Anda di halaman 1dari 6

JAKI Volume 5 Nomor 2 Juli-Desember 2017

Analisis Kelengkapan Penulisan Soap, Kie, dan Icd X pada


Rekam Medis di Poli Umum dan Kia-Kb Puskesmas X
Surabaya
Completeness Of Writing Soap, Kie, and Icd X Analysis on Medical Record in
General Poly and Health of Mother and Chiled Family Planning Public Health Center
X Surabaya
Ayunda Zilul Gosanti1, Ernawaty2
1,2Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga, Surabaya
ayunda.zilul-13@fkm.unair.ac.id

ABSTRACT

Based on the standart that Public Health Center “X” completeness of SOAP, KIE, and ICD X must be 100%. The
aim of research was to analyze how the completeness of writing SOAP, KIE, and ICD X inGeneral Poly and
Health of Mother and Child Family Planning Public Health Center “X”. This study was descriptive research with
500 medical records that consist of 260 for January and 240 for February as sample and they taken by random
sampling. The result showed that completeness of SOAP, KIE, and ICD X on January in General Poly were 48%
and decrease on February became 45,8%.While Health Mother and Child Family Planning Poly showed that
completeness on January were 97,8% and increase on February became 98,6%. The incompleteness of
medical records can be influenced by several factors is compliance the health workers who responsible in
filling the medical records and they have multi job in Public Health Center “X” also the patient was increase. To
minimize the incompleteness of SOAP, KIE, and ICD X, medical staff needs to expose by socialization of medical
record to remember their responsibilty of their job description.

Keywords : Completeness, medical record, Public Health Center

ABSTRAK

Berdasarkan standar yang digunakan Puskesmas X, kelengkapan SOAP, KIE, dan ICD X harus mencapai 100%.
Oleh karena itu tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana kelengkapan penulisan SOAP, KIE,
dan ICD X di Poli Umum dan KIA-KB Puskesmas X. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif
dengan sampel 500 rekam medis yang terdiri dari 260 untuk bulan Januari dan 240 untuk Februari yang diambil
secara acak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelengkapan SOAP, KIE, dan ICD X pada bulan Januari di
Poli Umum sebesar 48% dan menurun pada bulan Februari menjadi 45,8%. Sedangkan Poli KIA-KB
menunjukkan kelengkapan pada bulan Januari sebesar 97,8% dan mengalami kenaikan pada bulan Februari
menjadi 98,6%. Ketidaklengkapan rekam medis dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu berhubungan
dengan kepatuhan petugas kesehatan yang bertanggung jawab dalam pengisian rekam medis karena mereka
memiliki banyak pekerjaan di Puskesmas X juga pasien mengalami peningkatan, dll. Untuk meminimalkan
ketidaklengkapan SOAP, KIE, dan ICD X, petugas medis perlu mengekspos dengan sosialisasi rekam medis
untuk mengingat tanggung jawab mereka terhadap deskripsi pekerjaan mereka.

Kata Kunci : Kelengkapan, rekam medis, Puskesmas

PENDAHULUAN rawat inap. Berbeda dengan pelayanan rawat inap,


pelayanan tersebut memberikan pelayanan
Peraturan Menteri Kesehatan No.75 tahun kedokteran berupa rawat inap di Puskesmas.
2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat Pelayanan kesehatan yang baik selalu melakukan
menyatakan bahwa puskesmas berfungsi sebagai interaksi antara pemberi layanan kesehatan dan
penyelenggara Upaya Kesehatan Masyarakat penerima (pasien) layanan kesehatan. Oleh karena
(UKM) dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) itu untuk meningkatkan kualitas pelayanan
tingkat pertama. Menurut jenisnya, Puskesmas kesehatan yang diberikan pada pasien, pemberi
terdiri dari dua jenis yaitu puskesmas rawat inap layanan melakukan pemantauan kondisi pasien
dan puskesmas rawat jalan. Pelayanan rawat jalan melalui catatan rekam medis. Permenkes
(ambulatory service) merupakan salah satu bentuk No.269/MENKES/PER/III/2008 tentang rekam
dari pelayanan kedokteran. Artinya, pelayanan medis pasal 1 ayat (1), yang dimaksud dengan
rawat jalan adalah pelayanan kedokteran yang rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan
disediakan bagi pasien yang tidak dalam bentuk dan dokumen tentang identitas pasien,

Analisis Kelengkapan Penulisan... 139 Gosanti; Ernawaty


JAKI Volume 5 Nomor 2 Juli-Desember 2017

pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan mengklasifikasikan jenis temuan penyakit terbanyak
lain yang diberikan kepada pasien. Selain itu rekam yang ada di sebuah fasilitas kesehatan.
medis juga digunakan sebagai alat komunikasi Berdasarkan hasil wawancara bersama
dokter dan petugas kesehatan kesehatan lainnya di ketua mutu dan pembimbing penelitian di
puskesmas. Rekam medis berfungsi sebagai Puskesmas X yaitu perawat, proses pencatatan
penyimpan data dan informasi pelayanan pasien. kelengkapan SOAP, KIE, dan ICD X pada rekam
Hal tersebut berguna untuk membantu dokter dalam medis masih menjadi permasalahan di Puskesmas
pengambilan keputusan dalam melakukan tindakan X. Oleh karena itu kelengkapan penulisan SOAP,
pengobatan dan penentuan diagnosis pasien. Pada KIE, dan ICD X dijadikan indikator mutu layanan
peraturan yang sama, yaitu Permenkes klinis di Poli Umum dan KIA-KB agar bisa dilakukan
No.269/MENKES/PER/III/2008, pasal 5 ayat (1) pemantauan secara rutin sampai mencapai target
menjelaskan bahwa setiap dokter gigi dalam yang ditentukan oleh Puskesmas X. Oleh karena itu
menjalankan praktik kedokteran wajib membuat diperlukan suatu analisis kelengkapan SOAP, KIE,
rekam medis. Sedangkan pasal 5 ayat (2) dan ICD X pada kedua poli tersebut yang
menjelaskan bahwa rekam medis harus dibuat merupakan tujuan dari penelitian ini.
segera dan dilengkapi setelah pasien menerima
pelayanan.
Menurut Hatta (2008), dalam metode METODE
penulisan catatan perkembangan terdapat tiga poin
utama penjelasan yaitu : apa yang terjadi dengan Penelitian yang dilakukan merupakan
pasien, apa yang direncanakan untuk pasien, dan penelitian deskriptif yang datanya diperoleh secara
bagaimana pasien bereaksi terhadap terapi, yang cross sectional dari berkas rekam medis pasien.
ditempuh dalam 4 langkah proses pengambilan Sampel dalam penelitian ini adalah berkas rekam
keputusan secara sistematis yang dikenal dengan medis pasien Poli Umum dan KIA-KB yang sudah
sebutan SOAP (Subjective, Objective, Assessment, dikembalikam ke ruang penyimpanan berkas rekam
Planning). medis Puskesmas X selama bulan Januari-Februari
SOAP menjelaskan huruf S sebagai catatan 2017. Jumlah berkas rekam medis yang dijadikan
yang berisi informasi subjektif, yang artinya sampel sebanyak 500 berkas yang terdiri dari 260
mencatat sesuai dengan pernyataan pasien dan berkas bulan Januari dan 240 berkas bulan
gejala. Data subjektif pada rekam medis biasanya Februari. Pengambilan berkas rekam medis
disebut dengan anamnesis. Tujuan dari anamnesis dilakukan menggunakan random sampling, yang
adalah untuk mendapatkan informasi menyeluruh artinya semua mempunyai kesempatan yang sama
dari pasien yang bersangkutan, baik data medis terpilih sebagai sampel apabila telah memenuhi
organobiologis, psikososial, maupun lingkungan kriteria/syarat. Kriteria/syarat yang dimaksud dalam
pasien. Sedangkan huruf O menjelaskan laporan pemilihan sampel adalah apabila pasien tersebut
secara objektif yang bersal dari pemeriksaan fisik. adalah pasien Poli Umum dan KIA-KB.
Temuan pada pemeriksaan fisik adalah suatu tanda Pengkategorian hasil analisis data dilakukan
objektif dari suatu penyakit. Pemeriksaan fisik yang dengan merujuk pada pengelompokan menurut
dimaksud merupakan hal-hal yang terukur, yaitu Arikuntoro (2005) dengan kriteria kelengkapan
tekanan darah, denyut nadi, pernapasan, suhu, pengisian berkas, yaitu : 76%-100% = Sangat baik,
tinggi badan, beran badan, lingkar kepala, dan 61%-75% = Baik, 41%-60% = Cukup, 0%-40% =
tingkat kesadaran (FK UI, 2009). Selain itu hal yang Kurang.
perlu ditambahkan adalah data dari pemeriksaan
laboratorium. Diikuti dengan huruf A yang berisikan
kajian dan penilaian berdasarkan temuan dan HASIL DAN PEMBAHASAN
observasi kondisi pasien. Pengkajian atau
assessment merupakan proses berpikir untuk Berdasarkan ketetapan Kepala Puskesmas
menjawab pertanyaan masalah yang disebutkan X Nomor 440/C.VIII.SP.0031.06/436.6.3.42/2016
dalam daftar masalah. Pengkajian dimulai dengan tentang standar isi rekam medis, menyatakan
menuliskan diagnosis yang merupakan masalah bahwa kelengkapan isi rekam medis diperlukan
utama pada pasien. Selain itu dapat pula untuk menjamin kesinambungan pelayanan serta
ditambahkan penekanan alasan munculnya memantau kemajuan respon pasien terhadap
diagnosis tersebut serta pembandingnya (jika ada). asuhan yang diberikan. Pada isi ketetapan ini,
Proses pengkajian sangat tergantung dari standar isi rekam medis untuk pasien rawat jalan
pengalaman masing-masing tenaga kesehatan. pada sarana pelayanan kesehatan sesurang-
Pemilihan masalah dan susunan urutan sering tidak kurangnya meliputi : (1) Identitas pasien, (2)
sama, namun masalah yang utama merupakan Tanggal dan waktu, (3) Hasil anamnesis, mencakup
diagnosis yang sangat penting dalam memberikan sekurang-kurangnya keluhan dan riwayat penyakit
dasar pada kondisi pasienTerakhir yaitu P, (Subjective), (4), Hasil pemeriksaan fisik dan
dimaksudkan sebagai perencanaan dalam penunjang medik (Objective), (5) Diagnosis
mengatasi permasalahan pasien. Untuk melengkapi (Assessment), (6) Rencana penatalaksanaan
data SOAP, pasien biasanya diberikan KIE (Planning), (7) Pengobatan dan/atau tindakan, (8)
(Komunikasi, Informasi, dan Edukasi) sebagai Pelayanan lain yang diberikan kepada pasien, (9)
bentuk konseling yang diberikan dokter serta Untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan
menuliskan ICD X, yaitu kode penyakit atau odontogram klinik, (10) Persetujuan tindakan bila
diagnosa yang diderita pasien. Kode ini digunakan diperlukan.
untuk memudahkan dokter dalam

Analisis Kelengkapan Penulisan... 140 Gosanti; Ernawaty


JAKI Volume 5 Nomor 2 Juli-Desember 2017

Selain SK dari Kepala Puskesmas, Tabel 1. Tingkat Kelengkapan Penulisan SOAP,


Puskesmas X memiliki panduan eksternal berupa KIE, dan ICD X di Poli Umum Puskesmas
buku yaitu Pedoman Penilaian Kinerja Puskesmas X
Provinsi Jawa Timur tahun 2016. Berdasarkan buku
pedoman tersebut, pengisian kelengkapan rekam Tahun2017
medis masuk kedalam indikator Upaya Kesehatan Januari Februari Target
Perorangan (UKP) yang memiliki target 48,5% 45% 100%
kelengkapan sebesar 100%. Oleh karena itu melalui Sumber : Hasil perhitungan kelengkapan SOAP, KIE, ICD X Poli
panduan tersebut, Puskesmas X menjadikan Umum
beberapa isi rekam medis sebagai indikator mutu
layanan klinis di Poli Umum dan KIA-KB. Isi rekam Berdasarkan tabel 4.4, tingkat kelengkapan
medis yang dimaksud adalah SOAP, KIE, dan ICD SOAP, KIE, dan ICD X di Poli Umum Puskesmas X
X. pada bulan Februari mengalami penurunan dari
Penulisan SOAP, KIE, dan ICD X di Poli bulan Januari. Apabila dianalisis menggunakan
Umum dilakukan oleh dokter. Sedangkan yang pedoman Arikuntoro (2005), kelengkapan berkas
melakukan perhitungan mutu layanan klinis di Poli rekam medis meliputi SOAP, KIE, dan ICD X pada
Umum adalah perawat. Berdasarkan hasil observasi bulan Januari dan Februari tergolong dalam
selama penelitian, ada beberapa hal yang tidak kategori cukup.
sesuai dengan kebijakan yang tertulis di SK Kepala Bagi pasien yang memperoleh pelayanan
Puskesmas X. Ketidaksesuaian tersebut antara lain kesehatan, catatan rekam medis yang lengkap
: (1) Ketika berkas rekam medis tidak lengkap, berguna sebagai catatan rinci tentang jenis
berkas tersebut tidak dikembalikan kepada dokter pelayanan yang telah diterima (Trihono, 2005).
yang bertugas, (2) Kode ICD X yang tidak lengkap, Rekam medis dapat berperan sebagai alat bukti
dilengkapi oleh perawat yang seharusnya dilengkapi pelayanan kesehatan guna sebagai data
oleh petugas rekam medis. Dalam perhitungan pemantauan kondisi dan riwayat pasien oleh tenaga
kelengkapan SOAP, KIE, dan ICD X Poli Umum, kesehatan sehingga memungkinkan tenaga
Puskesmas X menggunakan rumus sebagai berikut: kesehatan menilai dan menangani kondisi risiko.
Berbeda dengan penulisan SOAP, KIE, dan
ICD X di Poli KIA-KB Puskesmas X. Penulisan
Jumlah SOAP, KIE ICD X SOAP, KIE, dan ICD X di Poli KIA-KB Puskesmas X
yang ditulis Lengkap dilakukan oleh dokter, begitu juga dalam
perhitungan mutu layanan klinisnya. Hal sama yang
X 100% terjadi di Poli Umum, terjadi di Poli KIA-KB yaitu
Sampel terjadi ketidaksesuaian antara lain : (1) Ketika
berkas rekam medis tidak lengkap, berkas tersebut
tidak dikembalikan kepada dokter yang bertugas,
Perhitungan tingkat kelengkapan SOAP, KIE, dan (2) Kode ICD X yang tidak lengkap, dilengkapi oleh
ICD X digunakan sebagai indikator mutu layanan dokter yang seharusnya dilengkapi oleh petugas
klinis di Poli Umum yang memiliki target sebesar rekam medis.
100%. Perhitungan ini dilakukan setiap hari dengan Perhitungan kelengkapan penulisan SOAP,
pengambilan 10 sampel rekam medis dan dilakukan KIE, dan ICD X yang dilakukan oleh Poli KIA-KB
analisis capaian setiap sebulan sekali. Selanjutnya sudah sesuai dengan buku pedoman Penilaian
hasil capaian tersebut dianalisis dan dilakukan Kinerja Puskesmas Provinsi Jawa Timur tahun
rencana tindak lanjut jika hal itu perlu dilakukan. 2016. Rumus perhitungan yang digunakan Poli KIA-
Menurut buku pedoman Penilaian Kinerja KB untuk mengetahui capaian kelengkapan SOAP,
Puskesmas Provinsi Jawa Timur tahun 2016, KIE, dan ICD X adalah sebagai berikut :
variabel pembagi dalam rumus perhitungan
kelengkapan rekam medis adalah seluruh berkas
rekam medis dai hari tersebut. Namun Poli Umum Jumlah SOAP, KIE, dan ICD X
Puskesmas X menggunakan 10 sampel yang ditulis lengkap
dikarenakan jumlah kunjungan Poli Umum per x 100%
harinya mencapai > 100 pasien. Oleh karena itu Jumlah kunjungan total
untuk mempermudah perhitungan, Puskesmas X
mencapai kesepakatan untuk menggunakan 10
sampel per harinya. Rumus tersebut digunakan dalam
Berdasarkan target kelengkapan rekam perhitungan setiap bulan sekali untuk mengetahui
medis pada pedoman Penilaian Kinerja Puskesmas capaian target mutu layanan klinis di Poli KIA-KB
Provinsi Jawa Timur tahun 2016, setiap puskesmas Puskesmas X. Hal ini dikarenakan jumlah
memiliki kewajiban melakukan pengisian konten kunjungan pasien di Poli KIA-KB per hari berjumlah
berkas rekam medis secara lengkap. Kelengkapan kurang lebih 25 pasien.Capaian kelengkapan
rekam medis yang dimaksud di Poli Umum dalam penulisan SOAP, KIE, dan ICD X yang diperoleh
penilaian mutu layana klinis adalah penulisan per bulan akan dibawa ke mini lokakarya untuk
SOAP, KIE, dan ICD X. Berikut hasil capaian dan digunakan sebagai evaluasi rencana tidak lanjut
target kelengkapan penulisan SOAP di Poli Umum yang dilakukan Puskesmas X. Periode analisis
Puskesmas X bulan Januari-Februari 2017. dalam memantau perkembangan capaian mutu
layanan klinis di setiap poli di Puskesmas X adalah
setiap satu bulan sekali. Hal ini dilakukan sebagai

Analisis Kelengkapan Penulisan... 141 Gosanti; Ernawaty


JAKI Volume 5 Nomor 2 Juli-Desember 2017

upaya strategis puskesmas agar mutu layanan klinis mengawal pelayanan sesuai dengan pedoman
dapat mencapai target pada pelaporan ke pusat praktik klinis untuk menghasilkan rancangan
yaitu per tiga bulan sekali. Hasil capaian Poli KIA- pelayanan (Rezki, 2014).
KB pada bulan Januari-Februari tahun 2017 dapat Pihak manajemen puskesmas juga
dilihat pada Tabel 2. membutuhkan keberadaan rekam medis untuk
proses pendokumentasian adanya kasus penyakit
Tabel 2. Tingkat Kelengkapan Penulisan SOAP, campur dan praktiknya sehingga nantinya
KIE, dan ICD X di Poli KIA-KB diharapkan mampu menganalisis kegawatan
Puskesmas X penyakit. Rekam medis membantu dalam upaya
merumuskan pedoman penanganan risiko dan
Tahun 2017 memberikan variasi untuk penggunaan pelayanan.
Januari Februari Target (Rezki, 2014) Hal ini dikarenakan rekam medis
97,8% 98,6% 100% merupakan wadah dasar pengamatan dalam
Sumber : Hasil perhitungan kelengkapan SOAP, KIE, ICD X Poli penggunaan sarana pelayanan kesehatan. Dengan
KIA-KB memiliki catatan rekam medis yang lengkap,
manajemen layanan kesehatan mampu
Tingkat kelengkapan SOAP, KIE, dan ICD X melaksanakan kegiatan quality assurance.
Poli KIA-KB pada bulan Januari-Februari Setelah dilakukan perhitungan kelengkapan
mengalami peningkatan sebesar 0,8%. penulisan SOAP, KIE, dan ICD X pada rekam
Berdasarkan tabel 2 pencapaian Poli KIA-KB pada medis, dilakukan analisis kelengkapan tersebut
bulan Januari-Februari ini telah mendekati target berdasarkan penggolongan kategori menurut Ari
100%. Apabila dianalisis menggunakan pedoman Kuntoro (2005). Sebagai tahap lanjutan dari analisis
Arikuntoro (2005), kelengkapan berkas rekam tersebut, didukung dengan wawancara dengan
medis meliputi SOAP, KIE, dan ICD X pada bulan tenaga kesehatan untuk mengetahui faktor yang
Januari dan Februari di Poli KIA-KB tergolong mempengaruhi ketidaklengkapan penulisan rekam
dalam kategori sangat baik. medis untuk menyusun Rencana Tindak Lanjut
Bagi pihak pemberi layanan kesehatan, (RTL). Berikut Tabel 3 yang menjelaskan Rencana
rekam medis memiliki banyak manfaat yang akan Tindak Lanjut (RTL) hasil wawancara dengan
menunjang pemberian layanan kesehatan. petugas kesehatan yang bersangkutan dan Gambar
Kelengkapan rekam medis membantu kelancaran 1 menunjukkan hasil analisis penyebab
komunikasi antar tenaga kesehatan. Selain itu hasil ketidaklengkapan penulisan SOAP, KIE dan ICD X
rekam medis dapat mendukung diagnostik kerja di Poli Umum dan KIA-KB dalam bentuk diagram
dalam pengambilan keputusan tindakan untuk fishbone:
pasien serta dapat menjadi alat bantu dalam

Kode ICD X
belum terisi
lengkap

Dokter belum Kunjungan pasien


hafal kode ICD X tinggi
Dokter tidak
sempat melihat
catatan kode ICD
X di meja periksa

Belum tercapainya
target kelengkapan
penulisan SOAP,
KIE, dan ICD X

Dokter menangani
pasien sendirian Bekerja cepat
dalam
menangani
Dokter tugas pasien
Pasien hanya keluar puskesmas
datang meminta Kunjungan pasien
surat rujukan tanpa tinggi
melalui
SOAP tidak pemeriksaan
ditulis lengkap dokter

KIE diberikan
namun tidak
dituliskan di
berkas rekam
medis

Gambar 1 Fishbone Penyebab Masalah

Analisis Kelengkapan Penulisan... 142 Gosanti; Ernawaty


JAKI Volume 5 Nomor 2 Juli-Desember 2017

Tabel 3. Rencana Tindak Lanjut (RTL) Kelengkapan Penulisan SOAP, KIE, dan ICD X

Poli Bulan Hasil Target Analisis RTL Tindak Lanjut Rekomendasi

Kode ICD Mengembalikan


X ada dan Melengkapi
yang tidak pengisian kode
ditulis dan ICD X dan KIE Kerjasama antar
KIE yang tidak petugas harus selalu
dilakukan lengkap ketika ICD X dan KIE rekam terjalin baik, sehingga
JAN 48% 100%
namum dilakukan medis terisi lengkap tidak ada penulisan
tidak pengecekan di kelengkapan SOAP
dituliskan bagian rekam yang terlewati
di lembar medis
rekam
medis
Umum
Kode ICD Kode ICD X
X ada dilengkapi oleh
yang tidak petugas rekam
ditulis dan medis dan Kerjasama antar
KIE SOAP yang petugas harus selalu
dilakukan tidak lengkap ICD X dan KIE rekam terjalin baik, sehingga
FEB 45,8% 100%
namum dikembalikan medis terisi lengkap tidak ada penulisan
tidak ke dokter yang kelengkapan SOAP
dituliskan bertugas untuk yang terlewati
di lembar dilengkapi
rekam
medis
KIE Segera
diberikan melengkapi KIE
namun ketika
tidak melakukan
Kerjasama antar
dituliskan rekap data
KIE sudah dituliskan di petugas harus selalu
di lembar mutu dan
JAN 97,8% 100% lembar rekam medis terjalin baik, sehingga
rekam meningkatkan
pasien tidak ada penulisan
medis kerjasama
SOAP yang terlewat
antar petugas
(dokter
diingatkan jika
KIA- lupa)
KB KIE Segera
diberikan melengkapi KIE
namun ketika
tidak melakukan
Kerjasama antar
dituliskan rekap data
KIE sudah dituliskan di petugas harus selalu
di lembar mutu dan
FEB 98,6% 100% lembar rekam medis terjalin baik, sehingga
rekam meningkatkan
pasien tidak ada penulisan
medis kerjasama
SOAP yang terlewat
antar petugas
(dokter
diingatkan jika
lupa)
Sumber : Wawancara kepada petugas kesehatan

Proses wawancara Rencana Tindak Lanjut lengkap, berkas tersebut tidak dikembalikan kepada
(RTL) dilakukan selama tiga sesi yang dilanjutkan dokter yang bertugas. Selain itu petugas rekam
dengan indepth interviewuntuk mengetahui medis belum menuliskan kode ICD X pada berkas
penyebab terjadinya belum tercapainya rekam medis apabila kode ICD X tersebut tidak
kelengkapan berkas rekam medis di Poli Umum dan terisi lengkap. Kelengkapan penulisan SOAP, KIE,
KIA-KB Puskesmas X sebagai indikator mutu dan ICD X tidak hanya digunakan sebagai konten
layanan klinis. Hasil indept interview ini dituangkan dalam standar isi rekam medis, namun juga
dalam diagram fishbone untuk memudahkan dalam digunakan sebagai indikator mutu layanan klinis di
menganalisa masalah seperti pada Gambar 1 di Poli Umum dan KIA-KB Puskesmas X yang memiliki
bawah ini target sebesar 100%. Berdasarkan perhitungan
tingkat capaian kelengkapan penulisan SOAP, KIE,
SIMPULAN dan ICD X di Poli Umum pada bulan Januari-
Februari 2017 berturut-turut adalah 48%, 45,8%.
Hal yang dapat disimpulkan dari hasil Sedangkan di Poli KIA-KB perolehan tingkat
kegiatan observasi lapangan tentang pelaksaan kelengkapan SOAP, KIE, dan ICD X sudah hampir
penulisan SOAP, KIE, dan ICD X di Poli Umum dan mendekati target puskesmas, yaitu 97,8%, 98,6%.
KIA-KB Puskesmas X adalah ada beberapa Perolehan perhitungan kelengkapan tersebut
perlakuan yang belum sesuai dengan alur yang selanjutnya akan ditindak lanjuti dengan cara
seharusnya, yaitu ketika berkas rekam medis tidak menyusun Rencana Tindak Lanjut (RTL) dan

Analisis Kelengkapan Penulisan... 143 Gosanti; Ernawaty


JAKI Volume 5 Nomor 2 Juli-Desember 2017

melakukan evaluasi di mini lokakarya agar bisa FKM, 2015. Buku Panduan Magang. Surabaya:
memenuhi target di bulan berikutnya. Fakultas Kesehatan Masyarakat universitas
Penyebab belum tercapainya target Airlangga.
kelengkapan penulisan SOAP, KIE, dan ICD X di Gondodiputro, S., 2007. Rekam Medis dan Sistem
Poli Umum dan KIA-KB adalah : (1) kunjungan Informasi Kesehatan di Pelayanan
pasien tinggi, (2) dokter menangani pasien Kesehatan Primer (Puskesmas). [Online]
sendirian karena partner bertugas di luar Bandung: Universitas Padjajaran Available
puskesmas, sehingga dokter tertuntut memberikan at:
pelayanan kesehatan secara cepat, (3) kode ICD X http://rusmanefendi.files.scribd/2011/06/reka
memiliki update an kode sehingga dokter m20medis20sik.pdf.
kesusahan menghafal semua kode, (4) dokter Hatta, R.G., 2008. Pedoman Manajemen Informasi
terburu-buru dalam mengisi berkas rekam medis Kesehatan Di Sarana Pelayanan Kesehatan.
karena ada tugas di luar puskesmas. Jakarta: UI Press.
Saran yang dapat ditawarkan untuk Indonesia, M.K.R., 1966. Peraturan Menteri
Puskesmas X dalam upaya meningkatkan capaian Kesehatan Republik Indonesia Nomor 10
mutu layanan klinis di Poli Umum dan KIA-KB tahun 1966 tentang Wajib Simpan Rahasia
adalah : (1) semua petugas kesehatan kembali Kedokteran. Jakarta: Menkes RI.
pada tugas pokok masing-masing sesuai SK Kepala Indonesia, K.K., 2006. Manual Rekam Medis.
Puskesmas X. Salah satu contohnya adalah tugas [Online] Available at:
pokok petugas rekam medis adalah www.perpustakaan.depkes.go.id [Accessed
bertanggungjawab terhadap pelaksanaan dan 1 April 2017].
evaluasi rekam medis Puskesmas X (SK Nomor Indonesia, M.K.R., 2008. Peraturan Menteri
440/A.III.SP.0002.06/436.6.3.42/2016), (2) alur Kesehatan Republik Indonesia Nomor
pelaksanaan penulisan rekam medis khususnya 269/MENKES/PER/III/2008 Tentang Rekam
SOAP, KIE, dan ICD X dikembalikan sesuai dengan Medis. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
SOP yang berlaku di Puskesmas X. Artinya, dokter Indonesia, M.K.R., 2014. Peraturan Menteri
menulis lengkap SOAP, KIE, dan ICD X. Apabila Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75
berkas rekam medis tidak lengkap dikembalikan tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
pada dokter yang bertugas dan ketika ICD X tidak Masyarakat. Jakarta: Menkes RI.
lengkap, dilenkapi oleh petugas rekam medis, (3) Indonesia, P., 2016. Peraturan Pemerintah Nomor
untuk meminimalisir ketidak lengkapan penulisan 44 tahun 2016 tentang Manajemen
SOAP, KIE, dan IC X, sebaiknya dibentuk tim Puskesmas. Jakarta: PP RI.
koreksi untuk melakukan crosscheck berkas rekam Mongli, G.D., 2006. Medical Records Organization
medis yang posisinya adalah membantu petugas and Management. International Journal of
rekam medis. Public Health, pp.1-10.
Rejeki, S., 2014. Kajian Pelaksanaan Rekam Medis
DAFTAR PUSTAKA Gigi Rawat Jalan di Puskesmas Kota
Pontianak. Jurnal Insidental, pp.1-12.
Arikuntoro, S., 2005. Prosedur Penelitian. Jakarta: Trihono, 2005. Perencanaan dan Evaluasi Program
Rieneka Cipta. Puskesmas Sukasari. Journal of Indonesia
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1997. Medical Association, pp.1-12.
Tujuan dan Kegunaan Rekam Medis. Universitas Indonesia, F.K., 2009. Rekam Medis
Jakarta: Depkes RI. Berorientasi Masalah. [Online] Available at:
http://kurfak2005.fk.ui.ac.id [Accessed 4 April
2017].

Analisis Kelengkapan Penulisan... 144 Gosanti; Ernawaty

Anda mungkin juga menyukai