Anda di halaman 1dari 29

ATTITUDE, LIE AND PRESENTATION

Berdasarkan kuliah dr. Irwan T Rachman dan beberapa referensi buku,


Oleh : Cut Regia Heldayana

Selamat membaca… ☺
Pada bulan2 terakhir kehamilan, janin mengambil postur yang khas. Penyebabnya adalah model pertumbuhan janin
& proses penyesuaian diri terhadap rongga fetus.
fetus. Maka dari itu, ketika seorang dokter menghadapi wanita yg dlm
proses persalinan (in partu): HARUS mengetahui letak dan presentasi fetus, sehingga dapat memilih cara persalinan
yang terbaik.
Masuk ke sikap fetus ya…. ☺
Sikap adalah hub. antara sumbu longitudinal fetus dari kepala terhadap sumbu longitudinal fetus dari tubuh,
khususnya terhadap columna vertebralis.. Kalimat sederhananya adalah hub. 1 bagian anatomis tubuh dengan bagian
lainnya pada fetus. Sikap fetus yg dikenal ada 2, yaitu Fleksi & Defleksi.

a. Fleksi : sikap janin yang menekuk, presentasi b. Defleksi : sikap janin , dimana kepala ekstensi menuju
belakang kepala, dimana denominatornya adalah kepunggung. Terbagi mjd 3,
occiput.. Sikap ini terjadi pada sebagian besar fetus 1. Ringan : kepala defleksi ringan,sumbu tubuh
normal. terlihat lurus, hingga presentasinya adalah
Adapun ciri2 sikap fleksi pada fetus adalah sbb: puncak kepala(sinsiput)
1. Kepala fleksi kuat sehingga dagu menempel ke 2. Sedang
Sedang: kepala defleksi sedang, hingga
dada presentasinya adalah dahi
2. Fetus melipat sehingga punggungnya menjadi 3. Maksimal
Maksimal:: kepala defleksi maksimal hingga
begitu membungkuk presentasinya adalah muka
3. Paha fleksi ke abdomen
4. Tungkai bagian bawah membengkok ke lutut
5. Lengkung kaki bersandar ke bagian anterior
tungkai bawah
6. Lengan menyilang didada atau sejajar disamping

Setelah tahu macam2 sikap, mari kita lihat kelainan sikap fetus.
Ada 2 nih penyebabnya…..
Pertama, secara fisiologis….
fisiologis Pada janin dengan usia
kehamilan <32 32 minggu,kepala janin belum masuk ke pelvis, karena Gambar 1. Perbedaan sikap janin.
fetus baru masuk pelvis pada usia kehamilan 36 mggu pd A. Sikap fleksi: presentasi vertex
primigravida dan menjelang kelahiran pd multigravida sekitar minggu B. Sikap defleksi ringan: presentasi sinsiput
ke 38, lalu fetus melayang-layang
melayang di cairan amnion. Jika ibu C. Sikap defleksi moderate:presentasi dahi
mengalami his (kontraksi
raksi uterus) dgn frek. dan intensitas tinggi D. Sikap defleksi maksimal: presentasi dagu
selama 8 (atau lebih) jam trus kedokter dan didiagnosis akan lahir
preterm dengan sikap fetus defleksi… defleksinya ini fisiologis ya teman….. karena antara kepala dan pelvis belum ada
akomodasi.
“teori akomodasiasi adalah dimana antara kepala fetus dan pelvis ibu sudah termodifikasi dgn baik sehingga cocok
seperti botol dengan tutupnya…”
Kedua, secara anatomis…. …. Kalo ini, kan dari pembentukan organ fetus atau maternal.. kalo dari fetus misalnya
higroma (tumor dileher,
eher, kan akan mengganggu gerakan sikapnya u/ fleksi… karna ketahan sama tumornya), atresia
esophageal bisa polihdramnion trus kepala janin ng masuk2 ke pelvis ibu, atau lilitan plasenta yang menghalangi
kepala janin menuju ke pelvis ibu. Kalo kelainan anatomis
anatomis dari maternal contohnya sudut inklinasinya <55 derajat
(inklinasi adl sudut y terbentuk dari bidang miring terhadap bidang datar pada pelvic inlet), ), atau ibunya menderita
tumor pelvis…
Selesai… sekarang kita ke Letak,
Letak ya……

Letak adalah kedudukan sumbumbu panjang janin terhadap sumbu panjang ibu. Letak dibagi menjadi 3, yaitu:
a. Memanjang (longitudinal):
(longitudinal): sumbu fetus searah/sejajar sumbu jalan lahir. Tejadi lebih dari 99% persalinan cukup
bulan
b. Melintang (Transversal):: sumbu fetus tegak lurus terhadap sumbu
sumbu jalan lahir. Kejadiannya jarang, dan biasanya
menyebabkan permasalahan serius saat delivery (tahap ke2 dari labor, yaitu pengeluaran janin)
c. Miring (oblique):: sumbu fetus dalam sudut tetentu atau miring thd sumbu jalan lahir (transient). Letak oblik tidak
stabil dan selalu menjadi longitudinal atau transversal dalam perjalanan persalinan.

Gambar 2. Perbedaan letak janin

A.letak longitudinal :presentasi vertex: oksipito


anterior kiri

B.letak longitudinal:presentasi bokong lengkap

c. letak transversal: p
posisi akromiodorsoposterior
kanan (ADPK)
Nah,… sekarang ke presentasi yuk…
Presentasi adalah bag. Fetus yg terletak paling kaudal (inferior) dari jalan lahir, yaitu bagian presentasi (
presenting part). Bagian presentasi itu adalah bagian yang diraba melalui serviks pd pemeriksaan vagina. Tau kan
maksudnya..? jadi dibedain bag.presentasi dgn presentasi…. Kalo presentasi itu apa yang paling pertama nyentuh
proksimalnya jalan lahir, sedang bagian presentasi(presenting part) adl yang kita raba melalui serviks. Misal
presentasinya itu muka… nah yang jadi bag.presentasi itu bisa hidung, atau bibir… trus, bag. Presentasi itu akan
menentukan presentasi… misalnya tadi presentasi muka, kita meraba hidung, berarti kita bisa mengira-ngira bahwa
presentasinya itu muka, tapi presentasi muka sering disalah artikan jd presentasi bokong,.. kata dokternya karena
sensasi nyentuh bag.bibir hampir sama seperti bokong… nah, presenting part juga dikenal dengan istilah
denominator..
LETAK LONGITUDINAL sedang jika ubun-ubun kecilnya di jam 12 menandakan
a. Presentasi kepala kelahirannya maju. Adapun syarat kelahiran vaginal
 Belakang kepala (prebelkep, occiput presentation) adalah presentasi belakang kepala dan muka (namun
Biasanya kepala berfleksi tajam, sehingga dagu disarankan untuk presentasi muka secara SC). Nah…
menempel pada dada. Pada keadaan ini ubun2 kecil sekarang ke posisi ya….
(fontanella oksipitalis) merupakan bagian
presentasi. Terjadi pada 95% kelahiran normal Posisi adalah hubungan antara denominator
 Puncak kepala(sinsiput presentation) terhadap bidang pada jalan lahir. Intinya, posisi
Terjdi jika sikap kepala fetus defleksi ringan, maka yg menunjukkan dimana letak denominator ketika fetus
jd presentasi adlh fontanel anterior (ubun2 besar) keluar melewati jalan lahir, apa didepan, di belakang,
atau bregma shg disebut presentasi sinsiput kanan, kiri… atau bahkan ada yang dikiri depan, jelasnya
 Dahi (brow presentation) kita lihat penjelasan dibawah yuk….
Tjd jika sikap kepala feus defleksi moderate  Pada presentasi vertex (occiput): LOT (left occipito
 Face (face presentation) transversal) pada saat dijalan lahir, denominatornya
Tjd jika sikap kepala fetus defleksi maksimal. Pada occiput yang kiri dan melintang terhadap jalan lahir,
presentasi muka, yang jd denominator adalah dagu. ROT (right occipito tranversal) artinya,
b. Presentasi Bokong (PresBo) denominatornya occiput yang kanan dan melintang
 Presbo Sempurna (bokong-kaki sempurna/complete terhadap jalan lahir atau LOA(left occipito
breech) anterior),artinya denominatornya adl occiput kiri
Dimana, paha dpt fleksi diabdomen & tungkai bawah depan pada jln lahir, RCA(right chin anterior), dimana
menekuk trhdp paha denominatornya adl dagu kanan depan pada jalan
 Presbo Murni (Frank breech/bokong murni) lahir dan yang jarang adalah, LOP (left occipito
Dimana, paha fleksi & tungkai bawah ekstensi posterior) and ROP (right occipito posterior) adl
dibagian depan badan denominatornya ociput kanan (ROP)/ kiri (LOP), tapi
 Presbo Tak Sempurna (Footlink breech/incomplete posterior trhadp jalan lahir… kan susah bagi janinnya
breech) ketahan pas defleksi malah kena os coccigys-nya…
Dimana, yg mjd bagian paling bawah adlh satu atau bisa dipahami kan teman… ☺
kedua kaki, atau satu atau kedua lutut
 Pada presentasi bokong (sacrum): LST (left sacralis
LETAK LINTANG (TRANSVERSAL) ATAU OBLIK transversal), artinya pada presentasi bokong,
a. Presentasi bahu denominatornya adalah os sacrum yang kiri dan
b. Presentasi punggung melintang terhadap jalan lahir. RST (right sacralis
transversal) , artinya denominatornya adl os sacrum
PRESENTASI MAJEMUK : terdapat lebih dari 1 organ kanan dan melintang terhadap jalan lahir. LSA (left
fetus dijalan lahir. sacralis anterior) artinya, denominatornya adl os
a. kepala dan tangan sacrum kiri depan pada jalan lahir, dan LSP (left
b. kepala dan kaki, dll sacralis posterior) artinya sama seperti
Pada presentasi belakang kepala, denominatornya sebelum2nya.. denominatornya itu os sacrum yang
adalah ubun-ubun kecil yang biasanya terletak di jam 9. kiri belakang pada jalan lahir
Jika terletak di jam 6, artinya kelahirannya tidak maju,

 Pada presentasi muka, dagu menjadi denominatornya.


HUBUNGAN SIKAP PRESENTASI, DIAMETER KEPALA DAN DENOMINATOR
SIKAP PRESENTASI DIAMETER KEPALA TITIK PETUNJUK
Fleksi maksimal Belakang kepala Suboksipito-bregmatika UUK (occiput)
Defleksi ringan Puncak kepala Fronto-oksipitalis Puncak kepala (vertex),
UUB (sinsiput), UUK
(occiput
Defleksi sedang Dahi Vertikomental Glabella
Defleksi maksimal Muka Submento-bregmatika Dagu

SYNCLITISM & ASYNCLITISM


Adalah suatu proses yang terjadi ketika kepala masuk panggul. Proses tersebut dibedakan mjd 3, yaitu:
1. Anterior asynclitismus: biasanya terjadi jika dinding perut ibu sgt kendur, shg janin jatuh kedepan. Kepala masuk
ke panggul dengan os parietal depan lebih dahulu, sutura sagitalis lebih dekat ke promontorium.
2. Normal synclitismus : kepala masuk
dengan leluasa, dimana kepala masuk
panggul dgn sutura sagitalis melintang,
posisi paling sering adl UUK dikiri. Jika
bidang pelvis sejajar dgn diameter biparietal
janin, maka kepala dlm keadaan sinklitisme.
Tepat antara simfisis dan promontorium
promon
terdapat sutura sagitalis. Kedua os parietal sama tinggi dan keduanya masuk panggul dlm waktu y bersamaan.
Sinklitisme terjadi bersamaan dgn engagement, yaitu peristiwa masuknya kpala dalam panggul
panggul. Terjadi pada
minggu ke 36 u/ nullipara & menjelang kelahiran pd multipara. Disebut sudah engaged jika bagian paling bawah
janin berada di Hodge III atau station 0, 0, artinya Diameter Biparietal udah melewati pelvic inlet, jadi bisa
melahirkan pervaginal… ☺
3. Posterior asynclitismus (litzmann’s obliquity):
obliquity): kepala fetus masuk panggul dgn os parietal belakang lbh rendah
drpd yg depan, shg sutura sagitalis lebih dekat ke simfisis & diameter
biparietal terletak miring terhadap bidang pelvis. Hal ini terjadi di sebagian
besar wanita yang uterusnya tidak tegak lurus
l terhadap panggul.

ANTOPOMETRI
Ukuran-ukuran
ukuran diameter kepala bayi yang menentukan di antaranya :
1. suboksipito-bregmatikus
bregmatikus (+ 9.50 cm) : pada persalinan presentasi belakang
kepala
2. oksipito-frontalis
frontalis (+ 11.75 cm) : pada persalinan presentasi puncak kepa
kepala
3. oksipito-mentalis
mentalis (+ 13.50 cm) : pada persalinan presentasi dahi
4. submento-bregmatikus
bregmatikus (+ 9.50 cm) : pada persalinan presentasi muka
5. bi-parietalis (-+
+ 9.50 cm) : ukuran terbesar melintang dari kepala
6. bi-temporalis
temporalis (+ 8.00 cm) : ukuran antara os temporalis kiri dan kanan

☺ diameter biparietal dijadikan titik acuan apakah janin bisa dilahirkan


melalui vagina atau tidak, jika bisa melewati maka bayi bisa dilahirkan
pervaginal.
☺ diameter kepala bayi pada presentasi belakang kepala dan muka sama
dengan
ngan diameter biparietal, shg dapat dilahirkan pervaginal.
Ukuran-ukuran
ukuran sirkumferensia / lingkar kepala bayi :
1. suboksipito-bregmatikus
bregmatikus (+ 32 cm)
2. oksipito-frontalis
frontalis (+ 34 cm)
3. oksipito-mentalis
mentalis (+ 35 cm)
4. submento-bregmatikus
bregmatikus (+ 32 cm)

Alhamdulillah….
Semoga bermanfaat ya teman-teman..
teman teman.. maaf kalo ada yang salah atau sulit untuk dipahami….
Soalnya baru pertama bikin hsc.. ☺
“BERSIKAPLAH SEDERHANA, penuhilah kebutuhanmu sebagaimana mestinya. Sebab, sekali saja engkau meraih
kebutuhanmu lebih dari yg mencukupimu,
mencukupimu, engkau telah menyuburkan benih ketamakan.”

NORMAL LABOR AND DELIVERY


dr. Risanto Siswosudharmo, Sp.OG (K)
Oleh : Naila Amalia
Bismillahirrahmanirrahim..
Halo teman” 2009 yg luar biasa! Hwaa ceppet banget ya, blok 2.1 uda lewat? Gmana ujian minggu kemaren? Jujur
bikin shock berratt ya!!
Berharap yg terbaik, yg penting kita udah usaha. Ya kan, ya kan?hehe =)
Mari kita mulai blok kita yang baru, buka lembaran baru, termasuk hsc yg baru (^^)
(^^),, dg niat dan tekad yg baru, u/
menjadi lebih baik daripada sebelumnya. Semangat bwt menuntut ilmu yg teman2...insyaAllah manfa’at dunia &
akhirat.aamiin ^_^
Pa kabar? Moga sehat semua ya, walo ky’e akhir2 ini qliat banyak yg flu...tetep
semangat kan?
Wew,, uda sepanjang ini ni blom nulis2 materi juga?
Ok, check this out!
<maaf, jujur aku masih bingung mau memulai dari mana. Baru pertama kali
nulis di hsc>

Terminologi yg ga asing lg di blok ini:


1. Kontraksi : kontraksi myometrium (his) yang akan membuat dilatasi
dilatasi cerviks
2. Effacement : memendek atau menipisnya cerviks
3. Dilatasi : melebarnya diameter OUE (ostium uteri eksternum)
4. Presenting part : bagian terbawah fetus yang berada di paling caudal ibu.
Bisa presentasi cephalic (kepala
(kepala occiput, vertex, sinsiput) , breech (
bokong), bahu  kalo letaknya transverse, maupun muka/ dagu kepala kepala
deflexi maksimal, presentasi vertex.
5. Station : bidang transversal jalan lahir. Station 0= setinggi spina ischiadica. +1
menandakan presenting part sudah turun sejauh 1 cm dari spina spina ischiadica,
+2 = turun 2 cm. -1
1 = masih di 1 cm di atas spina, dst.
Ada juga bidang Hodge. Bidang Hodge III= station 0. 0
Hodge I = bidang antara atas simphisis pubis dan promontorium
Hodge II = sejajar Hodge 1, terletak setinggi bawah simphisis pubis
Hodge III= sejajar Hodge 1 n 2, setinggi spina ischiadica
Hodge IV= sejajar Hodge 1,2,3, setinggi art. Sacrococcygea
Tapi station lebih dikenal secara internasional tman2...
Station +5 menandakan kepala janin sudah terlihat di introitus vagina
6. Descent : level presenting part saat penurunan di jalan lahir
(sudah turun sampai bidang mana). Penurunan fetus lah intinya ^.^
7. Lie : hubungan antara sumbu panjang fetus terhadap sumbu panjang
ibu.
8. Posisi : hubungan antara titik denominator dengan bidang jalan lahir
Presentasi vertex : LOT, ROT, LOA, ROA, LOP, ROP
Bokong : LST, RST, LSA, LSP (lihat gambar yaa..)
9. Attitude : hubungan longitudinal kepala & badan fetus

LABOR & DELIVERY 3. Kala 3 :


Labor : semua proses dari onset kontraksi hingga dimulai
keluarnya bayi dan berakhirnya kala IV (+/-
(+/ 2 jam setelah segera
kelahiran plasenta). setelah janin lahir, dan berakhir dengan pengeluaran
Delivery : proses pengeluaran fetus dari rahim ibu. plasenta
senta dan selaput ketuban dari uterus
Termasuk kala 2 labor. 4. Kala 4 : hemostasis, ++- 2 jam setelah ekspulsi
Bisa berupa delivery spontan, assisted (w/ forceps, plasenta.
vacuum)vaginal
vaginal , operasi (SC)abdominal
(SC)
4 kala Labor : Definisi Normal Labor :
1. Kala 1 : dimulai oleh kontraksi uterus dengan 1. Inisiasi spontan
frekuensi, intensitas, dan durasi yang cukup untuk 2. Umur kehamilan 37 37-42 minggu
menghasilkan pendataran dan dilatasi cerviks yang 3. Fetus dalam keadaan longitudinal lie, presentasi
progresif. Selesai saat serviks telah dilatasi lengkap (+-
(+ occiput
10 cm). Membutuhkan 8-12 12 jam pada primigravida, 4. Durasi labor 44-18 jam
dan 6-88 jam untuk multigravida. 5. Delivery melalui vagina
2. Kala 2 : dimulai saat serviks sempurna dilatasi dan 6. Perdarahan melalui vagina
berakhir setelah delivery. Waktu +- + 30 menit. 7. Outcome pregnancy baik

Jadi, untuk mengetahui kapan labor dimulai, harus ada tanda2 dari true labor. Karena kalo si ibu hanya ngrasa
kenceng2 di perut n mules itu belum tentu saat melahirkan
melahirkan tlah tiba. Berikut cara bedainnya:
Perbedaan True labor False labor
Kontraksi uterus Reguler (teratur) Tidak reguler
Interval kontraksi Memendek
emendek Lama
Kekuatan kontraksi Bertambah
ertambah Tidak berubah
Rasa tidak nyaman Di perut dan punggung Hanya di perut bag bawah
Keadaan cerviks Dilatasi
ilatasi Tidak dilatasi
Pemberian sedatif Ga ngefek Ngefek

Keadaan cerviks selama melahirkan :


Ripe : sudah membuka, lunak, effacement (mendatar), posisi lebih ke tengah/depan
Unripe : masih tertutup, keras, tidak mendatar , posisi mengarah ke posterior
Istilah2 laen..
Cincin retraksi fisiologis : batas yg terbentuk akibat menipisnya segmen bawah uterus (SBR) dan bersamaan dengan
menebalnya segmen atas. Gambarny bisa liat di slide y teman2...^^
tem
Cincin retraksi patologik : jika pemendekan SBR terlalu tipis, seperti pada partus macet. Cincin ini sangat menonjol.

KALA 1
Ada 3 divisi, divisi persiapan, divisi dilatasi, dan divisi pelvis. Liat kurva.
Terdiri dari 2 fase :
A. FASE LATEN
Dimulai sejak awal kontraksi uterus reguler yang menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks secara bertahap,
berlangsung saat serviks membuka 0-3 0 cm.
Umumnya, fase laten berlangsung hampir atau hingga 8 jam.
B. FASE AKTIF
- Frekuensi dan lama kontraksi uterus meningkat
meningkat secara bertahap (dianggap adekuat jika terjadi 3 ato lebih
kontraksi dalam 10 menit, dan berlangsung selama 40 detik ato lebih).
- Dari pembukaan 4 cm hingga lengkap 10 cm. Kecepatan rata” 1 cm/ jam (nulipara ato nuligravid) dan 11-2 cm/jam
pada multigravid.
- Terjadi penurunan bagian terbawah janin.
Fase aktif terdiri atas 3 fase : akselerasi, maximum slope, n deselerasi. Kurva menjelaskan segalanya.hehe^
Pada kala 1 ini ibu belum diperbolehkan untuk meneran.

Pemeriksaan yang dilakukan an pada kala I : 3) Cek jika ada chord prolapsus
 Pemeriksaan kontraksi uterus : frekuensi, durasi, Persiapan
intensitas 1) Dorsal lithotomi dengan penyangga kaki
 Fetal heart rate (FHR) : tiap 30 ‘ (uncomplicated) 2) Supinasi dengan flexi, semi
semi-abduksi paha & lutut
dan 15 ‘ untuk fetus beresiko tinggi. Menggunakan fleksi
US Doppler ato CTG (cardiotocography). CTG dapat 3) Kateterisasi, jika kandung kemih mengganggu
merekam FHR feature & menilai kalo terjadi fetal
distress. Tahap delivery bayi dengan presentasi vertex :
 Vital sign ibu: BP, T, RR setiap 4 jam 1. Engagement : Kepala bayi mulai masuk pelvic inlet.
 Px vaginal pertama: dilatasi, ketebalan dan Pada primigravida 36 minggu, kalo multigravida pd
konsistensi cerviks, presentasi, posisi, station, minggu keke-38. Sutura sagital masuk melalui
membran, dan cephalopelvic balance (clinical diameter transversa PAP (occiput di arah jam 3 ato
pelvimetry) ngukur conjugata diagonalis (CD). 9) pada jenis panggul gynecoid, android,
Kalo promontorium teraba berarti panggul tidak platipelloid, tetapi lewat diameter anteroposterior
cukup untuk persalinan normal. pada anthropoid. Masuknya bisa scra sinklitismus
Ukuran normalnya 12,5-13 13 cm. Conjugata vera maupun asinklitismu
asinklitismus.
obstetrica= CD-1,5 cm Sinklitismus = sutura sagitalis tegak lurus dg PAP
 Px vaginal berikutnya: frekuentatif tiap 2-4
2 jam (diantara sacrum n simphisis)
 Oral intake: cegah dehidrasi, terutama pada Asinklitismus = sutura sagitalis mengarah ke
persalinan lama. sacrum ato simphisis <lihat gambar di slide >
 Intravenous fluid & transfusi darah: indikasi kalo 2. Fleksi kepala : dengan fleksi kepala janin memasuki
hyperemesis dan perdarahan ruang panggul dg ukuran yg pa paling kecil, yaitu
 Analgesia: indikasi pada keadaan pasien gelisah, dg diameter suboksipitobregmatikus (9.5 cm) dan
interval 2-4 jam. sirkumferensia suboksipitobregmatikus (32 cm)
sampai di dasar panggul kepala janin berada dalam
KALA 2 keadaan fleksi maksimal.
Gejala & tanda kala II persalinan (t’tmbh dr buku IKSP 3. Descent : fetus mulai turun.
jg) : 4. Internal rotation : akibat kombinasi elasti
elastisitas
a. Ibu merasa ingin meneran bersamaan
bersama terjadinya diafragma pelvis dan tekanan intrauterin yang
kontraksi disebabkan oleh his yang berulang
berulang-ulang. Occiput
b. Ibu merasa ada peningkatan tekanan rektum dan/ mutar ke arah jam 12 untuk nyesuaikan dg mid
vagina pelvis.
c. Perineum nonjol 5. Descent again
vagina & sphincter ani membuka
d. Vulva-vagina 6. Crowning : distensi vagina saat kepala sudah
e. Meningkatnya pengeluaran lendir bercampur muncul di introitus vagina (selebar 33-4 cm).
darah 7. Episiotomi (bila perlu)
f. Dilatasi anus 8. Ekstensi kepala
g. Vomiting 9. External rotation : bahu mutar secra
h. Ruptur membran anteroposterior buat bisa lewat, shg kepala balik
lagi ke posisi sebelum putar paksi dalam.
Bimanual (Vaginal) examination : 10. Melahirkan bahu anterior, lalu posterior
1) Mengecek sejauh mana dilatasi cerviks 11. Kelahiran badan. Kaki= trochanter depan dulu baru
2) Penentuan : station, posisi denominator yg belakang
12. Klem 2 sisi plasenta cord pada jarak 5-10 cm, KALA 4
potong di tengah, lalu diikat • Monitor vital sign, kontraksi uterus, dan kontrol
13. Berikan bayi kepada perawat perdarahan
• Menjahit episiotomi
KALA 3
 Delivery placenta, manajemen aktif Jadi kangen mama..^^
 Bisa dibantu dengan pemberian oxytocin 10 IU semoga kita termasuk anak sholeh-
atau 3 tablet misoprostol 200 mg peroral/ sholehah..aamiin..
perrectal segera setelah kelahiran fetus. maaf kalo ga lengkap, semoga bisa
 Lakukan kateterisasi jika vesica urinaria penuh mnjadi trigger u/ q & teman2 smwa..
 Amati tanda2 separasi plasenta Alhamdulillah..selesai.... kritik &
 Periksa jangan sampai ada kotiledon yg sarannya taktunggu teman2...
tertinggal bisa memicu perdarahan
 Bisa jg dibantu dg methylergonovin maleat 0.3 mg ^Kasih ibu kepada beta tak terhingga
i.m. sepanjang masa
 Massage pada fundus Hanya memberi tak harap kembali bagai
sang surya menyinari dunia^

PASSAGE OF LABOR
Kuliah dari dr. Ahsanudin Attamimi, Sp.OG
by : Tari

Sebelumnya, perkenalkan aku Tari. Senang berjumpa teman2 09 pada hsc 2.2 ini. Aku baru muncul ni di per-hsc-an.
Semoga dapat diterima dengan baik oleh teman2. Ok, sebelum memulainya, baca doa dulu ya supaya apa yg kita
pelajari nyanthol dan ga sia-sia. Bismillahirrahmannirrahim…… Amin. Let’s go,cap cus..
Lecture ini itu tahun lalu tentang persalinan per vaginal dengan tindakan. Nah, sekarang tentang faktor passage
(pelvis) jadi cenderung ke anatomi gitu.
Faktor persalinan ada 3 yang sudah kita ketahui definisinya. Faktor2 ini ada persyaratannya seperti :
1. Passage : cukup luas
2. Passanger : cukup kecil
3. Power : cukup untuk mendorong
Ketiga faktor ini saling berkaitan, contohnya kalau passage nya terlalu kecil dan passangernya terlalu besar akan sulit
lahir yang dinamakan disproporsi kepala-panggul.
Jalan lahir (passage) itu ada : tulang, cervix (bagian dari uterus), dan vagina, perineum. Itu tadi yang lahirnya per
vaginal. Mari kita bahas satu persatu.
1. Tulang (ossa pelvis) yang berperan adalah os. sacrum, os. pubis, os ischi. Tulang ini berfungsi untuk menopang
tubuh dan tentunya sebagai jalan lahir. Tulang panggul ada beberapa bentuk misal ginekoid, android, antropoid,
dan platipeloid.
2. Cervix
Pasien bisa lho melihat cervix uterinya saat pemeriksaan ginekologis dengan menggunakan suatu alat yang disebut
colposcopy, dengan sebelumnya memasang speculum dan kamera yang ditampilkan di layar. Fungsi cervix adalah
sebagai penutup uterus supaya bayi tidak keluar. Cervix terbuka saat partus yang normalnya 37-42 minggu karena
proses inisiasi persalinan. Cervix saat bukaan lengkap menjadi tidak teraba karena cervix terdiri dari jaringan ikat
kolagen. Kolagen ini dilisiskan oleh kolagenase. Prostaglandin merangsang keluarnya kolagenase. Begitu bayi sudah
lahir, maka cervix akan menebal kembali.
Sebagian besar waktu persalinan itu menunggu pembukaan cervix. Lama persalinan kan 4-18 jam. Kalau <4 jam
dinamakan partus pesipitatus, kalau >24 jam dinamakan partus lama.
3. Vagina dan perineum atau sering disebut hiatus genitalis
Fungsi dari vagina ini adalah sebagai jalan haid dan pengeluaran sperma. Pasif dilatasi saat bayi lahir adalah sekitar
3-10 cm, sesuai presentasi kepala belakang (suboccipitobragmatica). Di vagina ini akan terjadi putar paksi. Saat
keluar, kepala bayi akan defleksi.
Perineum merupakan bagian dari vulva. Area perineum adalah dari orificium vagina sampai ke anus. Perineum ini
sering berubah, yaitu robek karena tidak bisa dilatasi.

Distokia faktor passage adalah suatu kondisi dimana passage ini tidak bisa dilewati utamanya oleh kepala. Passage
harus lebih besar daripada janin, kalau passanger yang lebih besar maka harus dilakukan seksio sesaria. Distokia faktor
passage ini bisa karena panggul yang sempit, ada tumor menutupi passage. Nah, pada seksio sesaria, incisi dilakukan
pada dinding abomen depan.

Kemudian, kenapa persalinan pada manusia itu lebih sulit daripada hewan? Faktanya adalah kepala bayi lebih besar
daripada pelvis ibunya pada manusia. Manusia dengan bipedal (kalau hewan->quadripedal), sehingga lingkar pelvisnya
lebih kecil. Manusia juga paling besar volume otaknya sehingga bisa beradaptasi terus-menerus tetapi kerugiannnya
jadinya sulit lahir dalam persalinan. Karena lebih besar,maka ada mekanisme adaptasi :
 Moulase kepala janin : ada ubun2 besar ada ubun2 kecil, sehingga antar tulang bisa overlap sehingga lagi lingkar
kepala jadi lebih kecil.
 His dan Hejan perut ibu : his pada kala 1, pada kala 2 ditambah hejan perut ibu.
 Robekan vagina dan perineum : jadi cervix tidak pernah robek karena bisa dilatasi.
Trus kalo adaptasi ga berhasil gimana?? Ada yang sudah moulase, udah his dll tapi tetap tidak mau lahir. Maka kalau
hanya faktor tenaga, akan dilakukan assisted vaginal delivery. Kalau ruangannya cukup dan kepala tidak terlalu besar,
maka bisa dibantu dengan ditarik (kayak mobil mogok gitu,haha. Karena powernya yang kurang). Tapi kalau karena
jalannya ga cukup, harus dilakukan seksio sesaria. Itulah prinsipnya. Jadi dilihat dulu distokia karena apa, apakah
karena faktor passage-passanger ataukah faktor powernya.

Kalau kala II belum lahir maka dilakukan operative  More bruising of fetal face in forceps (ini aku ga tau
delivery yaitu : artinya jadi aku tulis inggris nya aja ya)
1. Vaginal dengan ekstraksi vakum/forseps  Tidak ada perbedaan kalau tentang perkembangan
Indikasinya : kala II tidak maju/lama karena hejan anak
perut ibu tidak baik  Forceps bisa digunakan pada presentasi muka dengan
Kontraindikasi : karena disproporsi kepala-panggul, dagu anterior dan after coming head in breech
malpresentasi (presentasi yang normal : belakang presentation.
kepala), atau panggul sempit Gambar, jenis, bagian2, dan cara pengaplikasian forceps
Syarat : pembukaan lengkap, presentasi kepala (kalau dan vacuum bisa ditonton dari video yang udah diberikan
presentasi bokong ga bisa divakum), ketuban sudah dr. Ahsan ya..
pecah atau dipecahkan, panggul tidak sempit dan
kepala di Hodge III-IV 2. Abdominal dengan seksio sesaria
Tapi teknik ekstraksi ini ada kerugian/komplikasinya : Ini tu melahirkan janin hidup melalui insisi dinding
 Laserasi kulit kepala (scalp) abdomen dan uterus.
 Bekas tanda forceps Dengan indikasi : janin besar, panggul sempit,
 Cephal hematoma, intracranial hemorrhage, plasenta previa, riwayat seksio sesaria, gagal induksi
conjunctival hemorrhage dan gawat janin.
 Luka pada nervus facial
 Komplikasi distokia bahu : fraktur klavikulafractur of Huah..selesa, segini dulu ya. Kalau ada yang salah2,
clavicula, erbs palsy, kematian fetal kabar2i ya. Semoga bermanfaat. Oh ya, sebelumnya ni
ada joke singkat (haha,kayak pojok hsc aja sih).
Nah, kalo vakum dibanding forceps ada perbedaannya Q : Pintu apa yang didorong-dorong sama 10 orang
nih : nggak bakal terbuka?
 Lebih menyebabkan trauma maternal pada forceps A : Pintu yang ada tulisannya "TARIK"
 Vakum lebih menyebabkan distokia bahu dan fetal
cephal hematoma
bismillahirrahmanirrahim
Power During Labor
by Nisa
based on lecture dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG., dan sedikit tambahan dari Ilmu Kebidanan Sarwono
Prawirohardjo

Hwaaaaa HSC pertama nih >.< *belum2 udh curcol, bzzzztttt -.- * terimakasih buat bujukan mas editor yang sangat
persuasif, mulai blok ini aku jadi di HSC, hehehe :P *peace, Vale ^^v* eniwei, daripada nge-junk gak penting kayak gini,
yuk siapin tenaga kita buat mengejan, uuuuppsss maksudnya ayo mulai cakulnya… wkwkwk :P *geje bgt -.-*

Labor, atau persalinan, merupakan semua proses dari cepat, rata-rata 4-5 jam fase laten dan 2 jam fase
onset kontraksi sampai 2 jam setelah kelahiran plasenta. aktif.
Nah, ada 4 faktor yang berpengaruh pada persalinan, Pada fase laten, dilatasi cervix berlangsung dengan
yaitu: lambat, selama 6-8 jam itu cervix membuka sampai 3
• Passage/Pelvis (jalan lahir) cm. Setelah itu akan memasuki fase aktif, dimana
• Passanger (fetus) dilatasi cervix terjadi dengan sangat cepat, dalam
• Power (Tenaga) waktu 4 jam akan berdilatasi sampai 10 cm. Jadi,
• Psychological conditions ibu kecepatan dilatasinya juga cepat, yaitu 1,2cm/jam
(Kalo kata dr. Risanto ada 5P, tambahan satunya lagi pada nullipara dan 1,5cm/jam pada multipara. Fase
adalah Plasenta) aktif ini terbagi lagi menjadi 3, yaitu acceleration,
Nah, yg dibahas di lecture ini khusus tentang maximum slope, dan decceleration. Saat akselerasi,
power/tenaganya aja. Sebelum bahas tenaga pada kecepatan dilatase cervix meningkat, dan kecepatan
persalinan itu gimana, kita musti tau dulu, apa aja sih yang terbesar adalah saat maximum slope. Pada
tahapan-tahapan dalam persalinan, biar kita tau apakah deselerasi masih terjadi dilatasi tetapi kecepatannya
progress persalinan si ibu itu baik atau enggak. Ada 4 menurun dibanding saat akselerasi dan maximum
tahap dalam persalinan, yaitu: slope.
• Kala I Setelah cervix membuka lengkap 10 cm, maka akan
Pada kala I ini terjadi dilatasi cervix, dimulai dari masuk ke Kala II
onset kontraksi sampai saat cervix sudah terbuka • Kala II
maksimal yaitu 10 cm. Pada nullipara, Kala I ini Kala II ini adalah saat ekspulsi bayi. Kala II inilah yang
berlangsung rata-rata selama 10-14 jam, terbagi dinamakan delivery atau kelahiran. Normalnya, pada
menjadi fase laten selama 6-8 jam dan fase aktif nullipara kala II ini rata-rata berlangsung selama 1
sekitar 4 jam. Kalau pada multipara, durasinya lebih jam dan maksimal 2,9 jam. Pada multipara rata-rata
0,5 jam dan maksimal 1,1 jam.
• Kala III terperangkap dalam uterus. Jika kala III erlangsung
Kala III adalah saat plasenta terlepas dari uterus dan >30 menit akan beresiko terjadi retensi p plasenta,
lasenta,
dilahirkan, atau ekspulsi plasenta. Normalnya kala III yaitu kondisi dimana plasenta belum lahir 1 jam
ini tidak boleh lebih dri 30 menit karena dalam 1 jam setelah janin lahir.
setelah melahirkan cervix akanak menutup sampai • Kala IV
hanya bisa dimasuki 3 jari (sekitar 3-4
3 cm), sehingga Kala IV merupakan periode hemostasis/ penghentian
kalau dalam 30 menit plasenta tidak keluar maka perdarahan, berlangsung sampai 2 jam setelah
cervix bisa keburu nutup dan plasenta bisa ekspulsi plasenta.

Pernapasan Selama Persalinan


Selama kontraksi ataupun mengejan, pernapasan ibu harus diatur agar tidak terlalu lelah saat mengejan. Ada
beberapa teknik pernapasan, antara pernapasan pada awal persalinan, pernapasan selama kontraksi, pernapasan
untuk menghindari mengejan/pushing,
mengejan/ dan pernapasan saat mengejan.
• Pernapasan pada awal persalinan/Kala I/ early breathing
Focused breathing merupakan salah satu cara untuk berkonsentrasi pada cara
bernapas dan mengalihkan perhatian dari nyeri persalinan. Pernapasan pada
awal persalinan adalah pernapasan yang normal atau pelan. Caranya, saat
kontraksi mulai, pusatkan perhatian pada satu titik fokus (gambar, orang, apa
aja) lalu ambil 2 napas dalam, ambil lewat hidung dan keluarkan lewat mulut
secara perlahan. Selama kontraksi, napas dengan kecepatan yang lambat, kira2
6-9
9 kali per menit. Pada akhir kontraksi diakhiri dengan napas
napas dalam. Terus
bernapas seperti ini. Saat ibu merasa pernapasan pada awal persalinan (early
breathing) ini tidak cukup membantu, maka beralih ke teknik active breathing
breathing.

• Pernapasan selama kontraksi/fase aktif (active breathing)


Ambil napas dalam pada awal kontraksi, relaks dan puatkan perhatian pada titik
fokus, lalu inhalasi lewat mulut, akan terdengar suara “Hee”, diikuti 2 kali
ekshalasi, lewat mulut, “haa haa”, teruskan pola napas “hee ha ha” sampai
kontraksi berakhir. Pada akhir kontraksi, ambil napas
n dalam lagi dan rileks.

• Pernapasan untuk menghindari pushing/pernapasan transisi


Jika ibu merasa ingin mengejan sebelum waktunya, maka bisa bernapas lewat
mulut dengan cepat (panting
panting).
). Ini akan menghentikan ibu dari
mengejan/mendorong pada puncak kontraksi,
kontraksi, tetapi hanya untuk jangka
waktu yang pendek.

• Pernapasan saat mengejan


Saat dilatasi cervix sudah maksimal dan ibu siap mengejan, maka bisa dilakukan
bimbing pernapasan.
Bimbing pernapasan diawali dengan 2-3 2 3 napas dalam, yang terakhir ditahan,
sambil
bil kemudian letakkan dagu pada dada, pegang lutut dan mulai mengejan
selama pembimbing pernapasan menghitung sampai 10 dengan pelan. Pada
hitungan ke-10,10, keluarkan napas, lalu ambil napas dalam lagi, tahan dan
mengejan lagi. Ulangi tipe napas ini dengan mengejan
m 2-3x
3x tiap kontraksi.
Akhiri kontraksi dengan napas dalam dan rileks sampai kontraksi selanjutnya.

Nah, persalinan ini tidak selalu normal, bisa patologis, persalinannya sulit.
Persalinan yang sulit ini disebut distosia. Berdasarkan penyebabnya, distosia
stosia ini
bisa dibagi menjadi 3, yaitu:
• Kelainan tenaga/ kelainan his (power factor)
• Kelainan janin (passanger factor)
• Kelainan jalan lahir (passage factor)
Yang kita bahas disini cuma yang pertama aja, yaitu kelainan tenaga dalam persalinan.
Faktor tenagaa yang berperan dalam persalinan bisa dibagi menjadi 2, yaitu pushing power (kekuatan mengejan)
dan kontraksi uterus.. Kontraksi uterus dikatakan baik dan efektif jika kontraksinya bersifat simetris dan fundal
dominant. Yang dimaksud fundal dominant adalah fundus uteri berkontraksi lebih dahulu dan lebih kuat, baru
kemudian ke bagian tengah uterus tetapi tetap dengan kontraksi yang tidak sekuat fundus uteri. Kontraksi yang
abnormal dapat disebabkan karena kontraksi yang terlalu kuat, terlalu lemah lemah, atau kontraksi yang tidak
terkoordinasi.
Etiologi: Kelainan his terutama ditemukan pada primigravida, khususnya primigravida tua. Pada multipara, lebih
banyak ditemukan inersia uteri. Faktor lain yang mungkin berperan adalah faktor herediter dan emosi. Seb
Sebab
ab lainyang
penting, khususnya pda inersia uteri, adalah karena bagian bawah janin tidak berhubungan rapat dengan segmen
bawah rahim (SBR), misalnya pada malpresentasi atau DKP. Sebab lain bia juga karena kelainan bentuk uterus,
misalnya uterus bikornis unikollis.
ikollis.
Terus gimana caranya kita bisa tau persalinannya itu persalinan. Yang dicatat dan diamati di partogram ini
normal atau nggak? Untuk diagnosis awal, kita bisa antara lain:
memakai partogram untuk mengetahui progress
• Dilatasi cervix, mulai dicatat saat pembukaan 4 cm • Urin ibu: volumenya, ada protein dan aseton atau
(fase aktif Kala I) tidak
• Kontraksi, dicatat tiap 30 menit; palpasi dalam 10 • Pemberian oksitosin atau obat lain pada ibu
menit, catat durasi kontraksi dalam detik, apakah <20 • Cairan amnion
detik, antara 20-40 detik, atau >40 detik. • Penurunan kepala fetus
• Vital sign ibu, seperti tekanan darah, denyut nadi, dan • Detak jantung janin
suhu tubuh
Pada diagram dilatasi cervix di partograf ini terdapat Kembali ke distosia tenaga. Seperti yang sudah
2 garis, yaitu garis waspada (alert) dan garis tindakan disebutkan di atas, kontraksi yang abnormal bisa
(action) yang sejajar dengan garis waspada dengan jarak disebabkan karena kontraksi terlalu kuat, terlalu lemah,
4 jam (8 kotak; tiap kotak=30 menit). Jika grafik dilatasi atau tidak terkoordinasi. Ada beberapa jenis kelainan,
cervix ibu mencapai garis tindakan, ini berarti perlu antara lain inersia uteri, hypertonic uterine contraction,
segera diambil tindakan pada ibu dan janin tersebut dan inkoordinasi uteri.
tergantung kondisinya, misalnya tindakan operasi caesar,
vaginal operatif, dll.
Inersia uteri
o Power lemah, pendek, interval antar kontraksi panjang
o Tetap ada dominasi fundus, tetapi tidak efektif (karena power yang lemah), sehingga ibu tidak merasakan nyeri
o Terbagi menjadi inersia uteri primer dan inersia uteri sekunder. Disebut inersia uteri primer jika kelainan ini
timbul sejak awal persalinan. Jika awalnya kontraksi sudah berlangsung dengan baik dan kuat untuk waktu yang
cukup lama, tetapi kemudian terjadi inersia uteri, ini yang dinamakan inersia uteri sekunder.
o Penanganan: pada inersia uteri primer, dilakukan induksi. Jika dilakukan pada inersia uteri sekunder, disebut
stimulasi/augmentasi.

Induksi. Ada 3 metode induksi, yaitu:


♦ Alami ◊ Laminaria: dari tumbuhan yang jika terkena air sangat
◊ Stimulasi puting: bisa memicu kontraksi rahim hidroskopis memuaipembukaan cervix
◊ Hubungan seks: prostaglandin dalam semen dapat memicu prostaglandin alami pelunakan jalan lahir
melunakkan jalan lahir dan memicu kontraksi dan kontraksi uterus
◊ Membrane stripping: melakukan usapan di sekitar ♦ Kimiawi
cervix portio vaginalis, jika cervix sudah pembukaan 1 ◊ Non-hormonal
cm, jari bisa masuk. Usapan ini akan merangsang ♣ Rumput fatima: mengandung senyawa yang mirip
timbulnya prostaglandin alami yang bisa melunakkan oksitosin
jalan lahir dan memicu kontraksi rahim ♣ Obat tradisional
◊ Amniotomi: membran amnion dipecah ♣ Enema
◊ Akupunktur/ akupressure: penusukan/ penekanan ♣ Castor oil
pada titik-titik tertentu di tubuh bisa memicu ◊ Hormonal
kontraksi rahim ♣ Oksitosin
♦ Mekanik ♣ Prostaglandin-E2 (PG-E2), Misoprostol (analog PG-E1)
◊ Balloon cathether: balon ini dimasukkan ke ostium ♣ Relaxin
uteri externa, lalu diisi air 30-40cc balon akan ♣ Nitric Oxide
mengembang dan menimbulkan pembukaan ♣ Mifepriston
memicu munculnya prostaglandin alami pelunakan
jalan rahim dan kontraksi uterus

Setelah diagnosis inersia uteri ditetapkan, harus diperiksa keadaan cervix, presentasi & posisi janin, turunnya kepala
janin dalam panggul, dan keadaan panggul. Jika ada DKP, sebaiknya seksio sesaria. Jika kepala janin sudah masuk ke
dalam panggul, ibu bisa diminta berjalan-jalan, terkadang ini bisa menyebabkan kontraksi menjadi lebih kuat dan
persalinan selanjutnya berjalan lancar.
Jika diobati dengan oksitosin, 5 satuan oksotosin dimasukkan dalam larutan glukosa 5% dan diberikan secara infus
intravena dengan kecepatan tetes ±12 tetes/menit, yang perlahan-lahan dapat dinaikkan sampai 50 tetes/menit. Jika
50 tetes/menit tidak membawa hasil yang diharapkan, maka tidak ada gunanya memberi oksitosin dalam dosis yang
lebih tinggi. Dalam infus oksitosin, harus diawasi kekuatan dan kecepatan his, dan denyut jantung janin (DJJ). Jika
kontraksi uterus berlangsung lebih dari 60 detik, atau DJJ menjadi cepat atau lambat (jadi takikardi atau bradikardi),
maka infus harus dihentikan.
Syarat induksi:
 Indikasi harus jelas
 Ada informed consent
 Konfirmasi umur kehamilan
 Penilaian ukuran janin dan presentasi
 Penilaian panggul
 Penilaian cervix (dengan Bishop’s score)
 Ada penolong persalinan terampil
Bishop’s score
SKOR 0 1 2 3
DILATASI 0 1-2 3-4 >4
PENDATARAN 0-30% 40-50% 60-70% >80%
STASION -3 -2 -1/0 +1,+2,+3
KONSISTENSI Kaku sedang lunak -
POSISI posterior mid anterior -
Untuk nullipara, skor minimal 7, sedangkan untuk multipara skor minimal 5. jika skor Bishop kurang dari batas minimal
tersebut, induksi bisa gagal, dan dilakukan seksio sesaria. Jika cervix masih menutup dan sangat kaku, bisa diberikan
terapi hormonal terlebih dahulu unuk melunakkan cervix. Jika cervix sudah lebih lunak, bisa digunakan balloon
cathether.

Kontraindikasi Induksi
Maternal
♦ Absolut
o Disproporsio kepala-panggul (DKP) berat. Jika panggul o Jaringan parut pada uterus: dapat mengganggu
ibu sempit atau kepala fetus besar, yang kontraksi uterus, karena walaupun diinduksi, ada
menyebabkan kepala fetus tidak cukup untuk bagian uterus yaitu pada jaringan parut tsb yang tidak
melewati jalan lahir, induksi tidak boleh dilakukan berkontraksi.
o Plasenta previa. Plasenta menutupi jalan lahir. o Riwayat SC 2x
o Riwayat SC klasik (SC dengan arah irisan membujur) o Kanker cervix
o Hipersensitif terhadap agen induksi
♦ Relatif
◊ SC 1x
◊ Panggul sempit. Kalau panggul ibu sempit tapi masih bisa dilewati bayi maka masih ada kemungkinan bisa
dilakukan induksi
◊ Penyakit maternal Resiko Induksi
 jika gagal harus dilakukan seksio sesaria
Fetal  hiperstimulasi uteri, ruptur uteri
♦ Absolut  fetal distress, fetal death
◊ Herpes genitalis aktif  infeksi intrauterin sepsis
◊ HIV yang tidak diobati  iatrogenic labor (persalinan prematur)
◊ Letak lintang  Partus presipitatus/dysfunctional labour
◊ Vasa previa  Risiko persalinan vaginal operatif, trauma jalan lahir dan janin,
perdarahan post partum
◊ Hidrosefalus
◊ JTL
♦ Strong Relative Contraindication: Presentasi bokong

Keberhasilan induksi
Induksi dikatakan berhasil jika terjadi dilatasi cervix Augmentasi/Stimulasi untuk Inersia Uteri Sekunder
progresif dan akhirnya persalinan vaginal normal,  Dosis awal oksitosin 1 - 2 mU / min
dengan durasi 12-24 jam, meskipun ada juga yang  Interval dinaikkan setiap 30 min.
mentolerir fase laten yg lebih lama. Induksi tidak  Dosis kenaikan 1 - 2 mU
mempengaruhi cara persalinan, derajat trauma  Dosis biasa utk persalinan yg baik 8 - 10 mU / min.
perineal, keberhasilan menyusui, dan skor APGAR.

Kekuatan kontraksi dg oksitosin bergantung pada dosis oksitosin dan sensitivitas uterus terhadap oksitosin.
Efek samping oksitosin:
Efek Samping Mekanisme Pencegahan
Hipoksia janin Hiperstimulasi Dosis tepat
Ruptur Uterus Hiperstimulasi Dosis tepat
Intoksikasi Air Efek pembawa Batasi cairan
Hipotensi Vasodilatasi Dosis rendah

Hypertonic uterine contraction perineum. Bahaya bagi bayi adalah perdarahan


o His terlalu kuat dan terlalu efisien, menyebabkan intrakranial karena bagian tersebut mengalami
persalinan singkat. tekanan yang kuat dalam waktu yang singkat.
o Bisa menyebabkan:  Tetania Uteri
 Partus Presipitatus Dapat disebabkan oleh oksitosin yang berlebihan.
Partus sangat cepat, selesai dalam waktu <3jam. Sifat Karena oksitosin berlebih, terjadi kontraksi yang kuat
his normal, ada dominasi fundus, kelainannya terletak dan terus menerus gangguan sirkulasi plasenter
pada kekuatan kontraksi yang terlalu besar. kematian janin. Penanganannya adalah dengan
Bahaya bagi ibu adalah tejadi perlukaan luas pada menghentikan pacuan.
jalan lair, khususnya cervix uteri, vagina, dan
Inkoordinasi uteri Penanganannya dengan mengontrol emosi ibu dan
Sifat his berubah; his kuat, tonus otot uterus meningkat, mengurangi tonus otot uterus. Untuk menurunkan
tetapi tidak sinkron, tidak ada koordinasi antara kontraksi uterus, digunakan tocolytic agent, yang
kontraksi bagian atas, tengah, dan bawah rahim, merupakan beta adrenergic agonist, misalnya terbutalin,
menyebabkan his tidak efisien. bisa diberikan secara subkutan (0,25mg) ataupun
Tonus otot yang meningkat menyebabkan rasa neri yang intravena (0,125-0,25mg).
lebih keras dan lama bagi ibu, sehingga ibu akan merasa
gelisah dan kesakitan, juga dapat menyebabkan hipoksia Yaaaay akhirnya selesaiii XD karena ini pertama kalinya
pada janin. Tidak ada kemajuan dalam pembukaan cervix bikin HSC, pasti ada yg kurang, atau aneh dll.. mohon
karena cervix kaku. kritik & sarannya ya... yoroshiku onegaishimasu! ^^
Inkoordinasi uteri dapat disebabkan oleh faktor “A painless lesson is one without any meaning,”—
psikologis ibu (takut, kuatir, gelisah, dsb), myoma uteri, Full Metal Alchemist
kelainan bentuk uterus, dsb.

AnteNatal and IntraPartum Fetal Monitoring


Dari kuliah dr. Diah Rumekti H. ,Sp.OG(K).
Norwitz E.R, and Schorge J. 2007.Obstetrics and Gynaecology At a Glance 2nd Edition.
Cunningham F.G., Leveno K.J., Bloom S.L.,Hauth J.C., Gilstrap L.C.,2005. Williams Obtetrics 22nd Edition.McGraw-Hill,
New York.
By  Nardi

Tujuan dari antepartum atau yg lebih akrab Amniotic fluid volume assesment  Penilaian cairan
disapa Antenatal dan intrapartum fetal monitoring itu amnionic telah menjadi komponen integral dalam
untuk melakukan pengawasan kesejahteraan janin, biar penilaian antepartum kehamilan berisiko kematian janin.
janin ini benar-benar siap dan dalam kondisi sehat Hal ini didasarkan pada alasan yang mengalami
walafiat ketika sudah waktunya untuk lahir. Pengawasan penurunan perfusi uteroplasenter dapat mengakibatkan
terhadap janin selama kehamilan baik yang normal berkurangnya aliran darah janin ginjal, penurunan
maupun yang tidak normal. Yang dikerjakan pada produksi urin, dan akhirnya, Oligohydramnios.
monitoring ini adalah:
Location Morfologi janin
Penentuan lokasi apakah janin yang dikandung si Ibu Biophysical Profile
hamil berada didalam rahim atau diluar rahim (i.e: Biophysical Profile adalah sistem penentuan skor
kehamilan ektopik). Kalo janin ada diluar rahim berarti sonografi yang dirancang untuk menilai kesehatan janin.
kehamilannya abnormal. Variabel yang dinilai dalam profil Biofisik ini, meliputi:
Viability
Kemampuan janin untuk bisa bertahan hidup diluar Non-Stress Test Merupakan perubahan pola
rahim. Maksudnya apakah janin ini mampu bertahan kecepatan denyut jantung janin sejalan waktu.
hidup ketika nanti sudah lahir atau mengalami proses Perubahan tersebut dapat mencerminkan kematangan
kelahiran. Dokter bisa mengetahui viabilitas ini dengan sistem saraf otonom Janin. untuk mengetahui Fetal Heart
pemeriksaan antenatal care dengan menilai kecacatan Rate Acceleration. NST ini tes yang noninvasif dan ga
janin saat trimester kehamilan. ribet dan ga mahal.
Number
Mengetahui jumlah janin yang ada dalam kandungan, Reactive Non-Stress Test ( R-NST ) R-NST ini dapat
apakah single atau double janin. Hal ini sangat penting dikatakan sebagai NST dengan ferkuensi denyut jantung
bagi seorang dokter untuk mengetahui lebih dini, dan dasar (baseline) normal -> 110-160 dpm (denyut per
tidak perlu menunggu sampai trimester ketiga, karena menit), variabilitas sedang dan setidaknya dua kali
kalo ngga, nantinya gara-gara hal sepele ini akan jadi percepatan dalam 20 menit dengan masing2 percepatan
bermasalah. Oleh karena itu, dokter wajib melakukan berlangsung 15 detik dan memuncak pada 15 dpm dan
pemeriksaan antenatal dan menjelaskan secara detail diats nilai dasar ( 10 dpm selama 10 detik, jika usia
kepada Ibu hamil (konseling pd antenatal care). gestasi , 32 minggu).
Biometry ( Size and Growth )  Ukuran tumbuh • Tonus Janin
kembang janin seperti apa. • Pernapasan Janin
Placental Exam  Guna mengetahui Letak plasenta dan • Pergerakan Janin
kualitas plasenta. • Volume Cairan Amnion.

Komponen dari biophysical profile:


No Yes
Fetal movement ≥ 3times 0 2
Breathing movement ≥ 30 seconds 0 2
Tone: ≥ 1 limb flexion- extension 0 2
Amniotic fluid ≥ 2 cm perpendicular 0 2
Reactive Non-stress test 0 2

Dua (2) poin diberikan jika masing-masing variabel ditemukan atau Normal. Poin 0, jika tidak ada atau abnormal.
Sedangkan Skor tertinggi untuk normal fetus adalah 10. Volume cairan Amnion merupakan variabel paling penting
( Norwitz and Schorge, 2006 ). Berikut ini Tata Laksana yang direkomendasikan :
Skor Interpretasi Tata Laksana yang Direkomendasikan
8-10 Normal Tidak Ada Intervensi
Ulangi dalam waktu 4-6 jam ( At a Glance ), kalo di slide kuliah
“Ulang dalam 12- 24 jam“. intinya ga perlu nunggu sampai
6 Kecurigaan Asfiksia
besok2 atau ditunda.kan?
Pertimbangkan persalinan Bayi pada Kondisi Oligohidramnion
≥ 36 Minggu, atau Indeks paru yang matang, Lahirkan.
4 Kecurigaan Asfiksia < 36 Minggu, Ulangi dalam 4-6 jam versus persalinan dengan
Indeks kematangan Paru. Jika terus menerus ≤ 4, Lahirkan.
0-2 Kecurigaan Tinggi Adanya Asfiksia Evaluasi untuk Persalinan segera.
:: Tabel tata laksana versi At a Glance::

Alat yang digunakan berupa alat yang berbau Sonografi dan Doppler Ultrasound untuk mencatat Denyut Jantung
Janin. Tes ini biasanya memakan waktu antara 30 -60 menit.

Adaptasi terhadap Stress (nyeri, perdarahan dan Leaking ) dari kehamilan. +


Bagaimana bayi bisa menghadapi stress. Kehamilan Mengetahui riwayat penyakit yg pernah dialami ibu
normal dengan stress pada janin, masih bisa hamil. Ditanya juga kapan ibu hamil ini merasakan
dikompensasi. Akan tetapi tidak dapat diatur secara gerakan janin “Quickening”, biasanya antara week 16
reguler. sampai week ke-20 kejadiannya.
Maturitas paru janin (Lung maturity)  Tes maturitas b. Physical Exam  Pemeriksaan fisik umum seperti:
paru pake rasio Lechitin to Sphingomyelin ( LS ). Lecithin Tekanan Darah , Edema, Suhu dan Anemia. Ketahui Besar
(L) dan Sphingomyelin (S) merupakan komponen atau ukuran uterus (apakah sesuai dengan usia
fosfolipid dari Surfaktan. Maturitas Paru sangat kehamilan atau nggak), Amati dengan seksama adakah
berhubungan dengan maturitas surfaktan. Sebelum 34 tanda-tanda Aborsi. Juga lakukan pengukuran tinggi
weeks L&S ada di cairan amnion dengan tingkat fundus uteri untuk mengetahui perkiraan usia kehamilan.
konsentrasi yang mirip. Setelah 34 weeks, si L mulai Usia 12 minggu  di Simfisis Pubis. Usia 20-24 Minggu 
meningkat relatif terhadap S. Respiratory distress tepat di umbilicus ( bervariasi ) dan Usia 24- 34 Minggu
meningkat jika rasio LS < 2. Sampel rasio LS didapat dari  hingga ke puncak fundus uteri. Auskultasi denyut
Amniosentesis. Oya.. satu lagi Phospatidylglicerol (PG) Jantung Janin ( DJJ ) dimulai pada week ke 11-12
berperan dalam meningkatkan fungsi surfaktan, menggunakan Daptone. DJJ pada awal kehamilan
pengidentifikasiannya melalui cairan amnion. mencapai 160-170 bpm. Kemudian menurun angkanya
Prediction of hypoxic-acidoyic insults (120- 160 ) seiring maturasi otonom.
c. Pregnancy test  Pake urine βhCG, serum βhCG
YANG DIGUNAKAN UNTUK EVALUASI: (normalnya level meningkat setiap 48 jam).
a. History d. Ultrasound  Pada trimester pertama dilakukan
Dapetin LMP si Ibu hamil untuk mengetahui usia untuk mengetahui Lokasi saccus gestasional, Jumlah
kehamilan. Terus, Nilai gejala2 kehamilan, + pernah atau Fetus, Viabilitas Fetus, dan Nuchal Translucency:
ada tidaknya riwayat nyeri dan perdarahan baik pada abnormalitas kromosom.
trimester pertama, kedua maupun trimester ketiga

Ultrasound pada Trimester PERTAMA:


Vaginal Ultrasound Abdominal Ultrasound
( TVS ) ( TAS )
5 weeks 6 weeks
Intrauterine Sac
βhCG > 1200 IU/L βhCG > 5000 IU/L
Cardiac Pulsation 6 weeks 7 weeks

Ultrasound pada Trimester Kedua dan Trimester Ketiga.


Pada week ke 16 – 20 , Bisa mendeteksi Jumlah Fetus, Presentasi, Viabilitas, Volume Cairan Amnion, Lokasi Plasenta,
Biometri Fetus, Basic Morphological Surveillance, dan morfologi secara detail jika diperlukan. Tambahan, pakai Fetal
Echocardiografi jika punya risiko tinggi terhadap penyakit jantung kongenital.
e. Doppler: Auscultation; Blood flow
f. Biochemical screening test: α-fetoprotein, βhCG, dan S. Estriol. Dengan tes ini bisa mengetahui risiko
keabnormalan kromosom, terutama Trisomi 21, tetapi bukan diagnosis. Jadi untuk diagnosisnya bisa dikonfirmasi
dengan Ultrasound dan atau Amniosentesis.
g. Prosedural Invasive: Amniosentesis (ngambil sampel cairan amnion), dan Chordosentesis dipakai untuk diagnosis
dan manajemen dari penyakit lain seperti: Rh Isoimmunization, fetal hydrops, dan infeksi suspek. Sedangkan Chorionic
Villous sampling (mengambil sedikit bagian plasenta untuk mengetahui kelaianan cacat bawaan), dan sampling2 yang
lainnya. Bicara mengenai prosedur diatas ternyata ada komplikasinya. Ini dia..Fetal Loss  Corionic Villous Sampling
1%, Amniosentesis 0,5%, dan Chordosentesis 2- 3 %. Perdarahan, Infeksi dan tidak menutup kemungkinan juga bisa
menyebabkan Ruptur membran.

Electronic Fetal Heart Rate Monitoring


Contraction stress Test ( CST )
Kontraksi dapat diinduksi menggunakan Oksitosin via Intra Vena atau Stimulasi daerah puting payudara.
INTRAPARTUM FETAL MONITORING :: Deselarasi: Penurunan sementara denyut jantung janin
Faktor yang menurunkan Placental Blood flow serta bersifat periodik dan umumnya berkaitan dengan
anatara lain: Kontraksi uterus, posisi ibu hamil, konduksi Kontraksi uterus. Klasifikasinya berdasarkan bentuk dan
anestesi, situasi patologis: Preeclampsia, abrutio waktu dalam kaitannya dengan kontraksi. Diantaranya;
placentae, chorioamnionitis. Maaf teman2, Metode Perlambatan awal, beragam dan perlambatan akhir.
Monitoring Intrapartum ada di slide ke- 34 ya....(makan Deselerasi dianggap repetitif atau berulang jika terjadi
tempat soalnya) pada lebih dari 50% kontraksi.
Karakteristik Pola Denyut Jantung Janin intraPartum:
Manajemen pola abnormalitas pada Fetal Heart Rate:
:: Denyut jantung Janin Dasar merupakan pembacaan 1. Pasien diminta untuk berbaring menyamping /
denyut jantung dominan yang diambil selama ≥ 10 menit. miring untuk meringankan kompresi vena cava.
Denyut jantung janin dasar normal adalah 110-160 dpm. 2. Hentikan pemberian oxitosin via intravena
Bradycardia denyutnya < 110 dpm, sedang Tacycardia 3. Pasang oksigen 100% pada ibu dengan masker
denyutnya > 160 dpm. Tacycardia bisa berhubungan muka.
dengan keparahan dan lamanya fetal hypoxia, maternal 4. Koreksi hipertensi maternal
fever, Fetal Anemia, Infeksi intraamnion spt: 5. Pemeriksaan vagina untuk memastikan tidak terjadi
Chorioamnionitis, Congenital Heart disease, dan prolaps plasenta.
Hypertiroidsm. Tingkat rata-rata jantung janin dianggap 6. pertimbangkan pengambilan sampel darah kulit
sebagai hasil dari keseimbangan tonik antara pengaruh kepala janin (fetal scalp blood sampling) untuk
akselerator dan decelerator pada sel alat pacu jantung. penentuan Ph
Dalam konsep ini, sistem simpatik adalah pengaruh pedal 7. Cari penyebab: – Late deceleration: kontraksi
gas, dan sistem parasimpatis adalah faktor decelerator uterus berlebihan, maternal hypotension, atau
dimediasi melalui vagal memperlambat denyut jantung maternal hypoxemia. –Severe variable or Prolonged
(Dawes, 1985). Denyut jantung juga berada di bawah decelerations: Prolaps tali pusat, Cepat turunya
kendali chemoreceptors arteri sehingga baik hipoksia dan kepala Janin, kompresi tali pusat.
hypercapnia dapat mengatur tingkat. hipoksia lebih 8. Dengan variabel yang menurun, pertimbangkan
parah dan berkepanjangan, dengan darah naik tingkat stimulasi kulit kepala janin (fetal scalp)
dan acidemia laktat metabolik berat, menyebabkan 9. Dengan berkepanjangannya bradikardi tidak
penurunan denyut jantung berkepanjangan karena efek responsif terhadap menuver lain atau deselerasi
langsung pada miokardium. terlambat dengan memburuknya asidosis janin (pH<
7,20 ), Pertimbangkan Persalinan segera.
:: Variabilitas Denyut Jantung Janin diklasifikasikan 10. Keputusan intervensi tergantung pada: - Penilaian
sebagai sedang ( artinya ekskursi peak to trough sebesar kemungkinan hipoksia berat dan kemungkinan
5- 25 dpm di sekitar denyut jantung dasar, dan asidosis metabolik. - Perkiraan waktu untuk
merupakan tanda bahwa janin tersebut Sehat ), Minimal persalinan spontan.
( ekskursi sebesar <5 dpm, berkaitan dengan hipoksia
dan memerlukan evaluasi lebih lanjut), tidak ada Sekian...
(ekskursi sebesar 0 dpm, sangat berkaitan dengan Temen2, maaf ya..ini masih belum lengkap. Kalo ad yang
hipoksia), atau jelas (ekskursi sebesar > 25 dpm, salah2 kasi tau k aku langsung ya, ak di tutorial 2.
menunjukkan hipoksia tanpa asidosis). Thanks..^_^
“Tak ada rahasia untuk menggapai sukses.
:: Akselerasi : Penigkatan denyut jantung periodik dan Sukses itu dapat terjadi karena Persiapan, Kerja
bersifat sementara sebesar ≥ 15 dpm selama ≥ 15 detik Keras dan mau Belajar dari kegagalan. (General
(atau ≥ 10 dpm selama ≥ 10 detik untuk janin berusia < Colin Powell)” dan “ kita adalah pahlawan dari
32 minggu). Akselerasi umunya berkaitan dengan cerita kita sendiri ”
aktivitas janin dan merupakan tanda janin Sehat. Semanggi, tman2 !!
(semanggi: semangat tinggi)!

Bismillahirrahmanirrahiim ☺
ASPEK KHUSUS FARMAKOLOGI PERINATAL
Berdasarkan kuliah Dr. Woro Rukmi Pratiwi, M.Kes., SpPD
♥ Yessi Primanda ♥

Awaw! Ga krasa nie uda slesai blok 2.1, uda ujian (yg katanya mirip) UKDI, uda masuk blok 2.2, bentar lagi blok 2.3,
trus 3.3, trus 4.3, trus yudisium sarjana, trus sumpah dokter trus co-ass!!! 2,3 tahun lagi kite2 pake jas putih ber-badge
ijo, dokter muda!!!halah, msi panjang ya?! Hehe, ga papa, nikmati aja, tetep semangat! Yuk mulai aja...

Pada blok 2.1 kmrn kan kan kita uda belajar tentang farmakologi selama kehamilan yg erat kaitannya sama teratogen,
nah skrg nie kite mau belajar oat-obat yang biasa digunakan menjelang kelahiran (yang sering dipake adalah obat
anti-hipertensi) dan selama kelahiran (khususnya uteri stimulan dan relaxan). Nah terus kenapa sih ini harus dibahas
tersendiri gitu. Uda pada tau kan kalo sebenarnya obat2an itu racun, racun itu obat2an, jadi orang yg sering minum
obat, berarti dia sama aja minum? (jawab sendiri,hehe) racun ini, eh maksudku obat2an ini bisa tertransfer ke fetus
melalui plasenta dan berefek pada fetus, how come ? pertama, krn emang dari sifat fisiokimianya si obat. Kedua bisa
krn kecepatan obat dalam melewati plasenta dan jumlah obat yg mencapai fetus. Ketiga, sifat distribusi obat dalam
jaringan fetus yg berbeda. Keempat, fase plasenta dan perkembangan fetus pada saat terjadi paparan obat dan efek
penggunaan obat featuring alias kombinasi.
Obat antihipertensi untuk kehamilan
Indikasi : tekanan sistolik >= 160-180 mmHg dan diastolik >=105-110 mmHg
Tujuan : jelas menurunkan tekanan2 berlebih di atas. Hingga angka brp? Utk sistolik 140-155 mmHg dan diastolik 90-
105. Biar ga turunnya kebablasan dan malah terjadi hipotensi makanya penurunan ini secara bertingkat.
Ada beberapa klasifikasi disorder terkait hipertensi pada kehamilan :
 Hipertensi gestasi (hipertensi terinduksi kehamilan)  biasanya hipertensi terjadi pada trim 1 setelah 20 minggu
kehamilan, ditandai dg ketiadaan proteinuria. Kriteria hipertensi : tek. Sistolik >= 140 mmHg atau diastolik >= 90
mmHg. Hipertensi ini akan berubah dalam 3 bulan setelah kelahiran.
 Pre-eclampsia dan eclampsia  terjadi pada trim 1 setelah 20 minggu kehamilan, ditandai dg ketiadaan
proteinuria. Kriteria hipertensi : tek. Sistolik >= 140 mmHg atau diastolik >= 90 mmHg. Terjadi Proteinuria >= 300
mg/hari atau >= 30 mg/mmol. Yg disebut eclampsia adalah hipertensi dg kriteria2 tsb plus seizure/kejang.
 Hipertensi kronis  terjadi sebelum kehamilan atau sebelum 20 minggu kehamilan. Jenis ini dibedakan lagi jadi 2
macam : 1) hipertensi esensial : jika tidak ada penyebab dasar. 2) hipertensi sekunder : ada penyakit tetentu yang
mendasari.
 Pre-eclampsia yang melapisi hipertensi kronis  adanya gejala/tanda pre-eclampsia setelah 20 minggu kehamilan
pada wanita yang menderita hupertensi kronis.
Ini obat2 hipertensi yang dipake :
1) Alpha-adrenergic inhibitors : agen anti hipertensi yg dianggap sbg agen garis depan saat kehamilan adalah
methyldopa. Sebenarnya methyldopa merupakan golongan obat B dalam kehamilan. Tahu kan apa artinya? Sip2
^^. Dosisnya 250 mg per oral.
2) Beta-adrenergic receptor blockers : labetalol (obat golongan C selama kehamilan), diberikan secara oral dan
intravena sbg alternatif untuk hydralazine pada preeclampsia/eclampsia. Dosisnya 100 mg per intravena, tidak
boleh lebih 2400 mg/hari untuk tekanan darah >170/110 mmHg. Kombinasi alpha dan beta adrenergik receptor
blocker paling banyak digunakan untuk hipertensi kehamilan krn tidak menyebabkan fetal growth restriction
(FGR)
3) Calciumchannel blocker : nifedipine (golongan C selama kehamilan). Mekanismenya, dia akan merelaksasikan otot
polos shg biasanya dia nie dipake untuk menangani kontraksi preterm. Dosisnya, kaplet : 10-30 mg, tablet : 30-60
mg.
4) Hydralazine (apresoline) : obat kelas ini merupakan vasodilator perifer yg dipakai dalam bentuk garam
hidroklorida. Indikasinya : preeklamsia yg parah. Dosis awalnya 400 mg/hari. Jika tekanan darah terkontrol maka
ulangi pemakaian dosis awal tiap 3 jam, dosis maksimum 400 mg pe hari. Kalo tekanan darah tidak terkontrol
dalam 20 menit, ulangi dosis awal tiap 20 menit hingga dosis max atau langsung ke tahap selanjutnya. Kalo
tekanan darah tetep ga terkontrol dg tital 20 mg IV atau 30 mg IM, gunakan antihipertensi lain seperti labetalol,
nifedipine ato natrium nitroprusida. Karena hydralazina dan labetalol ini reaksinya cepat, maka pemberian per IV
lebih aman daripada IM, sehingga jika terjadi penurunan tekanan darah yg drastis/hipotensi bisa segera diatasi dg
menghentikan injeksi IV nya gitu ☺

Kalo yang ini obat2 antihipertensi yg hrus dihindari selama kehamilan :


1) Angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor : menyebabkan fetal renal dysgenesis atau fetal death jika
digunakan pada trim 2 dan 3.
2) Angiotensin II receptor antagonist/blocker : menyebabkan hal yg sm ky ACE inhibitor.
3) Diuretik : tidak menyebabkan fetal malformation, tp dihindari soalnya mereka bisa menghambat pertambahan
volume fisologis yang normal pada kehamilan. Biasanya digunakan pada kasus hipertensi terkait volume seperti
penyakit jantung atau ginjal.
Nah sekarang kita bahas tentang nausea & vomiting of pregnancy (NVP). NVP yang parah dinamain hiperemesis
gravidarum (HG) yg si ibu bisa kehilangan BB sampe lebih dari 5% BB sebelum hamil, sehingga bisa menyebabkan
ketidakseimbangan elektrolit dan ketonuria. Racunnya, eh obatnya :P sebagai berikut,let’s cekidot :
1) Antihistamines : doxylamine, si biangnya antagonis untuk reseptor H1. Di pasaran, 10 mg doxilamine
dikombinasikan dg 10 mg pyridoxine(vit b6). Dosisnya 4 tab per hari.
2) Vitamins : pyridoxine (vit b6),kombinasi dg doxylamine uda terbukti tidak menyebabkan teratogenik. Sebuah
retrospektif cohort study pun membuktikan bahwa pemberian monoterapi pyridoxine tidak meningkatkan resiko
malformasi mayor, jadi tetep aman walopun ga dikombinasiin.
3) Metoclopramide : menstimulasi motilitas upper GIT terkait dengan NVP yang disebabkan disaritmia gaster.
4) Ondansetron : bukti tentang keefektifannya masih terbatas dan lebih mahal daripada promethazine.
5) Reducer esophageal acid reflux : antacid, berisi MG, Ca atau Al; H2 receptor antagonist (cimetidine, ranitidine,
femotidine); Proton pump inhibor (omeprazole).

UTERINE SIMULTANT : menstimulasi kontraksi myometrium sehingga dimanfaatkan untuk perkembangan proses
kelahiran, mendorong fetus keluar uterus. Oknumna sapa2 aja?
1. Oxytocin/pitocin/syntocinon : peptida dg 8 asam amino siklik yg disintesis dalam nukleus paraventrikuler
hipotalamus, ditransportasikan melalui neuron hipotalamus untuk disimpan di pituitari posterior. Mekanismenya
dg menstimulasi reseptor oxytocin pada permukan sel myometrium, terutama pada bagian
fundus sehingga pola kontraksi yg dihasilkan adl 1 kontraksi penuh – 1 relaksasi penuh – 1
kontraksi penuh dst ky grafik disebelah ini 
Dia nie disekresi ketika ada stimulasi sensoris dari servix vagina dan payudara. Oxytocine
bersirkulasi tanpa berikatan dg protein plasma dg waktu paruh 5-15 menit, kemudian diinaktivasi di ginjal dan
liver. Oxytocine diberikan secara infus IV (pada induksi labor), injeksi IM (mengkonterol perdarahan postpartum)
dan nasal spray (untuk ejeksi ASI, makenya 2-3 menit sebelum menyusui. Kenapa lewat nasal?karena efeknya
cepat dan lokal, ga nyampe uteri) serta diberikan dalam keadaan ketika servix melunak dan terdilatasi. Trus2,
kembali lagi obat adalah racun, jd ga mungkin tanpa efek samping, termasuk oxytocin yg berefek samping
hipertensi, ruptur uterus, iskemia shg menyebabkan kematian janin, intoksikasi air dan jaundice neonatus.
Stimulasi yg berkepanjangan dapat menimbulkan adverse reaction, yaitu insufisiensi uteroplasenta persisten, sinus
bradikardi, kontraksi ventrikuler prematur dan kematian janin. Oleh karena itu, kardiovasa ibu dan janin harus
selalu dimonitor yaa ☺. Satu lagi, kontraindikasinya, hipersensitifitas, prematur, posisi janin yg abnormal, fetal
distress dan cephalopelvic disproportion.

2. Ergonovine/ergotrate & methylergonovine/methergine : ergot semisintetik. Tau ergot itu apa? Jadi ergot itu
adalah fungi yg tumbuh pada gandum hitam atau gandum2 lain. Yg mau tau wujudnya liat aja di slide ya ^^.
Mekanismenya, dia meningkatkan tonus otot dan kecepatan kontraksi ritmik. Dia juga menstimulasi kontraksi
servix, menginduksi kontraksi tetanik berkepanjangan yg bisa memperpendek fase akhir labor dan mengurangi
perdarahan postpartum. Pola Kontaraksi tetanik yg dihasilkan adalah tanpa relaksasi penuh di antara

kontraksi2nya, grafiknya kayak gini : Absorbsi jenis obat ini cepat dan lengkap setelah administrasi
per oral dan onset reaksi 5-15 menit dan paling lama 3 jam. Ergonovine dan methylergonovine bisa diberikan
secara IM dan IV. Senyawa ini mengalami metabolisme hepatik dan dieliminasi melalui ginjal. Kontraindikasinya :
angina pectoris, myocardial infarction, pregnancy and a history of a cerebrovascular accident, transient, ischemic
attack, or hypertension. Adverse reaction : hipertensi, sakit kepala, kejang, nausea, vomiting, nyeri dada, kesulitas
nafas, kram kaki.

3. Prostaglandin (dinoprostone, carboprost, tromethamine dan misoprostol) : prostaglandin lebih efektif


menstimulasi kontraksi uteri selama trim 2 kehamilan daripada oxytocin.
o dinoprostone (prostin E2) ditemukan pada jaringan mamalia, plasma semen manusia dan cairan menstrual.
o Carboprost trometamine (hemabate, prosyine/15M) : analog prostaglansin PGF2. Dinoprostone dan carboprost
menstimulasi kontraksi otot polos myometrium dan bisa dipakai untuk menginduksi aborsi pada kehamilan 12-
20 minggu. Carboprost juga bisa mengontrol perdarahan postpartum jika pembrian oxytocin,
ergonovine/metilergonovine tidak berhasil.
o Misoprostol (cytotec) : analog prostaglandin E1 sbg agen pematangan servix, digunakan untuk treatment dan
prevensi peptic ulcer disease. Misoprostol sama efektifnya dg dinoprostone dan lebih murah.
Perbandingan oxytocin dan prostaglandin 
Sifat oxytocin prostaglandin
Kontraksi Hanya pada aterm Selama kehamilan
Efek thd servix Tidak melunakkan Melunakkan servix
Durasi aksi Lebih pendek Lebih panjang
Penggunaan Tidak untuk aborsi, utk induksi Utk aborsi trim 2, utk induksi
labor dan perdarahan post labor dlm bentuk supositori
partum vagina
Perbandingan oxytocin dan ergometrine 
Sifat oxytocin ergometrine
Kontraksi Mendekati kontraksi fisiologis Kontraksi tetanik
normal
Durasi aksi Onset cepat, durasi aksi lebih Onset moderate, durasi aksi
pendek lebih panjang
Penggunaan utk induksi labor dan perdarahan Hanya untuk perdarahan post
post partum partum

UTERINE RELAXANT (TOCOLYTIC AGENT) : menekan kontraksi otot polos myometrium dan menghambat sintesis atau
pelepasan prostaglandin dan atau stimulan uteri endogen. Sehingga agen ini dimanfaatkan terutama untuk mencegah
labor prematur. Agen2nya adalah :
• Magnesium sulphate : mencegah kejang pada preeklamsia dan langsung meng-uncouple excitaion-
contractiondalam sel myometrium dg menghambat potensial aksi seluler. Toksisitas magnesium bisa berupa
hilangnya reflex patela, respiratory depression, respiratory paralysis and arrest dan cardiac arrest. Efek samping
lainnya seperti berkeringat, mulut kering, nausea, vomiting, pusing, sakit kepala, palpitasi, depresi neonatus.
• prostaglandin inhibitors
• calcium channel blockers (nifedipine) : menghambat masuknya Ca ke dalam sel myometrium via voltage
dependent channel.
• Hydroxyprogesterone
• 2-adrenergic agonists
Tocolytic agent haram diberikan pada kondisi : distress fetal akut (kecuali selama reusitasi intrauteri), korioamnionitis,
eklamsia atau preeklamsia parah, kematian janin, janin telah matur dan ketidakstabilan hemodinamik maternal.

PENGGUNAAN OBAT SELAMA LAKTASI


Faktanya kebanyakan obat itu hanya sedikit yg ikut terekskresi melalui
ASI sehingga tidak/sedikit berefek ke neonatus, tp did lapangan, masi
banyak ibu yang memilih tidak menyusui ketika melakukan medikasi.
Memang obat teradistribusi ke ASI, namun hanya sedikit, dibawah dosis
terapetik, jadi ib seharusnya tetap meberikan Asi kepada bayinya
selama medikasi denga ketentuan minum obat 30-60 menit setelah
menyusui atau 3-4 4 jam sebelum penyusuan berikutnya. Jeda waktu ini
agar obat tereliminasi dari sirkulasi darah ibu dan konsentrasi obat di
ASI rendah.

Kategori efek obat thd laktasi :


1) Predictable : dapat diprediksi efeknya berdasarkan
berda sifat obat secara
farmakologi. Misalnya : maskulinasi fetus cewek oleh hormon
androgenik; perdarahan otak akibat antikoagulan oral; bradikardi
krn b-blocker.
2) Unpredictable : efek yg timbul pada organisme yg berkembang yg
tdk dpt diprediksi berdasarkan
berdasark sifatnya secara farmakologi.

Penggunaan obat pada periode neonatus


Keamanan dan keefektifan paparan obat pada 1 tahun pertama
kehidupan neonatus sangat diperhatikan, krn pada masa ini tubuh bayi
mengalami perubahan yg cepat dalam ukuran, komposisi tubuh tubu dan
fungsi organ.
Absorpsi : obat yg diadmonistrasi per oral harus melewati membran multipel GIT baru ke sistem sirkulasi. 2 faktor yg
mempengaruhi adalah difusi pasif tergantung pH dan pengosongan lambung. pH netral gaster ketika bayi lahir adalah
6-8, terkait dg keberadaan cairan amnion di lambung. Kemudian sekret asam lambung muncul 24 24-48
48 jam kehidupan
shg keasaman lambung menurun selama 1 minggu-1 minggu 1 bulan usia neonatus. Kalo pada neonatus preterm, keasaman
lambung akan naik krn sekresi asam yg belum matang.
mat
Distribusi : dipengaruhi oleh sifat protein plasma, ukuran relatif cairan, lemak dan kompartemen jaringan. Total body
water thd total body weight pada neonatus preterm 85% dan fullterm 78%. Efek peningkatan TBW ini kelihatan jelas
ketika menilai parameter
eter farmakokinetik-volume
farmakokinetik volume distribusi yg terkait kinsentrasi obat dalam lasma.
Metabolisme : pada periode neonatus, aktifitas enzim hepatik dan esterase jaringan/plasma menurun, sebagai
kompensasinya, sistem mikrosomal enzimatik munsul saat lahir dan aktif aktifitasnya
itasnya terus meningkat seiring usia
neonatus.
Ekskresi renal : perubahan fungsi renal mempengaruhi eliminasi obat dan metabolitnya. Ketika lahir, fungsi glomerular
lebih canggih daripada tubular, ini berlangsung hingga usia 6 bulan.
 Terapi antibiotik pada neonatus  gunakan subcutan, IV atau intraosseus dan hindari per oral dan IM! Karena
absorbsi oral yg tidak terprediksi.
 chloramfenikol  menyebabkan perubahan hematologis pada neonatus ( 88-12 12 minggu), meliputi Polychromasia,
anisocytosis, target cells,
ells, and basophilic granulation. Juga menyebabkan depresi myokardial akut (gray (gray-baby
baby
syndrome)
 tetracyclines  menyebabkan staining and enamel dysplasia, menghambat pertumbuhan tulang atau deformitas.
 sulfonamides, trimethropine, ormetoprine  relatif aman digunakan utk neonatus, tp ada beberapa yg
merekomendasikan utk dihindari krn bisa menyebabkan hepatitis, anemia atau polyarthritis. Obat ini haram
digunakan pada pasien dg anemia dan abnormalitas darah lainnya.
 aminoglycosides  berpotensi menyebabkan ototoxicity dan nephrotoxicity jadi pemberiannya harus terus
dimonitor.
 fluoroquinolone  masih kontroversi penguunannya pada populasi neonatus atau pediatrik. Obat ini berpotensi
menyebabkan keabnormalan kartilago.
 beta-lactam antibiotic(ampicillin,
(ampicillin, generasi pertama dan ketiga cephalosporins)  antibiotik yg paling aman
digunakan pada berbagai infeksi nenonatus, diadministrasikan secara parenteral.

sejawat!!! ☺ ☺ ☺ ☺ ☺
Alhamdulillah selesai. Semoga bermanfaat. Membuka kritik dan saran. semangat para teman se

PRAKTIKUM FARMAKOLOGI
UTEROTONIC AND UTERORELAXANT DRUGS
By: nia_n.u.2.L

Terkadang, sering dijumpai masalah klinis saat kehamilan yang berhubungan dengan gangguan pada motilitas uterus
yang pastinya akan berpengaruh pada nasib ibu dan janin. Oleh karena itu, untuk mengatasinya digunakanlah obat
yang dapat menginduksi persalinan (uterotonic) dan mempertahankan kehamilan/ mencegah kehamilan prematur
(tokolitik/ uterorelaksan).
A. Uterotonic
Uterotonic merupakan n golongan obat yang digunakan untuk menstimulasi kontraksi myometrium. Tujuan utama
penggunaan obat ini adalah untuk menginduksi persalinan. Indikasi penggunaan uterotonic adalah: untuk
menginduksi aborsi, untuk menginduksi persalinan pada masa akhir kehamilan, dan untuk mencegah atau
menghentikan perdarahan postpartum.
Prinsip kerja uterotonik: uterotonik akan mengaktifkan protein-G spesifik yang berpasangan dengan reseptor
membran yang akan mengaktifkan Gq dan fosfolipase C membran, sehingga akan menyebabkan pengeluaran ion
kalsium dari retikulum sarkoplasmikum sehingga terjadi influks ‫ܽܥ‬ଶା melalui kanal ‫ܽܥ‬ଶା tipe-L. Hal tersebut akan
menyebabkan terjadinya peningkatan kalsium intraseluler sehingga meningkatkan kontraksi myometrium.
Akan tetapi, efek farmakologis yang ditimbulkan oleh obat-obatan tersebut juga berbeda-beda loh, tergantung pada
keadaan uterus tiap wanita, status fisiologis pada situasi tersebut, dan properti farmakologis obat yang digunakan.
Ada 4 jenis kelompok agen uterotonic yang termasuk uterotonic, yaitu:
a. Oksitosin  paling banyak digunakan; digunakan hanya untuk menginduksi persalinan pada khir kehamilan..
kenapa hayoo? Coz uterus hanya memiliki sensitivitas yang rendah terhadap oksitosin pada awal kehamilan.. jadi
ketika late gestation gitu, sensitivitas uterus udah bagus untuk menanggapi stimulasi oksitosin ini.
b. Prostaglandin
Nah, kalo prostaglandin, dapat menginduksi persalinan kapanpun, di manapun =)
Jadi maksudnya, setiap saat, uterus memiliki sensitivitas yang baik terhadap prostaglandin ini.
c. Ergol alkaloid
Kalo senyawa ini, memiliki durasi efek yang lama, sehingga obat ini cenderung digunakan untuk menghindari
perdarahan postpartum, coz kalo untuk stimulasi persalinan agak berbahaya, karena efeknya yang cukup lama
dalam tubuh itu. Contoh: ergonovine
Golongan ergol alkaloid ini berinteraksi dengan α1-adrenergic receptor dan juga reseptor dopamin dan serotonin.
d. Antiprogestin
Bekerja sebagai antagonis reseptor progesteron yang akan menyebabkan pemasakan cerviks dan kontraksi uterus.
Nah, kalo obat yang nie, cocok banget untuk menginduksi persalinan saat awal kehamilan..karena pada saat
tersebut, kita tahu bahwa uterus sangat peka dengan progesteron, sehingga dengan adanya antiprogestin,
otomatis akan mengganggu sensitivitas uterus terhadap progesteron. Padahal progesteron kan untuk menjaga
kehamilan, sehingga adanya antiprogestin akan menyebabkan endometrium akan luruh, sehingga terjadi abortus.
Contoh: Mifepristone

Oksitosin
Merupakan senyawa cyclic 8-amino acid peptide yang disintesis di nucleus paraventricular hypothalamus dan
ditransfer melalui neuron hipotalamus ke hipofisis pesterior untuk disimpan. Oksitosin ini menstimulasi langsung
reseptor oksitosin di sel myometrial. Oksitosin beredar bebas di plasma, tidak perlu berikatan dengan protein plasma.
Waktu paruh oksitosin dalam tubuh adalah sekitar 15 menit. Zat ini diinaktivasi terutama di hepar dan ginjal.
Oksitosin dapat digunakan untuk:
a. Menginduksi persalinan aterm
b. Treatment aborsi incomplete dengan usia kehamilan >20 minggu
c. Mengontrol perdarahan postpartum
d. Digunakan dalam ‘Oksitosin Challenge Test’, yaitu suatu prosedur yang mengetes respon FHR terhadap induksi
kontraksi dari oksitosin
Penggunaan oksitosin yang tidak tepat akan menyebabkan uterus ruptur, anaphylactoid, reaksi alergi, dan kematian
ibu. Stimulasi yang lama pada kontraksi uterus dapat menyebabkan persistent uteroplacental insufficiency, sinus
bradycardia, kontraksi ventrikel prematur, arrhytmia, kematian fetus, water intoxication (karena oksitosin memiliki
efek yang serupa dengan Antidiuretic hormone)
Oksitosin diadministrasikan ke tubuh melalui infus intravena (menginduksi persalinan), nasal spray (menginduksi
laktasi), dan intramuscular (menangani perdarahan postpartum).

Ergonovine Maleat dan metilergonovine Maleat


Ergonovine dan methylergonovine dapat diperoleh secara semisintetis, melalui ergot(jamur pada gandum atau
rerumputan). Senyawa ini bekerja dengan meningkatkan tonus otot dan kecepatan ritmis kontraksi. Ergonovine dan
methylergonovine merupakan parsial agonis reseptor β2-adrenergic dan reseptor dopamin serta serotonin obat ini
mulai bekerja setelah 5-15 menit pemberian dan dapat bertahna di dalam tubuh selama 3 jam. Ergonovin ini
mengalami metabolisme hepatik, sehingga sebagian besar akan keluar bersamaan dengan urin, namun ada juga yang
keluar bersama ASI.
Kelompok ergonovin ini bersifat menginduksi kontraksi tetanik, sehingga biasanya digunakan untuk expulsi placenta
setelah bayi lahir ataupun untuk menghentikan / mencegah perdarahan postpartum, dengan cara diberikan secara
intarmuskular ataupun intravena.
Efek sampingnya: hipertensi, pusing, kejang, mual, muntah, nyari dada, kejang kaki.
Kontraindikasi : angina pectoris, MI (myocardial Infarction), hamil, riwayat cedera cerebrovasculer, hypertensi,
serangan iskemi transien.

B. Uterorelaxant
Prinsip kerja: Uterorelaksan bekerja dengan menstimulasi receptor β2-adrenergic receptor menyebabkan aktivasi
adenylyl cyclase sehingga otot akan berelaksasi karena terbentuk cAMP, misal: Ritrodine, Terbutaline. Sedangkan,
NSAID menghambat sintesis prosteglandin dengan menginhibisi pembentukan siklooksigenase, biasanya digunakan
untuk mengurangi rasa nyeri saat dysmenorrhea. Kalo uterorelaksan berupa Magnesium sulfat diduga berkompetisi
dengan ion kalsium karena sama-sama kation bivalen gitu loh, sehingga kalsium yang digunakan untuk kontraksi jadi
gag tercukupi dech.. selain itu ada juga tokolitik yang bekerja sebagai ‫ ܽܥ‬ଶା -channel
channel blocker yang akan membatasi
influks ion kalsium dengan mengeblok channel ion kalsium tipe-LL di sel otot polos, sehingga jadi relaksasi deh..
Indikasi penggunaan uterorelaksan ini adalah: mencegah terjadinya kelahiran prematur; melwan stimulasi uterus
berlebihan yang merugikan ; memfasilitasi menipulasi intrauterus, ex: konversi breech presentation menjadi cephalic
presentation, pengembalian posisi anatomis uterus yang terinversi setelah melahirkan; serta mengurangi rasa nyeri
yang ditimbulkan selama menstruasi (dysmenorrhea).
Terbutaline
Obat ini mampu mencegah terjadinya kelahiran prematur, terutama yang usia kehamilannya lebih dari 20 minggu dan
dengan syarat pasien tersebut memang tidak memiliki indikasi ruptur membran fetus coz kalo punya indikasi tersebut,
ya berarti kelahiran prematurnya
prematurnya disebabkan oleh kecenderungan ruptur membran, bukannya karena aktivitas
kontraksi otot yang berlebihan. Pada usia kehamilan lebih dari 33 minggu, obat ini sudah tidak terlalu efektif.
Terbutaline bekerja dengan mengurangi frekuensi, intensitas, dan durasi
durasi kontraksi uterus dengan merangsang β1 dan
β2 adrenoceptor. Apabila terjadi penggunaan β2-adrenergic
β2 adrenergic agonis dan corticosteroid secara bersamaan, maka akan
menimbulkan efek diabetik. Sedangkan penggunaan terbutaline bersamaan dengan magnesium sulfat, ak akan
an
menyebabkan gangguan jantung. Terbutaline diberikan secara per oral, subkutan, atau intravena. Efek samping
penggunaan obat ini yaitu takikardi, hipotensi, hiperglikemia, dan hipokalemia.

Sekian catetan praktikum dari nu2l..n.n


Klo ada salah, langsung sampein aja ke nu2l yaa,
Coz nu2l juga masih bingung2 gitu, uhuhu T.T..
Marii semangaaaat belajar, biar jadi dokter yang baek..n.n

Praktikum Anatomi
Clinical Oriented Anatomy of Pelvic, Perineum, and Reproduction Organ
Oleh Vika

Pelvis dibagi menjadi 2 : Diameter oblique : eminentia iliopubica –


1. Pelvis mayor articulatio sacroiliaca
2. Pelvis minor Diameter transversa (12,5 – 13 cm)
Pelvimetry
Untuk mengukur ukuran2 pelvis, paling akurat pake Pintu Tengah Panggul (PTP)
radiographic. Tujuannya untuk menghindari head- head Batas2:
pelvic disproportion. 1. Anterior : tepi bawah symphysis pubis.
Pintu Atas Panggul (PAP) = Aditus Pelvis 2. Lateral : spina ischiadica.
Batas2: 3. Posterior : sacrum setinggi SS3-S4
1. Anterior : margo posterosuperior symphysis pubis. Distantia interspinosa : jarak antar-spina spina
2. Lateral : linea iliopectinea os coxae. ischiadica. (10,5 cm)
3. Posterior : tepi anterior ala ossis sacri, Diameter anteroposterior : 12 cm.
promontorium Pintu Bawah Panggul ( PBP) = Exitus Pelvis
Diameter anteroposterior : Batas2:
Conjugata vera anatomica : tepi atas symphysis 1. Ventral : tepi caudal symphysis pubis.
pubis – promontorium. (11 cm) 2. Ventrolateral : ramus inferior ossis pubis, tuber
Conjugata vera obstetricastetrica : tengah dinding ischiadicum.
posterior symphysis pubis – promontorium (10,6 3. Dorsolateral : lig. Sacrotuberale.
cm), yang terpendek. 4. Dorsal : os coccyx.
Cara mengukurnya : conjugate diagonalis – 1,5. Distantia intertuberosa : jarak antar-tuber tuber
Conjugata diagonalis : tepi bawah symphysis pubis ischiadicum. (10,5 – 11 cm)
– promontorium, yang terpanjang. Diameter anteroposterior : 11,5 – 12 cm.
*Yang
Yang bisa diukur dari luar : conjugata diagonalis.

Beda pelvis cowok dengan cewek


Cewek Cowok
Tulangnya sendiri Lebih tipis dan lebih Lebih tebal dan lebih
ringan berat
Aditus pelvis Biasanya tipe gynecoid Biasanya tipe android
Cavitas pelvis Dangkal, lurus Dalam, semakin ke bawah
semakin sempit
Spina ischiadica Tidak prominent Prominent
(menonjol) (menonjol/masuk ke
dalam)
Sacrum Cenderung lurus Agak melengkung
Foramen obturatum Oval Round
Acetabulum Kecil Besar
Arcus pubicus (krn Angulus subpubicus (krn
lebih tumpul) lebih lancip)
Pada aditus pelvis dengan bidang horizontal membentuk DIT + Diameter sagital posterior <15 cm.
sudut yang disebut inclination of pelvic (inklinasi), Bidang Hodge
biasanya sekitar 55°.. Kenapa??? Lebih penting pada Untuk menentuka
menentukan n sampai di manakah bagian terendah
wanita sih, karena untuk mempermudah jalan lahir, jadi janin turun dalam panggul pada persalinan
jalannya bisa lurus gitu. Bidang Hodge I : bidang yang dibentuk pada
lingkaran pintu atas panggul dengan bagian atas
Panggul sempit symphysis dan promontorium = aditus pelvis.
PAP: Bidang Hodge II : sejajar Hodge I, terletak setinggi
Diameter transversa <11 cm. tepi bawah symphysis pubis.
Conjugata obstetrica <10 cm. Bidang Hodge III : sejajar Hodge I dan II, terletak
Conjugata diagonalis <11,5 cm setinggi spina ischiadica kanan dan kiri.
PTP : Distantia interspinosa (DIS) <9,5 cm. Bidang Hodge IV : sejajar Hodge I, II, dan III, terletak
PBP: setinggi art. Sacrococcygea.
Distantia intertuberosa (DIT) <8 cm. Tapi sekarang jarang digunakan. Sekara
Sekarang
ng yg digunakan
Diameter anteroposterior (DAP) <11,5 cm. yaitu “station”

-5
Belum engage
Station…………..0………………….....
...spina ischiadica

+5

Bentuk-bentuk
bentuk panggul menurut Caldwell Moloy :
1. Android
2. Anthropoid
3. Gynecoid
4. Platypelloid

Ginekoid Android Antropoid Platipeloid


Diameter transversa PAP >12,0 cm >12,0 cm <12,0 cm >12,0 cm
Diameter anteroposterior 11,0 cm 11,0 cm >12,0 cm 11,0 cm
PAP
Dinding lateral Lurus Konvergen Sempit Lebar
Pelvis depan Lebar Sempit Divergen Lurus
Incisura ischiadica Sedang Sempit Ke belakang Ke depan
Inklinasi sacrum Sedang Ke depan Lebar Sempit
Spina ischiadica Tidak menonjol Menonjol Tidak menonjol Menonjol
Arcus pubis Lebar Sempit Sedang Lebar
Diameter transversa PBP 10,0 cm <10,0 cm 10,0 cm 10,0 cm

Dinding pelvis: 3. Posterolateral : sacrum, coccyx, m. piriformis, lig.


1. Anteroinferior : corpus et ramus os pubis & Sacrospinosum, lig. Sacrotuberosum
symphysis pubis.
2. Lateral : os coxae, m. obturatorius internus, fascia
obturatoria
Dasar Pelvis (Pelvic Floor) Untuk menahan organ2 di atasnya. Dibentuk oleh
diaphragm pelvis. Diaphragma pelvis
memisahkan cavitas pelvis dengan perineum. Terdapat 2 M. pubococcygeus
otot, yaitu Lebih lebar, lebih tipis, bagian intermediet m. levator
1. M. levator ani ani. Nempel diantara pubis dengan coccyx.
Origo : M. iliococcygeus
Anterior : os pubis. Bagian posterolateral m. levator ani. Tipis, kurang
Posterior : spina ischiadica. berkembang (aponeurotic), bergabung dengan
Arcus tendineus m. levator ani (penebalan fascia corpus anococcygeal di posterior.
pelvis parietal karena perlekatan m. levator ani M. pubovaginal (cewek) / m. levator prostat
dengan fascia obturatoria) (cowok)
M. levator ani terdiri dari: 2. M. coccygeus
M. puborectal Lateral inferior sacrum dan coccyx. Melekat pada
Lebih tebal, sempit, bagian medial m. levator ani, profunda lig. Sacrospinosum, pada sacrum – spina
berbentuk seperti huruf U. Nempel diantara pubis ischiadica. Cuman lebih dalam daripada lig.
dengan rectum. Sacrospinosum.
Multiparous : ni pada vaginal birth, ka karena
rena semakin
Diaphragma pelvis dapat menjadi lemah pada kasus sering diregangkan semakin kendor (seperti karet).
seperti : Metode untuk menguatkan tonusnya: Kegel’s exercise :
tujuannya untuk meningkatkan tonus otot m. levator ani.
Salah satu caranya yaitu miksi, lalu ditahan tiba2, Herniasi usus ke vagina, biasanya usus kecil. Lewat
kemudian dilanjutkan lagi cavum Douglas, kemudian turun ke vagina.
5. Stress incontinence
Kelainan
inan diaphragma pelvis melemah: Ketika terjadi kenaikan tekanan abdomen seperti
1. Prolapsus uteri ketka bersin, bat
batuk, tertawa.
m. levator ani berfungsi untuk menahan organ di *Kalau yg true incontinence benar2 tidak bisa
atasnya. Jika melemah, maka organ yang disupport ditahan kencingnya. Biasanya karena fistula
bisa prolapsed. vesicovagina.
(dulu sudah pernah dipelajari di blok 1.4, jadi sudah
jelas yaaa……)
2. Cystocele
sica urinaria ke vagina.
Herniasi pada vesica
3. Rectocele
Herniasi pada rectum ke vagina.
4. Enterocele

Fascia Pelvis
Berdasarkan letak ada 2:
Fascia diaphragm pelvis superior.
Fascia diaphragm pelvis inferior.
Terdiri dari 2 fascia:
1. Fascia Pelvis Membranosa
Terdiri dari 2:
Fascia Pelvis Parietal
Menutupi otot dan dinding pelvis. Menutupi permukaan m. obturator internus, m. piriformis, m. coccygeus, m.
levator ani, m. sphincter urethra. Spesifiknya diberi nama sesuai
sesuai nama ototnya (ex. : fascia obturatoria).
Fascia Pelvis Viscera
Melapisi organ pelvis, membentuk tunica adventitia.
Arcus tendineus fascia pelvis : penebalan karena pertemuan fascia pelvis parietal dengan fascia pelvis
visceral.
Bagian posterior terdapat
terdap lig. Sacrogentital.
Bagian anterior terdapat lig. Puboprostaticus (cowok) / lig. Pubovesical (cewek).

2. Fascia Endopelvica
Diantara fascia pelvis membranosa parietal dan visceral. Terdiri dari jaringan ikat longgar termasuk jaringan
lemak.
Ruangan potensial:
Spatium retropubicum/prevesical.
Spatium retrorectal/presacral.
Hypogastric sheat : memisahkan spatium retropubicum dengan spatium retrorectal.
Lig. Lateralis vesicalis : melewati vesica urinaria. Terdapat A & V. vesicalis superior.
Septum rectovesical (cowok): memisahkan vesica urinaria & prostat dari rectum.
Lig. Cardinal / lig. Cervicalis transversa (cewek)
Lig. Rectalis lateralis : terdapat A. rectalis media & rectal nerve plexuses.

Foramen ischiadicum mayor Foramen infrapiriformis, dilewati oleh :


1. Terletak diantara lig. Sacrospinosum dengan N. gluteus inferior.
incisura ischiadica. A./V. glutealis inferior.
2. Dibagi oleh m. piriformis menjadi 2 bagian: A./V. pudenda interna.
Foramen suprapiriformis, dilewati oleh: N. pudendus.
N. gluteus superior. N. ischiadicus.
A./V. glutealis superior. N. cutaneus femoris podterior.
Foramen ischiadicum minor
1. Terletak diantara lig. Sacrospinosum dengan lig.
Sacrotuberosum.
2. Dilewati oleh:
A./V. pudenda interna.
N. pudendus.
M. obturatorius internus
*Jadi, ceritanya, A./V. pudenda interna & n. pudendus
akan keluar pada foramen infrapiriformis kemudian Posterolateral : lig. Sacrotuberosa.
masuk di foramen ischiadicum mayor, lalu berjalan di Posterior : sacrum & coccyx.
canalis Alcock.
Kepentingannya ini nanti untuk pudendal nerve block 2 area segitiga (di exitus pelvis):
(dijelaskan nanti pada anastesi) Trigonum urogenital : anterior. Organ yg ada
disini pada wanita urethra dan vagina. Pada pria
PERINEUM hanya urethra.
Terikat oleh pelvic outlet dan terpisah dari cavitas • Ada suatu membran yg disebut diaphragma
pelvis oleh diaphragma pelvis. urogenital (termasuk spatium perinei profunda).
Berada di bawah diaphragma pelvis. • Diaphragma urogenital terdiri dari:
Merupakan bagian yang sempit di antara bagian o M. transversus perinei profundus.
proksimal paha. o M. sphincter urethra externa.
Perineum dibatasi oleh: • Fascia yg melapisi diaphragm urogenital ada 2 :
Anterior : symphysis pubis. o Fascia urogenital superior
Anterolateral : ramus inferior os pubis & o Fascia urogenital inferior (membrane perinei)
ramus ischiadicus. Trigonum anal : posterior. Organ yg ada disini
Lateral : tuber ischiadicum. baik wanita maupun pria anus.

Corpus perineum (centrum tendineum perinei): Lapisan Lemak


Fungsinya untuk melekat otot : Lebih superficial.
1. M. transversus perinei superficial. Pada wanita membentuk labia mayor dan
2. M. sphincter ani externus. mons pubis.
3. M. bulbospongiosus. Pada pria, lemak berkurang pada trigonum
Corpus perineum terdapat otot: urogenital & diganti m. dartos.
1. M. bulbospongiosus. Ke anterior menjadi fascia Camper pada
2. M. sphincter ani externus. abdomen.
3. M. transversus perinei superficial.
4. M. transversus perinei profundus. 2. Fascia perinei profunda (fascia
5. Mm. pubococcygeus. Gallaudet/investing)
Fascia Trigonum Urogenital Melapisi m. ischiocavernosus, m.
1. Fascia perinei superficial (fascia Colles) bulbospongiosus, m. transverses perinei
Merupakan subcutis. superficial.
Lapisan membranosa Melekat ke lateral ke ramus ischiopubicus.
Lebih profunda. Berlanjut ke abdomen membentuk fascia yg
Tidak meluas ke trigonum analis. melapisi m. obliqus externus abdominis & vagina
Berlanjut menjadi fascia Scarpa di abdomen. musculi rectus abdominis.
Pada pria berlanjut menjadi fascia dartos di
penis dan scrotum.

Spatium Perinei Superficial M. transversus perinei superficial.


1. Ruangan diantara membrana perinei dengan fascia A & V. pudenda interna, n. pudendus.
Colles.
2. Pada pria: Spatium Perinei Profunda
Radix penis (bulbus & crus) & otot yg 1. Terletak diantara membrana perinei dengan fascia
berhubungan (m. ischiocavernosus & m. diaphragm pelvis inferior.
bulbospongiosus) 2. Pada pria:
Bagian proksimal urethra pars spongiosa. Urethra pars membranacea.
M. transversus perinei superficial. M. transversus perinei profunda.
A & V. pudenda interna, n. pudendus. Glandula bulbourethralis (glandula Cowper).
3. Pada wanita: Lemak ischioanal.
Radix clitoris (bulbus & crus) dan otot yg 3. Pada wanita:
berhubungan (m. ischiocavernosus). Lemak ischioanal.
Bulbus vestibule & otot disekitarnya (m. Bagian proksimal urethra.
bulbospongiosus). M. transversus perinei profundus.
Glandula vestibularis mayor (glandula
Bartholini).
M. sphincter urethra externa.
Klinis
Saat melahirkan, dasar pelvis (pelvic floor)
fl menyokong Episiotomy
kepala fetus sementara serviks uterus dilatasi. Lemahnya Fungsinya yaitu untuk melebarkan jalan lahir.
m. levator ani dan fascia pelvis dapat menyebabkan Dilakukan saat perineum tegang. Tapi, sekarang ini
rupture (sobek). Bagian otot dari m. levator ani yang episiotomy sudah lumayan ditinggalkan.
sering robek adalah m. pubococcygeus. Dibagi menjadi 3:
Pada rupture perineal, robeknya tidak teratur
te dan paling Median : yang terpotong corpus perinei.
parah sampai anus dan mengakibatkan komplikasi yaitu Mediolateral : yang terpotong m.
berupa fistula rectovagina karena robekan sampai bulbospongiosus.
rectum atau adanya benang yang menembus rectum Lateral : sudah tidak pernah dilakukan lagi
yang tidak diketahui, menyembuhkannya sangat sulit. Pada episiotomy mediolateral lebih menguntungkan
Cara mencegahnya yaitu dengan episiotomy.
episioto karena fungsi m. bulbospongiosus pada wanita tidak
Robekan perineum dibagi 3 tingkat: terlalu berfungsi dan pada episiotomy median dapat
Tingkat I : robekan hanya terjadi pada selaput lender melemahkan otot dan bisa melebar sampai ke rectum.
vagina dengan atau tanpa mengenai kulit perineum. Episiotomy dilakukan tanpa anast anastesi
esi karena saat
Tingkat II : robekan yang terjadi lebih dalam, selain dipotong tidak sakit sedangkan yang sakit saat dijahit.
mengenai selaput lender vagina juga mengenai m. Jadi, saat dijahit memerlukan anastesi.
perinea transversalis, tapi tidak mengenai sfingter Episiotomy dilakukan saat his (kontraksi uterus) karena:
ani. His lebih sakit daripada episiotomy.
Tingkat III : robekan yang terjadi
terjad mengenai seluruh Suplai darah saat his ke region perineal tidak lan
lancar.
perineum sampaipai m. sfingter ani.

Fossa Ischioanal / Ischiorectal Posterior : lig. Sacrotuberosum & m. gluteus


1. Lemak ischioanal merupakan kelanjutan dari fascia maximus.
perinei superficial yg lapisan lemak. Anterior : corpus os pubis, inferior ke asal
2. Terletak di medial tuber ischiadicum. puborectal.
3. Dibatasi oleh:
Lateral : m. obturator internus & fascia pelvis Canalis Alcock / Canalis Pudendalis
parietal. 1. Melewati dinding latera
lateral fossa ischioanal.
Medial : m. sphincter ani externus. 2. Terdapat A & V. pudenda interna & n. pudendus.

Nervus yang menginervasi pelvis


1. Plexus sacralis
N. pudendus (S2-S3)
S3) : menginervasi kulit & otot perineum.
N. ischiadicus (ramus anterior n. spinalis L4-S3)
L4 S3) : kalo dipreparat yg paling gede di daerah paha.
N. gluteus superior (ramus anterior n. spinalis L4-S1) : menginervasi m. gluteus medius et minimus, m. tensor
fascia lata.
N. gluteus inferior (ramus anterior n. spinalis L5-S2) : inervasi m. gluteus maximus.
2. Plexus coccygeus : ramus anterior S4-S5 & n.coccygeus.
Kalau inervasi yg lain seperti organ pelvis sudah dibahas mendalam di blok 1.4. Jadi, mending gak usah kubahas ya….
Pembuluh darah yang menyuplai pelvis A. glutealis superior.
Arteri 2. A. ovarica : cabang dari aorta abdomnalis.
1. A. iliaca interna 3. A. rectalis superior : cabang a. mesenterica inferor.
Anterior:
σ A. umbilicalis. Vena
σ A. obturatoria. 1. V. iliaca interna
σ A. vesicalis inferior (cowok)/ vaginalis (cewek). 2. V. gluteus superior
σ A. uterine (cewek). 3. V. iliolumbar
σ A. vesicalis superior. 4. Plexus venosus pelvic : plexus venosus uterine,
σ A. rectalis media. vaginalis, vesicalis, rectalis, prostaticus, sacralis
σ A. glutealis inferior. lateral.
σ A. pudenda interna:
σ A. rectalis inferior. Limfonodi
σ A. perinealis. 1. Lnn. Iliaca interna.
σ A. dorsalis penis//clitoridis. 2. Lnn. Iliaca externa.
σ A. penis//clitoris profunda. 3. Lnn. Sacralis
Posterior : Lnn. Iliaca interna et externalnn. Iliaca
A. iliolumbar. communislnn. Lumbalis.
A. sacralis lateral.

Kalau ingin lebih mendalam, baca dan pelajari lagi anatomi blok 1.4
Trus, aku mau bahas dikit aja tentanggenital organ…..
Uterus
Ada axis pada vagina, axis pada cervix, axis pada Fisiologi melahirkan kan sudah dibahas di lecture dan
corpus uteri……untuk menentukan posisi. tutorial, sedangkan manajemennya di skills lab. Jadi, gak
Diantara axis pada vagina dengan axis pada cervix usah begitu dibahas. Ok???
membentuk “versi” (kayaknya sudut, gituu….). Hal2x yg memudahkan kelahiran:
Diantara axis pada cervis dengan axis pada corpus 1. Ekspansi symphysis pubis (faktor ibu) : maksimal 0,5
uteri membentuk “fleksi” (kayaknya ni juga sudut) cm, karena hormone relaxin.
Pada versi ada 2 : ante- dan retro- 2. Moulage kepala bayi.
Pada fleksi juga ada 2 : ante- dan retro-
Jadi, kalau memberi posisi pada uterus harus 2 komplikasi bayi, karena cidera melahirkan:
meyertakan keduanya. Misalnya, anteversi- 1. Caput succadenum : yang rusak / rupture pada vasa
antefleksi. di subcutis. Kerusakan bisa ke tempat lain. Jadi,
Penggantung : lig. Teres uteri, lig. Latum, lig. menonjolnya tidak pada 1 tempat.
Uterosacrale, lig. Cardinal uteri. 2. Cephalhematoma : yang luka dalam membrane
Kalau ingin lebih lengkap (misalnya organ lain seperti periosteum, karena dibatasi sutura maka kerusakan
ovarium, vagina, genitalis externa), silahkan baca kembali gak bisa ke tempat lain, jadi menonjolnya pada
blok 1.4. Soalnya kalau dibahas disini bakal ngebanyain daerah tertentu di kepala.
tempat. Maaf yaa……T_T.

Anastesi Yang diblok serabut nyeri cervix uteri, superior


Prinsip: vagina, n. pudendus.
Dibatasi oleh pelvic pain line. Digunakan untuk vaginal birth agar tidak sakit dan ibu
Pada organ genital yang ditutupi peritoneum, masih bisa merasakan kontraksi uterus. Jadi si ibu
referred pain melalui jalur simpatis (L1-L3). sadar kapan harus mengejan.
Pada organ genital yang tidak tertutup peritoneum, Pudendal Nerve Block
referred pain melalui jalur parasimpatis (S2-S4). Yang diblok hanya somatic S2-S4 (dermatomenya).
Ada 3, semuanya merupakan anastesi regional : Hanya daerah perineum dan ¼ inferior vagina saja yg
Spinal Block tidak merasakan sakit
Melalui spinal subarachnoid L3/L4. Cara: cari tuber ischiadicum dengan cara diraba, trus
L1-kebawah kena/terblok. Jadi ibu tidak dapat disuntik pada sebelah agak medialnya.
merasakan sakit dan kontraksi uterus, sehingga ibu Karena ditempat itu ada canalis Alcock dimana terdapat
tidak tahu kapan harus mengejan. Biasanya dipake n. pudendus.
untuk SC. Biasanya digunakan untuk sirkumsisi pada cowok,
Komplikasi : sakit kepala. insisi bartholinitis/kista bartholini pada cewek.
Caudal Epidural Block
Melalui hiatus sacralis pada sacrum. Akhirnya selesai juga, maaf kalau kekurangan atau
Mengeblok S2-S4, system somatic dan visceral kelebihan. Aku hanya bisa memberikan segini aja.
(parasimpatis) terblok. Jika ada kritik dan saran, kasih tahu aja.
Makasiiih………………☺
Skills Laboratory
Baby Delivery 1 (Kala 1)
By Reagan Resadita

Selamat datang di blok 2.2 blok setelah blok 2.1 ini lebih heboh karena ujiannya udah duluan (nyindir) hahahah…
Sebenernya persalinan itu apa sih?
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta, dan secara bertahap, dari 0 sampai 3 cm. biasanya sih
selaput ketuban keluar dari rahim ibu. Biasanya fase ini berlangsung selama 8 jam..
persalinan dikatakan normal jika terjadi antara week 37 b. Fase aktif ditandai dengan frekuensi dan lama
dan week 41(dr. diah) dan tanpa adanya gangguan. kontraksi uterus meningkat secara bertahap biasanya
Persalinan dimulai (inpartu) saat uterus mulai 3-5 kali per 10 menit dan durasinya >40 detik. Pada
berkontraksi dan terjadi dilatasi cervix hingga plasenta pembukaan 4-10 cm biasanya terjadi selama 6 jam
keluar scr lengkap. Jadi prosesnya lama gitu bsa sampe (1cm/jam), dan bagian janin yang paling bawah akan
16 jam. Jadi persalinan bukan Cuma pas bayi nya keluar turun.
aja tapi keseluruhan proses dari awal hingga kelahiran Trus sebenernya tugas seorang dokter itu saat kala 1
plasenta. apa?
Tanda tanda klinis adanya persalinan : Jadi tugas seorang dokter adalah mempersiapkan dan
a. Terjadi dilatasi dan effacement (penipisan dan mengamankan kondisi ibu serta janin, mengamati
pembukaan) cervix. kemajuan persalinan. Biasanya seorang dokter
b. Keluarnya mucus bercampur darah (bloody show) mengamati dan meminta ibu untuk tenang dan berbaring
c. Kontraksi rahim yang regular (min 2x/10 menit durasi di ruang persalinan. Pemeriksaan yang bisa dilakukan
20 detik) adalah pemeriksaan BIMANUAL. Hal ini dilakukan untuk
Sebelum terjadi kelahiran bayi, harus diadakan persiapan menilai.
persiapan yang heboh dan eksentrik oleh seorang dokter, a. Dinding vagina, ada penyempitan atau tidak
walau dia hanya dokter umum. Karena persalinan b. Dilatasi dan pematangan cervix
merupakan hal yang melibatkan nyawa ibu dan bayi, shg c. Kapasitasi pelvis
kita sbg dokter umum harus bisa dan memilikki bekal d. Penghambat pada jalan lahir (misal perbaikan jalan
bekal khusus(masa dukun aja bisa, kita gak bisa malu atau jalan berlubang –emang nya jalan raya?? Hhe)
lah). Tiba tiba jadi inget ada dokter yang cerita waktu e. Karakteritik flour albus, inflamasi, dll
pertama kali membantu persalinan dia sendiri, trus f. Pecahnya ketuban
bayinya sungsang.. trus beliau gak cerita endingnya- g. Presentasi janin
dijamin cerita ini lebih seru dari sinetron cinta fitri season h. Penurunan kepala
6 i. Proporsi kepala panggul
Kala 1 persalinan dimulai dari kontraksi yang regular dan j. Dan kala persalinan
meninkat hingga cervix terbuka seutuhnya 10 cm. Kala 1 k. Wahh banyak juga ya yang bisa dilakuka oleh 2 jari
ini ada 2 tahap. Fase latent dan fase aktif. kita!! Hehehe
a. Fase latent dimulai sejak awal kontraksi yang
menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks

Gak kalah penting dari pemeriksaan bimanual, seorang dokter harus memeriksa Leopold maneuver dan TFU untuk
mengetahui persentasi, letak, dan segalanya tentang bayi.. sehingga persalinan bisa berjalan lancar. Coba aja kalo
misalnya kita gak tau presentasi bayi, trus main sodok sodok aja pke pemeriksaan bimanual, taunya keluarnya muka
bonyok,, brati persentasi kepala kan.. nah tuh.. repot sendiri jadi Leopold maneuver ini penting banget loh, simple
juga kan cara pemeriksaannnya!!
Secara ringkas dan sistematik yang dilakukan dokter saat ada ibu memasuki Kala 1 adalah.
1. Interpersonal communication
2. Memeriksa kondisi umum ibu dan vital sign
3. Mengukur nadi tiap 30 menit, dan tekanan darah tiap 4 jam, temperature juga tiap 4 jam
4. Memeriksa urine ibu
5. Melakukan Leopold maneuver 1-4, DJJ janin, dan kondisi janin (presentasi, engagement, jumlah baby, posisi, dll)
6. Melakukan pemeriksaan jalan lahir
7. Lakukan pemeriksaan bimanual dan menilai nya (hal hal yang diatas)
8. Memeriksa ketuban, pecah(+/-), warna (jernih/tidak), bau
9. Menyimpulkan kondisi janin
10. Menjaga kondisi ibu terutama fisik dan psikologis (tiap jam dan pemriksaan tiap 4 jam).
11. Mengamati adakah bloody show dari vagina
12. Memeriksa kontraksi uterus (frekuensi, durasi)
13. Menentukan kemajuan dilatasi dan effacement cervix
14. Memeriksa penurunan kepala sudah sampai mana(dengan palpasi abdomen)
15. Memeriksa rotasi interna
16. Mencatat pamantauan pada Partograph.
Sudah itu aja yang harus dilakukan dokter (aja?? Banyak gitu)
Oh iya ngemeng ngemeng masalah partograph, kita juga harus bisa ngisi partograph loh.. malah kemaren waktu skills
lab tuh ini yang susah… tapi kalo mau dijelasin di sini juga pasti bakal bingung sendiri mendingan temen temen yang
belum skileb ini belajar dlu ngisi partograph. Akhirnya sampai juga kita dipenghujung acara. Saya Reagan resadita
pamit (gaya MC terkenal) hahahahha…
Karena dibalik setiap kesusahan pasti ada kemudahan.
SOAL BY RINA & VALE

1. Wanita G3P2A0 dengan c. Bayi prematur e. Kematuran paru-paru janin


riwayat SC, hamil aterm, 20 d. Infeksi intrauterina 13. Suatu ketika saat anda sedang
jam inpartu, namun bayi belum e. Fetal distress berjaga di puskesmas ada
lahir setelah 3 jam dipimpin. 7. Seorang ibu hamil datang ke seorang ibu hamil datang
Pada vaginal touche teraba rumah sakit karena perutnya dengan ketuban sudah ruptur
tangan dan letak belakang secara berkala terasa nyeri dan dilatasi serviks sudah
kepala. Cephalopelvic seperti akan melahirkan. Umur lengkap. Saat anda berusaha
dysproportion relatif. Kondisi kehamilan 37 minggu, serviks membantu persalinan,
janin disebut berdilatasi 2 cm namun sudah ternyata bersamaan dengan
a. Presentasi wajah melunak. Belum terjadi pecah kepala muncul tangan janin
b. Presentasi majemuk ketuban, dan kepala janin pada jalur lahir ibu. Tindakan
c. Presentasi bokong sudah engage pada pelvis. Anda adalah
d. Presentasi vertex Tindakan Anda adalah a. Melanjutkan persalinan
e. Presentasi punggung a. Memberikan uterotonik b. Menyuruh ibu mengejan
2. Tindakan yang dilakukan, b. Melakukan pemeriksaan lebih kuat
apabila Anda seorang dokter tiap 2 jam c. Segera merujuk ke RS
obsgyn adalah c. Memberi anasthesi spinal terdekat
a. Sectio Caesaria d. Memberikan oksitosin per d. Melakukan SC saat itu juga
b. Partus percobaan IV e. Memakai alat bantu
c. Vakum e. Mempersiapkan prosedur foreceps
d. Forceps persalinan 14. Pada kasus di atas, tata laksana
e. Kristeler 8. Setelah pembukaan rahim 8 yang paling pertama Anda
3. Seorang wanita G2P1A0 cm, Anda meraba wajah janin lakukan adalah
dengan kehamilan 38 minggu berada di posisi paling bawah a. Memasang infus NaCL 0,9%
datang karena merasa ingin pada jalur lahir. Sikap janin b. Menyuntikkan lidocaine
melahirkan. Pada fase aktif seperti ini disebut pada perineum ibu
pembukaan 4 cm, ia merasa a. Flexi c. Melakukan episiotomi
kesakitan yang begitu hebat. b. Flexi maksimal d. Memijit bagian pelvis ibu
Untuk mengurangi rasa c. Deflexi ringan e. Memiringkan badan ibu
sakitnya, Anda dapat d. Deflexi sedang 15. Seorang ibu G2P1A0 datang
memberikan e. Deflexi berat pada Anda dengan kecemasan
a. Lidocaine 9. Selama persalinan terjadi karena sudah lewat 2 minggu
b. Morphin pendarahan, namun kondisi ini dari jadwal persalinan
c. Oksitosin tidak membahayakan asalkan (perhitungan 40 minggu)
d. Epidural jumlahnya tidak lebih dari namun ia tak kunjung
e. NO2 a. 100 ml merasakan tanda-tanda mau
4. 6 jam seusai proses persalinan b. 200 ml melahirkan seperti kehamilan
sang ibu menanyakan c. 300 ml sebelumnya. Kemudian Anda
mengapa ada lendir merah d. 400 ml merujuk ibu tersebut pada
yang keluar dari jalur lahirnya. e. 500 ml dokter obsgyn karena terdapat
Ia khawatir hal tersebut 10. Persalinan dinyatakan normal presentasi punggung. Tindakan
berdampak buruk bagi dirinya. salah satunya diindikasikan yang mungkin dilakukan oleh
Sebagai dokter anda dengan outcome bayi yang dokter obsgyn adalah
menjelaskan bahwa hal baik. Hal ini dapat dinilai a. Memberikan relaksin uteri
tersebut adalah normal yang menggunakan penilaian APGAR b. Melakukan SC
disebut yang dilakukan ... setelah c. Melakukan vaginal tuschae
a. Hemorrhage persalinan d. Meminta ibu untuk kembali
b. Involusi a. 1 menit 2 minggu lagi
c. Subinvolusi b. 1 hari e. Meminum obat
d. Lochia c. 3 hari antihipertensi
e. Sisa plasenta d. 1 minggu 16. Seorang ibu hamil yang
5. Sebelum melakukan induksi e. 10 hari mengalami hipertensi
pada persalinan, Anda 11. Neonatus dinyatakan sehat jika mendapatkan first line therapy
melakukan penilaian terhadap skor APGAR mencapai minimal berupa
cervix dengan Bishops score, angka a. Labetalol
yang tidak termasuk dalam a. < 2 b. Methyildopa
kriteria penilaian adalah b. 2 c. Nifedipine
a. Dilatasi c. 4 d. Methotrexate
b. Effacement d. 6 e. Diuretik
c. Umur kehamilan e. 8 17. Obat tersebut termasuk
d. Station 12. Selama antenatal care, golongan kelas terapi
e. Konsistensi viabilitas janin perlu a. Alpha-adrenergic inhibitors
6. Anda melakukan induksi diperhatikan. Viabilitas adalah b. Beta-adregenic receptor
persalinan dengan a. Kemampuan janin untuk blockers
memberikan oksitosin, namun bereproduksi setelah c. Calcium channel blockers
dosis harus sangat dewasa d. ACE inhibitor
diperhatikan, karena oksitosin b. Kemampuan janin untuk e. Angiotensin II receptor
yang berlebihan dapat hidup setrelah lahir blockers
menyebabkan hiperstimulasi c. Proporsi lingkar kepala 18. Pemberian oksitosin berlebih
uterus yang berakibat dengan bahu selama periode perinatal dapat
a. Ruptur uterus d. Jumlah janin dalam uterus berakibat buruk bagi janin dan
b. Sepsis ibu
ibu seperti yang disebutkan di terus terjadi. Kemungkinan d. 2 jam
bawah ini, kecuali terjadi gangguan pada proses e. 2,5 jam
a. Ruptur uteri a. Pelepasan plasenta 30. Dokter obsgyn melakukan
b. Hipertensi b. Kotiledon tertinggal di pemeriksaan untuk
c. Ischaemia fetal rahim mengetahui penurunan bagian
d. Intoksikasi air c. Tali pusar tidak terpotong terbawah janin. Fetus memiliki
e. Hipothermia fetal sempurna posisi longitudinal dan
19. Seorang ibu G4P3A0, usia d. Hemostasis presentasi kepala. Diameter
kehamilan 38 minggu datang e. Tidak mengecilnya ukuran yang terukur adalah occipito-
ke seorang dokter obsgyn uterus frontalis. Dengan palpasi
karena merasa akan 24. Setelah pengeluran plasenta, abdomen didapat hasil
melahirkan. Kontraksi uterus seharusnya kondisi ibu stabil pemeriksaan 0/5, artinya
terjadi 4 kali tiap 10 menit dalam a. Kepala fetus mobile di
dengan durasi 30 detik per a. 30 menit atas symphisis pubis
kontraksi. Tekanan darah b. 1 jam b. Kepala 5 jari dia atas
120/70 mmHg. Ditemukan c. 1,5 jam pelvic brim
presentasi kepala dan d. 2 jam c. Kepala bayi 5 cm di atas
perkiraan berat badan janin e. 2,5 jam symphisis pubis
3500 gram. Pada pengukuran 25. Ibu Melati Mewangi Sepanjang d. Tidak teraba kepala bayi
pelvis ibu ditemukan Hari sukses melahirkan anak di atas symphisis pubis
conjugatra diagonalis 10 cm, pertamanya dengan durasi e. Kepala bayi antara pelvic
distansia interspinosa 8 cm, labor 15 jam. Bayi tersebut cavity dan pelvic brim
dan distansia intertuberosa 7,5 memiliki presentasi kepala 31. Pemeriksaan untuk
cm. Dokter obsgyn kemudian dengan denominator vertex. mengetahui penurunan ini
melakuan SC dengan indikasi Kelahiran dengan pervaginal dilakukan tiap
a. Distokia dan usia kehamilan 38 minggu. a. 1 jam
b. Cephalo pelvic Pendarahan yang keluar 380 b. 2 jam
disproportion ml. Inisiasi terjadi secara c. 3 jam
c. Pre eclampsi spontan. Dari data tersebut, d. 4 jam
d. Bayi letak lintang kriteria yang bukan normal e. 5 jam
e. Hipotensi maternal labor 32. Pada kondisi tersebut makan
20. Aspek berikut dinilai dalam a. Durasi labor simphisis pubis akan sejajar
partograf, kecuali b. Presentasi dengan
a. Informasi ibu c. Volume bleeding a. Occiput
b. Cara persalinan kehamilan d. Usia kehamilan b. Vertex
sebelumnya e. Sikap janin c. Sinsiput
c. Kemajuan persalinan 26. Volume pendarahan dikatakan d. Bregma
d. Kontraksi uterus normal jika e. Glabella
e. Obat-obatan yang a. > 100 ml 33. Saat melahirkan makan
diberikan b. 200 – 300 ml denominator untuk bayi
21. Seorang ibu dengan usia c. 300 – 600 ml tersebut
kehamilan 36 minggu datang d. < 500 ml a. Occiput
ke Klinik Bersalin. Dokter e. 200 – 600 ml b. Vertex
kemudian melakukan 27. Diameter yang diperhitungkan c. Sinsiput
pemeriksaan bimanual dan pada saat persalinan tersebut d. Bregma
USG. Dari hasil pemeriksaan adalah e. Glabella
didapat kepala bayi a. Suboccipito-bregmatika 34. Ibu Painem telah 2 jam berada
hiperekstensi. Kepala fetus b. Fronto-occipitalis ke Klinik Bersalin. Saat ini, ibu
menyentuh punggung. Maka c. Mento-occipitalis Painem sudah melalui Kala 1
denominator saat persalinan d. Submentovertikalis laten dan memasuki Kala I
a. Occiput e. Fronto-bregmatika aktif. Dokter terus memonitor
b. Fontanella occipitalis 28. Ibu Harmoni Cinta datang ke kondisi ibu Painem dengan
c. Vertex Klinik Bersalin karena melakukan vital sign secara
d. Glabella merasakan kontraksi dan berkala. Selain itu dokter juga
e. Dagu mengira dia akan melahirkan. melakukan pemeriksaan
22. Diameter yang diperhitungkan Dokter memastikan ibu bimanual untuk mengetahui
pada saat persalinan tersebut Harmoni memasuki Kala I aktif banyak hal, kecuali
adalah karena melihat dilatasi cervix 4 a. Penyempitan vagina
a. Suboccipito-bregmatika cm. Uisa kehamilan sudah b. Presentasi bayi
b. Fronto-occipitalis mencapai 38 minggu. Untuk c. Bartolinitis
c. Mento-occipitalis memonitor kondisi ibu d. Kapasitas pelvis
d. Submentovertikalis Harmoni, maka pemeriksaan e. Kontraksi uterus
e. Fronto-bregmatika tekanan darah dilakukan tiap 35. Frekuensi kontraksi dianggap
23. Pada hari Sabtu, 23 oktober a. 1 jam adekuat jika terjadi
pukul 19.30, lahir seorang bayi b. 2 jam a. 3 kali dalam 5 menit
sehat laki-laki dengan berat 3.5 c. 3 jam b. 2 kali dam 7 menit
kg dan panjang 40 cm. d. 4 jam c. 5 kali dam 8 menit
Kelahiran normal pervaginal e. 5 jam d. 3 kali dalam 10 menit
dengan episiotomy 29. Selain tekanan darah dilakukan e. 4 kali dalam 15 menit
mediolateral. Plasenta juga pemeriksaan denyut nadi 36. Kepala janin umumnya
dilahirkan sempurna pada tiap memasuki pelvic inlet pada
pukul 19.50. Namun, hingga a. 30 menit primigravida setelah kehamilan
pukul 23.00 pendarahan masih b. 1 jam a. 40 minggu
c. 1,5 jam b. 39 minggu
c. 38 minggu e. Mobilisasi – eksenterasi – c. 7
d. 37 minggu rotasi – fiksasi d. 8
e. 36 minggu 42. Manuver external cephalic e. 9
37. Bayi perempuan dengan berat version dilakukan dari dinding 47. Tindakan dokter yang paling
3000 g dilahirkan ibu Susi abdomen sehingga menjadi tepat berdasar BISHOP score
dengan pervaginal. presentasi kepala. Hal itu a. Sectio cesarean
Pendarahan yang terjadi sebaiknya dilakukan pada usia b. Menunggu hingga dilatasi
kurang lebih 400 ml. Dokter kendungan 10 cm
segera melakukan delivery a. 28 – 32 minggu c. Melakukan stimulasi
plasenta. Kelahiran plasenta b. 30 – 34 minggu kontraksi
tersebut dapat dibantu dengan c. 32 – 36 minggu d. Pemberian oksitosin
oksitosin dengan dosis d. 34 – 38 minggu untuk mulai induksi
a. 5 IU e. 36 – 40 minggu e. Manuver McRobert
b. 10 IU 43. Ibu Ani suah merasakan 48. Jika kasus tersebut terjadi pada
c. 15 IU kontraksi 5 kali setiap 10 menit seorang ibu multipara, maka
d. 20 IU sejak 1 jam yang lalu. tindakan dilakukan jika BISHOP
e. 25 IU Persalinan akan segera score
38. Metyhlergonovine maleat juga dilakukan karena cervix telah a. <5
dapat diberikan, dengan dosis membuka 10 cm. Penurunan b. <6
0,3 mg secara kepala bayi sudah setinggi c. <7
a. Peroral spina ischiadica. Maka dokter d. <8
b. Rectal mengetahui bahwa penurunan e. <9
c. Intravena suada pada 49. Puerperium terjadi kira-kira
d. Subkutan a. Hodge I hingga 6 minggu postpartum.
e. Intramuscular b. Hodge II Periode puerperium terbagi
39. Namun, sayangnya, ibu Susi c. Hodge III menjadi 3, yaitu immediate,
tidak merespon pemberian d. Hodge IV early, dan remote puerperium.
kedua obat tersebut. e. Hodge V Selama rentang waktu tersebut
Untunglah, sang dokter punya 44. Namun, sayangnya, terjadi perubahan anatomi dan
banyak akal, maka diberikanlah penggunaan bidang Hodge fisiologi kembali ke status
a. Dinoprostone sudah mulai ditinggalkan dan nongravid. Uterus mengalami
b. Methyldopa mulai beralih ke metode involusi, dan akan kembali ke
c. Terbutaline Station. Maka kasus tersebut, pelvis minor ada minggu ke
d. Metoclopramide penurunan kepala bayi terjadi a. 1
e. Carboprost tromethamine di b. 2
40. Tranverse lie merupakan a. Station -2 c. 3
kondisi yang mungkin terjadi b. Station -1 d. 4
saat kehamilan. Meskipun c. Station 0 e. 5
prevalensinya kecil, dokter d. Station +2 50. Ibu Alexandra saat ini
harus siap melakukan tindakan e. Station +2 menjalani Kala II persalinan.
jika menemui kasus tersebut. 45. Jika diagnosis menunjukkan Cervix sudah dilatasi 10 cm.
Etiologi nya bermacam- Station +2, artinya Kepala bayi sudah turun hingga
macam, seperti prematur, a. Kepala janin setinggi spina station -1. Ketuban sudah
placenta previa, ischiadica pecah. Fetus memiliki
polyhidramanios, ataupun b. Kepala janin sejajar Hodge presentasi kepala, longitudinal,
abnormal placenta. IV dan dengan denominator dagu
Manajemen yang paling sering c. Kepala janin 2 cm anterior. Dokter hendak
dilakukan untuk kasus dibawah pelvic brim melakukan ekstrasi forceps,
transverse lie ini d. Kepala janin teraba 2 jari namun ada kontradindikasi,
a. Pemberian oksitosin di atas simphysis pubis yaitu
b. Manuver McRobert e. Kepala janin 2 cm di a. Ketuban sudah pecah
c. Manuver Rubin bawah Station 0 b. Presentasi wajah
d. Manuver Massanti 46. Seorang ibu nullipara datang c. Dilatasi 10 cm
e. Sectio Cesarean mengalami unprogress labor. d. Station -1
41. External cephalic version juga Hasil pemeriksaan e. Posisi longitudinal
dapat menjadi alternatif untuk menunjukkan dilatasi cervix 2
transverse lie, urutannya cm, effacement 30%, dan KUNCI
a. Fiksasi – rotasi – penurunan kepala janin hingga b-a-d-d-c-a-b-d-e-a
mobilisasi – eksenterasi 3 cm di atas spina ischiadica. e-b-c-a-b-b-a-e-b-b
b. Rotasi – eksenterasi – Konsistensi cervix terasa kaku e-d-d-d-e-d-b-d-a-d
fiksasi – mobilisasi dan posisinya teraba posterior. d-c-b-e-d-e-b-e-e-e
c. Mobilisasi – fiksasi – rotasi Maka BISHOP score untuk ibu e-d-c-c-e-a-d-c-b-d
– eksenterasi ini
d. Rotasi – mobilisasi – a. <5
eksentrasi – fiksasi b. 6
::POJOK HSC::
Hufffftttt.. Mw nerbitin week 1 ini udah kayak partus aja, orang kaya?
akhirnya keluar juga ni HSC.. Selamat membaca..!!! jawab 1 : buah duren!! (salah banggeet)
Penyakit Pejabat jawab 2 : buah dada (parah lo!!)
Tanya : penyakit apa yang sedang marak dikalangan pejabat
selanjutnya mereka saling memandang heran, dan terus
dan orang kaya ?
menanyakan jawabannya!
jawab 1 : penyakit korupsi (tentu saja bukan)
jawab 1&2 : abiss apaan jawabannya ??
jawab 2 : penyakit stroke (tau aja!)
jawabannya ya....buah strokeberry!!!
tanya : buah apa yang paling berbahya dikalangan pejabat dan

EDITOR
DITYA DEVALE RINENGGO

Anda mungkin juga menyukai