Anda di halaman 1dari 6

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hipertensi merupakan masalah kesehatan global yang membutuhkan
perhatian karena dapat menyebabkan kematian utama di Negara-negara maju
maupun Negara berkembang. Menurut survey yang dilakukan oleh Word
Health Organization (WHO) pada tahun 2000, jumlah penduduk dunia yang
menderita hipertensi untuk pria sekitar 26,6% dan wanita sekitar 26,1% dan
diperkirakan pada tahun 2025 jumlahnya akan meningkat menjadi 29,2%
(Apriany, 2012)
Hipertensi termasuk salah satu penyakit tidak menular. Kematian akibat
penyakit hipertensi dan penyertanya di Indonesia cenderung mengalami
peningkatan. Proporsi angka kematian akibat hipertensi dan komplikasinya
meningkat dari 41,7% menjadi 60%. Survey terakhir di Indonesia
menunjukkan penyakit hipertensi dan komplikasinya mendominasi 10 urutan
teratas penyebab kematian pada semua kelompok umur, dengan stroke yang
merupakan komplikasi hipertensi sebagai penyebab kematian nomor satu. Dari
berbagai survei didapatkan dalam sepuluh tahun terakhir prevalensi hipertensi
di Indonesia meningkat secara bermakna. Perempuan memiliki prevalensi
hipertensi sedikit lebih tinggi daripada laki-laki (Kemenkes RI, 2013).
Berdasarkan catatan Badan Kesehatan Dunia WHO tahun 2011 ada satu
milyar orang di dunia menderita hipertensi dan dua per-tiga diantaranya
berada di negara berkembang yang berpenghasilan rendah-sedang. Prevalensi
hipertensi diperkirakan akan terus meningkat, dan diprediksi pada tahun 2025
sebanyak 29% orang dewasa di seluruh dunia menderita hipertensi, sedangkan
di Indonesia angkanya mencapai 31,7%. Hipertensi dikenal dengan tekanan
darah tinggi dan sering disebut sebagai “sillent killer” karena terjadi tanpa
tanda dan gejala, sehingga penderita tidak mengetahui jika dirinya terkena
hipertensi, dan ditemukan sebanyak 76,1 % tidak mengetahui dirinya
mengidap hipertensi (Kemenkes RI, 2013).

1
2

Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal tahun 2013 didapatkan


bahwa penyakit hipertensi menempati urutan ke-2 sebanyak 29523 orang dari
10 penyakit terbanyak di Kabupaten Kendal, dan tahun 2014 sebanyak 23229
orang. (Dinkes Kab Kendal, 2014).
Data dari Puskesmas Cepiring tahun 2014 keseluruhan penderita
hipertensi mencapai 2616 orang terdiri dari laki-laki 1153 orang dan
perempuan 1463 orang dan disebutkan hipertensi merupakan penyakit
terbanyak kedua. Data rekapitulasi Puskesmas Cepiring pada warga Desa
Cepiring penderita hipertensi pada bulan Januari sampai dengan Maret tahun
2015 mencapai 88 orang yang terdiri dari 39 laki-laki dan perempuan 49 orang
(Profil Pukesmas Cepiring, 2015).
Penelitian yang membandingkan hipertensi pada wanita dan pria oleh
Sugiri di daerah kota Jakarta didapatkan prevalensi hipertensi 14,6% pada pria
dan 13,7% pada wanita, di daerah kota Semarang diperoleh prevalensi
hipertensi 7,5% pada pria dan 10,9% pada wanita. Sekitar 20% masyarakat
dewasa mengalami hipertensi lebih dari 90% diantara mereka menderita
hipertensi esensial (primer), dimana tidak ditentukan penyebab medisnya.
Sisanya mengalami tekanan darah dengan penyebab tertentu (hipertensi
sekunder) (Dhuha, 2011).
Dampak yang diderita dari hipertensi antara lain sakit kepala, perasaan
tidak nyaman di tengkuk, perasaan berputar/ingin jatuh, detak jantung cepat,
telinga berdenging, dan dapat menimbulkan penyakit lain. Pada penderita
hipertensi jantung bekerja lebih keras sehingga mengakibatkan gagal jantung
dan penyakit lainnya seperti stroke, gagal ginjal, bahkan dapat mengakibatkan
kematian (Medikoputro, 2008). Selain itu secara psikologis penderita
hipertensi sering kali mengalami kecemasan. Angka prevalensi kecemasan di
negara-negara Asia sekitar 100 juta orang penderita hipertensi mengalami
kecemasan. Para peneliti melaporkan dalam Psychosomatic Medicine bahwa
secara keseluruhan 16,7% orang dewasa yang menderita hipertensi sering
mengalami kecemasan. Kecemasan terjadi dua kali lebih sering di alami oleh
wanita dari pada laki-laki (Bernard, 2008).
3

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di desa


Cepiring Kecamatan Cepiring Kabupaten Kendal dengan mewawancarai
sepuluh orang penderita hipertensi setelah mengetahui dampak dari penyakit
hipertensi mengalami kecemasan, mengatakan bahwa penderita merasa cemas,
pusing, takut, gelisah, jantung berdebar-debar, tidak bias beristirahat dengan
tenang, sering terbangun saat tidur karena takut akan penyakitnya bila sampai
terjadi komplikasi seperti penyakit jantung, stroke, gagal ginjal, dan
menyebabkan kematian.
Faktor-faktor psikologiskecemasan yang menyebabkan hipertensi telah
dipertimbangkan oleh banyak peneliti selama 60 tahun terakhir, tetapi studi
prospektif dengan metode yang sesuai untuk mengevaluasi hipotesis ini tidak
tersedia untuk analisis sampai 1990-an. Beberapa studi longitudinal besar
menunjukkan hubungan antara gejala-gejala kecemasan dan kejadian
hipertensi. Kemarahan, depresi, kecemasan dianggap sebagai faktor psikologis
utama dalam kejadian hipertensi (Rosenman, 2001).
Orang yang menderita hipetensi cenderung mengalami kecemasan.
Kecemasan penderita hipertensi rentan dari situasi buruk yang terjadi dari
dalam dan luar dirinya. Setiap waktu penderita memikirkan penyakit
hipertensi tersebut dan menimbulkan berupa gejala kecemasan berupa rasa
takut, gelisah, dan perasaan tak menentu membuat penderita hipertensi
cenderung mengalami peningkatan tekanan darah. Dan faktor psikologis
inilah yang menyebabkan tekanan darah tinggi (Bradero, 2008).
Dari uraian diatas peneliti tertarik untuk mengetahui tingkat kecemasan
pada penderita hipertensi di desa Cepiring Kecamatan Cepiring Kabupaten
Kendal.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana gambaran tingkat kecemasan pada penderita hipertensi di
desa Cepiring Kecamatan Cepiring Kabupaten Kendal?.
4

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran tingkat kecemasan pada penderita hipertensi di
Desa Cepiring Kecamatan Cepiring Kabupaten Kendal.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus peneliti yaitu :
a. Mendeskripsikan karakteristik (usia, jenis kelamin, pendidikan, status
ekonomi) penderita hipertensi di Desa Cepiring Kecamatan Cepiring
Kabupaten Kendal.
b. Mendeskripsikan tingkat kecemasan (perasaan cemas, ketegangan,
ketakutan, gangguan tidur, gangguan kecerdasan, perasaan depresi,
gejala somatik, sensorik, gejala kardiovaskuler, gejala respiratori,
gejala gastrointestinal, gejala urogenetal, gejala autonom, tingkah laku)
pada penderita hipertensi di Desa Cepiring Kecamatan Cepiring
Kabupaten Kendal.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini diharapkan dapat membantu dan mengembangkan ilmu
keperawatan, khususnya keperawatan bidang komunitas terutama dalam
penerapan asuhan keperawatan yang komprehensif yang difokuskan
pada adaptasi respon klien terhadap perubahan yang dialaminya saat
menderita hipertensi, serta mendukung responden dalam meghadapi
kecemasan.
b. Sebagai suatu bahan masukan bagi tenaga kesehatan, khususnya di
bidang keperawatan dalam meningkatkan mutu dan profesionalisme
dalam pelayanan keperawatan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Responden / Penderita hipertensi
Mendapat dukungan dalam menghadapi kecemasan dan meningkatkan
pengetahuan responden sehingga mampu menyikapi secara positif
5

terhadap kejadian penyakit hipertensi di Desa Cepiring Kecamatan


Cepiring Kabupaten Kendal
b. Bagi institusi Pelayanan Kesehatan (Puskesmas)
Sebagai masukan terhadap program Pemerintah dalam rangka
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan sehingga dapat dilakukan
perencanaan untuk mengatasi permasalahan kesehatan baik
biopsikososial spiritual dan meningkatkan penatalaksanaan penyakit
hipertensi.
c. Bagi Masyarakat
Penelitian ini berguna sebagai dukungan dan memotivasi kepada
masyarakat dalam menghadapi kecemasan apabila menderita hipertensi

E. Bidang Ilmu
Sebagai pengembangan bidang ilmu keperawatan khususnya
keperawatan komunitas.

F. Originalitas Penelitian
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

No Nama/Tahun Judul Metodologi Hasil Penelitian Perbedaan

1 Kumboyono, Hubungan Desain penelitian Menunjukkan 1. Variabel penelitian


Lilik Supriati persepsi deskriptif, metode bahwa sebagian sebelumnya adalah
dan Ratna keparahan Cross sectional, besar pasien persepsi, pada
Roesardhyati penyakit dengan dengan teknik hipertensi memiliki penelitian ini
(2011) kepatuhan sampling persepsi dalam variabelnya adalah
minum obat pada accidental katagori parah dan tentang kecemasan.
pasien hipertensi sampling kepatuhan minum 2. Tempat penelitian di
di poliklinik obat sebagian besar poliklinik jantung
jantung rumah berada dalam RSUD dr. Saiful
sakit umum katagori sedang Anwar Malang, pada
daerah dr. Saiful serta adanya penelitian ini
Anwar Malang hubungan yang dilakukan di desa
signifikan antara Cepiring.
persepsi keparahan 3. Teknik sampling yang
penyakit dengan digunakan accidental
kepatuhan minum sampling, pada
obat penelitian ini
menggunakan total
sampling
6

2 Erlyna Nur Faktor-faktor Penelitian analitik Umur, obesitas, 1. Variabel penelitian


Syahrini, resiko Hipertensi dengan kebiasaan konsumsi sebelumnya adalah
Henry primer di pendekatan cross garam dan umur, obesitas,
Setyawan Puskesmas sectional. Sampel kebiasaan konsumsi kebiasaan konsumsi
Susanto, Ari Tlogosari kulon dari penelitian ini makanan berlemak garam, dan konsumsi
Udiyono, kota Semarang adalah sebagian merupakan faktor makanan berlermak,
Dosen Bagian dari populasi yang resiko hipertensi pada penelitian ini
Epidemiologi berjumlah 80 primer di wilayah adalah umur, jenis
dan penyakit responden yang kerja puskesmas kelamin, pendidikan,
Tropik FKM memeriksakan diri Tlogosari kulon pekerjaan dan
UNDIP di Puskesmas penghasilan
(2012) Tlogosari Kulon 2. Tempat penelitian
berada di wilayah
Puskesmas Tlogosari
kulon kota Semarang,
pada penelitian ini
berada di Desa
Cepiring.
3. Teknik sampling yang
digunakan adalah
random sampling, pada
penelitian ini
menggunakan total
sampling dengan
jumlah responden 88
orang.
3 Febby Faktor-faktor Menggunakan Variabel umur, 1. Penelitian sebelumnya
Haendra Dwi yang cross sectional. pendidikan, variabel yang
Anggara, berhubungan variabel pekerjaan, obesitas digunakan adalah jenis
Nanang dengan tekanan independen adalah merokok, konsumsi kelamin, umur,
Prayitno darah di jenis kelamin, alkohal, olahraga, pendidikan, pekerjaan,
(2012) puskesmas umur, pendidikan, asupan natrium, obesitas merokok,
Telaga Murni, pekerjaan, asupan kalium konsumsi alkohal,
Cikarang Barat obesitas merokok, memiliki hubungan olahraga, asupan
konsumsi dengan tekanan natrium, asupan
alkohal,olahraga, darah. Sedangkan kalium. Pada
asupan penelitian pada penelitian ini adalah
natrium,asupan jenis kelamin tidak umur, jenis kelamin,
kalium.variabel ada hubungannya pendidikan, pekerjaan
dependen adalah dengan tekanan dan penghasilan.
tekanan darah. darah 2. Tempat penelitian
metode yang berada di wilayah
digunakan adalah Puskesmas telaga
kualitatif murni Cikarang barat

Anda mungkin juga menyukai