Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
1.
2. Karakteristik atau kondisi yang akan dikontrol
3. Sensor
4. Komparator
5. Aktivator
Keempat elemen dasar tersebut terjadi dalam urutan yang sama dan menjaga
hubungan yang konsisten satu sama lain dalam setiap sistem.
1. Karakteristik atau kondisi dari sistem operasi yang akan diukur. Karakteristik dapat
berupa output dari sistem dalam tahap pemrosesan atau mungkin suatu kondisi yang
merupakan hasil dari sistem. Sebagai contoh dalam sistem sekolah dasar para jam kerja
guru atau keunggulan pengetahuan yang ditunjukkan oleh siswa pada ujian nasional
adalah contoh karakteristik yang dapat dipilih untuk pengukuran atau kontrol.
2. Sensor, merupakan sarana untuk mengukur karakteristik atau kondisi. Sebagai
contoh dalam sistem kontrol pengukuran kualitas dapat diandaikan oleh inspeksi visual
dari produk.
3. Komparator, menentukan kebutuhan koreksi dengan membandingkan apa yang
terjadi dengan apa yang telah direncanakan. Beberapa penyimpangan dari rencana
adalah biasa dan diharapkan, tetapi ketika berada di luar variasi yang dapat diterima
tindakan korektif diperlukan. Ini melibatkan semacam tindakan pencegahan yang
menunjukkan bahwa kontrol yang baik sedang dicapai.
4. Aktivator, adalah tindakan korektif diambil untuk mengembalikan sistem ke output
yang diharapkan. Contohnya adalah seorang karyawan diarahkan ulang untuk bagian-
bagian yang gagal lulus pemeriksaan mutu atau kepala sekolah yang memutuskan
untuk membeli buku-buku tambahan untuk meningkatkan kualitas siswa. Selama
rencana dilakukan dalam batas-batas yang diijinkan tindakan korektif tidak diperlukan.
Kegiatan dalam Fungsi Pengawasan dan Pengendalian :
Ø Mengevaluasi keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target bisnis sesuai dengan
indikator yang telah ditetapkan
Ø Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan yang mungkin
ditemukan
Ø Melakukan berbagai alternatif solusi atas berbagai masalah yang terkait dengan
pencapaian tujuan dan target bisnis
Ada tiga tipe pengawasan (controlling), yaitu :
1. Pengawasan pendahuluan
Dirancang untuk mengantisipasi adanya penyimpangan dari standar atau tujuan
dan memungkinkan koreksi dibuat sebelum suatu tahap kegiatan tertentu
diselesaikan.
2. Pengawasan yang dilakukan bersama dengan pelaksanaan kegiatan.
Merupakan proses di mana aspek tertentu dari suatu prosedur harus disetujui
dulu atau syarat tertentu harus dipenuhi dulu sebelum kegiatan - kegiatan bisa
dilanjutkan, untuk menjadi semacam peralatan "double check" yang telah
menjamin ketepatan pelaksanaan kegiatan.
3. Pengawasan umpan balik
Mengukur hasil-hasil dari suatu kegiatan yang telah diselesaikan.
Sumber :
Henri Fayol (1949). General and Industrial Management. New York: Pitman Publishing.
pp. 107–109.
d. Controlling (Pengawasan)
Pengawasan berarti mendeterminasi apa yang telah dilaksanakan, maksudnya mengevaluasi prestasi
kerja dan apabila perlu menetapkan tindakan-tindakan korektif sehingga hasil pekerjaan sesuai
dengan rencana. Prinsip pengawasan efektif adalah membantu usaha-usaha kita untuk mengatur
pekerjaan yang direncanakan untuk memastikan bahwa pelaksanaan pekerjaan tersebut
berlangsung sesuai rencana. Siagian (1992: 169) menyatakan bahwa pengawasan merupakan proses
pengamatan dari seluruh kegiatan organisasi guna lebih menjamin bahwa semua pekerjaan yang
sedang dilakukan sesuai dengan yang ditentukan sebelumnya. Apabila fungsi-fungsi fundamental
manajemen lainnya (planning, organizing, dan actuating) dilaksanakan secara sempurna, maka
tidak banyak diperlukan pengawasan. Namun pada kenyataannya hal tersebut jarang sekali terjadi.
1) Maksud dan Tujuan Pengawasan
a) Untuk mengetahui jalannya pekerjaan apakah lancar atau tidak.
b) Untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh pegawai dan mengusahakan
pencegahan agar supaya tidak terulang kembali kesalahan yang sama atau timbulnya kesalahan-
kesalahan yang baru.
c) Untuk mengetahui apakah pelaksanaan biaya sesuai dengan program (fase/tingkat pelaksanaan)
seperti yang telah ditentukan dalam planning atau tidak.
d) Untuk mengetahui apakah pelaksanaan kerja sesuai dengan prosedur dan kebijaksanaan yang
telah ditentukan.
4. Controling
Controling bukanlah hanya sekedar mengendalikan pelaksanaan program dan
aktifitas organisasi, namun juga mengawasi sehingga bila perlu dapat mengadakan
koreksi.controlling bukanlah hanya sekedar mengendalikan pelaksanaan
programdan aktivitas organisasi,namun juga mengawasi sehingga bila perlu dapat
mengadakan koreksi.dengan demikian apa yang di lakukan staff dapat diarahkan
kejalan yang tepat dengan maksud pencapaian tujuan yang telah di rencanakan. Inti
dari controlling adalah proses memastikan pelaksanaan agar sesuai dengan
rencana. Agar pekerjaan berjalan sesuai dengan tujuan organisasi dan program
kerja maka staff dibutuhkan pengontrolan, baik dalam bentuk pengawasan, inspeksi
hingga audit. Kata-kata tersebut memang memiliki makna yang berbeda, tapi yang
terpenting adalah bagaimana sejak dini dapat diketahui penyimpangan-
penyimpanagan yang terjadi, baik dalam tahap prencanaan, pelaksanaan maupun
pengorganisasian. Sehingga denagn hal tersebut dapat segera dilakukan antisipasi,
koreksi dan penyesuaian-penyesuain sesuai dengan situasi, kondisi dan
perkembangan lingkungan sekitar organisasi. (Rananda, 2012)