1410503001
Material of Quarry
Jika sudah menemukan lokasi quarry dan menemui pemilik tanah, jangan
terburu-buru untuk langsung mengurus surat perijinan pertambangan. Lakukan
pengujian material timbunan dahulu dengan mengambil beberapa sampel.
Pengujian material tanah timbunan berupa tes propertis tanah sesuai dengan
spesifikasi. Jika hasil tes kualitas tanah memenuhi persyaratan kontrak maka
dilanjutkan langkah selanjutnya.
Pada proyek jalan tol kebutuhan material timbunan sangat banyak, bahkan
bobot pekerjaan timbunan ini bisa mencapai 40% dari total kontrak. Jika kita
sudah mengetahui kebutuhan volume timbunan maka kita bisa mencari lokasi
quarry yang memiliki deposit volume lebih. Deposit quarry ini sangat penting
karena akan berpengaruh terhadap jalannya pekerjaan timbunan.
Dalam mencari lokasi quarry, usahakan lebih dari satu. Cari yang
memenuhi kriteria di atas dan lokasi yang memiliki jarak proyek ke quarry
terdekat. Jarak ini sangat berpengaruh terhadap harga timbunan. Semakin jauh
lokasi quarry biayanya akan semakin tinggi.
6. Pengelolaan quarry
7.Pertimbangan.biaya
8.Proses.perijinan
Hal yang paling penting dalam penentuan lokasi quarry sangat tergantung
dari ijin berupa WIUP (wilayah ijin usaha pertambangan), IUP Eksplorasi, dan
IUP Operasi Produksi. Proses perijinan bisa memakan waktu paling cepat 3 bulan.
Sehingga waktu yang lama ini harus dipertimbangkan terlebih dahulu agar tidak
mengganggu progres pelaksanaan di lapangan.
Secara umum, jenis aspal dapat diklasifikasikan berdasarkan asal dan proses
pembentukannya adalah sebagai berikut :
A. Aspal Alam
B. Aspal.Minyak
Aspal minyak bumi adalah aspal yang merupakan residu destilasi minyak
bumi. Setiap minyak bumi dapat menghasilkan residu jenis asphaltic base crude
oil yang mengandung banyak aspal, parafin base crude oil yang mengandung
banyak parafin, atau mixed base crude oil yang mengandung campuran aspal
dengan parafin. Untuk perkerasan jalan umumnya digunakan asphaltic base crude
oil.
Hasil destilasi minyak bumi menghasilkan bensin, minyak tanah, dan solar
yang diperoleh pada temperatur berbeda-beda, sedangkan aspal merupakan
residunya. Residu aspal berbentuk padat, tetapi dapat pula berbentuk cair atau
emulsi pada temperatur ruang. Jadi, jika dilihat bentuknya pada temperatur ruang,
maka aspal dibedakan atas beberapa bagian, yaitu :
1. Aspal padat adalah aspal yang berbentuk padat atau semi padat pada
suhu ruang dan mencair jika dipanaskan. Aspal padat dikenal dengan nama semen
aspal (asphalt cement). Oleh karena itu, semen aspal harus dipanaskan terlebih
dahulu sebelum digunakan sebagai bahan pengikat agregat.
2. Aspal cair (asphalt cut-back) yaitu aspal yang berbntuk cair pada suhu
ruang. Aspal cair merupakan semen aspal yang dicairkan dengan bahan pencair
dari hasil penyulingan minyak bumi seperti minyak tanah, bensin, atau solar.
Bahan pencair membedakan aspal cair menjadi tiga bagian, yaitu Slow Curing
dengan bahan pencair solar, Medium Curing dengan bahan pencair minyak tanah,
dan Rapid Curing dengan bahan pencair bensin.
Agregat
1. Aspal
tertimbun oleh dan pecahan batu batuan. Setelah berjuta juta tahun
materialorganis dan lumpur terakumulasi dalam lapisan lapisan setelah ratusan
meter,beban dari beban teratas menekan lapisan yang terbawah menjadi batuan
sedimen.Sedimen tersebut yang lama kelamaan menjadi atau terproses menjadi
minyakmentah senyawa dasar hydrocarbon. Aspal biasanya berasal dari destilasi
minyakmentah tersebut, namun aspal ditemukan sebagai bahan alam (issal:
asbuton),dimana sering juga disebut mineral (Rian Putrowijoyo,2006).
2. Pasir
Pasir adalah contoh bahan material butiran. Butiran pasir umumnya berukuran
antara 0,0625 sampai 2 milimeter. Materi pembentuk pasir adalah silikon
dioksida,tetapi di beberapa pantai tropis dan subtropis umumnya dibentuk
dari batu kapur. Hanya beberapa tanaman yang dapat tumbuh di atas pasir, karena
rongga-rongganya yang besar. Pasir memiliki warna sesuai dengan asal
pembentukannya.
3. Abu Batu
Abu batu merupakan hasil dari proses penghancuran batu pada mesin
stonecruser,yang digunakan sebagai filler pada campuran aspalt.
AMP
1. Cold Bin
Cold bin merupakan bagian dari AMP yang berfungsi sebagai tempat
disimpannya material. Untuk AMP yang ada di Desa tinggede memiliki 4 buah
cold bin dengan ukuran material masing-masing cold bin yaitu 3/4’’, 3/8’’, pasir
dan abu batu. Cold bin memiliki pintu untuk tempat keluarnya material dengan
bukaan pintu yang telah diatur, adapun tujuan dari diaturnya tinggi bukaan pintu
disesuaikan dengan persentase komposisi agregat sesuai Job Mix Formula untuk
jenis campuran aspal panas.
2. Conveyer
Conveyer merupakan tempat penyalur material yang keluar dari pintu cold
bin ke drayer.
3. Drayer
Menurut penelitian terhadap kualitas campuran aspal dari dua bahan bakar
tersebut, campuran aspal yang menggunakan minyak sebagai bahan bakar lebih
baik di banding dengan menngunakan bahan bakar batu bara. Hal ini disebabkan
abu pembakaran batu bara yang mempengaruhi mutu campuran aspal. Sebelum
membahas perjalanan agregat selanjutnya setelah drayer, perlu diketahui ketika
agregat masuk ke drayer terdapat tabung yang mengarah ke atas dan berlabuh ke
dust kolektor, Ini fungsinya mengambil kembali debu batu yang terbang ketika
masuk ke drayer, abu batu yang berat masuk ke dust kolektor dan seterusnya
masuk bersama material yang telah dipanaskan di drayer menuju ke elvator
sedangkan abu batu yang ringan masuk kedalam cerobong asap pembuangan
sebagai polusi. Menyangkut tentang polusi, ada cara mengendalikan asap polusi
yang diterapkan di AMP ini, yaitu dengan menyiramkan air ke dalam cerobong
asap guna meminimalisir efek polusi asap yang keluar dari cerobong.
4. Elevator
5. Screen
Agregat yang berlebihan keluar melalui pipa yang berada pada screen sesuai
agregat masing-masing, untuk agregat 3/8”, pasir dan abu batu disatukan dalam 1
pipa, untuk ¾” tersendiri dan agregat lebih besar ¾” atau bukan agregat misalnya
kayu dll menggunakan pipa tersediri.
6. Hot Bin
7. Timbangan
8. Mixer
Setelah agregat ditimbang maka selanjutnya agregat ke mixer untuk
dicampur dengan aspal. Berbicara tentang aspal, aspal bersumber dari tangki aspal
melewati pipa (kettel) ke penimbang tersendiri untuk aspal, kemudian ke mixer.
Kondisi fisik aspal sebelum di mix belum cair, maka untuk itu aspal dipanaskan di
tangki aspal sampai cair dengan suhu 1500C.
Untuk bahan tambah campuran yaitu filler, di masukkan ke mixer melalui elevator
tersendiri dan selanjutnya ke timbangan sendiri dan langsung ke mixer untuk
tercampur bersama aspal dan agregat yang lain.
9.Pugmill