Anda di halaman 1dari 5

1.

Analisis Unsur Intrinsik Cerpen Beras Aking

a. Tema

Tema yang digunakan dalam Cerpen Beras Aking adalah Sosial dan Pendidikan .

Kalimat yang menunjukan tema social :

“…..pengkonsumisi beras akingku adalah masyarakat miskin yang tidak mampu lagi
membeli beras yang harganya sudah menggila,sementara cacing-cacing diperut terus
menuntut atas kelaparannya.”

Kalimat yang menjukan tema pendidikan :

“Bapak yang hanya seorang petani garapan dan peternak , selama ini membiayaiku hanya
dengan upahhasil menggarap sawah orang dan menjual ternak ternak kambingnya yang
jumlahnya mencapai belasan.”

b. Alur (plot)

Alur/ Plot yang terdapat pada cerita Beras aking menggunakan alur Maju, karena cerita ini
memang menceritakan kehidupan yang terjadi.

Terdapat potongan kalimat yang menunjukkan bahwa cerita ini menggunakan alur maju
adalah kata “esok paginya “, yaitu terdapat pada kalimat:”Esok paginya,baru nasi-nasi aking
dipisahkan dari lauk-pauknya…..”

Pada kalimat diatas terdapat kata “esok paginya “ , kata tersebut menunjukkan waktu yang
akan terjadi besok.

c. Penokohan (perwatakan,karakterisasi)

Tokoh utama : Wahyu

Alasan : Karena tokoh “ Wahyu “ yang menceritakan/ menggambarkan kisah tentang


kehidupan orang – orang desanya . Tokoh “ Wahyu “ juga sering muncul didalam cerita
tersebut.

Penokohan :

1. Wahyu

 Perdulli
 Suka menolong

Terdapat pada kalimat :“Ya.. Untungnya dua ratus lah, itu dari perliternya. Tapi niat saya
nolong pak.”

 Tegas
Terdapat pada kalimat :“Ini pilihanku! Aku harus tetap menjalankan usaha beras aking ini!”

 Pekerja keras

Terdapat pada kalimat: “Demi mengigi hari hariku di kampung aku beranikan diri untuk
membuka usaha beras aking, dengan modal dari tabunganku semasa kuliah.”

 Sabar dan Pesimis

Terdapat pada kalimat:”ya bersabarlah pak ,mudah-mudahan ada jalan terangnya.masalah


rejeki wahyu tidak pernah takut ,yang penting kihtiar dan doa sudah maksimal.”

2. Abah

 Pekerja keras

Terpadat pada kalimat :”Bapak menyekolahkan kamu jauh-jauh , mahal , dengan usaha mati-
matian,sampai ngutang-ngutang supaya kamu bisa dapat kerja yang mapan,”ujar bapak saat
aku baru lulus dan baru satu bulan menjalankan usahaku.

3. Emak

 Suka menolong

Terdapat pada kalimat :”……pertama kali aku merasakan beras aking.Ibu yang
memasaknya.”Mudah kaok yu masaknya. Nasi cukup direndam hingga mekar.Ditiriskan
terus dikukus”

4. Engko Chan

 Suka berhutang

Terdapat padakalimat :”Engko Chan adalah satu-satunya agen yang sering berhutang.”

5. John

 Suka membantu

Terdapat pada kalimat : “….modal tabunganku semasa kuliah,hasil membantu John, teman
kuliahku yang membuka usaha warung “pecel lele”.”

d. Latar (setting)

Latar cerita

Setting/ Latar cerita adalah tempat atau waktu terjadinya cerita.

Setting/ Latar dibagi menjadi 3:

1. Setting Waktu
 Pagi

Tedapat pada kalimat :

”Aku mulai memburu nasi-nasi aking mulai pukul tujuh pagi selepas duha.”

“Pagi ini, untuk pertama kalinya aku merasakan nasi aking.”

 Senja

Terdapat pada kalimat :

“Senja aku pulang,dan segera merendam nasi-nasi aking itu dalam baskom
besar,emak sudah menyiapkannya sebelum aku datang.”

2. Setting Tempat

 Rumah Wahyu

Terdapat pada kalimat :

“Pagi ini, untuk pertama kalinya aku merasakan nasi aking.Ibu yang
memasaknya.”

 Pasar

Terdapat pada kalimat :

“Mobil butut ,tua ,milik abahku raib ketika mampir sebentar ke toilet umum
disebuah pasar.”

3. Setting Suasana

 Hening

Terdapat pada kalimat :

“Aku diam saat itu.Jujur aku bingung bagaimana menjawabnya….”

 Bingung

Terdapat pada kalimat:

“Bingung menyergap.Entahlah apakah abah akan senang karena mobil


butunya hilang dan aku mencari kerja di tempat lain,atau abah marah
karena mobilnya hilang.”
Latar Suasana

Setting / latar sosial adalah lukisan status yang menunjukan hakikat seorang
atau beberapa orang tokoh di dalam masyarakat yang ada di sekelilingnya .

Terdapat pada kalimat :

“pengkonsumsi beras akingku adalah masyarakat miskin yang tidak mampu


lagi membeli beras yang harganya sudah menggila , sementara cacing di perut
terus menuntut atas kelaparannya. Dan usahaku ini adalah solusi untuk mereka
dan cacing itu.Ya, makan nasi aking adalah sebuah pilihan rakyat miskin
untuk tetap hidup.

e. Sudut pandang

Cerpen ini mempunyai sudut pandang bahwa “orang pertama pelaku utama”

f. Amanat

Amanat yang terkandung dalam cerpen Beras Aking adalah :

1. Keterbatasan ekonomi tidaklah menjadi penghambat seseorang untuk menjadi


sarjana

.2 Kita harus berpikir panjang sebelum mengambil keputusan agar tidak menyesal di
kemudian hari.

.3 Kita harus mendengarkan nasehat orang tua agar tidak terjadi hal-hal yang tidak di
inginkan

g. Gaya Bahasa

Penggunaan bahasa yang digunakan oleh pengarang dalam cerita Beras Aking menggunakan
bahasa Komunikatif sehingga mudah dipahami oleh pembaca. Pembaca bisa menangkap isi
dan maksud yang ditulis oleh pengarang karena bahasanya tidak sulit, sehingga pembaca
tidak perlu mencari arti kalimat tersebut.

2. Analisis Unsur Ektrinsik Cerpen Beras Aking

Cerpen beras aking ditulis oleh Ayu Pangestu

Nilai-nilai dalam cerita


Dalam cerpen ini terkandung nilai-nilai yang disisipkan oleh pengarang. Nilai-nilai itu
antara lain :

1. Nilai Sosial, yaitu hal-hal yang berkaitan dengan norma –norma dalam kehidupan
masyarakat( misalnya, saling memberi, menolong, dan tenggang rasa )

Terdapat pada kalimat :

“Pengkonsumsi beras akingku adalah masyarakat miskin yang tidak mampu lagi membeli
beras yang harganya sudah menggila”

“Usahaku ini adalah solusi untuk mereka dan cacing-cacing itu.Ya , makan nasi aking adalah
sebuah pilihan rakyat-rakyat miskin untuk tetap hidup.”

“Ya… untungnya dua ratus lah,itu dari perliternya.Tapi niat saya nolong, Pak.”

2. Nilai Agama, yaitu nilai-nilai dalam cerita yang berkaitan dengan aturan atau ajaran
yang bersumber dari agama tertentu.

Terdapat pada kalimat:

“…kelak nanti bisa membiayai mereka pergi haji”

“….mulai pukul tujuh pagi selepas Dhuha”

“…wahyu tidak pernah takut,yang penting ikhtiar dan doa sudah maksimal

Anda mungkin juga menyukai