Anda di halaman 1dari 24

TINJAUAN KRITIS ATAS KOMITMEN DAN REALISASI KEBIJAKAN

PEMBANGUNAN PERTANIAN PEDESAAN

Disampaikan oleh :

DR. HERMANTO
Anggota Komisi IV DPR-RI
Pada Acara Seminar Nasional Forum Mahasiswa Pasca Sarjana IPB
“Membangun Indonesia Dari Pertanian dan Pedesaan”
Bogor, 6 Desember 2017
LEGAL POLICIES PERTANIAN DAN PEDESAAN
UU Tentang UU Tentang
6/2013 Desa 26/2002 Penataan Ruang
8/2012 Pangan 31/2004 Perikanan
19/2013 Perlindungan dan 18/2004 Perkebunan
Pemberdayaan Petani
7/2014 Perdagangan 7/2004 Pengairan
13/2010 Hortikultura 41/1999 Kehutanan
41/2004 Perlindungan Lahan Pertanian 12/1992 Budidaya Tanaman
Pangan Berkelanjutan
18/2009 Peternakan dan Kesehatan
Hewan

FRAKSI PKS DPR RI


UNDANG-UNDANG
PANGAN
KETAHANAN, KEMANDIRIAN DAN KEDAULATAN PANGAN
SESUAI UU NOMOR 8 Tahun 2012 TENTANG PANGAN

KEMANDIRIAN
PANGAN
KETAHANAN PANGAN “kemampuan negara KEDAULATAN
• KUALITAS KONSUMSI dan bangsa dalam PANGAN
memproduksi pangan “Hak negara dan
(Diversifikasi Pangan
yang beraneka ragam bangsa yang secara
dan Kualitas Gizi)
dari dalam negeri mandiri menentukan
• KETERSEDIAAN yang dapat menjamin kebijakan Pangan
(Produksi, Cadangan & pemenuhan yang menjamin hak
Impor) kebutuhan pangan atas Pangan bagi
• AKSESIBILITAS yang cukup sampai di rakyat dan yang
(Distribusi & Harga tingkat perseorangan memberikan hak bagi
Terjangkau) dengan masyarakat untuk
• MASALAH PANGAN memanfaatkan menentukan sistem
potensi sumber daya Pangan yang sesuai
(Kemiskinan &
alam, manusia, sosial, dengan potensi
Bencana Alam)
ekonomi, dan kearifan sumber daya lokal”
lokal secara
bermartabat”
4
AMANAT UNDANG UNDANG PANGAN

 Amanat Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan


Pasal 126 yang berbunyi “dalam hal mewujudkan Kedaulatan
Pangan, Kemandirian Pangan dan Ketahanan Pangan Nasional,
dibentuk lembaga pemerintah yang menangani bidang Pangan yang
berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Presiden”. Dalam
ketentuan Penutup pasal 150 berbunyi “Lembaga Pemerintah yang
menangani bidang Pangan sebagaimana dimaksud pada pasal 129
harus telah dibentuk paling lambat 3 (tiga) tahun sejak Undang-
Undang ini diundangkan.

FRAKSI PKS DPR RI


BADAN PANGAN NASIONAL

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan


diundangkaN pada tanggal 17 Nopember 2012 sehingga
Pembentukan Badan Pangan Nasional (BPN) seharusnya
terealisasi paling lambat tanggal 17 Nopember 2015.

Terkait hal tersebut, Bagaimana progress pembentukan


Badan Pangan Nasional (BPN) oleh Pemerintah sampai saat
ini ?

FRAKSI PKS DPR RI


UNDANG-UNDANG
DESA
DANA DESA

 Peningkatan Dana Desa tidak mengurangi angka


kemiskinan. Jumlah penduduk miskin pada Maret 2017
sebesar 27,77 juta jiwa, meningkat di banding tahun
2016 yang hanya 27,76 juta jiwa. Porsi penduduk
miskin di pedesaan tahun 2016 mencapai 17,28 juta
jiwa, dan di perkotaan berjumlah 10,48 juta jiwa.
Artinya sebanyak 62,25 % dari jumlah penduduk miskin
berada di desa dan bekerja sebagai Petani.

DANA DESA HARUS BERDAMPAK


MENGURANGI KEMISKINAN TERUTAMA
PETANI DI PEDESAAN
ANGGARAN
PEMBANGUNAN
PERTANIAN
ANGGARAN PERTANIAN

 Alokasi anggaran untuk Kementerian Pertanian pada 2015


sebesar 28,679 Triliun, kemudian tahun 2016, anggaran
Kementerian Pertanian turun menjadi 27,630 Triliun, turun lagi
tahun 2017 sebesar 23,907 Trilliun.
 Penurunan anggaran pertanian menyebabkan meningkatnya
angka kemiskinan. Jumlah penduduk miskin pada Maret 2017
sebesar 27,77 juta jiwa, meningkat di banding tahun 2016 yang
hanya 27,76 juta jiwa.

PENURUNAN ANGGARAN PERTANIAN MENINGKATKAN


KEMISKINAN TERUTAMA PETANI DI PEDESAAN
ANGGARAN PERTANIAN RAPBN 2018

Pemerintah mencabut subsidi benih. Sebelum


Presiden mennyampaikan Nota Keuangan RAPBN
2018, DPR sudah mengusulkan pagu subsidi benih
sebesar 1.291.600.000.000,-
Subsidi non energi untuk pertanian turun. Subsidi
pupuk 2017 sebesar 31,2 Triliun turun menjadi 28,5
Triliun di tahun 2018.
TINJAUAN KRITIS
LAHAN PERTANIAN
 Indonesia memiliki wilayah daratan yang cukup luas sekitar 192 juta hektar,
masih banyak yang belum dimanfaatkan dengan baik untuk pertanian.
Keseluruhan potensi lahan pertanian yang dimiliki Indonesia luasnya 101 juta
Ha. Areal pertanian yang telah ada menurut BPS luasnya 47 juta Ha, masih
ada 54 juta Ha yang belum dimanfaatkan menjadi lahan pertanian.
 Berdasarkan Sensus Pertanian 2013 memperlihatkan 26,13 juta rumah tangga
petani menguasai rata-rata hanya 0,89 Ha per rumah tangga. Sedangkan rata-
rata kepemilikan lahan petani di P. Jawa sebagai sentra produksi pangan
sangat kecil <0,3 Ha/petani.
 Sempitnya lahan pengusahaan/petani adalah masalah mendasar karena
menyangkut skala ekonomi (economic scale). Kecilnya economic scale para
petani adalah penyebab utama proses produksi pertanian yang kurang
efisien sehingga petani masih miskin.
KEKURANGAN LAHAN PERTANIAN MENYEBABKAN
PETANI BELUM SEJAHTERA DAN INDONESIA BELUM
MAMPU SWASEMBADA PANGAN
PERUBAHAN IKLIM

 Perubahan iklim menunjukkan trend peningkatan setiap tahunnya


terutama banjir dan kekeringan.
 Indonesia dengan rata-rata hujan tahunan 2.799 mm termasuk
negara nomor lima yang kaya air di dunia, namun ketersediaan air
yang besar ini tidak bisa dikelola dengan baik.
 Saat ini pengelolaan sumber daya air dilakukan oleh Ditjen Sumber
Daya Air di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
padahal ‘main user’ adalah sektor pertanian.
 Manajemen sumber daya air masih sangat lemah, ketika musim
hujan terjadi banjir, lalu di musim kemarau terjadi kekeringan.

LEMAHNYA MANAJEMEN PENGELOLAAN SUMBER DAYA


AIR
SKILL PETANI

 Sektor pertanian masih menjadi penyerap tenaga kerja terbanyak


dibandingkan dengan sektor-sektor lainnya. Dalam sepuluh tahun
terakhir misalnya, penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian
khususnya dalam periode 2005-2009 mencapai 41,4 persen dari total
tenaga kerja. Namun demikian dalam periode 2010-2015 mengalami
trend penurunan penyerapan angkatan kerja di sektor pertanian hanya
sekitar 36,1 persen, atau mengalami penurunan sebesar 5,3 persen.
 Sampai saat ini sektor pertanian didominasi oleh para petani yang
kurang berkeahlian (unskilled farmers) sehingga sektor pertanian
masih dianggap sebagai ‘sektor buangan’ bagi para pekerja yang gagal
masuk ke sektor-sektor lainnya yang umumnya memerlukan tingkat
keahlian tertentu.

RENDAHNYA SKILL PETANI MENYEBABKAN


PRODUKTIVITAS DI SEKTOR PERTANIAN RENDAH
KRISIS PETANI DI PEDESAAN

 Riset terbaru yang di lakukan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan


Indonesia (LIPI) mengungkapkan adanya masalah serius di
Pedesaan yakni krisis regenerasi petani dari petani tua ke
pemuda di desa.
 Survei LIPI melalui Pusat Penelitian Kependudukan mencatat
bahwa rata-rata usia petani padi di tiga desa pertanian padi di
Jawa Tengah mencapai 52 tahun dan sedikit pemuda yang
bersedia untuk melanjutkan pertanian keluarga.
 Hasil survei LIPI memperlihatkan bahwa anak petani yang
kembali jadi petani untuk melanjutkan usaha tani keluarga hanya
berjumlah sekitar 3 persen.
INDONESIA TERANCAM KRISIS PETANI, PEMERINTAH
PERLU MENDORONG PEMUDA DESA UNTUK REGENERASI
PETANI
ALTERNATIF SOLUSI
PENINGKATAN ANGGARAN PERTANIAN

 Keterbatasan anggaran pertanian yang diselesaikan dengan


menaikkan anggaran pertanian, harusnya tidak hanya untuk
peningkatan produksi pertanian tapi di sertai dengan peningkatan
kesejahteraan petani.
 Selama ini, anggaran pertanian sebagian besar untuk
pembangunan infrastruktur dan bantuan saprodi, hanya mampu
mendongkrak produksi pertanian, namun belum mampu
mensejahterakan petani. Untuk itu, kedepannya anggaran
pertanian harus diprioritaskan untuk kesejahteraan petani.

PENINGKATAN ANGGARAN DAN PRODUKSI PERTANIAN,


HARUS DISERTAI DENGAN PENINGKATAN
KESEJAHTERAAN PETANI
PERLUASAN LAHAN PERTANIAN

 Untuk amannya, Indonesia memerlukan perluasan lahan pertanian 200


ribu Ha/tahun. Untuk dapat segera menjadi Negara Eksportir pangan
tropis, diperlukan perluasan lahan tanaman pangan 300 ribu Ha/tahun.
 Peningkatan skala ekonomi (economy scale) petani harus disertai
modernisasi pertanian, produksi dan produktitivas serta daya saing
produk-produk pertanian. Kondisi ini perlu menjadi sasaran jangka
panjang, misalnya 10 tahun yang akan datang mencapai 1 Ha/petani.
 Perlu dicatat bahwa negara-negara yang sukses di bidang pertanian,
strategi mereka dalam menyelesaikan masalah agrarianya yaitu dengan
menjamin petaninya berlahan luas dan karenanya menjadi makmur dan
berdaya saing tinggi.
PERLUASAN AREAL PERTANIAN UNTUK MENUJU
SWASEMBADA PANGAN DAN KESEJAHTERAAN PETANI
MODERNISASI PERTANIAN

 Salah satu langkah modernisasi pertanian dengan


menggunakan model sistem pertanian agro kompleks dan
agro teknologi. Sistem pertanian agro kompleks dan agro
teknologi adalah model sistem pengembangan pertanian
yang melibatkan seluruh sektor pertanian dalam arti luas
(pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan). Sistem ini
dibangun secara terpadu dan terkoneksi dalam satu jejaring
dari hulu hingga hilir yang berada dalam suatu kawasan
dengan menerapkan teknologi pertanian modern.

MODERNISASI PERTANIAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL SISTEM


PERTANIAN AGRO KOMPLEKS DAN AGRO TEKNOLOGI
PENGUATAN MANAJEMEN PENGELOLAAN
SUMBER DAYA AIR

 Perlu dilakukan konsolidasi kelembagaan dengan memindahkan Ditjen


Sumber Daya Air di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat ke Kementerian Pertanian, dikarenakan pengguna air terbesar
ialah pertanian sehingga akses dan kontrol terbesar harus dilakukan
pengguna utamanya (main user). Jika konsolidasi kelembagaan tidak
kunjung berhasil, hal itu menjadi ancaman serius ketahanan pangan
nasional, sebab 80 % produksi padi ditumpukan di sawah beririgasi.
Tanpa konsolidasi kelembagaan, akses petani atas air akan semakin
tertutup karena mereka kalah bersaing dengan korporasi/industri.
 Antisipasi dini terhadap perubahan iklim harus dilakukan dengan
manajemen pengelolaan sumber daya air yang baik, efektif dan efisien.

PENGUATAN MANAJEMEN DAN KONSOLIDASI


KELEMBAGAAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR
PEMUDA DESA DAN REGENERASI PETANI

 Mendorong pertanian masuk dalam kurikulum pendidikan di


tingkat sekolah
 Kebijakan yang dapat memberikan akses lahan bagi Pemuda
Desa
 Jaminan pasar bagi Pemuda Desa untuk mengelola pertanian
 Perlunya pendidikan mengenai teknologi serta variasi teknik
budidaya yang berkelanjutan untuk mengurangi ketergantungan
petani pada pengunaan pupuk kimia lebih adaptif pada
perubahan lingkungan
 Pemberian insetif bagi profesi petani untuk menarik Pemuda
Desa untuk jadi Petani
PEMUDA DESA MEMILIKI PERAN PENTING REGENERASI
PETANI DI PEDESAAN
REVOLUSI MENTAL DAN SKILL PERTANIAN

KEMAJUAN
PERTANIAN
INDONESIA

Mewujudkan
Mewujudkan pemimpin muda
Mahasiswa yang menjadi
Pertanian yang solusi
mempunyai Pembangunan
REVOLUSI SKILL untuk Pertanian
berkontribusi Indonesia
MENTAL dalam
peningkatan
kesejahteraan
petani

Anda mungkin juga menyukai