Anda di halaman 1dari 17

TUGAS KELOMPOK

TEKNOLOGI INFORMASI DALAM BIDANG KEPOLISIAN


(FINGERPRINT)

Oleh Kelompok :
Eko Prasetyo Manalu D01110061
Mishan D01110007
Tri Widia Ningsih D01110039

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2012
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkah dan limpahan nikmat-Nya makalah yang berjudul “TEKNOLOGI
INFORMASI DALAM BIDANG KEPOLISIAN (FINGERPRINT)” dapat kami
selesaikan dengan cukup baik dalam waktu yang telah ditentukan. Tidak
lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada seluruh anggota kelompok
serta pihak lain yang tidak dapat kami sebutkan yang telah ikut serta
membantu hingga makalah ini dapat tersaji bagi pembaca.
Kami menyadari dalam penulisan dan materi yang kami angkat
belum sempurna dan masih memerlukan perbaikan. Maka dari itu, kami
sangat mengharapkan kesediaan pembaca sekalian untuk memberikan
kritik dan saran untuk perbaikan di masa akan datang.

Pontianak, Oktober 2012

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................... i


Daftar isi ...................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ........................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ............................................................. 1
D. Manfaat Penulisan ........................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengenalan Fingerprint .................................................... 3


1. Fingerprint Scanner .................................................... 3
2. Fingerprint Reader ...................................................... 4
B. Cara Kerja Fingerprint Scanner......................................... 9
C. Cara Kerja Fingerprint Reader ......................................... 11

BAB III PENUTUP

A. Simpulan .......................................................................... 13
B. Saran ................................................................................ 13

Daftar Pustaka

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Identitas diri merupakan suatu keharusan yang dimiliki oleh
setiap orang. Tanpa identitas individu tidak akan dapat dikenali
dengan benar. Berbagai cara memberi ataupun mengidentifikasi
identitas diri seseorang. Baik secara fisik maupun secara biologis.
Pemalsuan identitas sering terjadi dalam kasus penipuan maupun
manipulasi data dalam banyak transaksi. Oleh itu peran teknologi
informasi sangatlah penting untuk dikembangkan. Dari sinilah penulis
mengambil topik tentang Fingerprint .

B. Rumusan masalah

Dalam prakteknya, secara fisik atau lebih dikenal identitas kartu


masih rawan terhadap pemalsuan. Untuk mengatasi hal tersebut,
teknologi informasi berperan penting untuk meminimalisasi masalah
yang terjadi. Fingerprint merupakan salah satu penerapan teknologi
informasi saat ini. Dengan teknologi ini identitas seseorang dapat
diketahui bahkan jika ia melakukan operasi plastik sekalipun. Karena
pola yang ada pada jari seseorang tidak akan berubah selama
hidupnya.

C. Tujuan Penulisan
Tujuan utama dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas kelompok mata kuliah Teknologi Informasi di Fakultas Teknik
Universitas Tanjungpura. Tujuan lainnya adalah untuk mengetahui
bagaimana cara kerja serta penerapan teknologi identifikasi identitas
dengan teknologi Fingerprint dan menginformasikannya kepada
pembaca di manapun anda berada.

1
2

D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang diharapkan tim Penulis dari makalah ini
adalah :
1. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan untuk diri sendiri
dan juga orang lain.
2. Dapat dijadikan bahan rujukan untuk penulisan selanjutnya dengan
tema yang terkait.
3. Dapat memberikan gambaran penerapan teknologi dalam
kehidupan sehari-hari dan manfaatnya dalam masyarakat banyak.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengenalan Fingerprint
Sifat-sifat atau karakteristik yang dimiliki oleh sidik jari adalah
parennial nature yaitu guratan-guratan pada sidik jari yang melekat
pada manusia seumur hidup, immutability yang berarti bahwa sidik jari
seseorang tak akan pernah berubah kecuali sebuah kondisi yaitu
terjadi kecelakaan yang serius sehingga mengubah pola sidik jari yang
ada dan individual yang berarti keunikan sidik jari merupakan
originalitas pemiliknya yang tak mungkin sama dengan siapapun di
muka bumi ini sekali pun pada seorang yang kembar identik.
Adapun dalam kepolisisan terdapat 2 alat untuk teknologi sidik
jari, yaitu:

1) Fingerprint Scanner

Sebuah sistem fingerprint scanner memiliki dua pekerjaan, yakni


mengambil gambar sidik jari Anda, dan memutuskan apakah pola
alur sidik jari dari gambar yang diambil sama dengan pola alur
sidik jari yang ada di database. Ada beberapa cara untuk
mengambil gambar sidik jari seseorang, namun salah satu metode
yang paling banyak digunakan saat ini adalah optical scanning.
Inti dari scanner optical adalah charge coupled device (CCD),
sistem sensor cahaya yang sama digunakan pada kamera digital
dan camcorder. CCD merupakan sebuah larik sederhana dari
diode peka cahaya yang disebut photosite, yang menghasilkan
sinyal elektrik yang merespon foton cahaya. Setiap photosite
merekam sebuah pixel, titik kecil yang merepresentasikan cahaya

3
4

dan membenturnya. Pixel-pixel ini membentuk pola terang dan


gelap dari sebuah gambar hasil scan sidik jari seseorang.
Proses scan mulai berlangsung saat Anda meletakkan jari pada
lempengan kaca dan sebuah kamera CCD mengambil
gambarnya.

2) Fingerprint Reader

Fingerprint reader atau pembaca sidik jari merupakan alat yang


digunakan untuk membaca sidik jari seseorang. Hasil dari
pembacaan sidik jari tersebut berupa gambar dari bentuk sidik jari
seseorang yang pastinya berbeda satu sama lain.
Fingerprint reader bisa dikatakan juga sebagai Computer vision
dikarenakan mempunyai fungsi yaitu:

 Pengenalan Pola Sidik Jari

Alat ini telah banyak digunakan di badan intelejen di luar


negeri untuk kepentingan mencari tersangka kejahatan yang
meninggalkan barang bukti berupa sidik jari.

 Pengenalan tulisan

Alat ini bisa mengidentifikasi suatu bentuk tulisan fisik ke


dalam tulisan digital. Sudah terdapat pada beberapa scanner
terbaru.
Reader tidak menyimpan data tapi hanya men-scan sidik jari
lalu di convert ke bentuk data kode/string yang kemudian
dikirim ke webserver, kemudian webserver membaca data
kode/string tersebut sebagai sebuah id.
Alat ini (Fingerprint ) dilengkapi dengan kabel USB yang bisa
di gunakan untuk menyambungkan ke PC dan bisa
digunakan untuk mengambil data. Alat dapat menampung
5

lebih dari 1000 templete/1jari dan lebih dari 100000 record.


Penggunaan alat ini mudah dipakai oleh orang awam,
dengan menempelkan jari pada alat ini maka data dari
pengguna/pembuat sim secara otomatis akan masuk ke
database computer.

Dalam penerapannya ada dua algoritma utama dari yang


digunakan minutia dan pola serta empat desain sensor, yaitu optik,
ultrasonik, kapasitansi pasif, dan kapasitansi aktif.

1. Pola dan Minutia


Analisis sidik jari untuk keperluan verifikasi umumnya
memerlukan perbandingan hasil dari beberapa pola cetak. Pola ini
merupakan karakteristik agregat mirip pola garis, dan memiliki titik
minutia, yang merupakan fitur unik yang terdapat dalam pola pada
jari seseorang. Hal ini juga diperlukan untuk mengetahui struktur
dan sifat dari kulit manusia agar berhasil menggunakan beberapa
teknologi pencitraan.
a. pola
Ada tiga pola dasar pola sidik jari, yaitu lengkung,
memutar, dan lingkaran:
 Lengkung : Bentuk garis yang masuk dari satu sisi jari,
meningkat di tengah membentuk busur, dan kemudian
keluar sisi lain dari jari.
 Memutar : Bentuk garis masuk dari satu sisi jari,
membentuk kurva, dan kemudian keluar pada sisi yang
sama.
 Lingkaran : Bentuk garis membentuk lingkaran di sekitar
titik tengah jari.
6

Pola lengkung Pola memutar Pola lingkaran

Gambar 1. Pola Sidik Jari

Para ilmuwan telah menemukan bahwa anggota


keluarga sering berbagi pola sidik jari yang sama secara
umum, yang mengarah pada keyakinan bahwa pola-pola sidik
jari juga diwariskan.

b. Minutia
Fitur utama minutia dari bentuk garis sidik jari adalah:
garis akhir, bifurkasi, dan garis singkat (atau dot). Garis akhir
adalah titik di mana bentuk garis bukit berakhir. Bifurkasi
adalah titik di mana bentuk garis bukit tunggal terbagi menjadi
dua garis. Garis singkat (atau titik) merupakan bentuk garis
yang signifikan lebih pendek dari panjang bentuk garisan rata-
rata pada sidik jari. Hal-hal kecil dan pola adalah hal yang
sangat penting dalam analisis sidik jari karena tidak ada jari
yang identik (sama).

2. Sensor Sidik Jari


Sebuah sensor sidik jari adalah perangkat elektronik yang
digunakan untuk menangkap gambar digital dari pola sidik jari.
Gambar yang diambil disebut scan langsung. Scan langsung ini
secara digital diproses untuk membuat template biometric
(kumpulan fitur diekstraksi) yang disimpan dan digunakan untuk
7

pencocokan. Ini adalah gambaran dari beberapa teknologi sidik


jari yang umum digunakan oleh sensor.

a. Sensor Optik
Pengambilan sidik jari optik melibatkan penangkapan gambar
digital dari mesin pencetak sidik jari dengan menggunakan
cahaya. Jenis sensor ini, pada dasarnya adalah sebuah
kamera digital khusus. Lapisan atas memiliki sensor di mana
jari ditempatkan yang dikenal sebagai permukaan sentuh. Di
bawah lapisan ini adalah lapisan pemancar cahaya fosfor
yang menerangi permukaan jari. Cahaya yang dipantulkan
dari jari melewati lapisan fosfor untuk diteruskan ke lapisan
berikutnya yang menangkap gambar visual dari sidik jari.
Sebuah permukaan sentuh tergores atau kotor dapat
menyebabkan sidik jari tidak dapat diidentifikasi secara akurat.
Kelemahan dari jenis sensor adalah kenyataan bahwa
kemampuan pengambilan sidik jari dipengaruhi oleh kualitas
kulit pada jari. Misalnya, jari yang kotor sulit untuk
memperoleh gambar dengan benar. Juga, adalah mungkin
bagi seorang individu untuk mengikis lapisan terluar kulit pada
ujung jari ke titik di mana sidik jari tidak lagi terlihat. Hal ini
juga dapat dengan mudah tertipu oleh gambar sidik jari jika
tidak dibarengi dengan detektor " jari hidup ". Namun, tidak
seperti sensor kapasitif, teknologi sensor tidak rentan
terhadap kerusakan elektrostatik.
b. Sensor Ultrasonik
Sensor ultrasonik menggunakan prinsip-prinsip ultrasonografi
medis dalam rangka untuk membuat gambar visual dari sidik
jari. Tidak seperti sensor optik, sensor ultrasonik
menggunakan gelombang suara dengan frekuensi sangat
tinggi untuk menembus lapisan epidermis kulit. Gelombang
8

suara yang dihasilkan dengan menggunakan transduser


piezoelektrik dan energi yang tercermin juga diukur dengan
menggunakan bahan piezoelektrik. Karena lapisan kulit
dermal menunjukkan karakteristik pola yang sama dari sidik
jari, pengukuran gelombang yang dipantulkan dapat
digunakan untuk membentuk pola dan bentuk sidik jari
seseorang. Hal ini tidak terpengaruh terhadap kebersihan
kulit.
c. Kapasitansi
Sensor kapasitansi menggunakan prinsip-prinsip yang
berhubungan dengan kapasitansi untuk membentuk gambar
sidik jari. Dalam metode pencitraan, sensor dibentuk
sedemikian rupa sehingga piring dari pelat kapasitor sejajar,
lapisan kulit (yang elektrik konduktif) bertindak sebagai piring
lainnya, dan non-konduktif bertindak lapisan epidermis
sebagai dielektrik.
1) Kapasitansi Pasif
Sebuah sensor kapasitansi pasif menggunakan prinsip
yang diuraikan di atas untuk membentuk gambar pola
sidik jari pada lapisan dermal kulit. Setiap titik pada sensor
digunakan untuk mengukur kapasitansi tiap titik pada jari.
Kapasitansi bervariasi antara garis dan lembah dari sidik
jari karena fakta bahwa volume antara lapisan dermal dan
elemen penginderaan di lembah berisi celah udara.
Konstanta dielektrik dari epidermis dan daerah dari
elemen penginderaan diketahui memiliki nilai-nilai. Nilai-
nilai kapasitansi yang diukur kemudian digunakan untuk
membedakan antara garis sidik jari dan lembah.
2) Kapasitansi Aktif
Sensor kapasitansi aktif menggunakan siklus pengisian
untuk menerapkan tegangan ke kulit sebelum pengukuran
9

berlangsung. Penerapan tegangan kapasitor menekan


biaya menjadi lebih efektif. Medan listrik antara jari dan
sensor mengikuti pola garis di lapisan kulit dermal. Pada
siklus debit, tegangan lapisan dermal dan elemen
penginderaan dibandingkan terhadap tegangan referensi
untuk menghitung kapasitansi. Nilai jarak kemudian
dihitung secara matematis, dan digunakan untuk
membentuk gambar sidik jari. Sensor kapasitansi Aktif
mengukur pola bentuk garisan dari lapisan dermal seperti
metode ultrasonik. Sekali lagi, hal ini tidak terpengaruh
terhadap kebersihan dan kerusakan pada jari.

B. Cara Kerja Fingerprint Scanner


Sebuah sistem fingerprint scanner memiliki dua pekerjaan, yakni
mengambil gambar sidik jari, dan memutuskan apakah pola alur sidik
jari dari gambar yang diambil sama dengan pola alur sidik jari yang
ada di database. Ada beberapa cara untuk mengambil gambar sidik
jari seseorang, namun salah satu metode yang paling banyak
digunakan saat ini adalah optical scanning.
Inti dari scanner optical adalah charge coupled device (CCD),
sistem sensor cahaya yang sama digunakan pada kamera digital dan
camcorder. CCD merupakan sebuah larik sederhana dari diode peka
cahaya yang disebut photosite, yang menghasilkan sinyal elektrik
yang merespon foton cahaya. Setiap photosite merekam sebuah pixel,
titik kecil yang merepresentasikan cahaya dan membenturnya. Pixel-
pixel ini membentuk pola terang dan gelap dari sebuah gambar hasil
scan sidik jari seseorang.
Proses scan mulai berlangsung saat Anda meletakkan jari pada
lempengan kaca dan sebuah kamera CCD mengambil gambarnya.
Scanner memiliki sumber cahaya sendiri, biasanya berupa larik light
emitting diodes (LED), untuk menyinari alur sidik jari Anda. Sistem
10

CCD menghasilkan gambar jari yang terbalik, area yang lebih gelap
merepresentasikan lebih banyak cahaya yang dipantulkan (bagian
punggung dari alur sidik jari), dan area yang lebih terang
merepresentasikan lebih sedikit cahaya yang dipantulkan (bagian
lembah dari alur sidik jari).
Sebelum membandingkan gambar yang baru saja diambil
dengan data yang telah disimpan, processor scanner memastikan
bahwa CCD telah mengambil gambar yang jelas dengan cara
melakukan pengecekan kegelapan pixel rata-rata, dan akan menolak
hasil scan jika gambar yang dihasilkan terlalu gelap atau terlalu
terang. Jika gambar ditolak, scanner akan mengatur waktu
pencahayaan, kemudian mencoba pengambilan gambar sekali lagi.
Jika tingkat kegelapan telah mencukupi, sistem scanner
melanjutkan pengecekan definisi gambar, yakni seberapa tajam hasil
scan sidik jari. Processor memperhatikan beberapa garis lurus yang
melintang secara horizontal dan vertikal. Jika definisi gambar sidik jari
memenuhi syarat, sebuah garis tegak lurus yang berjalan akan dibuat
di atas bagian pixel yang paling gelap dan paling terang. Jika gambar
sidik jari yang dihasilkan benar-benar tajam dan tercahayai dengan
baik, barulah processor akan membandingkannya dengan gambar
sidik jari yang ada dalam database.

Proses scan mulai berlangsung saat jari diletakkan pada


lempengan kaca dan sebuah kamera CCD mengambil gambarnya.
Pemindai memiliki sumber cahaya sendiri, biasanya berupa larik light
emitting diodes (LED), untuk menyinari alur sidik jari. Sistem CCD
menghasilkan gambar jari yang terbalik, area yang lebih gelap
merepresentasikan lebih banyak cahaya yang dipantulkan (bagian
punggung dari alur sidik jari), dan area yang lebih terang
merepresentasikan lebih sedikit cahaya yang dipantulkan (bagian
lembah dari alur sidik jari).
11

Sebelum membandingkan gambar yang baru saja diambil


dengan data yang telah disimpan, processor scanner memastikan
bahwa CCD telah mengambil gambar yang jelas dengan cara
melakukan pengecekan kegelapan rata-rata piksel, dan akan menolak
hasil pemindaian jika gambar yang dihasilkan terlalu gelap atau terlalu
terang. Jika gambar ditolak, pemindai akan mengatur waktu
pencahayaan, kemudian mencoba pengambilan gambar sekali lagi.
Jika tingkat kegelapan telah mencukupi, sistem scanner
melanjutkan pengecekan definisi gambar, yakni seberapa tajam hasil
scan sidik jari. Pemroses memperhatikan beberapa garis lurus yang
melintang secara horizontal dan vertikal. Jika definisi gambar sidik jari
memenuhi syarat, sebuah garis tegak lurus yang berjalan akan dibuat
di atas bagian piksel yang paling gelap dan paling terang. Jika gambar
sidik jari yang dihasilkan benar-benar tajam dan tercahayai dengan
baik, barulah pemroses akan membandingkannya dengan gambar
sidik jari yang ada dalam database.

C. Cara Kerja Fingerprint Reader


Fingerprint reader atau pembaca sidik jari merupakan alat yang
digunakan untuk membaca sidik jari seseorang. Hasil dari pembacaan
sidik jari tersebut berupa gambar dari bentuk sidik jari seseorang yang
pastinya berbeda satu sama lain. Pembacaan sidik jari juga bisa
digunakan dalam membantu menemukan pelaku-pelaku kriminal yang
meninggalkan sidik jari mereka tanpa sengaja ke berbagai macam
benda yang mereka pegang.
Menurut E.R. Menzel lewat artikelnya berjudul ”Fingerprint” dalam
Ensiklopedi Ilmu Kepolisian (2005:357-358). Sidik jari menjadi cara
paling teliti sebagai bagian dari identifikasi karena memiliki tiga ciri,
antara lain yaitu :
1. Sidik jari bersifat unik. Kemungkinan adanya dua pola sidik jari
yang identik pada anggota populasi dunia termasuk jari yang
12

berbeda dari tangan seseorang dan bahkan jari yang sama dari
orang kembar sangat kecil sekali. Keunikan ini didukung dengan
perbandingan sidik jari selama 80 tahun terakhir dan berdasarkan
perhitungan statistik.
2. Sidik jari bersifat tidak varian Kecuali perubahan ukuran besarnya
yang mengikuti pertumbuhan individu, rincian pola sidik jari tidak
berubah sepanjang hidup seseorang. Luka-luka hanya
meninggalkan bekas luka permanen jika sampai masuk jaringan
kulit dalam. Bekas luka permanen dapat digunakan juga untuk
identifikasi.
3. Tipe pola umum memungkinkan Sidik jari diklasifikasikan secara
sistematis. Hal ini memungkinkan untuk menyusun arsip yang
dapat digunakan untuk menunjang identifikasi. Pada saat salah
satu sidik jari pelaku ditempelkan pada biometric fingerprint,
aplikasi SIP akan langsung melakukan verifikasi dan secara
otomatis seluruh catatan kriminal pelaku muncul di screen. Dengan
meng-klik salah satu criminal track record pelaku, maka akan
muncul tampilan yang berisi data kejahatan beserta foto pelaku
pada saat tindak pidana tersebut dilakukan. Semakin sering pelaku
tersebut melakukan kejahatan, maka semakin banyak catatan
kriminal yang tersimpan.
Sifat unik dan tidak varian tersebut akan merujuk pada satu orang
saja. Sehingga database sidik jari awal saat pelaku terdata, akan
menjadi pembanding pada saat pelaku tertangkap mengulangi
suatu tindak pidana. Tentunya tingkat akurasi verifikasi sidik jari
semakin tinggi sesuai dengan konsep tersebut dan jumlah jari yang
di-scan untuk dijadikan bahan pembanding.
BAB III PENUTUP

A. Simpulan
Dari pembahasan di dalam makalah ini dapat disimpulkan bahwa
kemajuan teknologi dan informasi sangat bermanfaat bagi kehidupan.
Salah satunya di dalam bidang kepolisian yaitu dengan diterapkannya
teknologi sidik jari sebagai salah satu metode pengungkapan kasus
dan memberikan bukti nyata tentang tindak kejahatan.

B. Saran
Kemajuan teknologi berdampak positif bagi kehidupan manusia.
Namun dalam praktiknya selalu terdapat dampak negatif yang
merugikan suatu pihak. Maka saran dari tim penulis adalah bagi kita
semua khususnya dalam penerapan teknologi hendaknya lebih
memperhatikan kenyamanan dan keamanan.
Tim penulis juga berharap masukan dan saran dari semua pihak
demi perbaikan makalah ini selanjutnya.

13
DAFTAR PUSTAKA

http://id.scribd.com/doc/44514326/Peranan-Teknologi-Informasi-Di-
Bidang-Kepolisian (Diakses tanggal 22 Oktober 2012)
http://id.scribd.com/doc/49772199/sidik-jari (Diakses tanggal 22 Oktober
2012)
http://id.scribd.com/doc/52822764/MAKALAH-FINGERPRINT (Diakses
tanggal 22 Oktober 2012)
http://qtiwul.blog.com/2011/07/18/peranan-teknologi-terhadap-kepolisian/
(Diakses tanggal 22 Oktober 2012)
http://id.wikipedia.org/wiki/Pemindai_sidik_jari (Diakses tanggal 22
Oktober 2012)
http://id.wikipedia.org/wiki/Sidik_jari (Diakses tanggal 22 Oktober 2012)
http://en.wikipedia.org/wiki/Fingerprint_recognition (Diakses tanggal 22
Oktober 2012)
http://id.scribd.com/doc/51378360/Proposal-Finger-Print (Diakses tanggal
22 Oktober 2012)

Anda mungkin juga menyukai