Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut UU No. 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian Industri adalah
kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah
jadi, dan/atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk
penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri.
Lokasi Industri merupakan unsur penting dalam menentukan variasi
tempat aktivitas industri karena dapat mempengaruhi kerugian dan keuntungan
bagi sebuah pengeluaran. Maka tidak mengherankan sekiranya penempatan
industri lebih tertumpu terhadap ruang-ruang tertentu. Penentuan pemilihan lokasi
industri didasari oleh beberapa faktor yang semua tujuannya sama yaitu
meminimalkan biaya produksi agar keuntungan semakin besar.
Sebagai negara yang berkembang, Indonesia perlu adanya perindustrian
dalam negeri guna untuk memajukan perekonomian negara. Pembangunan
industry yang semakin meningkat akan berakibat pada percepatan terciptanya
struktur ekonomi yang lebih seimbang, memperluas kesempatan kerja,
meningkatkan rangkaian proses produksi industry untuk memenuhi kebutuhan
dalam negeri. Dengan demikian akan mengurangi ketergantungan akan barang
impor, bahkan pada akhirnya akan meningkatkan ekspor hasil industry.
Dalam membangun perindustrian di negara maka sangat penting
menentukan suatu lokasi perindustrian, agar industri yang dijalankan dapat
berjalan lancar dan mampu bersaing dengan industri lainnya selain itu untuk
memperbesar keuntungan dengan menekan biaya produksi dan meraih pasar yang
luas. Jika suatu perindustrian maju maka pendapatan negarapun akan naik dan
masyarakat akan lebih mampu terjamin.
Banyak faktor yang mempengaruhi keberadaan lokasi suatu industri.
Karena itu, pengambilan keputusan dalam merencanakan lokasi industri harus
didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan yang matang dari faktor-faktor yang

1
mempengaruhinya. Pemilihan lokasi yang strategis merupakan kerangka kerja
yang persfektif bagi pengembangan suatu kegiatan yang bersifat komersial.
Dengan demikian, tujuan penentuan lokasi industri yaitu untuk memperbesar
keuntungan dengan menekan biaya produksi.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dari makalah ini yaitu:
1. Apa yang di maksud dengan Lokasi Industri?
2. Apa saja faktor penentu lokasi kegiatan industri?
3. Apa yang dimaksud industri dan lingkungan?

1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini yaitu:
1. Memberi pengetahuan tentang lokasi industri
2. Memberi pengetahuan tentang faktor penentu lokasi kegiatan industri
3. Memberi pengetahuan tentang industri dan lingkungan

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Lokasi Industri


Lokasi Industri merupakan tempat berlangsungnya suatu kegiatan industri
pada suatu wilayah dipermukaan bumi. Lokasi industri adalah suatu tempat
dimana industri itu melakukan kegiatan fisik.
Terdapat 2 pendekatan penting dalam mempelajari lokasi industri. Pertama
yaitu pendekatan wilayah dan cara untuk menilai alasan mengapa lokasi tertentu
memiliki daya tarik untuk kegiatan industri pada umumnya baik dilihat pada skala
lokal maupun internasional. Pendekatan yang lainnya yaitu industri dalam
perspektif dan berusaha untuk menjelaskan mengapa suatu industri individu atau
perusahaan tertarik pada suatu lokasi tertentu. Kedua pendekatan ini menunjukkan
bahwa suatu jenis industri akan berlokasi sesuai dengan kebutuhannya. Pada suatu
wilayah yang dapat memenuhi kebutuhan dari suatu industri maka akan
cenderung berlokasi pada tempat tersebut. Dari kedua pendekatan ini akan
meliputi studi tentang kebutuhan khusus dari industri yang berbeda dan mencari
alasan mengapa dari satu industri mungkin berbeda dari industri lainnya. Tentu
saja kedua pendekatan ini saling melengkapi satu sama lainnya. Dalam
memutuskan suatu lokasi akhir, harus mempertimbangkan ciri relatif dari seluruh
lokasi potensial dan kemudian memilih lokasi yang paling memberikan
keuntungan bagi perusahaan. Biasanya area memiliki keuntungan dan kerugian,
oleh karena itu pengolahan industri harus berlokasi dimana terdapat faktor yang
mendukung.
Semakin strategis suatu lokasi industri, berarti akan semakin besar peluang
keuntungan yang akan diperoleh. Dengan demikian, tujuan penentuan lokasi
industri yaitu untuk memperbesar keuntungan dengan menekan biaya produksi
dan meraih pangsa pasar yang lebih luas.

3
2.1.1 Teori Lokasi Industri
Menurut Bellatrik (2011) teori lokasi muncul untuk menentukan lokasi
yang terbaik secara ekonomis bagi suatu industri.
1. Teori lokasi industri dari Weber
Teori lokasi industri dari Webber dikenal dengan sebutan least cost
location. Isi pokok teori Webber adalah lokasi industri dipilihkan di tempat-
tempat yang biayanya paling minimal.
2. Teori lokasi industri optimal dari Losch
Teori lokasi optimal dari Losch berdasarkan permintaan. Menurut
Losch, lokasi optimal suatu industri adalah lokasi yang dapat menguasai
wilayah pemasaran terluas.
3. Analisis wilayah pasar model Hotteling
Tujuan pasar model Hotteling adalah menganalisis strategi lokasi dua
industri yang bersaing di pasar. Menurut Hotteling elastisitas permintaan akan
mendorong difusi industri.

2.1.2 Jenis-jenis lokasi industri


1. Lokasi industri yang ditetapkan pemerintah
Lokasi ini sudah ditetapkan dan tidak bisa seenaknya membangun
perusahaan di luar lokasi yang telah ditentukan. Contohnya; Kawasan Industri
JABABEKA Cikarang, Kawasan Industri Pulogadung, dan Besi Baja
Krakatau Steel.
2. Lokasi industri yang mengikuti sejarah
Lokasi industri yang dipilih biasanya memiliki nilai sejarahtertentu
yang dapat memberikan pengaruh pada kegiatan bisnis. Contohnya;
membangun industry udang di Cirebon yang merupakankota udang.
3. Lokasi industri yang mengikuti kondisi alam
Lokasi industri yang tidak bisa dipilih-pilih karena sudah dipilihkan
oleh alam. Contohnya pertambangan emas di Cikotok (Jawa Barat),
pertambangan aspal di Buton (Kepulauan Riau), pertambangan gas alam di
Bontang (Kaltim).

4
4. Lokasi industri yang mengikuti faktor-faktor ekonomi
Pemilihan lokasi industri jenis ini dipengaruhi terutama oleh faktor
ekonomi seperti faktor ketersediaan tenaga kerja, faktor kedekatan dengan
pasar, ketersediaan bahan baku, dan lai-lain.
Pemilihan dan penentuan lokasi industri ini berkaitan dengan aglomerasi
dan deglomerasi.
1. Aglomerasi
Aglomerasi adalah pengelompokkan beberapa perusahaan dalam suatu
daerah atau wilayah sehingga membentuk daerah khusus industri. Aglomerasi
dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu aglomerasi primer, dimana perusahaan
yang baru muncul tidak ada hubungannya dengan perusahaan lama, dan
aglomerasi sekunder jika perusahaan yang baru beroperasi adalah perusahaan
yang memiliki tujuan untuk member pelayanan pada perusahaan yang lama.
Beberapa sebab pemicu terjadinya aglomerasi:
1) Tenaga kerja yang tersedia banyak yang memiliki kemampuan dan
keahlian yang lebih baik dibandingkan diluar daerah tersebut
2) Daya tarik suatu perusahaan bagi perusahaan lain
3) Perkembangan suatu perusahaan kecil menjadi besar, sehingga
menimbulkan perusahaan lain ikut menunjang perusahaan yang membesar
tersebut
4) Perpindahan suatu kegiatan produksi dari satu tempat ke beberapa tempat
lain
5) Perpindahan perusahaan lain agar lebih mendekati sumber bahan untuk
aktivitas produksi yang dihasilkan oleh perusahaan yang sudah ada
sehingga dapat saling menunjang satu sama lain.
2. Deglomerasi
Deglomerasi adalah suatu kecenderungan perusahaan untuk memilih
lokasi usaha yang terpisah dari kelompok lokasi perusahaan lain. Beberapa
sebab pemicu terjadinya deglomerasi:
1) Harga buruh yang semakin meningkat didaerah padat industri

5
2) Penyempitan luas tanah yang dapat digunakan, karena sudah banyak
dipakai untuk perumahan dan kantor pemerintahan
3) Harga tanah yang semakin tinggi didaerah padat
4) Sarana dan prasarana di daerah lain semakin baik namun harga tanah dan
upah buruh masih rendah.

2.2 Faktor Penentu Lokasi Kegiatan Industri


Lokasi suatu industri berada, selain memperlihatkan karakteristik dari
kegiatan industrinya juga mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan industri
tersebut. Banyak faktor yang mempengaruhi keberadaan lokasi suatu industri.
Karena itu, pengambilan keputusan dalam merencanakan lokasi industri harus
didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan yang matang dari faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Pemilihan lokasi yang strategis merupakan kerangka kerja
yang persfektif bagi pengembangan suatu kegiatan yang bersifat komersial.
Artinya, lokasi tersebut harus memiliki atau memberikan pilihan-pilihan yang
menguntungkan dari sejumlah akses yang ada.
Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan lokasi
industri, diantaranya sebagai berikut:
1. Bahan mentah
Bahan mentah merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi
dalam kegiatan industri, sehingga keberadaannya harus selalu tersedia dalam
jumlah yang besar demi kelancaran dan keberlanjutan proses produksi.
Apabila bahan mentah yang dibutuhkan industri, cadangannya cukup besar
dan banyak ditemukan maka akan mempermudah dan memperbanyak pilihan
atau alternatif penempatan lokasi industri. Apabila bahan mentah yang
dibutuhkan industri cadangannya terbatas dan hanya ditemukan di tempat
tertentu saja maka akan menyebabkan biaya operasional semakin tinggi dan
pilihan untuk penempatan lokasi industri semakin terbatas.
2. Modal
Modal yang digunakan dalam peoses produksi merupakan hal yang
sangat penting. Hal ini kaitannya dengan jumlah produk yang akan dihasilkan,

6
pengadaan bahan mentah, tenaga kerja yang dibutuhkan, teknologi yang akan
digunakan, dan luasnya sistem pemasaran.
3. Tenaga kerja
Tenaga kerja merupakan tulang punggung dalam menjaga kelancaran
proses produksi, baik jumlah maupun keahliannya. Adakalanya suatu industri
membutuhkan tenaga kerja yang banyak, walaupun kurang berpendidikan.
Tetapi, ada pula industri yang hanya membutuhkan tenaga-tenaga kerja yang
berpendidikan dan terampil. Dengan demikian, penempatan lokasi industri
berdasarkan tenaga kerja sangat tergantung pada jenis dan karakteristik
kegiatan industrinya.
4. Sumber energi
Kegiatan industri sangat membutuhkan energi untuk menggerakkan
mesin- mesin produksi, misalnya: kayu bakar, batubara, listrik, minyak bumi,
gas alam, dan tenaga atom/nuklir. Suatu industri yang banyak membutuhkan
energi, umumnya mendekati tempat-tempat yang menjadi sumber energi
tersebut.
5. Transportasi
Kegiatan industri harus ditunjang oleh kemudahan sarana transportasi
dan perhubungan. Hal ini untuk melancarkan pasokan bahan baku dan
menjamin distribusi pemasaran produk yang dihasilkan.
6. Pasar
Pasar sebagai komponen yang sangat penting dalam
mempertimbangkan lokasi industri, sebab pasar sebagai sarana untuk
memasarkan atau menjual produk yang dihasilkan. Lokasi suatu industri
diusahakan sedekat mungkin menjangkau konsumen, agar hasil produksi
mudah dipasarkan.
7. Teknologi yang digunakan
Penggunaan teknologi yang kurang tepat dapat menghambat jalannya
suatu kegiatan industri. Penggunaan teknologi yang disarankan untuk
pengembangan industri pada masa mendatang adalah industri yang memiliki

7
tingkat pencemaran (air, udara, dan kebisingan) yang rendah, hemat air, hemat
bahan baku, dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
8. Perangkat hukum
Perangkat hukum dalam bentuk peraturan dan perundang-undangan
sangat penting demi menjamin kepastian berusaha dan kelangsungan industri,
antara lain tata ruang, fungsi wilayah, upah minimum regional (UMR),
perizinan, sistem perpajakan, dan keamanan. Termasuk jaminan keamanan
dan hukum, penggunaan bahan baku, proses produksi, dan pemasaran.
9. Kondisi lingkungan
Faktor lingkungan yang dimaksud ialah segala sesuatu yang ada di
sekitarnya yang dapat menunjang kelancaran produksi. Suatu lokasi industri
yang kurang mendukung, seperti keamanan dan ketertiban, jarak ke
pemukiman, struktur batuan yang tidak stabil, iklim yang kurang cocok,
terbatasnya sumber air, dan lain-lain, hal ini dapat menghambat
keberlangsungan kegiatan industri.
Menurut Atesya (2013) dalam menentukan lokasi industri atas dasar bahan
baku, pasar, biaya angkut, tenaga kerja, modal, tekhnologi, peraturan dan
lingkungan dapat dilakukan dengan klasifikasi sebagai berikut:
1. Lokasi industri dekat dengan bahan baku jika:
1) Bahan baku yang digunakan mudah rusak,
2) Pengangkutan barang jadi lebih mudah jika dibandingkan dengan
pengangkutan bahan baku,
3) Bahan baku yang digunakan lebih berat daripada produk yang dihasilkan.
2. Lokasi industri berdasar pasar, jika:
1) Produksi yang dihasilkan lebih berat dibandingkan dengan bahan baku,
2) Bahan baku yang digunakan tidak mudah rusak,
3) Wilayah pasar luas,
4) Produksi yang dihasilkan lebih mudah rusak setelah pengolahan,
5) Faktor prestise (gengsi lebih dipentingkan, misalnya industri periklanan/
advertising).

8
3. Lokasi industri berdasarkan biaya angkut, berarti sedapat
mungkindidirikan di daerah yang lancar transportasinya baik jumlah hasil
produksinya maupun bahan-bahan baku yang diperlukan.
4. Lokasi industri berorientasi pada tenaga kerja
Tenaga kerja dalam industri berkaitan dengan dua hal, yaitu:
1) Kuantitas atau jumlah tenaga kerja yang ditampung oleh industri
2) Kualitas atau mutu tenaga kerja yang dimiliki industri
5. Lokasi industri berdasarkan modal da tekhnologi
Lokasi industri perlu diperhitungkan, besarnya modal yang dibutuhkan
dalam proses produksi, dan perlu memiliki tekhnologi yang menjadikan
industri lebih efisien. Dalam tekhnologi yang dipertimbangkan sumber tenaga
yang paling tepat digunakan, seperti tenaga hewan, tenaga air, tenaga listrik,
tenaga gas, batubara, atau minyak bumi.
6. Lokasi industri berdasarkan peraturan dan lingkungan
Berkaitan dengan hal ini, pemerintah menetapkan Peraturan
Pemerintah no.29 tahun 1986 tentang pelaksanaan analisis dampak lingkungan
(AMDAL), atau analisis mengenai dampak lingkungan.

2.3 Industri dan Lingkungan


Menurut UU No. 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian Industri adalah
kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah
jadi, dan/atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk
penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri.
Lingkungan hidup didefenisikan oleh Undang-undang Nomor 4 Tahun
1982 sebagai kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk
hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan
perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.
Industri dan lingkungan merupakan dua kata yang tak bisa dipisahkan
dalam perindustrian. Oleh karena itu, perlu adanya upaya-upaya yang harus
dilakukan untuk pengelolaan lingkungan hidup.

9
Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu untuk melestarikan
fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan,
pengembangan, pemeliharaan, pemulihan pengawasan, dan pengendalian
lingkungan hidup.
Berikut ini merupakan masalah lingkungan secara umum yang terjadi di
areal perindustrian:
1. Udara disekitar industri menjadi sangat buruk, dikarenakan gas buang
berupa asap membumbung tinggi di udara bebas.
2. Daerah sekitar industri menjdi panas, ini akibat adanya peningkatan suhu
yang ekstrim yang dihasilkan oleh gas-gas buang industri tersebut.
3. Tercemarnya sumber-sumber mata air sekitar industri, akibat pembuangan
limbah ke sumber-sumber mata air tersebut.
4. Industri juga dapat mempengaruhi peningkatan pemanasan global (global
warming), yang saat ini sedang dilakukan pencegahan agar tidak lebih
meluas.
5. Pembangunan industri dapat menyebabkan banjir karena kurangnya
daerah resapan air, daerah-daerah hijau atau resapan air sudah berubah
fungsi menjadi daerah perindustrian.
6. Polusi suara yang dihasilkan oleh deru-deru mesin produksi yang tak
henti-henti, Polusi suara dapat membisingkan telinga warga yang tinggal
disekitar areal perindustrian.
Masalah-masalah lingkungan yang mungkin akan timbul jika adanya
pembangunan sebuah industri disekitar kita. Maka dari itu seharusnya sebelum
membangun atau mendirikan sebuah industri yang mungkin dalam skala besar,
terlebih dahulu memperhatikan beberapa prinsip-prinsip dalam pembangunan
proyek industri terhadap lingkungan sekitarnya, prinsip tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Evaluasi pengaruh sosial ekonomi dan ekologi baik secara umum maupun
khusus.

10
2. Penelitian dan pengawasan lingkungan baik untuk jangka pendek maupun
jangka panjang. Dari sini akan didapatkan informasi mengenai jenis
perindustrian yang cocok dan menguntungkan.
3. Survey mengenai pengaruh-pengaruh yang mungkin timbul pada
lingkungan.
4. Berdasarkan petunjuk-petunjuk ekologi dibuat formulasi mengenai kriteria
analisa biaya, keuntungan proyek, rancangan bentuk proyek dan
pengelolaan proyek.
5. Bila penduduk setempat terpaksa mendapat pengaruh negatif dari
pembangunan proyek industri ini, maka buatlah pembangunan alternatif
atau dicarikan jalan untuk kompensasikerugian sepenuhnya.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Lokasi Industri merupakan tempat berlangsungnya suatu kegiatan industri
pada suatu wilayah dipermukaan bumi. Lokasi industri adalah suatu tempat
dimana industri itu melakukan kegiatan fisik.
Menurut Bellatrik (2011) teori lokasi terbagi menjadi 3 yaitu Teori lokasi
industri dari Weber, Teori lokasi industri optimal dari Losch dan Analisis wilayah
pasar model Hotteling.
Jenis-jenis lokasi industri yaitu Lokasi industri yang ditetapkan pemerintah
,Lokasi industri yang mengikuti sejarah, Lokasi industri yang mengikuti kondisi
alam dan Lokasi industri yang mengikuti faktor-faktor ekonomi.
Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan lokasi
industri, diantaranya sebagai berikut:
1. Bahan mentah
2. Modal
3. Tenaga kerja
4. Sumber energi
5. Transportasi
6. Pasar
7. Teknologi yang digunakan
8. Perangkat hukum
9. Kondisi lingkungan

12
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. Faktor Penentu Lokasi Industri. [Online]


Ajeeng, Nuraini. 2011. Pemilihan Dan Penentuan Lokasi Lahan Industri.
[Online]
Atesya, Rossy. 2013. Penentuan lokasi industri. [Online]
Bellatrik. 2011. Perindustrian: Menentukan Lokasi Industri. [Online]

13

Anda mungkin juga menyukai