Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan penyakit infeksi akut yang
menyerang salah satu atau lebih dari saluran pernapasan, mulai dari hidung (saluran
atas) hingga alveoli (saluran bawah) beserta organ adneksanya seperti sinus-sinus,
rongga telinga tengah dan pleura.
Menurut Depkes (2004) penyakit ISPA dapat dibagi dua berdasarkan lokasi
anatominya, yaitu: ISPA atas (ISPaA) dan ISPA bawah (ISPbA). Contoh ISPA atas
adalah batuk pilek (Common cold), Pharingitis, Otitis, Flusalesma, Sinusitis, dan lain-
lain. ISPA bawah diantaranya Bronchiolitis dan Pneumonia yang sangat berbahaya
karena dapat mengakibatkan kematian.
1) Kelompok umur <2 bulan, pneumonia berat dan bukan pneumonia. Pneumonia
berat ditandai dengan adanya napas cepat, yaitu pernapasan sebanyak 60 kali permenit
atau lebih, atau adanya tarikan dinding dada yang kuat pada dinding dada bagian
bawah ke dalam (severe chest indrawing), sedangkan bukan pneumonia bila tidak
ditemukan tarikan dinding dada bagian bawah dan tidak ada nafas cepat.
2) Kelompok umur 2 bulan - <5 tahun, pneumonia berat, pneumonia dan bukan
pneumonia. Pneumonia berat, bila disertai nafas sesak yaitu adanya tarikan dinding
dada bagian bawah ke dalam pada waktu anak menarik napas. Pneumonia didasarkan
pada adanya batuk dan atau kesukaran bernapas disertai adanya nafas cepat sesuai
umur, yaitu 40 kali per menit atau lebih. Bukan pneumonia, bila tidak ditemukan
tarikan dinding dada bagian bawah dan tidak ada nafas cepat.
Depkes (2004) membagi tanda dan gejala ISPA menjadi tiga yaitu ISPA ringan,
ISPA sedang dan ISPA berat.
Seseorang balita dinyatakan menderita ISPA ringan jika ditemukan satu atau lebih
gejala-gejala sebagai berikut :
a) Batuk
b) Serak, yaitu anak bersuara parau pada waktu mengeluarkan suara (pada waktu
berbicara atau menangis)
Seseorang balita dinyatakan menderita ISPA sedang jika dijumpai gejala dari ISPA
ringan disertai satu atau lebih gejala-gejala sebagai berikut :
a) Pernapasan cepat (fast breathing) sesuai umur yaitu : untuk kelompok umur
kurang dari 2 bulan frekuensi nafas 60 kali per menit atau lebih untuk umur 2-
<12 bulan dan 40 kali per menit atau lebih pada umur 12 bulan - < 5 tahun.
b) Suhu tubuh lebih dari 39°C
Seseorang balita dinyatakan menderita ISPA berat jika dijumpai gejala- gejala ISPA
ringan atau ISPA sedang disertai satu atau lebih gejala-gejala sebagai berikut :
Pneumonia yang merupakan salah satu dari jenis ISPA adalah pembunuh utama
balita di dunia, lebih banyak dibanding dengan gabungan penyakit AIDS, malaria dan
campak. Di dunia setiap tahun diperkirakan lebih dari 2 juta balita meninggal karena
pneumonia (1 balita/20 detik) dari 9 juta total kematian balita. Di antara 5 kematian
balita, 1 di antaranya disebabkan oleh pneumonia. Bahkan karena besarnya kematian
pneumonia ini, pneumonia disebut sebagai “pandemi yang terlupakan” atau “the
forgotten pandemic”. Namun, tidak banyak perhatian terhadap penyakit ini, sehingga
pneumonia disebut juga pembunuh Balita yang terlupakan atau “the forgotten killer
of children” (Kemenkes RI, 2011b).
Diagnosis etiologi pnemonia khususnya pada balita sulit untuk ditegakkan karena
dahak biasanya sukar diperoleh. Sedangkan prosedur pemeriksaan imunologi belum
memberikan hasil yang memuaskan untuk menentukan adanya bakteri sebagai
penyebab pnemonia, hanya biakan spesimen fungsi atau aspirasi paru serta
pemeriksaan spesimen darah yang dapat diandalkan untuk membantu menegakkan
diagnosis etiologi pnemonia. Pemeriksaan cara ini sangat efektif untuk mendapatkan
dan menentukan jenis bakteri penyebab pnemonia pada balita, namun di sisi lain
dianggap prosedur yang berbahaya dan bertentangan dengan etika (terutama jika
semata untuk tujuan penelitian). Dengan pertimbangan tersebut, diagnosis bakteri
penyebab pnemonia bagi balita di Indonesia mendasarkan pada hasil penelitian asing
(melalui publikasi WHO), bahwa Streptococcus, Pnemonia dan Hemophylus
influenzae merupakan bakteri yang selalu ditemukan pada penelitian etiologi di
negara berkembang. Di negara maju pnemonia pada balita disebabkan oleh virus.
Diagnosis pnemonia pada balita didasarkan pada adanya batuk dan atau kesukaran
bernapas disertai peningkatan frekuensi napas (napas cepat) sesuai umur. Penentuan
napas cepat dilakukan dengan cara menghitung frekuensi pernapasan dengan
menggunakan sound timer. Batas napas cepat (Kemenkes RI, 2011b) adalah :
a. Pada anak usia kurang 2 bulan frekuensi pernapasan sebanyak 60 kali per
menit atau lebih.
b. Pada anak usia 2 bulan - <1 tahun frekuensi pernapasan sebanyak 50 kali per
menit atau lebih.
c. Pada anak usia 1 tahun - <5 tahun frekuensi pernapasan sebanyak 40 kali per
menit atau lebih.
a. Pemeriksaan
b. Pengobatan
Dengan menjaga kesehatan gizi yang baik maka itu akan mencegah kita atau
terhindar dari penyakit yang terutama antara lain penyakit ISPA. Misalnya
dengan mengkonsumsi makanan empat sehat lima sempurna, banyak minum
air putih, olah raga dengan teratur, serta istirahat yang cukup, kesemuanya itu
akan menjaga badan kita tetap sehat. Karena dengan tubuh yang sehat maka
kekebalan tubuh kita akan semakin meningkat, sehingga dapat mencegah virus
/ bakteri penyakit yang akan masuk ke tubuh kita.
b) Imunisasi
Pemberian immunisasi sangat diperlukan baik pada anak-anak maupun orang
dewasa. Immunisasi dilakukan untuk menjaga kekebalan tubuh kita supaya
tidak mudah terserang berbagai macam penyakit yang disebabkan oleh virus /
bakteri.
c) Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan
Membuat ventilasi udara serta pencahayaan udara yang baik akan mengurangi
polusi asap dapur / asap rokok yang ada di dalam rumah, sehingga dapat
mencegah seseorang menghirup asap tersebut yang bisa menyebabkan terkena
penyakit ISPA. Ventilasi yang baik dapat memelihara kondisi sirkulasi udara
(atmosfer) agar tetap segar dan sehat bagi manusia.
d) Mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA
Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) ini disebabkan oleh virus/ bakteri yang
ditularkan oleh seseorang yang telah terjangkit penyakit ini melalui udara yang
tercemar dan masuk ke dalam tubuh. Bibit penyakit ini biasanya berupa virus / bakteri
di udara yang umumnya berbentuk aerosol (anatu suspensi yang melayang di udara).
Adapun bentuk aerosol yakni Droplet, Nuclei (sisa dari sekresi saluran pernafasan
yang dikeluarkan dari tubuh secara droplet dan melayang di udara), yang kedua duet
(campuran antara bibit penyakit).