Selamat membaca… ☺
Pada bulan2 terakhir kehamilan, janin mengambil postur yang khas. Penyebabnya adalah model pertumbuhan janin
& proses penyesuaian diri terhadap rongga fetus.
fetus. Maka dari itu, ketika seorang dokter menghadapi wanita yg dlm
proses persalinan (in partu): HARUS mengetahui letak dan presentasi fetus, sehingga dapat memilih cara persalinan
yang terbaik.
Masuk ke sikap fetus ya…. ☺
Sikap adalah hub. antara sumbu longitudinal fetus dari kepala terhadap sumbu longitudinal fetus dari tubuh,
khususnya terhadap columna vertebralis.. Kalimat sederhananya adalah hub. 1 bagian anatomis tubuh dengan bagian
lainnya pada fetus. Sikap fetus yg dikenal ada 2, yaitu Fleksi & Defleksi.
a. Fleksi : sikap janin yang menekuk, presentasi b. Defleksi : sikap janin , dimana kepala ekstensi menuju
belakang kepala, dimana denominatornya adalah kepunggung. Terbagi mjd 3,
occiput.. Sikap ini terjadi pada sebagian besar fetus 1. Ringan : kepala defleksi ringan,sumbu tubuh
normal. terlihat lurus, hingga presentasinya adalah
Adapun ciri2 sikap fleksi pada fetus adalah sbb: puncak kepala(sinsiput)
1. Kepala fleksi kuat sehingga dagu menempel ke 2. Sedang
Sedang: kepala defleksi sedang, hingga
dada presentasinya adalah dahi
2. Fetus melipat sehingga punggungnya menjadi 3. Maksimal
Maksimal:: kepala defleksi maksimal hingga
begitu membungkuk presentasinya adalah muka
3. Paha fleksi ke abdomen
4. Tungkai bagian bawah membengkok ke lutut
5. Lengkung kaki bersandar ke bagian anterior
tungkai bawah
6. Lengan menyilang didada atau sejajar disamping
Setelah tahu macam2 sikap, mari kita lihat kelainan sikap fetus.
Ada 2 nih penyebabnya…..
Pertama, secara fisiologis….
fisiologis Pada janin dengan usia
kehamilan <32 32 minggu,kepala janin belum masuk ke pelvis, karena Gambar 1. Perbedaan sikap janin.
fetus baru masuk pelvis pada usia kehamilan 36 mggu pd A. Sikap fleksi: presentasi vertex
primigravida dan menjelang kelahiran pd multigravida sekitar minggu B. Sikap defleksi ringan: presentasi sinsiput
ke 38, lalu fetus melayang-layang
melayang di cairan amnion. Jika ibu C. Sikap defleksi moderate:presentasi dahi
mengalami his (kontraksi
raksi uterus) dgn frek. dan intensitas tinggi D. Sikap defleksi maksimal: presentasi dagu
selama 8 (atau lebih) jam trus kedokter dan didiagnosis akan lahir
preterm dengan sikap fetus defleksi… defleksinya ini fisiologis ya teman….. karena antara kepala dan pelvis belum ada
akomodasi.
“teori akomodasiasi adalah dimana antara kepala fetus dan pelvis ibu sudah termodifikasi dgn baik sehingga cocok
seperti botol dengan tutupnya…”
Kedua, secara anatomis…. …. Kalo ini, kan dari pembentukan organ fetus atau maternal.. kalo dari fetus misalnya
higroma (tumor dileher,
eher, kan akan mengganggu gerakan sikapnya u/ fleksi… karna ketahan sama tumornya), atresia
esophageal bisa polihdramnion trus kepala janin ng masuk2 ke pelvis ibu, atau lilitan plasenta yang menghalangi
kepala janin menuju ke pelvis ibu. Kalo kelainan anatomis
anatomis dari maternal contohnya sudut inklinasinya <55 derajat
(inklinasi adl sudut y terbentuk dari bidang miring terhadap bidang datar pada pelvic inlet), ), atau ibunya menderita
tumor pelvis…
Selesai… sekarang kita ke Letak,
Letak ya……
Letak adalah kedudukan sumbumbu panjang janin terhadap sumbu panjang ibu. Letak dibagi menjadi 3, yaitu:
a. Memanjang (longitudinal):
(longitudinal): sumbu fetus searah/sejajar sumbu jalan lahir. Tejadi lebih dari 99% persalinan cukup
bulan
b. Melintang (Transversal):: sumbu fetus tegak lurus terhadap sumbu
sumbu jalan lahir. Kejadiannya jarang, dan biasanya
menyebabkan permasalahan serius saat delivery (tahap ke2 dari labor, yaitu pengeluaran janin)
c. Miring (oblique):: sumbu fetus dalam sudut tetentu atau miring thd sumbu jalan lahir (transient). Letak oblik tidak
stabil dan selalu menjadi longitudinal atau transversal dalam perjalanan persalinan.
c. letak transversal: p
posisi akromiodorsoposterior
kanan (ADPK)
Nah,… sekarang ke presentasi yuk…
Presentasi adalah bag. Fetus yg terletak paling kaudal (inferior) dari jalan lahir, yaitu bagian presentasi (
presenting part). Bagian presentasi itu adalah bagian yang diraba melalui serviks pd pemeriksaan vagina. Tau kan
maksudnya..? jadi dibedain bag.presentasi dgn presentasi…. Kalo presentasi itu apa yang paling pertama nyentuh
proksimalnya jalan lahir, sedang bagian presentasi(presenting part) adl yang kita raba melalui serviks. Misal
presentasinya itu muka… nah yang jadi bag.presentasi itu bisa hidung, atau bibir… trus, bag. Presentasi itu akan
menentukan presentasi… misalnya tadi presentasi muka, kita meraba hidung, berarti kita bisa mengira-ngira bahwa
presentasinya itu muka, tapi presentasi muka sering disalah artikan jd presentasi bokong,.. kata dokternya karena
sensasi nyentuh bag.bibir hampir sama seperti bokong… nah, presenting part juga dikenal dengan istilah
denominator..
LETAK LONGITUDINAL sedang jika ubun-ubun kecilnya di jam 12 menandakan
a. Presentasi kepala kelahirannya maju. Adapun syarat kelahiran vaginal
Belakang kepala (prebelkep, occiput presentation) adalah presentasi belakang kepala dan muka (namun
Biasanya kepala berfleksi tajam, sehingga dagu disarankan untuk presentasi muka secara SC). Nah…
menempel pada dada. Pada keadaan ini ubun2 kecil sekarang ke posisi ya….
(fontanella oksipitalis) merupakan bagian
presentasi. Terjadi pada 95% kelahiran normal Posisi adalah hubungan antara denominator
Puncak kepala(sinsiput presentation) terhadap bidang pada jalan lahir. Intinya, posisi
Terjdi jika sikap kepala fetus defleksi ringan, maka yg menunjukkan dimana letak denominator ketika fetus
jd presentasi adlh fontanel anterior (ubun2 besar) keluar melewati jalan lahir, apa didepan, di belakang,
atau bregma shg disebut presentasi sinsiput kanan, kiri… atau bahkan ada yang dikiri depan, jelasnya
Dahi (brow presentation) kita lihat penjelasan dibawah yuk….
Tjd jika sikap kepala feus defleksi moderate Pada presentasi vertex (occiput): LOT (left occipito
Face (face presentation) transversal) pada saat dijalan lahir, denominatornya
Tjd jika sikap kepala fetus defleksi maksimal. Pada occiput yang kiri dan melintang terhadap jalan lahir,
presentasi muka, yang jd denominator adalah dagu. ROT (right occipito tranversal) artinya,
b. Presentasi Bokong (PresBo) denominatornya occiput yang kanan dan melintang
Presbo Sempurna (bokong-kaki sempurna/complete terhadap jalan lahir atau LOA(left occipito
breech) anterior),artinya denominatornya adl occiput kiri
Dimana, paha dpt fleksi diabdomen & tungkai bawah depan pada jln lahir, RCA(right chin anterior), dimana
menekuk trhdp paha denominatornya adl dagu kanan depan pada jalan
Presbo Murni (Frank breech/bokong murni) lahir dan yang jarang adalah, LOP (left occipito
Dimana, paha fleksi & tungkai bawah ekstensi posterior) and ROP (right occipito posterior) adl
dibagian depan badan denominatornya ociput kanan (ROP)/ kiri (LOP), tapi
Presbo Tak Sempurna (Footlink breech/incomplete posterior trhadp jalan lahir… kan susah bagi janinnya
breech) ketahan pas defleksi malah kena os coccigys-nya…
Dimana, yg mjd bagian paling bawah adlh satu atau bisa dipahami kan teman… ☺
kedua kaki, atau satu atau kedua lutut
Pada presentasi bokong (sacrum): LST (left sacralis
LETAK LINTANG (TRANSVERSAL) ATAU OBLIK transversal), artinya pada presentasi bokong,
a. Presentasi bahu denominatornya adalah os sacrum yang kiri dan
b. Presentasi punggung melintang terhadap jalan lahir. RST (right sacralis
transversal) , artinya denominatornya adl os sacrum
PRESENTASI MAJEMUK : terdapat lebih dari 1 organ kanan dan melintang terhadap jalan lahir. LSA (left
fetus dijalan lahir. sacralis anterior) artinya, denominatornya adl os
a. kepala dan tangan sacrum kiri depan pada jalan lahir, dan LSP (left
b. kepala dan kaki, dll sacralis posterior) artinya sama seperti
Pada presentasi belakang kepala, denominatornya sebelum2nya.. denominatornya itu os sacrum yang
adalah ubun-ubun kecil yang biasanya terletak di jam 9. kiri belakang pada jalan lahir
Jika terletak di jam 6, artinya kelahirannya tidak maju,
ANTOPOMETRI
Ukuran-ukuran
ukuran diameter kepala bayi yang menentukan di antaranya :
1. suboksipito-bregmatikus
bregmatikus (+ 9.50 cm) : pada persalinan presentasi belakang
kepala
2. oksipito-frontalis
frontalis (+ 11.75 cm) : pada persalinan presentasi puncak kepa
kepala
3. oksipito-mentalis
mentalis (+ 13.50 cm) : pada persalinan presentasi dahi
4. submento-bregmatikus
bregmatikus (+ 9.50 cm) : pada persalinan presentasi muka
5. bi-parietalis (-+
+ 9.50 cm) : ukuran terbesar melintang dari kepala
6. bi-temporalis
temporalis (+ 8.00 cm) : ukuran antara os temporalis kiri dan kanan
Alhamdulillah….
Semoga bermanfaat ya teman-teman..
teman teman.. maaf kalo ada yang salah atau sulit untuk dipahami….
Soalnya baru pertama bikin hsc.. ☺
“BERSIKAPLAH SEDERHANA, penuhilah kebutuhanmu sebagaimana mestinya. Sebab, sekali saja engkau meraih
kebutuhanmu lebih dari yg mencukupimu,
mencukupimu, engkau telah menyuburkan benih ketamakan.”
Jadi, untuk mengetahui kapan labor dimulai, harus ada tanda2 dari true labor. Karena kalo si ibu hanya ngrasa
kenceng2 di perut n mules itu belum tentu saat melahirkan
melahirkan tlah tiba. Berikut cara bedainnya:
Perbedaan True labor False labor
Kontraksi uterus Reguler (teratur) Tidak reguler
Interval kontraksi Memendek
emendek Lama
Kekuatan kontraksi Bertambah
ertambah Tidak berubah
Rasa tidak nyaman Di perut dan punggung Hanya di perut bag bawah
Keadaan cerviks Dilatasi
ilatasi Tidak dilatasi
Pemberian sedatif Ga ngefek Ngefek
KALA 1
Ada 3 divisi, divisi persiapan, divisi dilatasi, dan divisi pelvis. Liat kurva.
Terdiri dari 2 fase :
A. FASE LATEN
Dimulai sejak awal kontraksi uterus reguler yang menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks secara bertahap,
berlangsung saat serviks membuka 0-3 0 cm.
Umumnya, fase laten berlangsung hampir atau hingga 8 jam.
B. FASE AKTIF
- Frekuensi dan lama kontraksi uterus meningkat
meningkat secara bertahap (dianggap adekuat jika terjadi 3 ato lebih
kontraksi dalam 10 menit, dan berlangsung selama 40 detik ato lebih).
- Dari pembukaan 4 cm hingga lengkap 10 cm. Kecepatan rata” 1 cm/ jam (nulipara ato nuligravid) dan 11-2 cm/jam
pada multigravid.
- Terjadi penurunan bagian terbawah janin.
Fase aktif terdiri atas 3 fase : akselerasi, maximum slope, n deselerasi. Kurva menjelaskan segalanya.hehe^
Pada kala 1 ini ibu belum diperbolehkan untuk meneran.
Pemeriksaan yang dilakukan an pada kala I : 3) Cek jika ada chord prolapsus
Pemeriksaan kontraksi uterus : frekuensi, durasi, Persiapan
intensitas 1) Dorsal lithotomi dengan penyangga kaki
Fetal heart rate (FHR) : tiap 30 ‘ (uncomplicated) 2) Supinasi dengan flexi, semi
semi-abduksi paha & lutut
dan 15 ‘ untuk fetus beresiko tinggi. Menggunakan fleksi
US Doppler ato CTG (cardiotocography). CTG dapat 3) Kateterisasi, jika kandung kemih mengganggu
merekam FHR feature & menilai kalo terjadi fetal
distress. Tahap delivery bayi dengan presentasi vertex :
Vital sign ibu: BP, T, RR setiap 4 jam 1. Engagement : Kepala bayi mulai masuk pelvic inlet.
Px vaginal pertama: dilatasi, ketebalan dan Pada primigravida 36 minggu, kalo multigravida pd
konsistensi cerviks, presentasi, posisi, station, minggu keke-38. Sutura sagital masuk melalui
membran, dan cephalopelvic balance (clinical diameter transversa PAP (occiput di arah jam 3 ato
pelvimetry) ngukur conjugata diagonalis (CD). 9) pada jenis panggul gynecoid, android,
Kalo promontorium teraba berarti panggul tidak platipelloid, tetapi lewat diameter anteroposterior
cukup untuk persalinan normal. pada anthropoid. Masuknya bisa scra sinklitismus
Ukuran normalnya 12,5-13 13 cm. Conjugata vera maupun asinklitismu
asinklitismus.
obstetrica= CD-1,5 cm Sinklitismus = sutura sagitalis tegak lurus dg PAP
Px vaginal berikutnya: frekuentatif tiap 2-4
2 jam (diantara sacrum n simphisis)
Oral intake: cegah dehidrasi, terutama pada Asinklitismus = sutura sagitalis mengarah ke
persalinan lama. sacrum ato simphisis <lihat gambar di slide >
Intravenous fluid & transfusi darah: indikasi kalo 2. Fleksi kepala : dengan fleksi kepala janin memasuki
hyperemesis dan perdarahan ruang panggul dg ukuran yg pa paling kecil, yaitu
Analgesia: indikasi pada keadaan pasien gelisah, dg diameter suboksipitobregmatikus (9.5 cm) dan
interval 2-4 jam. sirkumferensia suboksipitobregmatikus (32 cm)
sampai di dasar panggul kepala janin berada dalam
KALA 2 keadaan fleksi maksimal.
Gejala & tanda kala II persalinan (t’tmbh dr buku IKSP 3. Descent : fetus mulai turun.
jg) : 4. Internal rotation : akibat kombinasi elasti
elastisitas
a. Ibu merasa ingin meneran bersamaan
bersama terjadinya diafragma pelvis dan tekanan intrauterin yang
kontraksi disebabkan oleh his yang berulang
berulang-ulang. Occiput
b. Ibu merasa ada peningkatan tekanan rektum dan/ mutar ke arah jam 12 untuk nyesuaikan dg mid
vagina pelvis.
c. Perineum nonjol 5. Descent again
vagina & sphincter ani membuka
d. Vulva-vagina 6. Crowning : distensi vagina saat kepala sudah
e. Meningkatnya pengeluaran lendir bercampur muncul di introitus vagina (selebar 33-4 cm).
darah 7. Episiotomi (bila perlu)
f. Dilatasi anus 8. Ekstensi kepala
g. Vomiting 9. External rotation : bahu mutar secra
h. Ruptur membran anteroposterior buat bisa lewat, shg kepala balik
lagi ke posisi sebelum putar paksi dalam.
Bimanual (Vaginal) examination : 10. Melahirkan bahu anterior, lalu posterior
1) Mengecek sejauh mana dilatasi cerviks 11. Kelahiran badan. Kaki= trochanter depan dulu baru
2) Penentuan : station, posisi denominator yg belakang
12. Klem 2 sisi plasenta cord pada jarak 5-10 cm, KALA 4
potong di tengah, lalu diikat • Monitor vital sign, kontraksi uterus, dan kontrol
13. Berikan bayi kepada perawat perdarahan
• Menjahit episiotomi
KALA 3
Delivery placenta, manajemen aktif Jadi kangen mama..^^
Bisa dibantu dengan pemberian oxytocin 10 IU semoga kita termasuk anak sholeh-
atau 3 tablet misoprostol 200 mg peroral/ sholehah..aamiin..
perrectal segera setelah kelahiran fetus. maaf kalo ga lengkap, semoga bisa
Lakukan kateterisasi jika vesica urinaria penuh mnjadi trigger u/ q & teman2 smwa..
Amati tanda2 separasi plasenta Alhamdulillah..selesai.... kritik &
Periksa jangan sampai ada kotiledon yg sarannya taktunggu teman2...
tertinggal bisa memicu perdarahan
Bisa jg dibantu dg methylergonovin maleat 0.3 mg ^Kasih ibu kepada beta tak terhingga
i.m. sepanjang masa
Massage pada fundus Hanya memberi tak harap kembali bagai
sang surya menyinari dunia^
PASSAGE OF LABOR
Kuliah dari dr. Ahsanudin Attamimi, Sp.OG
by : Tari
Sebelumnya, perkenalkan aku Tari. Senang berjumpa teman2 09 pada hsc 2.2 ini. Aku baru muncul ni di per-hsc-an.
Semoga dapat diterima dengan baik oleh teman2. Ok, sebelum memulainya, baca doa dulu ya supaya apa yg kita
pelajari nyanthol dan ga sia-sia. Bismillahirrahmannirrahim…… Amin. Let’s go,cap cus..
Lecture ini itu tahun lalu tentang persalinan per vaginal dengan tindakan. Nah, sekarang tentang faktor passage
(pelvis) jadi cenderung ke anatomi gitu.
Faktor persalinan ada 3 yang sudah kita ketahui definisinya. Faktor2 ini ada persyaratannya seperti :
1. Passage : cukup luas
2. Passanger : cukup kecil
3. Power : cukup untuk mendorong
Ketiga faktor ini saling berkaitan, contohnya kalau passage nya terlalu kecil dan passangernya terlalu besar akan sulit
lahir yang dinamakan disproporsi kepala-panggul.
Jalan lahir (passage) itu ada : tulang, cervix (bagian dari uterus), dan vagina, perineum. Itu tadi yang lahirnya per
vaginal. Mari kita bahas satu persatu.
1. Tulang (ossa pelvis) yang berperan adalah os. sacrum, os. pubis, os ischi. Tulang ini berfungsi untuk menopang
tubuh dan tentunya sebagai jalan lahir. Tulang panggul ada beberapa bentuk misal ginekoid, android, antropoid,
dan platipeloid.
2. Cervix
Pasien bisa lho melihat cervix uterinya saat pemeriksaan ginekologis dengan menggunakan suatu alat yang disebut
colposcopy, dengan sebelumnya memasang speculum dan kamera yang ditampilkan di layar. Fungsi cervix adalah
sebagai penutup uterus supaya bayi tidak keluar. Cervix terbuka saat partus yang normalnya 37-42 minggu karena
proses inisiasi persalinan. Cervix saat bukaan lengkap menjadi tidak teraba karena cervix terdiri dari jaringan ikat
kolagen. Kolagen ini dilisiskan oleh kolagenase. Prostaglandin merangsang keluarnya kolagenase. Begitu bayi sudah
lahir, maka cervix akan menebal kembali.
Sebagian besar waktu persalinan itu menunggu pembukaan cervix. Lama persalinan kan 4-18 jam. Kalau <4 jam
dinamakan partus pesipitatus, kalau >24 jam dinamakan partus lama.
3. Vagina dan perineum atau sering disebut hiatus genitalis
Fungsi dari vagina ini adalah sebagai jalan haid dan pengeluaran sperma. Pasif dilatasi saat bayi lahir adalah sekitar
3-10 cm, sesuai presentasi kepala belakang (suboccipitobragmatica). Di vagina ini akan terjadi putar paksi. Saat
keluar, kepala bayi akan defleksi.
Perineum merupakan bagian dari vulva. Area perineum adalah dari orificium vagina sampai ke anus. Perineum ini
sering berubah, yaitu robek karena tidak bisa dilatasi.
Distokia faktor passage adalah suatu kondisi dimana passage ini tidak bisa dilewati utamanya oleh kepala. Passage
harus lebih besar daripada janin, kalau passanger yang lebih besar maka harus dilakukan seksio sesaria. Distokia faktor
passage ini bisa karena panggul yang sempit, ada tumor menutupi passage. Nah, pada seksio sesaria, incisi dilakukan
pada dinding abomen depan.
Kemudian, kenapa persalinan pada manusia itu lebih sulit daripada hewan? Faktanya adalah kepala bayi lebih besar
daripada pelvis ibunya pada manusia. Manusia dengan bipedal (kalau hewan->quadripedal), sehingga lingkar pelvisnya
lebih kecil. Manusia juga paling besar volume otaknya sehingga bisa beradaptasi terus-menerus tetapi kerugiannnya
jadinya sulit lahir dalam persalinan. Karena lebih besar,maka ada mekanisme adaptasi :
Moulase kepala janin : ada ubun2 besar ada ubun2 kecil, sehingga antar tulang bisa overlap sehingga lagi lingkar
kepala jadi lebih kecil.
His dan Hejan perut ibu : his pada kala 1, pada kala 2 ditambah hejan perut ibu.
Robekan vagina dan perineum : jadi cervix tidak pernah robek karena bisa dilatasi.
Trus kalo adaptasi ga berhasil gimana?? Ada yang sudah moulase, udah his dll tapi tetap tidak mau lahir. Maka kalau
hanya faktor tenaga, akan dilakukan assisted vaginal delivery. Kalau ruangannya cukup dan kepala tidak terlalu besar,
maka bisa dibantu dengan ditarik (kayak mobil mogok gitu,haha. Karena powernya yang kurang). Tapi kalau karena
jalannya ga cukup, harus dilakukan seksio sesaria. Itulah prinsipnya. Jadi dilihat dulu distokia karena apa, apakah
karena faktor passage-passanger ataukah faktor powernya.
Kalau kala II belum lahir maka dilakukan operative More bruising of fetal face in forceps (ini aku ga tau
delivery yaitu : artinya jadi aku tulis inggris nya aja ya)
1. Vaginal dengan ekstraksi vakum/forseps Tidak ada perbedaan kalau tentang perkembangan
Indikasinya : kala II tidak maju/lama karena hejan anak
perut ibu tidak baik Forceps bisa digunakan pada presentasi muka dengan
Kontraindikasi : karena disproporsi kepala-panggul, dagu anterior dan after coming head in breech
malpresentasi (presentasi yang normal : belakang presentation.
kepala), atau panggul sempit Gambar, jenis, bagian2, dan cara pengaplikasian forceps
Syarat : pembukaan lengkap, presentasi kepala (kalau dan vacuum bisa ditonton dari video yang udah diberikan
presentasi bokong ga bisa divakum), ketuban sudah dr. Ahsan ya..
pecah atau dipecahkan, panggul tidak sempit dan
kepala di Hodge III-IV 2. Abdominal dengan seksio sesaria
Tapi teknik ekstraksi ini ada kerugian/komplikasinya : Ini tu melahirkan janin hidup melalui insisi dinding
Laserasi kulit kepala (scalp) abdomen dan uterus.
Bekas tanda forceps Dengan indikasi : janin besar, panggul sempit,
Cephal hematoma, intracranial hemorrhage, plasenta previa, riwayat seksio sesaria, gagal induksi
conjunctival hemorrhage dan gawat janin.
Luka pada nervus facial
Komplikasi distokia bahu : fraktur klavikulafractur of Huah..selesa, segini dulu ya. Kalau ada yang salah2,
clavicula, erbs palsy, kematian fetal kabar2i ya. Semoga bermanfaat. Oh ya, sebelumnya ni
ada joke singkat (haha,kayak pojok hsc aja sih).
Nah, kalo vakum dibanding forceps ada perbedaannya Q : Pintu apa yang didorong-dorong sama 10 orang
nih : nggak bakal terbuka?
Lebih menyebabkan trauma maternal pada forceps A : Pintu yang ada tulisannya "TARIK"
Vakum lebih menyebabkan distokia bahu dan fetal
cephal hematoma
bismillahirrahmanirrahim
Power During Labor
by Nisa
based on lecture dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG., dan sedikit tambahan dari Ilmu Kebidanan Sarwono
Prawirohardjo
Hwaaaaa HSC pertama nih >.< *belum2 udh curcol, bzzzztttt -.- * terimakasih buat bujukan mas editor yang sangat
persuasif, mulai blok ini aku jadi di HSC, hehehe :P *peace, Vale ^^v* eniwei, daripada nge-junk gak penting kayak gini,
yuk siapin tenaga kita buat mengejan, uuuuppsss maksudnya ayo mulai cakulnya… wkwkwk :P *geje bgt -.-*
Labor, atau persalinan, merupakan semua proses dari cepat, rata-rata 4-5 jam fase laten dan 2 jam fase
onset kontraksi sampai 2 jam setelah kelahiran plasenta. aktif.
Nah, ada 4 faktor yang berpengaruh pada persalinan, Pada fase laten, dilatasi cervix berlangsung dengan
yaitu: lambat, selama 6-8 jam itu cervix membuka sampai 3
• Passage/Pelvis (jalan lahir) cm. Setelah itu akan memasuki fase aktif, dimana
• Passanger (fetus) dilatasi cervix terjadi dengan sangat cepat, dalam
• Power (Tenaga) waktu 4 jam akan berdilatasi sampai 10 cm. Jadi,
• Psychological conditions ibu kecepatan dilatasinya juga cepat, yaitu 1,2cm/jam
(Kalo kata dr. Risanto ada 5P, tambahan satunya lagi pada nullipara dan 1,5cm/jam pada multipara. Fase
adalah Plasenta) aktif ini terbagi lagi menjadi 3, yaitu acceleration,
Nah, yg dibahas di lecture ini khusus tentang maximum slope, dan decceleration. Saat akselerasi,
power/tenaganya aja. Sebelum bahas tenaga pada kecepatan dilatase cervix meningkat, dan kecepatan
persalinan itu gimana, kita musti tau dulu, apa aja sih yang terbesar adalah saat maximum slope. Pada
tahapan-tahapan dalam persalinan, biar kita tau apakah deselerasi masih terjadi dilatasi tetapi kecepatannya
progress persalinan si ibu itu baik atau enggak. Ada 4 menurun dibanding saat akselerasi dan maximum
tahap dalam persalinan, yaitu: slope.
• Kala I Setelah cervix membuka lengkap 10 cm, maka akan
Pada kala I ini terjadi dilatasi cervix, dimulai dari masuk ke Kala II
onset kontraksi sampai saat cervix sudah terbuka • Kala II
maksimal yaitu 10 cm. Pada nullipara, Kala I ini Kala II ini adalah saat ekspulsi bayi. Kala II inilah yang
berlangsung rata-rata selama 10-14 jam, terbagi dinamakan delivery atau kelahiran. Normalnya, pada
menjadi fase laten selama 6-8 jam dan fase aktif nullipara kala II ini rata-rata berlangsung selama 1
sekitar 4 jam. Kalau pada multipara, durasinya lebih jam dan maksimal 2,9 jam. Pada multipara rata-rata
0,5 jam dan maksimal 1,1 jam.
• Kala III terperangkap dalam uterus. Jika kala III erlangsung
Kala III adalah saat plasenta terlepas dari uterus dan >30 menit akan beresiko terjadi retensi p plasenta,
lasenta,
dilahirkan, atau ekspulsi plasenta. Normalnya kala III yaitu kondisi dimana plasenta belum lahir 1 jam
ini tidak boleh lebih dri 30 menit karena dalam 1 jam setelah janin lahir.
setelah melahirkan cervix akanak menutup sampai • Kala IV
hanya bisa dimasuki 3 jari (sekitar 3-4
3 cm), sehingga Kala IV merupakan periode hemostasis/ penghentian
kalau dalam 30 menit plasenta tidak keluar maka perdarahan, berlangsung sampai 2 jam setelah
cervix bisa keburu nutup dan plasenta bisa ekspulsi plasenta.
Nah, persalinan ini tidak selalu normal, bisa patologis, persalinannya sulit.
Persalinan yang sulit ini disebut distosia. Berdasarkan penyebabnya, distosia
stosia ini
bisa dibagi menjadi 3, yaitu:
• Kelainan tenaga/ kelainan his (power factor)
• Kelainan janin (passanger factor)
• Kelainan jalan lahir (passage factor)
Yang kita bahas disini cuma yang pertama aja, yaitu kelainan tenaga dalam persalinan.
Faktor tenagaa yang berperan dalam persalinan bisa dibagi menjadi 2, yaitu pushing power (kekuatan mengejan)
dan kontraksi uterus.. Kontraksi uterus dikatakan baik dan efektif jika kontraksinya bersifat simetris dan fundal
dominant. Yang dimaksud fundal dominant adalah fundus uteri berkontraksi lebih dahulu dan lebih kuat, baru
kemudian ke bagian tengah uterus tetapi tetap dengan kontraksi yang tidak sekuat fundus uteri. Kontraksi yang
abnormal dapat disebabkan karena kontraksi yang terlalu kuat, terlalu lemah lemah, atau kontraksi yang tidak
terkoordinasi.
Etiologi: Kelainan his terutama ditemukan pada primigravida, khususnya primigravida tua. Pada multipara, lebih
banyak ditemukan inersia uteri. Faktor lain yang mungkin berperan adalah faktor herediter dan emosi. Seb
Sebab
ab lainyang
penting, khususnya pda inersia uteri, adalah karena bagian bawah janin tidak berhubungan rapat dengan segmen
bawah rahim (SBR), misalnya pada malpresentasi atau DKP. Sebab lain bia juga karena kelainan bentuk uterus,
misalnya uterus bikornis unikollis.
ikollis.
Terus gimana caranya kita bisa tau persalinannya itu persalinan. Yang dicatat dan diamati di partogram ini
normal atau nggak? Untuk diagnosis awal, kita bisa antara lain:
memakai partogram untuk mengetahui progress
• Dilatasi cervix, mulai dicatat saat pembukaan 4 cm • Urin ibu: volumenya, ada protein dan aseton atau
(fase aktif Kala I) tidak
• Kontraksi, dicatat tiap 30 menit; palpasi dalam 10 • Pemberian oksitosin atau obat lain pada ibu
menit, catat durasi kontraksi dalam detik, apakah <20 • Cairan amnion
detik, antara 20-40 detik, atau >40 detik. • Penurunan kepala fetus
• Vital sign ibu, seperti tekanan darah, denyut nadi, dan • Detak jantung janin
suhu tubuh
Pada diagram dilatasi cervix di partograf ini terdapat Kembali ke distosia tenaga. Seperti yang sudah
2 garis, yaitu garis waspada (alert) dan garis tindakan disebutkan di atas, kontraksi yang abnormal bisa
(action) yang sejajar dengan garis waspada dengan jarak disebabkan karena kontraksi terlalu kuat, terlalu lemah,
4 jam (8 kotak; tiap kotak=30 menit). Jika grafik dilatasi atau tidak terkoordinasi. Ada beberapa jenis kelainan,
cervix ibu mencapai garis tindakan, ini berarti perlu antara lain inersia uteri, hypertonic uterine contraction,
segera diambil tindakan pada ibu dan janin tersebut dan inkoordinasi uteri.
tergantung kondisinya, misalnya tindakan operasi caesar,
vaginal operatif, dll.
Inersia uteri
o Power lemah, pendek, interval antar kontraksi panjang
o Tetap ada dominasi fundus, tetapi tidak efektif (karena power yang lemah), sehingga ibu tidak merasakan nyeri
o Terbagi menjadi inersia uteri primer dan inersia uteri sekunder. Disebut inersia uteri primer jika kelainan ini
timbul sejak awal persalinan. Jika awalnya kontraksi sudah berlangsung dengan baik dan kuat untuk waktu yang
cukup lama, tetapi kemudian terjadi inersia uteri, ini yang dinamakan inersia uteri sekunder.
o Penanganan: pada inersia uteri primer, dilakukan induksi. Jika dilakukan pada inersia uteri sekunder, disebut
stimulasi/augmentasi.
Setelah diagnosis inersia uteri ditetapkan, harus diperiksa keadaan cervix, presentasi & posisi janin, turunnya kepala
janin dalam panggul, dan keadaan panggul. Jika ada DKP, sebaiknya seksio sesaria. Jika kepala janin sudah masuk ke
dalam panggul, ibu bisa diminta berjalan-jalan, terkadang ini bisa menyebabkan kontraksi menjadi lebih kuat dan
persalinan selanjutnya berjalan lancar.
Jika diobati dengan oksitosin, 5 satuan oksotosin dimasukkan dalam larutan glukosa 5% dan diberikan secara infus
intravena dengan kecepatan tetes ±12 tetes/menit, yang perlahan-lahan dapat dinaikkan sampai 50 tetes/menit. Jika
50 tetes/menit tidak membawa hasil yang diharapkan, maka tidak ada gunanya memberi oksitosin dalam dosis yang
lebih tinggi. Dalam infus oksitosin, harus diawasi kekuatan dan kecepatan his, dan denyut jantung janin (DJJ). Jika
kontraksi uterus berlangsung lebih dari 60 detik, atau DJJ menjadi cepat atau lambat (jadi takikardi atau bradikardi),
maka infus harus dihentikan.
Syarat induksi:
Indikasi harus jelas
Ada informed consent
Konfirmasi umur kehamilan
Penilaian ukuran janin dan presentasi
Penilaian panggul
Penilaian cervix (dengan Bishop’s score)
Ada penolong persalinan terampil
Bishop’s score
SKOR 0 1 2 3
DILATASI 0 1-2 3-4 >4
PENDATARAN 0-30% 40-50% 60-70% >80%
STASION -3 -2 -1/0 +1,+2,+3
KONSISTENSI Kaku sedang lunak -
POSISI posterior mid anterior -
Untuk nullipara, skor minimal 7, sedangkan untuk multipara skor minimal 5. jika skor Bishop kurang dari batas minimal
tersebut, induksi bisa gagal, dan dilakukan seksio sesaria. Jika cervix masih menutup dan sangat kaku, bisa diberikan
terapi hormonal terlebih dahulu unuk melunakkan cervix. Jika cervix sudah lebih lunak, bisa digunakan balloon
cathether.
Kontraindikasi Induksi
Maternal
♦ Absolut
o Disproporsio kepala-panggul (DKP) berat. Jika panggul o Jaringan parut pada uterus: dapat mengganggu
ibu sempit atau kepala fetus besar, yang kontraksi uterus, karena walaupun diinduksi, ada
menyebabkan kepala fetus tidak cukup untuk bagian uterus yaitu pada jaringan parut tsb yang tidak
melewati jalan lahir, induksi tidak boleh dilakukan berkontraksi.
o Plasenta previa. Plasenta menutupi jalan lahir. o Riwayat SC 2x
o Riwayat SC klasik (SC dengan arah irisan membujur) o Kanker cervix
o Hipersensitif terhadap agen induksi
♦ Relatif
◊ SC 1x
◊ Panggul sempit. Kalau panggul ibu sempit tapi masih bisa dilewati bayi maka masih ada kemungkinan bisa
dilakukan induksi
◊ Penyakit maternal Resiko Induksi
jika gagal harus dilakukan seksio sesaria
Fetal hiperstimulasi uteri, ruptur uteri
♦ Absolut fetal distress, fetal death
◊ Herpes genitalis aktif infeksi intrauterin sepsis
◊ HIV yang tidak diobati iatrogenic labor (persalinan prematur)
◊ Letak lintang Partus presipitatus/dysfunctional labour
◊ Vasa previa Risiko persalinan vaginal operatif, trauma jalan lahir dan janin,
perdarahan post partum
◊ Hidrosefalus
◊ JTL
♦ Strong Relative Contraindication: Presentasi bokong
Keberhasilan induksi
Induksi dikatakan berhasil jika terjadi dilatasi cervix Augmentasi/Stimulasi untuk Inersia Uteri Sekunder
progresif dan akhirnya persalinan vaginal normal, Dosis awal oksitosin 1 - 2 mU / min
dengan durasi 12-24 jam, meskipun ada juga yang Interval dinaikkan setiap 30 min.
mentolerir fase laten yg lebih lama. Induksi tidak Dosis kenaikan 1 - 2 mU
mempengaruhi cara persalinan, derajat trauma Dosis biasa utk persalinan yg baik 8 - 10 mU / min.
perineal, keberhasilan menyusui, dan skor APGAR.
Kekuatan kontraksi dg oksitosin bergantung pada dosis oksitosin dan sensitivitas uterus terhadap oksitosin.
Efek samping oksitosin:
Efek Samping Mekanisme Pencegahan
Hipoksia janin Hiperstimulasi Dosis tepat
Ruptur Uterus Hiperstimulasi Dosis tepat
Intoksikasi Air Efek pembawa Batasi cairan
Hipotensi Vasodilatasi Dosis rendah
Tujuan dari antepartum atau yg lebih akrab Amniotic fluid volume assesment Penilaian cairan
disapa Antenatal dan intrapartum fetal monitoring itu amnionic telah menjadi komponen integral dalam
untuk melakukan pengawasan kesejahteraan janin, biar penilaian antepartum kehamilan berisiko kematian janin.
janin ini benar-benar siap dan dalam kondisi sehat Hal ini didasarkan pada alasan yang mengalami
walafiat ketika sudah waktunya untuk lahir. Pengawasan penurunan perfusi uteroplasenter dapat mengakibatkan
terhadap janin selama kehamilan baik yang normal berkurangnya aliran darah janin ginjal, penurunan
maupun yang tidak normal. Yang dikerjakan pada produksi urin, dan akhirnya, Oligohydramnios.
monitoring ini adalah:
Location Morfologi janin
Penentuan lokasi apakah janin yang dikandung si Ibu Biophysical Profile
hamil berada didalam rahim atau diluar rahim (i.e: Biophysical Profile adalah sistem penentuan skor
kehamilan ektopik). Kalo janin ada diluar rahim berarti sonografi yang dirancang untuk menilai kesehatan janin.
kehamilannya abnormal. Variabel yang dinilai dalam profil Biofisik ini, meliputi:
Viability
Kemampuan janin untuk bisa bertahan hidup diluar Non-Stress Test Merupakan perubahan pola
rahim. Maksudnya apakah janin ini mampu bertahan kecepatan denyut jantung janin sejalan waktu.
hidup ketika nanti sudah lahir atau mengalami proses Perubahan tersebut dapat mencerminkan kematangan
kelahiran. Dokter bisa mengetahui viabilitas ini dengan sistem saraf otonom Janin. untuk mengetahui Fetal Heart
pemeriksaan antenatal care dengan menilai kecacatan Rate Acceleration. NST ini tes yang noninvasif dan ga
janin saat trimester kehamilan. ribet dan ga mahal.
Number
Mengetahui jumlah janin yang ada dalam kandungan, Reactive Non-Stress Test ( R-NST ) R-NST ini dapat
apakah single atau double janin. Hal ini sangat penting dikatakan sebagai NST dengan ferkuensi denyut jantung
bagi seorang dokter untuk mengetahui lebih dini, dan dasar (baseline) normal -> 110-160 dpm (denyut per
tidak perlu menunggu sampai trimester ketiga, karena menit), variabilitas sedang dan setidaknya dua kali
kalo ngga, nantinya gara-gara hal sepele ini akan jadi percepatan dalam 20 menit dengan masing2 percepatan
bermasalah. Oleh karena itu, dokter wajib melakukan berlangsung 15 detik dan memuncak pada 15 dpm dan
pemeriksaan antenatal dan menjelaskan secara detail diats nilai dasar ( 10 dpm selama 10 detik, jika usia
kepada Ibu hamil (konseling pd antenatal care). gestasi , 32 minggu).
Biometry ( Size and Growth ) Ukuran tumbuh • Tonus Janin
kembang janin seperti apa. • Pernapasan Janin
Placental Exam Guna mengetahui Letak plasenta dan • Pergerakan Janin
kualitas plasenta. • Volume Cairan Amnion.
Dua (2) poin diberikan jika masing-masing variabel ditemukan atau Normal. Poin 0, jika tidak ada atau abnormal.
Sedangkan Skor tertinggi untuk normal fetus adalah 10. Volume cairan Amnion merupakan variabel paling penting
( Norwitz and Schorge, 2006 ). Berikut ini Tata Laksana yang direkomendasikan :
Skor Interpretasi Tata Laksana yang Direkomendasikan
8-10 Normal Tidak Ada Intervensi
Ulangi dalam waktu 4-6 jam ( At a Glance ), kalo di slide kuliah
“Ulang dalam 12- 24 jam“. intinya ga perlu nunggu sampai
6 Kecurigaan Asfiksia
besok2 atau ditunda.kan?
Pertimbangkan persalinan Bayi pada Kondisi Oligohidramnion
≥ 36 Minggu, atau Indeks paru yang matang, Lahirkan.
4 Kecurigaan Asfiksia < 36 Minggu, Ulangi dalam 4-6 jam versus persalinan dengan
Indeks kematangan Paru. Jika terus menerus ≤ 4, Lahirkan.
0-2 Kecurigaan Tinggi Adanya Asfiksia Evaluasi untuk Persalinan segera.
:: Tabel tata laksana versi At a Glance::
Alat yang digunakan berupa alat yang berbau Sonografi dan Doppler Ultrasound untuk mencatat Denyut Jantung
Janin. Tes ini biasanya memakan waktu antara 30 -60 menit.
Bismillahirrahmanirrahiim ☺
ASPEK KHUSUS FARMAKOLOGI PERINATAL
Berdasarkan kuliah Dr. Woro Rukmi Pratiwi, M.Kes., SpPD
♥ Yessi Primanda ♥
Awaw! Ga krasa nie uda slesai blok 2.1, uda ujian (yg katanya mirip) UKDI, uda masuk blok 2.2, bentar lagi blok 2.3,
trus 3.3, trus 4.3, trus yudisium sarjana, trus sumpah dokter trus co-ass!!! 2,3 tahun lagi kite2 pake jas putih ber-badge
ijo, dokter muda!!!halah, msi panjang ya?! Hehe, ga papa, nikmati aja, tetep semangat! Yuk mulai aja...
Pada blok 2.1 kmrn kan kan kita uda belajar tentang farmakologi selama kehamilan yg erat kaitannya sama teratogen,
nah skrg nie kite mau belajar oat-obat yang biasa digunakan menjelang kelahiran (yang sering dipake adalah obat
anti-hipertensi) dan selama kelahiran (khususnya uteri stimulan dan relaxan). Nah terus kenapa sih ini harus dibahas
tersendiri gitu. Uda pada tau kan kalo sebenarnya obat2an itu racun, racun itu obat2an, jadi orang yg sering minum
obat, berarti dia sama aja minum? (jawab sendiri,hehe) racun ini, eh maksudku obat2an ini bisa tertransfer ke fetus
melalui plasenta dan berefek pada fetus, how come ? pertama, krn emang dari sifat fisiokimianya si obat. Kedua bisa
krn kecepatan obat dalam melewati plasenta dan jumlah obat yg mencapai fetus. Ketiga, sifat distribusi obat dalam
jaringan fetus yg berbeda. Keempat, fase plasenta dan perkembangan fetus pada saat terjadi paparan obat dan efek
penggunaan obat featuring alias kombinasi.
Obat antihipertensi untuk kehamilan
Indikasi : tekanan sistolik >= 160-180 mmHg dan diastolik >=105-110 mmHg
Tujuan : jelas menurunkan tekanan2 berlebih di atas. Hingga angka brp? Utk sistolik 140-155 mmHg dan diastolik 90-
105. Biar ga turunnya kebablasan dan malah terjadi hipotensi makanya penurunan ini secara bertingkat.
Ada beberapa klasifikasi disorder terkait hipertensi pada kehamilan :
Hipertensi gestasi (hipertensi terinduksi kehamilan) biasanya hipertensi terjadi pada trim 1 setelah 20 minggu
kehamilan, ditandai dg ketiadaan proteinuria. Kriteria hipertensi : tek. Sistolik >= 140 mmHg atau diastolik >= 90
mmHg. Hipertensi ini akan berubah dalam 3 bulan setelah kelahiran.
Pre-eclampsia dan eclampsia terjadi pada trim 1 setelah 20 minggu kehamilan, ditandai dg ketiadaan
proteinuria. Kriteria hipertensi : tek. Sistolik >= 140 mmHg atau diastolik >= 90 mmHg. Terjadi Proteinuria >= 300
mg/hari atau >= 30 mg/mmol. Yg disebut eclampsia adalah hipertensi dg kriteria2 tsb plus seizure/kejang.
Hipertensi kronis terjadi sebelum kehamilan atau sebelum 20 minggu kehamilan. Jenis ini dibedakan lagi jadi 2
macam : 1) hipertensi esensial : jika tidak ada penyebab dasar. 2) hipertensi sekunder : ada penyakit tetentu yang
mendasari.
Pre-eclampsia yang melapisi hipertensi kronis adanya gejala/tanda pre-eclampsia setelah 20 minggu kehamilan
pada wanita yang menderita hupertensi kronis.
Ini obat2 hipertensi yang dipake :
1) Alpha-adrenergic inhibitors : agen anti hipertensi yg dianggap sbg agen garis depan saat kehamilan adalah
methyldopa. Sebenarnya methyldopa merupakan golongan obat B dalam kehamilan. Tahu kan apa artinya? Sip2
^^. Dosisnya 250 mg per oral.
2) Beta-adrenergic receptor blockers : labetalol (obat golongan C selama kehamilan), diberikan secara oral dan
intravena sbg alternatif untuk hydralazine pada preeclampsia/eclampsia. Dosisnya 100 mg per intravena, tidak
boleh lebih 2400 mg/hari untuk tekanan darah >170/110 mmHg. Kombinasi alpha dan beta adrenergik receptor
blocker paling banyak digunakan untuk hipertensi kehamilan krn tidak menyebabkan fetal growth restriction
(FGR)
3) Calciumchannel blocker : nifedipine (golongan C selama kehamilan). Mekanismenya, dia akan merelaksasikan otot
polos shg biasanya dia nie dipake untuk menangani kontraksi preterm. Dosisnya, kaplet : 10-30 mg, tablet : 30-60
mg.
4) Hydralazine (apresoline) : obat kelas ini merupakan vasodilator perifer yg dipakai dalam bentuk garam
hidroklorida. Indikasinya : preeklamsia yg parah. Dosis awalnya 400 mg/hari. Jika tekanan darah terkontrol maka
ulangi pemakaian dosis awal tiap 3 jam, dosis maksimum 400 mg pe hari. Kalo tekanan darah tidak terkontrol
dalam 20 menit, ulangi dosis awal tiap 20 menit hingga dosis max atau langsung ke tahap selanjutnya. Kalo
tekanan darah tetep ga terkontrol dg tital 20 mg IV atau 30 mg IM, gunakan antihipertensi lain seperti labetalol,
nifedipine ato natrium nitroprusida. Karena hydralazina dan labetalol ini reaksinya cepat, maka pemberian per IV
lebih aman daripada IM, sehingga jika terjadi penurunan tekanan darah yg drastis/hipotensi bisa segera diatasi dg
menghentikan injeksi IV nya gitu ☺
UTERINE SIMULTANT : menstimulasi kontraksi myometrium sehingga dimanfaatkan untuk perkembangan proses
kelahiran, mendorong fetus keluar uterus. Oknumna sapa2 aja?
1. Oxytocin/pitocin/syntocinon : peptida dg 8 asam amino siklik yg disintesis dalam nukleus paraventrikuler
hipotalamus, ditransportasikan melalui neuron hipotalamus untuk disimpan di pituitari posterior. Mekanismenya
dg menstimulasi reseptor oxytocin pada permukan sel myometrium, terutama pada bagian
fundus sehingga pola kontraksi yg dihasilkan adl 1 kontraksi penuh – 1 relaksasi penuh – 1
kontraksi penuh dst ky grafik disebelah ini
Dia nie disekresi ketika ada stimulasi sensoris dari servix vagina dan payudara. Oxytocine
bersirkulasi tanpa berikatan dg protein plasma dg waktu paruh 5-15 menit, kemudian diinaktivasi di ginjal dan
liver. Oxytocine diberikan secara infus IV (pada induksi labor), injeksi IM (mengkonterol perdarahan postpartum)
dan nasal spray (untuk ejeksi ASI, makenya 2-3 menit sebelum menyusui. Kenapa lewat nasal?karena efeknya
cepat dan lokal, ga nyampe uteri) serta diberikan dalam keadaan ketika servix melunak dan terdilatasi. Trus2,
kembali lagi obat adalah racun, jd ga mungkin tanpa efek samping, termasuk oxytocin yg berefek samping
hipertensi, ruptur uterus, iskemia shg menyebabkan kematian janin, intoksikasi air dan jaundice neonatus.
Stimulasi yg berkepanjangan dapat menimbulkan adverse reaction, yaitu insufisiensi uteroplasenta persisten, sinus
bradikardi, kontraksi ventrikuler prematur dan kematian janin. Oleh karena itu, kardiovasa ibu dan janin harus
selalu dimonitor yaa ☺. Satu lagi, kontraindikasinya, hipersensitifitas, prematur, posisi janin yg abnormal, fetal
distress dan cephalopelvic disproportion.
2. Ergonovine/ergotrate & methylergonovine/methergine : ergot semisintetik. Tau ergot itu apa? Jadi ergot itu
adalah fungi yg tumbuh pada gandum hitam atau gandum2 lain. Yg mau tau wujudnya liat aja di slide ya ^^.
Mekanismenya, dia meningkatkan tonus otot dan kecepatan kontraksi ritmik. Dia juga menstimulasi kontraksi
servix, menginduksi kontraksi tetanik berkepanjangan yg bisa memperpendek fase akhir labor dan mengurangi
perdarahan postpartum. Pola Kontaraksi tetanik yg dihasilkan adalah tanpa relaksasi penuh di antara
kontraksi2nya, grafiknya kayak gini : Absorbsi jenis obat ini cepat dan lengkap setelah administrasi
per oral dan onset reaksi 5-15 menit dan paling lama 3 jam. Ergonovine dan methylergonovine bisa diberikan
secara IM dan IV. Senyawa ini mengalami metabolisme hepatik dan dieliminasi melalui ginjal. Kontraindikasinya :
angina pectoris, myocardial infarction, pregnancy and a history of a cerebrovascular accident, transient, ischemic
attack, or hypertension. Adverse reaction : hipertensi, sakit kepala, kejang, nausea, vomiting, nyeri dada, kesulitas
nafas, kram kaki.
UTERINE RELAXANT (TOCOLYTIC AGENT) : menekan kontraksi otot polos myometrium dan menghambat sintesis atau
pelepasan prostaglandin dan atau stimulan uteri endogen. Sehingga agen ini dimanfaatkan terutama untuk mencegah
labor prematur. Agen2nya adalah :
• Magnesium sulphate : mencegah kejang pada preeklamsia dan langsung meng-uncouple excitaion-
contractiondalam sel myometrium dg menghambat potensial aksi seluler. Toksisitas magnesium bisa berupa
hilangnya reflex patela, respiratory depression, respiratory paralysis and arrest dan cardiac arrest. Efek samping
lainnya seperti berkeringat, mulut kering, nausea, vomiting, pusing, sakit kepala, palpitasi, depresi neonatus.
• prostaglandin inhibitors
• calcium channel blockers (nifedipine) : menghambat masuknya Ca ke dalam sel myometrium via voltage
dependent channel.
• Hydroxyprogesterone
• 2-adrenergic agonists
Tocolytic agent haram diberikan pada kondisi : distress fetal akut (kecuali selama reusitasi intrauteri), korioamnionitis,
eklamsia atau preeklamsia parah, kematian janin, janin telah matur dan ketidakstabilan hemodinamik maternal.
sejawat!!! ☺ ☺ ☺ ☺ ☺
Alhamdulillah selesai. Semoga bermanfaat. Membuka kritik dan saran. semangat para teman se
PRAKTIKUM FARMAKOLOGI
UTEROTONIC AND UTERORELAXANT DRUGS
By: nia_n.u.2.L
Terkadang, sering dijumpai masalah klinis saat kehamilan yang berhubungan dengan gangguan pada motilitas uterus
yang pastinya akan berpengaruh pada nasib ibu dan janin. Oleh karena itu, untuk mengatasinya digunakanlah obat
yang dapat menginduksi persalinan (uterotonic) dan mempertahankan kehamilan/ mencegah kehamilan prematur
(tokolitik/ uterorelaksan).
A. Uterotonic
Uterotonic merupakan n golongan obat yang digunakan untuk menstimulasi kontraksi myometrium. Tujuan utama
penggunaan obat ini adalah untuk menginduksi persalinan. Indikasi penggunaan uterotonic adalah: untuk
menginduksi aborsi, untuk menginduksi persalinan pada masa akhir kehamilan, dan untuk mencegah atau
menghentikan perdarahan postpartum.
Prinsip kerja uterotonik: uterotonik akan mengaktifkan protein-G spesifik yang berpasangan dengan reseptor
membran yang akan mengaktifkan Gq dan fosfolipase C membran, sehingga akan menyebabkan pengeluaran ion
kalsium dari retikulum sarkoplasmikum sehingga terjadi influks ܽܥଶା melalui kanal ܽܥଶା tipe-L. Hal tersebut akan
menyebabkan terjadinya peningkatan kalsium intraseluler sehingga meningkatkan kontraksi myometrium.
Akan tetapi, efek farmakologis yang ditimbulkan oleh obat-obatan tersebut juga berbeda-beda loh, tergantung pada
keadaan uterus tiap wanita, status fisiologis pada situasi tersebut, dan properti farmakologis obat yang digunakan.
Ada 4 jenis kelompok agen uterotonic yang termasuk uterotonic, yaitu:
a. Oksitosin paling banyak digunakan; digunakan hanya untuk menginduksi persalinan pada khir kehamilan..
kenapa hayoo? Coz uterus hanya memiliki sensitivitas yang rendah terhadap oksitosin pada awal kehamilan.. jadi
ketika late gestation gitu, sensitivitas uterus udah bagus untuk menanggapi stimulasi oksitosin ini.
b. Prostaglandin
Nah, kalo prostaglandin, dapat menginduksi persalinan kapanpun, di manapun =)
Jadi maksudnya, setiap saat, uterus memiliki sensitivitas yang baik terhadap prostaglandin ini.
c. Ergol alkaloid
Kalo senyawa ini, memiliki durasi efek yang lama, sehingga obat ini cenderung digunakan untuk menghindari
perdarahan postpartum, coz kalo untuk stimulasi persalinan agak berbahaya, karena efeknya yang cukup lama
dalam tubuh itu. Contoh: ergonovine
Golongan ergol alkaloid ini berinteraksi dengan α1-adrenergic receptor dan juga reseptor dopamin dan serotonin.
d. Antiprogestin
Bekerja sebagai antagonis reseptor progesteron yang akan menyebabkan pemasakan cerviks dan kontraksi uterus.
Nah, kalo obat yang nie, cocok banget untuk menginduksi persalinan saat awal kehamilan..karena pada saat
tersebut, kita tahu bahwa uterus sangat peka dengan progesteron, sehingga dengan adanya antiprogestin,
otomatis akan mengganggu sensitivitas uterus terhadap progesteron. Padahal progesteron kan untuk menjaga
kehamilan, sehingga adanya antiprogestin akan menyebabkan endometrium akan luruh, sehingga terjadi abortus.
Contoh: Mifepristone
Oksitosin
Merupakan senyawa cyclic 8-amino acid peptide yang disintesis di nucleus paraventricular hypothalamus dan
ditransfer melalui neuron hipotalamus ke hipofisis pesterior untuk disimpan. Oksitosin ini menstimulasi langsung
reseptor oksitosin di sel myometrial. Oksitosin beredar bebas di plasma, tidak perlu berikatan dengan protein plasma.
Waktu paruh oksitosin dalam tubuh adalah sekitar 15 menit. Zat ini diinaktivasi terutama di hepar dan ginjal.
Oksitosin dapat digunakan untuk:
a. Menginduksi persalinan aterm
b. Treatment aborsi incomplete dengan usia kehamilan >20 minggu
c. Mengontrol perdarahan postpartum
d. Digunakan dalam ‘Oksitosin Challenge Test’, yaitu suatu prosedur yang mengetes respon FHR terhadap induksi
kontraksi dari oksitosin
Penggunaan oksitosin yang tidak tepat akan menyebabkan uterus ruptur, anaphylactoid, reaksi alergi, dan kematian
ibu. Stimulasi yang lama pada kontraksi uterus dapat menyebabkan persistent uteroplacental insufficiency, sinus
bradycardia, kontraksi ventrikel prematur, arrhytmia, kematian fetus, water intoxication (karena oksitosin memiliki
efek yang serupa dengan Antidiuretic hormone)
Oksitosin diadministrasikan ke tubuh melalui infus intravena (menginduksi persalinan), nasal spray (menginduksi
laktasi), dan intramuscular (menangani perdarahan postpartum).
B. Uterorelaxant
Prinsip kerja: Uterorelaksan bekerja dengan menstimulasi receptor β2-adrenergic receptor menyebabkan aktivasi
adenylyl cyclase sehingga otot akan berelaksasi karena terbentuk cAMP, misal: Ritrodine, Terbutaline. Sedangkan,
NSAID menghambat sintesis prosteglandin dengan menginhibisi pembentukan siklooksigenase, biasanya digunakan
untuk mengurangi rasa nyeri saat dysmenorrhea. Kalo uterorelaksan berupa Magnesium sulfat diduga berkompetisi
dengan ion kalsium karena sama-sama kation bivalen gitu loh, sehingga kalsium yang digunakan untuk kontraksi jadi
gag tercukupi dech.. selain itu ada juga tokolitik yang bekerja sebagai ܽܥଶା -channel
channel blocker yang akan membatasi
influks ion kalsium dengan mengeblok channel ion kalsium tipe-LL di sel otot polos, sehingga jadi relaksasi deh..
Indikasi penggunaan uterorelaksan ini adalah: mencegah terjadinya kelahiran prematur; melwan stimulasi uterus
berlebihan yang merugikan ; memfasilitasi menipulasi intrauterus, ex: konversi breech presentation menjadi cephalic
presentation, pengembalian posisi anatomis uterus yang terinversi setelah melahirkan; serta mengurangi rasa nyeri
yang ditimbulkan selama menstruasi (dysmenorrhea).
Terbutaline
Obat ini mampu mencegah terjadinya kelahiran prematur, terutama yang usia kehamilannya lebih dari 20 minggu dan
dengan syarat pasien tersebut memang tidak memiliki indikasi ruptur membran fetus coz kalo punya indikasi tersebut,
ya berarti kelahiran prematurnya
prematurnya disebabkan oleh kecenderungan ruptur membran, bukannya karena aktivitas
kontraksi otot yang berlebihan. Pada usia kehamilan lebih dari 33 minggu, obat ini sudah tidak terlalu efektif.
Terbutaline bekerja dengan mengurangi frekuensi, intensitas, dan durasi
durasi kontraksi uterus dengan merangsang β1 dan
β2 adrenoceptor. Apabila terjadi penggunaan β2-adrenergic
β2 adrenergic agonis dan corticosteroid secara bersamaan, maka akan
menimbulkan efek diabetik. Sedangkan penggunaan terbutaline bersamaan dengan magnesium sulfat, ak akan
an
menyebabkan gangguan jantung. Terbutaline diberikan secara per oral, subkutan, atau intravena. Efek samping
penggunaan obat ini yaitu takikardi, hipotensi, hiperglikemia, dan hipokalemia.
Praktikum Anatomi
Clinical Oriented Anatomy of Pelvic, Perineum, and Reproduction Organ
Oleh Vika
-5
Belum engage
Station…………..0………………….....
...spina ischiadica
+5
Bentuk-bentuk
bentuk panggul menurut Caldwell Moloy :
1. Android
2. Anthropoid
3. Gynecoid
4. Platypelloid
Fascia Pelvis
Berdasarkan letak ada 2:
Fascia diaphragm pelvis superior.
Fascia diaphragm pelvis inferior.
Terdiri dari 2 fascia:
1. Fascia Pelvis Membranosa
Terdiri dari 2:
Fascia Pelvis Parietal
Menutupi otot dan dinding pelvis. Menutupi permukaan m. obturator internus, m. piriformis, m. coccygeus, m.
levator ani, m. sphincter urethra. Spesifiknya diberi nama sesuai
sesuai nama ototnya (ex. : fascia obturatoria).
Fascia Pelvis Viscera
Melapisi organ pelvis, membentuk tunica adventitia.
Arcus tendineus fascia pelvis : penebalan karena pertemuan fascia pelvis parietal dengan fascia pelvis
visceral.
Bagian posterior terdapat
terdap lig. Sacrogentital.
Bagian anterior terdapat lig. Puboprostaticus (cowok) / lig. Pubovesical (cewek).
2. Fascia Endopelvica
Diantara fascia pelvis membranosa parietal dan visceral. Terdiri dari jaringan ikat longgar termasuk jaringan
lemak.
Ruangan potensial:
Spatium retropubicum/prevesical.
Spatium retrorectal/presacral.
Hypogastric sheat : memisahkan spatium retropubicum dengan spatium retrorectal.
Lig. Lateralis vesicalis : melewati vesica urinaria. Terdapat A & V. vesicalis superior.
Septum rectovesical (cowok): memisahkan vesica urinaria & prostat dari rectum.
Lig. Cardinal / lig. Cervicalis transversa (cewek)
Lig. Rectalis lateralis : terdapat A. rectalis media & rectal nerve plexuses.
Kalau ingin lebih mendalam, baca dan pelajari lagi anatomi blok 1.4
Trus, aku mau bahas dikit aja tentanggenital organ…..
Uterus
Ada axis pada vagina, axis pada cervix, axis pada Fisiologi melahirkan kan sudah dibahas di lecture dan
corpus uteri……untuk menentukan posisi. tutorial, sedangkan manajemennya di skills lab. Jadi, gak
Diantara axis pada vagina dengan axis pada cervix usah begitu dibahas. Ok???
membentuk “versi” (kayaknya sudut, gituu….). Hal2x yg memudahkan kelahiran:
Diantara axis pada cervis dengan axis pada corpus 1. Ekspansi symphysis pubis (faktor ibu) : maksimal 0,5
uteri membentuk “fleksi” (kayaknya ni juga sudut) cm, karena hormone relaxin.
Pada versi ada 2 : ante- dan retro- 2. Moulage kepala bayi.
Pada fleksi juga ada 2 : ante- dan retro-
Jadi, kalau memberi posisi pada uterus harus 2 komplikasi bayi, karena cidera melahirkan:
meyertakan keduanya. Misalnya, anteversi- 1. Caput succadenum : yang rusak / rupture pada vasa
antefleksi. di subcutis. Kerusakan bisa ke tempat lain. Jadi,
Penggantung : lig. Teres uteri, lig. Latum, lig. menonjolnya tidak pada 1 tempat.
Uterosacrale, lig. Cardinal uteri. 2. Cephalhematoma : yang luka dalam membrane
Kalau ingin lebih lengkap (misalnya organ lain seperti periosteum, karena dibatasi sutura maka kerusakan
ovarium, vagina, genitalis externa), silahkan baca kembali gak bisa ke tempat lain, jadi menonjolnya pada
blok 1.4. Soalnya kalau dibahas disini bakal ngebanyain daerah tertentu di kepala.
tempat. Maaf yaa……T_T.
Selamat datang di blok 2.2 blok setelah blok 2.1 ini lebih heboh karena ujiannya udah duluan (nyindir) hahahah…
Sebenernya persalinan itu apa sih?
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta, dan secara bertahap, dari 0 sampai 3 cm. biasanya sih
selaput ketuban keluar dari rahim ibu. Biasanya fase ini berlangsung selama 8 jam..
persalinan dikatakan normal jika terjadi antara week 37 b. Fase aktif ditandai dengan frekuensi dan lama
dan week 41(dr. diah) dan tanpa adanya gangguan. kontraksi uterus meningkat secara bertahap biasanya
Persalinan dimulai (inpartu) saat uterus mulai 3-5 kali per 10 menit dan durasinya >40 detik. Pada
berkontraksi dan terjadi dilatasi cervix hingga plasenta pembukaan 4-10 cm biasanya terjadi selama 6 jam
keluar scr lengkap. Jadi prosesnya lama gitu bsa sampe (1cm/jam), dan bagian janin yang paling bawah akan
16 jam. Jadi persalinan bukan Cuma pas bayi nya keluar turun.
aja tapi keseluruhan proses dari awal hingga kelahiran Trus sebenernya tugas seorang dokter itu saat kala 1
plasenta. apa?
Tanda tanda klinis adanya persalinan : Jadi tugas seorang dokter adalah mempersiapkan dan
a. Terjadi dilatasi dan effacement (penipisan dan mengamankan kondisi ibu serta janin, mengamati
pembukaan) cervix. kemajuan persalinan. Biasanya seorang dokter
b. Keluarnya mucus bercampur darah (bloody show) mengamati dan meminta ibu untuk tenang dan berbaring
c. Kontraksi rahim yang regular (min 2x/10 menit durasi di ruang persalinan. Pemeriksaan yang bisa dilakukan
20 detik) adalah pemeriksaan BIMANUAL. Hal ini dilakukan untuk
Sebelum terjadi kelahiran bayi, harus diadakan persiapan menilai.
persiapan yang heboh dan eksentrik oleh seorang dokter, a. Dinding vagina, ada penyempitan atau tidak
walau dia hanya dokter umum. Karena persalinan b. Dilatasi dan pematangan cervix
merupakan hal yang melibatkan nyawa ibu dan bayi, shg c. Kapasitasi pelvis
kita sbg dokter umum harus bisa dan memilikki bekal d. Penghambat pada jalan lahir (misal perbaikan jalan
bekal khusus(masa dukun aja bisa, kita gak bisa malu atau jalan berlubang –emang nya jalan raya?? Hhe)
lah). Tiba tiba jadi inget ada dokter yang cerita waktu e. Karakteritik flour albus, inflamasi, dll
pertama kali membantu persalinan dia sendiri, trus f. Pecahnya ketuban
bayinya sungsang.. trus beliau gak cerita endingnya- g. Presentasi janin
dijamin cerita ini lebih seru dari sinetron cinta fitri season h. Penurunan kepala
6 i. Proporsi kepala panggul
Kala 1 persalinan dimulai dari kontraksi yang regular dan j. Dan kala persalinan
meninkat hingga cervix terbuka seutuhnya 10 cm. Kala 1 k. Wahh banyak juga ya yang bisa dilakuka oleh 2 jari
ini ada 2 tahap. Fase latent dan fase aktif. kita!! Hehehe
a. Fase latent dimulai sejak awal kontraksi yang
menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks
Gak kalah penting dari pemeriksaan bimanual, seorang dokter harus memeriksa Leopold maneuver dan TFU untuk
mengetahui persentasi, letak, dan segalanya tentang bayi.. sehingga persalinan bisa berjalan lancar. Coba aja kalo
misalnya kita gak tau presentasi bayi, trus main sodok sodok aja pke pemeriksaan bimanual, taunya keluarnya muka
bonyok,, brati persentasi kepala kan.. nah tuh.. repot sendiri jadi Leopold maneuver ini penting banget loh, simple
juga kan cara pemeriksaannnya!!
Secara ringkas dan sistematik yang dilakukan dokter saat ada ibu memasuki Kala 1 adalah.
1. Interpersonal communication
2. Memeriksa kondisi umum ibu dan vital sign
3. Mengukur nadi tiap 30 menit, dan tekanan darah tiap 4 jam, temperature juga tiap 4 jam
4. Memeriksa urine ibu
5. Melakukan Leopold maneuver 1-4, DJJ janin, dan kondisi janin (presentasi, engagement, jumlah baby, posisi, dll)
6. Melakukan pemeriksaan jalan lahir
7. Lakukan pemeriksaan bimanual dan menilai nya (hal hal yang diatas)
8. Memeriksa ketuban, pecah(+/-), warna (jernih/tidak), bau
9. Menyimpulkan kondisi janin
10. Menjaga kondisi ibu terutama fisik dan psikologis (tiap jam dan pemriksaan tiap 4 jam).
11. Mengamati adakah bloody show dari vagina
12. Memeriksa kontraksi uterus (frekuensi, durasi)
13. Menentukan kemajuan dilatasi dan effacement cervix
14. Memeriksa penurunan kepala sudah sampai mana(dengan palpasi abdomen)
15. Memeriksa rotasi interna
16. Mencatat pamantauan pada Partograph.
Sudah itu aja yang harus dilakukan dokter (aja?? Banyak gitu)
Oh iya ngemeng ngemeng masalah partograph, kita juga harus bisa ngisi partograph loh.. malah kemaren waktu skills
lab tuh ini yang susah… tapi kalo mau dijelasin di sini juga pasti bakal bingung sendiri mendingan temen temen yang
belum skileb ini belajar dlu ngisi partograph. Akhirnya sampai juga kita dipenghujung acara. Saya Reagan resadita
pamit (gaya MC terkenal) hahahahha…
Karena dibalik setiap kesusahan pasti ada kemudahan.
SOAL BY RINA & VALE
EDITOR
DITYA DEVALE RINENGGO