LAPORAN PENDAHULUAN
A. Pengertian
Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh diatas kisaran normal (NANDA, 2015)
Hipertermia adalah keadaan dimana seseorang mengalami kenaikan suhu
tubuh terus menerus lebih tinggi dari 37,5◦C.
Hipertermi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami atau berisiko untuk
mengalami kenaikan suhu tubuh secara terus-menerus lebih tinggi dari 370C (peroral) atau
38.80C (perrektal) karena peningkatan kerentanan terhadap faktor-faktor eksternal (Linda
Juall Corpenito, 2012).
Febris (demam) yaitu meningkatnya suhu tubuh yang melewati batas normal
yaitu lebih dari 380C (Fadjari Dalam Nakita 2010).
B. Etiologi
Penyebab hipertermi menurut NANDA (2015) yaitu
1. Anestesia
2. Penurunan perspirasi
3. Dehidrasi
4. Pemajanan lingkungan yang panas
5. Penyakit
6. Pemakaian pakaian yang tidak sesuai dengan suhu lingkungan
7. Peningkatan laju metabolisme
8. Medikasi trauma
9. Aktivitas berlebihan
Penyebab febris
C. Batasan karakteristik
1. Konvulsi
2. Kulit kemerahan
3. Peningkatan suhu tubuh di atas kisaran normal
4. Kejang takikardia
5. Takipnea
6. Kulit terasa hangat
Manifestasi febris
Pada saat terjadi demam, gejala klinis yang timbul bervariasi tergantung pada
fase demam meliputi:
Fase 1 awal (awitan dingin/ menggigil)
Tanda dan gejala
- Peningkatan denyut jantung
- Peningkatan laju dan kedalaman pernapasan
- Mengigil akibat tegangan dan kontraksi otot
- Peningkatan suhu tubuh
- Pengeluaran keringat berlebih
- Rambut pada kulit berdiri
- Kulit pucat dan dingin akibat vasokontriksi pembuluh darah
Fase 2 ( proses demam)
Tanda dan gejala
- Proses mengigil lenyap
- Kulit terasa hangat / panas
- Merasa tidak panas / dingin
- Peningkatan nadi
- Peningkatan rasa haus
- Dehidrasi
- Kelemahan
- Kehilangan nafsu makan ( jika demam meningkat)
- Nyeri pada otot akibat katabolisme protein.
Fase 3 (pemulihan)
Tanda dan gejala
- Kulit tampak merah dan hangat
- Berkeringat
- Mengigil ringan
- Kemungkinan mengalami dehidrasi
D. Patofisiologi
E. Demam adalah sebagai mekanisme pertahanan tubuh (respon imun) anak terhadap
infeksi atau zat asing yang masuk ke dalam tubuhnya. Bila ada infeksi atau zat asing
masuk ke tubuh akan merangsang sistem pertahanan tubuh dengan dilepaskannya
pirogen. Pirogen adalah zat penyebab demam, ada yang berasal dari dalam tubuh
(pirogen endogen) dan luar tubuh (pirogen eksogen) yang bisa berasal dari infeksi
oleh mikroorganisme atau merupakan reaksi imunologik terhadap benda asing (non
infeksi). Zat pirogen ini dapat berupa protein, pecahan protein, dan zat lain, terutama
toksin polisakarida, yang dilepas oleh bakteri toksik yang dihasilkan dari degenerasi
jaringan tubuh menyebabkan demam selama keadaan sakit.
F. Mekanisme demam dimulai dengan timbulnya reaksi tubuh terhadap pirogen. Pada
mekanisme ini, bakteri atau pecahan jaringan akan difagositosis oleh leukosit darah,
makrofag jaringan, dan limfosit pembunuh bergranula besar. Seluruh sel ini
selanjutnya mencerna hasil pemecahan bakteri ke dalam cairan tubuh, yang disebut
juga zat pirogen leukosit.
G. Pirogen selanjutnya membawa pesan melalui alat penerima (reseptor) yang terdapat
pada tubuh untuk disampaikan ke pusat pengatur panas di hipotalamus. Dalam
hipotalamus pirogen ini akan dirangsang pelepasan asam arakidonat serta
mengakibatkan peningkatan produksi prostaglandin (PGEZ). Ini akan menimbulkan
reaksi menaikkan suhu tubuh dengan cara menyempitkan pembuluh darah tepi dan
menghambat sekresi kelenjar keringat. Pengeluaran panas menurun, terjadilah
ketidakseimbangan pembentukan dan pengeluaran panas. Inilah yang menimbulkan
demam pada anak. Suhu yang tinggi ini akan merangsang aktivitas “tentara” tubuh
(sel makrofag dan sel limfosit T) untuk memerangi zat asing tersebut dengan
meningkatkan proteolisis yang menghasilkan asam amino yang berperan dalam
pembentukan antibodi atau sistem kekebalan tubuh.
H. Masalah keperawatan lain yang muncul
1. hipertermi b.d proses penyakit
2. ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d faktor biologis
3. insomnia b.d Ketidaknyamanan fisik: peningkatan suhu badan
I. Intervensi
Hipertermi b.d proses penyakit
Hasil NOC
- Termoregulasi
1. Denyut nadi dalam batas normal
2. Penurunan Suhu kulit
3. Perubahan Warna kulit
4. Penurunan Suhu badan
5. Tingkat pernapasan dalam batas normal
6. Tidak terjadi Hipertermia
Hasil NIC
- Pengaturan suhu
Monitor suhu setiap 2 jam
Monitor tekanan darah, nadi, dan respirasi
Monitor tanda dan gejala hipertermi
Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
Beripak pengobatan antipiretik
- Perawatan demam
Pantau suhu tubuh dan keadaan lainnya
Monitor warna kulit dan suhu tubuh
Monitor asupan dan keluaran
Dorong konsumsi cairan
Fasilitasi istirahat dan terapkan pembatasan gerak
Berikan oksigen
Mandikan pasien dengan spons hangat
Tingkatkan sirkulasi udara
Pantau komplikasi
Lembabkan bibir dan mukosa hidung
Hasil NIC
- Peningkatan tidur
Tentukan pola tidur
Monitor pola tidur pasien dan catat kondisi fisik pasien
Sesuaikan lingkungan
Fasilitasi untuk mempertahankan rutinitas waktu tidur yang biasa, tanda sebelum
tidur/alat peraga tidur dan benda yang lazim digunakan (ayunan, dot, ceritakan
dongeng)
Monitor makanan sebelum tidur
Terapkan langkah-langkah kenyamanan seperti pijat, pemberian posisi dan
sentuhan afektif
Bantu meningkatkan jumlah jam tidur
- Manajemen lingkungan
Ciptakan lingkungan yang aman
Sediakan tempat tidur dengan ketinggian yang rendah
Sediakan tempat tidur dan lingkungan yang nyaman dan bersih
Sediakan kasur yang kokoh
Sediakan linen dan baju dalam kondisi yang baik
Kurangi rangsangan lingkungan
Hindari paparan dan aliran udara yang tidak perlu
Sesuaikan suhu lingkungan pasien
Di Susun Oleh:
Guyton, Arthur C., Hall, John E., 2011. BUKU AJAR FISIOLOGI KEDOKTERAN Edisi 11. Alih
bahasa : Irawati, et al. Jakarta : EGC
Hirmawan, Sutisna., 2010. PATOLOGI. Jakarta : Bagian Patologi Anatomik Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, pp : 437, 1
Herdman, T. Heather. 2012. Diagnosis Keperawatan : definisi dan klasifikasi 2012-2014. Jakarta :
EGC
Brunner & Suddarth .2012. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC