Anda di halaman 1dari 7

1.

Jaringan tegangan menengah merupakan jaringan distribusi primer, dimana jaringan ini
menghubungkan trafo gardu induk ke gardu distribusi yang nominal tegangannya di Indonesia adalah
sebesar 20 kV sehingga yang menjadi beban jaringan ini adalah jaringan dengan tegangan di bawahnya
atau ada juga yang langsung mengambil tegangan 20 kV seperti pabrik atau pusat perbelanjaan yang
biasanya menggunakan beban yang cukup banyak.

2. Jenis beban pada ITM dan contohnya

4.a Peralatan Proteksi Jaringan SUTM

a. Pemutus Beban/Tenaga (PMB/PMT) Utama dipasang pada saluran utama di GI sebagai


pengaman utama jaringan dan dilengkapi dengan alat pengaman (Relai)
 Relai Penutup Balik (Recloser) untuk memulihkan sistim dari gangguan-gangguan yang bersifat
temporer dan untuk koordinasi kerja dengan peralatan pemutus / pengaman yang lain disisi hilir
dan saluran cabang dari jaringan antara lain sectionalizer dan fuse (PL = Pengaman Lebur)
 Relai Gangguan Tanah Terarah (DGFR= Directional Ground Fault Relays) dipergunakan untuk
membebaskan gangguan fasa tanah
 Relai arus lebih (OCR = Over Current Relays) dipergunakan untuk membebaskan gangguan antar
fasa
b. Saklar seksi otomatis ( SSO )
Model saklar ini dipergunakan sebagai alat pemutus rangkaian untuk memisah-misahkan saluran
utma dalam beberapa seksi agar pada keadaan gangguan permanen luas daerah (jaringan) yang
terganggu diusahakan sekecil mungkin, SSO untuk pola sistem ini akan membuka pada saat
rangkaian tidak ada arus dan tidak menutup kembali.
Saklar ini bekerja berdasarkan penginderaan dan hitungan (account) trip PMT (PBO) arus
hubung singkat dengan demikian saklar ini dipasang apabila dibagian hulu terpasang PMT atau
PBO
c. Pengaman Lebur (Fuse)
Fuse dipasang pada titik percabangan antara saluran utama dan saluran cabang juga dipasang
pada sisi primer (20 kV) trafo distribusi dengan maksud untuk mengamankan jaringan dan
peralatan yang berada di sebelah hilirnya terhadap gangguan permanen antar fasa dan tidak
untuk mengamankan gangguan fasa tanah.

4. b system pentanahan
Metode Pentanahan
Pada sistem Tegangan Menengah sampai dengan 20 kV harus selalu diketanahkan
karena menjaga kemungkinan kegagalan sangat besar oleh tegangan lebih transient
tinggi yang disebabkan oleh busur tanah (arching ground atau restriking ground
faults). Untuk itu pentanahan yang sesuai dengan kreteria adalah :
• Tahanan Rendah, terutama untuk system yang dipakai mensuplai mesin-mesin
berputar, khususnya pemakaian dalam industri.
• Tahanan Tinggi, dengan tahanan tinggi kerusakan karena arus sangat berkurang.
Pentanahan ini dipilih dengan tujuan :
• mencegah pemutusan yang tidak direncanakan
• apabila system sebelumnya dioperasikan tanpa pengetanahan dan tidak ada rele tanah yang
dipasang.
• apabila pembatasan kerusakan karena arus dan tegangan lebih diinginkan tetapi tidak
dibutuhkan rele tanah yang selektif.

Pentanahan Langsung mempunyai biaya paling rendah dari semua metode Pentanahan, untuk
sistem distribusi saluran udara ( SUTM ) dan sistem yang disuplai dengan trafo dengan
pengaman lebur pada sisi primer perlu memberikan arus gangguan yang cukup untuk melebur
pengaman leburnya. Dalam standart SPLN no.2 tahun 1978 ditetapkan pengetanahan Jaringan
Tegangan Menengah adalah pengetanahan netral sistem 20 kV beserta pengamannya dengan
tahanan Ditinjau dari besarnya tahanan pentanahan, sistem pengetanahan jaringan menengah
dapat diklasifikasikan seperti berikut :

1. Pentanahan Tahanan rendah 12 Ohm dan arus gangguan tanah maksimum tiap fasa 1000 A
yang dipakai pada saluran kabel atau kabel tanah ( SKTM ) tegangan menengah 20 kV untuk
sistem 3 phasa 3 kawat. Pengetanahan sistem ini dilakukan pada gardu-gardu distribusi dan
sambungan kabel Dipakai PLN wilayah kerja DKI Jaya dan Jabar
Gambar Pentanahan di DKI Jaya dan Jabar

2. Pentanahan Tahanan rendah 40 Ohm dan arus gangguan tanah maksimum tiap phasa 300A.
yang dipakai pada saluran udara tegangan menengah ( SUTM ) 20 kV untuk sistem 3 phasa 3
kawat. Pentanahan sistem ini dilakukan pada tiap-tiap tiang dengan tahanan maksimum 20
Ohm. Dipakai PLN wilayah kerja DKI dan Jawa Barat.

Gambar Pentanahan di DKI Jaya dan Jabar

3. Pentanahan Tahanan tinggi 500 Ohm dan arus gangguan tanah maksimum tiap phasa 25A.
yang dipakai pada saluran udara tegangan menengah 20 kV untuk system 3 phasa 3 kawat.
Dipakai PLN wilayah kerja Jawa Timur.

Gambar Pentanahan di Jatim

Keunikan dari sistem ini, karena gangguan tanah sangat kecil maksimum 25 A
sehingga bila terjadi persentuhan kawat Tegangan menengah pada jaringan atau
instalasi Tegangan rendah, bila tahanan tanah pada instalasi mak 1 Ohm ( tegangan sentuhnya 1
x 25A = 25 Voll, tidak melebihi tegangan sentuh 50 volt yang diijinkan). Mengingat rendahnya
arus hubung singkat phasa tanah, maka sebagian besar gangguan yang sifatnya temporer dapat
bebas dengan sendirinya
4. Khusus untuk sistem 3 phasa 4 kawat, pentanahan langsung tanpa impedansi dengan
menggabungkan antara kawat netral dengan grounding pada banyak titik sepanjang jaringan
( multi grounded common netral ). Dipakai PLN wilayah kerja Jawa Tengah dan DI Jogjakarta.

Gambar 8. Pentanahan di Jateng dan DIY

Pentanahan pada saluran kabel tegangan menengah dilakukan pada gardu-gardu distribusi dan
sambungan-sambungan kabel dan untuk saluran udara dilakukan pada tiap-tiap tiang dengan
tahanan pentanahan maksimum. 20 ohm. Pentanahan gardu distribusi dan sambungan
sambungan berfungsi sebagai pengaman saja dan terpisah dari jaringan secara elektrik.
5 regulasi tegangan pada JTM sangat penting dilakukan karena akan berkaitan dengan frekuensi
system yang berhubungan pula dari
Regulasi tegangan adalah bagaimana pengaturan tegangan baik dari Gardu Induk, saluran transmisi
ataupun pada pembangkit. Pada jaringan distribusi primer, susut tegangan dan rugi daya sebagian besar
terjadi di saluran dan transformator. Oleh karena itu dalam perencanaan sistem harus dipilih saluran dan
transformator yang bisa menghantarkan arus beban tanpa menyebabkan susut tegangan yang
berlebihan dan dengan temperatur/suhu yang aman. Apabila naik atau turun tegangan tidak
diperhatikan maka dapat merugikan pihak penyedia listrik maupun konsumen itu sendiri.

Beberapa langkah untuk mengatasi hal tesebut antara lain :


1. Penggunaan generator regulasi tegangan
2. Memasang Voltage regulator pada Gardu Induk
3. Penyeimbangan beban yang ada
4. Memperbesar penampang konduktor
5. Mengganti sistem satu fasa menjadi multi fasa
6. Membangun gardu induk dan feeder baru
7. Meningkatkan besar tegangan primer
8. Memasang voltage regulator, kapasitor seri maupun shunt pada feeder

Penjelasan

I. Penggunaan generator regulasi tegangan


Dalam sistem tenaga listrik yang dilayani langsung oleh sumber pembangkit, maka penurunan tegangan
secara mudah dapat diatasi dengan mengatur eksitasi generator. Eksitasi akan mengalisrkan arus DC
pada generator yang berputar sehingga pengarunya ada pada teganag out put yang dihasilkan, apabila
ketika dipasang beban tegangan menurun maka akan dialirkan arus yang lebih besar sehingga tegangan
dapat naik kembali dan begitu sebaliknya. Dalam praktikya di lapangan bahwa suatu sistem yang punya
jaringan distribusi yang sangat panjang akan mengakibatkan tegangan pada ujung penerima mengalami
penurunan yang cukup rendah dibawah standar. Hal ini tentu saja dapat diatasi dengan membangun
suatu pembangkit baru pada daerah dimana tegangan sudah dibawah standar pelayanan. Namun
demikian perlu dipertimbangkan dari segi efektif dan efisiennya, mengingat biaya investasi sebuah
pembangkit sangat mahal.

II. Memasang voltage regulator pada gardu induk


Regulator tegangan atau yang biasa disebut voltage regulator adalah otto trafo dimana lilitan primer dan
lilitan sekunder dihubungkan menjadi satu selanjutnya pada gambar dibawah ini terlihat bahwa
ditambahkan peralatan yang mengatur tegangan keluaran,sehingga tegangan keluaran akan diatur pada
nilai yang tetap sesuai kemampuan sadapannnya untuk bebagai nilai tegangan masukan yang bervariasi.

Dalam praktek pemasangan regulator dapat dipasang diatas tiang sedangkan regulator dengan kapasitas
tertentu dimana beratnya sudah tidak memungkinakan lagi dipasang diatas tiang maka dipilih konstruksi
pemasangan diatas tanah. Regulator pada gardu induk beroperasi secara otomatis mengatur tegangan
berdasarkan perubahan beban menggunakan On Load Tap Changer (OLTC). Beberapa cara pemasangan
regulator tegangan pada gardu induk antara lain dengan cara :
1. Menyatu dengan transformer dan bekerja atas dasar perubahan beban
2. Dipasang terpisah pada sisi sekunder transformator tenaga, pada incoming feeder yang menuju bus
bar
3. Dipasang pada out going feeder

III. Penyeimbangan beban


Pengaruh beban yang tidak seimbang pada masing-masing fasa sangat besar, karena kondisi tersebut
pada hantaran netral mengalir arus yang nilainya tidak terukur dan sangat merugikan dalam sistem
perusahaan penyedia listrik. Pada fase yang berbeban berat, nilai jatuh tegangan akan lebih besar
dibandingkan fasa yang berbeban ringan. Untuk memperkecil nilai rugi tersebut selalu diupayakan
langkah-langkah pengukuran beban secara real time, terutama pada saat beban puncak, untuk data
pelaksanaan perataan beban. Dengan adanya keseimbangan beban maka dapat dihasilkan :
1. Arus pada setiap fasa mendekati harga yang sama
2. Susut tegangan di masing-masing fasa akan sama

IV. Memperbesar penampang hantaran/konduktor


Ukuran penampang konduktor mempengaruhi terhadap besar kecilnya nilai susut tegangan maupun rugi
daya yang terjadi. Oleh karena itu dalam merencanakan saluran distribusi harus diperhatikan besar
kecilnya penampang hantaran yyang akan dipasang dan harus disesuaikan dengan program jangka
panjang. Memperbesar penampang penghantar saluran berarti mengurangi besarya nilai impdansi
saluran tersebut, sehingga untuk bena yang sama pada masing-masing fasa nilai susut tegangannya akan
semakin kecil.

V. Mengganti sistem satu fasa menjadi multi fasa


metode ini menggunakan perbandingan susut tegangan antara satu fasa dan tiga fasa
VI. Membangun gardu induk dan feeder baru
Metode perbaikan dengan cara membangun gardu induk atau feeder baru ini pada dasarnya sama
dengan memindahkan beban ke sumber yang baru. Dengan penambahan jaringan baru maka
kemampuan penyaluran arus akan lebih besar, sehingga susut tegangan susut tegangan dapat diperkecil.

VII. Meningkatkan besarnya tegangan primer


Untuk nilai impedansi yang tetap pada suatu saluran transmisi maka memperbesar tegangan kirim akan
berdampak kepada ujung tegangan penerima menjadi lebih besar sehingga regulasi tegangan menjadi
lebih baik.

VIII. Memasang voltage regulator, kapasitor seri maupun shunt pada feeder
Akibat dari suatu susut tegangan adalah besarnya nilai tegangan suatu titik pada ujung terima akan lebih
kecil daripada tegangan ujung kirim. Regulator yang dipasang pada masing-masing feeder incoming
ataupun out going akan memperbaiki tegangan ke arah beban. Peralatan pengatur tegangan dirancang
untuk menjaga secara otomatis suatu nilai tegangan tertentu yang akan bervariasi terhadap perubahan
beban yang ada. Pada saat beban bertambah peralatan pengatur tegangan akan memperbesar tegangan
keluaran pada gardu induk untuk mrngkompensasi bertambahnya susut tegangan pada saluran
distribusi.
Pemasangan kapasitor akan membuat sumber daya reaktif yang dapat membangkitkan maupun
menyerap daya reaktif diluar batas toleransi. Daya reaktif adalah daya yang tidak menghasilkan kerja dan
selalu tersimpan dalam sistem yaitu dalam bentuk energi magnetis. Untuk daya reaktif yang berlebihan
maka faktor daya akan rendah sehingga mempengaruhi susut tegangan.

Memasang kapasitor secara seri juga dapat digunakan untuk memperbaiki tegangan pada jaringan
tenaga listrik dengan cara berusaha mengurangi susut tegangan dengan mengkompensasi komponen
induktif yang terjadi pada jaringa tersebut. Susut tegangan akibat impdansi jaringan dapat dinyatakan
dengan persamaan berikut :
Vd = I (RL cos Ø + XL sin Ø)
Dengan dipasangnya kapsitor seri maka persamaannya berubah menjadi berikut :
Vd = I RL cos Ø + I (XL - XC) sin Ø
Apabila (XL - XC) = 0, maka besarnya susut tegangan hanya akan dipengaruhi oleh tahanan saluran saja
sehingga nilainya lebih kecil daripada tanpa dipasang kapasitor.
Untuk pemasangan kapasitor shunt pada jaringan akan dijelaskan gambar berikut :

Dari gambar diatas dapat dinyatakan bahwa pemasangan shunt kapasitor akan memberikan dampak
sebagai berikut :
1. Mengurangi komponen arus induktif yang bersifat mengikuti tegangan.
2. Menambah level tegangan pada sisi beban.
3. Memperbaiki regulasi tegangan
4. Mengurangi rugi-rugi daya aktif = I2 R karena berkurangnya arus.
5. Mengurangi rugi-rugi daya reaktif = I2 X karena berkurangnya arus.
6. Menambah besarnya faktor daya pada sisi sumber.
7. Mengurangi KVA pada sumber
Kapasitor shunt yang dipasang pada jaringan distribusi akan memperbaiki tegangan pada titik dimana
kapasitir tersebut dipasanag menuju ke arah sisi sumber tegangan. Kapasitor menggambarkan adanya
arus yang mendahului tegangan dan arus ini mengalir melalui reaktansi seri pada jaringan yang
mengakibatkan adanya kenaikan tegangan pada titik pemasangan kapasitor yang besarnya sama dengan
reaktansi jaringan dikalikan arus kapasitor.
Prosentase kenaikan tegangan pada titik pemasangan adalah :
%V = (capacity of capacitor KVA) (d) (X)
(10) (KV)2
Dimana :
d = panjang jaringan
X = reaktansi jaringan pada satuan panjang

Anda mungkin juga menyukai