Anda di halaman 1dari 142

Perencanaan struktur gedung komplek kolam renang

Sukarno
I.8500087

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pesatnya laju perkembangan pembangunan dunia Teknik Sipil menuntut


bangsa Indonesia untuk menanggapi segala kemajuan dan tantangan yang
diakibatkan oleh perkembangan pembangunan tersebut. Hal itu dapat terpenuhi
apabila sumber daya manusia yang dimiliki oleh bangsa Indonesia mempunyai
kualitas pendidikan yang tinggi, yang mampu bersaing dalam dunia
pembangunan, karena pendidikan merupakan sarana terpenting untuk
meningkatkan kecerdasan bangsa.
Untuk itu, Program Diploma Tiga Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil
Universitas Sebelas Maret Surakarta mencobamerealisaikan hal tersebut diatas
dengan memberikan tugas perencanaan gedung bertingkat kepada mahasiswa
yang menempuh Tugas Akhir, dengan maksud agar sumber daya manusia yang
dihasilkan mampu bersaing di dunia kerja.

B. Maksud dan Tujuan Tuigas Akhir

Menghadapi perkembangan zaman yang semakin modern dan arus


globalisasi yang semakin deras, kehadiran seorang teknisi yang menguasai ilmu
dan ketrampilan dibidangnya sangat diperlukan. Program Diploma Tiga Fakultas
Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Surakarta sebagai salah
satu lembaga pendidikan tinggi di Indonesia, bertujuan menghasilkan ahli madya
teknik yang berkualitas, bertanggung jawab dan kreatif dalam menghadapi masa
depan dan berperan serta dalam menyukseskan program pembangunan nasional.
Program Diploma Tiga Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas
Sebelas Maret Surakarta memberikan tugas akhir perencanaan gedung bertingkat
dengan maksud dan tujuan sebagai berikut :
1. Mahasiswa dapat merencanakan suatu konstruksi gedung bertingkat sederhana
yang ekonomis dan aman.
2. Mahasiswa diharapkan dapat memperoleh pengetahuan, pengertian, dan
pengalaman dalam merencanakan struktur gedung.
3. Mahasiswa dapat terangsang daya pikirnya dalam memecahkan suatu masalah
yang berhubungan dengan perencanaan struktur gedung.

C. Rumusan Masalah

Masalah-masalah yang akan dibahas dalam penulisan tugas akhir ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana mengetahui konsep-konsep dasar berdasarkan data-data yang
diperoleh untuk merencanakan suatu bangunan.
2. Bagaimana melakukan perhitungan struktur dengan tingkat ekonomis dan
keamanan yang memenuhi syarat yang terkait.

D. Pembatasan Masalah

Mengingat keterbatasan waktu dan kemampuan penulis dalam penulisan


Tugas Akhir ini, permasalahan kami batasi sebagai berikut :
1. Perencanaan hanya terbatas pada struktur utama gedung saja.
2. Struktur gedung dari beton bertulang non prategang dan bersifat elastis.
3. Beban gempa tidak diperhitungkan.
4. Beban yang diperhitungkan adalah beban mati, beban hidup, dan beban angin.
Sebagai pokok pembahasan dalam tugas akhir ini adalah untuk dapat
mewujutkan jawaban dari rumusan masalah diatas. Adapun pokok bahasan tugas
akhir adalah:
1. Perencanaan Atap
2. Perencanaan Tangga
3. Perencanaan Pelat Lantai dan Tribun
4. Perencanaan Dinding
5. Perencanaan Portal
6. Perencanaan Pondasi
7. Kolam Renang
8. Instalasi Bangunan
E. Spesifikasi Perencanaan

1. Spesifikasi Bangunan
Secara umum perencanaan bangunan ini adalah sebagai berikut :
a. Fungsi bangunan : Gedung Komplek Kolam Renang
b. Macam bangunan : Tribun Utama, Ruang Ganti, Tribun Bebas,
Kantin, Kabin dan Mushola
c. Luas bangunan : 2.952 m2
d. Jumlah lantai : 2 Lantai
e. Tinggi antar lantai : 380 cm
f. Konstruksi atap : Kuda-kuda Konstruksi Baja
g. Penutup atap : Genteng dan Asbes
h. Jenis pondasi : Foot Plate

2. Spesifikasi Bahan
a. Mutu baja tulangan : U 24
b. Mutu beton (f’c) : 25 Mpa
c. Mutu baja profil : Bj 37
d. Tegangan geser tanah (s) : 0,4 Mpa

F. Peraturan yang digunakan

Dalam perencanaan gedung bertingkat komplek kolam renang dalam tugas


akhir ini menggunakan berbagai peraturan sebagai berikut :
1. Standart Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung
(SKSNI T-15-1991-03)
2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971
3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983
4. Tabel Profil Konstruksi Baja Ir. Rudy Gunawan
5. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI) 1984

G. METODOLOGI

Metode yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang ada


pada perencanaan ini adalah metode analisa. Adapun yang dilakukan meliputi
analisa terhadap beban yang bekerja, asumsi perletakan yang dilakukan, analisa
struktur yang digunakan maupun penampang yang digunakan.

1. Atap

a. Beban yang bekerja : beban mati, beban hidup, dan beban angin.
b. Asumsi perletakan sendi, rol.
c. Analisa struktur dengan menggunakan SAP.
d. Analalisa penampang berdasarkan kekuatan bahan pada kondisi elastis.

2. Tangga

a. Beban yang bekerja : beban mati dan beban hidup.


b. Asumsi perletakan jepit – sendi.
c. Analisa struktur dengan menggunakan SAP.
d. Analisa penampang menggunakan metode kekuatan yang didasarkan atas
kompalibilitas tegangan dan regangan.

3. Plat Lantai

a. Beban yang bekerja : beban mati, dan beban hidup.


b. Asumsi perletakan jepit menerus
c. Analisa struktur dengan menggunakan tabel 13.3.2 PPIUG 1983.
d. Analisa penampang menggunakan metode kekuatan yang didasarkan atas
kompalibilitas tegangan dan regangan.

4. Balok Anak

a. Beban yang bekerja : beban mati dan beban hidup.


b. Asumsi perletakan jepit pada tumtuan tengah.
c. Analisa struktur dengan menggunakan SAP.
d. Analisa penampang menggunakan metode kekuatan yang didasarkan atas
kompalibilitas tegangan dan regangan.

5. Portal

a. Beban yang bekerja : beban mati dan beban hidup.


b. Asumsi perletakan jepit pada kaki portal dan bebas pada titik yang lain.
c. Analisa struktur dengan menggunakan SAP.
d. Analisa penampang :
1) Dengan desain kapasitas dimana ragam keruntuhan ditentukan terlebih
dahulu
2) Untuk analisa lentur menggunakan metode kekuatan yang didasarkan atas
kompabilitas tegangan dan regangan.

6. Pondasi

a. Beban yang bekerja : beban aksial dan momen dari analisa struktur portal
akibat beban mati dan beban hidup.
b. Analisa penampang : pondasi yang digunakan adalah pondasi telapak
setempat.
BAB II
DASAR TEORI

A. DASAR PERENCANAN

1. Jenis Pembebaban

Dalam merencanakan struktur suatu banguan bertingkat digunakan struktur yang


mampu mendukung berat sendiri.,gaya angin, beban hidup maupun beban
khusus yang bekerja pada struktur bangunan tersebut.

Berban–beban yang bekerja pada struktur diperhitungkan menurut peraturan


Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983. Beban–beban tersebut adalah:

a. Beban Mati
Beban mati adalah berat dari semua bagian dari suatu gedung yang bersifat
tetap. Termasuk segala unsur tambahan ,penyelesian–penyelesaian ,mesin-
mesin serta peralatan tetap yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
gedung itu (PPIUG 1983).
Untuk merencanakan gedung ini beban mati yang terdiri dari berat sendiri bahan bangunan dan komponen gedung
adalah:

1. Bahan bangunan
Beton bertulang = 2400 kg/m3
Pasir = 1800 kg/m3
Beton biasa = 2200 kg/m3
2. Komponen gedung.
Dinding pasangan batu merah setengah bata = 250 kg/m2
Langit-langit dan dinding termasuk rusuk-rusuk
tanpa pengantung = 11kg/m2
Penutup atap genteng termasuk reng dan usuk = 50 kg/m2
Penutup lantai dari tegel,keramikdan betontanpa
Adukan per cm tebal = 24kg/m2
Adukan semen per cm tebal = 21 kg/m2
b. Beban hidup
Beban hidup adalah semua beban yang bekerja yang terjadi akibat
penghuni atau pengunan suatu gedung ,termasuk beban-beban pada lantai yang
berasal dari barang-barang yang dapat berpindah ,mesin-mesin serta peralatan
yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari gedung dan dapat diganti
selama masa hidup dari ghedung itu,sehingga mengakibatkan perubahan
pembeban lantai dan atap tersebut. Khususnya pada beban atap beban hidup dapat
termasuk beban yang berasal dari air hujan (PPIUG1983)
Beban hidup yang bekerja pada bangunan ini di sesuai kan dengan rencana fungsi bangunan tersebut. Beban hidup
untuk bangunan kantor ini terdiri dari:

1. Beban hidup atap = 100 kg/m2


2. beban hidup bordes dan tangga lantai datar = 300 kg/m2
3. beban lantai untuk pertemuan = 400 kg/m2
c. Beban angin
Beban angin adalah semua beban yang bekerja pada gedung atau bagian gedung yang disebabkan oleh selisih
dalam tekanan udara (PPIUG1983).

Beban angin ditentukan dengan mengangap adanya tekan positif dan


negatif,yang tegak lurus pada bidang yang ditinjau.besarnya tekanan positif dan
negatifyang dinyatakan dalam kg/m2 ini ditentukan dengan mengalikan tekanan
tiup dengan koefisien-koefisien angin diambil minimum 25 kg/m2, kecuali untuk
daerah lautatau ditepi laut sampai sejauh 5 km dari tepi pantai .pada daerah
tersebut tkanan tiup diambil minimum 40 kg/m2. Sedangkan koefisien angin untuk
gedung tertutup:
1. dinding vertikal.
Dipihak angin = +0.9
Di belajang angin = -0.4
2. Atap segi tiga dan sudut kemiringan a
Dipihah angin = a < 650 = 0.02a -0.4.
65 < a <90
0 0
= +0.9
Di belakang angin ,untuk semua a = -0.4

2. Sistem Bekerjanya Beban


Bekerjanya beban untuk bangunan bertingkat berlaku sistem grafitasi,
yaitu elemen struktur yang ada diatas membebani elemen struktur dibawahnya
atau dengan kata lain elemen struktur yang mempunyai kekuatan lebih besar akan
menahan atau memikul elemen struktur yang mempunyai kekuatan kecil. Dengan
demikian sistem bekerjanya beban untuk elemen-elemenstruktur gedung
bertingkkat secara umum sdapat dinyatakan sebagai berikut:
Beban plat lantai didistribusikan terhadap balok anak dan balok portal,
beban balok p0ortal didistribusikan ke kolom dan beban kolom kemudian
diteruskan ke tanah dasar melalui pondasi.

3. Provisi Keamanan.

Dalam pedoman beton 1983, struktur harus direncanakan untuk memiliki


cadangan kekuatan memikul beban yang lebih tinggi dari beban normal.
Kapasitas cadangan ini mencakup faktor pembebanan (U), yaitu untuk
memperhitungkan pelampuan beban dan faktor reduksi (ø), yaitu untuk
memperhiotungkan kekurangan mutu bahan dilapangan . Pelampuan beban capat
terjadi akibat perubahan dari pengunan untuk apa struktur direncanakan dan
penafsiranyang kurang tepat dalam memperhitungkan pembebanan .Sedangkan
kekurangan kekuatan dapat diakibatkan oleh variasi yang merugikan dari
kekuatan bahan, pengerjan, dimensi, pengendalian dan tingkat pengawasan.
Tabel II.1 Faktor pembebanan ( U )
No Kombinasi Beban Faktor U
1 D, L 1,2 D + 1,6 L
2 D, L, W 0,75 ( 1,2 D + 1,6 L + 1,6 W )
3 D, W 0,9 D + 1,3 W
Keterangan : D : beban mati
L : beban hidup
W : beban angin
Tabel II. 2 Faktor Reduksi Kekuatan ( F )
No. Kondisi Gaya F
1. Lentur, tanpa beban aksial 0,80
2. Aksial tarik dan aksial tarik dengan lentur 0,80
3. Aksial tekan, aksial tekan dengan lentur 0,65 – 0,80
4. Geser dan torsi 0,60
5. Tumpuan pada beton 0,70

B. JARAK TULANGAN DAN SELIMUT BETON

Karena kandunga agregat kasar untuk beton struktur seringkali berisi


agregat kasar berukuran lebih 2 cm , maka diperlukan adanya jarak tulangan
minimum agar campuran beton basah dapat melewati tulangan baja tanpa terjadi
pemisahan material sehinga timbul rongga-rongga pada beton.Sedang untuk
melindungi dari karat dan kehilangan kekuatanya dalam kasus kebakaran ,maka
diperlukan adanya tebal selimut beton minimum. Beberapa persyaratan utama
pada pedoman beton 1983 adalah sebagai berikut:
a. Jarak bersih antara tulangan sejajar yang selapis tidak boleh kurang dari db
atau 25mm,dimana db adalah diameter tulangan.
b. Jika tulangan sejajar tersebut diletakan dalam dua lapis atau lebih ,tulangan
pada lapis atas harus diletakan tepat diatas tulangan dibawahnya dengan
jarak bersih tidak boleh kurang dari 2.5 cm.

C. PERENCANAAN ATAP
1. Batang Tarik.
Tegangan rata-rata pada batang tarik didapat dari gaya yang bekerja dibagi
luas penampang bersih, tegangan tidak boleh lebih besar dari tegangan dasar
untuk penampang yang tidak berlubang dan tidak boleh lebih besar dari 0,75 x
Comment [gc1]:
tegangan ( s dasar ) untuk penampang yang berlubang (PPBBI 1984 pasal 3.3.1).
Comment [gc2]:
P
s = ≤ 0.75 sdasa
A
2. Batang Tekan
Batang tekan perlu direncanakan sedemikian rupa agar tidak terjadi tekuk
atau supaya terjamin stabilitasnya (PPBBI 1984 pasal 4.1.1). Diperlihatkan
dengan persamaan berikut :
N
ωx ≤σ dasar (
A
Dimana :
N = Gaya tekan pada batang tersebut (kg)
A = Luas penampang (cm2)
σ = Tegangan dasar (kg/cm2)
ω = Faktor tekuk yang tergantung dari kelangsingan dan macam bajanya
Harga ω tergantung pada kelangsingan (λ) dan jenis bajanya. Besaran ini dapat
dihitung dengan persamaan:
lk
λ =
ix
E
λg = π
0,7 x p
l
λs = π x
lg

Untuk λs ≤ 0,183 ω= 1
1.41
0,183 ≤ λs ≤ 1 ω =
1,593 - ls
λs ≥ 1 ω = 2,381 λs2
dimana :
lk = Panjang tekuk batang tersebut
ix = Jari-jari kelembaman batang
3. Gording
Gording yang dipakai dalam bangunan ini direncanakan mengunakan jenis
bajakanal [. Kontrol terhadap tegangan diketahui dengan dengan rumus (PPBBI
1984):
Mx 2 My 2
σ2 = ( ) +( )
Zx Zy
dengan σ< τijin (1600 kg/cm2)
Lendutan ijin maksimum diperoleh dengan membagi panjang lengkung
dengan 250.
1
Zijin= xL
250
Sedangkan untuk lendutan yang terjadi dapat diketahui dengan rumumus :
5 x q x x L4 P x L3
ZX = ( )+( x )
384 x E x I y 48 x E x I y

5 x q y x L4 Py x L3
ZY = ( )+( )
384 x E x I x 48 x E x I x

Z x + Zy
2 2
Z =

Dan gording aman jika Z < Zijin


4. Sambungan
Sambungan yang digunakan dalam laporan ini direncanakan mengunakan
alat sambung baut. Dengan dipakainya baut maka harus dipakai baut plat
penyambung ,yang tebalnya ditentukan dengan rumus:
S= 0.625 d
Dimana :
D = diameter baut
S = Tebal plat penyambung
Kekuatan dari baut ditentukan oleh rumus:
Pgeser = ¼ x d2 x σgeser
Pdesak = d x s 1.5 x σijin
Sedangkan yang menentukan dalam perhitungan jumlah baut tiap
sambungan adalah kekuatan baut terhadap tegangan geser atau desak yang
memiliki hasil lebih kecil dengan cara beban maksimal yang ditahan oleh batang
dibagi dengan kekuatan baut yang terkeciltersebut.
5. Jarak baut
Jarak antara sumbu paling luar ke ytepi atau keujung bagian yang
disambung ,tidak boleh kurang dari1.5d dan tidak boleh lebih besar dari 3d atau
6t, dimanat adalah tebal terkecil dari bagian yang disambungkan.
Pada sambungan yang tetrdiri suatu baris baut jarak dari sumbu kesumu dari
2 baut yang berurutan tidak boleh kurang dari 2.5d dan tidak boleh lebih 7d atau
14t.
Jika sambungan terdiri dari satu baris baut yang tidak berseling , maka jarak
antara kedua baris tidak boleh kurang 2.5d dan tidak boleh lebih besar 7d atau
14t.
2.5d < s,7datau 14t
2.5d< v ,7d atau 14t
1.5d < s1 < 3d atau 6t
dimana :
d = diameter alat sambung
t = bagian terkecil dari bagian yang di sambung.

D. PERENCANAAN BETON

1. Perencanaan Pelat Lantai


Langkah pertama yang dilakukan untuk menentukan penulangan lantai
adalah
1. Menentukan tebal pelat lantai
2. Menghitung beban mati, beban hidup, beban berfaktor
Qu = 1,2 qd + 1,6 ql
3. Menentukan momen yang bekerja
4. Menghitung tulangan
- dengan menggunakan d efektif
- dx = h – p - 1
2 f
- dy = h - p - Φ - 1
2 f
0,85 x f' c x b1 600
- ρb = x
fy 600 + fy
- ρmax = 0,75 ρb
- ρmin = 0,002 (untuk plat)
- menghitung tulangan
- menentukan Mu
Mu
- Mn =
f
Mn
- Rn =
b x d2
fy
- m =
0,85 x f' c

1 2 x m Rn
- ρ = (1 - 1 - )
m fy

- Jika ρ < ρmax dipakai tulangan tunggal


- Jika ρ < ρmin dipakai ρmin
- As = ρ . b . d
2. Penentuan Dimensi Balok
Langkah pertama yang dilakukan untuk pendemensian balok adalah
menentukan besarnya gaya-gaya dalam yang terjadi pada struktur untuk kemudian
hasil perencanaan dianalisa apakah memenuhi syarat atau tidak
Jika ternyata kekuatan yang dicapai tidak memenuhi syarat kekuatan maka
perlu diadakan perencanaan ulang untuk menentukan dimensi balok tersebut.
Secara garis besar perhitungan balok identik dengan perhitungan tulangan pelat.
Adapun tahap-tahap perhitungan disajikan dalam diagram berikut :

TENTUKAN SYARAT-SYARAT BATAS

TENTUKAN PANJANG BENTANG

TENTUKAN UKURAN BALOK


3.

4. Perencanaan Tiang ( kolom )


Didalam “Struktur Beton 1” karangan Ir. Supardi dijelaskan bahwa unsur
struktur yang digunakan untuk mendukung lentur dan aksial adalah kolom. Kolom
terutama digunakan sebagai unsur tekan, sedangkan momen lentur digunakan
sebagai gaya tambahan yang dapat bekerja satu arah atau dalam dua arah.
Kolom beton bertulang pada umumnya terdiri atas baja tulangan
longitudinal dan baja pengikat yang memberikan perkuatan lateral pada tulangan
longitudinal. Penulangan pengikat sangat mempengaruhi sifat kolom sehingga
pada umumnya kolom dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu :
a. Kolom dengan sengkang yang terpasang pada jarak tertentu, jenis ini lazim
digunakan untuk bentuk kolom tampang persegi atau bujur sangkar.
b. Kolom dengan spiral. Jenis ini lazimnya digunakan untuk tampang berbentuk
lingkaran.
Selain dari pada itu, berdasarkan bahan yang digunakan untuk kolom
dikenal juga kolom komposit. Kolom ini terdiri atas profil baja struktur yang
dikerlilingi oleh tulangan-tulangan longitudinal dengan sengkang atau spiral.
Bentuk komposit yang lain yaitu berupa tabung atau pipa yang diisi dengan beton.
Didalam perencanaan kekuatan kolom juga ditentukan beberapa asumsi
yang digunakan sebagai prinsip perhitungan antara lain :
Distribusi regangan didalam baja tulangan dan beton yang linier yaitu
berbanding lurus dengan jarak terhadap garis netral.
Kekuatan unsur didasarkan pada hitungan yang memenuhi syarat keseimbangan
dan kompabilitas regangan.
Didalam merencanakan kolom terdapat 3 macam keruntuhan kolom, yaitu :
(a) Keruntuhan seimbang, yaitu bila Pn = Pnb
(b) Keruntuhan tarik, yaitu bila Pn > Pnb
(c) Keruntuhan seimbang, yaitu Pn < Pnb
a. Langkah Perencanaan Kolom
Mu
1. Hitung Mu, Pu dan e =
Pu
2. Tentukan fc dan fy
3. Tentukan b, h, dan d
4. Hitung Pnb secara pendekatan dengan As = As’ dan keduanya leleh
Maka Pnb = Cc = 0,875 . fc . a . b
Dimana
600
a = b1 xd
600 + fy
Pu
5. Hitung Pnperlu =
f
bila Pn < Pnb maka terjadi keruntuhan tarik
h a
Pn (e - + )
As = 2 2
fy (d - d' )
Pn
a =
0,85 x f' c x b
bila Pn > Pnb maka terjadi keruntuhan tekan
e
K1 = + 0,5
d - d'
3he
K2 = + 1,18
d2
dari rumus Withney diketahui bahwa :
As ' x fy kc 1 k
Pn = + sehinga As’ = ( k1 x Pn x 1 x kc )
k1 k2 fy k2
Kc = b x h x fc

Untuk meyakinkan hasil perencanaan itu harus dichek dengan analisis dan harus memenuhi
Pu
Pn ≥
f

Keterangan :
As = luas tulangan baja
b = lebar tampang kolom
d = tinggi efektif kolom
d’ = jarak tulangan ke sisi luar beton
e = eksentrisitas
Pn = kapasitas nominal kolom

5. Perencanaan Pondasi
Untuk menahan beban dari struktur bangunan dan menentukan beban
tersebut ke tanah diperlukan sebuah pondasi. Yang mana pondasi dibedakan
menjadi 2 macam yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam.
Dalam perencanaan struktur ini pondasi yang digunakan adalah pondasi
telapak (Foot Plat) yang termasuk pondasi dangkal. Agar pondasi tidak
mengalami penurunan yang signifikan maka diperlukan daya dukung tanah yang
memadahi yaitu kemampuan tanah untuk menahan beban diatasnya tanpa
mengakibatkan tanah tersebut runtuh dan untuk mengetahui besarnya daya
dukung tanah digunakan persamaan sebagai berikut yaitu Persamaan Terzaghi
yang dirumuskan :

Qu = c Nc + q Nq + 0,5 γ B N γ
Keterangan :
c = Kohesi tanah
q = Df, γ
γ = Berat volume tanah
B = Lebar pondasi
Langkah–langkah perhitungan pondasi adalah sbb;
1. Menentukan kuat daya dukung tanah δ
2. Menentukan berat pondasi ( Pu+ berat pondasi0
3. Mencari luasan pondasi F = pu+berat pondasi/ δtanah
4. Cari Mu , Pu , Q
5. Perhitungan penulangan
Mu = 0.5x Q x L2
Mu
Mn =
f
0,85 x f' c x b1 600
ρb = x
fy 600 + fy
ρmak = 0.75 x ρ b
1,4
ρmin =
fy
fy
m =
0,85 x f' c

1 2 x m Rn
ρ = (1 - 1 - )
m fy

Jika ρ < ρmax dipakai tulangan tunggal


Jika ρ < ρmin dipakai ρmin
As = ρ . b . d
As
S =
n
BAB IV
PERENCANAAN TANGGA
A. Perencanaan Tangga Kantor

Gambar 4a.1. Rencana tangga kantor

Dalam perencanaan tangga memakai jenis tangga dengan satu bordes dan
anak tangga didesain agar nyaman untuk pemakaian maka dipakai :
Tinggi optred : 16 cm
Lebar antred : 28 cm
1. Perhitungan Tebal Pelat
16
Tan a = , a = 29,7450
28
t
Sin a = , t = 13,89 cm
28

Gambar 4a.2 Tebal pelat


equivalen
2 2
- Tebal plat anak tanga equivalen (teg) = t = .13,89 = 9,26 cm
3 3
- Tebal plat equivalen = 14 + teg = 14 + 9,26 = 23,26 cm
2. Data Perencanaan
- Berat jenis beton (rb) = 2400 Kg/m3
- Berat jenis keramik/ cm tebal (rk) = 24 Kg/m2
- Berat jenis spesi/ cm tebal (rs) = 21 Kg/m2
- Berat jenis pagartepi/roling (rr) = 10 Kg/m
- Tebal keramik (tk) = 2,5 cm
- Tebal spesi (ts) = 2 cm
- Beban hidup tanga/ bordes (ql) = 300 Kg/m2
(Tabel 2.1)
3. Rumus Pembebanan
Berat (w) =Berat jenis (r) x tebal (t)
4. Perhitungan Beban
Dalam perhitungan beban ini dihitung tiap 1 m panjang
a. Pembebanan tangga
1). Perhitungan beban mati
- Berat pelat = 0,14.2400.1 = 336 Kg/m
- Berat keramik = 2,5.1.24 = 60 Kg/m
- Berat spesi = 2.1.21 = 42 Kg/m
- Berat anak tangga = 0,092.1.2400 = 222,24 Kg/m
- Berat pagar tepi/ railing = 2.10 = 20 Kg/m
qd = 680,24 Kg/m
2). Perhitungan beban hidup
- Beban hidup/ orang = 1.300 ql = 300 Kg/m
b. Pembebanan bordes
1). Perhitungan beban mati
- Berat pelat = 0,14.2400.2 = 672 Kg/m
- Berat keramik = 2,5.2.24 = 120 Kg/m
- Berat spesi = 2.2.21 = 84 Kg/m
- Berat pagar tepi/ railing = 4.10 = 40 Kg/m
qd = 916 Kg/m
2). Perhitungan beban hidup
- Beban hidup/ orang = 2.300 ql = 600 Kg/m
c. Perhitungan beban berfaktor
1). Tangga = 1,2.qd + 1,6.ql = 1,2.680,24 +1,6.300 = 1296 Kg/m
2). Bordes = 1,2.qd + 1,6.ql = 1,2.916 +1,6.600 = 2059 Kg/m
d. Perhitungan mekanik
Dalam perhitungan mekanik ini beban dianggap sebagai beban terbagi
merata

Gambar 4a.2 Rencana tumpuan tangga

Dari hasil perhitungan mekanika mennggunakanprogram SAP 2000


didapatkan hasil
Tabel 4a.1. Momen ultimate tangga
Momen Daerah Tangga atas Bordes Tangga bawah
Lapangan 1252,95 Kgm 579,15 Kgm 833,81 Kgm
Tumpuhan 935,72 Kgm 1079,6 Kgm 690 13 Kgm

5. Perhitungan Tulangan Tangga


a. Perhitungan Tulangan Tangga Bentang Atas
1). Perhitungan tulangan daerah tumpuan tangga bentang atas
a). Dari hasil perhitungan mekanik dengan SAP 2000 didapatkan hasil
momen maksimal (ultimate)
Mu = 935,72 Kgm = 9,3572.106 Nmm
b). Direncanakan

Dimana :

h = 140 mm
d` = 20 mm
d = h – d` = 120 mm
b = 1000 mm

Diamter tulangan (Ætul) = 12 mm

Diameter sengkang (Æs) = 8 mm

c). Perhitungan

Mu 9,3572.106
- Mn = = = 1,169.107
F 0,8
Nmm
fy 300
- m = = = 14,1176
0,85.f `c 0,85.25

0,85.f `c é 600 ù
- rb = .b . ê ú
fy êë 600 + f y ûú
0,85.25 é 600 ù
= .0,85. ê ú = 0,04
300 ë 600 + 300 û
- rmax = o,75.r b = 0,75.0,04 = 0,03

1,4 1,4
- rmin = = = 0,00467
fy 300

Mn 1,169.107
- Rn = = = 0,8118
bd 2 1000.1202

1 é 2m.Rn ù
- r = ê1 - 1 - ú
m ê fy ú
ë û

1 é 2.14,1176.0,818 ù
= ê1 - 1 - ú
14,1176 ë 300 û
= 0,00278
d). Pemakaian tulangan,dengan ketentuan
- rmin ≤ r ≤ rmax , dipakai r dengan tulangan tunggal
- r < rmin , dipakai rmin dengan tulangan tunggal
- rmax < r , dipakai rmax dengan tulangan rangkap
maka r = 0,00278 < rmin = 0,0046 , dipakai tulangan tunggal
e). Luas penampang tulangan F = 0,25.p.d2 = 0,25. p.122 = 113,09
mm2
f). As perhitungan = r.b.d = 0,00467 .1000.120 = 560,4
mm2
As 560,4
g). Jumlah tulangan (n) = = = 4,9 buah
F 113,09
maka digunakan tulangan 5 buah
b 1000
h). Jarak antar tulangan (S) = = = 200 mm
n 5
i). Jadi digunakan tulangan 5 Æ 12 – 200 mm
2). Perhitungs tulangan daerah lapangan tangga bentang atas
a). Dari hasil perhitungan mekanik dengan SAP 2000 didapatkan hasil
momen maksimal (ultimate)
Mu = 1252,95 Kgm = 1,25295.107 Nmm
b). Perhitungan

Mu 1,25295.10 7
- Mn = = = 1,473.107 Nmm
F 0,8
fy 300
- m = = = 14,1176
0,85.f `c 0,85.25

0,85.f `c é 600 ù
- rb = .b . ê ú
fy êë 600 + f y ûú

0,85.25 é 600 ù
= .0,85. ê ú = 0,04
300 ë 600 + 300 û
- rmax = o,75.r b = 0,75.0,04 = 0,03

1,4 1,4
- rmin = = = 0,00467
fy 300

Mn 1,474.10 7
- Rn = = = 1,024 N/mm2
2 2
bd 1000.120
1 é 2m.Rn ù
- r = ê1 - 1 - ú
m ê fy ú
ë û
1 é 2.14,1176.1,024 ù
= ê1 - 1 - ú
14,1176 ë 300 û
= 0,0035
c). Pemakaian tulangan,dengan ketentuan
- rmin ≤ r ≤ rmax , dipakai r dengan tulangan tunggal
- r < rmin , dipakai rmin dengan tulangan tunggal
- rmax < r , dipakai rmax dengan tulangan tunggal/
rangkap
maka r = 0,0035 < rmin = 0,00467 , digunakan rmin
d). Luas penampang tulangan F = 0,25.p.d2 = 0,25. p.122 = 113,09
2
mm
e). As perhitungan = r.b.d = 0,00467 .1000.120 = 560,4
2
mm
As 560,4
f). Jumlah tulangan (n) = = = 4,9 buah maka
F 113,09
digunakan tulangan 5 buah
b 1000
g). Jarak antar tulangan (S) = = = 200
n 5
mm
h). Jadi digunakan tulangan 5 Æ 12 – 200 mm

b. Perhitungan Tulangan Tangga dan Bordes


Untuk perhitungan selanjutnya ditampilkan dalam bentuk tabel berikut

Tabel 4a.2 Perhitungan tulangan tangga dan bordes

Tangga Atas Bordes Tangga Bawah


Type Tangga
Tumpuan Lapangn Tumpuan Lapangan Tumpuan Lapangn
Lebar (b) (mm) 1000 1000 2000 2000 1000 1000
Tinggi (h) (mm) 140 140 140 140 140 140
d (mm) 120 120 120 120 120 120
6 7 7 6 6
Mu (Nmm) 9,36.10 1,25.10 1,03.10 5,79.10 6,9.10 0,3.106
Mn (Nmm) 1.17.107 1,47.107 1,29.107 7,29.106 8,33.106 1,04.107
Rn (N/mm2) 0,8118 1,024 0,447 0,251 0,599 0,724
rhitung 0,0028 0,0035 0,0015 0,00084 0,002 0,00245
rperlu 0,00467 0,00467 0,00467 0,00467 0,00467 0,00467
2
As htg (mm ) 113,09 113,09 113,09 113,09 113,09 113,09
2
As perlu (mm ) 560,4 560,4 1120,8 1120,8 560,4 560,4
n 5 5 10 10 5 5
S (mm) 200 200 200 200 200 200
Tulangan (mm) 5Æ12 - 200 5Æ12-200 10Æ12 -200 10Æ12 -200 5Æ12 - 200 5Æ12-200

Data :

F`c = 25 Mpa m = 14,1176

Fy = 300 Mpa F = 0,8


rb = 0,04 d` = 20 mm
rmax = 0,03 Ætul = 12 mm
rmin = 0,00467 Æsk = 8 mm

B. Perencanaan Pondasi Tangga Kantor

1. Data Perencanan.
Keterangan :
h = 800 mm
t1 = 200 mm
b = 1800 mm
L = 1500 mm
d` = 50 mm
d = 120 mm
t2 = 250 mm
x = 900 mm
Gambar 4b.1 Perencanaan pondasi tangga kantor
- Direncanakan pondasi telapak setempat dengan kedalaman 1 m dan
panjang 1 m
- Tegangan geser tanah (stn) = 4 Kg/cm2 = 4.105 N/m2
- Berat jenis tanah (gtanah ) = 1,7 T/m2 = 1,7.104 N/m
3 4
- Berat jenis beton (rbeton ) = 2 ,4 T/m = 2,4.10 N/m 3
- Dari perhitungan mekanik dengan program SAP 2000 didapatkan
Mu = 1690,132 Kgm = 1,690132.107 Nmm
Vu = 6053,76 Kg = 6,05376. 104 N

2. Perhitungan dimensi pondasi


- p = vu +1,2 berat kolom pondasi
= 6,05376.104 + 1,2.(0,25.1,5.0,8.2,4.104)
= 7,134.104 N
p P
- stanah = , A=
A s tan ah

7,134.104 N
- A = = 0,178 m2
2
4.105N / m
Maka digunakan telapak pondasi 1,8.1,5 = 2,7 m2 > 0,178
m2…aman
- Tebal telapak pondasi (d)

6-p 6.7,134.10 4
d≥ = = 57,072 mm
L. f `c 1500 25
Digunakan telapak pondasi dengan tebal
d = 150 mm > 5,072
mm…………………………………..….…aman
1 1
- Momen kelembaman (I) = .L.B3 = .1,5.1,83 = 0,729 m4
12 12
- Tebal selimut beton (d`) = T2 - d = 200-150 = 50
mm
2
- W = (b.d )/ 6 = (1800.15002) = 6,75.108
mm3
3. Perhitungan Kapasitas Dukung Pondasi
- Perhitungan Beban Total (Vt) :
Berat tumpuan = Hasil perhitungan mekanik = 6,054.104
N
Berat telapak = b.l.t1. rb = 1,8.1,5.0,2.2,4.104 = 1,296.104
N
Berat tanah = l.(b-t2).h.gtn
= 1,5.(1,8-0,25).0,8.1,7.104 = 3,162.104
N
B. klm. pondasi = h1.t2.l. rb
= 0,8.0,25.1,5.2,4.104 = 0,72.104 N
Vt = 11,23.104
N
- Beban Eksentris/ Eksentrisitas (e) :
M 1,690132.10 7
e = = = 150,5 mm
Vt 11,23.10 4
b 1800
e = 150,5 mm < = = 300 mm……………..……Aman
6 6

Vt M.X 11,23.10 4 1,690132.10 4.0,9


- s = ± = ±
A I 2,7 0,729
= 4,159.104±2,08.104 N/m2
- smin = 2,079.104 N/m2 , smax = 6,25.104 N/m2
- Kontrol, smax = 6,25.104 N/m2 < stn = 40.104 N/m2
- Sketsa :

Gambar 4b.2 Kapasitas daya dukung pondas kantor


4. Analisa Perhitungan Tulangan pondasi Tangga
a. Perhitungan Tulangan Geser

M u Vt 1,690132.10 7 11,23.10 4
- t = ± = ± = 0,067
W At 6,75.108 2,7.10 6
N/mm2
b d t2 1800 150 250
- Panjang efektif (a) = - - = - - = 750
2 2 2 2 2 2
mm
- Luas efektif (At) = L.a = 1500.700 = 1,05.106
mm2
- Vu = t. At = 0,067.1.05.106 = 69963,16
N
1 1
- Vc = .b.d. f `c = .1800.1500. 25 = 2,2499.106
6 6
N
- Ф. Vc = 0,6. Vc = 1,3499.106 N
- Kontrol Tulangan :
Vu = 6,996316.104 N < Ф. Vc = 134,99.104 N
Maka tidak memerlukan tulangan geser
b. Perhitungan tulangan lentur
1 1
- Mu = .s max .x 2 .L = .0,07165.900 2.1500 = 1,072.107 Nmm
2 2

Mu 1,072.10 7
- Mn = = = 1,34.107 Nmm
F 0,8
fy 300
- m = = = 14,1176
0,85.f `c 0,85.25

Mn 1,34.10 7
- Rn = = = 0,003
b.l 2 1800.1500 2
N/mm2

0,85.f `c é 600 ù
- rb = .b . ê ú
fy êë 600 + f y ûú

0,85.25 é 600 ù
= .0,85. ê ú = 0,04
300 ë 600 + 300 û
- rmax = o,75.r b = 0,75.0,04 = 0,03

1,4 1,4
- rmin = = = 0,00467
fy 300

1 é 2m.Rn ù
- r = ê1 - 1 - ú
m ê fy ú
ë û

1 é 2.14,1176.0,003 ù
= ê1 - 1 - ú
14,1176 ë 300 û
= 1,1.10-5
- r = 1,1.10-5 < rmin = 0.00467 , digunakan rmin
- As = r.l.d = 0,00467.1500.150 = 1050,75
2
mm
As 1050,75
- Jumlah tulangan (n) = = = 9,29 buah
1 .p.d 2 1 .p.12 2
4 4
Digunakan 10 Tulangan
l 1500
- Jarak sengkang (s) = = = 150 mm
n 10
- Jadi digunakan tulangan 10 Ø 12 - 150 mm
C. Perencanaan Tangga Tribun

Gambar 4c.1. Rencana tangga tribun


1. Perhitungan Tebal Pelat
Antrede = 28 cm
Optred = 16 cm
16
Tan a = , a = 29,7450
28
t
Sin a = , t = 13,89 cm
28
Gambar 4c.2 Tebal pelat
equivalen
2 2
- Tebal plat anak tanga equivalen (teg) = t = .13,89 = 9,26
3 3
cm
- Tebal plat equivalen = 14 + teg = 14 + 9,26 = 23,26
cm
2. Data Perencanaan
- Berat jenis beton (rb) = 2400 Kg/m3
- Berat jenis keramik/ cm tebal (rk) = 24 Kg/m2
- Berat jenis spesi/ cm tebal (rs) = 21 Kg/m2
- Berat jenis pagartepi/ roling (rr) = 10 Kg/m
- Tebal keramik (tk) = 2,5 cm
- Tebal spesi (ts) = 2 cm
- Beban hidup tanga/ bordes (ql) = 300 Kg/m2
(Tabel 2.1)
3. Rumus Pembebanan
Berat (w) =Berat jenis (r) x tebal (t)

4. Perhitungan Beban
Dalam perhitungan beban ini dihitung tiap 1 m panjang
a. Pembebanan tangga
1). Perhitungan beban mati
- Berat pelat = 0,14.2400.1 = 336 Kg/m
- Berat keramik = 2,5.1.24 = 60 Kg/m
- Berat spesi = 2.1.21 = 42 Kg/m
- Berat anak tanga = 0,092.1.2400 = 222,24 Kg/m
- Berat pagar tepi = 2.10 = 20 Kg/m
qd = 680,24 Kg/m
2). Perhitungan beban hidup
- Beban hidup/orang = 1.300 ql = 300 Kg/m
b. Pembebanan bordes
1). Perhitungan beban mati
- Berat pelat = 0,14.2400.2 = 672 Kg/m
- Berat keramik = 2,5.2.24 = 120 Kg/m
- Berat spesi = 2.2.21 = 84 Kg/m
- Berat pagar tepi/railing = 4.10 = 40 Kg/m
qd = 916 Kg/m
2). Perhitungan beban hidup
- Beban hidup/orang = 2.300 ql = 600 Kg/m
c. Perhitungan beban berfaktor
1). Tangga = 1,2.qd + 1,6.ql = 1,2.680,24 +1,6.300 = 1296 Kg/m
2). Bordes = 1,2.qd + 1,6.ql = 1,2.916 +1,6.600 = 2059 Kg/m
d. Perhitungan mekanik
Dalam perhitungan mekanik ini beban dianggap sebagai beban terbagi
merata

Gambar 4c.3 Rencana tumpuan tangga tribun

Dari hasil perhitungan mekanika mennggunakanprogram SAP 2000


didapatkan hasil

Tabel 4c.1. Momen ultimate tangga tribun


Momen Daerah Tangga atas Bordes Tangga bawah
Lapangan 1252,95 Kgm 579,15 Kgm 833,81 Kgm
Tumpuhan 935,72 Kgm 1079,6 Kgm 690 13 Kgm

5. Perhitungan Tulangan
Untuk perhitungan selanjutnya ditampilkan dalam bentuk tabel berikut

Tabel 4c.2 Perhitungan tulangan tangga dan bordes

Tangga Atas Bordes Tangga Bawah


Type Tangga
Tumpuan Lapangan Tumpuan Lapangan Tumpuan Lapangan
Lebar (b)(mm) 1000 1000 2000 2000 1000 1000
Tinggi (h)(mm) 140 140 140 140 140 140
d (mm) 120 120 120 120 120 120
6 6 6 6 6
Mu (Nmm) 7,68.10 7,47. 10 10,2. 10 5,73. 10 10,3. 10 4,91.106
Mn (Nmm) 9,61.106 9,34. 106 12,9. 106 7,15. 106 12,8. 106 60,1. 106
Rn (N/mm2) 0,667 0,648 0,447 0,248 0,887 0,417
rhitung 0,00226 0,00219 0,0015 0,0008 0,003 0,0014
rperlu 0,00467 0,00467 0,00467 0,00467 0,00467 0,00467
2
As hitung(mm ) 113,09 113,09 113,09 113,09 113,09 113,09
2
As perlu (mm ) 560,4 560,4 1120,8 1120,8 560,4 560,4
n 5 5 10 10 5 5
S (mm) 200 200 200 200 200 200
Tulangan (mm) 5Æ12 - 200 5Æ12 - 200 10Æ12 -200 10Æ12 -200 5Æ12 - 200 5Æ12 - 200

Data :

F`c = 25 Mpa m = 14,1176

Fy = 300 Mpa F = 0,8


rb = 0,04 d` = 20 mm
rmax = 0,03 Ætul = 12 mm
rmin = 0,00467 Æsk = 8 mm
D. Perencanaan Pondasi Tangga Tribun

1. Data Perencanan.
Keterangan :
h = 800 mm
t1 = 200 mm
b = 1800 mm
d` = 50 mm
d = 120 mm
t2 = 250 mm
x = 900 mm

Gambar 4d.1 Perencanaan pondasi tangga tribun

- Direncanakan pondasi telapak setempat dengan kedalaman 1 m dan


panjang 1 m
- Tegangan geser tanah (stn) = 4 Kg/cm2 = 4.105 N/m2
- Berat jenis tanah (gtanah ) = 1,7 T/m2 = 1,7.104 N/m
- Berat jenis beton (rbeton ) = 2 ,4 T/m3
= 2,4.10 4
N/m 3
- Dari perhitungan mekanik dengan program SAP 2000 didapatkan
- Mu = 1022,46 Kgm = 1,02246.107 Nmm
- Vu = 4958,16 Kg = 4,95816. 10 4
N

2. Perhitungan Dimensi Pondasi


- p = Vu +1,2 berat kolom pondasi
= 4,95816.104 + 1,2.(0,25.1,5.0,8.2,4.104)
= 5,82. 104 N
p P
- stanah = , A=
A s tan ah
5,82.10 4
- A = = 0,1456 m2
5
4.10
Maka digunakan telapak pondasi 1,8.1,5 = 2,7 m2 > 0,145 m2 ..aman
- Tebal telapak pondasi (d)

6-p 6.5,82.10 4
d≥ = = 46,576 mm
L. f `c 1500 25
Digunakan telapak pondasi dengan tebal
d = 150 mm > 46,576 mm…………………………………….aman
1 1
- Momen kelembaman (I) = .L.B3 = .1,5.1,83 = 0,729 m4
12 12
- Tebal selimut beton (d`) = T2 - d = 200-150 = 50
mm
- W = (b.d )/ 6 = (1800.15002)
2
= 6,75.108 mm3

3. Perhitungan Kapasitas Dukung Pondasi


- Perehitungan Beban Total (Vt) :
Berat tumpuan = Hasil perhitungan mekanik = 4,958.104 N
Berat telapak = b.l.t1. rb = 1,8.1,5.0,2.2,4.104 = 1,296.104 N
4 4
Berat tanah = l.(b-t2).h.gtn = 1,5.(1,8-0,25).0,8.1,7.10 = 3,162.10 N
B. kolom pnds = h1.t2.l. rb = 0,8.0,25.1,5.2,4.10 4
= 0,72. 10 4
N
Vt = 10,14.104 N
- Beban Eksentris/ Eksentrisitas (e)

M 1,02296.10 7
e = = = 100,88 mm
Vt 10,14.105
b 1800
e = 100,88 mm < = = 300
6 6
mm………………..……Aman

Vt M.X 10,14.10 4 1,02246.10 4.0,9


- s = ± = ±
A I 2,7 0,729
= 3,75.10 ±1,262.10 N/m
4 4 2

- smin = 2,482.104 N/m2 , smax = 6,237.104 N/m2


- Kontrol, smax = 6,237.104 N/m2 < stn = 40.104 N/m2
…………..aman
- Sketsa :

Gambar 4d.2 Kapasitas daya dukung pondasi

4. Analisa Perhitungan Tulangan Pondasi Tangga


a. Perhitungan Tulangan Geser

M u Vt 1,02246.10 7 10,14.10 4
- t = ± = ± = 0,053
W At 6,75.108 2,7.10 6
N/mm2
b d t2 1800 150 250
- Panjang efektif (a) = - - = - - = 700
2 2 2 2 2 2
mm
- Luas efektif (At) = L.a = 1500.700 = 1,05.106
mm2
- Vu = t. At = 0,053.1.05.106 = 5,5338.104
N
1 1
- Vc = .b.d. f `c = .1800.1500. 25 = 2,2499.106
6 6
N
- Ф. Vc = 0,6. Vc = 0,6.2,2499.106 = 1,3499.106
N
- Kontrol Tulangan :
Vu = 5,5338.104 N < Ф. Vc = 134,99.104 N
Maka tidak memerlukan tulangan geser
b. Perhitungan Tulangan Lentur
1 1
- Mu = .s max .x 2 .L = .0,05575.900 2.1500 = 3,381.107 Nmm
2 2

Mu 3,387.10 7
- Mn = = = 4,234.107 Nmm
F 0,8
fy 300
- m = = = 14,1176
0,85.f `c 0,85.25

Mn 4,234.10 7
- Rn = = = 0,0105
b.l 2 1800.1500 2
N/mm2

0,85.f `c é 600 ù
- rb = .b . ê ú
fy êë 600 + f y ûú

0,85.25 é 600 ù
= .0,85. ê ú = 0,04
300 ë 600 + 300 û
- rmax = 0,75.r b = 0,75.0,04 = 0,03

1,4 1,4
- rmin = = = 0,00467
fy 300

1 é 2m.Rn ù
- r = ê1 - 1 - ú
m ê fy ú
ë û

1 é 2.14,1176.0,0105 ù
= ê1 - 1 - ú
14,1176 ë 300 û
= 0.000035
- r = 0.000035 < rmin = 0.00467 , digunakan rmin = 0.00467
- As = r.l.d = 0,00467.1500.150 = 1050,75 mm2
As 1050,75
- Jumlah tulangan (n) = = = 9,29 ~10 buah
1 .p.d 2 1 .p.12 2
4 4
l 1500
- Jarak sengkang (s) = = = 150 mm
n 10
- Jadi digunakan tulangan 10 Ø 12 - 150 mm
1. Kontrol Rangka Atap
Untuk menentukan apakah rangka batang memenuhi syarat statis tertentu,
digunakan rumus :
S = 2K – R
Dimana :
S = Jumlah Batang
K = Jumlah Titik Buhul
R = Reaksi Tumpuan
Untuk perhitungan selanjutmya disajikan dalam tabel berikut ini :
Tabel 3b.1 Kontrol rangka atap
No Kuda-kuda K 2K R 2K-R S Chek

1. Tribun Utama Depan 13 26 3 23 23 Ok


2. Tribun Utama Belakang 7 14 3 11 11 Ok
3. Parkir dan Ruang Ganti 10 20 3 17 17 Ok
Trapesium Parkir dan Ruang
4. 8 16 3 13 13 Ok
Ganti
5. Tribun Bebas 7 14 3 11 11 Ok
6. Kabin 10 20 3 17 17 Ok
7. Jurai Kantin 7 14 3 11 11 Ok
8. Kantin 12 24 3 21 21 Ok
9. Setengah Mushola 11 22 3 19 19 Ok
10. Mushola 19 38 3 35 35 Ok

2. Perhitungan Panjang Batang


Panjang batang kuda-kuda disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 3b.2 Panjang batang kuda-kuda

Trib

Tribun Utama Trapesium


un
Tribun Utama Parkir dan
Depan Parkir dan
Belakang Ruang Ganti
Ruang Ganti
Beba
s
Panjan Panjan
No Panjang No Panjang No Panjang No No
g g
(m) (m) (m)
(m) (m)
1 1,6010 1 1,334 1 1,750 1 1,75 1 0,667
2 1,2750 2 1,334 2 1,750 2 1,75 2 0,667
3 1,2750 3 1,334 3 1,750 3 1,75 3 0,667
4 1,5000 4 1,490 4 1,750 4 1,75 4 0,668
5 1,2750 5 1,490 5 1,334 5 2,02 5 0,668
6 1,2750 6 1,490 6 1,334 6 1,75 6 0,668
7 1,2500 7 2,000 7 1,334 7 1,75 7 0,500
8 1,5625 8 1,886 8 1,334 8 2,02 8 0,745
9 1,5625 9 1,334 9 1,334 9 1,00 9 0,333
10 1,3240 10 1,490 10 1,334 10 2,02 10 0,687
11 1,3240 11 0,667 11 0,886 11 1,00 11 0,167
12 1,3290 12 1,455 12 2,02
13 1,3200 13 1,772 13 1,00
14 1,6940 14 2,000
15 1,7410 15 1,772
16 1,8920 16 1,455
17 1,9080 17 0,886
18 2,0780
19 2,4120
20 2,5000
21 2,0500
22 1,8750
23 1,6010
Kabin Jurai Kantin Kantin Setengah Mushola
Mushola
No Panjang N Panjang No Panjang No Panjang No Panjang
(m) o (m) (m) (m) (m)

1 0,750 1 1,178 1 0,833 1 1,205 1 1,205


2 0,750 2 1,178 2 0,833 2 1,205 2 1,205
3 0,750 3 1,178 3 0,833 3 1,179 3 1,179
4 0,750 4 1,500 4 0,833 4 3,000 4 1,179
5 0,610 5 1,280 5 0,833 5 1,742 5 1,205
6 0,610 6 1,280 6 0,833 6 1,238 6 1,205
7 0,610 7 1,280 7 0,972 7 1,746 7 1,244
8 0,610 8 0,499 8 0,972 8 1,244 8 1,244
9 0,610 9 1,545 9 0,972 9 1,244 9 1,244
10 0,610 10 0,999 10 0,972 10 1,244 10 1,746
11 0,417 11 1,907 11 0,972 11 0,691 11 1,238
12 0,712 12 0,972 12 1,612 12 1,238
13 0,833 13 0,500 13 1,382 13 1,746
14 1,000 14 0,972 14 1,612 14 1,244
15 0,833 15 1,000 15 1,205 15 1,244
16 0,712 16 1,302 16 0,691 16 1,244
17 0,417 17 1,500 17 1,612 17 0,691
18 1,302 18 1,244 18 1,612
19 1,000 19 1,238 19 1,382
20 0,972 20 1,612
21 0,500 21 1,205
22 0,691
23 1,612
24 1,244
25 1,238
26 1,238
27 1,244
28 3,000
29 1,612
30 0,691
31 1,205
32 1,612
33 1,382
34 1,520
35 0,691

C. Perencanaan Gording

Dalam perencanan gording ini diambil contoh perhitungan gording Tribun Utama Depan,
sedangkan perhitungan gording bangunan yang lainnya disajikan dalam bentuk tabel.
1. Data Perencanaan
Direncanakan gording dengan data sebagai berikut :
a). Gording [ 150.75.20.45
- Berat gording (r) = 11 Kg/m
- Momen kelembaman arah x (Ix) = 489 cm4
- Momen kelembaman arah y (Ix) = 99,2 cm4
- Momen tahanan arah x (Wx) = 19,8 cm3
- Momen tahanan arah Y (Wy) = 65,2 cm3
b). Kemiringan atap (a) = 17,650
c). Jarak antar kuda-kuda (L) = 2 m
d). Jarak antar gording (d) = 1,32 m
e). Berat penutup atap (ra) = 11 Kg/m2
f). Tegangan dasar BJ 37 (sijin) = 1600 Kg/m2
2. Perhitungan Beban
1). Beban Mati.

- Berat atap = 2.(1/2.d). ra = 2.(1/2.1.32).11 = 14,52 Kg/m

- Berat gording = 11 Kg/m


Qd = 25,52 Kg/m
qx = q.sin a = 25,52.sin 17,65 = 7,74 Kg/m
qy = q.cos a = 25,52.cos17,65 = 24,32 Kg/m
Mx = 1/8.qy.L2 = 1/8.24,32.22 = 12,16 Kg/m
2 2
Mx = 1/8.qx.L = 1/8.7,74.2 = 3,87 Kg/m
Gambar 3c.1 Beban mati
pada gording

2). Beban Hidup

- Beban Hidup/ Orang = 100 Kg

- Px = P.sin a = 100.sin 17,65 = 30,32 Kg

- Py = P.cos a = 100.cos 17,65 = 95,29 Kg

- Mx = ¼. Py.L = ¼.95,29.2 = 47,62 Kgm

- My = ¼. Px.L = ¼.30,32.2 = 15,16 Kgm

Gambar 3c.2 Beban hidup


pada gording
3). Beban Angin
- Kemiringan atap (a) = 17,650

- Tekanan angin (W) = 30 Kg/m2

- Koefisien angin tekan (w1) = cara I (0,8) dan cara II (-1,2)

- Koefisien angin hisap (w2) = cara I (0) dan cara II (-0,4)

Gambar 3c.3 Beban angin


pada gording
a). Cara I
W1 = w1.W.d = 0,8.30.1,32 = 31,68 Kg/m
W1 = w2.W.d = 0.30.1,32 = 0 Kg/m
2 2
M1 = 1/8. W1.L = 1/8.31,68.2 = 15,84 Kgm
M2 = 1/8. W2.L2 = 1/8.0.22 = 0 Kgm
b). Cara II
W1 = w1.W.d = -1,2.30.1,32 = -47,52 Kg/m
W1 = w2.W.d = -0,4.30.1,32 = -15,84 Kg/m
2 2
M1 = 1/8. W1.L = 1/8.-47,52.2 = -23,78 Kgm
M2 = 1/8. W2.L2 = 1/8.-15,84.22 = -7,94 Kgm
Dari kedua cara tersebut dianbil hasol yang paling besar, yaitu :
M1 = 23,76 Kgm
M2 = 7,94 Kgm

Tabel 3c.1 Kombinasi gaya dalam gording


Momen Beban Mati Beban Hidup Beban Angin (Kgm) Yang
(Kgm) (Kgm) Hisap Tekan Menentukan
Mx 17,16 47,62 7,94 23,76 88,54
My 3,87 15,16 - - 19,03

3. Kontrol Terhadap Tegangan


Mx = 88,54 Kgm = 8854 Kgcm
My = 19,03 Kgm = 1903 Kgcm
Mx My 8854 1903
s = + = + = 477,6 Kg/cm2
Wy Wx 19,8 62,5

s = 477,6 Kg/cm2 < sijin = 1600 Kg/cm2 ………………….……Aman

4. Kontrol Terhadap L endutan


1 1
Zijin = xL = x 200 = 0,8 cm
250 250
5.Qx.L4 Px.L3 5.0,0774.187,54 0,3032.187,53
Zx = + = + = 0,0062 cm
384.E.I y 48.E.I y 384.2,1.106.99,2 48.2,1.106.99,2

5.Qy.L4 Py.L3 5.0,2432.187,54 0,9529.187,53


Zy = + = + = 0,004 cm
384.E.I x 48.E.Ix 384.2,1.106.489 48.2,1.106.489

Z= Z2x + Z2y = 0,0062 + 0,0042 = 0,0072 cm

Kontrol Z = 0,0072 cm < Zijin = 0.8 cm……………………………..Aman


Mx 8854
= = 5,53 cm > Zx = 0,0062 cm
s 1600
Maka tidak memerlukan rod/ bracing gording

5. Perhitungan Gording Bangunan Lainnya


Untuk perhitungan gording bangunan yang lain disajikan dalam bentuk tabel berikut :
Tabel 3c.2 Perhitungan Gording
Tribun Tribun Parkir dan
Hal Utama Utama Ruang Tribun Bebas
Depan Belakang Ganti
Data Perencanaan
rg (kg/m) 11 11 11 11
4
Ix (cm ) 489 489 489 489
4
Iy (cm ) 99,2 99,2 99,2 99,2
3
Wx (cm ) 19,8 19,8 19,8 19,8
3
Wy (cm ) 65,2 65,2 65,2 65,2
a 0
() 17,65 26,56 29,75 14
L (m) 2 2 2 2,5
D (m) 1,32 1,49 1,344 0,67
ra (kg/m2) 11 50 50 11
sijin (kg/m ) 2
1600 1600 1600 1600
w1 0,8 & -1,2 0,1312 0,195 0,8 & -1,2
w2 0 & -0,4 -0,4 -0,4 0 & -0,4
Perhitungan Beban
qx (kg/m) 7,740 69,47 38,56 9,310
qy (kg/m) 24,32 34,73 67,46 37,40
Mx (kgm) 10,68 61,05 33,73 29,18
My (kgm)

M 2,960 122,12 19,28 7,270


A
T
I
Px (kg/m) 30,32 89,45 49,62 24,20
H Py (kg/m) 95,29 44,71 86,82 97,10
I Mx (kgm) 44,67 41,92 43,41 60,69
D
U My (kgm)
14,21 83,86 24,81 15,13
P

C W1 (kgm) 31,68 5,860 7,840 16,08


A A W2 (kgm) 0,000 -17,88 -16,08 0,000
N R
M1 (kgm) 13,92 10,30 3,920 12,56
G A
M2 (kgm)
I 1
0,000 -31,43 -8,04 0,000
N
Tribun Tribun Parkir dan
Hal Utama Utama Ruang Tribun Bebas
Depan Belakang Ganti
Perhitungan Beban
A C W1 (kgm) -47,52 -24,12
N A W2 (kgm) -15,84 -8,040
G R
M1 (kgm) -20,87 -18,84
I A
M2 (kgm) -6,950 -6,280
N 2

Combin- Mx (kgm) 69,27 113,27 81,06 102,43


asi
My (kgm) 17,17 205,98 44,09 22,4

Kontrol Terhadap Tegangan


sijin (kg/cm2) 1600 1600 1600 1600
s (kg/cm2) 377,32 335,29 74,64 553,16
s < sijin Aman Aman Aman Aman

Kontrol Terhadap Lendutan


Zijin (cm) 1,5 1,5 0,8 1
Zx (cm) 0,0062 0,8634 0,039 0,023
Zy (cm) 0,0040 0,0870 0,014 0,018
Z (cm) 0,0072 0,8670 0,037 0,029
Z < Zijin Aman Aman Aman Aman

Pemakaian Rod/ Bracing Gording


Zact = Mx/s (cm) 4,3300 7,0800 5,060 6,400
Zx (cm) 0,0062 0,8634 0,014 0,023
Zact > Zx Tanpa Rod Tanpa Rod Tanpa Rod Tanpa Rod

Hal Kabin Kantin Moshola

Data Perencanaan
rg (kg/m) 11 11 11
4
Ix (cm ) 489 489 1910
Iy (cm4) 99,2 99,2 148
3
Wx (cm ) 19,8 19,8 191
3
Wy (cm ) 65,2 65,2 27,0
a 0
() 33,7 30,96 40,3
L (m) 1,50 3,00 5,00
D (m) 0,61 0,972 2,35
ra (kg/m2) 50 50 50
sijin (kg/m2) 1600 1600 1600
w1 0,274 0,22 0,4

w2 -0,4 -0,4 -0,4


Perhitungan Beban
qx (kg/m) 23,00 30,660 47,350
qy (kg/m) 34,50 51,100 55,830
Mx (kgm) 9,700 72,490 174,47
My (kgm)
M
A 6,500 34,490 147,95
T
I
Px (kg/m) 55,50 51,440 64,680
H Py (kg/m) 83,20 85,750 76,270
I Mx (kgm) 31,20 64,300 95,340
D My (kgm)
U 20,80 38,580 80,850
P

A W1 (kgm) 5,040 6,420 14,430


W2 (kgm) -7,320 -11,64 -14,430
N
G M1 (kgm) 1,400 7,220 46,650
I M2 (kgm)
N -2,060 -13,09 -46,650

Mx (kgm) 42,30 144,01 316,46


Combin
-asi
My (kgm) 27,30 73,070 228,80

Hal Kabin Kantin Moshola

Kontrol Terhadap Tegangan


sijin (kg/cm2) 1600 1600 1600
s (kg/cm ) 2
257,3 844,23 1291
s < sijin Aman Aman Aman

Kontrol Terhadap Lendutan


Zijin (cm) 0,6 0,6 2
Zx (cm) 0,0080 0,156 1,2450
Zy (cm) 0,0030 0,053 0,1137
Z (cm) 0,0089 0,165 1,2500
Z < Zijin Aman Aman Aman

Pemakaian Rod/ Bracing Gording


Zact = Mx/s (cm) 2,6 9 19,77
Zx (cm) 0,008 0,156 1,245
Zact > Zx Tanpa Rod Tanpa Rod Tanpa Rod
Perhitungan Kuda-kuda
Dalam perhitungan kuda-kuda diberikan contoh perhitungan kuda-kuda Tribun Utama Depan, sedangkan perhitungan
kuda-kuda yang lainya disajikan dalam bentuk tabel.

1. Data Perencanaan
a. Berat penutup atap (asbes) (ra) = 11 Kg/m2
b. Berat Plafon, asbes dan penggantung = 18 Kg/m2
c. Berat gording (r) = 11 Kg/m
d. Berat kuda-kuda = 25 Kg/m
e. Jarak antar gording (d) = 1,32 m
0
f. Kemiringan atap (a) = 17,65
g. Jarak antar kuda-kuda (L) = 2 m
h. Berat hidup/ orang = 100 Kg
i. Berat angin = 25 Kg/m2
j. Koefisien angin (w) = Sesuai Tabel 2.2
2. Rumus Penbebanan.
a. Beban Atap = ½.[ Jarak gording kanan + jarak gording kiri ]x
Jarak kuda-kuda x berat atap
b. Beban Gording = Berat gording x Jarak kuda-kuda
c. Beban Kuda-kuda = ½.[ å Panjang batang ] x Berat Kuda-kuda
d. Beban Plafon = ½.[ panjang batang kanan + Panjang batng kiri ]
x Jarak kuda-kuda x Berat Plafon
e. Beban Bracing = 30 % x Beban Kuda-kuda
f. Beban Plat Penyambung = 10 % x Beban Kuda-kuda
g. Beban Air Hujan = 40–[ 0,8.a ]= 40–[0,8.17,65] = 25,88 Kg/m2
h. Beban Angin = Koefisien Angin x Luas atap x Berat Angin

3. Perhitungan Beban Mati


a. Pembebanan P1

- Beban Kuda-kuda = ½.[ 1,601+1,32 ].25 = 36,51 Kg

- Beban Gording = 11.2 = 22 Kg


- Beban Atap (asbes) = ½.[ 1,32+1 ].2.11 = 25,52 Kg

- B. Bracing + Plat Sambung = [ 30+10 ] % .36,51 = 14,6 Kg


P1= 98,63Kg
b. Pembebanan P2

- Beban Kuda-kuda = ½.[ 1,329+1,32+1,694+1,341 ].25 = 76,85 Kg

- Beban Gording = 11.2 = 22 Kg


- Beban Atap (asbes) = ½.[ 1,32+1,32 ].2.11 = 29,44 Kg

- Beban Plat Sambung = 10 % . 76,05 = 7,605 Kg


P2 = 134,69 Kg
c. Pembebanan P3

- Beban Kuda-kuda = ½.[ 1,324+1,329+1,892+1,4 ].25 = 74,36 Kg

- Beban Gording = 11.2 = 22 Kg

- Beban Atap (asbes) = ½.[ 1,32+1,32 ].2.11 = 29,4 Kg

- B. Plat Sambung = 10 % . 74,36 = 7,436 Kg


P3 = 132,28 Kg
d. Pembebanan P4

- Beban Kuda-kuda = ½.[ 1,32+1,32+2,07+2,41].25 = 89 Kg

- Beban Gording = 11.2 = 22 Kg

- Beban Atap (asbes) = ½.[ 1,32+1,32 ].2.11 = 29,04 Kg


- Beban Plat Sambung = 10 % . 89 = 8,9 Kg
P4 = 148,94 Kg
e. Pembebanan P5

- Beban Kuda-kuda = ½.[ 1,329+1,56+2,417 ].25 = 65,725 Kg

- Beban Gording = 11.2.2 = 41,25 Kg

- Beban Atap (asbes) = ½.[ 1,32+1,526 ].2.11 = 31,3 Kg

- Beban Plat Sambung = 10 % . 65,725 = 6,57 Kg

- Beban Bracing = 30 %. 65,725 = 19,72 Kg


P5 = 167,32 Kg
f. Pembebanan P6

- Beban Kuda-kuda = ½.[1,526+1,526+2,05+2].25 = 87,21 Kg

- Beban Gording = 11.2 = 22 Kg

- Beban Atap (asbes) = ½.[ 1,526+1,526 ].2.11 = 33,57 Kg


P6 = 151,5 Kg
g. Pembebanan P7

- Beban Kuda-kuda = ½.[ 1,526+1,25+1,601 ].25 = 58,16 Kg

- Beban Gording = 11.2 = 22 Kg


- Beban Atap (asbes) = ½.[ 1,526+1 ].2.11 = 27,88 Kg

- Beban Plat Sambung = 10 % . 58,16 = 5,816 Kg


- Beban Bracing = 30 % .58,16 = 17,45 Kg
P7 = 131,3 Kg
h. Pembebanan P8

- Beban Kuda-kuda = ½.[ 1,601+1,295+1,694 ].25 = 57,125 Kg

- Beban Plat Sambung = 10 % . 57,125 = 5,7125 Kg

- Beban Plafon = ½.[1,295].18.2 = 22,9 Kg


P8 = 85,78 Kg
i. Pembebanan P9

- Beban Kuda-kuda = ½.[ 1,275+1,275+1,741+1,892].25 = 77,29 Kg

- B. Plat Sambung = 10 % . 77,29 = 7,729 Kg

- Beban Plafon = ½.[1,275+1,275].18.2 = 22,9 Kg


P9 = 107,96 Kg
j. Pembebanan P10

- Beban Kuda-kuda = ½.[ 1,275+1,5+1,908+2,078 ].25 = 84,51 Kg

- Beban Plat Sambung = 10 % . 84,51 = 8,451 Kg


- Beban Plafon = ½.[1,275+1,5].18.2 = 45,95 Kg
P10 = 142,9 Kg
k. Pembebanan P11

- Beban Kuda-kuda = ½.[ 1,275+1,5+2,4+2,5+2,05].25 = 121,71 Kg

- Beban Plat Sambung = 10 % .121,71 = 12,171 Kg

- Beban Plafon = ½.[1,275+1,5].18.2 = 49,95 Kg


- Beban Bracing = 30 %.121,71 = 36,51 Kg
P11 = 220,35 Kg
l. Pembebanan P12

- Beban Kuda-kuda = ½.[ 1,275+1,275+2+1,601 ].25 = 75,33 Kg

- Beban Plat Sambung = 10 % 75,33 = 7,533 Kg

- Beban Plafon = ½.[1,275+1,275].18.2 = 45,89 Kg


P12 = 128,77 Kg
m. Pembebanan P13

- Beban Kuda-kuda = ½.[ 1,275+1,25 ].25 = 31,53 Kg

- Beban Plat Sambung = 10 % . 31,53 = 3,153 Kg

- Beban Plafon = ½.[1,275].18.2 = 22,9 Kg


P13 = 57,63 Kg
4. Perhitungan Beban Hidup
a. Pembebanan L1
- Beban Air Hujan = 25,88.1/2.[0,5+0,66].2 = 34,16 Kg

- Beban Hidup/ Orang = 100 Kg


L1 = 134,16 Kg
b. Pembebanan L2 = L3 = L 4

- Beban Air Hujan = 25,88.1/2.[1,32+1,32].2 = 68,3 Kg

- Beban Hidup/ Orang = 100 Kg


L2 = 168,3 Kg
c. Pembebanan L5

- Beban Air Hujan = 25,88.1/2.[1,32+1,526].2 = 73,65 Kg

- Beban Hidup/ Orang = 100 Kg


L5 = 173,65 Kg
d. Pembebanan L6

- Beban Air Hujan = 25,88.1/2.[1,526+1,526].2 = 78,99 Kg

- Beban Hidup/ Orang = 100 Kg


L6 = 178,99 Kg
e. Pembebanan L7

- Beban Air Hujan = 25,88.1/2.[1+1,526].2 = 65,37 Kg

- Beban Hidup/ Orang = 100 Kg


L7 = 165,37 Kg
f. Pembebanan L8 = L9 = L10 = L11 = L12 = L13
- Beban Hidup/ Orang = 100 Kg
5. Perhitungan Beban Angin
a. Pembebanan Angin Tekan Kiri – Hisap Kanan Cara 1
1). Beban Angin Tekan Kiri, w = -1,2

- Wt1 = -1,2.1/2.[1+1,32].2.25 = -68,3 Kg

- Wt2 = -1,2.1/2.[1,32+1,32].2.25 = -79,2 Kg


- Wt3 = -1,2.1/2.[1,32+1,32].2.25 = -79,2 Kg

- Wt4 = -1,2.1/2.[1,32+1,32].2.25 = -79,2 Kg


- Wt5 = -1,2.1/2.[1,32].2.25 = -39,6 Kg
2). Beban Angin Hisap Kanan, w = -0,4

- Wh6 = -0,4.1/2.[1,526].2.25 = -15,26 Kg


- Wh7 = -0,4.1/2.[1,526+1,526].2.25 = -30,53 Kg

- Wh8 = -0,4.1/2.[1,526+1].2.25 = -25,26 Kg

b. Pembebanan Angin Hisap Kiri – Tekan Kanan Cara 1


1). Beban Angin Hisap Kiri, w = -0,8
- Wh1 = -0,8.1/2.[1+1,32].2.25 = -46,4 Kg

- Wh2 = -0,8.1/2.[1,32+1,32].2.25 = -52,8 Kg


- Wh3 = -0,8.1/2.[1,32+1,32].2.25 = -52,8 Kg

- Wh4 = -0,8.1/2.[1,32+1,32].2.25 = -52,8 Kg


- Wh5 = -0,8.1/2.[1,32].2.25 = -26,4 Kg
2). Beban Angin Tekan Kanan, w = -0,8

- Wt6 = -0,8.1/2.[1,526].2.25 = -30,5 Kg

- Wt7 = -0,8.1/2.[1,526+1,526].2.25 = -61,4 Kg

- Wt8 = -0,8.1/2.[1,526+1].2.25 = -50,5 Kg


c. Pembebanan Angin Tekan Kiri – Hisap Kanan Cara 2
1). Beban Angin Tekan Kiri, w = 0,8

- Wt1 = 0,8.1/2.[1+1,32].2.25 = 46,39 Kg


- Wt2 = 0,8.1/2.[1,32+1,32].2.25 = 52,8 Kg

- Wt3 = 0,8.1/2.[1,32+1,32].2.25 = 52,8 Kg

- Wt4 = 0,8.1/2.[1,32+1,32].2.25 = 52,8 Kg

- Wt5 = 0,8.1/2.[1,32].2.25 = 26,6 Kg


2). Beban Angin Hisap Kanan, w = 0

- Wh6 = 0.1/2.[1,526].2.25 = 0 Kg

- Wh7 = 0.1/2.[1,526+1,526].2.25 = 0 Kg
- Wh8 = 0.1/2.[1,526+1].2.25 = 0 Kg

d. Pembebanan Angin Hisap Kiri – Tekan Kanan Cara 2


1). Beban Angin Hisap Kiri, w = 0,5

- Wh1 = -0,52.1/2.[1+1,32].2.25 = -29,9 Kg

- Wh2 = -0, 52.1/2.[1,32+1,32].2.25 = -33,8 Kg

- Wh3 = -0, 52.1/2.[1,32+1,32].2.25 = -33,8 Kg

- Wh4 = -0, 52.1/2.[1,32+1,32].2.25 = -33,8 Kg

- Wh5 = -0, 52.1/2.[1,32].2.25 = -16,9 Kg


2). Beban Angin Tekan Kanan, w = -0,4 – (a/300) = - 0,52

- Wt6 = 0,5.1/2.[1,526].2.25 = 19,1 Kg


- Wt7 = 0,5.1/2.[1,526+1,526].2.25 = 38,2 Kg

- Wt8 = 0,5.1/2.[1,526+1].2.25 = 31,6 Kg


6. Perhitungan Kuda-kuda
Untuk perhitungan Kuda-kuda yang lain disajikan dalam bentuk tabel berikut :
Tabel 3d.1 Perhitungan pembebanan kuda-kuda
T P
T
ribun arkir T
ribun
Hal Utama & ribun
Utama
Belaka Ruang Bebas
Depan
ng Ganti
Data Perencanaan
1 5 5 1
Berat Atap (Kg/m2)
1 0 0 1
1 1 1 1
B Plafon, Asbes & Penggantung ( Kg/m2)
8 8 8 8
1 1 1 1
Berat Gording (Kg/m)
1 1 1 1
2 2 2 2
Berat Kuda-kuda (Kg/m)
5 5 5 5
2
Jarak antar Kuda-kuda 2 2 2
,5
1 1 1 0
Jarak antar Gording (m) ,320 ,490 ,334 ,687
1 2 2 1
0
Kemiringan Atap ( ) 7,65 6,56 9,75 4
1 1 1 1
Berat hidup/ orang (Kg) 00 00 00 00
2 2 2 2
2
Berat angin (Kg/m ) 5 5 5 5
T T T T
Koefisien angin bl.2.2 bl.2.2 bl.2.2 bl.2.2

Rumus Pembebanan
Beban Atap = ½.[ Jarak gording kanan + jarak gorging kiri ]x Jarak kuda-
kuda x berat atap
Beban Gording = Berat gording x Jarak kuda-kuda
Beban Kuda-kuda = ½.[ å Panjang batang ] x Berat Kuda-kuda
Beban Plafon = ½.[ panjang batang kanan + Panjang batng kiri ] x Jarak
kuda-kuda x Berat Plafon
Beban Bracing = 30 % x Beban Kuda-kuda
Beban Plat Penyambung = 10 % x Beban Kuda-kuda
Beban Air Hujan = 40 – [ 0,8.a ]
T T P
T
ribun ribun arkir &
Hal ribun
Utama Utama Ruang
Depan Belakang Ganti Bebas

Perhitungan Beban Mati


9 2 2 5
Pembebanan P1
8,63 42,02 74,64 7,73
1 4 2 8
Pembebanan P2
34,69 05,89 ,5,55 0,10
1 3 2 7
Pembebanan P3
32,26 91,26 37,73 3,24
1 3 5 6
Pembebanan P4
48,94 69,08 04,74 9,59
1 1 2 2
Pembebanan P5
67,32 35,61 37,73 6,29
1 1 2 3
Pembebanan P6 51,5 65,45 05,55 2,37
1 1 2 2
Pembebanan P7 31,3 16,75 74,64 0,63
8 1
Pembebanan P8 5,78 43,31
1 2
Pembebanan P9 07,96 21,22
1 1
Pembebanan P10 42,9 43,31
Pembebanan P11 220,35
1
Pembebanan P12
28,77
5
Pembebanan P13
7,63
Perhitungan Beban Hidup
Berat Air ( 40 – 0,8 x 2 1 1 2
a) 5,880 8,750 6,200 8,800
1 1 1 1
Pembebanan L1
34,16 49,22 54,17 24,70
1 2 1 1
Pembebanan L2
68,3 04,77 43,55 49,40
1 2 1 1
Pembebanan L3
68,3 04,77 43,55 49,40
1 1 1 1
Pembebanan L4
68,3 87,54 43,55 60,73
1 1 1 1
Pembebanan L5
73,65 00 43,55 00
1 1 1 1
Pembebanan L6
78,98 00 43,55 00
6 1 1 1
Pembebanan L7
5,37 00 54,17 00
1 1
Pembebanan L8
00 00
1 1
Pembebanan L9
00 00
1 1
Pembebanan L10
00 00
1
Pembebanan L11
00
Pembebanan L12 = L13 1
(Kg) (Kg) 00
T P
T
ribun arkir T
ribun
Hal Utama & ribun
Utama
Belaka- Ruang Bebas
Depan
ng Ganti
Perhitungan Beban Angin

Wt1 (Kg) 68,3 16,3 25,75

Wt2 (Kg) 79,2 13,1 51,52


Tekan
Wt3 (Kg) 79,2 13,1 51,52
Kiri
Wt4 (Kg) 79,2 6,55 63,26

Wt5 (Kg) 39,6

Wh4 (Kg) 27,94

Wh5 (Kg) 55,88 13,44


Hisap
Wh6 (Kg) 15,26 55,88 26,88
C kanan
Wh7 (Kg) 30,53 46,69 26,88
A
Wh8 (Kg) 25,26 33,44
R
Wt4 (Kg) 9,160
A
Wt5 (Kg) 18,33
1
Tekan
Wt6 (Kg) 30,5 18,33
Kanan
Wt7 (Kg) 61,04 15,31

Wt8 (Kg) 50,5

Wh1 (Kg) 46,4

Wh2 (Kg) 52,8


Hisap
Wh3 (Kg) 52,8
Kiri
Wh4 (Kg) 52,8

Wh5 (Kg) 26,4


T P
T
ribun arkir T
ribun
Hal Utama & ribun
Utama
Belaka Ruang Bebas
Depan
ng -Ganti
Perhitungan Beban Angin
Tekan
Wt1 (Kg) 46,39 17,17
Kiri
C Wt2 (Kg) 52,8 34,40
Wt3 (Kg) 52,8 34,40

Wt4 (Kg) 52,8 42,18

A Wt5 (Kg) 26,6 -

R Wh6 (Kg) 0

A Wh7 (Kg) 0

2 Wh8 (Kg) 0

Wh9 (Kg)

Wt6 (Kg) 19,1

Wt7 (Kg) 38,2

Wt8 (Kg) 31,6

Wt9 (Kg)

Wh1 (Kg) 29,9

Wh2 (Kg) 33,8


Hisap
Wh3 (Kg) 33,8
Kiri
Wh4 (Kg) 33,8

Wh5 (Kg) 16,9


-
Tabel 3d. 1 Perhitungan pembebanan kuda-kuda
T
raps,
K K
Hal Parkir &
Ruang
abin antin
Ganti
Data Perencanaan
5 5 5
Berat Atap (Kg/m2)
0 0 0
1 1 1
B Plafon, Asbes & Penggantung ( Kg/m2)
8 8 8
1 1 1
Berat Gording (Kg/m)
1 1 1
2 2 2
Berat Kuda-kuda
5 5 5
Jarak antar Kuda-kuda 2 2 3
1 0 1,
Jarak antar Gording (m) ,334 ,610 280
2 3 3
0
Kemiringan Atap () 9,75 3,69 0,96
1 1 1
Berat hidup/ orang (Kg) 00 00 00
2 2 2
2
Berat angin (Kg/m ) 5 5 5
T T T
Koefisien angin bl.2.2 bl.2.2 bl.2.2

Rumus Pembebanan
Beban Atap = ½.[ Jarak gording kanan + jarak
gorging kiri ]x Jarak kuda-kuda x
berat atap
Beban Gording = Berat gording x Jarak kuda-kuda
Beban Kuda-kuda = ½.[ å Panjang batang ] x Berat Kuda-
kuda
Beban Plafon = ½.[ panjang batang kanan + Panjang
batng kiri ] x Jarak kuda-kuda x
Berat Plafon
Beban Bracing = 30 % x Beban Kuda-kuda
Beban Plat Penyambung = 10 % x Beban Kuda-kuda
Beban Air Hujan = 40 – [ 0,8.a ]
T
rap.
K K
Hal Parkir &
Ruang
abin antin
Ganti
Perhitungan Beban Mati
2 1 2
Pembebanan P1 (Kg)
74,64 94,28 38,70
5 9 2
Pembebanan P2 (Kg)
47,17 4,88 25,77
2 1 2
Pembebanan P3 (Kg)
36,88 21,00 37,43
5 3 1
Pembebanan P4 (Kg)
47,17 84,95 51,39
2 1 2
Pembebanan P5 (Kg)
74,64 21,00 37,43
1 9 2
Pembebanan P6 (Kg) 02,88 4,880 25,77
1 1 2
Pembebanan P7 (Kg) 80,43 94,28 38,70
1 6 7
Pembebanan P8 (Kg) 02,88 3,150 4,760
8 9
Pembebanan P9 (Kg) 4,280 0,450
6 3
Pembebanan P10 (Kg) 3,150 00,87
9
Pembebanan P11 (Kg)
0,450
7
Pembebanan P12 (Kg)
4,760
Perhitungan Beban Hidup
Pembebanan L1 (Kg) 1 1 1
65,12 26,89 45,05
1 1 1
Pembebanan L2 (Kg)
61,87 17,49 44,41
1 1 1
Pembebanan L3 (Kg)
56,7 17,49 44,41
1 1 1
Pembebanan L4 (Kg)
61,87 17,49 44,41
1 1 1
Pembebanan L5 (Kg)
65,12 17,49 44,41
1 1 1
Pembebanan L6 (Kg)
00 17,49 44,41
1 1 1
Pembebanan L7 (Kg)
00 26,89 45,05
1 1 1
Pembebanan L8 (Kg)
00 00 00
1 1
Pembebanan L9 (Kg)
00 00
1 1
Pembebanan L10 (Kg)
00 00
1
Pembebanan L11 (Kg)
00
1
Pembebanan L12 (Kg)
00

T
rap,
K K
Hal Parkir &
Ruang
abin antin
Ganti

Perhitungan Beban Angin


Tekan Wt1 (Kg) 19,59 17,62 16,81
C
Kiri
Wt2 (Kg) 9,850 8,240 8,020

Wt3 (Kg) 8,2400 8,020

Wt4 (Kg) 4,120 4,000

Wh4 (Kg) -40,20

Wh5 (Kg) -20,20 -6,100 -29,58


Hisap
Wh6 (Kg) -12,20 -29,16
kanan
Wh7 (Kg) -26,10 -29,16

Wh8 (Kg) -14,58


Tabel 3d. 1 Perhitungan pembebanan kuda-kuda
J S
M
Hal urai etengah
Mushola ushola
Kantin
Data Perencanaan
5 5 5
Berat Atap (Kg/m2)
0 0 0
1 1 1
B Plafon, Asbes & Penggantung ( Kg/m2)
8 8 8
1 1 1
Berat Gording (Kg/m)
1 1 1
2 2 2
Berat Kuda-kuda
5 5 5
2 2,
Jarak antar Kuda-kuda 3
,5 5
1 1 1,
Jarak antar Gording (m) ,280 ,244 244
3 4 4
0
Kemiringan Atap () 0,96 0,30 0,30
1 1 1
Berat hidup/ orang (Kg) 00 00 00
2 2 2
2
Berat angin (Kg/m ) 5 5 5
T T T
Koefisien angin bl.2.2 bl.2.2 bl.2.2

Rumus Pembebanan
Beban Atap = ½.[ Jarak gording kanan + jarak
gorging kiri ]x Jarak kuda-kuda x
berat atap
Beban Gording = Berat gording x Jarak kuda-kuda
Beban Kuda-kuda = ½.[ å Panjang batang ] x Berat Kuda-
kuda
Beban Plafon = ½.[ panjang batang kanan + Panjang
batng kiri ] x Jarak kuda-kuda x
Berat Plafon
Beban Bracing = 30 % x Beban Kuda-kuda
Beban Plat Penyambung = 10 % x Beban Kuda-kuda
Beban Air Hujan = 40 – [ 0,8.a ]
J S
M
Hal urai etengah
Mushola ushola
Kantin
Perhitungan Beban Mati
4 2 2
Pembebanan P1 (Kg)
52,39 46,5 46,5
2 2 2
Pembebanan P2 (Kg)
97,06 53,72 53,72
1 2 2
Pembebanan P3 (Kg)
90,18 43,38 43,38
1 1 1
Pembebanan P4 (Kg)
7,600 54,50 54,50
2 2 2
Pembebanan P5 (Kg)
60,76 17,04 17,04
1 1 4
Pembebanan P6 (Kg) 66,48 13,72 06,23
3 1 1
Pembebanan P7 (Kg) 6,820 21,49 717,48
7 7
Pembebanan P8 (Kg) 0,400 0,400
1 1
Pembebanan P9 (Kg) 48,65 48,65
1 1
Pembebanan P10 (Kg) 23,97 23,97
Pembebanan P11 (Kg) 64,09 141,17
2
Pembebanan P12 (Kg)
46,50
2
Pembebanan P13 (Kg)
53,72
2
Pembebanan P14 (Kg)
43,38
1
Pembebanan P15 (Kg)
54,50
2
Pembebanan P16 (Kg)
17,04
7
Pembebanan P17 (Kg)
0,400
1
Pembebanan P18 (Kg)
48,65
1
Pembebanan P19 (Kg)
23,97
Perhitungan Beban Hidup
2 1 1
Pembebanan L1 (Kg)
04,17 20,96 20,96
1 1 1
Pembebanan L2 (Kg)
66,28 22,68 22,68
1 1 1
Pembebanan L3 (Kg)
66,28 22,68 22,68
1 1 1
Pembebanan L4 (Kg)
00 22,68 22,68
1 1 1
Pembebanan L5 (Kg)
00 20,96 20,96
1 1 1
Pembebanan L6 (Kg)
00 22,68 22,68
1 1 1
Pembebanan L7 (Kg)
00 00 00
1 1
Pembebanan L8 (Kg)
00 00
1 1
Pembebanan L9 (Kg)
00 00
1 1
Pembebanan L10 (Kg)
00 00
1 1
Pembebanan L11 (Kg)
00 00
1
Pembebanan L12 (Kg)
20,96
1
Pembebanan L13 (Kg)
22,68
1
Pembebanan L14 (Kg)
22,68
1
Pembebanan L15 (Kg)
22,68
1
Pembebanan L16 (Kg)
20,96
1
Pembebanan L17 (Kg)
00
1
Pembebanan L18 (Kg)
00
1
Pembebanan L19 (Kg)
00
Perhitungan Beban Angin

C Wt1 (Kg) 18,725 56,94 56,94


Wt2 (Kg) 11,675 47,35 47,35
Wt3 (Kg) 5,8370 31,57 31,57
A Tekan
Kiri Wt4 (Kg) 0 15,78 15,78
R
Wt5 (Kg) 26,47 26,47
A
Wt6 (Kg) 3,950 3,950
1
Wh1 (Kg) 56,08

Wh2 (Kg) 46,64

Wh3 (Kg) 31,09


Hisap
kanan
Wh4 (Kg) 15,54

Wh5 (Kg) 28,04

Wh6 (Kg) 3,980


Wh1 (Kg) 34,20 56,08
Wh2 (Kg) 21,33 46,64
Hisap Wh3 (Kg) 10,66 31,09
Kiri Wh4 (Kg) 0,00 15,54
Wh5 (Kg) 28,04
Wh6 (Kg) 3,980
Perhitungan Dimensi Profil

1. Perhitungan Gaya Batang


Gaya batang kuda-kuda dihitung dengan program SAP 200 dan hasilnya
disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 3e.1 Gaya batang kuda-kuda

Trib

Tribun Utama Trapesium


un
Tribun Utama Parkir dan
Depan Parkir dan
Belakang Ruang Ganti
Ruang Ganti
Beba
s
No Gaya No Gaya No Gaya No Gaya No Gaya
(Kg) (Kg) (Kg) (Kg) (Kg)
1 - 375.48 1 + 1153,54 1 + 3405,65 1 + 144,030 1 - 2375,65
2 -333.81 2 + 2261,62 2 + 2853,85 2 + 144,030 2 - 1359,70
3 -1086.87 3 + 2262,69 3 + 2853,85 3 + 144,030 3 - 1275,25
4 -2065.08 4 - 2531,37 4 - 3405,65 4 + 144,030 4 + 1317,10
5 -1791.22 5 - 1291,52 5 - 3425,23 5 - 2197,28 5 + 2423,18
6 -2.76 6 + 17,6300 6 - 3609,01 6 - 1845,52 6 + 3528,82
7 + 2.155 7 - 529,920 7 - 2615,59 7 - 1845,52 7 + 717,140
8 + 1976.85 8 - 1629,90 8 - 2515,59 8 - 2147,82 8 - 1170,66
9 + 3641.34 9 + 913,160 9 - 3609,01 9 + 282,25 9 + 4154,97
10 + 3161.83 10 - 1235,91 10 - 3425,23 10 + 604,00 10 - 1020,47
11 + 2002.49 11 + 315,84 11 - 413,870 11 - 532,680 11 + 140,770
12 + 951.64 12 + 699,88 12 + 604,000
13 + 249.19 13 - 880,370 13 + 282,250
14 + 626.6 14 + 1752,53
15 - 996.29 15 - 880,370
16 + 1265.03 16 + 699,88
17 -1565.5 17 - 413,870
18 + 1458.08
19 -1778.95
20 -3602.15
21 -
22 +
23 -

Setengah
Kabin Jurai Kantin Kantin Mushola
Mushola
No Gaya No Gaya No Gaya No Gaya No Gaya
(Kg) (Kg) (Kg) (Kg) (Kg)
1 + 1959,55 1 + 777,25 1 + 794,02 1 + 1551,81 1 + 5664,55
2 + 1667,22 2 - 497,52 2 + 801,09 2 + 1097,23 2 + 5232,60
3 + 1667,22 3 - 1600,5 3 + 173,73 3 + 1554,60 3 + 3554,89
4 + 1959,55 4 0,0000 4 + 173,73 4 0,00000 4 + 3554,89
5 - 2363,10 5 + 552,45 5 + 801,09 5 0,00000 5 + 804,290
6 - 2185,23 6 - 826,380 6 + 794,02 6 - 4,96000 6 + 5666,81
7 - 1609,31 7 - 844,930 7 - 5596,19 7 - 451,460 7 - 7810,57
8 - 1609,31 8 - 608,730 8 - 4871,20 8 - 1739,16 8 - 6987,40
9 - 2185,93 9 + 654,68 9 - 4108,95 9 - 1906,53 9 - 7754,91
10 - 2363,10 10 - 1028,81 10 - 4108,95 10 - 2134,08 10 - 1024,08
11 - 232,170 11 + 720,82 11 - 4871,20 11 - 369,000 11 - 443,450
12 + 439,80 12 - 5596,19 12 + 783,580 12 - 443,450
13 - 410,110 13 + 222,52 13 - 1078,84 13 - 1024,14
14 + 111,77 14 - 725,04 14 + 1651,85 14 - 7754,36
15 - 527,23 15 + 648,98 15 + 636,970 15 - 7569,00
16 + 439,80 16 - 1002,96 16 - 612,470 16 - 7808,49
17 - 232,17 17 + 068,06 17 + 2646,30 17 - 353,440
18 - 1002,96 18 - 1349,14 18 + 752,040
19 + 648,98 19 - 41,9700 19 - 1271,03
20 - 725,04 20 + 2749,44
21 + 222,52 21 + 949,580
22 - 440,680
23 + 4158,69
24 - 7062,21
25 + 353,010
26 + 352,440
27 - 7061,78
28 + 374,660
29 + 4157,17
30 - 991,480
31 + 953,560
32 + 2745,37
33 - 940,800
34 - 727,720
35 + 298,970

2. Perhitungan Profil Batang Tarik


Dalam perhitungan Profil Batang Tarik ini diambil contoh perhitungan pada Kuda-kuda
Tribun Utama Bagian Depan.
- Gaya tekan maksimum (Pmax) = 3853,37 Kg

- Tegangan dasar ijin Bj 37 (sijin) = 1600 Kg/cm2

Pmax 3853,37
- Luas bersih (Fnetto) = = = 2,408 cm2
s 1600
- Luas kotor (Fbrotto) = 1,15. Pmax = 1,15.2,408 = 2,769 cm2

- Digunakan Profil dengan F > Fbrotto, yaitu double siku 50.50.9, dengan
F = 2 x 8,24 = 16,48 cm2

- Tegangan yaang terjadi (s)


Pmax 3853,37
s = = = 272,37 Kg/cm2
0,85.F 0,85.16,48
- Maka s = 272,37 Kg/cm2 < sijin = 1600 Kg/cm2, sehingga Profil aman digunakan .
Untuk perhitungan profil batang tarik yang lain disajikan dalam bentuk tabel berikut.
Tabel 3e.2 Perhitungan profil batang tarik kuda-kuda
Tribun Tribun Parkir & Trapsium
Tribun
Hal Utama Utama Ruang Parkir &
Ruang Bebas
Depan Belakang Ganti Ganti
Pmax (Kg) 3853,37 2262,83 3405,65 1447,85 3528,82
sijin (Kg/cm ) 2
1600 1600 1600 1600 1600
2
Fnetto (cm ) 2,408 1,414 2,128 0,91 2,239
Fbrutto (cm2) 2,769 1,626 2,45 1,04 2,275
Profil 2L 50.50.9 2L.45.45.7 2L.45.45.7 2L.45.45.7 2L.45.45.7
2
F (cm ) 16,48 11,72 11,72 11,72 11,72
s (Kg/cm 2
272,37 227,15 341,86 145,3 354,23
s < sijin Aman Aman Aman Aman Aman
Tabel 3e.2 Perhitungan profil batang tarik kuda-kuda
Jurai Setengah
Hal Kabin Kantin Mushola
Kantin Mushola
Pmax (Kg) 1959,55 5596,19 1770,82 2346,3 7754,36
sijin (Kg/cm ) 2
1600 1600 1600 1600 1600
2
Fnetto (cm ) 1,22 3,497 1,106 1,65 4,846
2
Fbrutto (cm ) 1,4 4,022 1,27 1,902 5,573
Profil 2L,45,45,7 2L,45,45,7 2L,45,45,7 2L,45,45,7 2L 50,50,9
F (cm2) 11,72 11,72 11,72 11,72 16,48
s (Kg/cm ) 2
196,7 651,75 177,76 265,63 553,56
s < sijin Aman Aman Aman Aman Aman

3. Perhitungan Profil Batang Tekan


Dalam perhitungan Profil Batang Tarik ini diambil contoh perhitungan pada Kuda-kuda
Tribun Utama Bagian Depan.

- Gaya tekan maksimum (Pmax) = 3853,37 Kg

- Tegangan dasar ijin Bj 37 (sijin) = 1600 Kg/cm2

- Tegangan luluh BJ 37 (sl) = 2400 Kg/cm2

- Panjang tekuk (Lk) = Lmax = 2,5 m = 250 cm

3.L2k .Pmax 3.250 2.3893,04


- Momen kelembaman (Imin) = =
2
p .E p 2 .2,1.10 6
4
= 35,218 cm

- Digunakan profil dengan Ix > Imin, yaitu Double Siku (2L) 50.50.9
Ix = 2.17,9 = 35,88 cm4
F = 2.8,24 = 16,4 cm2
ix = 1,47 cm
Lk 250
- Kelangsingan (l) = = = 170,068
ix 1,47

E 2,1.10 6
- Kelangsingan dasar (lg) = p = p = 111,072
0,7.t l 0,7.2400

ls 170,068
- Kelangsingan tereduksi (ls) = = = 1,531
lg 111,072

- Reduksi tegangan (w)


ls £ 0,183 maka w = 1

1,41
0,183 < ls < 1 maka w =
1,591 - l s

1 £ ls maka w = 2,381. l2s

Jadi w = 2,381. l2s = 2,381.1,5312 = 5,581

- Tegangan yang terjadi (s)


Pmax .w 3893,04.5,581
s = = = 1318,38 Kg/cm2
F 16,48
- Kontrol tegangan (s < sijin)
s = 1318,38 Kg/cm2 < sijin = 1600 Kg/cm2

- Jadi profil 2L 50.50.9 aman


Untuk perhitungan kuda-kuda lainya disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 3e.3 Perhitungan batang tekan kuda-kuda
Tribun Tribun Parkir & Trapsiu
Tribun
Hal Utama Utama Ruang m Parkir
& Ruang Bebas
Depan Belakang Ganti Ganti
Pmax (Kg) 3893,04 1629,57 3609,01 2197,28 2375,65
sijin (Kg/cm ) 2
1600 1600 1600 1600 1600
sl (Kg/cm ) 2
2400 2400 2400 2400 2400
Lk (cm) 250 200 177,2 68,7 74,5
Imin (cm4) 35,218 9,43 16,4 1,5 1,098
Profil 2L.50.50.9 2L 45.45.7 2L 45.45.7 2L45.45.7 2L45.45.7
l 170,068 150,30 133,23 51,65 56,02
lg 111,072 111,072 111,072 111,072 111,072
ls 1,531 1,35 1,19 0,4 0,5

w 5,581 4,36 3,43 1,25 1,295


s (Kg/cm2) 1318,38 606,778 1054,96 234,36 262,53
s < sijin Aman Aman Aman Aman Aman

Jurai Setengah
Hal Kabin Kantin
Kantin Mushola
Mushola

Pmax (Kg) 2363,1 5596,19 1600,5 2139,08 7808,49


sijin (Kg/cm ) 2
1600 1600 1600 1600 1600
sl (Kg/cm2) 2400 2400 2400 2400 2400
Lk (m) 83,3 130,2 128 174,6 174,6
Imin (m) 2,37 13,73 3,79 9,438 34,45
Profil 2L 45.45.7 2L 45.45.7 2L 45.45.7 2L 45.45.7 2L 50.50.9
l 62,63 97,89 96,24 131,28 118,78
lg 111,072 111,072 111,072 111,072 111,072
ls 0,56 0,88 0,87 1,18 1,069
w 1,37 1,98 1,94 3,326 1,579
s (Kg/cm ) 2
276,25 946,07 265,029 607,06 751,90
s < sijin Aman Aman Aman Aman Aman

Perhitungan Alat Sambung

Semua kuda-kuda menggunakan alat sambung baut dengan :

- Diameter Baut (d) = 12 mm

- Tebal Plat (d) = 0,625.d = 7,5 ~ 8 mm

- Jarak Antar Baut


1,5d £ S1 £ 3d = 1,5.12 £ S 1 £ 3.12 = 1,8 £ S 1 £ 3,6 ~ 3 cm = 30 mm

2,5d £ S2 £ 7d = 2,5.12 £ S 2 £ 7.12 = 3 £ S 2 £ 8,4 ~ 6 cm = 60 mm

- Perhitungan Kekuatan Baut


Pgeser = 2.1/4.p.d2.0,6. sgeser = 2.1/4.p.1.22.0,6. 1600 =2171,469 Kg
Pdesak = d.d.1,5 sgeser = 1,2.0,8.1,5.1600 = 2300 Kg
Diambil kekuatan baut minimum yaitu Pgeser = 2171,469 Kg
- Contoh Perhitungan Jumlah Baut (n)
Pmax 326,01
(n) = , Untuk batang 1, n = = 0,15 ~ 2 buah
Pgeser 2171,469

Dalam perhitungan jumlah baut ini Pmax hanya membutuhkan 2 baut maka jumlah baut
untuk batang dengan gaya dibawahnya menggunakan jumlah baut 2, hal ini dikarenakan jumlah
minimal baut dalah 2.
Untuk perhitungan selanjutnya disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 3f.1 Perhitungan jumlah baut kuda-kuda
Pmax n S1 S2
Kuda-kuda Profil
(Kg) (buah) (mm) (mm)
Tribun Utama Depan 2315,79 2L 50.50.9 2 30 60
Tribun Utama Belakang 2531,2 2L 45.45.7 2 30 60
Parkir dan Ruang Ganti 3605,45 2L 45.45.7 2 30 60
Trapesium Parkir dan Ruang
3605,45 2L 45.45.7 2 30 60
Ganti
Tribun Bebas 3528,82 2L 45.45.7 2 30 60
Kabin 2363,10 2L 45.45.7 2 30 60
Kantin 5596,19 2L 45.45.7 2 30 60
Jurai Kantin 1770,82 2L 45.45.7 2 30 60
Setengah Mushola 2646,30 2L 45.45.7 2 30 60
Mushola 7754,36 2L 45.45.7 2 30 60

Perhitungan Pelat Kopel

Dalam perhitungan pelat kopel ini diambil contoh perhitungan kuda-kuda Tribun Utama
Depan.
- Pmax = N = 2315,79 Kg
- Lk = L = 160,1 cm
- Digunakan Profil Siku (L) 50.50.9
Momen kelembaman arah x = y (Ix = Iy) = 17,9 cm4
Jari-jari kelembaman arah x (ix) = 1,47 cm
2
Jarak titik berat (e) = 1,56 cm
Luas penampang (F) = 8,24 cm2
Momen kelembaman reduksi (Ih) = 7,67 cm4
Jari-jari kelembaman reduksi (ih) = 0,97 cm
- Direncanakan tebal pelat kopel (t) = 1 cm
- Direncanakan jumlah medan (n) = 5
Lk 160,1
Panjang tekuk aktual (Li) = = = 32,02 cm
n 5
Li 32,02
Kelangsingan aktual (li) = = = 33,01 cm < 50 cm..Ok
ih 0,97

- Gaya lintang (D) = 0,02.N = 0,02.2315,79 = 46,32 Kg


- Volume aktual (S) = F.[1/2.t + e] = 8,24.[1/2.1+ 1,56] = 16,98 cm3
D.S 46,32.16,98
- Tegangan geser (t) = = = 43,92 Kg/ cm
Iy 17,9

- Gaya geser aktual (V) = t.Li = 43,92.32,02 = 1406,92 Kg


- Syarat kekakuan pelat kopel
Ip Ih
Rumus kekakuan = ³ 10.
a Li
Dimana :
Ip = Momen kelembaman pelat kopel = 1/12.b.h3
dengan, b ; tebal pelet kopel, diambil 1 cm dan h ; lebar pelat
kopel
a = Jarak sumbu elemen batang
= 2.[1/2.t + e] = 2.[1/2.1+ 1,56] = 4,12 cm
Ih = Momen kelembaman reduksi = 7,67 cm4
LI = Panjang tekuk aktual = 32,02 cm
Maka :

1 / 12.1.h 3 7,67
³ 10.
4,12 32,02
1/12.1.h3 ≥ 4,12.10.0,239
0,08.h 3
≥ 9,85
h 3
≥ 123,08
h ≥ 4,97 cm
Diambil h = 5 cm

- Kontrol kekuatan las pada pelat kopel


Direncanakan :
Tegangan dasar ijin elektrode las (sijin) = 1600 Kg/cm2
Panjang kotor rigi-rigi las (Lbrutto) = 50 mm
Tebal sayap (flens) profil (tf) = 9 mm

Tebal rigi-rigi las (al) = t = 6,36 mm


2
Perhitungan :
Lebar bersih (Ln) = Lbrt - 3 al = 50 – 3.6,36 = 30,92 mm
Luas penampang (A) = Ln . al = 30,92.6,36 = 196,65 mm2
Gaya geser (Pijin) = 0,71.sijn.F = 0,71.1600.1,967 = 233,95 Kg
(karena n = 5, maka ada 5 tempat pengelasan jadi Pijin x 5)
Kontrol kekuatan, V = 1406,32 Kg ≤ Pijin x 5 = 11169,75 Kg
(maka pelat kopel aman digunakan)
Skets gambar :
Gambar 3g.1 Skets pelat kopel

Untuk perhitungan pelat kopel kuda-kuda yang lainya disajikan


dalam tabel berikut in.
Tabel 3g.1 Perhitungan pelat kopel kuda-kuda
Tribun Tribun Parkir & Trapsium
Tribun
Hal Utama Utama Ruang Parkir &
Ruang Bebas
Depan Belakang Ganti Ganti
Pmax = N (Kg) 2315,79 2262,83 3009,01 3009,01 3528,82
Lk (cm) 160,1 200 200 200 74,5
Profil 2L 50.50.9 2l 45.45.7 2l 45.45.7 2l 45.45.7 2l 45.45.7
t (cm) 1 1 1 1 1
n 5 5 5 5 3
Li (cm) 32,02 40 40 40 40
li 33,01 45,97 45,97 45,97 45,97
lI < 50 Aman Aman Aman Aman Aman
D (Kg) 46,3158 45,26 72,18 72,18 70,57
3
S (cm ) 16,98 16,89 10,89 10,89 10,89
t (Kg/cm) 43,92 73,5 75,65 75,65 73,9
V (Kg) 1406,32 2940 3025,89 3025,89 1794,3
a (cm) 4,12 3,72 3,72 3,72 3,72
h (cm) 5 4 4 4 5
sijin (Kg/cm ) 2
1600 1600 1600 1600 1600
Lbruto (cm) 50 40 40 40 50
tf (cm) 9 7 7 7 7
al (cm) 6,36 4,95 4,95 4,95 4,95
Lnetto (cm) 30,92 25,15 25,15 25,15 25,15
2
F (cm ) 1,9665 1,245 1,245 1,245 1,245
Pijin (Kg) 2233,95 1414,24 1414,24 1414,24 1414,24
5 Pijin (Kg) 11169,75 7071,18 7071,18 7071,18 7071,18
V < 5 Pijin Aman Aman Aman Aman Aman
Jurai Setengah
Hal Kabin Kantin
Kantin Mushola
Mushola

Pmax = N (Kg) 2363,1 2262,83 3009,01 3009,01 3528,82


Lk (cm) 100 200 200 200 74,5
Profil 2l 45.45.7 2l 45.45.7 2l 45.45.7 2l 45.45.7 2L50.50.9
t (cm) 1 1 1 1 1
n 3 5 5 5 3
Li (cm) 33,34 40 40 40 40
li 40,65 45,97 45,97 45,97 45,97
lI < 50 Aman Aman Aman Aman Aman
D (Kg) 47,76 45,26 72,18 72,18 70,57
S (cm3) 10,84 16,89 10,89 10,89 10,89
t (Kg/cm) 49,49 73,5 75,65 75,65 73,9
V (Kg) 4948,9 2940 3025,89 3025,89 1794,3
a (cm) 3,72 3,72 3,72 3,72 3,72
h (cm) 5 4 4 4 5
sijin (Kg/cm ) 2
1600 1600 1600 1600 1600
Lbruto (cm) 50 40 40 40 50
tf (cm) 7 7 7 7 7
al (cm) 4,95 4,95 4,95 4,95 4,95
Lnetto (cm) 25,15 25,15 25,15 25,15 25,15
2
F (cm ) 1,245 1,245 1,245 1,245 1,245
Pijin (Kg) 1414,24 1414,24 1414,24 1414,24 1414,24
5 Pijin (Kg) 7071,18 7071,18 7071,18 7071,18 7071,18
V < 5 Pijin Aman Aman Aman Aman Aman
Perhitungan Bracing Kuda-kuda

Gambar 3e.1 Bracing kuda-kuda tribun utama depan

Gambar 3e.2 Bracing kuda-kuda parkir dan ruang ganti

Gambar 3e.3 Bracing kuda-kuda kabin

Gambar 3e.4 Bracing kuda-kuda kantin

Dalam perhitungan bracing kuda-kuda ini diambil contoh perhitungan kuda-kuda Tribun
Utama Depan.
- Dari perhitungan gaya batang dengan program SAP 2000 didapatkan gaya batang
maksimum (Pmax) = 4776,65 Kg

- Tegangan dasar ijin Bj 37 (sijin) = 1600


2
Kg/cm
Pmax 4774,65
- Luas bersih (Fnetto) = = = 2,985 cm2
s 1600
- Luas kotor (Fbrotto) = 1,15. Pmax = 1,15. 2,985 = 3,43 cm2
2
Digunakan Profil Silinder dengan diameter d = 2,1 cm, F = 3,46 cm

- Tegangan yaang terjadi (s)


Pmax 4776,5
s = = = 137 Kg/cm2
F 3,46
- Maka s = 137Kg/cm2 < sijin = 1600 Kg/cm2, sehingga Profil aman digunakan .
Untuk perhitungan bracing yang lain disajikan dalam bentuk tabel berikut.
Tabel 3h.1 Perhitungan bracing kuda-kuda
Tribun Parkir &
Hal Utama Ruang Kabin Kantin
Depan Ganti
Pmax (Kg) 4776,5 1008,13 617,66 2059,26
sijin (Kg/cm )2
1600 1600 1600 1600
2
Fnetto (cm ) 2,985 0,63 0,386 1,287
2
Fbrutto (cm ) 3,43 0,72 0,44 1,48
Diameter (cm) 2,1 1 0,8 1,4
2
F (cm ) 3,46 0,78 0,5 1,54
s (Kg/cm 2
1379,05 1283,59 1228,79 1337,72
s < sijin Aman Aman Aman Aman

Perhitungan Traxctang Kuda-kuda

Gambar 3i.1 Traxctang kuda-kuda

Dalam perhitungan traxctang kuda-kuda ini diambil contoh perhitungan kuda-kuda


Tribun Utama Depan.
- Dari perhitungan gaya batang (Wmax) = 99 Kg
- Tegangan dasar ijin Bj 37 (sijin) = 1600
2
Kg/cm
Wmax 99
- Luas bersih (Fnetto) = = = 0,06 cm2
s 1600
- Luas kotor (Fbrotto) = 1,15. Pmax = 1,15. 0,06 = 0,07 cm2
2
Digunakan Profil Silinder dengan diameter d = 0,6 cm, F = 0,283 cm

- Tegangan yaang terjadi (s)


Wmax 99
s = = = 350,15
F 0.28
Kg/cm2

- Maka s = 350,15 Kg/cm2 < sijin = 1600 Kg/cm2, sehingga Profil aman digunakan .

Untuk perhitungan tractang yang lain disajikan dalam bentuk tabel berikut.
Tabel 3i.1 Perhitungan traxctang kuda-kuda
Tribun Tribun Parkir &
Tribun
Hal Utama Utama Ruang Kabin
Bebas
Depan Belakang Ganti
Wmax (Kg) 99 55,88 33,44 67,26 26,1
sijin (Kg/cm ) 2
1600 1600 1600 1600 1600
2
Fnetto (cm ) 0,06 0,03 0,02 0,04 0,016
2
Fbrutto (cm ) 0,07 0,04 0,024 0,048 0,019
Diameter cm) 0,6 0,23 0,6 0,6 0,6
F (cm2) 0,283 0,041 0,283 0,283 0,283
s (Kg/cm2) 350,14 1344,96 118,26 237,89 92,30
s < sijin Aman Aman Aman Aman Aman
Hal Kantin Mushola
Wmax (Kg) 34,2 56,94
sijin (Kg/cm ) 2
1600 1600
2
Fnetto (cm ) 0,02 0,035
2
Fbrutto (cm ) 0,024 0,04
Diameter (cm) 0,6 0,6
2
F (cm ) 0,283 0,283
s (Kg/cm ) 2
120,95 201,38
s < sijin Aman Aman
BAB V
PELAT LANTAI
A. Pelat Lantai Kantor

Gambar 5a.1 Rencana pelat lantai


kantor
1. Perhitungan pelat type A
a. Data perancanan (PPIUG 1983)
- Beban hidup lantai untuk kantor (ql) = 250 Kg/m2
- Berat jenis keramik/cm tebal (rk) = 24 Kg/m2
- Berat jenis spesi / cm tebal (rs) = 21 Kg/m2
- Berat jenis beton (rb) = 2400 Kg/m3
- Tebal keramik (tk) = 2,5 cm
- Tebal spesi (ts) = 2 cm
b. Perhitungan beban
1). Beban mati

æ f `y ö
L.ç 800 + ÷
- Tebal pelat minimum(hmin) = è 1,5 ø
36000 + 5000.b.(1 - b s )
Dimana:
L = Panjang pelat

fy = 300 Mpa = 300 N/mm2

b = Ly/Lx = 1

Gambar 5a.2 Pelat lantai kantor bsdiambil 0,85

æ 300 ö
L.ç 800 + ÷
- hmin = è 1,5 ø
= 108,85 mm
36000 + 5000.1.(1 - 0,85)

- h diambil 120 mm> hmin = 108,85 mm,maka pelat lantai tidak


memerlukan kontrol lendutan

- Perhitungan beban

Beban sendiri pelat = h. rb = 0,12.2400 = 288 Kg/m2

Berat keramik = tk. rk = 2,5.24 = 60 Kg/m2

Berat spesi = ts. rs = 2.21 = 42 Kg/m2

Berat plafon,penggantung dan instalasi lain = 25 Kg/m2


2). Beban hidup

- Beban hidup pelat lantai untuk perkantoran Ql = 250 Kg/m2


3). Beban berfaktor

- Qu = 1,2.qd +1,6.ql = 1,2 .415 + 1,6.250 = 898 Kg/m2


c. Perhitungan momen
1). Diasumsikan bahwa pelat lantai tertumpu jepit sempurna pada
keempat sisinya
2). Sesuai tebal 13.3.1 PBBI 1971 didapatkan
- Mlx = Mly = 0,001.qu.Lx2.21 = 0,001.898.42.21 = 301,728
Kgm
- Mtx = Mty = 0,001.qu.52 = 0,001.898.42.52 = 747,136
Kgm
d. Perhitungan tulangan
1). Data perencanaan
- Tebal pelat (h) = 120 mm
- f`c = 25 N/mm2
- fy = 300 N/mm2
- Tebal selimut beton ( d`) = 30 mm
- Diameter tulangan (Æ) = 8 mm
- b Diambil = 0,85
2). Perhitungan tulangan
a). Tinggi efektif (d)

Gambar 5a.3 Tinggi efektif pelat lantai


dx = h-d`-1/2Æ = 120-30-1/2.8 = 86 mm
dy = h-d`-Æ-1/2Æ = 120-30-8-1/2.8 = 78 mm

b). Pembatasan tulangan

0,85.f `c é 600 ù
- rb = .b. ê ú
fy ë 600 + fy û

0,85.25 é 600 ù
= 0,85 ê
300 ë 600 + 300 úû

= 0,0401
- rmax = 0,75.rb = 0,75.0,0401 =
0,0301
- rmin untuk pelat = 0,002
c). Perhitungan momen
q Momen lapangan arah x (Mlx)
- Mu = 301,728.104 Nmm

Mu 301,728.104
- Mn = = = 3,7716.106 Nmm
0,8 0,8

Mn 3,7716.106
- Rn = = = 0,509 N/mm
b.d 2x 1000.862
fy 300
- m = = = 14,1176
0,85.f `c 0,85.25

1é 2.m.Rn ù
- raktual = ê1 - 1 - ú
më fy û

1 é 2.14,1176.0,569 ù
= ê1 - 1 - ú
14,1176 ë 300 û
= 0,0017
- raktual < rmin, , maka dipakai rmin, dengan
tulangan tunggal
- As = r.b.d = 0,002.1000.86 = 172 mm2
- Digunakan tulangan Æ 8, F = 50,27 mm2
172
- Jumlah tulangan (n) = a/f = = 3,42
5027
diambil tulangan 4 buah
1000
- Jarak per 1m panjang (s) = = 250
4
mm
- Jadi digunakan tulangan 4Æ8-250 mm

q Momen lapangan dan tumpuan


Untuk perhitungan selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel

Tabel 5a.1 Perhitungan tulangan pelat type A


Hal Mtx Mty Mlx Mly

Mu (Nmm) 301,728.104 301,728.104 747,136.104 747,136.104


Mn (Nmm) 3,7716.106 3,7716.106 9,339.106 9,339.106
d mm 86 78 86 78
2
Rn (N/mm ) 0,509 0,619 1,262 1,535
m 14,1176 14,1176 14,1176 14,1176
raktual 0,0017 0,0021 0,0043 0,0053
rperlu 0,002 0,0021 0,0043 0,0053
2
As (mm ) 172 163,8 373,24 390
Æ (mm) 8 8 8 8
2
F (mm ) 50,27 50,27 50,27 50,27
n buah 3,42 3,26 7,4 7,96
S (mm) 250 250 125 125
Tulangan (mm) 4Æ8-250 4Æ8-250 8Æ8-125 8Æ8-125

2. Perhitungan pelat type B


Perhitungan pelat type B pelat lantai kantor disajikan dalam bentuk tabel
sebagai berikut:
Tabel 5a.2 Perhitungan pelat lantai kantor type B

Hal Mtx Mty Mlx Mly

Qu (Kg/m2) 898 898 898 898


Lx/Ly 1,6 1,6 1,6 1,6
Mu (Nmm) 2,0767.106 0,898. 106 4,4339. 106 3,19. 106
Mn (Nmm) 2,59. 106 1,125. 106 5,55. 106 3,9. 106
d mm 86 78 86 78
2
Rn (N/mm ) 0,35 0,18 0,75 0,54
m 14,1176 14,1176 14,1176 14,1176
raktual 0,0012 0,0006 0,0025 0,0018
rperlu 0,002 0,002 0,002 0,002
2
As (mm ) 172 172 218,75 172
Æ (mm) 8 8 8 8
2
F (mm ) 50,27 50,27 50,27 50,27
n buah 3,42 3,42 4,35 3,42
S (mm) 200 200 200 200
Tulangan (mm) 5Æ8-200 5Æ8-200 5Æ8-200 5Æ8-200

3). Perhitungan pelat type C


Perhitungan pelat type B pelat lantai kantor disajikan dalam bentuk tabel
sebagai berikut:

Tabel 5a.3 Perhitungan pelat lantai kantor type C


Hal Mtx Mty Mlx Mly

Qu (Kg/m2) 898 898 898 898


Lx/Ly 1,25 1,25 1,25 1,25
6 6 6
Mu (Nmm) 1,0596. 10 0,7004. 10 2,3887. 10 2,02. 106
Mn (Nmm) 1,32. 106 0,875. 106 2,98. 106 2,54. 106
d mm 86 78 86 78
Rn (N/mm2) 0,17 0,14 0,4 0,417
m 14,1176 14,1176 14,1176 14,1176
raktual 0,0006 0,0005 0,0013 0,0014
rperlu 0,002 0,002 0,002 0,002

As (mm2) 172 172 172 172

Æ (mm) 8 8 8 8
F (mm2) 50,27 50,27 50,27 50,27
n buah 3,42 3,42 3,42 3,42
S (mm) 200 200 200 200
Tulangan (mm) 5Æ8-200 5Æ8-200 5Æ8-200 5Æ8-200

Catatan : Nilai Mu
Mlx = 0,001.lx2.a ,a = 29,5
2
Mly = 0,001.lx .b ,b = 19,5
Mtx = 0,001.lx2.c ,c = 66,5
2
Mty = 0,001.lx .d ,d = 56,5
Nilai a,b,c dan d didapatkan dengan cara interpolasi hasil Lx/Ly, 1,2
dengan 1,3 mejadi 1,25.
B. Pelat Tribun
Gambar 5b.1 Pelat lantai tribun

1. Perhitungan pelat type A

Gambar 5b.2 Detail tribun


Perhitungan tebal equivalen :
t
- Sin a = , t = Sin a. 78 = Sin 35. 78 = 44,95
78
cm
2 2
- Tebal equivalen tribun (teq) = .t = .44,95 = 29,97
3 3
cm
a. Data perancanan (PPIUG 1983)
- Beban hidup lantai untuk kantor (ql) = 250 Kg/m2
- Berat jenis keramik/cm tebal (rk) = 24 Kg/m2
- Berat jenis spesi / cm tebal (rs) = 21 Kg/m2
- Berat jenis beton (rb) = 2400 Kg/m3
- Tebal keramik (tk) = 2,5 cm
- Tebal spesi (ts) = 2 cm
b. Perhitungan beban
1). Beban mati

æ f `y ö
L.ç 800 + ÷
- Tebal pelat minimum (hmin) = è 1,5 ø
36000 + 5000.b.(1 - b s )

Dimana:

L = Panjang pelat = 4000


mm

fy = 300Mpa =
2
300N/mm

b = Ly/Lx = 1,3

Gambar 5b.3 Pelat lantai tribun bsdiambil 0,85

æ 300 ö
4000ç 800 + ÷
- hmin = è 1,5 ø
= 108,18 mm
36000 + 5000.1,3.(1 - 0,85)

- h diambil 120 mm> hmin = 108,85 mm,maka pelat lantai tidak


memerlukan kontrol lendutan

- Perhitungan beban

Beban sendiri pelat = h. rb = 0,12.2400 = 288


2
Kg/m

Beban anak tribun = teq. rb = 0,2997.2400 = 719,28


Kg/m2
Berat keramik = tk. rk = 2,5.24 = 60
2
Kg/m

Berat spesi = ts. rs = 2.21 = 42


Kg/m2

Berat plafon,penggantung dan instalasi lain = 25


2
Kg/m

Qd = 1139,28
Kg/m2
2). Beban hidup

- Beban hidup pelat lantai untuk panggung penonton Ql = 400


Kg/m2
3). Beban berfaktor

- Qu = 1,2.qd +1,6.ql = 1,2.1139,28 + 1,6.400 = 2007,136


Kg/m2
c. Perhitungan momen
1). Diasumsikan bahwa pelat lantai tertumpu jepit sempurna pada
keempat sisinya
2). Sesuai tebal13.3.1 PBBI 1971 didapatkan
- Mlx = 0,001.qu.lx2.31 = 0,001. 2007,136.3,052.31 = 578,8
Kgm
- Mly = 0,001.qu.lx2.19 = 0,001. 2007,136.3,052.19 = 354,7
Kgm
- Mtx = 0,001.qu.lx2.69 = 0,001. 2007,136.3,052.69 =
1288,3 Kgm
- Mty = 0,001.qu.lx .57
2
= 0,001. 2007,136.3,052.57 =
1064,3 Kgm
d. Perhitungan tulangan
1). Data perencanaan
- Tebal pelat ( h) = 120 mm0
- f`c = 25 N/mm2
- fy = 300 N/mm2
- Tebal selimut beton ( d`) = 30 mm
- Diameter tulangan (Æ) = 12 mm
- b Diambil = 0,85
2). Perhitungan tulangan
a). Tinggi efektif (d)

Gambar 5b.4 Tinggi efektif pelat lantai


tribun

dx = h-d`-1/2Æ = 120-30-1/2.12 = 84 mm
dy = h-d`-Æ-1/2Æ = 120-30-12-1/2.12 = 72 mm

b). Pembatasan tulangan

0,85.f `c é 600 ù
- rb = .b. ê ú
fy ë 600 + fy û

0,85.25 é 600 ù
= 0,85 ê
300 ë 600 + 300 úû

= 0,0401

- rmax = 0,75.rb = 0,75.0,0401 =


0,0301
- rmin untuk pelat = 0,002
c). Perhitungan momen
q Momen lapangan arah x (Mlx)
- Mu = 578,8.104 Nmm

Mu 578,8.104
- Mn = = = 7,235.106 Nmm
0,8 0,8

Mn 7,235.10 6
- Rn = = = 1,025 N/mm
b.d 2x 1000.84 2
fy 300
- m = = = 14,1176
0,85.f `c 0,85.25

1é 2.m.Rn ù
- raktual = ê1 - 1 - ú
më fy û

1 é 2.14,1176.1,025 ù
= .ê1 - 1 - ú
14,1176 ë 300 û
= 0,0035
- raktual < raktual, , maka dipakai raktual, dengan
tulangan tunggal
- As = r.b.d = 0,0035.1000.84 = 294,39 mm2
- Digunakan tulangan Æ 8, F = 50,27 mm2
294,39
- Jumlah tulangan (n) = a/f = = 2,6
113,09
diambil tulangan 3 buah
1000
- Jarak per 1mpanjang (s) = = 330
3
mm
- Jadi digunakan tulangan 3Æ12-330 mm

q Momen lapangan dan tumpuan

Untuk perhitungan selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel

Tabel 5b.1 Perhitungan tulangan pelat type A


Hal Mtx Mty Mlx Mly

Mu (Nmm) 5,788. 106 3,547. 106 12,883. 106 10,64. 106


Mn (Nmm) 7,235.106 4,434.106 1,610.107 1,330.107
d mm 84 72 84 72
2
Rn (N/mm ) 1,025 0,8553 2,282 2,566
m 14,117600 14,117600 14,117600 14,117600
raktual 0,003339 0,002472 0,007672 0,007706
rperlu 0,003339 0,002472 0,007672 0,007706
2
As (mm ) 280,5 178 644,4 554,8
Æ (mm) 12 12 12 12
2
F (mm ) 113,097 113,097 113,097 113,097
n buah 2,480 1,574 5,698 4,906
S (mm) 320 320 160 160
Tulangan (mm) 3Æ12-320 3Æ12-320 6Æ12-160 6Æ12-160

2. Perhitungan pelat type B


Perhitungan pelat type B pelat lantai kantor disajikan dalam bentuk tabel
sebagai berikut:

Tabel 5b.2 Perhitungan pelat lantai kantor type B

Hal Mtx Mty Mlx Mly

Qu (Kg/m2) 2007,136 2007,136 2007,136 2007,136


Lx/Ly 1,525 1,525 1,525 1,525
Mu (Nmm) 1,695.106 0,7870. 106 3,589. 106 2,667. 106
Mn (Nmm) 2,119. 106 0,9838. 106 4,486. 106 3,334. 106
d mm 86 78 86 78
Rn (N/mm2) 0,2865 0,1617 0,6066 0,5474
m 14,1176 14,1176 14,1176 14,1176
raktual 0,000900 0,000540 0,002050 0,001800
rperlu 0,002000 0,002000 0,002050 0,002000
2
As (mm ) 172 156 176,3 156
Æ (mm) 8 8 8 8
2
F (mm ) 50,27 50,27 50,27 50,27
n buah 3,422 3,103 3,507 3,103
S (mm) 250 250 250 250
Tulangan (mm) 4Æ8-250 4Æ8-250 4Æ8-250 4Æ8-250

Catatan : Nilai Mu
Mlx = 0,001.lx2.a ,a = 36,26
2
Mly = 0,001lx .b ,b = 16,84
Mtx = 0,001.lx2.c ,c = 76,78
2
Mty = 0,001.lx .d ,d = 57
Nilai a,b,c dan d didapatkan dengan cara interpolasi hasil Lx/Ly, 1,6 dengan 1,5
mejadi 1,526.

4). Perhitungan pelat type C


Perhitungan pelat type B pelat lantai kantor disajikan dalam bentuk tabel
sebagai berikut:

Tabel 5b.3 Perhitungan pelat lantai kantor type C

Hal Mtx Mty Mlx Mly

Qu (Kg/m2) 2007,136 2007,136 2007,136 2007,136


Lx/Ly 1,75 1,75 1,75 1,75
Mu (Nmm) 2,397.106 0,8198. 106 4,991. 106 3,804. 106
Mn (Nmm) 2,996. 106 1,025.106 6,239. 106 4,755. 106
d mm 86 78 86 78
Rn (N/mm2) 0,4051 0,1684 0,8436 0,7815
m 14,1176 14,1176 14,1176 14,1176
raktual 0,001360 0,000560 0,002870 0,002660
rperlu 0,002000 0,002000 0,002870 0,002660
As (mm2) 172 156 246,8 207,5
Æ (mm) 8 8 8 8
2
F (mm ) 50,27 50,27 50,27 50,27
n buah 3,422 3,103 4,910 4,127
S (mm) 250 250 200 200
Tulangan (mm) 4Æ8-250 4Æ8-205 5Æ8-200 5Æ8-200

Catatan : Nilai Mu
Mlx = 0,001.lx2.a ,a = 39
2
Mly = 0,001.lx .b ,b = 13,5
2
Mtx = 0,001.lx .c ,c = 81,2
2
Mty = 0,001.lx .d ,d = 57
Nilai a,b,c dan d didapatkan dengan cara interpolasi hasil Lx/Ly, 1,7 dengan 1,8
mejadi 1,75.
C. Pelat Atap Tritisan Mushola

Gambar 5c.1 Pelat lantai tritisan


mushola

1. Perhitungan pelat type A


a. Data perancanan (PPIUG 1983)
- Beban hidup lantai bangunan biasa(ql) = 125 Kg/m2
- Berat jenis beton (rb) = 2400 Kg/m3
b. Perhitungan beban
1). Beban mati

æ f `y ö
L.ç 800 + ÷
- Tebal pelat minimum (hmin) = è 1,5 ø
36000 + 5000.b.(1 - b s )

Dimana:
L = Panjang pelat = 6000
mm

fy = 300 Mpa = 300 N/mm2

b = Ly/Lx = 2,4

bs diambil = 0,85
æ 300 ö
6000ç 800 + ÷
- hmin = è 1,5 ø
= 111,11 mm
36000 + 5000.2,4.(1 - 0,85)

- h diambil 120 mm> hmin = 111,11 mm, maka pelat lantai tidak
memerlukan kontrol lendutan

- Perhitungan beban

Beban sendiri pelat = h. rb = 0,12.2400 = 288


2
Kg/m

Berat plafon,penggantung dan instalasi lain = 25


Kg/m2

Qd = 313
2
Kg/m
2). Beban hidup

- Beban hidup pelat lantai untuk pelat biasa Ql = 125 Kg/m2


3). Beban berfaktor

- Qu = 1,2.qd +1,6.ql = 1,2.313 + 1,6.125 = 575,6


2
Kg/m
c. Perhitungan momen
1). Diasumsikan bahwa pelat lantai tertumpu jepit sempurna pada
keempat sisinya
2). Sesuai tebal 13.3.1 PBBI 1971 didapatkan
- Mlx = 0,001.qu.lx2.31 = 0,001. 575,6.2,52.42 = 151,1
Kgm
- Mly = 0,001.qu.lx2.19 = 0,001. 575,6.2,52.10 = 35,9
Kgm
- Mtx = 0,001.qu.lx2.69 = 0,001. 575,6.2,52.83 = 298,6
Kgm
- Mty = 0,001.qu.lx2.57 = 0,001. 575,6.2,52.57 = 205,1
Kgm
d. Perhitungan tulangan
1). Data perencanaan
- Tebal pelat ( h) = 120 mm0
- f`c = 25 N/mm2
- fy = 300 N/mm2
- Tebal selimut beton ( d`) = 30 mm
- Diameter tulangan (Æ) = 8 mm
- b Diambil = 0,85
2). Perhitungan tulangan
d). Tinggi efektif (d)

Gambar 5b.4 Tinggi efektif pelat lantai


tritisan mushola

dx = h-d`-1/2Æ = 120-30-1/2.12 = 84 mm
dy = h-d`-Æ-1/2Æ = 120-30-12-1/2.12 = 72 mm

e). Pembatasan tulangan

0,85.f `c é 600 ù
- rb = .b. ê ú
fy ë 600 + fy û
0,85.25 é 600 ù
= 0,85 ê
300 ë 600 + 300 úû

= 0,0401

- rmax = 0,75.rb = 0,75.0,0401 =


0,0301
- rmin untuk pelat = 0,002

f). Perhitungan momen

Perhitungan tulangan disajikan dalam bentuk tabel berikut :

Tabel 5c.1 Perhitungan tulangan pelat tritisan moshola


Hal Mtx Mty Mlx Mly

Mu (Nmm) 1,511.106 0,3,590. 106 2,986. 106 2,051.106


Mn (Nmm) 1,889. 106 0,4488. 106 3,733. 106 2,564. 106
d mm 86 78 86 78
2
Rn (N/mm ) 0,2554 0,07376 0,5047 0,4214
m 14,117600 14,117600 14,117600 14,117600
raktual 0,000856 0,002500 0,001700 0,001400
rperlu 0,002000 0,002500 0,002000 0,002000
As (mm2) 172 195 172 156
Æ (mm) 8 8 8 8
2
F (mm ) 50,27 50,27 50,27 50,27
n buah 3,422 3,879 3,422 3,103
S (mm) 250 250 250 250
Tulangan (mm) 4Æ8-25 4Æ8-25 4Æ8-25 4Æ8-25
BAB VI
PERENCANAAN PORTAL TRIBUN

Gambar 6.1 Perencanaan portal tribun

A. Pembebanan Balok Portal Kantor

Gambar 6a.1 Pembebanan balok portal kantor

1. Data Perencanaan
- Tebal pelat lantai (tf) = 12 cm
- Tinggi dinding (hd) = 4,5 m
- Beban hidup lantai kantor (q) = 250 Kg/m2
- Berat jenis beton (rb) = 2400 Kg/m3
- Berat dinding (rd) = 250 Kg/m2
2. Perhitungan Lebar Equivalen
Dalam perhitungan lebar equivalen ini diperhitungkan balok sejenis ( As
A, As D) yang memikul beban terbesar.
a. Balok As A

Gambar 6a.2 Lebar equivalen pembebanan balok As A


Perhitungan lebar equivalen :
2 2
- Leq 1 = .t = .200 = 133,4
3 3
cm

1 é æ l öù 1 é æ 2,5 öù
- Leq 2 = .l x .ê3 - 4ç x ÷ú = .2,5.ê3 - 4ç ÷ú = 72,91
6 ê ç 2.l y ÷ú 6 ë è 2.4 øû
ë è øû
cm
2 2
- Leq 3 = .t = .100 = 66,67
3 3
cm

b. Balok As D
Gambar 6a.3 Lebar equivalen pembebanan balok As D
Perhitungan lebar equivalen :
2 2
- Leq 1 = .t = .200 = 133,4
3 3
cm
2 2
- Leq 2 = .t = .125 = 83,33
3 3
cm
3. Perencanaan Balok Portal Kantor
a. Balok As A
1). Perencanaan dimensi balok
L L
- Tinggi balok menurut SNI T-15-1991-03 Tabel 3.1, h = sampai
15 10
4 4
h = sampai = 0,267 sampai 0,4 diambil h = 0,4 m
15 10
- Lebar balok b = 0,65.h = 0,65. 0,4 = 0,26 m
2). Perhitungan beban balok
a). Balok Aas A 1
- Beban mati
Brt. sendiri blk. = b.(h-tf).rb = 0,26.(0,4-0,12).2400 = 174,72
Kg/m

Berat pelat = leq.tf.rb =


1,334.0,12.2400 =
384,14 Kg/m
Berat dinding = hd.rb = 4,5.250 = 1125
Kg/m
Qd = 1683,9
Kg/m
- Beban hidup
Beban hidup = leq.q = 1,33.250 Ql = 333,5
Kg/m
- Beban berfaktor = 1,2.Qd + 1,6.Ql Qu = 2554.3
Kg/m
b. Balok lain
Perhitungan pembebenan balok yang lain disajikan dalam bentuk tabel
berikut :

Tabel 6a.1 Pembebanan balok kantor


l h b Qd ( Kg/m) Ql Qu
No Balok
(m) (m) (m) dinding balok plat S Kg/m Kg/m
1. As A 1 4 0.4 .026 1125 174.72 384.192 1683.912 333.5 2554.294
2. As A 2 4 0.4 0.26 1125 174.72 192.096 1491.816 166.75 2056.979
3. As D 1 2,5 0.25 0.17 0 53.04 384.192 437.232 333.5 1058.278
4. As D 2 2,5 0.25 0.17 1125 53.04 240.019 1418.059 208.5 2035.271

B. Pembebanan Balok Portal Tribun


Gambar 6b.1 Pembebanan balok portal kantor

1. Data Perencanaan
- Tebal tribun equivalen (tf) = 29,9 cm
- Tinggi dinding (hd) = 3,5 m
- Beban hidup lantai kantor (q) = 400 Kg/m2
- Berat jenis beton (rb) = 2400 Kg/m3
- Berat dinding (rd) = 250 Kg/m2
2. Perhitungan Lebar Equivalen
Dalam perhitungan lebar equivalen ini diperhitungkan balok sejenis ( As A-
E) yang terbesar dan perhitumganya disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 6b.1 Perhitungan lebar equivalen


No Balok As Lebar equivalen (m)
1. A 0,67
2. B 2,03
3. C 0,83
4. D 1,58
5. E 1,49

3. Perencanaan Balok Portal Tribun


Perhitungan balok yang lain diasjikan dalam bentuk tabel berikut :

Tabel 6b.2 Pembebanan balok tribun


Qd ( Kg/m)
Balok l h b Ql Qu
No dind
As (m) (m) (m) balok plat S Kg/m Kg/m
ing
1. A 2 0,2 0,13 0 24,96 481,917 506,877 268 1037,053
2. B 3,05 0,3 0,19 0 0,456 1460,13 1460,59 812 3051,913
3. C 4 0,4 0,26 0 63,024 597,002 660,026 332 1323,232
4. D 4 0,4 0,26 0 63,024 1136,46 1199,48 632 2450,584
5. E 4 0,4 0,26 875 174,72 1071,72 2121,44 596 3499,337
C. Perhitungan Portal Tribun Utama

Keterangan :
1. Kolom
- Semua kolom
direncanakan
mempunyai dimensi dan
tulangan yang sama
- Nomor kolom : 1
sampai dengan 48
2. Balok
Dimensi dan tulangan balok

dikelompokan sebagai berikut :

a. Balok arah X
- Mendatar (A), nomor
batang 49 sampai 61
- Miring (B), nomor
batang 62 sampai 71
b. Balok arah Y
- Mendatar (C), nomor
batang 72 sampai 73
- Mendatar (D), nomor
batang 74 sampai 89
- Miring (E), nomor
batang 90 sampai 97

Gambar 6c.1 Portal tribun utama

Dari perhitungan mekanik dengan program SAP 2000 didapatkan hasil


gaya dan momen yang terbesar untuk setiap As balok (jenis balok yang sama) dan
kolom, seperti tabel berikut :
Tabel 6c.1 Gaya batang, gaya geser dan momen terbesar pada kolom
No. batang P (Kg) V (Kg) Mx (Kgm) My (Kgm)
1 s/d 48 36081,9 2559 3048,4 3311,72

Tabel 6c.2 Gaya geser dan momen terbesar pada balok


M tumpuan M lapangan Gaya geser
No. Balok As No. Batang
(Kgm) (Kgm) (Kg)
1. A 49 – 61 3885,05 2403,31 5448,47
2. B 62 – 71 2093,69 1451,12 4201,26
3. C 72 – 73 2209,02 1166,33 2983,69
4. D 74 – 89 3879,41 2345,19 5562,88
5. E 90 - 97 7303,74 5242,63 9772,52

D. Perhitungan Tulangan Lentur pada Balok

Dalam perhitungan tulangan lentur pada balok ini diambil contoh


perhitungan tulangan lentur balok As A sedangklan perhitungan balom As yang
lain disajikan dal;am bentuk tabel.
1. Data Perencanaan
- Panjang balok (L) = 4000 mm
- Tebal pelat lantai (hf) = 120 mm
- Tinggi balok (h) = 400 mm
- Lebar balok (b) = 260 mm
- Tebal selimut balok (d’) = 40 mm
- Diameter tulngan lentur (Æl) = 32 mm
- Diameter tulangan geser (Æs) = 8 mm
- Mutu beton (f’c) = 25 N/mm2
- Mutu baja tulangan (fy) = 300 N/mm2
- Momen tumpuan = 3,385.107 Nmm
- Momen lapangan = 2,403.107 Nmm
- Tebal efektif balok (d) = h - d '- Æl/2 -Æs = 336 mm
2. Perhitungan Lebar Efektif Flens Balok T dan L
- Gambar skets :

Gambar 6d.1 Lebar efektif flens balok

Sesuai persyaratan pembentukan penampang balok berflens SNI pasal


3.1.10 maka lebar efektif sayap (flens) balok adalah
a). Balok L
- be ≤ 6.hf + bw = 6.120 + 260 = 980 mm
- be ≤ 0,5.Ln = 0,5.4000 = 2000 mm
- be ≤ 0,5.L+ bw = 0,5.400 + 260 = 593 mm
Diambil nilai be terkecil yaitu 593 mm
b). Balok T
- be ≤ 16.hf + bw = 16.120 + 260 = 2180 mm
- be ≤ Ln = 4000 = 4000 mm
- be ≤ 0,25.L = 0,25.4000 = 1000 mm
Diambil nilai be terkecil yaitu 1000 mm
c). Balok As lain
Tabel 6d.1 Perhitungan lebar efektif flens balok T dan L
hf bw Ln L Balok L, be (mm) Balok T, be (mm)
mm mm mm mm 1/12.L+
As 6.hf+bw 0,5.Ln 16.hf+bw Ln ¼.L
bw
A 120 260 4000 4000 980 2000 593 2180 4000 1000
B 120 190 3050 3050 910 1525 444,16 2110 3050 762,5
C 120 260 4000 4000 980 2000 593 2180 4000 1000
D 120 260 4000 4000 980 2000 593 2180 4000 1000
E 120 260 4000 4000 980 2000 593 2180 4000 1000

3. Pemakaian Jenis Analisa Balok


a). Balok L
- Mu dari perhitungan mekanik (SAP 2000) = 3,385.107
Nmm
- Mmax = f.(0,85.f’c).hf.be.(d-hf/2)
= 0,8.(0,85.25) .120.593.(336 – 120/2) = 3,34.108
Nmm
- Kontrol
Mmax = 3,34.108 Nmm > Mu = 0,3385.108 Nmm
Maka balok L palsu, dalam analisa digunakan balok persegi
b). Balok T
- Mu dari perhitungan mekanik (SAP 2000) = 2,403.107
Nmm
- Mmax = f.(0,85.f’c).hf.be.(d-hf/2)
= 0,8.(0,85.25) .120.100.(336 – 120/2) = 5,63.108
Nmm
- Kontrol
Mmax = 5,63.108 Nmm > Mu = 0,2403.108 Nmm
Maka balok T palsu, dalam analisa digunakan balok persegi
c). Balok As lain
Tabel 6d.2 Perhitungan jenis tulangan balok
Balok A B C D E
Balok T

120 120 120 120 120


.hf mm
.be mm 1000 762,5 1000 1000 1000
.d mm 336 236 336 336 336

3,385 2,09 2,209 3,879 7,303


Mu .107 Nmm
Mmax .107 Nmm 33,4 27,37 33,4 33,4 33,4
Mu < Mmax Ok Ok Ok Ok Ok
Jenis tulangan tunggal tunggal tunggal tunggal tunggal
Balok L

120 120 120 120 120


.hf mm
.be mm 593 444,16 593 593 593
.d mm 336 236 336 336 336

2,403 1,451 1,166 2,345 5,243


Mu .107 Nmm
Mmax .107 Nmm 56,3 15,95 56,3 56,3 56,3

Mu < Mmax Ok Ok Ok
Ok
Ok

Jenis tulangan Tunggal Tunggal Tunggal Tunggal Tunggal

4. Analisa Tulangan Lentur Daerah Tumpuan

Gambar 6d.2 Penampang balok daerah tumpuan


a). Pemeriksaan balok sebagai tulangan tunggal (r = rmax)

0,85.f `c é 600 ù
- rb = .b. ê ú
fy ë 600 + fy û

0,85.25 é 600 ù
= 0,85 ê
300 ë 600 + 300 úû

= 0,0401

- rmax = 0,75.rb = 0,75.0,0401 = 0,0301


- As aktual = rmax .b.d = 0,03.260.336 = 2620,8
2
mm
Asakt 2620,8
- Jumlah tulangan (n) = = = 3,25
2
0,25.p.32 804,2

b - 2d'-2F s - nF t
- Jarak tulangan (s) =
n -1
260 - 2.40 - 2.8 - 3.32
=
3 -1
= 34 mm > 25 mm…………………..Aman
- Jadi digunakan tulangan 3 Æ 32 – 34 mm, maka As = 2412,75 mm2

b). Tinggi balok efektif (a)


As..f y 2412,75.300
a = = = 131 mm
0,85.f ' c.b 0,85.25.260
c). Jenis tulangan
131
- Mn = As.fy.(d-a/2) = 2412,75.300.(336- )= 1,957.108
2
Nmm
- Mmax = f.Mn = 0,8.1.957.108 = 1,567.108
Nmm
- Kontrol, Mmax = 1,567.108 Nmm > Mu = 3,385.107 Nmm,
maka digunkan tulangan tunggal
- Dalam pelaksanaan digunakan tulanagan tekan sebagai pembentuk
balok sebesar 2 Æ 32 – 100 mm
d). Balok lain
Tabel 6d.3 Perhitungan tulangan lentur daerah tumpuan
Hal A B C D E
rmax 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03
b mm 260 190 260 260 260
d mm 336 236 336 336 336
2
As mm 2620,8 1352,3 2620,8 2620,8 2620,8
n mm 3 2 3 3 3
s mm 34 30 34 34 34
Tulangan mm 3Æ32-34 2Æ32-30 3Æ32-34 3Æ32-34 3Æ32-34
2
As aktual mm 2412,75 1608,5 2412,75 2412,75 2412,75
a mm 131 87,34 131 131 131
Mn .107 Nmm 19,57 19,57 19,57 19,57 19,57
7
Mmax .10 Nmm 15,67 15,67 15,67 15,67 15,67
Mu .107 Nmm 3,385 2,09 2,209 3,879 7,303
Mu < Mmax Ok Ok Ok Ok Ok
Tulangan Tunggal Tunggal Tunggal Tunggal tunggal

5. Analisa Tulngan Lentur Daerah Lapangan

Gambar 6d.2 Penampang balok daerah lapangan

a). Pemeriksaan balok sebagai tulangan tunggal (r = rmax)


0,85.f `c é 600 ù
- rb = .b. ê ú
fy ë 600 + fy û

0,85.25 é 600 ù
= 0,85 ê
300 ë 600 + 300 úû

= 0,0401

- rmax = 0,75.rb = 0,75.0,0401 = 0,0301


- As aktual = rmax .b.d = 0,03.260.336 = 2620,8
2
mm
Asakt 2620,8
- Jumlah tulangan (n) = = = 3,25
2
0,25.p.32 804,2

b - 2d'-2F s - nF t
- Jarak tulangan (s) =
n -1
260 - 2.40 - 2.8 - 3.32
=
3 -1
= 34 mm > 25 mm…………………..Aman
- Jadi digunakan tulangan 3 Æ 32 – 34 mm, maka As = 2412,75 mm2

b). Tinggi balok efektif (a)


As..f y 2412,75.300
a = = = 131 mm
0,85.f ' c.b 0,85.25.260
c). Jenis tulangan
131
- Mn = As.fy.(d-a/2) = 2412,75.300.(336- ) = 1,957.108
2
Nmm
- Mmax = f.Mn = 0,8.1.957.108 = 1,567.108
Nmm
- Kontrol, Mmax = 1,567.108 Nmm > Mu = 2,403.107 Nmm,
maka digunkan tulangan tunggal
- Dalam pelaksanaan digunakan tulanagan tekan sebagai pembentuk
balok sebesar 2 Æ 32 – 100 mm
d). Balok lain
Tabel 6d.4 Perhitungan tulangan lentur daerah lapangan
Hal A B C D E
rmax 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03
b mm 260 190 260 260 260
d mm 336 236 336 336 336
As mm2 2620,8 1352,3 2620,8 2620,8 2620,8
n mm 3 2 3 3 3
s mm 34 30 34 34 34
Tulangan mm 3Æ32-34 2Æ32-30 3Æ32-34 3Æ32-34 3Æ32-34
2
As aktual mm 2412,75 1608,5 2412,75 2412,75 2412,75
a mm 131 87,34 131 131 131
7
Mn .10 Nmm 19,57 19,57 19,57 19,57 19,57
Mmax .107 Nmm 15,67 15,67 15,67 15,67 15,67
7
Mu .10 Nmm 3,385 2,09 2,209 3,879 7,303
Mu < Mmax Ok Ok Ok Ok Ok
Tulangan Tunggal Tunggal Tunggal Tunggal tunggal

E. Perhitungan Tulangan Geser pada Balok

Dalam perhitungan tulangan geser pada balok ini diambil contoh


perhitungan tulangan lentur balok As A sedangklan perhitungan balom As yang
lain disajikan dal;am bentuk tabel.
1. Data Perencanaan
- Panjang balok (L) = 4000 mm
- Tinggi balok (h) = 400 mm
- Lebar balok (b) = 260 mm
- Tebal selimut balok (d’) = 40 mm
- Diameter tulangan geser (Æs) = 8 mm
- Mutu beton (f’c) = 25 N/mm2
- Mutu baja tulangan (fy) = 300 N/mm2
- Gaya geser maksimum (Vu) = 2,559.104 N
- Tebal efektif balok (d) = h - d '- Æl/2 -Æs = 336 mm
- f diambil = 0,6
- Skets :

Gambar 6e.1 Sketsa gaya geser balok


- Analisas :
d ( Vu - Vu1)
=
L/2 Vu
2.Vu.d
Vu - Vu1 =
L
2.Vu.d
Vu1 = Vu -
L

2. Perhitungan Tulangan

2.Vu.d 2.5,448.104.336
- Vu1 = Vu - = 5,448.104 - = 4,533.104
L 4000
N
Vu1 5,33.104
- Vn = = = 7,555.104
F 0,6
N
1 1
- Vc = .b.d. f 'c = ..260.336. 25 = 7,28.104
6 6
N
- Vs = Vn – Vc = 7,555.104 - 7,28.104 = 2750
N
1
- Av = 2. .p.82 = 100,5
4
mm2
A v .f y .d 100,5.300.336
- Smax = = = 3683,8
Vs 2750
mm
d 336
- Smin = = = 168
2 2
mm
- Digunakan tulangan geser Æ 8 - 168 mm

3. Balok Lain
Tabel 6e.1 Perhitungan tulangan geser
Balok A B C D E

4000 3050 4000 4000 4000


L mm
b mm 260 190 260 260 260
d mm 336 236 336 336 336

5,448 4,201 2,983 5,562 9,772


Vu .104 N
Vu1 .104 N 5,448 4,201 2,983 5,562 9,772
4
Vn .10 N 4,533 3,551 2,482 4,628 8,130
4
Vc .10 N 7,555 5,918 4,136 7,713 13,551
4
Vs .10 N 7,280 3,737 7,280 7,280 7,280
2
Av mm 0,275 2,181 3,144 0,433 6,271
Smax mm 3689,68 326,176 322,257 2341,53 161,556
Smin mm 168,000 118,000 168,000 168,000 168,000
Æ8 - 168 Æ8 - 118 Æ8 - 168 Æ8 - 168 Æ8 - 168
Tulangan mm

F. Perencanaan Kolom

Dalam perencanaan kolom ini semua kolom mempunyai dimensi dan


tulangan yang sama dan direncanakan berdimensi kecil sehingga digunakan
kolom dengan tulangan terditribusi serta menggunakan perhitungan biaksial.
1. Data Perencanaan
- Skets :
Gambar 6f.1 Momen biaksial kolom

- Panjang penampamg kolom (p = b) = 350 mm


(= Lebar penampang kolom)
- Momen arah X (Mx) = 3,048.107 Nmm
- Momen arah Y (My) = 3,317.10 7
Nmm
- Mutu beton (f’c) = 25 N/mm2
- Mutu baja tulangan (fy) = 300 N/mm2
- Gaya aksial tekan (P) = 3,608.105 N
- Modulus elastisitas baja tulangan (Es) = 2.105 N/mm2
- f diambil untuk kolom berserngkang = 0,7
- Faktor kontur interaksi (b) = 0,61

2. Momen Lentur Uniaksial Equivalen

Pu 3,608.105.,7
- Pn = = = 5,1545.105 N
F 0,7
My 3,048.107
- Mny = = = 4,355.107 Nmm
F 0,7
Mx 3,312.107
- Mnx = = = 4,731.107 Nmm
F 0,7
- Diambil nilai terbesar, yaitu Mnx = 4,731.107 Nmm untuk analisis

Mnx 4,731.107
equivalen maka, = = 1,009
Mny 4,355.107
- Dimensi kolom sebanding dengan momen yang bekerja, jika lebar
penempang kolom (b) diambil 350 mm maka panjang penampang kolom
(p) sebesar 350 mm

3. Kontrol Kapasitas Pn
- Skets :
Gambar 6f.2 Penampang, regangan dan gaya internal kolom arah X dan Y

Gambar 6f.3 Penampang, regangan dan gaya internal biaksial kolom

a). Perencanaan tulangan


- Diasumsikan angka penulangan (r) adalah 0,012
- As/ sisi = r.b.d = 0,012.350.250 = 1050 mm2
As 1050
- As tulg = = = 262,5 mm2
n 4
- Jika digunakan tulangan 4 Æ 19 mm, mak As aktual adalah 283,5
mm2
b). Perhitungan tulangan
b 350
- c = = = 175 mm
2 2
- a = 0,85.c = 0,85.175 = 148,75 mm
- Luas penampang
As 1 = 4.As akt = 4.283,5 = 1132 mm2
As 2 = 2.As akt = 2.283,5 = 566 mm2
As 3 = 2.As akt = 2.283,5 = 566 mm2
As 4 = 4.As akt = 4.283,5 = 1132 mm2
- Lebar efektif beton (di)
(i - 1)(b - 2d' )
di = d’ +
n -1
(1 - 1)(350 - 2.50)
d1 = 50 + = 50 mm
4 -1
(2 - 1)(350 - 2.50)
d2 = 50 + = 113 mm
4 -1
(3 - 1)(350 - 2.50)
d3 = 50 + = 216 mm
4 -1
(4 - 1)(350 - 2.50)
d4 = 50 + = 300 mm
4 -1
c). Perhitungan regangan
- Rumus perhitungan
é c - di ù
es i = 0,003 ê ú
ë c û
- Perhitungan
é175 - 50 ù
es 1 = 0,003 ê ú = 0,002
ë 175 û

é175 - 113 ù
es 2 = 0,003 ê ú = 0,001
ë 175 û

é175 - 216 ù
es 3 = 0,003 ê ú = - 0,0007
ë 175 û

é175 - 300 ù
es 4 = 0,003 ê ú = - 0,002
ë 175 û

Nilai es 3 dan es 4 negatif menandakan tegangan


d). Perhitungan gaya internal
- Rumus perhitungan
Cs i = As i. es i. Es
- Perhitungan
Cs 1 = 1132.0,002.2.105 = 452800 N

Cs 2 = 566.0,001.2.105 = 113200 N

Cs 3 = 566.- 0,0007.2.105 = - 79240 N

Cs 4 = 1132.- 0,002.2.105 = - 452800 N


SCs i = 33960 N

e). Perhitungan daya dukung kolom


- Pn aktual = 0,85.f’c.a.b + SCs I
= 0,85.25.148,75.350 + 33960
= 11,4.105 N
- Pn aktual = 11,4.10 5
N > Pn perlu = 5,154.105 N……….aman

4. Perhitungan momen nominal aktual (Monx = Mony)


- Monx = Mony = 0,85.f’c.a.b.0,5(b-a) + S [Cs i.(0,5h – di)]
- Perhitungan
Cs 1.(0,5h – di) = 452800.(175 – 50) = 56,6.106 Nmm

Cs 2.(0,5h – di) = 11320.(175 – 113) = 0,71.106 Nmm

Cs 3.(0,5h – di) = -79240.(175 – 216) = -3,25.106 Nmm

Cs 4.(0,5h – di) = -452800.(175 – 300) = -56,6.106 Nmm

S = -2,54.106 Nmm
Monx = Mony = 0,85.25.148,75.350.0,5(350 – 148,75) + (-
6
2,54.10 )
= 11,13.107 - 2,54.106
= 10,88.107 Nmm
Mnx 4,355.10 7
= = 0,4
Monx 10,88.10 7
- Dari kurva interaksi faktor kontur (b) kolom biaksial dengan mengambil
nilai a untuk kolom berbentuk bujursangakar adalah 1,5 maka didapatkan
hasil untuk:
Mnx Mny
= 0,4 nilai = 0,79
Monx Mony
- Mny aktual = 0,79.Mony = 0,79. 10,88.107 = 8,59.107 Nmm
- Mny aktual = 8,59.107 Nmm > Mny perlu = 4,355.107
Nmm……aman

5. Perhitungan Tulangan Geser


a. Data perencanaan
- Gaya geser maks (Vu) = 25590,1 N
- Gaya aksial tekan (Pu) = 36081,9 N
- Tinggi kolom (Lmaks) = 5250 mm
- Diameter tul. geser (Æs) = 8 mm
- q diambil = 0,6
- Ag = h.b = 350.350 = 122500 mm2
- d = h – 2d’ = 350 – 2.50 = 250 mm
- skets :
Gambar 6f.4 Sketsa gaya geser kolom

- Analisa :
d ( Vu - Vu1)
=
L/2 Vu
2.Vu.d
Vu - Vu1 =
L
2.Vu.d
Vu1 = Vu -
L

b. Data perencanaan

2.Vu.d 2.2,554.104.250
- Vu1 = Vu - = 2,554.104 - = 2,31.104
L 5250
N

Vu1 2,31.104
- Vn = = = 38500
F 0,6
N
1 1
- Vc = .b.d. f 'c = .350.250. 25 = 72916,7
6 6
N
- f.Vc = 0,6.72916,7 = 43750
N
- Karena Vn < f.Vc dan Vn > 0,5. f.Vc maka secara teoritis kolom
tidak membutuhkan tulangan sengkang tetapi dalam pelaksanaan
digunakan tulangan sengkang minimum
b.S
- Tulangan min Av = 50. , dimana S = Deviasi standart
fy
diambil 1
350.1
= 50.
300
= 58,33 mm2
- Diambil tulangan Æ 9 mm, A = 63,6 mm2 > Av min = 58,33 mm2
d 250
- Smaks = = = 125 mm
2 2
- Digunakan tulangan geser Æ 9 - 125 mm
BAB VII
PERENCANAAN PONDASI

E. Perencanaan Pondasi Foot Plate

5. Data Perencanan.

Gambar 7a.1.1 Perencanaan pondasi foot plate


- Direncanakan pondasi foot plate dengan kedalaman 1,45 m, panjang 1,3
m
- Tegangan geser tanah (stn) = 4 Kg/cm2 = 4.105 N/m2
- Berat jenis tanah (gtanah ) = 1,7 T/m2 = 1,7.104 N/m
- Berat jenis beton (rbeton ) = 2 ,4 T/m3 = 2,4.104 N/m 3
- Dari perhitungan mekanik portal dengan program SAP 2000 didapatkan
Mu = 1,702.107 Nmm
4
Vu = 36,08. 10 N
6. Perhitungan dimensi pondasi
- p = vu +1,2 berat kolom pondasi
= 36,08. 104+ 1,2.(0,35.0,35.1,45.2,4.104)
= 36,59.104 N
p P
- stanah = , A=
A s tan ah

36,59.104
- A = = 91,47.104 m2
0,4

- B = L = A = 91,47.104 = 956,45 mm
Maka digunakan telapak pondasi (1,2.1,2) m
- Tebal telapak pondasi (d)

6-p 6.36,59.104
d≥ = = 365,9 mm
L. f `c 1200. 25
Digunakan telapak pondasi dengan tebal d = 400 mm
1 1
Momen kelembaman (I) = .L.B3 = .1,2.1,23 = 0,1728 m4
12 12
- Tebal selimut beton (d`) = t1 - d = 450 - 400 = 50
mm
- W = (b.d2)/ 6 = (1200.12002)/6 = 2,88.108
mm3
7. Perhitungan Kapasitas Dukung Pondasi
- Perhitungan Beban Total (Vt) :
Berat tumpuan = Hasil perhitungan mekanik = 36,08. 104
N
Berat telapak = b.l.t1. rb
= 1,2.1,2.0,45.2,4.104 = 1,555.104
N
Berat tanah = l.(b-t2).h.gtn
= 1,2.(1,2-0,35).1.1,7.104 = 1,734.104
N
B. klm. pondasi = h1.t2.l. rb
= 1.0,35.1,2.2,4.104 = 0,008.104
N
Vt = 7,905.104
N
- Beban Eksentris/ Eksentrisitas (e)

M 1,702.107
e = = = 215,3 mm
Vt 7,905.104
b 1800
e = 215,3 mm < = = 300 mm……………..……Aman
6 6

Vt M.X 11,23.10 4 1,690132.10 4.0,9


- s = ± = ±
A I 2,7 0,729
= 4,159.104±2,08.104 N/m2
- smin = 2,079.104 N/m2 , smax = 6,25.104 N/m2
- Kontrol, smax = 6,25.104 N/m2 < stn = 40.104 N/m2
- Sketsa :

Gambar 4b.2 Kapasitas daya dukung pondasi


8. Analisa Perhitungan Tulangan
c. Perhitungan Tulangan Geser

M u Vt 1,690132.10 7 11,23.10 4
- t = ± = ± = 0,067
W At 6,75.108 2,7.10 6
N/mm2
b d t2 1800 150 250
- Panjang efektif (a) = - - = - - = 750
2 2 2 2 2 2
mm
- Luas efektif (At) = L.a = 1500.700 = 1,05.106
mm2
- Vu = t. At = 0,067.1.05.106 = 69963,16
N
1 1
- Vc = .b.d. f `c = .1800.1500. 25 = 2,2499.106
6 6
N
- Ф. Vc = 0,6. Vc = 1,3499.106 N
- Kontrol Tulangan :
Vu = 6,996316.104 N < Ф. Vc = 134,99.104 N
Maka tidak memerlukan tulangan geser
d. Perhitungan tulangan lentur
1 1
- Mu = .s max .x 2 .L = .0,07165.900 2.1500 = 1,072.107 Nmm
2 2

Mu 1,072.10 7
- Mn = = = 1,34.107 Nmm
F 0,8
fy 300
- m = = = 14,1176
0,85.f `c 0,85.25

Mn 1,34.10 7
- Rn = = = 0,003
b.l 2 1800.1500 2
N/mm2

0,85.f `c é 600 ù
- rb = .b . ê ú
fy êë 600 + f y ûú

0,85.25 é 600 ù
= .0,85. ê ú = 0,04
300 ë 600 + 300 û
- rmax = o,75.r b = 0,75.0,04 = 0,03

1,4 1,4
- rmin = = = 0,00467
fy 300

1 é 2m.Rn ù
- r = ê1 - 1 - ú
m ê fy ú
ë û
1 é 2.14,1176.0,003 ù
= ê1 - 1 - ú
14,1176 ë 300 û
= 1,1.10-5
- r = 1,1.10-5 < rmin = 0.00467 , digunakan rmin
- As = r.l.d = 0,00467.1500.150 = 1050,75
2
mm
As 1050,75
- Jumlah tulangan (n) = = = 9,29 buah
1 .p.d 2 1 .p.12 2
4 4
Digunakan 10 Tulangan
l 1500
- Jarak sengkang (s) = = = 150 mm
n 10
- Jadi digunakan tulangan 10 Ø 12 - 150 mm
BAB VIII
PERENCANAAN KOLAM RENANG

A. Perencanaan Kolam Renang

Gambar 8a.1 Rencana kolam renang


Dalam perencanaan kolam renang ini dinding kolam
direncanakan sebagai dinding turap kontilever dan gaya mormal terbesar
yang merupakan kondisi kritis diding terjadi pada saat kolam dalam
keadaan kosong karena resultante gaya antara air dan tanah paling besar.

1. Data Perencanaan
Gambar 8a.1 Sketsa gaya geser dan momen

- Sudut geser dalam tanah (f) = 320


- Berat isi tanah (g) = 15 KN/m2
- Kohesi tanah (C) = 0
- Kedalaman kolam (L1) = 2 m

2. Perhitungan Gaya Geser


a. Tekanan Aktif
æ Fö æ 32 ö
- Ka = Tan2. ç 450 - ÷ = Tan2. ç 450 - ÷ = 0,307
è 2ø è 2ø

æ Fö æ 32 ö
- Kp = Tan2. ç 450 + ÷ = Tan2. ç 450 + ÷ = 3,25
è 2ø è 2 ø
- P2 = g.L1.Ka = 15.3.0,307 = 13,815
KN/m2
P2 .L1 13,815
- L2 = = = 0,3 m
g.(K P - K a ) 15.(3,25 - 0,307 )
- P5 = g.L1.Kp + g.L2.(Kp – Ka)
= 15.3.3,25 – 15.0,3.(3,25 – 0,307)
= 126,975 KN/m2
P2 .L1 P2 .L 2 13,815(3 + 0,3)
- P = + = = 22,79
2 2 2
KN/m2

L1 é 2.K a + K p ù 3 é 2.0,307 + 3,25 ù


- Z = .ê ú = . = 1,3 m
3 êë K p - K a úû 3 êë 3,25 - 0,307 úû

b. Panjang Penetrasi (D)


Untuk mencari nilai D terlebih dahulu digitung nilai L3, nilai L3 dicari
dengan mengunakan persamaan

(L3 )4 + A1(L3 )3 + A 2 (L3 )2 + A3 (L3 ) + A 4 = 0


dimana :
P5 126,975
A1 =
(
g. K p - K a ) =
15(3,25 - 0,307 )
= 2,88 m

8.P 8.22,79
A2 =
(
g. K p - K a ) =
15.(3,25 - 0,307 )
= 4,13 m

A3 =
[ (
6.P 2.Z.g. K p - K a + P5 ) ]
(
g2. Kp - Ka 2 )
6.22,79[2.1,3.15.(3,25 - 0,307 ) + 126,975]
=
15 2.(3,25 - 0,307 )2
= 9,45 m
P[6.Z.P5 + 4.P] 22,79[6.1,3.126,975 + 4.22,79]
A3 = =
2
(
g . Kp - Ka )
2
15 2.(3,25 - 0,307 )2

= 12,65 m

(L 3 )4 + 2,88(L 3 )3 + 4,13(L 3 )2 + 9,45(L 3 ) + 12,65 = 0


Dengan cara coba-coba nilai L3, didapatkan nilai L3 = 1,21 m
Maka panjang penetrasi (D) adalah :
- Teoritis = L2 + L3 = 0,3 + 1,21 = 1,51 m
- Aktual = 1,3.D teoritis = 1,3.1,51 = 1,96 m
c. Momen Maksimum (Mmaks)
Momen maksimm akan terjadi pada saat gaya geser sama dengan 0 (nol)
yang berada diantara titi C dan D, berjarak Z’ dibawah titik C.
2.P 2.22,97
Z’ =
(
g. K - K
p a ) =
15.(3,25 - 0,307 )
= 1,02 m

Mmax = P.(Z - Z') -


Z æ1
{ ö
.ç .g.Z' 2 . K p - K a ÷
3 è2
}
ø
1,02 æ 1 ö
= 22,97.(1,3 - 1,02) - .ç .15.1,02 2.{3,25 - 0,037}÷
3 è2 ø
= 45,48 KNm

3. Perencanaan Pondasi Dinding Turap


9. Data Perencanan.

Keterangan :
h = 4000 mm
t1 = 100 mm
L = 1000 mm
d` = 50 mm
d = 50 mm
t2 = 150 mm

Gambar 4b.1 Perencanaan pondasi dinding turap


- Direncanakan pondasi dinding turap dengan kedalaman 4 m dan
panjang 1 m
- Tegangan ijin tanah (stn) = 1,2 Kg/cm2 = ,2.105 N/m2
- Berat jenis tanah (gtanah ) = 1,7 T/m2 = 1,7.104 N/m
- Berat jenis beton (rbeton ) = 2 ,4 T/m3 = 2,4.104 N/m 3
- Pembebanan :
§ Beban mati (berat sendiri)
Berat dinding = t2.h. rb =
0,15.4.2,4.104 = 1,08.104 N/m
§ Beban hidup lantai untuk bangunan olahraga = 4000
N/m
§ Beban berfaktor
Qu = 1,2 Qd + 1,6 Ql
= 1,2.1,08.104 + 1,6.4000 = 1,94.104
N/m
§ Jadi P = 1,94.104 N/m, untuk setiap 1m P = 1,94.104
N
- Dari perhitungan dinding turap didapatkan
Mu = 45,48.103 Nm
Vu = 0,02279 N/mm2
Pu = 1,94.104 N
10. Perhitungan Dimensi Pondasi Dinding Turap
- Dalam perhitungan pondasi dinding turap ini dilakukan perhitungan
setiap 1 m panjang.
- P = Vt = Pu +1,2 berat kolom pondasi
= 1,94.104 + 1,2.(0,15.1.3.2,4.104)
= 3,02.104 N
p P
- stanah = , A=
A s tan ah

3,02.10 4
- A = = 0,25 m2
1,2.10 5
Maka digunakan telapak pondasi 0,3 x 1. = 0,3 m2 > 0,25
m2…aman
- Tebal telapak pondasi (d)

6.P 6.3,02.10 4
d≥ = = 36,24 mm
L f 'c 1000. 25
Digunakan telapak pondasi dengan tebal
d = 50 mm > 36,24
mm…………………………………..….…aman
1 1
- Momen kelembaman (I) = .L.B3 = .0,3.13 = 0,025
12 12
m4
- W = (b.d2)/ 6 = (750.10002)/6 = 1,25.108
mm3

M 45.48103
e = = = 1,505 m
P 3,02.10 4
B 1,2
e = = = 0,2 m…………geser
6 6
ponds
- Dimensi alas pondasi dengan eksentrisitas (e > b/6) dihitung dengan
rumus :
P é 6.e ù
stn = . 1±
B.L êë L úû

3,02.10 4 é 6.1,5 ù
40.104 = . 1± , untuk nilai maksimum dan L
B.L êë L úû
=1

3,02.10 4 é 9 ù
40.104 = . 1+
B.1 êë 1 úû

10.3,02.10 4
B = = 0,75 m
40.10 4
( Joseph E. Bowles, Analisa dan Desain Pondasi persamaan 8-
13)
- Jadi digunakan alas pondasi ( 0,75 x 1 x 0,05 ) m
4. Analisa Perhitungan Tulangan Pondasi Dining Turap
e. Perhitungan Tulangan Geser

M u Vt 45,48.106 3,02.104
- t = ± = ± , tmax = 10,43
W At 1,25.108 3.103
N/mm2
b d t2 1000 50 150
- Panjang efektif (a) = - - = - - = 400 mm
2 2 2 2 2 2
- Luas efektif (At) = L.a = 1000.400 = 0,4.106
mm2
- Vu = t. At = 10,43.0,4.106 = 4,17.106 N
1 1
- Vc = .b.d. f `c = .1000.50. 25 = 4,16.104 N
6 6
- Ф. Vc = 0,6. Vc = 2,5.104 N
- Kontrol Tulangan :
Vu = 22,79 N < Ф. Vc = 2,5.104 N
Maka tidak memerlukan tulangan geser
f. Perhitungan tulangan lentur
1 1
- Mu = .s max .x 2 .L = .10,4.3752.1000 = 73,4.107 Nmm
2 2

Mu 73,4.107
- Mn = = = 91,75.107 Nmm
F 0,8
fy 300
- m = = = 14,1176
0,85.f `c 0,85.25

Mn 91,75.107
- Rn = = = 1,2
b.l 2 750.10002
N/mm2

0,85.f `c é 600 ù
- rb = .b . ê ú
fy êë 600 + f y úû

0,85.25 é 600 ù
= .0,85. ê ú = 0,04
300 ë 600 + 300 û
- rmax = o,75.r b = 0,75.0,04 = 0,03

1,4 1,4
- rmin = = = 0,00467
fy 300

1 é 2m.Rn ù
- r = ê1 - 1 - ú
m ê fy ú
ë û

1 é é 2.14,1176.1,2 ù ù
= 1 - ê ê1 - úú
14,1176 ëê ë 300 û ûú

= 0,004
- r = 1,1.10-5 < rmin = 0.00467 , digunakan rmin
- As = r.l.d = 0,00467.1000.50 = 233,5
2
mm
As
- Jumlah tulangan (n) = = = 9,29 buah
1 .p.d 2
4
Digunakan 10 Tulangan
l 1500
- Jarak sengkang (s) = = = 150 mm
n 10
- Jadi digunakan tulangan 10 Ø 12 - 150 mm
PENUTUP

Alhamdulillah penyusun ucapkan, karena dengan rahmat dan hidayah-Nya


penyusun mampu menyelesaiakn laporan tugas akhir ini. Meskipun melalui
berbagai kendala dan kurangnya prasarana yang dimiliki penyusun namun tugas
akhir ini mampu diselesaikan pada waktunya.
Tugas akhir ini telah memberikan banyak manfaat bagi penyusun,
terutama dalam mendalai ilmu ketekniksipilan. Selain itu penyusun berharap
semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca sekalian.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari
sempurna baik dalam hal materi maupun penyajiannya, oleh karena itu penyusun
mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar laporan tugas akhir ini
menjadi lebih baik.
Dalam menyelesaikan laporan tugas akhir ini penyusun mendapatkan
banyak bantuan dari berbagai pihak, dan tanpa bantuan mereka penyusun tidak
akan mampu menyelesaikan tugas ini. Oleh karena itu penyusun mengucapkan
terima kaih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
laporan tugas akhir ini, semoga amal kebaikan anda mendapatkan balasan yang
seimbang dari allah swt.
Demikian laporan tuga akhir ini disusun untuk memenuhi syarat
memperoleh gelar ahli madya pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Surakarta, Agustus 2003


Penyusun
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1991, Standart Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk


Bangunan Gedung (SKSNI-T-15-1991-03), Departemen Pekerjaan Umum dan
Tenaga Listrik Direktorat Jendral Cipta Karya, Jakarta.
Anonim, 1971, Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI), Departemen
Pekerjaan Umum, Jakarta.
Anonim, 1983, Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung
(PPIUG), Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Penyelidikan Masalah
Bangunan, Jakarta.
Anonim, 1984, Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia
(PPBBI), Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.
Gunawan, R.,2001, Tabel Profil Konstruksi Baja, PT Pradnya Paramita,
Jakarta.
Lasino, dkk.,1994, Perencanaan Campuran dan Pengendalian Mutu
Beton, Badan Penelitian dan Pengembangan P.U., Departemen Pekerjaan Umun,
Bandung.
Wahyudi, L., 2001, Struktur Beton Bertulang , Erlangga.
Wang, C.K. 1994, Struktur Beton Bertulang, Erlangga.
DAFTAR LAMPIRAN

1. Input SAP 2000


2. Output SAP 2000
3. Grafik interaksi faktor kontur kolom biaksial
4. Gambar bangunan

DAFTAR GRAFIK

1. Grafik interaksi faktor kontur kolom biaksial

Anda mungkin juga menyukai