Jaringan tegangan menengah merupakan jaringan distribusi primer, dimana jaringan ini
menghubungkan trafo gardu induk ke gardu distribusi yang nominal tegangannya di Indonesia adalah
sebesar 20 kV sehingga yang menjadi beban jaringan ini adalah jaringan dengan tegangan di bawahnya
atau ada juga yang langsung mengambil tegangan 20 kV seperti pabrik atau pusat perbelanjaan yang
biasanya menggunakan beban yang cukup banyak.
4. b system pentanahan
Metode Pentanahan
Pada sistem Tegangan Menengah sampai dengan 20 kV harus selalu diketanahkan
karena menjaga kemungkinan kegagalan sangat besar oleh tegangan lebih transient
tinggi yang disebabkan oleh busur tanah (arching ground atau restriking ground
faults). Untuk itu pentanahan yang sesuai dengan kreteria adalah :
• Tahanan Rendah, terutama untuk system yang dipakai mensuplai mesin-mesin
berputar, khususnya pemakaian dalam industri.
• Tahanan Tinggi, dengan tahanan tinggi kerusakan karena arus sangat berkurang.
Pentanahan ini dipilih dengan tujuan :
• mencegah pemutusan yang tidak direncanakan
• apabila system sebelumnya dioperasikan tanpa pengetanahan dan tidak ada rele tanah yang
dipasang.
• apabila pembatasan kerusakan karena arus dan tegangan lebih diinginkan tetapi tidak
dibutuhkan rele tanah yang selektif.
Pentanahan Langsung mempunyai biaya paling rendah dari semua metode Pentanahan, untuk
sistem distribusi saluran udara ( SUTM ) dan sistem yang disuplai dengan trafo dengan
pengaman lebur pada sisi primer perlu memberikan arus gangguan yang cukup untuk melebur
pengaman leburnya. Dalam standart SPLN no.2 tahun 1978 ditetapkan pengetanahan Jaringan
Tegangan Menengah adalah pengetanahan netral sistem 20 kV beserta pengamannya dengan
tahanan Ditinjau dari besarnya tahanan pentanahan, sistem pengetanahan jaringan menengah
dapat diklasifikasikan seperti berikut :
1. Pentanahan Tahanan rendah 12 Ohm dan arus gangguan tanah maksimum tiap fasa 1000 A
yang dipakai pada saluran kabel atau kabel tanah ( SKTM ) tegangan menengah 20 kV untuk
sistem 3 phasa 3 kawat. Pengetanahan sistem ini dilakukan pada gardu-gardu distribusi dan
sambungan kabel Dipakai PLN wilayah kerja DKI Jaya dan Jabar
Gambar Pentanahan di DKI Jaya dan Jabar
2. Pentanahan Tahanan rendah 40 Ohm dan arus gangguan tanah maksimum tiap phasa 300A.
yang dipakai pada saluran udara tegangan menengah ( SUTM ) 20 kV untuk sistem 3 phasa 3
kawat. Pentanahan sistem ini dilakukan pada tiap-tiap tiang dengan tahanan maksimum 20
Ohm. Dipakai PLN wilayah kerja DKI dan Jawa Barat.
3. Pentanahan Tahanan tinggi 500 Ohm dan arus gangguan tanah maksimum tiap phasa 25A.
yang dipakai pada saluran udara tegangan menengah 20 kV untuk system 3 phasa 3 kawat.
Dipakai PLN wilayah kerja Jawa Timur.
Keunikan dari sistem ini, karena gangguan tanah sangat kecil maksimum 25 A
sehingga bila terjadi persentuhan kawat Tegangan menengah pada jaringan atau
instalasi Tegangan rendah, bila tahanan tanah pada instalasi mak 1 Ohm ( tegangan sentuhnya 1
x 25A = 25 Voll, tidak melebihi tegangan sentuh 50 volt yang diijinkan). Mengingat rendahnya
arus hubung singkat phasa tanah, maka sebagian besar gangguan yang sifatnya temporer dapat
bebas dengan sendirinya
4. Khusus untuk sistem 3 phasa 4 kawat, pentanahan langsung tanpa impedansi dengan
menggabungkan antara kawat netral dengan grounding pada banyak titik sepanjang jaringan
( multi grounded common netral ). Dipakai PLN wilayah kerja Jawa Tengah dan DI Jogjakarta.
Pentanahan pada saluran kabel tegangan menengah dilakukan pada gardu-gardu distribusi dan
sambungan-sambungan kabel dan untuk saluran udara dilakukan pada tiap-tiap tiang dengan
tahanan pentanahan maksimum. 20 ohm. Pentanahan gardu distribusi dan sambungan
sambungan berfungsi sebagai pengaman saja dan terpisah dari jaringan secara elektrik.
5 regulasi tegangan pada JTM sangat penting dilakukan karena akan berkaitan dengan frekuensi
system yang berhubungan pula dari
Regulasi tegangan adalah bagaimana pengaturan tegangan baik dari Gardu Induk, saluran transmisi
ataupun pada pembangkit. Pada jaringan distribusi primer, susut tegangan dan rugi daya sebagian besar
terjadi di saluran dan transformator. Oleh karena itu dalam perencanaan sistem harus dipilih saluran dan
transformator yang bisa menghantarkan arus beban tanpa menyebabkan susut tegangan yang
berlebihan dan dengan temperatur/suhu yang aman. Apabila naik atau turun tegangan tidak
diperhatikan maka dapat merugikan pihak penyedia listrik maupun konsumen itu sendiri.
Penjelasan
Dalam praktek pemasangan regulator dapat dipasang diatas tiang sedangkan regulator dengan kapasitas
tertentu dimana beratnya sudah tidak memungkinakan lagi dipasang diatas tiang maka dipilih konstruksi
pemasangan diatas tanah. Regulator pada gardu induk beroperasi secara otomatis mengatur tegangan
berdasarkan perubahan beban menggunakan On Load Tap Changer (OLTC). Beberapa cara pemasangan
regulator tegangan pada gardu induk antara lain dengan cara :
1. Menyatu dengan transformer dan bekerja atas dasar perubahan beban
2. Dipasang terpisah pada sisi sekunder transformator tenaga, pada incoming feeder yang menuju bus
bar
3. Dipasang pada out going feeder
VIII. Memasang voltage regulator, kapasitor seri maupun shunt pada feeder
Akibat dari suatu susut tegangan adalah besarnya nilai tegangan suatu titik pada ujung terima akan lebih
kecil daripada tegangan ujung kirim. Regulator yang dipasang pada masing-masing feeder incoming
ataupun out going akan memperbaiki tegangan ke arah beban. Peralatan pengatur tegangan dirancang
untuk menjaga secara otomatis suatu nilai tegangan tertentu yang akan bervariasi terhadap perubahan
beban yang ada. Pada saat beban bertambah peralatan pengatur tegangan akan memperbesar tegangan
keluaran pada gardu induk untuk mrngkompensasi bertambahnya susut tegangan pada saluran
distribusi.
Pemasangan kapasitor akan membuat sumber daya reaktif yang dapat membangkitkan maupun
menyerap daya reaktif diluar batas toleransi. Daya reaktif adalah daya yang tidak menghasilkan kerja dan
selalu tersimpan dalam sistem yaitu dalam bentuk energi magnetis. Untuk daya reaktif yang berlebihan
maka faktor daya akan rendah sehingga mempengaruhi susut tegangan.
Memasang kapasitor secara seri juga dapat digunakan untuk memperbaiki tegangan pada jaringan
tenaga listrik dengan cara berusaha mengurangi susut tegangan dengan mengkompensasi komponen
induktif yang terjadi pada jaringa tersebut. Susut tegangan akibat impdansi jaringan dapat dinyatakan
dengan persamaan berikut :
Vd = I (RL cos Ø + XL sin Ø)
Dengan dipasangnya kapsitor seri maka persamaannya berubah menjadi berikut :
Vd = I RL cos Ø + I (XL - XC) sin Ø
Apabila (XL - XC) = 0, maka besarnya susut tegangan hanya akan dipengaruhi oleh tahanan saluran saja
sehingga nilainya lebih kecil daripada tanpa dipasang kapasitor.
Untuk pemasangan kapasitor shunt pada jaringan akan dijelaskan gambar berikut :
Dari gambar diatas dapat dinyatakan bahwa pemasangan shunt kapasitor akan memberikan dampak
sebagai berikut :
1. Mengurangi komponen arus induktif yang bersifat mengikuti tegangan.
2. Menambah level tegangan pada sisi beban.
3. Memperbaiki regulasi tegangan
4. Mengurangi rugi-rugi daya aktif = I2 R karena berkurangnya arus.
5. Mengurangi rugi-rugi daya reaktif = I2 X karena berkurangnya arus.
6. Menambah besarnya faktor daya pada sisi sumber.
7. Mengurangi KVA pada sumber
Kapasitor shunt yang dipasang pada jaringan distribusi akan memperbaiki tegangan pada titik dimana
kapasitir tersebut dipasanag menuju ke arah sisi sumber tegangan. Kapasitor menggambarkan adanya
arus yang mendahului tegangan dan arus ini mengalir melalui reaktansi seri pada jaringan yang
mengakibatkan adanya kenaikan tegangan pada titik pemasangan kapasitor yang besarnya sama dengan
reaktansi jaringan dikalikan arus kapasitor.
Prosentase kenaikan tegangan pada titik pemasangan adalah :
%V = (capacity of capacitor KVA) (d) (X)
(10) (KV)2
Dimana :
d = panjang jaringan
X = reaktansi jaringan pada satuan panjang