PENDAHULUAN
lapangan kerja, serta meningkatnya taraf sosial ekonomi masyarakat. Suatu kenyataan
yang perlu disadari, bahwasannya perkembangan kegiatan industri secara umum juga
merupakan sektor yang sangat potensial sebagai sumber pencemaran yang akan
mengolah minyak mentah (Crude Oil) menjadi produk-produk BBM (Bahan Bakar
Minyak), Non BBM dan Petrokimia. Dari kegiatan pengolahan tersebut, PT Pertamina
bahan yang terbuang atau dibuang akibat kegiatan manusia yang tidak atau belum
memiliki nilai ekonomi dan nilai positif bahkan dapat memiliki nilai ekonomi negatif
(Murtadho, 1998).
gas, cair, padat dan B3. Sesuai dengan UU No. 18 tahun 2008 dan PP No 81 tahun
1
Balongan secara cermat melaksanakan pemantauan, penanganan serta pengelolaan
berbagai jenis limbah yang dihasilkan dari setiap proses dalam kegiatan
kredibilitas industri di mata masyarakat. Limbah yang dibuang begitu saja tanpa diolah
1.2 Permasalahan
peralatan pengelolaan limbah yang idle (tidak berjalan) dan tidak bekerja secara
maksimal.
2
II. SUMBER LIMBAH
kaca (CO2, CH4, dan N2O) dan emisi gas konvensional yang terdiri dari SOx dan NOx
Unit CDU dan ARMHD mnghasilkan limbah cair berupa oily water dan phenol
Unit RCC menghasilkan limbah cair yang terkontaminasi NH3 dan H2S
Unit LCO-HTU menghasilkan limbah cair berupa phenol, NH3 dan H2S
Unit GO-HTU menghasilkan limbah cair yang terkontaminasi NH3 dan H2S
yaitu:
3
No Jenis Air Limbah Keterangan
(kemungkinan area
Caustic Handling
Chemical Water
• Boiler Blowdown
4
2.3 Limbah Padat dan B3
Scale yang biasa terdapat di water treatment yang disebabkan oleh garam-garam
Hidrokarbon berat yang tidak dapat direcovery lagi, biasanya terdapat pada sludge.
menjadi 2 jenis yaitu limbah padat B3 dan limbah padat non B3.
Limbah padat B3
Berupa tanah, rumput, dan drum yang terkontaminasi minyak, botol example,
Berupa ban, tambang, kayu, karet, helm, dan plastic bekas, kertas serta sampah.
5
III. PENGELOLAAN LIMBAH
dilakukan di Amine Treater (Unit 23) dan Sulphur Plant (Unit 24). Amine Treater
dibuat untuk mengolah sour gas dan menghilangkan kandungan H2S yang terikut dalam
sour gas.
Proses yang digunakan oleh Amine Treater adalah SHELL ADIP Process yang
penyerap. Limbah gas yang diolah di Sulphur plant (Sulphur recovery) sisanya dibakar
6
di incinerator maupun flare. Sisa limbah gas yang dibakar di incinerator berupa gas
Sewage dan Effluent Water Treatment. Secara garis besar effluent water treatment di
PT Pertamina RU VI Balongan dibagi menjadi dua, yaitu treatment oily water yang
dilakukan dirangkaian separator dan treatment air buangan proses yang dilakukan
menggunakan lumpur aktif (activated sludge). Lumpur aktif merupakan campuran dari
Pada unit Air Floatation Section, air hujan yang bercampur minyak dari unit proses
dipisahkan oleh CPI separator sedangkan air ballast dipisahkan di API separator.
7
Campuran dari separator mengalir ke bak DAF Feed Pump dan dipompakan ke bak
vessel udara dari DAF Feed Pump dilarutkan dalam pressurize waste water. Ketika
pressurize waste water dihembuskan ke pipa inlet floatation pada tekanan atmosfir,
udara yang terlarut disebarkan dalam bentuk gelembung dan minyak yang tersuspensi
dalam waste water terangkat ke permukaan air. Minyak yang mengapung diambil
dengan skimmer dan dialirkan ke bak floatation. Minyak didalam bak floatation oil
dipompakan ke tangki recovery oil, kemudian air bersih dari bak floatation oil dialirkan
Pada unit Activated Oil Sludge, Aliran proses penjernian air dengan CPI Separator
dan aliran sanitary dengan pompa dialirkan secara gravitasi ke seksi activated sluge.
Air hasil proses CPI dan filtrate dehydotator dicampurkan dalam bak proses effluent
dan campuran air ini dipompakan ke pit aeration pada operasi normal dan pada
emergency ke pit clarifier melalui rapid mixing pit dan Flocculation pit. Apabila
kualiitas air off spec, maka air tersebut dikembalikan ke bak effluent sedikit demi
dua jenis yaitu limbah padat B3 dan limbah padat non B3. Limbah padat non B3 dalam
8
sludge dan scale. Limbah padat B3 sebelum dialihkan ke pihak ketiga akan diolah
terlebih dahulu.
sludge. Sludge sendiri merupakan suatu limbah yang dihasilkan dalam industri minyak
yang tidak dapat dibuang begitu saja kealam bebas, karena dapat mencemari
lingkungan. Pada sludge selain mengandung lumpur, pasir, dan air juga masih
mengandung hidrokarbon fraksi berat yang tidak dapat di recovery kedalam proses.
Sludge tersebut juga tidak dapat dibuang ke lingkungan sebab tidak dapat terurai dalam
membakar sludge dalam suatu ruang pembakar (incinerator) pada temperature 800ºC.
Lumpur/pasir yang tidak terbakar dapat digunakan untuk landfill atau dibuang di suatu
9
IV. PEMBAHASAN
Limbah yang dihasilkan berupa emisi gas rumah kaca (CO2, CH4, dan N2O) dan
emisi gas konvensional yang terdiri dari SOx dan NOx. Pada tahun 2015 total emisi gas
rumah kaca yang dihasilkan mencapai 1.777.477,16 Ton CO2eq sedangkan untuk emisi
gas konvesional, SOx sebesar 494,00 ton dan NOx sebesar 11.650,11. Berdasarkan PP
Balongan melakukan pengelolaan terhadap limbah atau emisi gas yang dihasilkan.
Balongan sudah dilakukan dengan baik yaitu dengan adanya unit amin treatment dan
Sulphur plant.
Kualitas hasil pengelolaan yang dilakukan pada limbah cair oleh PT Pertamina
RU VI Balongan sudah baik, akan tetapi adanya CPI yang rusak dan CPI serta API
10
yang tidak bekerja secara maksimal menyebabkan dibutuhkan proses yang panjang
limbah, salah satunya limbah padat B3 dan limbah padat non B3.
pihak ke 3 untuk diolah lebih lanjut. Hal ini disebabkan karena peralatan pengelolaan
11
V. SIMPULAN
perminyakan juga memberikan dampak negative berupa adanya limbah baik limbah
gas, cair, maupun limbah padat B3 dan non B3 yang dihasilkan dari kegiatan
pengelolaan. Oleh karena itu, pengelolaan limbah sangat penting untuk dilakukan
Hal ini juga sesuai dengan UU No. 18 tahun 2008 dan PP No 81 tahun 2012, dimana
terhadap limbah yang dihasilkan dengan baik, hal ini dapat dilihat dari hasil
12