Anda di halaman 1dari 3

SKILL LAB BLOK 15

MISDIAGNOSIS DAN TINDAK KONSUL PASIEN PADA KASUS AKUT


ABDOMEN (Etika Medis)
(Kamis, 17 Mei 2018)

I. Tujuan
Mahasiswa dapat membedakan diagnosis pada pasien KET, adneksitis, dan
appendisitis untuk melakukan konsultasi (konsultasi setelah dibuat diagnosis dan
konsultasi pada saat operasi).

II. Ketentuan Umum


 Pemeriksa meminta izin kepada pasien untuk melakukan pemeriksaan
 Pemeriksaan dapat dilakukan terhadap pasien dalam posisi berbaring dan
litotomi
 Pemeriksa berdiri di sebelah kanan pasien dan didepan vulva

III. Anamnesis
Beberapa hal yang perlu diperhatikan:
 Nyeri tekan perut kanan bawah
 Menstruasi tidak teratur
 Ada riwayat keputihan

IV. Pemeriksaan Fisik Umum


a. Sensorium
b. Tekanan darah
c. Pemeriksaan Nadi
i. frekuensi nadi
ii. irama nadi
iii. kualitas nadi
d. Pemeriksaan nafas
i. frekuensi nafas
ii. tipe dan irama pernafasan
e. Pemeriksaan suhu
f. Pemeriksaan berat badan
g. Pemeriksaan tinggi badan

V. Pemeriksaan Fisik Abdomen


a. Inspeksi
 simetris (posisi telentang, peristalsis, darm contour)
 bentuk atau kontur (datar, cembung, cekung, tonjolan )
 distensi, massa, pulsasi dan peristaltis
 kondisi dinding perut
o kelainan kulit (bekas operasi)
o vena (venektasi)
o umbilikus (caput medusae)
o striae alba (bekas asites, bekas hamil)

b. Palpasi

1
 pasien telentang, kedua lutut ditekuk dan dokter di sebelah kanan.
 lakukan palpasi dengan lembut, pelan dan suhu tangan pemeriksa
sebaiknya sama dengan suhu permukaan kulit pasien.
 dapat dilakukan satu tangan atau dua tangan atau ballotement terutama
kalau abdomen besar atau penuh cairan.
 minta pasien memberitahukan bila terasa nyeri tekan kanan bawah ( Mc
burney) bila ditekan atau bila dilepas (nyeri tekan pantulan)
 perhatikan mimik pasien sewaktu melakukan palpasi, sistematis dan
seluruh dinding perut
 hati-hati pada daerah yang dikeluhkan pasien

c. Perkusi
 untuk konfirmasi pembesaran hati dan limpa atau vesika urinaria kalau
terisi penuh.
 menetukan nyeri ketok
 diagnosis cairan atau massa padat (shifting dullness, chessboard
phenomen).

d. Auskultasi
 untuk mendengarkan bunyi peristaltik dan suara pembuluh darah
(borborigmi, metalic sound, bruit dll)
 Sebelum perkusi dan palpasi, dengarkan bising usus minimal satu menit
tiap kuadran.

VI. Pemeriksaan Spesifik


Beberapa hal yang harus diperhatikan pada pemeriksaan ginekologi:
 Ditemukan keputihan (fluor albus)
 Nyeri goyang portio
 Adneksa kanan nyeri yang tidak khas
 Pemeriksaan urine kehamilan negatif

VII. Beberapa Contoh Kasus


a. Abdomen Bawah
Akumulasi gas, penumpukan feses atau tumor di bagian bawah abdomen
terutama pada kalon asenden, trasversum dan desenden dapat dinilai dengan
perkusi atau pemeriksaan bimanual. Pemeriksaan auskultasi memberi
gambaran bisisng usus yang meningkat atau menurun. Pada keadaan normal
bisisng usus terdengar lebih kurang tiga kali per menit.
b. Appendisitis
Nyeri tekan didapatkan diatas apendiks yaitu titik Mc Burney yang terletak di
sepertiga distal garis khayal yang menghubungkan SIAS kanan dengan pusar.
c. Kista Ovarium
Kista yang berukuran besar sekali dapat terlihat sebagai distensi abdomen
yang sangat menyolok. Cairan biasanya terlokalisir dalam rongga tertentu.

2
Pada kista ini umbilikus tidak menonjol keluar dan pekak cairan tetap terdapat
di bagian anterior walau pasien berbaring
d. Adneksitis
Nyeri tekan di daerah adneksa kanan atau kiri atau keduanya
e. KET
Anemia, riwayat terlambat haid, dan nyeri tekan pelvic atau abdomen

VIII. Bagaimana cara melakukan konsultasi dan penjelasan kepada pasien?


 Apabila ditemukan pasien dengan diagnosa appendisitis maka dikonsultasikan
ke dokter bedah. Setelah itu dokter bedah akan melakukan laparatomi.
 Apabila pada saat laparatomi tidak ditemukan appendisitis namun ditemukan
peradangan pada daerah adneksa, maka dikonsultasikan ke bagian kebidanan
dengan diagnosa adneksitis akut.

Anda mungkin juga menyukai