Anda di halaman 1dari 10

Resume Minggu IV 12 Oktober 2017

Gupita Limar Respati

1410503001

Proses Pencampuran Agregat Di Mesin Pencampur/Processing Plant (APP)

Material of Quarry

Quarry adalah lokasi pertambangan tanah atau batuan yang digunakan


untuk keperluan proyek seperti tanah material timbunan, dan batu. Quarry sering
dijadikan alasan terjadinya keterlambatan pada suatu proyek jalan karena proses
perijinan pertambangan yang sangat lama. Untuk saat ini perijinan pertambangan
pada suatu quarry dilakukan sampai tingkat provinsi yang ditandatangani oleh
Gubernur.

Sebelum melakukan proses perijinan, langkah pertama dalam suatu proyek


jalan tol adalah menentukan lokasi quarry. Banyak faktor yang berpengaruh
terhadap lokasi quarry yang dipilih. Oleh karena itu diperlukan strategi khusus
dalam menentukan lokasi quarry. Berikut ini strategi-strategi yang diperlukan
dalam menentukan lokasi quarry untuk pekerjaan jalan tol :

1. Survey lokasi Quarry terdekat

Quarry bisa berupa pegunungan ataupun sungai sehingga harus


dikondisikan dengan lokasi terdekat dengan proyek. Untuk mencari lokasi quarry
terdekat, kita harus bergerak berkeliling. Biasanya untuk material timbunan
berada di daerah perbukitan atau pegunungan. Jika sudah menemukan lokasi,
segera mencari info tentang kepemilikan tanah tersebut kepada warga.
2. Cek Kualitas material timbunan

Jika sudah menemukan lokasi quarry dan menemui pemilik tanah, jangan
terburu-buru untuk langsung mengurus surat perijinan pertambangan. Lakukan
pengujian material timbunan dahulu dengan mengambil beberapa sampel.
Pengujian material tanah timbunan berupa tes propertis tanah sesuai dengan
spesifikasi. Jika hasil tes kualitas tanah memenuhi persyaratan kontrak maka
dilanjutkan langkah selanjutnya.

3. Cek Deposit tanah

Pada proyek jalan tol kebutuhan material timbunan sangat banyak, bahkan
bobot pekerjaan timbunan ini bisa mencapai 40% dari total kontrak. Jika kita
sudah mengetahui kebutuhan volume timbunan maka kita bisa mencari lokasi
quarry yang memiliki deposit volume lebih. Deposit quarry ini sangat penting
karena akan berpengaruh terhadap jalannya pekerjaan timbunan.

4. Jarak proyek dengan quarry

Dalam mencari lokasi quarry, usahakan lebih dari satu. Cari yang
memenuhi kriteria di atas dan lokasi yang memiliki jarak proyek ke quarry
terdekat. Jarak ini sangat berpengaruh terhadap harga timbunan. Semakin jauh
lokasi quarry biayanya akan semakin tinggi.

5. Jalan akses masuk quarry

Pertimbangan dalam penentuan lokasi quarry adalah jalan akses karena


tidak selamanya lokasi quarry yang bagus memilik jalan akses sendiri. Usahakan
menghindari lokasi quarry yang memiliki jalan akses melawati pemukiman warga
karena jika melewati pemukiman warga akan banyak kendala saat truck-truck
besar melewati seperti jam kerja dibatasi oleh warga, menyebabkan jalan
perkampungan rusak, ada pungutan retribusi dari warga dan sebagainya. Salah
satu alternatif untuk terhindar dari kendala-kendala sosial di atas adalah dengan
membuat jalan akses sendiri yang tentunya tidak melewati daerah pemukiman.
Kita bisa menyewa tanah sawah milik kas desa, atau perseorangan kemudian kita
buat jalan sendiri.

6. Pengelolaan quarry

Sebagai kontraktor biasanya melakukan dua sistem manajemen dalam


mengelola quarry.

1) kontraktor membeli dan mengelola quarry secara swakelola. Artinya dari


proses pertambangan, pengangkutan material sampai dilokasi dilakukan secara
swakelola.

2) mengelola quarry dengan menunjuk subkon. pekerjaan mulai dari


penggalian hingga pengangkutan sampai lokasi sekaligus pemadatan timbunan
dilakukan oleh subkon. Kontraktor akan membayar subkon berdasarkan volume
padat timbunan di.lokasi.

7.Pertimbangan.biaya

Salah satu pertimbangan lain dalam menentukan lokasi quarry adalah


biaya. Biaya sangat.dipengaruhi.oleh.pertimbangan-pertimbangan.diatas.

8.Proses.perijinan

Hal yang paling penting dalam penentuan lokasi quarry sangat tergantung
dari ijin berupa WIUP (wilayah ijin usaha pertambangan), IUP Eksplorasi, dan
IUP Operasi Produksi. Proses perijinan bisa memakan waktu paling cepat 3 bulan.
Sehingga waktu yang lama ini harus dipertimbangkan terlebih dahulu agar tidak
mengganggu progres pelaksanaan di lapangan.

Proses pengolahan agregat di dalam mesin pencampur merupakan urutan


proses untuk memproduksi aspal panas untuk kegiatan konstruksi perkerasan
jalan. pencampuran agregat yang baik harus memenuhi persyaratan tertentu, baik
dari gradasi, bentuk agregat maupun kekerasannya.

Untuk mendapatkan campuran hotmix yang baik diperlukan ketrampilan khusus


untuk mengoperasionalkan peralatan AMP sesuai standar yang berlaku.

Secara umum, jenis aspal dapat diklasifikasikan berdasarkan asal dan proses
pembentukannya adalah sebagai berikut :

A. Aspal Alam

Aspal alam ada yang diperoleh di gunung-gunung seperti aspal di pulau


buton, dan ada pula yang diperoleh di pulau Trinidad berupa aspal danau. Aspal
alam terbesar di dunia terdapat di Trinidad, berupa aspal danau.
Indonesia memiliki aspal alam yaitu di Pulau Buton, yang terkenal dengan nama
Asbuton (Aspal Pulau Buton). Penggunaan asbuton sebagai salah satu material
perkerasan jalan telah dimulai sejak tahun 1920, walaupun masih bersifat
konvensional. Asbuton merupakan batu yang mengandung aspal. Asbuton
merupakan material yang ditemukan begitu saja di alam, maka kadar bitumen
yang dikandungnya sangat bervariasi dari rendah sampai tinggi.

B. Aspal.Minyak

Aspal minyak bumi adalah aspal yang merupakan residu destilasi minyak
bumi. Setiap minyak bumi dapat menghasilkan residu jenis asphaltic base crude
oil yang mengandung banyak aspal, parafin base crude oil yang mengandung
banyak parafin, atau mixed base crude oil yang mengandung campuran aspal
dengan parafin. Untuk perkerasan jalan umumnya digunakan asphaltic base crude
oil.

Hasil destilasi minyak bumi menghasilkan bensin, minyak tanah, dan solar
yang diperoleh pada temperatur berbeda-beda, sedangkan aspal merupakan
residunya. Residu aspal berbentuk padat, tetapi dapat pula berbentuk cair atau
emulsi pada temperatur ruang. Jadi, jika dilihat bentuknya pada temperatur ruang,
maka aspal dibedakan atas beberapa bagian, yaitu :

1. Aspal padat adalah aspal yang berbentuk padat atau semi padat pada
suhu ruang dan mencair jika dipanaskan. Aspal padat dikenal dengan nama semen
aspal (asphalt cement). Oleh karena itu, semen aspal harus dipanaskan terlebih
dahulu sebelum digunakan sebagai bahan pengikat agregat.

2. Aspal cair (asphalt cut-back) yaitu aspal yang berbntuk cair pada suhu
ruang. Aspal cair merupakan semen aspal yang dicairkan dengan bahan pencair
dari hasil penyulingan minyak bumi seperti minyak tanah, bensin, atau solar.
Bahan pencair membedakan aspal cair menjadi tiga bagian, yaitu Slow Curing
dengan bahan pencair solar, Medium Curing dengan bahan pencair minyak tanah,
dan Rapid Curing dengan bahan pencair bensin.

3. Aspal emulsi, yaitu campuran aspal (55%-65%) dengan air (35%-45%)


dan bahan pengemulsi 1% sampai 2% yang dilakukan di pabrik pencampur. Aspal
emulsi ini lebih cair daripada aspal emulsi. Dimana dalam aspal emulsi, butir-
butir aspal larut dalam air. Untuk menghindari butiran aspal saling menarik
membentuk butir-butir yang lebih besar, maka butiran tersebut diberi muatan
listrik

Agregat

(Menurut Silvia Sukirman, 2003), agregat merupakan butir‐butir batu


pecah,kerikil, pasir atau mineral lain, baik yang berasal dari alam maupun buatan
yangberbentuk mineral padat berupa ukuran besar maupun kecil
ataufragmen‐fragmen. Agregat merupakan komponen utama dari struktur
perkerasanperkerasan jalan, yaitu 90 – 95% agregat berdasarkan persentase berat,
atau 75 –85% agregat berdasarkan persentase volume. Dengan demikian
kualitasperkerasan jalan ditentukan juga dari sifat agregat dan hasil campuran
agregatdengan material lain.

Sifat agregat merupakan salah satu penentu kemampuan perkerasan


jalanmemikul beban lalu lintas dan daya tahan terhadap cuaca. Yang
menentukankualitas agregat sebagai material perkerasan jalan adalah: gradasi,
kebersihan,kekerasan, ketahanan agregat, bentuk butir, tekstur permukaan,
porositas,kemampuan untuk menyerap air, berat jenis, dan, daya kelekatan
terhadap aspal.Butiran agregat dapat menyerap air dan menahan lapisan air
tipisdipermukaannya.

1. Aspal

Aspal adalah material semen hitam, padat atau setengah padat


dalamkonsistensinya di mana pokok yang menonjol adalah bitumen yang terjadi
secaraalam atau yang dihasilkan dengan penyulingan minyak (Petroleum). Aspal
adalahkoloida yang rumit dari material hydrocarbon yang terbuat dari
Asphaltenes, resindan oil. Sedangkan material aspal tersebut berwarna coklat tua
hingga hitam danbersifat melekat, berbentuk padat atau semi padat yang didapat
dari alam denganpenyulingan minyak. Aspal dibuat dari minyak mentah (crude
oil) dan secaraumum berasal dari sisa hewan laut dan sisa tumbuhan laut dari
masa lampau yang

tertimbun oleh dan pecahan batu batuan. Setelah berjuta juta tahun
materialorganis dan lumpur terakumulasi dalam lapisan lapisan setelah ratusan
meter,beban dari beban teratas menekan lapisan yang terbawah menjadi batuan
sedimen.Sedimen tersebut yang lama kelamaan menjadi atau terproses menjadi
minyakmentah senyawa dasar hydrocarbon. Aspal biasanya berasal dari destilasi
minyakmentah tersebut, namun aspal ditemukan sebagai bahan alam (issal:
asbuton),dimana sering juga disebut mineral (Rian Putrowijoyo,2006).

2. Pasir
Pasir adalah contoh bahan material butiran. Butiran pasir umumnya berukuran
antara 0,0625 sampai 2 milimeter. Materi pembentuk pasir adalah silikon
dioksida,tetapi di beberapa pantai tropis dan subtropis umumnya dibentuk
dari batu kapur. Hanya beberapa tanaman yang dapat tumbuh di atas pasir, karena
rongga-rongganya yang besar. Pasir memiliki warna sesuai dengan asal
pembentukannya.

3. Abu Batu

Abu batu merupakan hasil dari proses penghancuran batu pada mesin
stonecruser,yang digunakan sebagai filler pada campuran aspalt.

AMP

Asphalt mixing plant/AMP (unit produksi campuran beraspal) adalah


seperangkat peralatan mekanik dan elektronik dimana agregat dipanaskan,
dikeringkan dan dicampur dengan aspal untuk menghasilkan campuran beraspal
panas yang memenuhi persyaratan tertentu.

Bagian-bagian AMP jenis timbangan adalah :

1. Cold Bin

Cold bin merupakan bagian dari AMP yang berfungsi sebagai tempat
disimpannya material. Untuk AMP yang ada di Desa tinggede memiliki 4 buah
cold bin dengan ukuran material masing-masing cold bin yaitu 3/4’’, 3/8’’, pasir
dan abu batu. Cold bin memiliki pintu untuk tempat keluarnya material dengan
bukaan pintu yang telah diatur, adapun tujuan dari diaturnya tinggi bukaan pintu
disesuaikan dengan persentase komposisi agregat sesuai Job Mix Formula untuk
jenis campuran aspal panas.

Penyesuaian tinggi pintu dilakukan dengan mencoba mengetahui berat agregat


yang keluar dalam waktu 3 detik yang kemudian dikonvers ke produksi AMP
maksimum perjam yaitu 60 ton/jam. Namun setelah ditentukan tinggi pintunya
maka dikontrol kembali ketika proses produksi mulai berjalan dengan melihat
overflow yang terjadi, jika terlalu banyak overflow yang terjadi maka tinggi pintu
akan diturunkan.

2. Conveyer

Conveyer merupakan tempat penyalur material yang keluar dari pintu cold
bin ke drayer.

3. Drayer

Material yang di bawah oleh conveyer kemudian masuk ke drayer. Drayer


berfungsi untuk memanaskan agregat, dengan suhu maximum 1600C. Agregat
didalam drayer diputar dan dipanaskan dengan menggunakan api dari bahan bakar
minyak. Untuk AMP ini memiliki 2 jenis pembakaran di drayer, dengan
menggunakan bahan bakar minyak dan menggunakan bahan bakar batu bara.

Menurut penelitian terhadap kualitas campuran aspal dari dua bahan bakar
tersebut, campuran aspal yang menggunakan minyak sebagai bahan bakar lebih
baik di banding dengan menngunakan bahan bakar batu bara. Hal ini disebabkan
abu pembakaran batu bara yang mempengaruhi mutu campuran aspal. Sebelum
membahas perjalanan agregat selanjutnya setelah drayer, perlu diketahui ketika
agregat masuk ke drayer terdapat tabung yang mengarah ke atas dan berlabuh ke
dust kolektor, Ini fungsinya mengambil kembali debu batu yang terbang ketika
masuk ke drayer, abu batu yang berat masuk ke dust kolektor dan seterusnya
masuk bersama material yang telah dipanaskan di drayer menuju ke elvator
sedangkan abu batu yang ringan masuk kedalam cerobong asap pembuangan
sebagai polusi. Menyangkut tentang polusi, ada cara mengendalikan asap polusi
yang diterapkan di AMP ini, yaitu dengan menyiramkan air ke dalam cerobong
asap guna meminimalisir efek polusi asap yang keluar dari cerobong.
4. Elevator

Setelah agregat dari drayer selanjutnya agregat masuk kedalam elevator,


yang mana fungsi elevator adalah menyalurkan agergat dari drayer ke screen.

5. Screen

Setelah dari elevator, agregat selanjutnya masuk ke screen untuk


dipisahkan kembali sesuai ukuran masing-masing agregat yaitu 3/4’’, 3/8’’, pasir
dan abu batu. Maka dapat kita ketahui sendiri fungsi dari screen itu sendiri. Di
awal tadi kita telah menyinggung overflow, di screen ini lah tempat keluarnya
agregat yang berlebihan dengan istilah terjadinya overflow.

Agregat yang berlebihan keluar melalui pipa yang berada pada screen sesuai
agregat masing-masing, untuk agregat 3/8”, pasir dan abu batu disatukan dalam 1
pipa, untuk ¾” tersendiri dan agregat lebih besar ¾” atau bukan agregat misalnya
kayu dll menggunakan pipa tersediri.

6. Hot Bin

Setelah terkumpul sesuai ukuran masing-masing agregat di screen


selanjutnya agregat tersebut ke Hot Bin yang berfungsi menampung agregat
sementara dengan dipanaskan kembali dengan suhu mencapai 1550C sebelum
agregat itu ke penimbang. Dalam Hot bin terdapat 4 bin sesuai ukuran masing-
masing. Untuk bin 1 untuk agregat ¾”, bin 2 untuk agregat 3/8”, bin 3 untuk abu
batu, dan bin 4 untuk agregat 1”.

7. Timbangan

Setelah dari hot bin maka selanjutnya agregat ke penimbangan. Ini


dimaksudkan untuk sebelum di mix agregat tersebut ditimbang sesuai presentase
campuran aspal per 500 Kg. Untuk di hot bin jumlah total timbangan agregat
kurang dari 500 Kg karena ada aspal yang akan ditambahkan di mixer.

8. Mixer
Setelah agregat ditimbang maka selanjutnya agregat ke mixer untuk
dicampur dengan aspal. Berbicara tentang aspal, aspal bersumber dari tangki aspal
melewati pipa (kettel) ke penimbang tersendiri untuk aspal, kemudian ke mixer.
Kondisi fisik aspal sebelum di mix belum cair, maka untuk itu aspal dipanaskan di
tangki aspal sampai cair dengan suhu 1500C.

Untuk bahan tambah campuran yaitu filler, di masukkan ke mixer melalui elevator
tersendiri dan selanjutnya ke timbangan sendiri dan langsung ke mixer untuk
tercampur bersama aspal dan agregat yang lain.

9.Pugmill

Setelah tercampurnya aspal, filler dan agregat maka selanjutnya campuran


aspal tersebut ke pugmill. Pugmill itu sendiri berfungsi sebagai tempat
pembuangan aspal ke dum truck. Dengan ideal 1 kali bukaan pugmill berat
campuran aspal yang dihasilkan 500 Kg dengan suhu 1500C.

Anda mungkin juga menyukai