Anda di halaman 1dari 14

Proses Kehamilan yang Terjadi pada Manusia

Abstrack
Every living thing has always reproduce with the aim to maintain their offspring , as well as
inhumans. Reproductive processes that occur in humans is regulated by reproductive system ,
where the man and woman , both of them have different reproductive system and need each
other. When a woman having sexual relations with a man then maybe she will get pregnant .
Pregnancy occurs when the sperm into the uterus of a woman's egg that has maturedit is
commonly called fertilization .Reproduction is a breeding process that begins with the merging
of the egg (ovum ) by sperm ( sperm ) , forming the zygote becomes an embryo and then
continues into a fetus and eventually there was what is called birth.
Keywords :reproductive system , fertilization, embryo

Abstrak

Setiap makhluk hidup selalu bereproduksi dengan tujuan untuk mempertahankan keturunannya,
demikian juga pada manusia. Proses reproduksi yang terjadi pada manusia diatur oleh sistem
reproduksi, dimana pada pria dan wanita, keduanya memiliki sistem reproduksi yang berlainan
dan saling membutuhkan. Ketika seorang wanita melakukan hubungan seksual dengan seorang
pria maka bisa jadi wanita tersebut akan hamil. Kehamilan terjadi ketika sel sperma yang masuk
ke dalam rahim seorang wanita dan membuahi sel telur yang telah matang hal ini biasa disebut
fertilisasi.Reproduksi merupakan proses perkembangbiakan yang diawali dengan bersatunya sel
telur (ovum) dengan sel mani (sperma) sehingga terbentuklah zygot lalu menjadi embrio
kemudian berlanjut menjadi fetus dan akhirnya terjadilah apa yang disebut dengan kelahiran.
Kata kunci : system reproduksi, fertilisasi, embrio

Pendahuluan
Setiap makhluk hidup selalu bereproduksi dengan tujuan untuk mempertahankan
keturunannya, demikian juga pada manusia. Proses reproduksi yang terjadi pada manusia diatur
oleh sistem reproduksi, dimana pada pria dan wanita, keduanya memiliki sistem reproduksi yang
berlainan dan saling membutuhkan.
Reproduksi merupakan proses perkembangbiakan yang diawali dengan bersatunya sel
telur (ovum) dengan sel mani (sperma) sehingga terbentuklah zygot lalu menjadi embrio

1
kemudian berlanjut menjadi fetus dan akhirnya terjadilah apa yang disebut dengan kelahiran.
Secara umum, proses reproduksi selalu melibatkan dua hal, yaitu ovum dan sperma. Ovum
sendiri dihasilkan melalui proses ovulasi yang dialami oleh kaum wanita dan melalui beberapa
tahap perkembangan folikel yang secara umum disebut proses oogenesis (proses pembentukan
sel telur atau ovum), sedangkan sperma diproduksi oleh kaum pria melalui proses
spermatogenesis (proses pembentukan sel gamet jantan atau sperma). Selain itu, proses ovulasi
dan fertilisasi (proses bertemunya sel gamet jantan dan sel gamet betina), Implantasi dan
Gatrulasi juga mempunyai peran penting dalam proses reproduksi.
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah agar pembaca dapat mengetahui dan mengerti
tentang bagaimana proses terjadinya kehamilan serta perkembangan dan pertumbuhan yang
terjadi selama proses kehamilan tersebut.

Proses Terjadinya Kehamilan

Ketika seorang wanita melakukan hubungan seksual dengan seorang pria maka bisa jadi
wanita tersebut akan hamil. Kehamilan terjadi ketika sel sperma yang masuk ke dalam rahim
seorang wanita membuahi sel telur yang telah matang. Seorang pria rata-rata mengeluarkan air
mani sebanyak 3 cc, dan setiap 1 cc air mani yang normal akan mengandung sekitar 100 juta
hingga 120 juta buah sel sperma.1Setelah air mani ini terpancar (ejakulasi) ke dalam pangkal
saluran kelamin wanita, jutaan sel sperma ini akan berlarian melintasi rongga rahim, saling
berebut untuk mencapai sel telur matang yang ada pada saluran tuba di seberang rahim. Pada saat
ovulasi, lapisan lendir di dalam serviks (leher rahim) menjadi lebih cair , sehingga sperma mudah
menembus ke dalam rahim. Sperma bergerak dari vagina sampai ke ujung tuba fallopi yang
berbentuk corong dalam waktu 5 menit. Sel yang melapisi tuba fallopi mempermudah terjadinya
pembuahan dan pembentukan zigot (sel telur yang telah dibuahi). Jika wanita tersebut berada
dalam masa subur, atau dengan kata lain terdapat sel telur yang matang, maka terjadilah
pembuahan.2
Pada proses pembuahan, hanya bagian kepala sperma yang menembus sel telur dan
bersatu dengan inti sel telur. Bagian ekor yang merupakan alat gerak sperma akan melepaskan
diri. Sel telur yang telah dibuahi akan mengalami pengerasan bagian luarnya. Ini menyebabkan
sel telur hanya dapat dibuahi oleh satu sperma. Inti sel telur yang sudah dibuahi akan mengalami

2
pembelahan menjadi dua bagian setelah 30 jam. 20 jam kemudian inti sel telur ini akan kembali
membelah menjadi empat bagian.2 Tiga sampai empat hari setelah pembuahan, sel akan sampai
di bagian uterus. Dalam jangka waktu satu minggu setelah perubahan, akan dihasilkan suatu
massa sel yang berbentuk pola sebesar pentol jarum, yang disebut blastosit. Dalam proses
selanjutnya , yaitu sekitar lima hari berikutnya, blastosit akan menempel dan terimplantasi ke
dalam endometrium. Selama dua hingga empat minggu pertama perkembangan, blastosit
mendapatkan nutrien dari endometrium. Pada masa perkembangan ini, akan berbentuk placenta.
Placenta merupakan organ berbentuk cakram yang mengandung pembuluh darah maternal dan
embrio. Darah dari embrio mengalir ke placenta melalui vena pusat dan melewati hati embrio.3

Fertilisasi
Fertilisasi adalah proses penyatuan gamet pria (sel sperma) dan gamet wanita (sel telur),
yang terjadi di daerah ampulla tuba falopii (tuba uterina). Ini adalah bagian terlebar tuba dan
terletak dekat dengan ovarium.4
Ada dua komponen yang berperan dalam proses fertilisasi yaitu sel telur ovum dan
sperma. Ovum terdiri dari inti, sitoplasma dan dinding. Sperma terdiri dari kepala, leher dan
ekor. Spermatozoa mungkin tetap dapat hidup di dalam saluran reproduksi wanita selama
beberapa hari. Hanya 1% sperma yang mengendap di vagina masuk ke serviks, tempat sperma
tersebut mungkin bertahan hidup berjam-jam. Pergerakan sperma dari serviks ke tuba uterine
terutama terjadi melalui dorongan dirinya sendiri, meskipun gerakan tersebut juga mungkin
dibantu oleh gerakan cairan yang tercipta oleh silia uterus. Perjalanan dari serviks ke oviduk
memerlukan waktu minimal 2 sampai 7 jam, dan setelah mencapai istmus, sperma menjadi
kurang gesit dan berhenti bermigrasi. Saat ovulasi, sperma kembali gesit dan berenang menuju
ampula, tempat pembuahan biasanya terjadi. Spermatozoa tidak mampu membuahi oosit segera
setelah tiba di saluran genitalia wanita karena harus menjalani kapasitas dan reaksi akrosom
untuk memperoleh kemampuan ini.4,5

Kapasitasi adalah periode pengondisian di saluran reproduksi wanita yang pada manusia
berlangsung sekitar 7 jam, melibatkan interaksi epithelial antara sperma dan permukaan mukosa
tuba. Selama periode ini, selubung glikoprotein dan protein plasma semen disingkirkan dari

3
membran plasma yang menutupi region akrosom spermatozoa. Hanya sperma yang telah
terkapasitasi dapat menembus sel-sel korona radiata dan mengalami reaksi akrosom.
Reaksi akrosom yang terjadi setelah pengikatan ke zona pelusida, dipicu oleh protein-
protein zona. Reaksi ini memuncak pada pelepasan enzim-enzim yang diperlukan untuk
menembus zona pelusida, termasuk bahan mirip akrosin dan mirip tripsin. Fase pembuahan
mencakup fase 1 : penetrasi korona radiata, fase 2 : penetrasi zona pelusida, dan fase 3 :
penyatuan membran sel sperma dan oosit. Urutan kejadian fertilisasi adalah sebagai berikut :5

1. Mula-mula kita lihat kepala sperma masuk ke dalam pusat telur, kepala sperma
membengkak, ekor terlepas, menjadi struktur terbuka dan menjadi pronukleus jantan.
2. Granula mitokondria dan apparatus golgi dari sperma tersebar di dalam sitoplasma sel
telur. Pada saat ini pembelahan maturasi sel telur telah selesai dan inti sel telur yang lebih
kecil (pronukleus betina) telah siap untuk bergabung.
3. Timbul sentrosom di antara kelompok kromosom dan membelah dua, dianggap berasal
dari sentriol anterior sperma. Klimaks fertilisasi tercapai bila kedua pronukleus saling
berdekatan dan kemudian bersatu.
4. Disini jumlah kromosom menjadi lengkap lagi, setelah untuk sementara menjadi setengah
yaitu dalam gamet setelah maturasi.
5. Sekarang fertilisasi menjadi sempurna, dan sel telur membelah dengan cara mitosis
biasa.
6. Fertilisai pada manusia terjadi pada sepertiga proksimal dari tuba uterus. Pada umumnya
sel telur yang masak bila telah mendekati uterus sudah mengalami kemunduran dan
biasanya tidak dapat dibuahi lagi, kemudian dikeluarkan dalam uterus.

Fertilisasi hanya akan terjadi apabila sperma yang datang tegak lurus dengan dinding
ovum. Tempat terjadinya kontak sperma dan ovum akan terjadi penonjolan yang disebut
konus fertilisasi.

Cleavage (Pembuahan)
Pembelahan atau cleavage disebut juga segmentasi, terjadi setelah pembuahan. Zigot
membelah berulang kali sampai terdiri dari berpuluh sel kecil yang disebut blastomer.

4
Pembelahan bisa meliputi seluruh bagian, dapat pula hanya pada sebagian kecil zigot. Pada
umumnya pembelahan terjadi secara mitosis. 4
Sel telur yang telah dibuahi mengalami serangkaian proses pembelahan mitosis yang
bersifat melengkapi unit-unit penyusun tubuh organisme. Proses pada sel yang bersifat
membentuk sel baru, yaitu sel-sel individual yang banyak disebut cleavage atau pembelahan sel
yang spesifik. Sel telur yang telah dibuahi mengalami pembelahan menjadi sel-sel yang lebih
kecil yaitu blastomer. Sampai stadium delapan sel, sel-sel ini berkumpul secara longgar
membentuk gumpalan. Namun, setelah pembelahan ketiga, blastomer memaksimalkan kontak
satu sama lain, membentuk suatu bola sel padat yang disatukan oleh taut erat. Proses pemadatan
ini memisahkan sel-sel bagian dalam yang berkomunikasi secara ekstensifmelalui gap junction
dari sel-sel luar. Sekitar 3 hari setelah pembuahan, sel-sel kembali membelah untuk membentuk
morula 16 sel.5

Gambar 1. Proses pembelahan Sel 1

Implantasi
Implantasi adalah proses bersarangnya blastosis dalam rahim, sehingga terjadi hubungan
antara selaput ekstra embrionik dengan selaput lendir rahim. Pada reptilia, unggas bertelur,
implantasi berarti proses melekatnya blastosis pada kuning telur oleh karena embrio
berkembang di luar tubuh induk. Pada waktu terjadi implantasi, blastosis berperan aktif. Dengan
teknik sinematografi dapat diperlihatkan bahwa dari blastosis ada penjuluran kaki palsu
menembus lapisan epitel rahim. Pada stadium progestasi, rahim mampu mengimplantasi

5
sepotong jaringan otot / tumor. Keadaan ini menunjukkan bahwa rahim juga aktif pada waktu
implantasi. Kegagalan implantasi merupakan salah satu sebab hewan menjadi tidak bunting.
Sinkronisasi antara blastosis dan kesiapan endometrium merupakan faktor penting untuk
kesempurnaan implantasi. Perlambatan perkembangan atau keterlambatan blastosis masuk ke
dalam rahim atau endometrium belum siap menerima blastosis mengakibatkan kegagalan
implantasi. Sinkronisasi antara blastosis dan keadaan rahim penting pada proses pelaksanaan
transfer embrio.2,5
Menjelang terjadi implantasi, zona pelusida lenyap dengan jalan lisis. Sebelum
implantasi, cairan blastosul mengandung banyak ion kalium dan bikarbonat. Bahan ini berasal
dari cairan rahim. Setelah terjadi implantasi, jumlah kalium dan bikarbonat berkurang, sehingga
sama dengan kadar yang terdapat di dalam serum induk. Tetapi kadar protein dan glukosa fosfor
serta klor yang mula-mula rendah menjadi tinggi, sehingga mencapai kadar seperti di dalam
serum induk. Menurunnya kadar bikarbonat mungkin akibat meningkatnya kadar ensim karbonik
anhidrase di dalam endometrium rahim. Kadar ensim meningkat menyebabkan asam karbonat
terurai menjadi CO2 dan O2 yang akan dikeluarkan melalui peredaran darah induk. Pelepasan
bikarbonat dari blatosis mempermudah tropoblas melekat pada selaput lendir rahim, dengan
demikian memperlancar implantasi. Setelah zona pellusida lenyap, sel-sel tropoblas langsung
berhadapan dengan epitel rahim dan sel-sel tersebut berproliferasi. Pada saat itu blastosis
berubah menjadi semacam gelembung, panjangnya bisa lebih dari beberapa sentimeter dan
cakram embrio berupa suatu penebalan di bagian tengah gelembung tersebut. 5
Setelah fertilisasi, zigot pada manusia akan berkembang menjadi organisme multi seluler
melalui tahap-tahap perkembangannya. Perkembangan tersebut melalui pola dasartertentu yang
dapat dibagi beberapa tahap, yaitu pembelahan, blastulasi, gastrulasi, oogenesis, dantumbuh.1

Morula
Morula merupakan pembelahan sel yang terjadi setelah sel berjumlah 32 sel dan berakhir
bila sel sudah menghasilkan sejumlah blastomer yang berukuran sama akan tetapi ukurannya
lebih kecil. Sel tersebut memadat untuk menjadi blastodik kecil yang membentuk dua lapisan sel.
Pada saat ini ukuran sel mulai beragam. Sel membelah secara melintang dan mulai membentuk
formasi lapisan kedua secara samar pada kutup anima. Stadium morula berakhir apabila

6
pembelahan sel sudah menghasilkan blastomer. Blastomer kemudian memadat menjadi
blastodisk kecil membentuk dua lapis sel.5
Pada akhir pembelahan akan dihasilkan dua kelompok sel. Pertama kelompok sel-sel
utama (blastoderm) yang meliputi sel-sel formatik atau gumpalan sel-sel dalam (inner mass cells)
yang fungsinya membentuk tubuh embrio. Kedua adalah kelompok sel-sel pelengkap, yang
meliputi trophoblast, periblast, dan auxilliary cells. Fungsinya melindungi dan menghubungi
antara embrio dengan induk atau lingkungan luas.
Tropoblast melekat pada dinding uterus. Sel-selnya memperbanyak diri dengan cepat dan
memasuki epitelium uterus pada tahap awal implantasi. Setelah 9 hari, seluruh blastokista
tertahan dalam dinding uterus. Sewaktu ini berlangsung, sel-sel yang berada disebelah bawah
dari masa sel dalam menyusun diri menjadi suatu lapisan yang disebut endoderm primer yang
akan membentuk saluran pencernaan makanan. Sel-sel sisa dari masa sel dalam
memipihmembentuk suatu keping yaitu keping embrio.Antara keping embrio dantropoblast yang
menutupi timbulnya suatu rongga (rongga amnion) berisi carian.Dinding rongga yaitu amnion,
menyebar mengelilingi embrio dan dikelilingi bantalan yaitu cairan amnion.4,5

Blastula
Blastulasi adalah proses yang menghasilkan blastula yaitu campuran sel-sel blastoderm
yang membentuk rongga penuh cairan sebagai blastocoel. Pada akhir blastulasi, sel-sel
blastoderm akan terdiri dari neural, epidermal, notochordal, mesodermal, dan endodermal yang
merupakan bakal pembentuk organ-organ. Dicirikan dua lapisan yang sangat nyata dari sel-sel
datar membentuk blastocoel dan blastodisk berada di lubang vegetal berpindah menutupi
sebagian besar kuning telur. Pada blastula sudah terdapatdaerah yang berdifferensiasi
membentuk organ-organ tertentu seperti sel saluran pencernaan, notochord syaraf eksoderm,
ectoderm, mesoderm, dan endoderm.5
Pada manusia, hasil pembelahan berbentuk suatu bola padat (morulla). Lapisan luar dari
blastula ini membentuk lapisan yang mengelilingi embrio sebenarnya, sedangkan embrio
dibentuk dari bagian morulla (inner cells mass atau massa sel dalam) / lapisan luar (tropoblast)
pada satu sisi massa sel dalam melepaskan diri, membentuk suatu bentuk yang mirip suatu
blastula dan struktur ini disebut sebagai blastokista embrio akan menempel dan menetap pada

7
dinding uterus untuk periode waktu tertentu, ditempat dimana embrio akan mendapatkan
makanan sampai dilahirkan.5

Pembentukan Plasenta dan Selaput Ketuban

Pada pembentukan plasenta awalnya villi-villi melapisi permukaan chorion. Pada


perkembangan lebih lanjut, villi yg terdapat di embryonic pole atau kutub embrionik, akan
berkembang membentuk chorion frondosum, dan bagian yang tidak berkembang dinamakan
chorion leave.6 Endometrium berkembang menjadi decidua. Ada tiga decidua yang terbentuk,
diantaranya decidua yang berhubungan dengan chorion disebut decidua basalis.Decidua yang
melapisi kutub embrionik disebut sebagai decidua parietalis, dan yang tidak berhubungan dengan
embrio disebut .decidua capsularis.7
Pada akhirnya, chorion frondosum bersama decidua basalis inilah yang akan membentuk
membentuk plasenta. Chorion laeve dengan amniotic membrane bersatu membentuk selaput
ketuban.6

Gastrulasi
Gastrulasi merupakan proses dimana sel-sel berkembang dan bermigrasi dalam embrio
untuk mengubah massa sel dalam tahap blastokista menjadi embrio yang berisi tiga lapisan
germinal primer. Migrasi sel-sel tersebut terjadi secara terintegrasi yang dilakukan melalui
berbagai macam gerakan-gerakan morfogenik. Hasil penting gastrulasi adalah bahwa beberapa
sel pada atau dekat permukaan blastula berpindah ke lokasi baru yang lebih dalam.hal ini akan
mentransformasikan blastula menjadi embrio berlapis tiga yang disebut dengan gastrula. Saat
blastula terimplantasi di uterus, masa sel bagian dalam membentuk cakram pipih dengan lapisan
sel bagian atas (epiblast) dan lapisan sel bagian bawah (hipoblast, embrio manusia akan
berkembang secara keseluruhan dari sel-sel epiblast, sementara sel-sel hipoblast membentuk
kuning telur (yolk sac). Gastrulasi terjadi melalui pergerakan ke arah dalam sel-sel lapisan atas
melalui primitive streak untuk membentuk mesoderm dan endoderm.7
Ketiga lapisan yang di hasilkan oleh gastrulasi itu adalah jaringan embrio yang disebut
sebagai ektoderm, endoderm dan mesoderm yang secara kolektif disebut juga jaringan germinal
embrio. Ektoderm membentuk lapisan luar gastrula, endoderm melapisi saluran-saluran
pencernaan embrio dan mesoderm mengisi sebagai ruangan diantara ektoderm dan endoderm.

8
Pada akhirnya, ketiga lapisan tersebut berkembang menjadi bagian tubuh individu dewasa.
Sebagai contoh, lapisan saraf manusia berasal dari ektoderm, lapisan paling luar saluran
pencernaan kita dan organ-organnya berasal dari endoderm dan sebagian besar organ dan
jaringan lain, seperti ginjal, jantung dan otot berasal dari lapisan mesoderm. Dalam proses
gastrulasi terjadi beberapa gerakan morfogenik. Gerakan-gerakan morfogenik tersebut antara lain
epiboli, involusi, konvergensi, invaginasi, evaginasi, delaminasi, divergensi dan extensi.5,6

Penataan dan pergerakan sel yang terjadi dari bentuk blastula menjadi gastrula
melibatkan mekanisme seluler yaitu :5
1.Perubahan dalam motilitas sel.
2.Perubahan dalam bentuk sel.
3.Perubahan dalam adhesi seluler (penempelan dari sel ke sel lain atau ke matriks ekstraseluler).

Adapun hasil akhir dari proses gastrulasi ini adalah :5


1.Menghasilkan gastrula, embrio berlapis tiga (3 lapisan germinal) dengan rongga pencernaan
rudimenter (arkenteron).
2.Tiga lapisan germinal hasil gastrulasi akan menjadi ciri umum perkembangan pada sebagian
filum hewan, yaitu tipe tubuh tripoblastik.
3.Ketiga lapisan tersebut (ektoderm, endoderm dan mesoderm) akan berkembang menjadi
berbagai jaringan dan organ dalam sistem tubuh dewasa.

Organogenesis
Organogenesis mengubah masa amorf sel menjadi organ lengkap dalam pengembangan
embrio. Sel-sel dari suatu daerah organ pembentuk mengalami perkembangan diferensial dan
gerakan untuk membentuk primordial organ. Organogenesis merupakan proses gabungan dua
periode, yaitu periode pertumbuhan antara dan periode pertumbuhan akhir. Pada periode
pertumbuhan antara terjadi transformasi dan diferensiasi bagian-bagian tubuh embrio dari

9
bentuk primitif hingga menjadi bentuk definitif. Sedangkan pada periode pertumbuhan akhir,
embrio akan mengalami penyelesaian pertumbuhan.3
Dalam perkembangan selanjutnya, ketiga lapisan lembaga akan membentuk jaringan-
jaringan khusus dan organ-organ tubuh, dimana proses ini disebut organogenesis. Proses ini
dikendalikan oleh faktor hereditas (gen) yang dibawa pada saat terjadi pembentukan kutub
fungsional dan kutub vegetatif. Pada akhirnya masing-masing bagian endoderm, mesoderm, dan
ektoderm akan mengalami diferensiasi menjadi organ-organ sebagai berikut:7

Derivat Ektoderm
Pada permulaan perkembangan minggu ketiga, lapisan mudgiah ektoderm berbentuk
cakram datar, yang lebih luas di daerah kepala daripada didaerah kaudal. Dengan terbentuknya
notokord dan karena pengaruh induktifnya, ektoderm yang terletak di atas notokord menembal
membentuk lempeng saraf yang kemudian akan membentuk neuroektoderm. Dan induksi
pembentukan tersebut merupakan peristiwa awal dalam proses neurulasi. Proses induksi ini
bersifat kompleks, sehingga molekul – molekul yang mempunyai konsentrasi yang berbeda
tergantung pada dosis (morfogen), contoh molekul yang mempunyai aktivitas semacam
morfogen adalah asam retinoat, neurotransmiter dan hasil produksi dari gen Wnt.begitu induksi
terjadi, lempeng saraf yang primitif. Pada akhir minggu ketiga, tepi lateral lempeng saraf
menjadi lebih terangkat naik membentuk lipat – lipatan saraf, sementara didaerah tengah yang
cekung terbentuk alur, yaitu alur saraf. Perlahan – lahan kedua saraf saling mendekat di garis
tengah, tempat mereka menyatu. Penyatuan ini dimulai dari daerah bakal leher dan berjalan
menuju ke arah kepala dan kaudal. Akibatnya terbentuk tuba neuralis. Sampai penyatuan ini
selesai ujung kaudal dan kepala tuba neuralis masih berhubungan dengan rongga amnion melalui
neuropus kranial dan kaudal. Penutupan neuropus kranial terjadi kira – kira pada hari ke 25
dimana terdapat 18 – 20 tingkat somit, sedangkan neuropus posterios menutup pada hari ke 27
dan jumlah somit berada pada tingkat 25. Proses neurilasi selesai, dan sistem saraf pusat diwakili
oleh sebuah struktur tabung tertutup yang bagian kaudalnya sempit, sumsum tulang belakang dan
bagian kepala jauh kebih lebar yang ditandai oleh banyak dilatasi, yaitu vesikel – vesikel otak.
Pada saat lipatan – lipatan saraf terbentu naik dan menyatu, sel – sel pad atepi lateral atau krista
pada neuroektoderm mulai mendesak jaringan – jaringan tetangganya, populasi ini dikenal
sebagai Krista Neuralis. Sel – sel tersebut akan mengalami transisi dari epitel menjadi sel

10
masenkim ketika meninggalkan neuroektoderm dengan migrasi aktif dan bergeser memasuki
mesoderm yang ada di bawahnya. Masenkim adalah jaringan penyambung embrional yang
tersusun longgar, tanpa memperhatikan asalnya. Sel – sel krista kemudian menghasilkan aneka
macam jaringan, termasuk ganglia spinalis (sensorik) dan ganglia otonom. Menjelang penutupan
tuba neuralis, didaerah kepala mudigah mulai tampak dua penebalan ektoderm, yang
menghasilkan lempeng telinga dan lempeng lensa mata. Sehingga pada perkembangan
berikutnya lempeng telinga akan melakukan invaginasi membentuk gelembung telinga, yang
berkembang untuk pendengaran dan keseimbangan. Dan dalam waktu yang sama lempeng lensa
mata akan membentuk lensa mata untuk penglihatan.2,5

Gambar 2. Proses pembentukan derivat extoderm.1

Derivat Mesoderm
Mula – mula, sel dari lapisan mudigah mesoderm membentuk sebuah lembaran tipis
jaringan longgar pada kanan kiri garis tengah. Akan tetapi kira – kira menjelang hari ke 17
sebagan sel yang berada dekat digaris tengah berpoliferasi dan membentuk sebuah kempeng
jaringan tebal yang disebut mesoderm paraksial. Pada bagian lateral, lapisan mesoderm masih
tetap tipis dan disebut sebagai lempeng lateral. Dengan bersatunya rongga tersebut, jaringan ini
terpecah menjadi dua lapisan yaitu lapisan mesoderm somatik / parietal dan lapisan mesoderm
splanknik / viseral. Kedua lapisan tersebut bersama-sama membatasi sebuah rongga yang baru
terbentuk yaitu rongga selom intraembrional, yang mempunyai hubungan dengan selom
ekstraembrional pada kedua sisi mudigah. Jaringan yang menghubungkan mesoderm parakasial
dan mesoderm lempeng lateral disebut mesoderm intermediat.2,5

11
Derivat Endoderm
Saluran pencernaan merupakan sistem organ utama yang berasal dari lapisan endoderm.
Pembentukan usus yang menyerupai tabung merupakan kejadian yang pasif dan merupakan
penyusupan dan pencakupan bagian kantung kuning telur yang dilapisi endoderm ke dalam
rongga tubuh. Duktus vitellinus adalah hubungan antara embrio dengan kantung kuning telur
yang mulanya melebar dan terjadi penyempitan sampai hanya tertinggal saluran yang sempit dan
panjang. Dengan berkembang dan tumbuhnya gelembung otak, cakram mudigah mulai menonjol
ke dalam rongga amnion dan melipat ke arah sefalo kaudal. Pelipatan ini paling menonjol
didaerh kepala dan ekor. Pada bagian anterior, endoderm membentuk usus depan, dan didaerah
ekor mebentuk usus belakang. Dan dibagian tengah terdapat usus tengah yang berhubungan
dengan kantung kuning telur melalui sebuah tangkai lebar yang disebut Duktus
Omfslomensenterikus atau Vitellinus. Akibat pertumbuhan mudigah lebih lanjut saluran ini
menjadi sempit dan jauh lebih panjang. Ketika duktus vitelinus mengalami obliterasi, usus
tengah kehilangan hubungannya dengan rongga asal dan akhirnya usus tengah menjadi bebas
didalam rongga perut. Akibat penting lain dari peliapatan sefalo – kaudal dan lateral adalah
pencakupan sebagian allantois ke dalam tubuh mudigah. Di tempat terbentuknya kloaka.oleh
karena itu, lapisan endoderm mula – mula membentuk epitel yang melapisi usus primitif dan
bagian – bagian allantois yang terdapat di intraembrional dan duktus vitellinus.2,5

Kesimpulan

Kehamilan terjadi ketika hubungan seksual dilakukan pada saat wanita dalam masa ovulasi atau
masa subur dan sperma dari pria membuahi sel telur dari wanita. Telur yang telah dibuahi akan
menempel pada dinding rahim, yang akan bertumbuh dan berkembang selama kira-kira 40
minggu. Sel Telur / Ovum yang dibuahi oleh sel mani ( spermatozoa ) akan menjadi satu,

12
Banyak sel mani yang melekat pada dinding Ovum tetapi hanya hanya 1 selmani yang berhasil
membuahi Ovum. Beberapa jam setelah pembuahan maka akan terjadi stadium Zygote ( Ovum
yang sudah dibuahi dan terbentuk 2 sel jaringan ). setelah pembuahan, sel telur yang telah
dibuahi tersebut akan berkembang menjadi sekelompok sel (berjumlah ratusan) seperti bola.
Sel-sel yang berada di dalam akan berkembang menjadi janin sementara sel-sel yang terletak di
bagian luar akan membentuk trofoblas. Sel-sel yang membentuk trofoblas inilah yang kelak akan
menjadi plasenta.Dalam 3 hari akan terbentuk sel yang sama besarnya dan masuk pada stadium
Morula,. Stadium ini terus berkembang dan menjadi stadium Blastula. Pada stadium ini
terbentuk sel-sel yang membentuk dinding Blastula dan akan membentuk suatu simpai yang
disebut sebagai Trofoblast. Trofoblast mempunyai kemampuan menghancurkan dan mencairkan
jaringan menemukan lapisan Endometrium ( lapisan paling dalam dari Rahim ). Nidasi terjadi
pada dinding depan atau dinding belakang rahim. Jika Nidasi ini terjadi barulah dapat disebut
adanya kehamilan. Setelah itu Blastula tumbuh pesat dan membentuk jaringan Embryo yang
selanjutnya terbentuk jaringan Ektoderm, Mesoderm dan Entoderm. Masing-masing jaringan
akan membentuk masing-masing organ yang berbeda-beda seperti tulang, rambut, paru-paru,
jantung dan lain-lain . Embryo ini terus tumbuh dan menjadi Janin.

Daftar Pustaka

1. Manuaba G. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan
Bidan. Jakarta : EGC; 1998.h.95-116.
2. Aryulina D, Muslim C, Mnaf S, Winarni EW. Bologi 2. Jakarta : penerbit Erlangga. 2004.h.297
3. Manuaba F. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC; 2003.h.76-9.

13
4. Sadler TW. Embriologi Kedokteran Langman. Edisi ke-10. Jakarta : EGC;2009.h.101-8
5. Priastini R, Hartono B. Buku Ajar Biologi Kedokteran. Edisi ke-3. Jakarta : Fakultas Kedokteran
UKRIDA; 2010.h.249-70
6. Yulaikah L. Kehamilan, seri asuhan kebidanan. Jakarta : EGC : 2009;h 31-40
7. Hamilton PM. Dasar-dasar keperawatan maternitas. Jakarta : EGC : 1995 ;h 75-7

14

Anda mungkin juga menyukai