SKRIPSI
BUSTANIL
07C10407024
2013
PENGARUH KONSENTRASI DAN INTERVAL WAKTU
PEMBERIAN PUPUK GREEN TONIK TERHADAP
PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO
(Theobroma cacao L.)
SKRIPSI
BUSTANIL
07C10407024
2013
LEMBARAN PENGESAHAN
Menyetujui :
Komisi Pembimbing,
Mengetahui,
Telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 29 Agustus 2013 dan
dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima :
Amerika Tengah dan bagian utara Amerika Selatan. Tanaman tersebut tergolong
bahan makanan dan minuman adalah suku Indian Maya dan suku Astek (Aztec).
Ketika bangsa Spanyol datang tahun 1519, suku Astek-lah sebagai penanam dan
Bangsa Spanyol pada saat itu tidak menyukai cokelat hasil olahan suku
menumbuknya dan menambahkan gula tebu. Ternyata hasil pengolahan seperti ini
lebih cocok dengan selera mereka. Karena itu, pada akhirnya bangsa Spanyol
Spanyol juga tercatat sebagai penanam pertama kakao di Trinidad pada tahun
1560 di minahasa. Jenis yang pertama sekali di tanam adalah criollo, yang oleh
bangsa Filipina diperoleh dari Venezuela. Produksi kakao ini relatif rendah dan
peka terhadap serangan hama dan penyakit, tetapi rasanya enak. Pada tahun 1806
usaha perluasan kakao dimulai lagi di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Penanaman
Pada tahun 1984 harga kakao mengalami lonjakan cukup tinggi sehingga
1
2
Malaysia dan Indonesia. Dalam kurun waktu 7 tahun ini, laju peningkatan
produksi dari Indonesia sekitar 33%, Malaysia sekitar 18,9%, Ghana sekitar
8,16% dan Pantai Gading sekitar 4,72%. Akibat dari produksi selalu lebih dari
pada permintaan maka akan terjadi stok kakao terus bertambah sehingga
Dalam usaha budidaya tanaman kakao proses pemupukan adalah salah satu
lebih baik, tujuan pemupukan adalah menambah kesediaan unsur hara bagi
hara yang diberikan seringkali mengalami pencucian sehingga unsur hara tersebut
dapat diserap oleh tanaman lebih cepat dibandingkan pemberian melalui tanah
(Sutejo, 1987).
Pupuk Green Tonik adalah pupuk daun yang mempunyai kandungan unsur
hara yang lengkap baik hara makro maupun mikro. Konsentrasi penggunaan
penyemprotan baru bisa dilakukan setelah tanaman kembali segar (Lingga, 1989)
Pada jenis tanaman keras, pupuk daun dapat disemprokan dengan volume
tanaman menjadi subur dan hijau. Oleh karena itu maka perlu dilakukan peneltian
pemberian pupuk Green Tonik yang tepat sehingga diperoleh pertumbuhan bibit
1.3. Hipotesis
kakao
2.1.1. Sistematika
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Malvales
Suku : Sterculiaceae
Marga : Thebroma
2.1.2. Morfologi
a. Akar.
minggu dari akar tunggang tumbuh akar-akar cabang, akar cabang ini
bercabang lagi beberapa kali dan pada bagian akar cabang tumbuh akar
rambut yang berfungsi sebagai penyerap unsur hara yang terdapat dalam tanah
b. Batang.
Batang adalah bagian utama dari tanaman. Dari batang inilah keluar
bagian-bagian yang lain dari tanaman seperti : cabang, daun, bunga dan buah.
4
5
tunas vegetatif, yaitu tunas ortotrop yang tumbuh keatas dan tunas plagiotrop
c. Daun.
menyirip dan tulang daun menonjol kepermukaan bawah helai daun (Lukito,
2004).
d. Bunga.
6 - 8 mm, terdiri atas dua bagian, bagian pangkal berbentuk seperti kuku
binatang (claw) dan bagian ujung berupa lembaran tipis berwarna putih
(Lukito, 2004).
e. Buah.
Pada dasarnya buah kakao tertiri dari dua macam warna. Buah yang
ketika muda berwarna hijau atau hijau agak putih jika sudah masak berwarna
kuning. Sementara itu buah yang ketika muda berwarna merah setelah masak
(Lukito, 2004).
2.2.1. Iklim
Faktor iklim yang penting bagi pertumbuhan tanaman kakao meliputi curah
Curah hujan yang merata sepanjang tahun lebih penting dari pada jumlah
hujan tahunan sebab tanaman kakao lebih cocok bila bulan kering tidah melebihi
dari 3 bulan. Daerah produsen kakao umumnya memiliki curah hujan berkisar
kakao diusahakan pada ketinggian kurang dari 300 meter diatas permukaan laut.
Suhu maksimal untuk kakao sekitar 30 – 32 0C, sedangkan suhu minimum sekitar
100%, pada malam hari dan 70% - 80% pada siang hari.
tanaman. Tanaman muda yang baru ditanam memerlukan sinar matahari sekiter
25% - 35% dari sinar matahari penuh. Tanaman dewasa yang sudah berproduksi
kebutuhan sinar matahari semakin besar sekitar 65% - 75%. Hal ini dapat
2.2.2. Tanah
adalah sifat fisik tanah, sifat kimia tanah, dan kandungan bahan organik tanah.
Sifat kimia tanah meliputi kadar unsur hara makro dan mikro dalam tanah,
kejenuhan basa, kapasitas pertukaran kation. Sementara itu sifat fisik tanah yang
Tanaman kakao dapat tumbuh pada tanah yang memiliki kisaran pH 4,0-8,5.
Namun pH yang ideal adalah 6,0 - 7,5 dimana unsur hara dalam tanah cukup
tanaman, akar tunggang tanaman kakao kedalaman sekitar 1-1,5 m, sedang akar
lantara terdapat pada lapisan atas, sedalam sekitar 30 cm. dengan perakaran yang
Tanaman kakao tidak tahan terhadap genangan air maka diperlukan drainase
yang baik sehingga pada musim kemarau tanah mampu menyimpan air dengan
cukup atau tanah tetap lembab. Hal ini dapat terpenuhi apabila tanah memiliki
tekstur sebagai berikut: fraksi pasir sekitar 50%, fraksi debu sekitar 10% - 20%,
dan fraksi lempung sekitar 30% - 40%. Jadi, tektur tanah yang cocok untuk
tanaman kakao adalah tanah liat berpasir dan lempung liat berpasir (Susanto,
1995).
Pupuk Green Tonik adalah pupuk daun yang mempunyai kandungan unsur
hara yang lengkap baik hara makro maupun mikro. Pupuk ini juga disebut sebagai
sempurna dan juga dapat meningkatkan produksi persatuan luas dengan demikian
8
produksi (buah lebih besar, biji lebih bernas, rentan terhadap hama dan penyakit).
Di samping itu juga ramah lingkungan dan tidak merusak struktur tanah.
diperlukan tanaman dalam proses penyerapan unsur hara dan perakaran yang
keseluruh jaringan tubuh tanaman dan disimpan dalam bentuk biji , buah dan
umbi
yang melimpah.
5. Tanaman lebih sehat, memiliki daya tahan yang kuat terhadap hama penyakit
PSP/III/ 00.
9
4. Ramah lingkungan dan tidak merusak struktur tanah, didukung sifatnya yang
0,02 %; B, 0,25%; Ca, <0, 05 ppm; Mg, 25,92 ppm; CI, 0,11%; Mn, 2,37 ppm;
Zm, 11,15 ppm: Na, 27,47% Fe, 36,45 ppm; C, 6,47%; Mo, 35,37 ppm; AI, <
memerlukan unsur hara baik makro maupun mikro. Unsur hara makro relatif
banyak diperlukan oleh tanaman dari pada unsur hara mikro. Seperti kita ketahui
betapa banyaknya unsur hara atau zat mineral yang terangkut dari dalam tanah
Pupuk ialah bahan yang diberikan kedalam tanah baik yang organik maupun
Sebelum pupuk diberikan kita harus menyelidiki tentang zat-zat apakah yang
beberapa segi yaitu segi teknis, keuangan, sesial ekonomi dan lain-lain, apabila
pemberian zat yang berlebihan atau serba kurang dan pemberian zat tidak tepat
pada waktunya tentu akan menimbulkan akibat yang fatal atau sangat merugikan
seperti :
yang perlu diperhatikan adalah Konsentrasi yang tepat, apabila diberikan pada
pertukaran zat secara intensif agar pertumbuhannya berlangsung dengan baik, ada
Begitu pula dengan konsentrasi unsur hara yang diberikan. Untuk menghasilkan
11
pertumbuhan yang lebih baik, pemupukan harus di lakukan tepat pada waktu dan
konsentrasinya.
III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Pahlawan kabupaten Aceh Barat. Penelitian ini dimulai dari tanggal 31 April
lapisan atas (Top Soil) yang berjenis Aluvial berasal dari desa
buah.
masuk dan mengenai bibit kakao. Diatas plastik tersebut di beri atap
75%.
12
13
2. Alat – alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, parang,
rancangan acak kelompok (RAK) Faktorial. Ada 2 faktor yang diteliti masing-
ij = Galat percobaan untuk ulangan ke-i, faktor konsentrasi taraf ke-j,
dilanjutkan dengan uji lanjutan yaitu uji Beda Nyata Terkecil pada taraf 5%.
2 KTg
BNT0,05 = t0.05 (dbg)
r
Dimana :
r = Jumlah ulangan.
1. Pemilihan Benih
Buah untuk keperluan benih diambil dari buah yang telah masak, bentuknya
normal dan sehat. Untuk pengambilan biji dari buah dilakukan dengan
pemotongan buah secara horizontal dimana biji yang diambil hanya bangian
Sebelum dikecambahkan terlebih dahulu selaput buah (pulp) yang menutupi biji
dihilangkan dengan menggunakan abu sekam, kemudian dicuci dengan air bersih
pengecambahan, penyiraman kecambah dilakukan dua kali sehari pada pagi dan
sore.
2. Persiapan Media
16
Media tumbuh bagi pembibitan ini adalah campuran tanah lapisan atas (Top
Soil) dan Pupuk Kandang dengan perbandingan berat 3: 1 (Tiga bagian tanah dan
Satu bagian pupuk kandang). Media tanam yang digunakan terlebih dahulu
dibersihkan dan diayak lalu diaduk sampai merata serta dimasukkan kedalam
polybag.
3. Persemaian
Sebelum bibit ditanam dalam polybag terlebih dahulu disemai pada media
4. Penanaman Kecambah
Kecambah ditanam dengan radikula kebawah dan seluruh biji tertutup oleh
lapisan tanah dan waktu pemindahan kecambah dilakukan 12 hari setelah benih
tersebut berkecambah.
hari sekali, W2 : 14 hari sekali, W3 : 21 hari sekali, Aplikasi pupuk ini diberikan
6. Penyiraman
17
7. Penyiangan
3.5. Pengamatan
Pengamatan tinggi bibit dilakukan pada umur 30, 60 dan 90 hari setelah
tanam, diukur dari permukaan tanah yang telah diberi tanda sampai bagian
Pengamatan jumlah daun dilakukan pada umur 30, 60 dan 90 hari setelah
tanam, dihitung mulai dari daun pertama keluar sampai dengan daun terakhir.
hari setelah tanam, diukur pada pangkal batang yang telah diberi tanda.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
nyata diameter pangkal batang bibit kakao umur 30, 60 dan 90 HST. Berpengaruh
tidak nyata terhadap tinggi bibit kakao dan jumlah daun bibit kakao umur 30, 60
dan 90 HST.
konsentrasi Green Tonik berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi bibit kakao
umur 30, 60 dan 90 HST.Rata-rata tinggi bibit kakao pada berbagai konsentrasi
dijmpai pada konsentrasi green tonik 3,5 cc l air-1 (K3) meskipun secara statistik
pada umur 60 dan 90 HST bibit kakao tertinggi dijumpai pada konsentrasi green
tonik 4,5 cc l air-1 (K4) meskipun secara statistik menunjukkan perbedaan yang
18
19
tidak nyata dengan perlakuan lainnya. Hal ini diduga bahwa hara yang diterima
oleh tanaman tidak cukup dan tidak seimbang sehingga pertumbuhan akan kerdil
menghasilkan buah membutuhkan unsur hara, tidak tersedia unsur hara bagia
bahwa konsentrasi Green Tonik berpengaruh tidak nyata jumlah daun bibit kakao
umur 30, 60 dan 90 HST. Rata-rata jumlah daun bibit kakao pada berbagai
konsentrasi Green Tonik umur 30, 60 dan 90 HST disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Rata-rata Jumlah Daun Bibit Kakao pada Berbagai Konsentrasi Green
Tonik Umur 30, 60 dan 90 HST
Konsentrasi Green Tonik Jumlah Daun Bibit Kakao (cm)
-1
Simbol cc l air 30 HST 60 HST 90 HST
K0 0 (kontrol) 4.04 6.82 9.59
K1 1,5 4.22 6.85 9.74
K2 2,5 4.19 6.78 9.67
K3 3,5 4.37 7.15 10.00
K4 4,5 4.37 7.33 9.89
dan 60 HST dijmpai pada konsentrasi green tonik 4,5 cc l air-1 (K4) meskipun
lainnya. Sedangkan umur 90 HST jumlah daun bibit kakao terbanyak dijmpai
pada konsentrasi green tonik 3,5 cc l air-1 (K3) meskipun secara statistik
menunjukkan perbedaan yang tidak nyata dengan perlakuan lainnya. Hal ini
tinggi tanaman dan jumlah daun. Hal tersebut disebabkan karena pada fase
pertumbuhan bibit kakao atau tanaman kakao yang masih muda belum bisa
menyerap dan mentraspotasi unsur hara kebagian organ – organ tanaman yang
Hasil uji F pada analisis ragam (lampiran 14, 16 dan 18) menunjukkan
batang bibit kakao umur 30, 60 dan 90 HST. Rata-rata diameter pangkal batang
bibit kakao pada berbagai konsentrasi Green Tonik umur 30, 60 dan 90 HST
umur 30 HST dijumpai pada konsentrasi green tonik 4,5 cc l air-1 (K4) yang
berbeda nyata dengan konsentrasi green tonik 0 cc l air-1 (K0) namun tidak
21
berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Pada umur 60 dan 90 HST diameter
pangkal batang bibit kakao terbesar dijumpai pada konsentrasi green tonik 4,5 cc l
air-1 (K4) yang berbeda nyata dengan konsentrasi green tonik 0 cc l air-1 (K1) ,
konsentrasi green tonik 1,5 cc l air-1 (K1), konsentrasi green tonik 2,5 cc l air-1
(K2) namun tidak berbeda nyata dengan konsentrasi green tonik 3,5 cc l air-1
(K3). Adapun hubungan antara diameter pangkal batang bibit kakao umur 30,60
dan 90 HST dengan berbagai konsentrasi Green Tonik dapat dilihat pada
gambar 1.
9.33
8.00
Bibit Kakao (mm)
6.00
6.14 6.27 6.28 6.38 6.39
30 HST
4.00
60 HST
2.00 1.28 1.36 1.40 1.40 1.41
90 HST
0.00
0 1,5 2,5 3,5 4,5
Konsentrasi Green Tonik (cc l air-1)
Gambar 1. Diameter Pangkal Batang Bibit Kakao Umur 30,60 dan 90 HST
dengan Berbagai Konsentrasi Green Tonik.
meningkat pada konsentrasi green tonik 4,5 cc l air-1 (K4) dan menurun pada
konsentrasi green tonik 0 cc l air-1 (K0). Hal ini diduga bahwa unsur hara yang
tanaman kakao tumbuh normal. Menurut Darmawan dan Baharsyah (1993) yang
mengatakan bahwa ketersediaan unsur hara yang cukup dan seimbang akan
menambahkan bahwa tanaman akan tumbuh dengan baik dan subur apabila unsur
22
hara yang dibutuhkan berada dalam kondisi yang cukup dan seimbang bagi
berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi bibit kakao umur 60 dan 90 HST,
jumlah daun bibit kakao umur 30, 60 dan 90 HST dan diameter pangkal batang
bibit kakao umur 30 dan 60 HST. Berpengaruh nyata terhadap tinggi bibit kakao
umur 30 HST. Namun berpengaruh tidak nyata terhadap diameter pangkal batang
interval waktu pemberian Green Tonik berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi
bibit kakao umur 60 dan 90 HST. Berpegaruh nyata terhadap tinggi bibit kakao
umur 30 HST.Rata-rata tinggi bibit kakao pada berbagai interval waktu pemberian
Green Tonik umur 30, 60 dan 90 HST setelah diuji dengan BNT0,05 disajikan
padaTabel 5.
Tabel 5. Rata-rata Tinggi Bibit Kakao Pada Berbagai Interval Waktu Pemberian
Green Tonik Umur 30, 60 dan 90 HST
Interval Waktu Pemberian Tinggi Bibit Kakao (cm)
Simbol Hari Sekali 30 HST 60 HST 90 HST
W1 7 15.01 a 19.78 a 22.47 a
W2 14 15.27 ab 20.34 b 25.29 b
W3 21 15.41 b 20.33 b 25.25 b
BNT0,05 0.27 0.16 0.87
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama berbeda tidak nyata pada
taraf peluang 5% (uji BNT)
23
HST dijumpai pada interval waktu pemberian 21 hari sekali (W 3) yang berbeda
nyata dengan interval waktu pemberian7 hari sekali (W1) namun tidak berbeda
nyata dengan interval waktu pemberian 14 hari sekali (W2). Sedangkan umur 90
HST tinggi bibit kakao tertinggi dijumpai pada interval waktu pemberian 14 hari
sekali (W2) yang berbeda nyata dengan interval waktu pemberian 7 hari sekali
(W1) namun tidak berbeda nyata dengan interval waktu pemberian 21 hari sekali
(W3). Adapun hubungan antara tinggi bibit kakao umur 30, 60 dan 90 HST
dengan berbagai interval waktu pemberian Green Tonik dapat dilihat pada
Gambar 2.
30.00
Tinggi Tanaman (cm)
25.29 25.25
25.00 22.47
20.34 20.53
20.00 19.78
30 HST
15.01 15.27 15.41 60 HST
15.00
90 HST
10.00
7 14 21
Interval Waktu Pemberian
Gambar 2. Tinggi Bibit Kakao Umur 30, 60 dan 90 HST Dengan Berbagai
Interval Waktu Pemberian Green Tonik.
waktu pemberian 21 hari sekali (W3) dan menurun pada interval waktu pemberian
7 hari sekali (W1). Hal ini diduga bahwa interval waktu pemberian pupuk pada
masa vegetatif sangat baik untuk pertumbuhan tanaman. Menurut Riana (1996)
mengatur interval waktu dan aplikasi yang baik sehingga pertumbuhan kakao
24
dapat tumbuh dengan baik. Rosmarkan dan Yowono (2002) juga mengatakan
waktu pemberian pupuk green tonik umur 90 HST. Hal ini disebabkan karena
unsur hara yang diperoleh sudah memenuhi dan mencapai keseimbagan pada
unsur hara yang tersedia bagi tanaman melalui proses fotosintesis menghasilkan
kabohidrat yang kemudian diangkat kebagian organ tanaman, hal ini akan
maupun generatif.
bahwa interval waktu pemberian Green Tonik berpengaruh sangat nyata terhadap
jumlah daun bibit kakao umur 30, 60 dan 90 HST. Rata-rata jumlah daun bibit
kakao pada berbagai interval waktu pemberian Green Tonik umur 30, 60 dan 90
Tabel 6. Rata-rata Jumlah Daun Bibit Kakao Pada Berbagai Interval Waktu
Pemberian Green Tonik umur 30, 60 dan 90 HST.
Interval Waktu Pemberian Jumlah Daun Bibit Kakao (helai)
Simbol Hari Sekali 30 HST 60 HST 90 HST
W1 7 3.95 a 6.29 a 9.18 a
W2 14 4.38 b 7.33 b 10.11 b
W3 21 4.38 b 7.33 b 10.04 b
BNT0,05 0.29 0.33 0.39
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama berbeda tidak nyata pada
taraf peluang 5% (uji BNT)
25
dan 60 HST dijumpai pada interval waktu pemberian 14 hari sekali (W 2) dan
interval waktu pemberian 21 hari sekali (W3) yang berbeda nyata dengan interval
waktu pemberian 7 hari sekali (W1). Sedangkan pada umur 90 HST jumlah daun
bibit kakao terbanyak dijumpai pada interval waktu pemberian 14 hari sekali (W2)
yang berbeda nyata dengan interval waktu pemberian 7 hari sekali (W 1) namun
tidak berbeda nyata dengan interval waktu pemberian 21 hari sekali (W 3). Adapun
hubungan antara jumlah daun bibit kakao umur 30, 60 dan 90 HST dengan
berbagai interval waktu pemberian Green Tonik dapat dilihat pada Gambar 3.
12.00
Jumlah Daun Bibit Kakao
10.11 10.04
10.00 9.18
7.33 7.33
8.00
6.29
(helai)
6.00 30 HST
3.95 4.38 4.38
4.00 60 HST
2.00 90 HST
0.00
7 14 21
Interval Waktu Pemberian
Gambar 3. Jumlah Daun Bibit Kakao Umur 30, 60 dan 90 HST Dengan Berbagai
Interval Waktu Pemberian Green Tonik.
interval waktu pemberian 21 hari sekali (W3) dan menurun pada interval waktu
pemberian 7 hari sekali (W1). Hal ini diduga bahwa interval waktu pemerian
pupuk sangat tepat dan unsur hara yang dibutuhkan tanaman kakao cukup tersedia
waktu yang sesuai akan memberikan zat hara yang dibutuhkan oleh tanaman.
26
dan teratur pada bibit kakao akan memberikan hasil yang nyata serta
Hasil uji F pada analisis ragam (lampiran 14, 16 dan 18) menunjukkan
bahwa interval waktu pemberian Green Tonik berpengaruh sangat nyata terhadap
diameter pangkal batang bibit kakao umur 30 dan 60 HST. Namun berpengaruh
tidak nyata terhadap diameter pangkal batang bibit kakao umur 90 HST.Rata-rata
diameter pangkal batang bibit kakao pada berbagai interval waktu pemberian
Green Tonik umur 30, 60 dan 90 HST setelah diuji dengan BNT0,05 disajikan pada
Tabel 7.
Tabel 7. Rata-rata Diameter Pangkal Batang Bibit Kakao Pada Berbagai Interval
Waktu Pemberian Green Tonik umur 30, 60 dan 90 HST
Interval Waktu Pemberian Diameter Pangkal Batang Bibit Kakao (mm)
Simbol Hari Sekali 30 HST 60 HST 90 HST
W1 7 1.24 a 6.23 a 9.19
W2 14 1.41 b 6.28 a 9.23
W3 21 1.45 b 6.37 b 9.27
BNT0,05 0.06 0.07 -
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama berbeda tidak nyata pada
taraf peluang 5% (uji BNT)
umur 30 HST dijumpai pada interval waktu pemberian 21 hari sekali (W 3) yang
berbeda nyata dengan interval waktu pemberian 7 hari sekali (W 1) namun tidak
berbeda nyata dengan interval waktu pemberian 14 hari sekali (W2). Pada umur 60
HST diameter pangkal batang bibit kakao terbesar dijumpai pada interval waktu
pemberian 21 hari sekali (W3) yang berbeda nyata dengan interval waktu
27
pemberian 7 hari sekali (W1) dan interval waktu pemberian 14 hari sekali (W2).
Sedangkan umur 90 HST diameter pangkal batang bibit kakao terbesar dijumpai
pada interval waktu pemberian 21 hari sekali (W3) meskipun secara statistik
hubungan antara diameter pangkal batang bibit kakao umur 30, 60 dan 90 HST
dengan berbagai interval waktu pemberian Green Tonik dapat dilihat pada
Gambar 4.
8.00
Bibit Kakao (mm)
6.28 6.37
6.23
6.00
30 HST
4.00
60 HST
2.00 1.24 1.41 1.45
90 HST
0.00
7 14 21
Interval Waktu Pemberian
Gambar 4. Diameter Pangkal Batang Bibit Kakao Umur 30, 60 dan 90 HST Dengan
Berbagai Interval Waktu Pemberian Green Tonik.
meningkat pada interval waktu pemberian 21 hari sekali (W 3) dan menurun pada
interval waktu pemberian 7 hari sekali (W1). Hal ini diduga karena unsur hara
Baharsyah (1993) yang menyatakan bahwa ketersediaan unsur hara yang cukup
dan seimbang akan memebentuk proses metabolisme pada jaringan tanaman dan
tanaman.
28
4.3. Interaksi
dengan 18) menunjukkan bahwa terdapat interaksi yang sangat nyata antara
konsentrasi Green Tonik dan interval waktu pemberian Green Tonik terhadap
tinggi bibit kakao dan jumlah daun bibit kakao umur 60 dan 90 HST dan diameter
pangkal batang bibit kakao umur 30 HST. Terdapat interaksi yang nyata terhadap
bahwaterdapat interaksi yang sangat nyata antara konsentrasi Green Tonik dan
interval waktu pemberian Green Tonik terhadap tinggi bibit kakao umur 60 dan
90 HST. Rata-rata tinggi bibit kakao pada berbagai konsentrasi Green Tonik dan
interval waktu pemberian Green Tonik umur 60 dan 90 HST setelah diuji dengan
Tabel 8. Rata-rata Tinggi Bibit Kakao pada Berbagai Konsentrasi Green Tonik
dan Interval Waktu Pemberian Green Tonik Umur 60 dan 90 HST.
Konsentrasi Green Interval Waktu
BNT0,05
Tonik 7 (W1) 14 (W2) 21 (W3)
Umur 60 HST
K0 0 (kontrol) 19.64 a 20.14 a 20.48 a
K1 1,5 19.62 a 20.50 a 20.40 a
K2 2,5 19.46 a 20.36 a 20.50 ab 0.83
K3 3,5 20.23 a 20.05 a 20.10 a
K4 4,5 19.93 a 20.64 a 21.16 b
Umur 90 HST
K0 0 (control) 21.88 ab 23.12 a 26.48 b
K1 1,5 20.91 a 25.52 bc 26.01 ab
K2 2,5 20.91 a 24.88 a 25.41 a 1.96
K3 3,5 24.94 bc 25.14 ab 24.24 a
K4 4,5 23.69 c 27.77 c 24.10 a
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama berbeda tidak nyata pada taraf
peluang 5% (uji BNT).
29
dijumpai pada konsentrasi green tonik 4,5 cc l air-1 (K4) dan interval waktu
pemberian 21 hari sekali (W3). Umur 90 HST tinggi bibit kakao tertinggi dijumpai
pada pada konsentrasi green tonik 4,5 cc l air-1 (K4) dan interval waktu pemberian
14 hari sekali (W2). Hal ini diduga berbedanya konsentrasi green tonik dan
dengan berbagai konsentrasi green tonik dan interval waktu pada umur 60 dan 90
21.50
21.16
21.00
Tinggi Tanaman (cm)
18.50
K0 K1 K2 K3 K4
Gambar 5. Tinggi Tanaman Kakao pada Berbagai Konsentrasi Green Tonik dan Interval
Waktu umur 60 HST.
29.00
27.77
28.00
27.00 26.48
Tinggi Tanaman (cm)
Gambar 6. Tinggi Tanaman Kakao pada Berbagai Konsentrasi Green Tonik dan Interval
Waktu umur 90 HST.
30
HST dijumpai pada konsentrasi 3,5 cc l air-1 dan interval waktu pemberian Green
Tonik 21 hari sekali. Hal ini diduga bahwa konsentrasi dan interval waktu
pemberian Green Tonik sesuai dengan kebutuhan tanaman. Menurut Schrath dan
Sinclair (2003) tanaman yang memperoleh unsur hara dalam jumlah optimal serta
waktu yang tepat. Darmawan dan Baharyah (1983) yang menyatakan bahwa
ketersediaan unsur hara yang cukup dan seimbang akan mempengaruhi proses
metabolisme pada jaringan tanaman, sehingga tanaman akan tumbuh dengan baik.
bahwa terdapat interaksi yang sangat nyata antara konsentrasi Green Tonik dan
interval waktu pemberian Green Tonik terhadap jumlah daun bibit kakao umur 60
dan 90 HST. Namun terdapat interaksi yang nyata antara konsentrasi Green Tonik
dan interval waktu pemberian Green Tonik terhadap jumlah daun bibit kakao
umur 30 HST. Rata-rata jumlah daun bibit kakao pada berbagai konsentrasi Green
Tonik dan interval waktu pemberian Green Tonik umur 30, 60 dan 90 HST
Tabel 9. Rata-rata jumlah daun bibit kakao pada berbagai konsentrasi Green
Tonik dan interval waktu pemberian Green Tonik umur 30, 60 dan 90
HST.
Konsentrasi Green Interval Waktu
BNT0,05
Tonik 7 (W1) 14 (W2) 21 (W3)
Umur 30 HST
K0 0 (kontrol) 4.00 a 3.55 a 4.56 a
K1 1,5 3.77 a 4.56 b 4.34 a
K2 2,5 3.67 a 4.78 bc 4.11 a 0.64
K3 3,5 4.33 ab 4.22 ab 4.55 a
K4 4,5 4.00 a 4.78 c 4.33 a
Umur 60 HST
K0 0 (komtrol) 6.00 a 6.67 a 7.78 a
K1 1,5 5.78 a 7.56 b 7.22 a
K2 2,5 5.33 a 7.44 ab 7.56 a 0.74
K3 3,5 7.33 b 7.00 a 7.11 a
K4 4,5 7.00 b 8.00 b 7.00 a
Umur 90 HST
K0 0 (control) 9.11 a 9.22 a 10.44 ab
K1 1,5 8.78 a 10.33 b 10.11 a
K2 2,5 8.55 a 10.22 b 10.22 a 0.87
K3 3,5 9.89 b 10.11 ab 10.00 a
K4 4,5 9.56 ab 10.67 b 9.44 a
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama berbeda tidak nyata pada taraf peluang
5% (uji BNT).
Tabel 9 menunjukkan bahwa jumlah daun bibit kakao terbanyak umur 30,
60 dan 90 HST dijumpai pada pada konsentrasi green tonik 4,5 cc l air-1 (K4) dan
interval waktu pemberian 14 hari sekali (W2). Hal ini diduga berbedanya
konsentrasi green tonik dan interval waktu pemberian atau sebaliknya. Hubungan
antara jumlah daun bibit kakao dengan berbagai konsentrasi green tonik dan
interval waktu pada umur 30, 60 dan 90 HST dapat dilihat pada Gambar 7, 8
dan 9.
32
5.00 4.78
4.80 4.78
Gambar 7. Jumlah Daun Bibit Kakao pada Berbagai Konsentrasi Green Tonik dan
Interval Waktu umur 30 HST
8.50
8.00
Jumlah Daun Bibit Kakao
8.00 7.78
7.56 7.44
7.50 7.337.11
7.56
7.00 7.00
(helai)
6.67 7.22 W1
7.00 7.00
6.50 W2
6.00 W3
6.00 5.33
5.50 5.78
5.00
K0 K1 K2 K3 K4
Gambar 8. Jumlah Daun Bibit Kakao pada Berbagai Konsentrasi Green Tonik dan
Interval Waktu umur 60 HST.
11.00
10.67
10.44
Jumlah Daun Bibit Kakao
9.56 W1
9.50 9.22
9.44 W2
9.00 W3
9.11
8.79
8.50 8.55
8.00
K0 K1 K2 K3 K4
Gambar 9. Jumlah Daun Bibit Kakao pada Berbagai Konsentrasi Green Tonik dan
Interval Waktu umur 90 HST.
33
30, 60 dan 90 HST terbanyak dijumpai pada konsentrasi 4,5 cc l air-1 dan interval
waktu pemberian Green Tonik 14 hari sekali. Hal ini diduga bahwa konsentrasi
dan interval waktu pemberian Green Tonik seimbang dengan kebutuhan tanaman.
tanaman.
Hasil uji F pada analisis ragam (lampiran 14) menunjukkan bahwa terdapat
interaksi yang sangat nyata antara konsentrasi Green Tonik dan interval waktu
HST. Rata-rata diameter pangkal batang bibit kakao pada berbagai konsentrasi
Green Tonik dan interval waktu pemberian Green Tonik umur 30 HST setelah
Tabel 10. Rata-rata diameter pangkal batang bibit kakao pada berbagai
konsentrasi Green Tonik dan interval waktu pemberian Green Tonik
umur 30 HST.
Konsentrasi Interval Waktu
BNT0,05
Green Tonik 7 (W1) 14 (W2) 21 (W3)
Umur 30 HST
K0 0 1.00 a 1.40 a 1.43 a
K1 1,5 1.13 ab 1.43 a 1.50 a
K2 2,5 1.27 b 1.47 a 1.47 a 0.14
K3 3,5 1.40 c 1.40 a 1.40 a
K4 4,5 1.40 c 1.37 a 1.47 a
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama berbeda tidak nyata pada
taraf peluang 5% (uji BNT).
terbesar dijumpai pada pada konsentrasi green tonik 4,5 cc l air-1 (K4) dan interval
34
waktu pemberian 7 hari sekali (W1). Hal ini diduga berbedanya konsentrasi green
tonik dan interval waktu pemberian atau sebaliknya. Hubungan antara diameter
pangkal batang bibit kakao dengan berbagai konsentrasi green tonik dan interval
1.60
1.47
Diameter Pangkal Batang (mm)
0.80
K0 K1 K2 K3 K4
Gambar 10. Diameter Pangkal Batang Bibit Kakao pada Berbagai Konsentrasi Green
Tonik dan Interval Waktu umur 30 HST.
terbesar umur 30 HST dijumpai pada konsentrasi 4,5 cc l air-1 dan interval waktu
pemberian Green Tonik 7 hari sekali. Hal ini diduga karena pada konsentrasi
pupuk Green Tonik tersebut unsur hara yang dibutuhkan sesuai dengan kebutuhan
lebih baik serta didukung oleh faktor lingkungan. Hal ini sesuai dengan pendapat
tanaman dipengaruhi oleh faktor tanah, iklim dan tanaman itu sendiri yang
semuanya saling berinteraksi satu sama lain dan waktu pemupukan yang tepat.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
bibit kakao umur 30, 60 dan 90 HST. Berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi
bibit kakao dan jumlah daun bibit kakao umur 30, 60 dan 90 HST.
tinggi bibit kakaoumur 60 dan 90 HST, jumlah daun bibit kakao umur 30, 60
dan 90 HST dan diameter pangkal batang bibit kakao umur 30 dan 60 HST.
berpengaruh tidak nyata terhadap diameter pangkal batang bibit kakao umur 90
3. Terdapat interaksi yang sangat nyata antara konsentrasi Green Tonik dan
interval waktu pemberian Green Tonik terhadap tinggi bibit kakao dan jumlah
daun bibit kakao umur 60 dan 90 HST dan diameter pangkal batang bibit kakao
umur 30 HST. Terdapat interaksi yang nyata terhadap jumlah daun bibit kakao
umur 30 HST.
5.2. Saran
36
DAFTAR PUSTAKA
Buckman, H.O. Brady, N.C. 1982. Ilmu Tanah. (terjemahan : Soegiman). Bharata
Karya Aksara, Jakarta.
Erwin, 1987. Pemupukan interval. Pupuk dan cara pemupukan. Rineka Cipta,
Jakarta. 110 hal
Riana E.S. 1996. Pengaruh konsentrasi dan interval waktu pemberian pupk
lengkap cair green tonik terhadap pertumbuhan tanaman kakao. Fakultas
Pertanian. Universitas Muhamadiyah Malang, Malang.
Schroth & Sinclair (Eds). (2003). Pohon, tanaman dan kesuburan tanah: konsep
dan metode penelitian. Cambridge : CABI Publishing
Setiadi, 2008. Bertanam Pada Musim Hujan. Agro Media Pustaka, 91 Halaman..
Surdarsianto. 1994. Potensi kompos dan pupuk kandang untuk produksi padi organik
di tanah inceptisol. J. Akta Agrosia 11(1):13-18.
Susanto, FX. 1995. Tanaman Kakao Budidaya dan pengolahan hasil. Kanisius,
Yogyakarta, 183 halaman.
Sutejo MM 1987. Pupuk dan cara pemupukan. Asdi Mahasatya, Jakarta 177
Halaman