa

Titik-titik air tidak tertahan lagi oleh udara naik ke puncak awan.
Hujan turun menimbulkan gaya gesek antara arus udara naik dan turun.
Temperatur massa udara yang turun lebih dingin dari udara sekelilingnya.
Antara arus udara yang naik dan turun dapat menimbulkan arus geser
memutar, dan membentuk pusaran. Arus udara ini memutar semakin
cepat, irip seperti sebuah siklon yang “menjilat” bumi sebagai angin
puting beliung. Terkadang disertai hujan deras yang membentuk pancaran
air (water spout).

c. Fase Punah

Tidak ada massa udara naik, massa udara yang turun meluas
diseluruh awan. Kondensasi berhenti, udara yang turun melemah hingga
berakhirlah pertumbuhan awan Cumulunimbus (Cb).

7
2.5 Tanda-tanda yang mendahului Angin Puting Beliung

Tanda-tanda yang mendahului angina putting beliung diantaranya ialah :

a. Sehari sebelumnya udara pada malam dan pagi terasa panas, sumuk,
pengap
b. Sekitar jam 10 pagi terlihat awan cumulus (awan berlapis-lapis), diantara
awantersebut ada satu jenis awan yang memiliki batas tepi sangat jelas
berwarna abuabu menjulang tinggi seperti bunga kol
c. Selanjutnya awan tersebut akan cepat berubah warna menjadi hitam gelap
d. Jika ranting pohon bergoyang, maka hujan dan angin kencang akan dating
e. Terasa ada sentuhan udara dingin di sekitar tempat kita berdiri
f. Biasanya hujan yang pertama kali turun adalah hujan yang tiba-tiba deras,
apabila hujannya gerimis maka kejadian angin kencang jauh dari
lingkungan kita berdiri
g. Terdengar sambaran petir yang cukup keras, yang merupakan pertanda
hujan lebat dan angin kencang akan terjadi
h. Pada musim penghujan, jika 1 hingga 3 hari berturut-turut tidak ada hujan,
kemungkinan hujan deras yang pertama kali turun akan diikuti oleh angin
kencang baik yang termasuk dalam kategori puting beliung atau angin
kencang yang memiliki kecepatan lebih rendah.

2.5 Karakteristik Angin Puting Beliung

Karakteristik dari angina putting beliung diantaranya ialah :

a. Puting beliung merupakan dampak dari awan Cumulonimbus yang biasa


tumbuh selama periode musim hujan, tetapi tidak semua pertumbuhan
awan Cumulonimbus akan menimbulkan angin puting beliung
b. Kehadirannya belum dapat diprediksi
c. Terjadi secara tiba-tiba (2-5 menit) pada area skala yang sangat lokal
d. Pusaran puting beliung mirip belalai gajah/selang vacuum cleaner

8
e. Jika kejadiannya berlangsung lama, lintasannya membentuk jalur
kerusakan
f. Lebih sering terjadi pada siang hari dan lebih banyak di daerah dataran
rendah

2.6 Dampak yang Ditimbulkan Angin Puting Beliung

Setiap bencana alam selalu membawa dampak dan menimbulkan


kerugian bagi manyarakat, berupa korban jiwa, dan material. Bencana angin
puting beliung bila menimbulkan korban dan kerusakan pada bangunan
infrastruktur, hal ini tergantung dari skala intensitas angin. Semakin tinggi
intensitas angin maka akan semakin berat tingkat kerusakan yang ditimbulkan
Angin puting beliung yang terjadi di indonesia memiliki skala intensitas
antara F1 dan F0, yang digolongkan pada tornado lemah. Kerusakan yang
dilimbulkan diantaranya:

1. Menyebabkan kerusakan atau kehancuran bangunan


2. Merusak jaringan listrik
3. Mengangkat dan memindahkan benda-benda yang tidak stabil
4. Membahayakan keselamatan

2.7 Manajemen Bencana Angin Puting Beliung

Ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mitigasi bencana angin
puting :

1. Membuat sruktur bangunan yang memenuhi syarat teknis untuk mampu


bertahan terhadap gaya angina
2. Perlunya penerapan aturan standar bangunan yang memperhitungkan
beban angin khususnya di daerah yang rawan angin topan
3. Penempatan lokasi pembangunan fasilitas yang penting pada daerah yang
terlindung dari serangan angin topan

9
4. Penghijauan di bagian atas arah angin untuk meredam gaya angina
5. Pembuatan bangunan umum yang cukup luas yang dapat digunakan
sebagai tempat penampungan sementara bagi orang maupun barang saat
terjadi serangan angin topan
6. Pengamanan/perlakuan bagian-bagian yang mudah diterbangkan angin
yang dapat membahayakan diri atau arang lain disekitarnya
7. Kesiap-siagaan dalam menghadapi angin puting beliung, mengetahui
bagaimana cara penyelamatan diri
8. Pengamanan barang-barang di sekitar rumah agar terikat dibangun secara
kuat sehingga tidak diterbangkan angin.
9. Untuk para nelayan, supaya menembatkan atau mengikat kuat kapal-
kapalnya.

Manajemen Bencana Puting Beliung

A. Sebelum bencana :
 Perlu dilakukan sosialisasi mengenai puting beliung agar
masyarakat memahami dan mengenal puting beliung, baik definisi,
gejala awal, karakteristik, bahaya, dan mitigasinya
 Menyusun peta rawan bencana puting beliung berdasarkan data
historis
 Memangkas ranting pohon besar dan menebang pohon yang sudah
rapuh serta tidak membiasakan memarkir kendaraan di bawah
pohon besar
 Jika tidak penting sekali, hindari bepergian apabila langit tampak
awan gelap dan menggantung
 Mengembangkan sikap sadar informasi cuaca dengan selalu
mengikuti informasi prakiraan cuaca atau proaktif menanyakan
kondisi cuaca kepada instansi yang berwenang
 Penyiapan lokasi yang aman untuk tempat pengungsian sementara

10
B. Saat bencana:
 Segera berlindung pada bangunan yang kokoh dan aman begitu angin
kencang menerjang
 Jika memungkinkan segeralah menjauh dari lokasi kejadian karena
proses terjadinya puting beliung berlangsung sangat cepat
 Jika saat terjadi puting beliung kita berada di dalam rumah semi
permanen/rumah kayu, hingga bangunan bergoyang, segeralah keluar
rumah untuk mencari perlindungan di tempat lain karena bisa jadi
rumah tersebut akan roboh
 Hindari berteduh di bawah pohon besar, baliho, papan reklame dan
jalur kabel listrik
 Ancaman puting beliung biasanya berlangsung 5-10 menit, sehingga
jangan terburu-buru keluar dari tempat perlindungan yang aman jika
angin kencang belum benar-benar reda

C. Setelah Bencana:
 Melakukan koordinasi dengan berbagai pelaksana lapangan dalam
pencarian dan pertolongan para korban
 Mendirikan posko dan evakuasi korban yang selamat
 Mendirikan tempat penampungan korban bencana secara darurat di
dekat lokasi bencana atau menggunakan rumah penduduk untuk
pengobatan dan dapur umum
 Melakukan koordinasi bahan bantuan agar terdistribusi tepat sasaran
dan sampai kepada mereka yang benar-benar membutuhkan dan
menghindari para oknum yang memanfaatkan situasi
 Melakukan evaluasi pelaksanaan pertolongan dan estimasi kerugian
material.

11
2.8 Antisipasi dan Penanggulangan Angin Putting Beliung

Antisipasi adanya angin puting beliung, antara lain sebagai berikut:

a. Jika terdapat pohon yang rimbun dan tinggi serta rapuh agar segera
ditebang untuk mengurangi beban berat pada pohon tersebut
b. Perhatikan atap rumah yang sudah rapuh, karena pada rumah yang rapuh
sangat mudah sekali terhempas, sedangkan pada rumah yang permanent,
kecil kemungkinan terhempas.
c. Apabila melihat awan yang tiba-tiba gelap, semula cerah sebaiknya untuk
tidak mendekati daerah awan gelap tersebut
d. Cepat berlindung atau menjauh dari lokasi kejadian, karena peristiwa
fenomena tersebut sangat cepat
e. Untuk jangka panjang pohon dipinggir jalan diganti dengan pohon akar
berjenis serabut seperti pohon asem, pohon beringin dsb.

Adapun upaya penanggulangan angin puting beliung adalah sebagai berikut :

A. Sebelum Datangnya Angin


 Dengar dan simaklah siaran radio atau televisi menyangkut prakiraan
terkini cuaca setempat
 Waspadalah terhadap perubahan cuaca
 Waspadalah terhadap angin topan yang mendekat
 Waspadalah terhadap tanda tanda bahaya sebagai berikut: Langit
gelap, sering berwarna kehijauan.
 Hujan es dengan butiran besar
 Awan rendah, hitam, besar, seringkali bergerak berputar
 Suara keras seperti bunyi kereta api cepat
 Bersiaplah untuk ke tempat perlindungan ( bunker ) bila ada angin
topan mendekat

12
B. Saat Datangnya Angin
 Bila dalam keadaan bahaya segeralah ke tempat perlindungan (bunker)
 Jika anda berada di dalam bangunan seperti rumah, gedung
perkantoran, sekolah, rumah sakit, pabrik, pusat perbelanjaan, gedung
pencakar langit, maka yang anda harus lakukan adalah segera menuju
ke ruangan yang telah dipersiapkan untuk menghadapi keadaan
tersebut seperti sebuah ruangan yang dianggap paling aman basement,
ruangan anti badai, atau di tingkat lantai yang paling bawah. Bila tidak
terdapat basement, segeralah ke tengah tengah ruangan pada lantai
terbawah, jauhilah sudut sudut ruangan, jendela, pintu, dan dinding
terluar bangunan.

Semakin banyak sekat dinding antara diri anda dengan dinding


terluar gedung semakin aman. Berlindunglah di bawah meja gunakan
lengan anda untuk melindungi kepala dan leher anda. Jangan pernah
membuka jendela.

 Jika anda berada di dalam kendaraan bermobil, segeralah hentikan dan


tinggalkan kendaraan anda serta carilah tempat perlindungan yang
terdekat seperti yang telah disebutkan di atas.
 Jika anda berada di luar ruangan dan jauh dari tempat perlindungan,
maka yang anda harus lakukan adalah sebagai berikut:
 Tiaraplah pada tempat yang serendah mungkin, saluran air terdekat
atau sejenisnya sambil tetap melindungi kepala dan leher dengan
menggunakan lengan anda
 Jangan berlindung di bawah jembatan, jalan layang, atau sejenisnya.
Anda akan lebih aman tiarap pada tempat yang datar dan rendah
 Jangan pernah melarikan diri dari angin puting beliung dengan
menggunakan kendaraan bermobil bila di daerah yang berpenduduk
padat atau yang bangunannya banyak. Segera tinggalkan kendaraan
anda untuk mencari tempat perlindungan terdekat.
 Hati hati terhadap benda benda yang diterbangkan angin puting
beliung. Hal ini dapat menyebabkan kematian dan cedera serius.

13
BAB III

KASUS ANGIN PUTING BELIUNG

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Puluhan rumah warga di Desa


Baru, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Riau rusak akibat diterjang
angin puting beliung disertai hujan yang terjadi pada Rabu (19/10/2016).
Tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu.Pantauan dilokasi kejadian,
sejumlah kanopi ruko roboh, dan sejumlah atap bangunan rumah rusak akibat
tersapu oleh hembusan angin puting beliung. Selain itu sejumlah pohon juga
bertumbangan, dan beberapa diantaranya jatuh menimpa atap rumah warga.
Yusmari, salah satu korban puting beliung yang mengalami
kerusakan rumah cukup parah menerangkan prihal kajadian itu.Dia menerangkan
angin puting beliung terjadi pada Pukul 01.30 Wib dini hari.Saat itu dia
mendengar suara angin berderu kencang disertai hujan, dan kemudian
menerbangkan atap rumah sejauh lebih kurang 500 meter."Saya langsung
bergeges mematikan listrik PLN, dan kemudian saya bersama anggota keluarga
saya mencari tempat berlindung,"katanya.Dia mengatakan, peristiwa angin puting
beliung ini merupakan kali pertama yang pernah terjadi di daerah mereka.
Di lokasi kejasian sejumlah warga masyarakat bersama puluhan personil
TNI dari satuan Kompi Kavaleri Panser (Kikavser) Kodam I/BB bahu secara
gotong royong membantu memperbaiki bangunan rumah yang rusak dan
memotong sejumlah pohon yang tumbang.

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan antara lain sebagai


berikut:

1. Angin puting beliung adalah angin yang berputar dengan kecepatan lebih
dari 63 km/jam yang bergerak secara garis lurus dengan lama kejadian
maksimum 5 menit.
2. Proses terjadinya puting beliung sangat terkait erat dengan fase tumbuh
nya awan Cb (Cumulonimbus) yang terdiri dari 3 fase, yaitu: Fase
Tumbuh, Fase Dewasa dan Fase Punah.
3. Penyebab terjadinya angin puting beliung yaitu udara panas dan dingin
bertemu, sehingga saling bentrok dan terbentuklah puting beliung. Arus
udara yang turun dengan kecepatan yang tinggi menghembus ke
permukaan bumi secara tiba-tiba dan berjalan secara acak.
4. Setiap bencana alam selalu membawa dampak dan menimbulkan kerugian
bagi manyarakat, berupa korban jiwa, dan material. Semakin tinggi
intensitas angin maka akan semakin berat tingkat kerusakan yang
ditimbulkan Angin puting beliung.
5. Mitigasi bencana angin puting beliung dapat dilakukan sebelum terjadi
bencana, saat terjadi bencana dan setelah terjadi bencana.

3.2 Saran

Saran yang ingin saya sampaikan pada makalah ini yaitu kita sebagai
mahasiswa-mahasiswi kebumian yang banyak mempelajari tentang bumi dan
kejadian-kejadian alam di dalamnya termasuk bencana alam yang terjadi di
bumi, hendaknya dapat mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh mengenai

15
cara mitigasi bencana alam angin puting beliung pada masyarakat yaitu
sebelum, saat dan setelah terjadi bencana, guna untuk membantu
mengantisipasi dan menanggulangi bencana angin puting beliung

16
DAFTAR PUSTAKA

http://regional.kompas.com/read/2017/03/07/20240801/200.rumah.di.malang.rusa
k.akibat.diterjang.puting.beliung

https://www.scribd.com/doc/269735954/Makalah-Angin-Puting-Beliung-pdf

http://warnetalbarokah.blogspot.co.id/2013/10/contoh-makalah-angin-puting-
beliung.html

17

Anda mungkin juga menyukai