Makalah Kelompok Mengenai Penalaran Induktif Dan Penalaran Deduktif
Makalah Kelompok Mengenai Penalaran Induktif Dan Penalaran Deduktif
PENALARAN DEDUKTIF
Nama Kelompok :
1. Rudi hartoyo ( 13209814 )
2. Rinaldy yahya ( 13209696 )
3. Andy hermawan ( 14209987 )
4. Vian Priatna.P ( 15209012 )
5. Nurhidani.P ( 16209515 ) Kelas : 3EA06
Sebelum membahas tentang penalaran induktif dan penalaran deduktif, lebih baik kita mengetahui
apa itu penalaran. Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera
(pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan
pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan
sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru
yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens)
dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).
Pengetahuan ini mampu dikembangkan manusia disebabkan oleh dua hal utama;
b. Kemampuan berpikir menurut suatu alur kerangka berpikir tertentu. Secara garis besar cara
berpikir seperti ini disebut penalaran.
Dua kelebihan inilah yang memungkinkan manusia mengembangkan pengetahuannya yakni bahasa
yang bersifat komunikatif dan pikiran yang mampu menalar.
Penalaran deduktif adalah kegiatan berpikir yang sebalikny dari penalaran induktif. Deduksi adalah
cara berpikir dimana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus.
Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya menggunakan pola berpikir yang dinamakan
silogismus. Silogismus disusun dari dua buah pertanyaan dan satu kesimpulan. Pernyataan yang
mendukung silogismus ini disebut premis yang kemudian dapat dibedakan sebagai premis mayor
dan premis minor.
Penalaran induktif merupakan penalaran yang bertolak dari pernyataan-pernyataan yang khusus
dan menghasilkan simpulan yang umum. Dengan kata lain simpulan yang diperoleh tidak boleh
khusus dari pada pernyataan (premis).
Berdasarkan uruaian singkat pada latar belakang masalah, maka bisa di dapat rumusan
masalahnya yaitu apa perbedaan antara penalaran induktif dan deduktif ?
Dari rumusan masalah maka tujuan penulisan ini untuk membantu mengetahui perbedaan antara
penalaran induktif dan penalaran deduktif
IV. Pembahasan
Penalaran Deduksi
Penalaran deduktif adalah kegiatan berpikir yang sebalikny dari penalaran induktif. Deduksi adalah
cara berpikir dimana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus.
Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya menggunakan pola berpikir yang dinamakan
silogismus. Silogismus disusun dari dua buah pertanyaan dan satu kesimpulan. Pernyataan yang
mendukung silogismus ini disebut premis yang kemudian dapat dibedakan sebagai premis mayor
dan premis minor. Kesimpulan merupakan pengetahuan yang didapat dari penalaran deduktif
berdasarkan kedua premis tersebut.
Jadi ketepatan penarikan kesimpulan tergantung pada tiga hal yakni kebenaran premis mayor,
kebenaran premis minor, dan keabsahan penarikan kesimpulan. Sekiranya salah satu dari ketiga
unsur tersebut persyaratannya tidak dipenuhi maka kesimpulan yang akan ditariknya akan salah.
Matematika adalah pengetahuan yang disusun secara deduktif.
Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih
dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah
kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan
gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status social.
Penalaran Induktif
Penalaran induktif merupakan penalaran yang bertolak dari pernyataan-pernyataan yang khusus
dan menghasilkan simpulan yang umum. Dengan kata lain simpulan yang diperoleh tidak boleh
khusus dari pada pernyataan (premis). Penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran
deduktif. Untuk turun ke lapangan dan melakukan penelitian tidak harus memliki konsep secara
canggih tetapi cukup mengamati lapangan dan dari pengamatan lapangan tersebut dapat ditarik
generalisasi dari suatu gejala. Dalam konteks ini, teori bukan merupakan persyaratan mutlak tetapi
kecermatan dalam menangkap gejala dan memahami gejala merupakan kunci sukses untuk dapat
mendiskripsikan gejala dan melakukan generalisasi.
Induksi merupakan cara berpikir di mana ditarik dari suatau kesimpulan yang bersifat umum dari
berbagai kasus yang bersifat individu. Penalaran secara induktif dimulai dengan mengemukakan
pernyataan-pernyataan yang bersifat khas dan dan terbatas dalam menyusun argumentasi yang
diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum.
Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal
khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena
sejenis yang belum diteliti. Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif. Contoh:
Jika dipanaskan, besi memuai.
Jika dipanaskan, tembaga memuai.
Jika dipanaskan, emas memuai.
Jika dipanaskan, platina memuai.
Kesimpulan yang bersifat umum ini penting artinya karena mempunyai dua keuntungan.
• Bersifat ekonomis.
• Dimungkinkannya proses penalaran selanjutnya.
V. Kesimpulan
Penalaran deduktif adalah kegiatan berpikir yang sebalikny dari penalaran induktif. Deduksi adalah
cara berpikir dimana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus.
Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya menggunakan pola berpikir yang dinamakan
silogismus. Silogismus disusun dari dua buah pertanyaan dan satu kesimpulan. Pernyataan yang
mendukung silogismus ini disebut premis yang kemudian dapat dibedakan sebagai premis mayor
dan premis minor. Kesimpulan merupakan pengetahuan yang didapat dari penalaran deduktif
berdasarkan kedua premis tersebut.
Jadi ketepatan penarikan kesimpulan tergantung pada tiga hal yakni kebenaran premis mayor,
kebenaran premis minor, dan keabsahan penarikan kesimpulan. Sekiranya salah satu dari ketiga
unsur tersebut persyaratannya tidak dipenuhi maka kesimpulan yang akan ditariknya akan salah.
Matematika adalah pengetahuan yang disusun secara deduktif.
Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih
dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Sedangkan Penalaran induktif merupakan penalaran yang bertolak dari pernyataan-pernyataan
yang khusus dan menghasilkan simpulan yang umum. Dengan kata lain simpulan yang diperoleh
tidak boleh khusus dari pada pernyataan (premis). Penalaran induktif merupakan kebalikan dari
penalaran deduktif. Untuk turun ke lapangan dan melakukan penelitian tidak harus memliki konsep
secara canggih tetapi cukup mengamati lapangan dan dari pengamatan lapangan tersebut dapat
ditarik generalisasi dari suatu gejala. Dalam konteks ini, teori bukan merupakan persyaratan mutlak
tetapi kecermatan dalam menangkap gejala dan memahami gejala merupakan kunci sukses untuk
dapat mendiskripsikan gejala dan melakukan generalisasi.
Induksi merupakan cara berpikir di mana ditarik dari suatau kesimpulan yang bersifat umum dari
berbagai kasus yang bersifat individu. Penalaran secara induktif dimulai dengan mengemukakan
pernyataan-pernyataan yang bersifat khas dan dan terbatas dalam menyusun argumentasi yang
diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum.
Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal
khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena
sejenis yang belum diteliti. Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif.