Anda di halaman 1dari 61

KOMUNIKASI KESEHATAN •MIRA VERANITA•1 |

Persembahan untuk :
Anak-anakku..
Rizky Riansyah, Fakhri Fabiansyah
dan semua yang pernah menjadi murid dan
mahasiswaku

KOMUNIKASI KESEHATAN •MIRA VERANITA•2 |


ISI

BAGIAN 1
KONSEP DASAR KOMUNIKASI
BAGIAN 2
JENIS-JENIS KOMUNIKASI
BAGIAN 3
KOMUNIKASI EFEKTIF
BAGIAN 4
HAMBATAN-HAMBATAN KOMUNIKASI
BAGIAN 5
KONSEP DASAR KESEHATAN
BAGIAN 6
KOMUNIKASI KESEHATAN

KOMUNIKASI KESEHATAN •MIRA VERANITA•3 |


BAGIAN 1
KONSEP DASAR KOMUNIKASI

A. Pengertian Komunikasi
Manusia adalah makhluk sosial yang selalu hidup berkelompok. Tidak ada manusia yang
mampu hidup sendiri tanpa berhubungan dengan orang lain. Manusia membutuhkan
manusia lain untuk memenuhi segala kebutuhannya, baik kebutuhan fisiologis mau pun
kebutuhan psikologis. Selain itu, kebutuhan akan manusia lainnya diperlukan untuk
mempertahankan hidup, sehingga manusia membutuhkan hubungan sosial yang baik
yang dapat terpenuhi dengan sempurna bila manusia membina komunikasi yang baik
dengan manusia lainnya.

Komunikasi memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia, karena melalui


komunikasi akan terjadi interaksi, saling memahami, membina relasi antar sesama
manusia dan lingkungannya. Keadaan ini yang membuat manusia ‘dipaksa’ untuk
berinteraksi dengan dirinya sendiri (intrapribadi), dengan orang lain (antarpribadi),
dengan kelompok bahkan dengan masyarakat sosial yang sifatnya lebih luas untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.

Secara terminologis, komunikasi berasal dari bahasa latin “communis” atau


“common” dalam Bahasa Inggris yang berarti sama. Berkomunikasi berarti kita berusaha
untuk mencapai kesamaan makna, “commonness”.
Atau dengan kata lain, melalui komunikasi kita mencoba berbagi informasi, gagasan atau
sikap kita dengan pihak lainnya dengan tujuan tercipta adanya kesamaan
makna/informasi satu sama lain. Menurut Deddy Mulyana, proses komunikasi
merupakan proses susah - mudah dan mudah - susah. dikatakan susah tapi mudah
karena manusia terbiasa melakukan komunikasi, bahkan tidak bisa lepas dari proses
komunikasi seperti dikutip oleh Waltzlawick: “We can not not to communicate”. Tetapi di
sisi lain proses komunikasi merupakan kegiatan yang mudah tapi susah dilakukan karena
begitu banyak kendala dalam pelaksanaanya. Kendala utama dalam berkomunikasi
adalah seringkali kita mempunyai makna yang berbeda terhadap lambang yang sama.
Sebelum beranjak lebih jauh, berikut Penulis paparkan pendapat beberapa ahli
komunikasi mengenai pengertian komunikasi.
1. Harold D Lasswell

KOMUNIKASI KESEHATAN •MIRA VERANITA•4 |


“cara yang tepat untuk menerangkan suatu tindakan komunikasi ialah menjawab
pertanyaan : Siapa yang menyampaikan, apa yang disampaikan, melalui saluran apa,
kepada siapa dan apa pengaruhnya?”.

2. Cassandra Book dalam Human Communication :


“komunikasi adalah suatu transaksi, proses simbolik yang menghendaki orang-orang
mengatur lingkungannya dengan (1) membangun hubungan antar sesama manusia,
(2) melalui pertukaran informasi, (3) untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang
lain, (4) berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu”

3. Everett M Rogers :
“komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau
melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya
akan tiba pada saling pengertian yang mendalam.”

4. D. Lawrence Kincaid :
“Komunikasi adalah proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan
pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada
saling pengertian yang mendalam”

5. Dennis Murphy :
“Communication is the whole process used in reaching other minds” (Komunikasi
adalah seluruh proses yang diperlukan untuk mencapai pikiran-pikiran yang
dimaksud oleh orang lain.

6. Harwood :
“Communication is more technically defined as a process for conduction the
memories” (Secara teknis komunikasi didefinikan sebagai proses untuk
membangkitkan perhatian orang lain yang bertujuan untuk menjalin kembali ingatan-
ingatan)

Dari beberapa pengertian tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa komunikasi adalah
bentuk interaksi manusia yang saling pengaruh-mempengaruhi satu sama lainnya, baik
disengaja ataupun tidak disengaja, dengan menggunakan alat apapun, sehingga memiliki
kesamaan dengan orang lain, seperti kesamaan bahasa atau kesamaan arti dari simbol–
simbol yang digunakan dalam berkomunikasi.

KOMUNIKASI KESEHATAN •MIRA VERANITA•5 |


B. Unsur/ komponen Komunikasi
Komunikasi antar manusia hanya bisa terjadi, jika ada seseorang yang menyampaikan
pesan kepada orang lain dengan tujuan tertentu, artinya komunikasi hanya akan terjadi
jika didukung oleh adanya sumber, pesan, media, penerima, dan efek. Unsur-unsur ini
bisa juga disebut komponen atau elemen komunikasi.

Gambar 1
Komponen Komunikasi

Komponen komunikasi adalah sebagai berikut :


1) Sumber/ Pengirim/ Komunikator (sender)
Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat atau
pengirim informasi. Dalam komunikasi antar manusia, sumber bisa terdiri dari
satu orang (komunikasi antarpribadi) atau bisa juga dalam bentuk kelompok
(komunikasi kelompok) misalnya partai, organisasi atau lembaga. Sumber sering
juga disebut pengirim, komunikator, atau dalam bahasa Inggrisnya disebut
source, sender atau encoder .

KOMUNIKASI KESEHATAN •MIRA VERANITA•6 |


Seringkali dalam masyarakat, ketika proses komunikasi berlangsung, komunikan
atau penerima atau khalayak lebih memperhatikan orang yang menyampaikan
pesan atau informasinya daripada isi pesan (informasi).
Ini wajar terjadi dikarenakan faktor kredibilitas (credibility) yang melekat pada
diri seseorang.

Hovland dan Weiss menyebutkan bahwa kredibilitas dari seseorang terdiri dari
dua unsur:
- expertise (keahlian)
- trustworthiness (dapat dipercaya)
Tapi kita tidak bisa melupakan faktor lain yang selalu mengikuti kredibilitas
sehingga lebih efektif yaitu faktor atraksi komunikator (Source attractiveness)
dan kekuasaan (source power).

Menurut Herbert C. Kelman, komunikasi yang kita lakukan akan mempengaruhi


tiga hal pada orang lain :
 Internalisasi (intemalization) karena sesuai dengan sistem nilai yang
dimilikinya,
 Identifikasi (identification), karena berhubungan dengan sesuatu yang
memberikan kepuasan sehingga memperjelas konsep dirinya, dan
 Ketundukan / kepatuhan (compliance), karena berharap mendapatkan
reaksi yang menyenangkan dari komunikasi tersebut. Oleh karena itu
penting bagi seorang komunikator untuk bisa ‘unjuk gigi’ terlebih dahulu
sebelum melakukan komunikasi dengan harapan menghasilkan citra
tertentu yang berkaitan dengan kepatuhan (wibawa, karismatik). Dan
menghasilkan citra tersebut diperlukan perencanaan dan persiapan yang
sangat matang, terutama persiapan secara inteligensia dan pengetahuan
yang mendalam sesuai dengan konteks.

2) Pesan atau berita atau informasi (information)


Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang
disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara
tatap muka (face to face) atau melalui media komunikasi. Isi pesan bisa berupa
ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat atau propaganda. Dalam bahasa
Inggris pesan biasanya diterjemahkan dengan kata message, content atau
information. Supaya komunikasi sesuai dengan yang diharapkan, maka
materi pesan harus jelas terutama dari segi bahasa agar menghasilkan kesamaan

KOMUNIKASI KESEHATAN •MIRA VERANITA•7 |


persepsi, kesamaan arti sehingga memudahkan terjadinya proses komunikasi
yang efektif.

3) Media
Media yang dimaksud di sini ialah alat yang digunakan untuk memindahkan
pesan dan sumber kepada penerima.

Terdapat beberapa pendapat mengenai saluran atau media dalam komunikasi.


Ada yang menilai bahwa media bisa bermacam-macam bentuknya, misalnya
dalam komunikasi antarpribadi pancaindera dianggap sebagai media
komunikasi. Selain indera manusia, ada juga saluran komunikasi yang
menggunakan alat berteknelogi seperti telepon, surat, telegram yang digolongkan
sebagai media komunikasi di tataran komunikasi antarpribadi.

Dalam komunikasi massa, media adalah alat yang dapat menghubungkan antara
sumber dan penerima yang sifatnya terbuka, dimana setiap orang dapat melihat,
atau membaca, atau mendengar, bahkan membaca, melihat, dan mendengar
sekaligus pesan yang dikirimkan komunikat. Media dalam komunikasi massa
dapat dibedakan atas dua macam, yakni media cetak dan media elektronik.

Contoh media cetak antara lain: surat kabar, majalah, buku, leaflet, brosur,
stiker, buletin, hand out, poster, spanduk,dan sebagainya. Sedangkan media
elektronik antara lain: radio, film, televisi, video recording, komputer, electronic
board, audio cassette dan semacamnya. Berkat perkembangan teknologi
komunikasi khususnya di bidang komunikasi massa elektronik yang begitu cepat,
maka media massa elektronik makin banyak bentuknya, dan makin mengaburkan
batas-batas untuk membedakan antara media komunikasi massa dan komunikasi
antarpribadi. Hal ini disebabkan karena semakin canggihnya media komunikasi
itu sendiri yang bisa dikombinasikan (multi-media) antara satu sama lainnya.

Beberapa pakar menggolongkan media komunikasi menjadi media audio, visual


dan audio visual.
Media audio adalah alat komunikasi yang hanya mengaktifkan indera
pendengaran saja, misalnya radio, lonceng, bel, telepon dan lain-lain. Media
visual adalah alat komunikasi yang hanya mengaktifkan indera penglihatan
(hanya bisa dilihat) misalnya : surat, majalah, koran, baligo, spanduk, poster, dan
sebagainya. Sedangkan media audiovisual adalah alat komunikasi yang mampu

KOMUNIKASI KESEHATAN •MIRA VERANITA•8 |


mengaktifkan indera pendengaran dan penglihatan (bisa didengar dan dilihat),
misalnya film, wawancara, presentasi, tabligh akbar, dan sebagainya.

4) Penerima atau komunikan (receiver)


Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan
yang dikirim oleh sumber. Penerima bisa terdiri
satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok,
partai atau negara. Penerima biasa disebut dengan
berbagai macam istilah, seperti khalayak, sasaran,
komunikan, atau dalam bahasa Inggris disebut
audience atau receiver. Dalam proses komunikasi
telah dipahami bahwa keberadaan penerima adalah
akibat karena adanya sumber. Gambar 2
Komunikator & Komunikan

Tidak ada penerima jika tidak ada sumber. Penerima adalah elemen penting
dalam proses komunikasi, karena penerima merupakan sasaran dari proses
komunikasi. Jika suatu pesan tidak diterima oleh penerima, maka akan
menimbulkan berbagai macam masalah yang seringkali menuntut perubahan,
baik pada sumber, pesan atau saluran. Mengenali penerima (khalayak) saat kita
berkomunikasi adalah merupakan prinsip dasar dan penting
dalam berkomunikasi. Dengan mengetahui dan memahami karakteristik
penerima (khalayak ), berarti membuat peluang untuk mencapai keberhasilan
dalam berkomunikasi khususnya, dan kehidupan secara umum.

5) Pengaruh atau efek (efect)


Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan dan
dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh pada
proses komunikasi dapat terjadi pada sisi pengetahuan, sisi sikap dan sisi tingkah
laku seseorang (De Fleur, 1982). Karena itu, pengaruh bisa juga diartikan
perubahan atau penguatan keyakinan pada pengetahuan, sikap dan tindakan
seseorang sebagai akibat penerimaan pesan.

Ada yang beranggapan bahwa umpan balik sebenarnya adalah salah satu
bentuk dari pengaruh yang berasal dan penerima. Akan tetapi sebenarnya umpan
balik bisa juga berasal dari unsur lain seperti pesan dan media, meski pesan
belum sampai pada penerima. Misalnya sebuah konsep surat yang memerlukan
perubahan sebelum dikirim, atau alat yang digunakan untuk menyampaikan

KOMUNIKASI KESEHATAN •MIRA VERANITA•9 |


pesan itu mengalami gangguan sebelum sampai ke tujuan. Hal-hal seperti itu
menjadi tanggapan balik yang diterima oleh sumber.

6) Lingkungan (environment)
Lingkungan atau situasi ialah faktor-faktor tertentu yang dapat mempengaruhi
jalannya proses komunikasi. Lingkungan dalam konteks komunikasi dapat
digolongkan atas empat macam, yakni :
- lingkungan fisik
- lingkungan sosial budaya,
- lingkungan psikologis, dan dimensi waktu.

Lingkungan fisik menunjukkan bahwa suatu proses komunikasi hanya bisa


terjadi kalau tidak terdapat rintangan fisik, misalnya geografis. Komunikasi
seringkali sulit dilakukan karena faktor jarak yang begitu jauh, dimana tidak
tersedia fasilitas komunikasi seperti telepon, kantor pos atau jalan raya.
Lingkungan sosial menunjukkan faktor sosial budaya, ekonomi dan politik yang
bisa menjadi kendala terjadinya komunikasi misalnya kesamaan bahasa,
kepercayaan, adat istiadat dan status sosial. Sedangkan faktor psikologis
menyangkut keadaan jiwa kedua pihak yang berkomunikasi. Misalnya seorang
yang sedang berada dalam keadaan marah dan sedih seringkali tidak bisa
menerima pesan yang disampaikan dengan baik dan benar.

Tugas Perorangan

Berikan pendapat Saudara atas pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!


1. Apakah pengertian komunikasi yang Saudara ketahui? Mengapa manusia perlu
memiliki pengetahuan dan keterampilan berkomunikasi dengan baik?
2. Sebutkan dan berikan penjelasan saudara mengenai komponen-komponen
komunikasi!
3. Berikan beberapa contoh media komunikasi yang cocok dipergunakan pada
komunikasi publik dan komunikasi antar pribadi!
4. Kredibilitas seorang komunikator sangat berpengaruh pada keberhasilan proses
komunikasi. Setujukah Saudara dengan pernyataan tersebut? Uraikan alasannya!
5. Menurut Herbert C. Kelman, komunikasi yang kita lakukan akan mempengaruhi
Internalisasi, identifikasi dan kepatuhan. Apa maksudnya?

KOMUNIKASI KESEHATAN •MIRA VERANITA•10 |


6. Salah satu komponen proses komunikasi adalah efek, yang menghasilkan umpan
balik (feed back). Adakah manfaat feed back komunikan bagi seorang
komunikator (sender)?

KOMUNIKASI KESEHATAN •MIRA VERANITA•11 |


BAGIAN 2
JENIS-JENIS KOMUNIKASI

A. Komunikasi Menurut Jumlah


Jenis komunikasi menurut jumlah yang berkomunikasi adalah : 1.komunikasi dengan
diri sendiri (intrapersonal communication), 2. komunikasi antarpribadi (interpersonal
communication), 3. komunikasi publik (public communication) dan 4. komunikasi massa
(mass communication).

1. Komunikasi dengan Diri Sendiri (Intrapersonal Communication)


Komunikasi dengan diri sendiri adalah proses komunikasi yang terjadi di dalam diri
individu, atau dengan kata lain proses berkomunikasi dengan dirinya sendiri.
Terjadinya proses komunikasi disini karena adanya seseorang yang memberi arti
terhadap sesuatu objek yang diamatinya. Objek dalam hal ini bisa saja dalam bentuk
benda, kejadian alam, peristiwa, pengalaman, fakta yang mengandung arti bagi
manusia, baik yang terjadi di luar maupun di dalam diri seseorang.

Obyek yang diamati mengalami proses perkembangan dalam pikiran manusia setelah
mendapat rangsangan dari panca indra yang dimilikinya. Hasil kerja dari proses
pikiran tadi setelah dievaluasi dan selanjutnya akan memberi pengaruh pada
pengetahuan, sikap, dan perilaku seseorang.

Dalam proses pengambilan keputusan, sering kali seseorang dihadapkan pada


pilihan Ya atau Tidak.
Keadaan semacam ini membawa seseorang pada situasi berkomunikasi dengan diri
sendiri, terutama dalam mempertimbangkan untung ruginya suatu keputusan yang
akan diambil. Cara ini hanya bisa dilakukan dengan metode komunikasi intrapribadi
atau komunikasi dengan diri sendiri.

2. Komunikasi Antarpribadi (Interpersonal Communication)


Komunikasi antarpribadi yang dimaksud disini adalah proses komunikasi yang
berlangsung antara dua orang atau lebih secara tatap muka. Menurut sifatnya,
komunikasi antarpribadi dapat dibedakan atas dua macam, yakni komunikasi diadik
dan komunikasi kelompok kecil.

KOMUNIKASI KESEHATAN •MIRA VERANITA•12 |


Gambar 3
Komunikasi Antar pribadi

Komunikasi diadik ialah proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang dalam
situasi tatap muka. Komunikasi diadik dapat dilakukan dalam tiga bentuk, yakni
percakapan, dialog, dan wawancara. Percakapan berlangsung dalam suasana yang
bersahabat dan informal. Dialog berlangsung dalam situasi yang lebih intim, lebih
dalam, dan lebih personal. Sedangkan wawancara sifatnya lebih serius, yakni adanya
pihak yang dominan pada posisi bertanya dan yang lainnya pada posisi menjawab.

Komunikasi kelompok kecil ialah proses komunikasi yang berlangsung antara tiga
orang atau lebih secara tatap muka, dimana anggota- anggotanya saling berinteraksi
satu sama lainnya. Komunikasi kelompok kecil oleh banyak kalangan dinilai sebagai
tipe komunikasi antarpribadi karena: Pertama, anggota-anggotanya terlibat dalam
suatu proses komunikasi yang berlangsung secara tatap muka. Kedua, pembicaraan
berlangsung secara terpotong-potong dimana semua peserta bisa berbicara dalam
kedudukan yang sama, dengan kata lain tidak ada pembicara tunggal yang
mendominasi situasi. Ketiga, sumber dan penerima sulit diidentifikasi.

3. Komunikasi Publik (Public Communication)


Komunikasi publik biasa disebut komunikasi pidato, komunikasi kolektif, komunikasi
retorika, public speaking dan komunikasi khalayak. Apapun namanya, komunikasi
publik menunjukkan suatu proses komunikasi dimana pesan-pesan disampaikan oleh
pembicara dalam situasi tatap muka di depan khalayak yang lebih besar.

KOMUNIKASI KESEHATAN •MIRA VERANITA•13 |


Salah satu ciri komunikasi publik adalah
pesan yang disampaikan tidak berlangsung
secara spontanitas, tetapi terencana dan
dipersiapkan lebih awal. Tipe komunikasi
publik biasanya ditemui dalam berbagai
aktivitas seperti kuliah umum, khotbah,
rapat akbar, pengarahan, ceramah, dan
semacamnya.

Gambar 4
Komunikasi Publik - seminar

Ada kalangan tertentu menilai bahwa komunikasi publik bisa digolongkan


komunikasi massa bila dilihat pesannya yang terbuka. Tetapi terdapat beberapa kasus
tertentu dimana pesan yang disampaikan itu terbatas pada segmen khalayak tertentu,
misalnya pengarahan, sentiaji, diskusi panel, seminar, dan rapat anggota. Karena itu
komunikasi publik bisa juga disebut komunikasi kelompok bila dilihat dari segi
tempat dan situasi.

4. Komunikasi Massa (Mass Communication)


Komunikasi massa dapat didefinisikan sebagai proses
komunikasi yang berlangsung dimana pesannya dikirim
dari sumber yang berbentuk lembaga (bukan
perorangan) kepada khalayak yang sifatnya massal
melalui alat-alat yang bersifat mekanis seperti radio,
televisi, surat kabar, dan lain-lain.

Gambar 5
surat Kabar - salah satu Media Massa

Dibandingkan dengan bentuk-bentuk komunikasi sebelumnya, komunikasi massa


memiliki ciri tersendiri. Sifat pesannya terbuka dengan khalayak yang : 1. variatif, baik
dari segi usia, agama, suku, pekerjaan, maupun dari segi kebutuhan, 2. Komunikan
tersebar luas sesuai dengan cakupan area yang telah ditetapkan, dan 3. Komunikan
tidak mengenal satu sama lain (anonim). Pesan komunikasi massa berlangsung satu
arah dan tanggapan baliknya lambat (tertunda) serta sangat terbatas. Akan tetapi,
dengan perkembangan teknologi komunikasi yang begitu cepat, khususnya media

KOMUNIKASI KESEHATAN •MIRA VERANITA•14 |


massa elektronik seperti radio dan televisi, maka umpan balik dari khalayak bisa
dilakukan dengan cepat kepada penyiar, misalnya melalui program interaktif.

B. Komunikasi Verbal dan Non Verbal


Selain penggolongan komunikasi berdasarkan jumlah penerima/ khalayaknya, dikenal
juga jenis komunikasi verbal dan non verbal. Penjelasannya diuraikan di bagian
berikutnya.

1. Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang
menggunakan kata-kata, baik lisan maupun
tulisan. Komunikasi ini paling banyak dipakai
dalam hubungan antar manusia. Melalui
kata-kata manusia mampu mengungkapkan
perasaan, emosi, pemikiran, gagasan, atau
maksud mereka, menyampaikan fakta, data,
dan informasi serta menjelaskannya, saling
bertukar perasaan dan pemikiran, saling Gambar 6
berdebat, dan bertengkar. Dalam komunikasi Surat – salah satu bentuk komunikasi verbal
verbal itu bahasa memegang peranan penting.

Ada beberapa unsur penting dalam komunikasi verbal, yaitu:


1) Bahasa
Bahasa adalah suatu sistem lambang yang memungkinkan manusia berbagi
makna. Dalam komunikasi verbal, lambang bahasa yang dipergunakan adalah
bahasa verbal baik lisan, tertulis pada kertas, ataupun elektronik. Bahasa suatu
bangsa atau suku berasal dari hasil interaksi dan hubungan antara warganya satu
sama lain dalam jangka waktu yang panjang.

Bahasa memiliki banyak fungsi, namun sekurang-kurangnya ada tiga fungsi yang
erat hubungannya dalam menciptakan komunikasi yang efektif. Ketiga fungsi itu
adalah:
a. Untuk mempelajari tentang dunia sekeliling kita;
b. Untuk membina hubungan yang baik di antara sesama manusia
c. Untuk menciptakan ikatan-ikatan dalam kehidupan manusia.

KOMUNIKASI KESEHATAN •MIRA VERANITA•15 |


Dalam literatur lain dinyatakan bahwa bahasa juga memiliki lain, yaitu dapat
menciptakan keteraturan dengan adanya kesepakatan makna terhadap symbol tertentu

Menurut para ahli, ada tiga teori yang berkaitan dengan kemampuan berbahasa.
a. Teori pertama disebut Operant Conditioning yang dikembangkan oleh seorang
ahli psikologi behavioristik yang bernama B. F. Skinner (1957). Teori ini
menekankan unsur rangsangan (stimulus) dan tanggapan (response) atau lebih
dikenal dengan istilah S-R. teori ini menyatakan bahwa jika satu organism
dirangsang oleh stimuli dari luar, orang cenderung akan member reaksi. Anak-
anak mengetahui bahasa karena ia belajar dari orang tuanya atau meniru apa
yang diucapkan oleh orang lain.
b. Teori kedua ialah teori kognitif yang dikembangkan oleh Noam Chomsky.
Menurutnya kemampuan berbahasa yang ada pada manusia adalah pembawaan
biologis yang dibawa dari lahir.
c. Teori ketiga disebut Mediating theory atau teori penengah. Dikembangkan oleh
Charles Osgood. Teori ini menekankan bahwa manusia dalam mengembangkan
kemampuannya berbahasa, tidak saja bereaksi terhadap rangsangan (stimuli)
yang diterima dari luar, tetapi juga dipengaruhi oleh proses internal yang terjadi
dalam dirinya.

2) Kata
Kata merupakan satuan lambang terkecil dalam bahasa. Kata adalah lambang
yang melambangkan atau mewakili sesuatu hal, entah orang, barang, kejadian,
atau keadaan. Jadi, kata itu bukan orang, barang, kejadian, atau keadaan sendiri.
Makna kata tidak ada pada pikiran orang. Tidak ada hubungan langsung antara
kata dan hal. Yang berhubungan langsung hanyalah kata dan pikiran orang.

2. Komunikasi Nonverbal
Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang pesannya dikemas dalam bentuk
nonverbal, tanpa kata-kata. Dalam hidup nyata komunikasi nonverbal jauh lebih banyak
dipakai daripada komuniasi verbal. Dalam berkomunikasi hampir secara otomatis
komunikasi nonverbal ikut terpakai. Karena itu, komunikasi nonverbal bersifat tetap dan
selalu ada. Komunikasi nonverbal lebih jujur mengungkapkan hal yang mau diungkapkan
karena spontan.

KOMUNIKASI KESEHATAN •MIRA VERANITA•16 |


Gambar 7
Bahasa tubuh

Komunikasi non verbal dapat berupa bahasa tubuh (body language), tanda (sign),
tindakan/perbuatan (action) atau objek (object).
1) Bahasa tubuh yang berupa raut wajah, gerak kepala, gerak tangan, gerak-gerik
tubuh mengungkapkan berbagai perasaan, isi hati, isi pikiran, kehendak, dan
sikap orang.
2) Tanda yang dimaksud dalam komunikasi nonverbal misalnya, bendera, rambu-
rambu lalu lintas darat, laut, udara; aba-aba dalam olahraga.
3) Tindakan/perbuatan, yang dimaksud adalah perbuatan yang dapat mengganti
kata-kata, namun memiliki makna. Misalnya, menggebrak meja dalam
pembicaraan, menutup pintu keras-keras pada waktu meninggalkan rumah,
menekan gas mobil kuat-kuat. Semua itu mengandung makna tersendiri.
4) Objek sebagai bentuk komunikasi nonverbal juga tidak mengganti kata, tetapi
dapat menyampaikan arti tertentu. Misalnya, pakaian, aksesori dandan, rumah,
perabot rumah, harta benda, kendaraan, hadiah.

Albert Mahrabian (1971) menyimpulkan bahwa dalam komunikasi, tingkat kepercayaan


dari pembicaraan orang hanya 7% berasal dari bahasa verbal, dan sebesar 38% dari vocal
suara, dan 55% dari ekspresi muka. Ia juga menambahkan bahwa jika terjadi
pertentangan antara apa yang diucapkan seseorang dengan perbuatannya, orang lain
cenderung mempercayai hal-hal yang bersifat nonverbal.

KOMUNIKASI KESEHATAN •MIRA VERANITA•17 |


Gambar 8 Berbagai Ekspresi / Pesan Fasial

Jalaludin Rakhmat (1994) mengelompokkan


pesan-pesan nonverbal sebagai berikut:
 Pesan kinesik.
Pesan kinesik adalah pesan nonverbal yang
menggunakan gerakan tubuh yang berarti, terdiri
dari tiga komponen utama: pesan fasial, pesan
gestural, dan pesan postural.
- Pesan fasial adalah pengiriman
pesan menggunakan air muka
(ekspresi) untuk menyampaikan
makna tertentu. Berbagai Gambar 9
Pesan Kinesik
penelitian menunjukkan bahwa
wajah dapat menyampaikan
paling sedikit sepuluh kelompok makna: kebagiaan, rasa terkejut,
ketakutan, kemarahan, kesedihan, kemuakan, pengecaman, minat,
ketakjuban, dan tekad.
- Pesan gestural menunjukkan gerakan sebagian anggota badan seperti
mata dan tangan untuk mengkomunikasi berbagai makna.

KOMUNIKASI KESEHATAN •MIRA VERANITA•18 |


- Pesan postural berkenaan dengan keseluruhan anggota badan, makna
yang dapat disampaikan adalah: immediacy, power dan responsiveness.
Immediacy yaitu ungkapan kesukaan dan ketidak sukaan terhadap
individu yang lain, Power mengungkapkan status yang tinggi pada diri
komunikator dan Responsiveness, adalah saat individu dapat bereaksi
secara emosional pada lingkungan secara positif dan negatif.

 Pesan proksemik disampaikan melalui pengaturan jarak dan ruang. Umumnya


dengan mengatur jarak kita mengungkapkan keakraban kita dengan orang lain.
Berikut merupakan tingkatan relasinon verbal secara berdasarkan jarak pada
saat berkomunikasi: Intim (0-45cm), Personal (75-120cm), Sosial (120-210 atau
210-360 formal), dan Publik (360-450 cm)

 Pesan artifaktual diungkapkan melalui penampilan tubuh, pakaian, dan


kosmetik. Walaupun bentuk tubuh relatif menetap, orang sering berperilaku
dalam hubungan dengan orang lain sesuai dengan persepsinya tentang tubuhnya
(body image). Erat kaitannya dengan tubuh ialah upaya kita membentuk citra
tubuh dengan pakaian, dan kosmetik.
 Pesan paralinguistik adalah pesan nonverbal yang berhubungan dengan dengan
cara mengucapkan pesan verbal. Satu pesan verbal yang sama dapat
menyampaikan arti yang berbeda bila diucapkan secara berbeda. Pesan ini oleh
Dedy Mulyana (2005) disebutnya sebagai parabahasa.
 Pesan sentuhan dan bau-bauan. Alat penerima sentuhan adalah kulit, yang
mampu menerima dan membedakan emosi yang disampaikan orang melalui
sentuhan. Sentuhan dengan emosi tertentu dapat mengkomunikasikan: kasih
sayang, takut, marah, bercanda, dan tanpa perhatian.
Bau-bauan, terutama yang menyenangkan (wewangian) telah berabad-abad
digunakan orang, juga untuk menyampaikan pesan –menandai wilayah mereka,
mengidentifikasikan keadaan emosional, pencitraan, dan menarik lawan jenis.

Mark L. Knapp (dalam Jalaludin, 1994), menyebut lima fungsi pesan nonverbal yang
dihubungkan dengan pesan verbal:
1. Repetisi, yaitu mengulang kembali gagasan yang sudah disajikan secara
verbal.Misalnya setelah mengatakan penolakan saya, saya menggelengkan kepala.
2. Substitusi, yaitu menggantikan lambang-lambang verbal. Misalnya tanpa sepatah
katapun kita berkata, kita menunjukkan persetujuan dengan mengangguk-anggukkan
kepala.

KOMUNIKASI KESEHATAN •MIRA VERANITA•19 |


3. Kontradiksi, menolak pesan verbal atau memberi makna yang lain terhadap pesan
verbal. Misalnya anda ’memuji’ prestasi teman dengan mencibirkan bibir, seraya
berkata ”Hebat, kau memang hebat.”
4. Komplemen, yaitu melengkapi dan memperkaya makna pesan nonverbal. Misalnya,
air muka anda menunjukkan tingkat penderitaan yang tidak terungkap dengan kata-
kata.
5. Aksentuasi, yaitu menegaskan pesan verbal atau menggarisbawahinya. Misalnya, anda
mengungkapkan betapa jengkelnya anda dengan memukul meja.

Sementara itu, Dale G. Leathers (1976) dalam Nonverbal Communication Systems,


menyebutkan enam alasan mengapa pesan non verbal sangat signifikan, yaitu:
Pertama : Faktor-faktor nonverbal sangat menentukan makna dalam komunikasi antar
pribadi. Ketika kita mengobrol atau berkomunikasi tatap muka, kita banyak
menyampaikan gagasan dan pikiran kita lewat pesan-pesan nonverbal. Pada gilirannya
orang lainpun lebih banya ’membaca’ pikiran kita lewat petunjuk-petunjuk nonverbal.
Kedua, Perasaan dan emosi lebih cermat disampaikan lewat pesan noverbal ketimbang
pesan verbal.
Ketiga, Pesan nonverbal menyampaikan makna dan maksud yang relatif bebas dari
penipuan, distorsi, dan kerancuan. Pesan nonverbal jarang dapat diatur oleh
komunikator secara sadar.
Keempat, Pesan nonverbal mempunyai fungsi metakomunikatif yang sangat diperlukan
untuk mencapai komunikasi yang berkualitas tinggi. Fungsi metakomunikatif artinya
memberikan informasi tambahan yang memeperjelas maksud dan makna pesan. Diatas
telah kita paparkan pesan verbal mempunyai fungsi repetisi, substitusi, kontradiksi,
komplemen, dan aksentuasi.
Kelima, Pesan nonverbal merupakan cara komunikasi yang lebih efisien dibandingkan
dengan pesan verbal. Dari segi waktu, pesan verbal sangat tidak efisien. Dalam paparan
verbal selalu terdapat redundansi, repetisi, ambiguitas, dan abtraksi. Diperlukan lebih
banyak waktu untuk mengungkapkan pikiran kita secara verbal.
Keenam, Pesan nonverbal merupakan sarana sugesti yang paling tepat. Ada situasi
komunikasi yang menuntut kita untuk mengungkapkan gagasan dan emosi secara tidak
langsung. Sugesti ini dimaksudkan menyarankan sesuatu kepada orang lain secara
implisit (tersirat).

C. Komunikasi Organisasi
Pengetahuan dan komunikasi organisasi merupakan hal penting untuk diperhatikan,
karena pada dasarnya komunikasi memegang prosentase paling banyak dalam kegiatan
organisasi manapun.

KOMUNIKASI KESEHATAN •MIRA VERANITA•20 |


Terdapat tiga komponen penting dalam komunikasi yang biasa terjadi dalam organisasi
yaitu :
a. Pesan atau informasi yang menjadi sumber komunikasi
b. Bagaimana proses komunikasi tersebut berlangsung
c. Bentuk komunikasi antar Manusia dalam organisasi

Jika ketiga hal tersebut tidak banyak mengalami hambatan maka komunikasi dalam
organisasi akan berjalan lebih berhasil sehingga pelaksanaan pencapaian tujuan
organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya menjadi lebih baik.

Jenis komunikasi dalam organisasi perkantoran terdiri dari komunikasi ke bawah,


komunikasi ke atas, komunikasi horizontal dan komunikasi diagonal.
Penjelasannya adalah sebagai berikut :

1. Komunikasi Ke Bawah (downward communication)


Komunikasi ke bawah dalam suatu organisasi artinya komunikasi mengalir dari
wewenang yang lebih tinggi ke wewenang yang lebih rendah. Bentuk yang paling
umum adalah instruksi, memo resmi, pernyataan tentang kebijakan perusahaan,
prosedur, pedoman kerja, dan pengumuman perusahaan.

Direktur
Instruksi, memo, teguran, dll

Manajer Pemasaran Manajer Personalia Manajer Operasional

Gambar 10
Komunikasi Ke bawah

Menurut Katz dan Kahn, komunikasi ke bawah mempunyai lima tujuan pokok,
yaitu :
 Memberi pengarahan atau instruksi kerja;
 Memberi informasi mengapa suatu pekerjaan harus dilaksanakan;
 Memberi informasi tentang prosedur dan praktek organisasional;
 Memberi umpan balik pelaksanaan kerja kepada para karyawan;
 Meyajikan informasi mengenai aspek idiologi yang dapat membantu
organisasi menanamkan pengertian tentang tujuan yang ingin dicapai;

KOMUNIKASI KESEHATAN •MIRA VERANITA•21 |


Namun di satu sisi, komunikasi ke bawah juga mengandung kelemahan, yaitu
kemungkinan terjadinya penyaringan atau sensor informasi penting sebelum
disampaikan kepada para bawahan artinya, informasi yang diterima bawahan
tidak seperti aslinya.

2. Komunikasi ke Atas (upward Communication)


Kebutuhan akan komunikasi ke bawah sama banyaknya dengan jumlah
komunikasi ke atas. Alat komunikasi ke atas yang sering digunakan secara luas
terdiri dari kotak saran, rapat kelompok, laporan kepada penyelia, dan prosedur
permohonan atau keluhan.

Direktur Laporan, saran, keluhan, dll

Manajer Pemasaran Manajer Personalia Manajer Operasional

Gambar 11
Komunikasi Ke atas

Bentuk komunikasi ini biasanya tersendat-sendat dan tersaring. Setiap jenjang


pimpinan enggan meneruskan masalah ke atas karena hal itu dapat dipandang
sebagai pengakuan kegagalan. Para pegawai biasanya cenderung hanya
memberitahu atasan tentang hal-hal yang menurut mereka ingin didengar
atasan. Jadi, setiap bawahan memiliki alasan untuk memilih, menafsirkan dan
berbagai tindakan penyaringan informasi lainnya.

3. Komunikasi Horisontal
Tersedianya arus komunikasi horisontal sering kali dilupakan dalam sebuah
desain organisasi. Komunikasi horisontal sangat penting bagi koordinasi dan
integrasi dari beraneka ragam fungsi keorganisasian. Komunikasi horizontal
memiliki pola mendatar, dapat terjadi antar manager atau staf dengan staf.
Sifat komunikasi horizontal berlangsung tidak formal, dan sering kali diperlukan
untuk mengadakan koordinasi dan dapat juga memberikan kepuasan terhadap
kebutuhan sosial. Contoh komunikasi horizontal antara lain: rumor, grapevine,
gosip.

KOMUNIKASI KESEHATAN •MIRA VERANITA•22 |


Direktur koordinasi

Manajer Pemasaran Manajer Personalia Manajer Operasional

Gambar 12
Komunikasi Horisontal

4. Komunikasi Diagonal
Jenis komunikasi ini jarang sekali dipergunakan, namun komunikasi diagonal
penting dalam keadaan dimana para anggota tidak dapat berkomunikasi secara
efektif lewat jalur lain. Sebagian mungkin melibatkan tenaga penjualan yang
mengirim laporan khusus langsung kepada pengawas keuanganan, dan tidak
melewati jalur tradisional dalam departemen pemasaran.

Direktur koordinasi

Manajer Pemasaran Manajer Personalia Manajer Operasional

staff staff staff staff staff staff

Gambar 13
Komunikasi Diagonal

Komunikasi organisasi sangat penting dalam meningkatkan kelancaran


organisasi, hal ini dikarenakan beberapa hal, antara lain :
1) Komunikasi dapat membulatkan pemahaman tujuan organisasi.
2) Komunikasi dapat menimbulkan rasa kesetiakawanan dan loyalitas antara
atasan, bawahan dan seluruh anggota organisasi.
3) Komunikasi dapat meningkatkan kegairahan bekerja.
4) Komunikasi dapat meningkatkan moral dan disiplin anggota organisasi

KOMUNIKASI KESEHATAN •MIRA VERANITA•23 |


5) Dengan komunikasi, dapat diketahui keadaan bidang yang menjadi tugasnya
sehingga operasional perusahaan menjadi efisien.
6) Dengan komunikasi, dapat diketahui kebijakan, peraturan dan ketentuan yang
telah ditetapkan oleh pimpinan.
7) Komunikasi dapat membentengi perusahaan dari gangguan-gangguan dari berita
yang berhubungan dengan pekerjaan, dan lain sebagainya.

Dalam komuniksi organisasi sendiri terdapat dua jenis saluran komunikasi yang dapat
digunakan untuk berinteraksi satu sama lain. Saluran yang pertama adalah saluran
formal, adalah saluran komunikasi yang bersifat resmi dilakukan di dalam lembaga
formal dan melalui garis perintah atau sifatnya instruktif berdasarkan struktur
organisasi. Saluran komunikasi formal memiliki tujuan yang jelas dalam menyampaikan
pesan yang terkait dengan kepentingan dinas. Biasanya komunikasi organisasi ke atas
dan ke bawah menggunakan saluran ini.

Saluran kedua adalah saluran informal, merupakan saluran komunikasi yang kerap
dilakukan di tataran komunikasi mendatar atau komunikasi organisasi lainnya dalam
keadaan tidak resmi (di luar kegiatan organisasi). Saluran jenis ditandai dengan adanya
komunikasi antara orang yang ada dalam suatu organisasi atau lebih, akan tetapi tidak
direncanakan atau tidak ditentukan dalam struktur organisasi. Fungsi dari saluran
informal biasanya untuk memelihara hubungan sosial persahabatan kelompok informal
dan menjadi wadah penyebaran informasi yang bersifat pribadi dan privat seperti isu,
gossip, atau rumor.

Tugas Perorangan
Berikan pendapat Saudara atas pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!
1. Berikan penjelasan Saudara mengenai penggolonan komunikasi menurut
jumlah komunikannya!
2. Apakah perbedaan komunikasi diadik (dyadic communication) dan
komunikasi kelompok kecil (small group communication) ?
3. Berikan contoh komunikasi diadik (dyadic communication) dan komunikasi
kelompok kecil (small group communication) !
4. Berikan penjelasan Saudara mengenai karakteristik khusus dari komunikasi
massa (mass communication)!
5. Apa kelemahan komunikasi massa dengan menggunakan media koran
apabila dibandingkan dengan menggunakan media radio?
6. Apakah perbedaan yang khas dari komunikasi verbal dan norn verbal?
7. Apakah unsur-unsur penting komunikasi verbal?

KOMUNIKASI KESEHATAN •MIRA VERANITA•24 |


8. Apa yang dimaksud dengan komunikasi organisasi? Apa manfaat menguasai
komunikasi organisasi?

Tugas Kelompok

Bahasa tubuh (body language), tanda (sign), tindakan/perbuatan (action) atau objek
(object) termasuk dalam komunikasi verbal. Berikan contoh-contoh dari keempat hal
tersebut dalam bentuk visual (foto). Lakukan bersama satu orang rekanmu, sajikan dalam
bentuk slide power point dan presentasikan di depan kelas.

KOMUNIKASI KESEHATAN •MIRA VERANITA•25 |


BAGIAN 3
KOMUNIKASI EFEKTIF

A. Pengertian Komunikasi Efektif


Berkomunikasi efektif berarti bahwa pengirim (komunikator) dan penerima (komunikan)
sama-sama memiliki pengertian yang sama tentang suatu pesan. Kedua belah pihak yang
berkomunikasi harus sama-sama mengerti apa pesan yang disampaikan.
Jalaluddin Rakhmat dalam bukunya Psikologi Komunikasi menyebutkan, komunikasi
yang efektif ditandai dengan adanya pengertian, dapat menimbulkan kesenangan,
mempengaruhi sikap, meningkatkan hubungan sosial yang baik, dan pada akhirnya
menimbulkan suatu tidakan. Singkatnya, komunikasi efektif merupakan kondisi
komunikasi dimana pesan yang dikirim oleh pengirim (sumber) adalah sama dengan
pesan yang diterima oleh penerima oleh komunikan. Penggambaran komunikasi efektif
secara visual adalah sebagai berikut:

௉௘௦௔௡௬௔௡௚ௗ௜௞௜௥௜௠
Komunikasi Efektif = =1
௉௘௦௔௡௬௔௡௚ௗ௜௧௘௥௜௠ ௔

Syarat-syarat untuk berkomunikasi secara efektif adalah antara lain :


 Menciptakan suasana yang menguntungkan.
 menggunakan bahasa yang mudah ditangkap dan dimengerti.
 pesan yang disampaikan dapat menggugah perhatian atau minat di pihak komunikan.
 Pesan dapat menggugah kepentingan di pihak komunikan yang dapat
menguntungkannya.
 Pesan dapat menumbuhkan sesuatu penghargaan atau reward di pihak komunikan.

Minat akan timbul bilamana ada unsur-unsur sebagai berikut :


 Tersedianya suatu hal yang menarik minat.
 Terdapat kontras, yaitu perbedaan antara hal yang satu dengan lainnya, sehingga apa
yang menonjol itu menumbuhkan perhatian.
 Terdapat harapan untuk mendapat keuntungan atau mungkin gangguan dari hal yang
dimaksudkan.

Menurut Stephen Covey, komunikasi merupakan ketrampilan yang paling penting dalam
hidup manusia. Kita menghabiskan sebagian besar waktu untuk berkomunikasi. Sama
halnya dengan pernafasan, komunikasi kita anggap sebagai hal yang otomatis terjadi

KOMUNIKASI KESEHATAN •MIRA VERANITA•26 |


begitu saja, sehingga kita tidak memiliki kesadaran untuk melakukannya dengan efektif.
Kita tidak pernah dengan secara khusus mempelajari bagaimana menulis dengan efektif,
bagaimana membaca dengan cepat dan efektif, bagaimana berbicara secara efektif,
apalagi bagaimana menjadi pendengar yang baik.

Syarat utama agar komunikasi itu efektif adalah kredibilitas. Keterampilan komunikasi
antar perorangan adalah kemampuan untuk terus menerus membangun kredibilitas dan
dapat dipercayanya segala apa yang kita komunikasikan. Untuk membangun kredibilitas
harus ada isi pesan yang jelas, suara/intonasi dalam menyampaikan pesan dan wahana
bagaimana orang itu menyampaikan pesan. Jadi semakin seseorang tidak konsekuen
dengan ketiga hal tersebut, maka akan menentukan kredibilitas sesorang, semakin tidak
konsekuen akan menjadi semakin “tidak dipercaya”.

Kita harus menguasai empat keterampilan dasar dalam komunikasi, yaitu membaca-
menulis (bahasa tulisan) dan mendengar-berbicara (bahasa lisan). Begitu pentingnya
keempat hal tersebut, membuat banyak orang menghabiskan waktunya untuk
melakukan, paling tidak, salah satu dari keempat keterampilan itu.

Pada awal bab 3 telah dijelaskan bagaimana cara kerja komunikasi yang efektif,
selanjutnya akan dibahas komunikasi sebagai kegiatan mentransfer informasi baik secara
lisan maupun tulisan beserta kendalanya, karena tidak semua orang mampu melakukan
komunikasi dengan baik. Terkadang ada orang yang mampu menyampaikan semua
informasi secara lisan tetapi tidak secara tulisan ataupun sebaliknya.

Keterampilan dalam berkomunikasi secara efektif dapat dipelajari dan dikuasai dengan
latihan rutin dan berkesinambungan secara terus menerus. Untuk dapat melakukan
komunikasi efektif ada beberapa hal yang tidak boleh dilakukan yaitu :
1. Menganalisa
2. Menyalahkan
3. Menghakimi
4. Menasehati
5. Menginterogasi

Keterampilan yang harus dimiliki dalam melakukan komunikasi efektif adalah


keterampilan mendengarkan dan bertanya. Dalam proses berkomunikasi, seseorang
harus mampu mendengarkan dan memahaminya dengan baik. Dengan mendengar, ilmu
bisa diserap, sebuah masalah bisa dipecahkan dan sebuah gagasan bisa diwujudkan.
Hasil penelitian Rankin (1929) dan Bierker (1980) menunjukan bahwa mendengar

KOMUNIKASI KESEHATAN •MIRA VERANITA•27 |


merupakan sarana komunikasi yang paling banyak digunakan, dapat lihat tabel dibawah
ini :

Gambar 14
Keterampilan Komunikasi

Mendengar merupakan awal proses dari komunikasi antar pribadi yang selanjutnya akan
menghasilkan feed back berupa pengajukan pertanyaan-pertanyaan yang saling memiliki
keterkaitan dan mengarah pada suatu solusi atau ketenangan untuk masing-masing
pihak. Sehingga tujuan utama dalam komunikasi yang efektif adalah sebuah win-win
solution. Tak ada satupun orang yang mau disalahkan, inilah konsep dasar dari
komunikasi efektif.

Komunikasi efektif perlu dilakukan untuk dapat membangun sebuah kesamaan keinginan
dari sebuah informasi yang disajikan. Sehingga tujuan yang ingin diraih dapat dilakukan
secara bersama-sama.

Komunikasi efektif dapat dilakukan dilakukan dengan selalu melakukan analisa saat
berkomunikasi dengan mencoba menjawab bertanya pada diri sendiri mengenai
 Apakah anda menemukan kesamaan antara anda berdua?
 Apakah anda membuat mereka merasa nyaman?
 Apakah anda membuat mereka merasa dimengerti?
 Apakah hubungan anda dengan jelas didefinisikan?
 Apakah mereka merasakan emosi yang positif akibat berinteraksi dengan Anda?

Beberapa hal yang dapat dilakukan saat berkomunikasi untuk mewujudkan komunikasi
yang efektif, yaitu :
1. Berikan kesan antusias saat berbicara.
2. Ajukan pertanyaan tentang minat dan kehidupan audiens/khalayak.
3. Beradaptasi dengan bahasa tubuh dan perasaan audiens/khalayak.
4. Tunjukkan rasa persetujuan, kekaguman dan perhatian kepada
audiens/khalayak.

KOMUNIKASI KESEHATAN •MIRA VERANITA•28 |


5. Dengarkan dengan penuh perhatian semua yang dikatakan oleh lawan
bicara.
6. Lakukan kontak mata.
7. Ungkapkan diri kita sebanyak dan seterbuka mungkin, agar
mendapatkan kepercayaan dari lawan bicara.
8. Berikan senyuman.
9. Tawarkan saran yang bermanfaat.
10. Berikan motivasi kepada lawan bicara.
11. Berusahalah selalu mengingat nama lawan bicara dengan
menyenangkan.
12. Tawarkan untuk menjalani hubungan selangkah lebih maju.

B. Ciri – Ciri Komunikasi Efektif


1. Istilah.
Penggunaan istilah yang diartikan “sama” antara pengirim dan penerima pesan
merupakan aturan dasar untuk mencapai komunikasi yang efektif. Kata – kata
yang samar artinya ( mempunyai lebih dari satu makna) dapat menimbulkan
kebingungan dan salah pengertian.
2. Spesifik.
Pesan yang di pertukarkan harus spesifik. Maksudnya, pesan yang disampaikan
harus jelas, sehingga si penerima pesan dapat menerima dan mengulangi dengan
benar.
3. Tersusun Baik.
Pesan harus berkembang secara logis dan tidak boleh terpotong-potong.
4. Objektif, akurat, dan aktual.
Pengirim informasi harus berusaha menyampaikan pesan seobjektif mungkin.
5. Efisien. Pesan di sampaikan seringkas dan seoriginal mungkin serta harus
berusaha untuk menghilangkan kata yang tidak relavan.

C. Prinsip Komunikasi Efektif


Komunikasi yang efektif harus mengembangkan 4 sikap dasar, yaitu menghargai, empati,
mampu mendengarkan dan didengarkan dan jelas.

 Menghargai (Respect)
Untuk mengembangkan komunikasi yang efektif adalah sikap menghargai setiap individu
yang menjadi sasaran pesan yang kita sampaikan.
Rasa hormat dan saling menghargai merupakan hal yang paling penting dalam
berkomunikasi dengan orang lain. Semua manusia ingin dihargai dan dianggap penting.

KOMUNIKASI KESEHATAN •MIRA VERANITA•29 |


Hendaklah selalu mengusahakan melakukan kritik atau teguran dengan penuh respek
terhadap harga diri dan kebanggaaan seseorang. Jika komunikasi dibangun dengan rasa
dan sikap saling menghargai dan menghormati, maka kerjasama pun akan terbangun
sehingga dapat menghasilkan sinergi yang akan meningkatkan efektifitas kinerja kita
baik sebagai individu maupun secara keseluruhan sebagai sebuah tim.

Dale Carnegie dalam bukunya How to Win Friends and Influence People, mengatakan
bahwa rahasia terbesar yang merupakan salah satu prinsip dasar dalam berurusan
dengan manusia adalah dengan memberikan penghargaan yang jujur dan tulus.
 Empati (Emphaty)
Empati adalah kemampuan manusia untuk menempatkan dirinya pada situasi atau
kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Salah satu prasyarat utama dalam memiliki sikap
empati adalah kemampuan untuk mendengarkan atau mengerti terlebih dulu sebelum
didengarkan atau dimengerti oleh orang lain.
Pesan (message) akan mampu tersampaikan dengan empati dan memudahkan
penerimaan pesan.
Oleh karena itu dalam ilmu pemasaran (marketing) memahami perilaku konsumen
(consumer’s behavior) merupakan keharusan. Dengan memahami perilaku konsumen,
maka kita dapat empati dengan apa yang menjadi kebutuhan, keinginan, minat, harapan
dan kesenangan dari konsumen. Demikian halnya dengan bentuk komunikasi lainnya,
misalnya komunikasi dalam membangun kerjasama tim. Saling memahami dan mengerti
keberadaan orang lain dalam tim akan membangun kepercayaan yang merupakan unsur
utama dalam membangun teamwork.
 Dapat dimengerti / Didengarkan (audible)
Jika empati berarti kita harus mendengar terlebih dahulu ataupun mampu menerima
umpan balik dengan baik, maka audible berarti pesan yang disampaikan dapat diterima
oleh penerima pesan. Pesan harus disampaikan melalui media atau delivery channel
sedemikian hingga dapat diterima dengan baik oleh penerima pesan. Hal ini mengacu
pada kemampuan kita untuk menggunakan berbagai media maupun perlengkapan atau
alat bantu audio visual yang akan membantu kita agar pesan yang kita sampaikan dapat
diterima dengan baik. Dalam komunikasi personal hal ini berarti bahwa pesan
disampaikan dengan cara atau sikap yang dapat diterima oleh penerima pesan.
 Jelas (clarity)
Selain bahwa pesan harus dapat dimengerti dengan baik, maka prinsip keempat yang
terkait dengan itu adalah kejelasan dari pesan itu sendiri sehingga tidak menimbulkan
misinterpretation atau misunderstanding sehingga menimbulkan miscommunication.

KOMUNIKASI KESEHATAN •MIRA VERANITA•30 |


Dari berbagai jenis komunikasi yang telah dibahas, komunikasi antarpribadi merupakan
jenis komunikasi yang memiliki tingkat efektivitas paling tinggi dalam mencapai makna
bersama. Hal ini disebabkan komunikasi antarpribadi memiliki daya persuasi yang tinggi
dimana pesan verbal dan non verbal digunakan secara aktif, dan sifat asal komunikasi
antarpribadi yang dikutip dari De Vito layak menjadi pendukung komunikasi efektif,
yakni : Keterbukaan (openness), Empati (empathy), Dukungan (supportiveness),
Perasaan positif (positiveness), Persamaan (equality).

Tugas Perorangan
Berikan pendapat Saudara atas pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!
1. Berikan penjelasan Saudara mengenai pengertian komunikasi efektif!
2. Apakah syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk menghasilkan satu
komunikasi yang efektif?
3. Berikan penjelasan Saudara mengenai hal-hal yang harus dan tidak boleh
dilakukan untuk berkomunikasi efektif!
4. Apakah 4 sikap dasar yang harus kita miliki agar komunikasi yang kita
lakukan efektif?

Tugas Kelompok
Role Play.
Dosen akan memberikan sebuah kalimat kepada salah satu dari Saudara, dan Saudara
harus mencoba menyampaikan kepada rekan satu kelompok dengan waktu yang telah
ditentukan. Analisa keberhasilan Saudara dalam berkomunikasi efektif!

KOMUNIKASI KESEHATAN •MIRA VERANITA•31 |


BAGIAN 4
HAMBATAN-HAMBATAN KOMUNIKASI

A. Macam-macam Hambatan dalam Komunikasi


Di dalam komunikasi selalu ada hambatan yang dapat mengganggu kelancaran jalannya
proses komunikasi sehingga informasi dan gagasan yang disampaikan tidak dapat
diterima dan dimengerti dengan jelas oleh penerima pesan atau komunikan.

Gambar 15
Proses Komunikasi & Hambatan

Menurut Leonard R.S. dan George Strauss dalam Stoner james, A.F dan Charles Wankel ,
hambatan-hambatan dalam komunikasi bisa terjadi karena adanya perbedaan persepsi,
perbedaan budaya, perbedaan karakter dasar, dan juga perbedaan kondisi. Berikut
penjelasannya.

1. Perbedaan Persepsi
Setiap orang memiliki kemampuan yang tidak sama dalam hal mengartikan sebuah
pesan atau ungkapan.
Ada orang yang mengartikan bentakan seseorang sebagai sebuah ketegasan. Namun,
ada juga orang yang mengartikan bentakan tersebut sebagai sebuah kekejaman dan
tindak kekerasan. Perbedaan persepsi inilah yang menjadi alasan mengapa dua pihak
terlibat konflik. Kadang, perkataan yang sama bisa diartikan beda bila disampaikan
pada orang yang berbeda. Setiap orang bisa mengartikan sebuah garis lurus sebagai
tiang bendera , namun orang yang lainnya bisa mengartikan sebuah garis lurus
tersebut sebagai tanda seru. Padahal, sama-sama garis lurus.
2. Budaya

KOMUNIKASI KESEHATAN •MIRA VERANITA•32 |


Perbedaan budaya juga menjadi salah satu penghambat dalam komunikasi, terlebih
bila masing-masing pihak tidak mengerti bahasa yang dipergunakan. Meskipun
demikian, hal ini bukanlah masalah besar, tidak sebesar alasan nomor satu karena
bisa diakali dengan cara menggunakan bahasa simbol atau saling mempelajari
kebudayaan masing-masing.

3. Karakter Dasar
Karakter dasar manusia adalah koleris, melankolis, plegmatis, dan sanguinis.
Keempatnya memiliki karakter yang berseberangan. Koleris adalah karakter kuat yang
kadang suka menyinggung perasaan. Melankolis adalah karakter yang lembut dan
perasa. Sanguinis adalah karakter yang santai. Plegmatis adalah karakter yang suka
mengalah. Perbedaan karakter inilah yang sering menjadi penghambat komunikasi.

4. Kondisi
Kondisi saat berkomunikasi dengan lawan bicara juga menjadi sebab kesalahpahaman
terjadi. Bisa saja saat komunikasi antara dua pihak sedang terjadi, pihak pertama
sedang dalam kondisi yang tidak enak. Akibatnya, kondisi yang tidak enak tersebut
mempengaruhi cara menangkap pesan dari kawan bicara sehingga terjadilah
kesalahpahaman.
Bila sudah tahu hambatan-hambatan yang ada pada komunikasi, kita akan tahu cara
mengatasinya.

Lebih luas dari pendapat di atas, Ron Ludlow & Fergus Panton mengurai hambatan-
hambatan yang menyebabkan komunikasi tidak efektif yaitu adalah masalah status,
masalah semantik, masalah persepsi, perbedaan budaya, faktor-faktor fisik, gangguan
media dan tidak adanya umpan balik.

1. Status effect
Adanya perbedaaan pengaruh status sosial yang dimiliki setiap manusia, bisa jadi
penghambat dalam proses komunikasi. Misalnya karyawan dengan status sosial yang
lebih rendah harus tunduk dan patuh apapun perintah yang diberikan atasan. Maka
karyawan tersebut tidak dapat atau takut mengemukakan aspirasinya atau
pendapatnya.

2. Semantic Problems
Faktor semantik menyangkut bahasa yang dipergunakan komunikator sebagai alat
untuk menyalurkan pikiran dan perasaannya kepada komunikan. Demi kelancaran
komunikasi seorang komunikator harus benar-benar memperhatikan gangguan

KOMUNIKASI KESEHATAN •MIRA VERANITA•33 |


semantis ini, sebab kesalahan pengucapan atau kesalahan dalam penulisan dapat
menimbulkan salah pengertian (missunderstanding) atau salah penafsiran
(missinterpretation) yang pada gilirannya bisa menimbulkan salah komunikasi
(misscommunication). Misalnya kesalahan pengucapan bahasa dan salah penafsiran
seperti contoh : pengucapan demonstrasi menjadi demokrasi, kedelai menjadi
keledai dan lain-lain.

3. Perceptual distorsion
Perceptual distorsion dapat disebabkan karena perbedaan cara pandangan yang
sempit pada diri sendiri dan perbedaaan cara berpikir serta cara mengerti yang
sempit terhadap orang lain. Sehingga dalam komunikasi terjadi perbedaan persepsi
dan wawasan atau cara pandang antara satu dengan yang lainnya.

4. Cultural Differences
Hambatan yang terjadi karena disebabkan adanya perbedaan kebudayaan, agama
dan lingkungan sosial.

5. Physical Distractions
Hambatan ini disebabkan oleh gangguan lingkungan fisik terhadap proses
berlangsungnya komunikasi. Contohnya : suara riuh orang-orang atau kebisingan,
suara hujan atau petir, dan cahaya yang kurang jelas.

6. Poor choice of communication channels


Adalah gangguan yang disebabkan pada media yang dipergunakan dalam
melancarkan komunikasi. Contoh dalam kehidupan sehari-hari misalnya
sambungan telepon yang terputus-putus, suara radio yang hilang dan muncul,
gambar yang kabur pada pesawat televisi, huruf ketikan yang buram pada surat
sehingga informasi tidak dapat ditangkap dan dimengerti dengan jelas.

7. No Feed back
Hambatan tersebut adalah seorang sender mengirimkan pesan kepada receiver
tetapi tidak adanya respon dan tanggapan dari receiver maka yang terjadi adalah
komunikasi satu arah yang sia-sia.

Tugas Perorangan

Berikan pendapat Saudara atas pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!

KOMUNIKASI KESEHATAN •MIRA VERANITA•34 |


1. Mengapa komunikasi tidak selalu berjalan dengan baik? Jelaskan hambatan-
hambatan yang sering ditemui saat berkomunikasi!
2. Bagaimana mengatasi hambatan komunikasi yang diakibatkan oleh
perbedaan persepsi antara sender (komunikator) dan receiver (komunikan)?
3. Berikan contoh hambatan komunikasi yang disebabkan oleh perbedaan
budaya (cultural differences)!

KOMUNIKASI KESEHATAN •MIRA VERANITA•35 |


BAGIAN 5
KONSEP DASAR KESEHATAN

A. Pengertian Kesehatan
Kesehatan menurut UU Kesehatan no. 36/2009 adalah “ keadaan sehat baik secara fisik,
mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif
secara sosial dan ekonomi”

Menurut WHO, kesehatan adalah kondisi dinamis meliputi kesehatan jasmani, rohani,
sosial, dan tidak hanya terbebas dari penyakit, cacat, dan kelemahan.
Dikatakan sehat secara fisik adalah orang tersebut tidak memiliki gangguan apapun
secara klinis. Fungsi organ tubuhnya berfungsi secara baik, dan dia memang tidak sakit.
Sehat secara mental/psikis adalah sehatnya pikiran, emosional, maupun spiritual dari
seseorang. Ada suatu kasus seseorang yang memeriksakan kondisi badannya serba tidak
enak, akan tetapi secara klinis/hasil pemeriksaan dokter menunjukan bahwa orang
tersebut tidak sakit, hal ini bisa disebabkan karena orang tersebut mengalami gangguan
secara mental/psikis yang mempengaruhi keadaan fisiknya. Contoh orang yang sehat
secara mental adalah tidak autis, tidak stress, tidak mengalami gangguan jiwa akut, tidak
mempunyai masalah yang berhubungan dengan kejiwaan, misalnya kleptomania,
psikopat, dan lain-lain. Penderita penyakit hati juga merupakan contoh dari orang yang
tidak sehat mentalnya, karena tidak ada seorang dokter bedah jantung sekalipun yang
bisa menghilangkan penyakkit ini dengan peralatan bedahnya.

Sedangkan dikatakan sehat secara sosial adalah kemampuan seseorang untuk


berinteraksi dengan lingkungan di mana ia tinggal. Contoh orang yang tidak sehat
social diantaranya adalah seorang Wanita Tuna Susila (WTS). Kemudian orang dengan
katagori sehat secara ekonomi adalah orang yang produktif, produktifitasnya
mengantarkan ia untuk bekerja dan dengan bekerja ia akan dapat menunjang kehidupan
keluarganya.

Faktor-faktor yang telah dijelaskan di atas adalah saling berkaitan. Ketika salah satu
sakit maka yang lainnya akan sakit atau terganggu. Misalnya, seseorang sedang
menderita sakit gigi, ia akan cenderung mudah marah karena rasa sakit yang ditahannya.
Kemarahan yang timbul itu kemudian berimbas kepada orang-orang yang ada di
sekitarnya sehingga mudah marah kepada siapa saja yang dilihatnya.
Efek dari sakit gigi itu juga jadi terganggunya aktifitas sehari-hari baik itu bekerja di

KOMUNIKASI KESEHATAN •MIRA VERANITA•36 |


rumah atau di kantor, sehingga produktifitas kerjanya terganggu.

Kesehatan adalah suatu hal yang kontinum, yang berada dari titik ujung sehat walafiat
sampai dengan titik pangkal sakit serius. Oleh Fashel dan Bush (1970) yang mendasarkan
uraiannya pada definisi Parson menjabarkan kesehatan ke dalam sebelas tingkatan atau
keadaan, yaitu :
1) Well being (sehat sempurna)
Pada keadaan ini individu bebas gejala, keadaan kesehatannya sesuai
dengan definisi sehat WHO, yaitu sehat fisik, mental, spiritual, sosial dan
ekonomi.
2) Dissatisfaction (kurang memuaskan)
Keadaan kesehatan individu dalam batas-batas tertentu dapat diterima,
namun ada penyimpangan
ringan dari keadaan well
being, misalnya : caries
dentist
3) Discomfort (tidak nyaman)
Aktivitas sehari-hari dapat
dilaksanakan tanpa
pengurangan, walaupun
beberapa gejala mulai
tampak. Gambar 16
Confined

4) Minor disability (ketidakmampuan minor)


Aktivitas sehari-hari dapat dilaksanakan, namun berkurang secara
bermakna karena adanya gangguan kesehatan.
5) Mayor disbaility (ketidakmampuan mayor)
Aktivitas sehari-hari masih dapat dilaksanakan, namun berkurang secara
bermakna.
6) Disable (cacat)
Individu tidak mampu melaksanakan kegiatan sehari-harinya, tetapi
masih bisa bergerak bebas dalam masyarakat.
7) Confined (terbatas)
Individu berada di tempat tidur, tetapi tidak masuk rumah sakit
(dirawat)
8) Confined and bedridden (tinggal di tempat tidur)

KOMUNIKASI KESEHATAN •MIRA VERANITA•37 |


Kemampuan kegiatan individu hanya terbatas di tempat tidurnya.
9) Isolated (terisolasi)
Individu terpisah dari sanak keluarga dan kawan-kawan (dirawat)
10) Coma
Individu hampir mati, namun ada kemungkinan sembuh dan jadi sehat
lagi.
11) Mati

Wolanski (1980) seorang sosiolog kesehatan mengklasifikasikan bentangan sehat-sakit


sebagai berikut :
1. Body movement, dimana seseorang masih bisa menggerakkan anggota tubuhnya,
walaupun dalam keadaan sakit.
2. Mobility, dimana seseorang mampu melakukan kegiatan mana saja (mobilitas),
walaupun belum atau tidak dapat menjalankan tugas atau pekerjaan utamanya.
3. Major role activity, dimana seseorang masih mampu melakukan kegiatan
utamanya sesuai dengan pekerjaannya.

Piagam Ottawa (Ottawa Charter) menyebutkan preequisites for health (prasyarat untuk
kesehatan atau determinan kesehatan meliputi :
a. Perdamaian atau keamanan (peace)
b. Tempat tinggal (shelter)
c. Pendidikan (education)
d. Makanan (food)
e. Pendapat (income)
f. Ekosistem yang stabil dan seimbang (a stable eco-system)
g. Sumber daya yang berkesinambungan (sustainable resources)
h. Keadilan sosial (social justice)
i. Pemerataan (equity)

Faktor-faktor tersebut di atas dalam mempengaruhi kesehatan tidaklah berdiri sendiri,


tetapi bersama-sama atau secara akumulatif, karena masing-masing faktor tersebut
saling mempengaruhi.

B. Peran Promosi Kesehatan dalam Kesehatan


Kesehatan merupakan hasil interaksi berbagai faktor baik faktor internal maupun
eksternal. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan antara lain :
1) Lingkungan yang mencakup lingkungan fisik, sosial, budaya, politik, ekonomi
dan sebagainya.

KOMUNIKASI KESEHATAN •MIRA VERANITA•38 |


2) Perilaku
3) Pelayanan kesehatan
4) Hereditas (keturunan)

Pendidikan kesehatan merupakan bentuk intervensi terutama terhadap faktor perilaku.


Secara terperinci dapat dijelaskan sebagai berikut :

Gambar 17
Pendidikan kesehatan sejak usia dini

1) Peran pendidikan Kesehatan dalam Faktor Lingkungan


Telah banyak fasilitas kesehatan lingkungan yang dibangun oleh instansi baik
pemerintah, swasta maupun LSM. Misalnya jamban (kakus, WC)
keluarga,jamban umum, MCK, tempat sampah, dan sebagainya. Namun karena
perilaku masyarakat, sarana –sarana sanitasi tersebut kurang dimanfaatkan dan
dipelihara. Oleh karena itulah perlu pendidikan kesehatan.
2) Peran pendidikan Kesehatan dalam Faktor perilaku
Pendidikan Kesehatan harus selalu berupaya agar masyarakat mengetahui dan
menyadari untuk memelihara kesehatan mereka dan mewujudkan perilaku
kesehatan (healthy behavior), dan mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-
hari. Tujuan akhir dari pendiudikan kesehatan adalah agar masyarakat memiliki
gaya hidup sehat (healthy Life style)
3) Peran Pendidikan Kesehatan dalam pelayanan Kesehatan
Dalam rangka perbaikan kesehatan masyarakat, pemerintah memperluas
pelayanan kesehatan melalui pembangunan puskesmas di banyak lokasi, tetapi
pemanfaatannya belum optimal.
4) Peran Pendidikan Kesehatan dalam faktor Herediter

KOMUNIKASI KESEHATAN •MIRA VERANITA•39 |


Orang tua adalah faktor yang sangat penting dalam mewariskan ilmu,
pengetahuan dan pemahaman mengenai kesehatan kepada anak-anaknya.

C. Perubahan Perilaku dan Pendidikan Kesehatan


Untuk membina dan meningkatkan kesehatan masyarakat, intervensi atau upaya yang
ditujukan kepada faktor perilaku bisa dilakukan melalui :
1) Paksaan (coertion)
Upaya agar masyarakat mengubah perilaku atau mengadopsi perilaku kesehatan
dengan cara-cara tekanan dan paksaan (coertion). Upaya ini bisa secara tidak
langsung dalam bentuk Undang-undang
atau peraturan (law enforcement),
instruksi-instruksi dan secara langsung
melalui tekanan-tekanan (fisik dan non
fisik), sanksi-sanksi dan sebagainya.

Pendekatan atau cara ini biasanya


menimbulkan dampak yang lebih cepat
terhadap perubahan perilaku, tetapi tidak
bersifat langgeng (sustainable), karena
bukan disebabkan oleh kesadaran.

Gambar 18
Intervensi Promosi Kesehatan
2) Pendidikan (education)
Upaya agar masyarakat mengubah perilaku dengan cara persuasi, bujukan,
imbauan, ajakan, memberikan informasi, memberikan kesadaran, dan
semacamnya. Dampaknya akan memakan waktu yang lama, akan tetapi lebih
langgeng bahkan selama hidup masih dilakukan.

Menurut Lawrence Green perilaku dipengaruhi 3 faktor utama, yaitu :


a) Faktor predisposisi (predisposing factor)
Faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap
kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang
berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat
pendidikan, tingkat sosial ekonomi dan sebagainya.
b) Faktor pemungkinan (enabling factor)

KOMUNIKASI KESEHATAN •MIRA VERANITA•40 |


Faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas
kesehatan bagi masyarakat, misalnya air bersih, tempat pembuangan
sampah, tempat pembuangan tinja, ketersediaan makanan bergizi,
puskesmas, rumah sakit, poliklinik, posyandu, polindes, pos obat desa,
dokter atau bidan praktik dan sebagainya.
c) Faktor penguat (reinforcing factor)
Meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat, tokoh agama, sikap
dan perilaku para petugas (kesehatan), undang-undang, peraturan, dan
sebagainya.

Oleh sebab itu intervensi promosi kesehatan hendaknya dimulai dengan mendiagnosis
ketiga faktor penyebab (determinan) tersebut, kemudian intervensinya diarahkan ketiga
faktor tersebut. Diagnosis perilaku ini disebut model Precede atau Predsposing,
reinforcing and enabling cause in educational diagnosis and evaluation (Green, 1980)

KOMUNIKASI KESEHATAN •MIRA VERANITA•41 |


Keturunan

Pelayanan Status
Lingkungan
kesehatan Kesehatan

Perilaku

Enabling Factors
Predisposing Factors Reinforcing factors
(pengetahuan, sikap, (ketersediaan (sikap dan perilaku
kepercayaan, tradisi, nilai, sumber- petugas, peraturan,
dsb) sumber/fasilitas) UU, dll)

Pemberdayaan
Masyarakat Training, advokasi,
Komunikasi (Pemberdayaan dll
(penyuluhan, Sosial)

Promosi Kesehatan

Gambar 19
Hubungan Status Kesehatan, Perilaku dan Promosi
kesehatan

D. Peran Promosi Kesehatan dalam Perubahan Perilaku


Hasil (output) yang diharapkan dari suatu promosi atau pendidikan kesehatan
adalah perilaku kesehatan, atau perilaku untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan yang kondusif. Perubahan perilaku yang belum kondusif ke perilaku
kondusif mengandung dimensi-dimensi :
1) Perubahan perilaku
2) Pembinaan Perilaku
3) Pengembangan perilaku

Dalam Strategi Global Promosi Kesehatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO 1984),
merumuskan bahwa Promosi Kesehatan mengandung tujuh prinsip, yakni:
1) Perubahan perilaku (behavior change)
2) Perubahan sosial (social change)
3) Pengembangan Kebijakan (policy development)

KOMUNIKASI KESEHATAN •MIRA VERANITA•42 |


4) Pemberdayaan (empowerment)
5) Partisipasi masyarakat (community participation)
6) Membangun Kemitraan (building partnership and alliance)

Promosi kesehatan merupakan revitalisasi pendidikan kesehatan pada masa lalu.


Promosi kesehatan bukan hanya proses penyadaran masyarakat atau pemberian dan
peningkatan pengetahuan masyarakat tentang Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku
Kesehatan saja, tetapi juga disertai upaya-upaya memfasilitasi perubahan perilaku.
WHO telah merumuskan “health promotion is the process of enabling people to
increase control over, and improve their health. To reach a state of complete
phisical, mental and social, well being, an individual or group must be able to
identify and realize aspirations, to satisfy needs, and to change or cope with the
environment” (Ottawa Charter, 1986)

Dari kutipan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa promosi kesehatan adalah
proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatannya. Selain itu, untuk mencapai derajat kesehatan yang
sempurna baik fisik, mental dan sosial maka masyarakat harus mampu mengenal
dan mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya dan mampu mengubah atau mengatasi
lingkungannya (lingkungan fisik, sosial, budaya dan sebagainya).

E. Visi dan Misi Promosi Kesehatan


Visi Promosi Kesehatan tidak terlepas dari UU Kesehatan no.36/2009 maupun WHO,
yakni meningkatnya kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan, baik fisik, mental dan sosialnya sehingga produktif secara ekonomi
maupun sosial. Promosi kesehatan di semua program kesehatan, baik pemberantasan
penyakit menular, sanitasi lingkungan, gizi masyarakat, pelayanan kesehatan maupun
program kesehatan lainnya bermuara pada kemampuan pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan, baik kesehatan individu, kelompok, maupun masyarakat.

Misi promosi kesehatan :


1) Advokat (advocate)
Melakukan kegiatan advokasi terhadap para pengambil keputusan di berbagai
sektor terkait dengan kesehatan.
2) Menjembatani (mediate)
Menjadi jembatan dan menjalin kemitraan dengan berbagai program dan sektor
yang terkait dengan kesehatan,

KOMUNIKASI KESEHATAN •MIRA VERANITA•43 |


3) Memampukan (enable)
Memberikan kemampuan dan keterampilan kepada masyarakat agar mampu
memelihara dan meningkatkan kesehatan.

F. Strategi Promosi Kesehatan


1) Strategi Global (Promosi Kesehatan) menurut WHO 1984
a) Advokasi (advocate)
b) Dukungan sosial (social support)
c) Pemberdayaan masyarakat (empowerment)
2) Strategi Promosi Kesehatan Berdasarkan Piagam Ottawa (Ottawa Charter)
a) Kebijakan berwawasan kesehatan (healthy public policy)
b) Lingkungan yang mendukung (supportive environment)
c) Reorientasi pelayanan kesehatan (reorient health service)
d) Keterampilan individu (personal skill)
e) Gerakan masyarakat (community action)

Tugas Perorangan

1. Berikan pendapat Saudara mengenai definisi ‘sehat’?


2. Fashel dan Bush (1970) yang menjabarkan kesehatan ke dalam sebelas tingkatan.
Berikan penjelasannya!
3. Apakah determinan dari kesehatan menurut Ottawa Charter?
4. Apakah peran pendidikan kesehatan dalam Faktor lingkungan dan perilaku?
5. Apakah peran pendidikan kesehatan dalam Faktor pelayanan kesehatan dan
herediter?
6. Untuk membina dan meningkatkan kesehatan masyarakat dapat dilakukan
melalui paksaan dan pendidikan. Jelaskan kelebihan dan kelemahan dari
masing-masing intervensi tersebut!
7. Adakah hubungan antara status kesehatan, Perilaku dan Promosi Kesehatan?
8. Apakah prinsip-prinsip promosi kesehatan menurut WHO?

KOMUNIKASI KESEHATAN •MIRA VERANITA•44 |


BAGIAN 6
KOMUNIKASI KESEHATAN

A. Pengertian Komunikasi Kesehatan


Komunikasi Kesehatan bisa diartikan sebagai proses penyampaian pesan kesehatan oleh
komunikator melalui saluran/media tertentu kepada komunikan dengan tujuan untuk
mendorong perilaku manusia tercapainya kesejahteraan sebagai kekuatan yang
mengarah kepada keadaan (status) sehat utuh secara fisik, mental (rohani), dan sosial.

Komunikasi Kesehatan dapat didefinisikan sebagai "Seni dan teknik pemberitahuan,


mempengaruhi, dan memotivasi individu, kelembagaan, dan publik tentang isu-isu
kesehatan penting. Ruang lingkup komunikasi kesehatan meliputi pencegahan penyakit,
promosi kesehatan, kebijakan kesehatan, dan bisnis perawatan kesehatan serta
peningkatan kualitas hidup dan kesehatan individu dalam masyarakat.

Cline R (2003) menjelaskan Komunikasi Kesehatan sebagai "Sebuah bidang teori, riset
dan praktek yang berkaitan dengan pemahaman dan saling ketergantungan
mempengaruhi komunikasi simbolik dalam bentuk pesan dan makna) dan kepercayaan
kesehatan terkait, perilaku dan hasil audiens yang berbeda dan berbagi informasi
kesehatan terkait dengan tujuan mempengaruhi, menarik dan mendukung individu,
masyarakat, profesional kesehatan dan kelompok-kelompok khusus .
Komunikasi Kesehatan adalah pendekatan yang beragam dan multidisiplin untuk
membuat kebijakan, memperkenalkan, mengadopsi, atau mendukung perilaku, praktek
atau kebijakanyang pada akhirnya akan meningkatkan hasil kesehatan.

Beberapa pakar mengartikan Komunikasi Kesehatan sebagai :


a. Studi yang mempelajari bagaimana cara menggunakan strategi komunikasi untuk
menyebarluaskan informasi kesehatan yang dapat memengaruhi individu dan
komunitas agar mereka dapat membuat keputusan yang tepat berkaitan dengan
pengelolaan kesehatan.
b. Studi yang menekankan peran teori komunikasi yang dapat digunakan dalam
penelitian dan praktik yang berkaitan dengan promosi kesehatan dan pemeliharaan
kesehatan.
c. Kegunaan teknik komunikasi dan teknologi komunikasi secara positif untuk
memengaruhi individu, organisasi, komunitas dan penduduk bagi tujuan
mempromosikan kondisi yang kondusif atau yang memungkinkan tumbuhnya

KOMUNIKASI KESEHATAN •MIRA VERANITA•45 |


kesehatan manusia dan lingkungan. Kegunaan ini termasuk beragam aktivitas seperti
interaksi antara professional kesehatan dengan para pasien di klinik, self-help groups,
mailings, hotlines, kampannya media massa, dan penciptaan peristiwa.
d. Proses untuk mengembangkan atau membagi pesan kesehatan kepada audiens
tertentu dengan maksud mempengaruhi pengetahuan, sikap, keyakinan mereka
tentang pilihan perilaku hidup sehat.
e. Seni dan teknik penyebarluasan informasi kesehatan yang bermaksud mempengaruhi
dan memotivasi individu, mendorong lahirnya lembaga atau institusi baik sebagai
peraturan ataupun sebagai organisasi di kalangan audiens yang mengatur perhatian
terhadap kesehatan.
f. Proses kemitraan antara para partisipan berdasarkan dialog dua arah yang didalamnya
ada suasana interaktif, ada pertukaran gagasan, ada kesepakatan menganai kesatuan
gagasan mengenai kesehatan yang seimbang demi memperbaharui pemahaman
bersama.
g. Komunikasi yang berkaitan dengan proses pertukaran pengetahuan, meningkatkan
konsensus, mengidentifikasi aksi-aksi yang berkaitan dengan kesehatan yang mungkin
dapat dilakukan secara efektif.

Secara umum, komunikasi kesehatan adalah proses penyampaian pesan kesehatan oleh
komunikator melalui saluran/media tertentu kepada komunikan dengan tujuan untuk
mendorong perilaku manusia tercapainya kesejahteraan sebagai kekuatan yang
mengarah kepada keadaan (status) sehat utuh secara fisik, mental (rohani), dan sosial.

Kebutuhan untuk menerapkan prinsip-prinsip komunikasi di dunia kesehatan saat ini


sudah semakin dibutuhkan, dikarenakan peran komunikasi dapat memberikan solusi
terhadap permasalahan yang ada, antara lain:
a. Komunikasi merupakan wadah membina hubungan yang baik antara pasien dan
tenaga kesehatan
b. Komunikasi dapat menangkap perubahan perilaku yang terjadi pada individu atau
c. Komunikasi merupakan kunci keberhasilan tindakan kesehatan yang telah dilakukan
d. Hasil dari komunikasi dapat dijadikan sebagai tolak ukur kepuasan pasien
e. Dan melalui komunikasi dapat ditetapkan tolak ukur komplain tindakan dan
rehabilitasi

B. Karakteristik Komunikasi Kesehatan


Komunikasi adalah suatu proses artinya komunikasi merupakan serangkaian tindakan
atau peristiwa yang terjadi secara berurutan-serta berkaitan satu sama lainnya dalam

KOMUNIKASI KESEHATAN •MIRA VERANITA•46 |


kurun waktu tertentu. Sebagai proses, komunikasi tidak ‘statis’ tapi ‘dinamis’ dalam arti
akan mengalami perubahan secara terus menerus.

Karakteristik komunikasi adalah :


a. Komunikasi adalah upaya yang disengaja serta mempunyai tujuan.
b. Setiap Perilaku Mempunyai Potensi Komunikasi
c. Komunikasi menuntut adanya partisipasi dan kerja sama dari para pelaku yang
terlibat
a. Komunikasi bersifat simbolis
d. Komunikasi Berlangsung dalam Berbagai Tingkat Kesenjangan
e. Komunikasi Punya Dimensi Isi dan Hubungan
f. Komunikasi Terjadi dalam Konteks Ruang dan Waktu
g. Komunikasi Melibatkan Prediksi Peserta Komunikasi
h. Komunikasi Bersifat Sistemik
i. Komunikasi melibatkan sistem internal
j. Semakin Mirip Latar Belakang Sosial Budaya, Semakin Efektif Komunikasi
k. Komunikasi Bersifat Nonsekuensial.
l. Komunikasi Bersifat Prosesual, Dinamis, dan Transaksional
m. Komunikasi Bersifat Irreversibel
n. Komunikasi Bukan Panasea untuk Menyelesaikan Berbagai Masalah

Konsep komunikasi kesehatan secara khusus diterapkan untuk pelaksanaan program


pembangunan di bidang kesehatan, yaitu pada
1) Pemasaran sosial
Pemasaran sosial selalu dimulai dengan promosi tentang sikap atau kepercayaa
yang dikaitkan dengan kesehatan. Kemudian dilakukan penyampaian anjuran
tentang produk atau pelayanan dengan petunjuk cara pemakaian yang efektif.

Berikut adalah hal-hal yang berada pada pemasaran sosial :


 Melakukan segmentasi sasaran
 Mempromosikan produk
 Pelayanan

2) Analisis perilaku
 Mempelajari perilaku
 Menentukan perilaku baru
 Menumbuhkan perilaku baru

KOMUNIKASI KESEHATAN •MIRA VERANITA•47 |


 Memotivasi perubahan
3) Antropologi
 Mengkaji aspek kebudayaan masyarakat
4) Sosiologi
 Mengkaji aspek :
a. Interaksi = horizontal – vertikal
b. Integrasi = horizontal –vertikal

C. Komponen Komunikasi Kesehatan


Sama sepert`i komponen-komponen komunikasi yang sudah dibahas di muka,
komponen komunikasi kesehatan meliputi komunikator, p[esan, komunikan, media dan
efek. Penjelasannya adalah sebagai berikut :
1) Komunikator adalah orang atau lembaga yang menyampaikan pesan, misalnya
pihak rumah sakit, puskesmas, posyandu, pengurus RT, pegawai kelurahan, dan
sebagainya.
2) Pesan adalah pernyataan yang didukung oleh lambang yang mempunyai arti,
contohnya bisa berupa slogan tentang hidup sehat, himbauan untuk melakukan
3M dalam mencegah dan memberantas penyebaran dan perkembangan
nyamuk aedes aigyphti yang menyebabkan penyakit DBD. dan lain-lain.
3) Komunikan adalah orang yang menerima pesan. Komunikan bisa masyarakat
maupun lembaga tertentu yang bertanggung jawab atas peningkatan derajat
kesehatan masyarakat.
4) Media adalah sarana atau saluran yang mendukung proses penyampaian pesan.
Media dimaksud dapat berupa media cetak maupun elektronik yang dahulu
biasa dilakukan dengan kegiatan penyuluhan, melalui iklan layanan masyarakat,
spanduk, baligo, dan sebagainya.
5) Efek adalah dampak atau akibat yang ditimbulkan oleh pesan . efek atau dampak
ialah nilai ketercapaian kita dalam penyanpaian pesan. Nilai baik maupun
sebaliknya tergantung cara kita dalam menyampaikan pesan tersebut.

D. Mengapa Komunikasi Kesehatan Diperlukan di Bidang Kesehatan


Komunikasi Kesehatan menjadi semakin populer dalam upaya promosi kesehatan selama
20 tahun terakhir. Contoh, komunikasi kesehatan memegang peranan utama atau
pengontribusi dalam pemenuhan 219 dari 300 tujuan khusus dalam Healthy
People 2010. Apabila digunakan secara tepat, komunikasi kesehatan dapat
mempengaruhi sikap, persepsi, kesadaran, pengetahuan dan norma sosial yang
kesemuanya berperan sebagai precursor dapa perubahan prilaku. Komunikasi kesehatan

KOMUNIKASI KESEHATAN •MIRA VERANITA•48 |


sangat efektif dalam mempengaruhi prilaku karena didasarkan pada psikologi sosial,
pendidikan kesehatan, komunikasi massa, dan pemasaran untuk mengembangkan dan
menyampaikan promosi kesehatan dan pesan pencegahan –pencegahan.

Karya awal yang mempengaruhi perkembangan komunikasi kesehatan di susun oleh


National Cancer Institute (NCI) dan diberi judul Making Health Communication
Programs Work: A Planner’s Guide. Panduan ini menyatakan bahwa bidang ilmu seperti
pendidikan kesehatan, pemasaran sosial, dan komunikasi massa secara bersama
mendefinisikan komunikasi kesehatan. Bukan hal luar biasa apabila mendengar
peryataan bahwa komunikasi kesehatan bahkan merupakan nama yang lebih baik untuk
profesi daripada promosi kesehatan atau pendidikan kesehatan bahwa segala sesuatu
yang dilakukan dalam promosi kesehatan melibatkan komunikasi untuk kesehatan.
Kenyataannya, komunikasi kesehatan telah didefinisikan secara luas oleh Everett Rogers,
seorang pelopor dalam bidang komunikasi, sebagai segala jenis komunikasi manusia yang
berhubungan dengan kesehatan.

Ada dua perspektif utama yang diambil ketika mempertimbangkan komunikasi kesehatan
dalam praktik promosi kesehatan saat ini. Beberapa praktisi memandang komunikasi
massa sebagai proses menyeluruh yang membingkai penerapan intervensi promosi
kesehatan. Praktisi ini memandang komunikasi kesehatan sebagai strategi atau aktifitas
sempit seperti publikasi informasi atau sejenis komunikasi. Antar personal yang mungkin
berlangsung antara pendidik kesehatan dan kliennya. Kedua pemikiran itu menyebabkan
komunikasi kesehatan rentan terhadap penafsiran yang luas dan kesalahpahaman.

Jadi komunikasi kesehatan diperlukan di bidang kesehatan karena komunikasi dalam


kesehatan merupakan kunci pencapaian peningkatan taraf atau tingkat kesehatan
masyarakat. Sejauh ini komunikasi senantiasa berkembang seiring berkembangnya dunia
teknologi komunikasi. Komunikasi yang dulunya biasa dilakukan dengan penyuluhan
yang secara langsung berhadapan dengan masyarakat dan dilakukan dengan media
audio/radio sekarang lebih popular dengan penyampaian pesan atau informasi kesehatan
melalui media internetmaupun media cetak dan elektronik.

E. Landasan Komunikasi Kesehatan


Dalam Undang-undang Kesehatan nomor 23 tahun 1992 pasal 63 dijelaskan perlunya
pengembangan Sistem Informasi Kesehatan yang mantap agar dapat menunjang
sepenuhnya pelaksanaan manajemen dan upaya kesehatan dengan menggunakan
teknologi dari yang sederhana hingga yang mutakhir disemua tingkat administrasi
kesehatan. Sistem Informasi Kesehatan dikembangkan terutama untuk mendukung

KOMUNIKASI KESEHATAN •MIRA VERANITA•49 |


manajemen kesehatan. Pendekatan sentralistis di waktu lampau menyebabkan tidak
berkembangnya manajemen kesehatan di unit-unit kesehatan dan di Daerah. Manajemen
memang akan berkembang dengan baik pada saat suatu unit atau Daerah diberi
kewenangan untuk mengurus dirinya sendiri (otonom).

Dengan kurang jelasnya manajemen kesehatan diwaktu lampau, maka kebutuhan


informasi dan datanya pun menjadi tidak jelas pula. Oleh karena itu, tahun 2001 yang
merupakan awal pelaksanaan Otonomi Daerah dapat dianggap sebagai momentum yang
tepat untuk mulai mengembangkan kembali Sistem Informasi Kesehatan. Mendukung
hal tersebut maka pada tahun tersebut di terbitkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor 551/Menkes/SK/V/2002 tentang Kebijakan dan Strategi Pengembangan Sistem
Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS). Seiring dengan pesatnya perkembangan di
bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT) maka pada tahun 2003 dikeluarkan
Instruksi Presiden RI Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional
Pengem-bangan egovernment. Kemudian dijabarkan lagi melalui Surat Keputusan
Menteri Informasi & Komunikasi nomor 56/KEP/M.KOMINFO/12/2003 tentang
Panduan Manajemen Sist Dokumen Elektronik (versi 1.0) dan Surat Keputusan Kepala
Badan Administrasi Negara Nomor 239/IX/6/8/ 2003 tentang Pedoman Penyusunan
Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

F. Lingkungan/Konteks Komunikasi
Lingkungan (konteks) komunikasi setidaknya memiliki tiga dimensi : fisik, sosio-
psikologis dan temporal
1. Dimensi Fisik
Ruang atau bangsal atau taman di mana komunikasi berlangsung disebut
konteks atau lingkungan fisik – artinya, lingkungan nyata atau berwujud (tangible).
Lingkungan fisik ini, apa pun bentuknya, mempunyai pengaruh tertentu atas
kandungan pesan kita (apa yang kita sampaikan) selain juga bentuk pesan (bagaimana
kita menyampaikan).

2. Dimensi sosial-psikologis
Meliputi misalnya tata hubungan status diantara mereka yang terlibat, peran dan
permainan yang dijalankan orang, serrta aturan budaya mesayarakat di mana mereka
berkomunikasi. Lingkungan atau konteks ini juga mencakup rasa persahabatan atau
permusuhan, formalitas atau informalitas, situasi serius atau senda gurau.
Komunikasi yang diperbolehlan pada suatu pesta wisuda mungkin tidak
diperbolehkan di rumah sakit.

KOMUNIKASI KESEHATAN •MIRA VERANITA•50 |


3. Dimensi temporal (waktu)
Mencakup waktu dalam sehari maupun wakti dalam hitungan sejarah dimana
komunikasi itu berlangsung. Bagi banyak orang, siang hari bukanlah waktu yang tepat
untuk berkomunikasi dengan orang lain, tapi bagi banyak orang, pagi hari justru
paling ideal berkomunikasi. Waktu dalam sejarah tidak kurang pentingnya. karena
kelayakan dan dampak dari suatu pesan bergantung, sebagian pada waktu atau
moment pesan dikomunikasikan. Bayangkan misalnya, bagaimana pesan-pesan
mengenai sikap dan nilai rasial, seksual, atau keagamaan disampaikan dan ditanggapi
dalam waktu sepanjang sejarah.

G. Komunikasi Antarpribadi dalam kesehatan


Komunikasi antarpribadi adalah komunikasi langsung, tatap muka antara satu orang
dengan orang lain baik perorangan maupun kelompok. Komunikasi ini tidak
menggunakan media / alat komunikasi. Komunikator langsung bertatap muka dengan
komunikan, baik secara individual maupun kelompok.

Di dalam pelayanan kesehatan, komunikasi antar pribadi ini terjadi antara petugas
kesehatan atau health provider dengan clients atau kelompok masyarakat dan para
anggota masyarakat. Komunikasi antar pribadi merupakan pelengkap komunikasi massa.
Artinya pesan-pesan kesehatan yang telah disampaikan lewat media massa dapat
ditindaklanjuti dengan melakukan komunikasi antarpribadi, misalnya : penyuluhan
kelompok dan konseling kesehatan.

Seperti telah dikemukakan pada bagian sebelumnya, komunikasi antarpribadi dapat


efektif apabila memenuhi hal-hal : Empati (Emphaty), dapat didengarkan (audible) ,
Jelas/ dapat dimengerti dengan baik (clarity) dan menghargai orang lain (respect).

Metode komunikasi antarpribadi yang paling baik adalah konseling (councelling), karena
di dalam cara ini antara komunikator atau konselor dengan komunikasn atau klien terjadi
dialog. Klien dapat lebih terbuka menyampaikan masalah dan keinginannya, karena tidak
ada pihak ketiga yang hadir. Proses konseling ini dapat diingat secara mudah dengan
akronim berikut :
G Greet client warmly
A Ask clients about themselves
T Tell clients about their problems
H Help clients solve their problem
E Explain how to prevent to have same problem

KOMUNIKASI KESEHATAN •MIRA VERANITA•51 |


R Return to follow up

Beberapa metode komunikasi yang dipergunakan dalam Promosi Kesehatan terdiri dari
metode individual (perorangan) dan Metode Kelompok.

Metode individual bentuknya antara lain :


a) Bimbingan dan Penyuluhan (Guidance and Counceling)
Dengan cara ini kontak antara klien dengan petugas lebih intensif. Setiap
masalah yang dihadapi oleh klien dapat diteliti dan dibantu
penyelesaiannya. Akhirnya klien tersebut dengan sukarela, berdasarkan
kesadaran, dan penuh pengertian akan menerima perilaku tersebut atau
berperilaku baru.
b) Wawancara (interview)
Cara ini merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan untuk
menggali informasi mengapa seseorang tidak atau belum menerima
perubahan, apakah ia tertarik atau tidak tertarik pada perubahan. Juga
untuk mengetahui apakah perilaku yang sudah atau akan diadopsi itu
mempunyai dasar pengertian dan kesadaran yang kuat atau belum.

Metode kelompok terdiri dari Kelompok Besar dan kelompok Kecil


Kelompok besar apabila peserta penyuluhan lebih dari 15 orang, dan metode yang bisa
digunakan antara lain :
a) Ceramah
b) Seminar

Sedangkan kelompok Kecil bisa menggunakan metode :


a) Diskusi kelompok
b) Curah pendapat (brain storming)
c) Bola salju (snow bolling)
d) Kelompok-kelompok kecil (buzz group)
e) Bermain peran (role play)
f) Permainan simulasi (simulation game)

H. Komunikasi Massa dalam Kesehatan


Komunikasi massa ialah penggunaan media massa untuk menyampaikan pesan-pesan
atau informasi kepada khalayak atau masyarakat. Komunikasi dalam kesehatan

KOMUNIKASI KESEHATAN •MIRA VERANITA•52 |


masyarakat berarti menyampaikan pesan-pesan kesehatan kepada masyarakat melalui
media massa seperti televisi, radio, surat kabar, media on line dan lain-lain dengan
tujuan agar masyarakat berperilaku hidup sehat.

Contohnya dalam program DBD (Demam Berdarah Dengue), pesan-pesan yang


disampaikan antara lain : penyebab, penularan, penanggulangan penyakit dan sebagainya
kepada masyarakat agar mereka :
- Mengetahui penyebab, cara pencegahan, cara penularan, tanda-tanda terjangkit
dan sebagainya.
- Melakukan upaya-upaya pencegahan (Demam Berdarah Dengue),
- Melakukan tindakan pengobatan yang tepat bila mereka atau keluarga menderita
(Demam Berdarah Dengue).

Dalam perkembangan selanjutnya, komunikasi massa tidak hanya terbatas pada


penggunaan media cetak dan media elektronik saja, melainkan mencakup juga
penggunaan media tradisional. Komunikasi massa dengan menggunakan media
tradisional ini tampaknya lebih efektif, karena sangat erat hubungannya dengan sosial
budaya masyarakat setempat. Menyisipkan pesan kesehatan melalui wayang golek,
wayang kulit, ludruk dan kesenian lainnya di daerah asalnya, akan lebih efektif daripada
melalui TV Spot atau Radio Spot.

Beberapa contoh lain :


a) Ceramah umum (public speaking)
b) Talk Show di media elektronik seperti TV, radio
c) Simulasi, dialog antara pasien dengan tenaga kesehatan tentang suatu
penyakit di media TV atau radio
d) Sinetron dan Iklan Layanan masyarakat
e) Tulisan-tulisan di koran, majalah, tabloid dan media-media massa lain.
f) Billboard, spanduk, neon sign, dan sebagainya.

I. Alat bantu / Media Komunikasi Kesehatan


Alat bantu / media komunikasi kesehatan adalah alat yang penting digunakan untuk
mengerahkan indera khalayak sebanyak mungkin kepada suatu obyek atau pesan,
sehingga mempermudah pemahaman.

KOMUNIKASI KESEHATAN •MIRA VERANITA•53 |


Elgar dale membagi alat peraga tersebut menjadi 11 macam, dan sekaligus
menggambarkan tingkat intensitas yang berbeda-beda di dalam membantu pemahaman
pesan.

Kata-kata

Tulisan

Rekaman Radio

Film

Televisi

Pameran

Field trip

Demonstrasi

sandiwara

Benda tiruan

Benda asli

Gambar 20
Kerucut Edgar Dale

KOMUNIKASI KESEHATAN •MIRA VERANITA•54 |


Manfaat alat bantu adalah :
a) Menimbulkan minat sasaran komunikan
b) Mencapai sasaran yang lebih banyak
c) Membantu mengatasi hambatan pemahaman
d) Menstimulasi sasaran komunikasi untuk meneruskan pesan-pesan yang
diterima kepada orang lain.
e) Mempermudah penyampaian bahan atau informasi kesehatan.
f) Mempermudah penerimaan informasi oleh sasaran/masyarakat.
g) Mendorong keinginan orang untuk mengetahui, kemudian mendalami
dan mengerti dengan lebih baik.
h) Membantu menegakkan pengertian yang diperoleh.

J. Proses Perencanaan Komunikasi


Merencanakan program komunikasi kesehatan berbeda dengan merenvcanakan
program-program yang lain. Proses perencanaan komunikasi ini secara umum
digambarkan dalam proses bentuk diagram P, atau yang lebih dikenal dengan P Process.

Implementasi
Pengembang-an
Media

Telaah

Desain
Komunikasi

Analisis

Gambar 21
Rencana Program Komunikasi

Keterangan :
 Analisis komunikasi kesehatan mencakup dua aspek, yakni aspek epidemologi dan
aspek perilaku.

KOMUNIKASI KESEHATAN •MIRA VERANITA•55 |


- Analisis epidemologi mencakup prevalensi penyakit, karakteristik penderitan
penyakit tersebut, faktor-faktor resiko dan atau penyebab utama penyakit.
- Analisis perilaku, mencakup perilaku masyarakat sehubungan dengan
penyakitnya (gejala atau tanda-tanda), penyebab dan cara penularan penyakit,
cara pencegahannya, tindakan dan pencarian pengobatan.

 Desain Komunikasi
Dalam merancang program komunikasi kesehatan, hal-hal yang perlu dilakukan
antara lain :
- Menentukan khalayak sasaran
- Menentukan tujuan secara spesifik
- Menentukan isi pesan dan media
- Menentukan strategi
- Menyusun rencana tindakan (POA)

 Pengembangan Media
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pengembangan media ini adalah :
- Membuat desain media
- Uji coba media
- Revisi dan finalisasi media

 Implementasi, Monitoring dan Assesment


Dalam program komunikasi, implementasi, monitoring dan evaluasi merupakan suatu
kesatuan. Langkah-langkah yang harus dilakukan pada tahap ini adalah :
- Pelatihan petugas (bila perlu)
- Peluncuran (launching)
- Pemantauan proses
- Pengukuran dampak program komunikasi terhadap masyarakat (jangka pendek,
menengah dan jangka panjang)
 Telaah (review)
Program komunikasi adalah suatu proses yang berkesinambungan. Hal ini berarti
bahwa hasil evaluasi dari suatu program komunikasi merupakan feed back dan input
bagi program selanjutnya. Oleh sebab itu assesment program komunikasi merupakan
telaah (review) bagi program ini, yang terdiri dari :
- Analisis hasil assesment
- Rekomendasi tindak lanjut
- Perencanaan kembali (replan)

KOMUNIKASI KESEHATAN •MIRA VERANITA•56 |


K. Pemasaran Sosial
Salah satu bentuk operasional komunikasi kesehatan yang dewasa ini mulai
dikembangkan dalam program kesehatan adalah pemasaran sosial (social marketing).
Pemasaran sosial adalah suatu proses untuk membuat rancangan, implementasi dan
pengawasan program yang ditujukan untuk meningkatkan penerimaan gagasan sosial
atau perilaku pada suatu kelompok sasaran (Philip Kotler.1978). Secara umum prinsip
dan kegiatan pemasaran sosial adalah sama dengan pemasaran barang atau komersial,
yakni :
1. Riset pasar (marketing research), adalah langkah awal yang harus dilakukan
baik dalam pemasaran sosial maupun pemasaran barang.
2. Pengembangan produk. Produk yang akan dijual adalah berdasarkan hasil riset
pasar yang telah dilakukan. Produk pada pemasaran sosial bukan barang, tetapi
jasa pelayanan, atau perilaku baru.
3. Penentuan harga (keterjangkauan). Harga barang atau produk semata-mata
ditentukan oleh besarnya biaya yang diperlukan untuk memproduksi baran
tersebut. Sedangkan harga produk pemasaran sosial juga dipengaruhi oleh
manfaat atau kemudahan yang dapat dinikmati oleh konsumen atau masyarakat.
4. Periklanan dan promosi. Menjual produk (jasa pelayanan) dengan mengaitkan
pada minat atau kebutuhan konsumen (masyarakat). Pada pemasaran komersial
yang paling penting adalah promosi supaya barang cepat laku, sedangkan pada
pemasaran sosial yang penting adalah menumbuhkan perubahan perilaku yang
menguntungkan masyarakat.

Dalam pemasaran sosial produk yang dijual (dipasarkan) adalah produk sosial atau
produk yang secara sosial bermanfaat yakni : perilaku baru. Produk sosial berbeda
dengan produk komersial dalam arti :
- Produk sosial lebih rumit penggunaannya dibandingkan dengan produk
komersial.
- Produk sosial sering lebih kontroversial.
- Keuntungan produk sosial tidak cepat dirasakan.
- Saluran distribusi produk sosial lebih sukar digunakan dan dikontrol.
- Ukuran keberhasilan penjualan atau adopsi produk sosial lebih berat daripada
proses sosial.

 Konsumen (Masyarakat)
Dalam pemasaran sosial, konsumen atau masyarakat merupakan pusat kegiatan
atau pemasaran sosial berorientasi pada konsumen, hal ini juga terjadi pada

KOMUNIKASI KESEHATAN •MIRA VERANITA•57 |


pemasaran barang dimana pembeli (konsumen) adalah raja. Oleh sebab itu
konsumen adalah sebagai pengukur kegiatan yang dilaksanakan : cocok, diminati
dan berhasil. Artinya konsumen secara sistematis diminta saran sepanjang proses
komunikasi dan memberikan data untuk berbagai keputusan pemasaran yang
menentukan.

Sebelum produk baru dipasarkan, pertama kali yang dilakukan adalah riset pasar
secara cermat terhadap sasaran ataupun masyarakat. Dalam pemasaran, baik
pemasaran barang maupun sosial, masyarakat sebagai sasaran atau pembeli
terdiri dari berbagai kelompok atau sub kelompok (karakteristik), yang disebut
segmentasi sasaran atau segmentasi pasar.
Tujuan dilakukannya segmentasi ini adalah untuk menentukan cara, metode dan
media yang sesuai dengan tiap kelompok sasaran tersebut.

Pada umumnya segmentasi sasaran ditentukan berdasarkan berbagai kriteria


antara lain :
a. Karakteristik demografis (usia, jenis kelamin, pendidikan, sosial
ekonomi, tempat tinggal, agama dan sebagainya)
b. Karakteristik geografis (wilayah, luas daerah, kepadatan dan sebagainya)
c. Psikografis atau karakteristik perilaku (gaya hidup, nilai-nilai dan
sebagainya)

Produk
(Product)

Harga sasaran Tempat


(Price) (Customer) (Place)

Promosi
(Promotion)

Gambar 21
Hubungan Variabel-variabel Pemasaran Sosial

KOMUNIKASI KESEHATAN •MIRA VERANITA•58 |


 Variabel Pemasaran Sosial (C-4P)
Variabel-variabel atau komponen pemasaran sosial, selain mesyarakat sebagai
konsumen (customer) juga mencakup variabel-variabel :
a. Produk (Product)
Gagasan (ide), perilaku kesehatan, atau jasa pelayanan yang akan dipasarkan
atau dijual. Produk ini dibatasi dalam lingkungannya (nama, kemasan dan bunyi
pesan). Kemasan produk, perilaku baru atau jasa pelayanan ini didasarkan
kepada hasil riset pasar yang telah dilakukan. Dalam menghasilkan produk perlu
ditentukan posisi produk. Posisi produk menggambarkan sifat dan tempat
produk yang diciptakan dalam promosi untuk membedakannya dengan pesaing.

b. Harga (price)
Dalam pemasaran sosial, yang dimaksud harga bukan berarti nilai atau harga
program semata-mata, tetapi juga pengorbanan baik tenaga maupun waktu.
Suatu contoh, meskipun seorang ibu dapat mengimunisasikan anaknya dengan
gratis, tetapi ibu tersebut harus mengorbankan waktu dan tenaganya untuk
datang ke puskesmas atau posyanu. Waktu dan tenaga ini dapat dinilai dengan
uang sebagai harga dari imuninisasi tersebut.

c. Tempat (place)
Jalur yang digunakan untuk menyalurkan produk ke konsumen dan tempat
produk disediakan. Penyediaan dan distribusi produk sosial tidak hanya
melibatkan sistem pengadaan para agen dan pengecer, tetapi juga upaya lain
misalnya kader, tenaga lapangan, kerabat, tenaga konsumen dan sebagainya.
Puskesmas,posyandu, pos obat desa dan polindes adalah tempat-tempat untuk
memasarkan produk kesehatan.

d. Promosi (promotion)
Promosi dalam pemasaran sosial bukan hanya melalui iklan saja, tetapi juga
menyangkut pendidikan konsumen agar dapat menggunakan produk secara
tepat. Para komunikator kesehatan masyarakat menggunakan prinsip dasar
pengajaran penyuluhan untuk dapat melatih konsumen agar dapat menggunakan
produk dengan baik dan tepat.

Tugas Perorangan

1. Apa yang Saudara ketahu mengenai komunikasi kesehatan?

KOMUNIKASI KESEHATAN •MIRA VERANITA•59 |


2. Mengapa komunikasi kesehatan diperlukan di bidang kesehatan?
3. Sebutkan dan beri penjelasan mengenai karakteristik komunikasi kesehatan!
4. Media apa saja yang bisa digunakan dalam komunikasi kesehatan?
5. Apa sajakah landasan komunikasi kesehatan?
6. Lingkungan (konteks) komunikasi setidaknya memiliki tiga dimensi : fisik, sosio-
psikologis dan temporal. Berikan penjelasan Saudara mengenai hal tersebut!
7. Metode komunikasi yang dipergunakan dalam Promosi Kesehatan terdiri dari
metode individual (perorangan) dan Metode Kelompok. Berikan contoh dari
masing-masing metode tersebut.
8. Bagaimana sebuah proses perencanaan komunikasi harus dilakukan?

Tugas Kelompok

Buatlah satu iklan layanan masyarakat dengan tema bebas, dalam bentuk video/movie.

KOMUNIKASI KESEHATAN •MIRA VERANITA•60 |


REFERENSI

Alo L, 2008. Dasar – dasar Komunikasi Kesehatan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar;


Arwani, 2003. Komunikasi dalam Keperawatan, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Deddy Mulyana, 2005. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Bandung : Remaja
Rosdakarya.
Effendy, OU, 1986. Dinamika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya
Fanani A, Putri T, 2013, Komunikasi Kesehatan : Komunikasi Efektif Untuk Perubahan
Perilaku Kesehatan. Yogyakarta: Merkid Press
Jalaludin Rakhamat, 1994. Psikologi Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Lalongkoe, maksimus Ramses, 2013. Komunikasi keperawatan, Jakarta: Graha Ilmu
Maulana H D, 2009. Promosi Kesehatan, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Nasir A,Muhith A, Sajidin M, Mubarak WI, 2012. Komunikasi dalam Keperawatan Teori
dan Aplikasi: Jakarta, Salemba Medika.
Notoatmodjo, Soekijo., 2012. Promosi kesehatan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta:
Rineka Cipta
Robert J. Bensley & Jodi Brookins-Fisher, Metode Pendidikan Kesehatan Msyarakat,
EGCISBN9794489212, 9789794489215, (Terjemahan Buku Online/Ebook)
http://sbektiistiyanto.files.wordpress.com/2008/02/transparansi-komkes.ppt
www.pdfqueen.com/pdf/ma/makalah-komunikasi-kesehatan/
psikm.unand.ac.id/?tag=komunikasi-kesehatan
Sasongko A, Setiarini A, Hadi E, Pratomo H, Putra W, 2012,. Buku Ajar Komunikasi
Efektif. Ed. 2. Jakarta: Universitas Indonesia

Suryani, S.Kp, MHSc. 2012. Komunikasi Terapeutik : Teori dan Praktik. Jakarta : EGC
Ubaedy, AN, 2008. Berkarier di Era Global, Jakarta : PT Elex Media Komputindo
Universitas Gunadarma. Konsep Dasar Komunikasi.[online][cited 11 September 2013]
Available from: http://ocw.gunadarma.ac.id/course/diploma-three-
program/study-program-of-midwife-practices-d3/komunikasi-konseling-
dalam-praktek-kebidanan/konsep-dasar-komunikasi.
Wiyana M. Konsep Dasar Komunikasi, 2002, [online]. [cited 11 September 2013].
Available from: http://www.scribd.com/doc/60444777/Konsep-Dasar-
Komunikasi. from a Non-Western Perspective. Seinan Gakuin University;
Soekanto S. Sosiologi Sebagai Pengantar , 2012, Cetakan ke-44. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada Jakarta
http://faisal-wibowo.blogspot.com/2013/01/komunikasi-verbal-dan-nonverbal.html, 26
Januari 2014
http://chayangyanisayunika.blogspot.com/2012/01/penerapan-prinsip-komunikasi-
dalam.html

KOMUNIKASI KESEHATAN •MIRA VERANITA•61 |

Anda mungkin juga menyukai