PENDAHULUAN
A. Latar belakang
1
serta tidak menimbulkan kerusakan lingkungan karena pembuangan limbah
obat yang salah.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana masyarakat mengetahui tentang macam – macam obat
yang ada di pasaran dan perbedaannya (obat keras, obat bebeas
terbatas, obat bebas, obat wajib apotek)?
C. Tujuan
Setelah mengikuti kegiatan ini diharapkan :
1. Masyarakat mengetahui tentang macam – macam obat yang ada di
pasaran dan perbedaannya (obat keras, obat bebeas terbatas, obat
bebas, obat wajib apotek)
2. Masyarakat mengetahui mengenai berbagai macam sediaan obat dan
cara penggunaannya masing – masing untuk memperoleh efek yang
diharapkan
3. Masyarakat mengetahui mengenai tatacara penyimpanan dan
pembuangan obat yang sudah tidak dipakai.
D. Manfaat
Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat
mengenai cara yang benar dalam menggunakan obat, mulai dari cara
mendapatkan, menggunakan (mengonsumsi), menyimpan hingga
membuang obat (DAGUSIBU).
2
BAB II
Tinjauan Pustaka
A. Dagusibu
c. Klinik
3
kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan medis dasar dan atau
spesialistik, diselenggarakan oleh lebih dari satu jenis tenaga kesehatan
dan dipimpin oleh seorang tenaga medis.
d. Toko obat
Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat dibeli
tanpa resep dokter. Pada kemasan dan etiket obat bebas,tanda khusus
berupa lingkaran hijau dengan garis tepi berwarna hitam
2) Obat bebas terbatas
Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat keras
tetapi masih dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter, namun
penggunaannya harus memperhatikan informasi yang menyertai obat dalam
kemasan. Pada kemasan dan etiket obat bebas terbatas terdapat tanda
khusus berupa lingkaran biru dengan garis tepi berwarna hitam.
3) Obat keras
4
Obat keras adalah obat yang hanya dapat dibeli di apotek dengan resep
Dokter. Obat keras mempunyai tanda khusus berupa lingkaran bulat merah
dengan garis tepi berwarna hitam dan huruf K ditengah yang menyentuh
garis tepi.
4) Narkotik
Obat yang berasal dari turunan tanaman atau bahan kmia yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa,
mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan menimbulkan
ketergantungan. Obat ini hanya dapat diperoleh dengan resep dari dokter.
Contoh: Morfin, Petidin
5) Psikotropik
Nama obat pada kemasan terdiri dari nama dagang dan nama zat aktif
yang terkandung didalamnya.
Contoh : Nama Dagang : Panadol.
Nama Zat Aktif : Parasetamol/ Acetaminophen.
2. Komposisi obat
Informasi tentang zat aktif yang terkandung didalam suatu obat, dapat
merupakan zat tunggal atau kombinasi dari berbagai macam zat aktif dan
5
bahan tambahan lain.
3. Indikasi
Informasi mengenai khasiat obat untuk suatu penyakit.
4. Aturan pakai
5. Peringatan perhatian
6
Nama Industri Farmasi yang memproduksi obat.
1. Nomor batch/lot
3. Nomor registrasi
7
e. Salep / Krim / Lotion / Cairan
Terjadi perubahan warna, bau, timbul endapan atau kekeruhan,
mengental, timbul gas, memisah menjadi 2 (dua) bagian, mengeras,
sampai pada kemasan autawadah menjadi rusak.
1. Menggunakan obat (Gu)
Obat pada dasarnya merupakan bahan yang hanya dengan dosis
tertentu, dan dengan penggunaan yang tepat, dapat dimanfaatkan untuk
mendiagnosa, mencegah penyakit, menyembuhkan atau memelihara
kesehatan (Depkes RI, 2008). Informasi penggunaan obat bagi pasien dapat
dikelompokan menjadi dua kelompok, yaitu :
a.Informasi umum cara penggunaan obat
1) Cara minum obat sesuai anjuran yang tertera pada
etiket atau brosur.Penggunaan obat tanpa petunjuk
langsung dari dokter hanya boleh untuk penggunaan
obat bebas dan obat bebas terbatas serta untuk
masalah kesehatan yang ringan.
2) Waktu minum obat , sesuai dengan waktu yang
dianjurkan :
a) Pagi, berarti obat harus diminum antara pukul
07.00 - 08.00 WIB.
b) Siang, berarti obat harus diminum anara pukul
12.00 -13.00 WIB.
c) Sore, berarti obat harus diminum antara pukul
17.00-18.00 WIB.
d) Malam, berarti obat harus diminum antara
pukul 22.00-23.00 WIB.
3) Aturan minum obat yang tercantum dalam etiket
harus di patuhi. Bila tertulis:
a) 1 (satu) kali sehari, berarti obat tersebut
diminum waktu pagi hari atau malam hari,
tergantung dari khasiat obat tersebut.
b) 2 (dua) kali sehari, berarti obat tersebut harus
diminum pagi dan malam hari.
c) 3 (tiga) kali sehari, berarti obat tersebut harus
8
diminum pada pagi, siang dan malam hari.
d) 4 (empat) kali sehari, berarti obat tersebut haus
diminum pada pagi, siang, sore dan malam hari.
4) Minum obat sampai habis, berarti obat harus
diminum sampai habis, biasanya obat antibiotika.
5) Penggunaan obat bebas atau obat bebas terbatas
tidak dimaksudkan untuk penggunaan secara terus –
menerus.
6) Hentikan penggunaan obat apabila tidak
memberikan manfaat atau menimbulkan hal–hal
yang tidak diinginkan, segera hubungi tenaga
kesehatan terdekat.
7) Sebaiknya tidak mencampur berbagai jenis obat
dalam satu wadah.
8) Sebaiknya tidak melepas etiket dari wadah obat
karena pada etiket tersebut tercantum cara
penggunaan obat dan informasi lain yang penting.
9) Bacalah cara penggunaan obat sebelum minum
obat, demikian juga periksalah tanggal kadaluarsa.
9
menelan obat.
c) Ikuti petunjuk tenaga kesehatan kapan saat yang tepat
untuk minum obat apakah pada saat perut kosong, atau
pada saat makan atau sesudah makan atau pada malam hari
sebelum tidur. Misalnya : obat antasida harus diminum saat
perut kosong, obat yang merangsang lambung, harus
diminum sesudah makan, obat pencahar diminum sebelum
tidur.
Gunakan sendok takar atau alat lain (pipet, gelas takar obat) jika
minum obat dalam bentuk larutan/cair. Sebaiknya tidak menggunakan
sendok rumah tangga, karena ukuran sendok rumah tangga tidak sesuai
untuk ukuran dosis.
a. Hati-hati terhadap obat kumur. Jangan diminum. Lazimnya pada
kemasan obat kumur terdapat peringatan ”Hanya untuk kumur, jangan
ditelan”.
b. Sediaan obat larutan biasanya dilengkapi dengan sendok takar yang
mempunyai tanda garis sesuai dengan ukuran 5.0 ml, 2,5 ml dan 1,25
ml.
Apabila dalam etiket tertulis :
10
1) Sediaan kulit
Beberapa bentuk sediaan obat untuk penggunaan kulit, yaitu bentuk bubuk
halus (bedak), cairan (lotion), setengah padat (krim, salep). Untuk mencegah
kontaminasi (pencemaran), sesudah dipakai wadah harus tetap tertutup rapat.
Cara penggunaan bubuk halus (bedak) :
a) Cuci tangan.
b) Oleskan/taburkan obat tipis–tipis pada daerah yang terinfeksi.
c) Cuci tangan kembali untuk membersihkan sisa obat.
Sediaan ini tidak boleh diberikan pada luka terbuka dan gunakan
sampai sembuh, atau tidak ada gejala lagi.
2) Sediaan Obat Mata
a) Cuci tangan.
b) Tengadahkan kepala pasien; dengan jari telunjuk tarik kelopak mata
bagian bawah.
c) Tekan botol tetes atau tube salep hingga cairan atau salep masuk dalam
kantung mata bagian bawah .
d) Tutup mata pasien perlahan–lahan selama 1 sampai 2 menit.
e) Untuk penggunaan tetes mata tekan ujung mata dekat hidung selama 1-
2 menit; untuk penggunaan salep mata, gerakkan mata ke kiri-kanan,
ke atas dan ke bawah.
f) Setelah obat tetes atau salep mata digunakan, usap ujung wadah dengan
tisu bersih, tidak disarankan untuk mencuci dengan air hangat.
g) Tutup rapat wadah obat tetes mata atau salep mata.
h) Cuci tangan untuk menghilangkan sisa obat pada tangan.
PERHATIAN :
a) Hindari penggunaan obat tetes mata atau salep mata setelah dibuka
11
lebih dari 30 hari, karena obat tidak bebas kuman lagi.
b) Hindari penggunaan obat tetes mata atau salep mata oleh lebih
dari satu orang, agar tidak terjadi penulaan infeksi.
2) Sediaan tetes telinga
a) Cuci tangan.
b) Bersihkan bagian luar telinga dengan ”cotton bud”.
c) Kocok sediaan terlebih dahulu bila sediaan berupa suspensi.
d) Miringkan kepala atau berbaring dalam posisi miring dengan
telinga yang akan ditetesi obat, menghadap ke atas.
e) Tarik telinga keatas dan ke belakang (untuk orang dewasa) atau
tarik telinga ke bawah dan ke belakang (untuk anak- anak).
f) Teteskan obat dan biarkan selama 5 menit. Keringkan dengan
kertas tisu setelah digunakan.
g) Tutup wadah dengan baik. Jangan bilas ujung wadah dan alat
penetes obat.
h) Cuci tangan untuk menghilangkan sisa obat pada tangan.
3)Sediaan supositoria
a) Cuci tangan.
b) Buka bungkus aluminium foil dan basahi supositoria dengan sedikit air.
c) Pasien dibaringkan dalam posisi miring.
d) Dorong bagian ujung supositoria ke dalam anus dengan ujung jari.
e) Cuci tangan untuk menghilangkan sisa obat pada tangan.
f) Jika supositoria terlalu lembek, sehingga sulit untuk dimasukkan kedalam
anus, maka sebelum digunakan sediaan supositoria ditempatkan di dalam
lemari pendingin selama 30 menit kemudian tempatkan pada air mengalir
sebelum membuka bungkus kemasan aluminium foil
4) Sediaan krim / salep rektal
12
c) Cuci tangan untuk menghilangkan sisa obat pada tangan.
d) Cuci tangan untuk menghilangkan sisa obat pada tangan.
5) Sediaan ovula / obat vagina
13
Obat dalam bentuk cair jangan disimpan dalam lemari
pendingin (freezer) agar tidak beku kecuali disebutkan
pada etiket atau kemasan obat (Depkes RI, 2008).
c. Sediaan obat krim
14
e. Panas
15
BAB III
Metode Kegiatan
16
BAB IV
17
kesehatan tersendiri nantinya.
Penjelasan kemudian dilanjutkan mengenai macam – macam sediaan
obat dengan cara penggunaannya yang berbeda-beda, bahkan perlu
perhatian khusus agar tidak salah dalam menggunakannya. Sediaan obat
yang dijelaskan di antaranya sediaan obat oral, hirup/inhalasi, topikal,
suppositoria (obat yang dimasukkan melalui dubur), dan lain sebagainya.
Penggunaan obat yang salah sering terjadi di masyarakat dikarenakan
informasi yang kurang lengkap yang disampaikan oleh petugas kesehatan
saat memberikan obat. Hal ini sering terjadi pada kasus – kasus penggunaan
sediaan obat yang memerlukan teknik khusus saat dipakai. Contoh sediaan
obat yang sering salah dalam menggunakan adalah sediaan hirup/inhalasi
serta suntikan (umumnya suntikan insulin yang memang boleh digunakan
oleh pasien sendiri tanpa bantuan tenaga kesehatan).
Sosialisasi selanjutnya adalah penjelasan mengenai tatacara
penyimpanan dan pembuangan obat yang baik dan benar. Penyimpanan
obat sangat perlu diperhatikan untuk menjaga kualitas dari produk obat
yang digunakan apalagi jika produk obat tersebut habis dalam jangka waktu
yang lama. Obat termasuk produk yang cukup sensitif terhadap sinar
matahari langsung, kondisi yang lembab, maupun kondisi lain yang dapat
merusak sebagian atau seluruh komponen dalam produk obat. Kerusakan
ini tentu saja dapat berpengaruh pada efek yang akan ditimbulkan jika
dikonsumsi oleh pasien yang dapat berupa efek negatif (keracunan atau
timbulnya efek yang tidak diinginkan) ataupun efek yang kurang sehingga
pengobatan menjadi tidak optimal. Selain penyimpanan obat, pembuangan
obat yang sudah rusak atau kadaluarsa juga perlu menjadi perhatian
masyarakat agar tidak sembarangan dalam membuang obat. Pembuangan
obat yang sembarangan dapat memberikan kesempatan orang lain untuk
menyalahgunakan obat tersebut. Pembuangan obat yang benar harus
memperhatikan persiapan dan lokasi pembuangan yang aman.
Kegiatan penyuluhan diakhiri dengan sesi tanya jawab dimana respon
masyarakat cukup baik terlihat dari beberapa pertanyaan yang disampaikan
18
kepada pemateri. Berbagai pertanyaan tersebut merefleksikan
keingintahuan masyarakat mengenai pengelolaan obat yang baik dan benar.
Diharapkan melalui kegiatan ini tujuan akhir yang ingin dicapai dapat
terwujud serta masyarakat menjadi lebih perhatian dalam mengonsumsi dan
mengelola obat yang ada di lingkungan keluarganya masing-masing
khususnya.
19
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
20
DAFTAR PUSTAKA
21
LAMPIRAN
1. Lampiran materi
Pengertian Dagusibu
Merupakan kependekan dari dapatkan, gunakan, simpan, dan buang obat dengan
benar.
1. Obat merupakan sararana komoditi yang dapat memberikan manfaat apabila cara
mendapatkan, menggunakan, menyimpan dan cara membuangnya dilakukan dengan benar
Belilah obat yang paling terjamin, yaitu apotek. Penyimpanan obat di apotek lebih
terjamin sehingga obat ketanggan pasien dalam kondisi baik ( keadaan fisik dan kimianya
belum berubah). pastikan apotek yang dikunjungi memiliki ijin dan memiliki apoteker yang
siap membantu setiap saat
Penggunaan obat harus sesuai dengan aturan yang tertera pada wadah atau etiket.
Obat jenis antibiotik harus di konsumsi sampai habis. Pastikan apoteker memberitaukan
pemakaian obat yang diberikan dengan jelas.
Supaya obat yang kita pakai tidak rusak maka kita perlumenyimpan obat dengan benar,
sesuai dengan petunjuk pemakaian yang ada dikemasan. Sebagian besar obat tidak boleh
terpapar oleh sinar matahari langsung, untuk itu perlu disimpan di tempat yang tertutup
dan kering. Selain itu obat perlu disimpan dari jangkauan anak-anak.
22
Bila obat telah kadaluarsa atau rusak, maka obat tidak boleh diminum untuk itu tidak
boleh dibuang. Obat jangan dibuang sembarangan agar tidak disalah gunakan. Obat dapat
dibuang dengan terlebih dahulu dibuka kemasanya direndam dalam air lalu dipendam
dalam tanah.
Setiap obat mempunyai manfaat, namun mempunyai efek samping yang dapat
merugikan kesehatan jika digunakan tidak sesuai aturan pakai.
Sehari 2 x 1 tablet
Artinya sehari oabt tersebut digunakan 2 kali ( misalnya pagi dan malam) dan
setiap kali minumobat sebanyak 1 tablet.
Artinya sehari obat tersebut digunakan sebanyak 3 kali (misalnya pagi, siang,
malam) dan setiap kali minum sebanyak 1 sendok teh.
Sehari 2 x 2 kapsul
Artinya sehari obat tersebut diminum sebanyak 2 kali (misalnya pagi dan malam)
dan setiap kali minum obat sebanyak 2 kapsul.
2. Riwayat Hidup
23
3. S3 Ilmu Lingkungan di Universitas Sriwijaya
Anggota
1 .Nama : Sunarti
Agama : Islam
3. Peta Lokasi
Lokasi
Kantor Desa
GalangTinggi
24
4. Brosur
25
STIK SITI KHADIJAH
PALEMBANG
PALSTIK SITI
KHADIJAH
PALEMBANG
EMBANG
26
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
REKOMENDASI
SURAT TUGAS
No : /BAUK/IV/2017
Ketua STIK Siti Khadijah Palembang menugaskan saudari dibawah
ini :
Nama : Dr.dr.Edy Sapada,M.Kes
NIDN : 0202036801
Pangkat/Gol : Lektor
Prodi : S1 Farmasi
Merangkap dengan anggota :
Nama : Belliana Anggraini
NIM : 51502054
Prodi : S1 Farmasi
Untuk melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat berupa
penyuluhan dengan materi tentang penyuluhan penggunaan obat yang
benar(dagusibu) di desa Galang Tinggi, Kec Banyuasin III, Kab. Banyuasin.
Demikianlah surat tugas dapat dilaksanakan sebaik-sebaiknya dengan penuh
tanggung jawab.
Palembang , 25 Agustus 2016
Ketua STIK SitiKhadijahPalembang
KONTRAK KERJA
28
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Dr.dr. Edy Sapada.M.Kes
Tempat, Tanggal Lahir :Palembang, 02 Maret 1968
Jabatan :Lektor
Yang mana selanjutnya akan disebut sebagai Pihak Pertama.
Nama : M.Basahil
Tempat Tanggal Lahir : Banyuasin ,09 Maret 1972
Jabatan : Kepala Desa Galang Tinggi
Alamat : Ds. Galang Tinggi, Kecamatan
PASAL 3
Kedua belah pihak telah sepakat bahwa masa perjanjian berlaku sejak surat
kontrak kerja ini di tanda tangai sampai dengan kedua belah pihak menyelesaikan
kegiatan penyuluhan ini.
PASAL 4
Apabila pihak kedua tidak memenuhi pasal-pasal sebagaimana yang diatur
dalam surat kontrak kerja pengabdian kepada masyarakat(PKM) maka pihak kedua
wajib mengembalikan seluruh dana pengabdian kepada masyarakat yang telah
diterima dari pihak pertama.
29
Palembang,25 Agustus 2016
No : 01
perihal : Permintaan izin penyelenggaraan kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
Kepada Yth.
Kepala Desa Desa Galang Tinggi
30
Di Tempat
Dengan Hormat.
Kami sebagai panitia kegiatan pengabdian kepada masyarakat STIK Siti
Khadijah Palembang bermaksud akan menyelenggarakan kegiatan PKM yang akan
dilaksanakan pada.
Hari : Rabu
Tanggal : 21 September 2016
Tempat : Ds.Galang Tinggi
Demi terlaksananya acara ini dengan baik, kami meminta izin dan persetujuan
untuk menggunakan Gedung Serbaguna sehingga acara tersebut dapat berjalan
dengan lancar tanpa ada halangan.
Demikianlah surat ini kami buat, atas izin yang diberikan kami
menyampaikan terima kasih.
Palembang, 18 September 2016
Ketua Pelaksana Anggota
Mengetahui, NIM.51502054
NIDN.0202026801
31