Anda di halaman 1dari 12

Faktor yang Menyebabkan Seseorang Tidak Dapat Menggerakan Lengan Kiri Akibat Terjatuh

dari Tangga

Abstrak

Manusia memiliki kerangka. Kerangka adalah gabungan tulang-tulang yang saling


bersambungan satu sama lain. Di dalam kerangka terdapat tulang, sendi, dan otot yang bergerak
aktif. Tulang mempunyai salah satu fungsi yaitu membuat tubuh manusia bisa berdiri tegak,
selain itu juga berfungsi untuk melindungi organ-organ dalam tubuh. Dislokasi Glenohumeral
merupakan keluarnya caput humerus dari tempatnya yaitu glenoid yang terletak pada bahu.
Sendi adalah sambungan antar tulang dan otot merupakan alat untuk bergerak, otot ini melekat
pada tulang melalui tendon. Dislokasi dapat dibedakan berdasarkan penyebabnya yaitu dislokasi
congenital,spontan dan traumatic. Berdasarkan tempatnya dibedakan menjadi 4 yaitu dislokasi
anterior, posterior, inferior, superior. Fraktur 1/3 Distal Os Radius atau Fraktur Colles merupakan
patahan pada bagian radius yang berdekatan dengan pergelangan tangan hal ini dikarenakan
karena seorang menahan beban.

Kata kunci : Dislokasi Glenohumeral, Fraktur Colles, otot

Abstract

Human have a skeleton. Skeleton is a joint bones are interconnected with each other. Within the
skeleton there are bones, joints, and muscles that move actively. Bones provide support for our
bodies and also protect the visceral organs in the body. Joints is articulation between bones and
muscles are also necessary for movement, themusclesattached tobonesbytendons..Glenohumeral
dislocation is the discharge head of the humerus of the place is located on the shoulder glenoid .
Dislocations can be distinguished based on the cause is congenital dislocation , spontaneous
and traumatic . Based on the place is divided into four , namely dislocation anterior , posterior ,
inferior , superior . 1/3 Distal Radius Fractures Os or Colles fracture is a fracture in the radius
of which is adjacent to the wrist this is because as a weight-bearing.

Keywords : Glenohumeral dislocation , fracture Colles, muscles

Pendahuluan

Dislokasi, Frakur dan cedera merupakan hal yang sering terjadi apabila seseorang
mangalami kecelakaan. Kecelakan tersebut dapat menimbulkan cedera dari ringan hingga berat.
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai dislokasi Glenohumeral, Fraktur pada 1/3 distal Os
Radius dan cedera lengan bawah akibat seorang jatuh dari tangga dan tidak dapat menggerakan
lengannya. Mahasiswa kedokteran dituntut untuk mengetahui anatomi dari tangan mulai dari
tulang, sendi dan otot – otot yang terdapat pada tangan. Saat terjadi kecelakaan banyak hal yang
akan terjadi pada tangan tersebut seperti dislokasi, Dislokasi ini dapat membuat tulang berubah
dari posisi semula. Dislokasi ini harus kita ketahui jenisnya karena memiliki banyak jenis begitu
pula dengan patah tulang atau dalam istilah keokteran dikenal dengan fraktur. Dislokasi dan
Fraktur ini dapat menyebabkan syaraf terjepit, pembuluh darah pecah, pembuluh darah terjepit
maupun tulang keluar dari kulit. Hal tersebut menyebabkan masalah terutama dalam
menggerakan lengannya. Maka dari itu didalam makalah ini akan dibahas lebih dalam tentang
dislokasi, fraktur dan juga cedera pada otot lengan bawah.

Pembahasan

Hubungan Antartulang ( Artikulasi / Persendian )


Antartulang dalam tubuh berhubungan satu dengan yang lain agar dapat melakukan
fungsinya dengan baik. Hubungan antartulang itu disebut persendian (artikulasi).
Berdasarkan keleluasaan gerakan yang dihasilkan, ada tiga jenis persendian, yaitu sinartrosis,
sinfibrosis, dan diartrosis.1
Sinartrosis
Sinartosis adalah persendian yang tidak dapat digerakkan. Ada dua tipe utama sinartrosis,
yaitu suture dan sinkondrosis. Suture atau sinostosis adalah hubungan antartulang yang
dihubungkan dengan jaringan ikat serabut padat, contohnya pada tengkorak. Sinkondrosis adalah
persendian oleh tulang rawan (kartilago) hialin, contohnya hubungan antara epifisis dan diafisis
pada tulang dewasa
Amfiartrosis atau Sinfibrosis
Amfiartrosis atau Sinfibrosis adalah persendian yang dihubungkan oleh tulang rawan
(kartilago), jaringan ikat serabut, dan ligamen sehingga memungkinkan terjadi sedikit gerakan.
Contohnya sendi antara tulang betis dan tulang kering.
Diartrosis
Diartrosis adalah persendian yang memungkinkan gerakan tulang-tulang secara leluasa.
Misalnya sendi engsel pada lutut dan siku serta sendi peluru pada pangkal paha dan lengan atas.
Ujung tulang yang membentuk persendian (diartrosis) bersifat khas, yaitu berbentuk bonggol,
sedangkan ujung yang lain membentuk lekukan yang sesuai ukuran bonggol. Setiap permukaan
sendi dilapisi dengan tulang rawan hialin dan dibungkus dengan selaput sinovial yang
membentuk minyak sinovial. Minyak sinovial atau minyak sendi ini berfungsi untuk melicinkan
gerakan. Diartrosis meliputi beberapa macam persendian. Berdasarkan arah gerak yang
ditimbulkannya, diartrosis dapat dibedakan menjadi beberapa jenis dan macam sendi yang
dijelaskan sebagai berikut.

Pembagian sendi menurut bentuk dan letaknya.


Macam-macam Sendi Terdapat pada
1. Sendi Engsel Persendian pada tulang siku dan lutut.
Sendi engsel adalah persendian yang
memungkinkan terjadinya gerakan ke satu
arah
2. Sendi Pelana Persendian pada hubungan antara tulang ibu
Sendi pelana adalah persendian yang
jari dan tulang telapak tangan.
memungkinkan gerakan ke dua arah.

3. Sendi Putar
Sendi putar adalah persendian tulang yang tengkorak dengan tulang atlas dan radius
satu mengitari tulang yang lain sehingga dengan ulna.
menimbulkan gerak rotasi

4. Sendi Geser Persendian pada hubungan antara ruas-ruas


Sendi geser adalah persendian yang
tulang belakang.
gerakannya hanya menggeser, kedua ujung
agak rata dan tidak berporos. Sendi geser
disebut juga sendi kepat atau sendi avoid.
5.
Sendi Luncur
, Skapula dengan klavikula dan karpal dengan
Sendi luncur adalah persendian tulang
metakarpal.
yang memungkinkan terjadinya gerakan
badan melengkung ke depan, ke belakang
atau memutar
6.
Sendi Peluru
, Tulang lengan atas dengan gelang bahu dan
Sendi peluru adalah persendian tulang
tulang paha dengan gelang panggul.
yang gerakannya paling bebas di antara
persendian yang lain, yaitu dapat bergerak
ke segala arah.
7.
Sendi Elipsoid / Kondiloid hubungan antara tulang pengumpil dan tulang
pergelangan tangan
Mirip dengan sendi peluru, hanya saja
sendi elipsoid memiliki bonggol dan
ujung-ujung tulangnya tidak membulat,
tetapi sedikit oval. Oleh karena itu,
gerakan yang dihasilkan lebih terbatas
dibandingkan dengan sendi peluru

Otot
Otot ialah jaringan yang mempunyai kemampuan khusus yaitu berkontraksi. Otot terdiri
dari serabut silindris yang mempunyai sifat yang sama dengan sel dari jaringan lain. 5 Pada
manusia, otot dapat digolongkan lagi menjadi tiga bagian besar yang masing-masing memiliki
fungsi khusus.Otot tersebut ialah otot rangka, otot polos, dan otot jantung.

a. Otot rangka adalah otot lurik, bekerja sebagai volunteer dan melekat pada rangka.
Otot rangka adalah spesialisasi kontraksi pada tubuh yang letaknya melekat pada tulang.
Kontraksi otot rangka menyebabkan tulang tempat otot tersebut melekat bergerak, yang
memungkinkan tubuh melaksanakan barbagai aktivitas motorik.Setiap serabut otot itu
bergaris melintang karena adanya gambaran selang-seling antara warna muda dan tua.
Serabut otot sangat panjang, sampai 30 cm, berbentuk silindris, dengan lebar berkisar
antara 10 mikron sampai 100 mikron, setiap serabut memiliki banyak inti yang tersusun
di bagian perifer.
b. Otot polos adalah otot yang tidak berlurik dan involunter. Jenis otot ini dapat
ditemukan pada dinding organ berongga seperti kandung kemih dan uterus, serta pada
dinding tuba, seperti pada sistem respiratorik, pencernaan, reproduksi, urinarius dan
sistem sirkulasi darah. Serabut otot berbentuk spindle dengan nukleus sentral yang
terelongasi, serabut inti berukuran kecil, berkisar antara 20 mikron (melapisi pembuluh
darah) sampai 0,5 mm pada uterus ibu hamil, dan kontraksinya kuat dan lamban.
c. Otot jantung adalah otot lurik, involunter dan hanya di temukan pada jantung: Serabut
terelongasi dan membentuk cabang dengan satu nukleus sentral, panjangnya berkisar
antara 85 mikron sampai 100 mikron dan diameternya sekitar 15 mikron, diskus
terinterkalasi adalah sambungan kuat khusus pada sisi ujung yang bersentuhan dengan sel-
sel otot tetangga, kontraksi otot jantung kuat dan berirama.6
Susunan Otot Extermitas Superior

- Otot axioappendicular anterior

- Otot axioappendicular posterior (superficalis, profunda)

- Otot scapulohumeral

- Otot lengan atas, lengan bawah dan tangan

Otot Axioappendicular Anterior terdiri dari m. pectoralis major, m. pectoralis minor, m.


subclavius, m. serratus anterior. Otot axioppendicular posterior superficalis terdiri dari m.
trapezius dan m. lattisimus dorsi. Sementara itu otot axioppendicular posterior profunda terdiri
dari m. levator scapulae dan m. rhomboideus minor dan major. Otot scapulohumeral terdiri dari
m. deltoideus, m. supraspinatus, m. infraspinatus, m. teres minor, m. teres major, m.
subscapularis. Otot lengan atas terdiri dari otot fleksor yaitu m. biceps brachii, m. brachialis, m.
coracobrachialis. Sementara itu otot ekstensor terdiri dari m. triceps brachii. Otot lengan bawah
terdiri dari otot fleksor dan ekstensor, otot fleksor mempunyai tiga lapisan. Lapisan pertama
terdiri dari m. pronator teres, m. flexor carpi radialis, m. palmaris longus, m. flexor carpi ulnaris.
Lapisan kedua terdiri dari m. flexor digitorum sublimis. Lapisan ketiga terdiri dari m. flexor
digitorum profundus, m. flexor pollicis longus, dan m. pronator quadratus.

Fungsi Sistem Muskular


Terdapat tiga fungsi utama dari otot, yaitu: pergerakan, penopang tubuh, dan produksi panas.
Otot mengahasilkan gerakan pada tulang tempat otot tersebut melekat, selain itu otot juga
menopang rangka dan dapat mempertahankan tubuh saat berada dalam posisi duduk maupun
berdiri. Kontraksi otot secara metabolis akan menghasilkan panas yang dapat mempertahankan
suhu normal tubuh.
Struktur Tulang
Adapun tulang pembentuk regio ekstremitas superior yaitu: Scapula,
Clavicula, Humerus, Radius, Ulna, carpal, Metacarpal, Phalangs.
Scapula (tulang belikat)
Dalam anatomi manusia, tulang belikat atau scapula adalah tulang
yang menghubungkan humerus (tulang lengan atas) dan clavicula (tulang
selangka).
Clavicula (tulang selangka)
Dalam anatomi manusia, tulang selangka atau clavicula adalah
tulang yang membentuk bahu dan menghubungkan lengan atas pada
batang tubuh.
Humerus (Tulang Lengan Atas)
Batang humerus terletak di antara batas atas pectoralis penyisipan
besar proksimal dan distal ridge supracondylar. 5 Ini merupakan tengah tiga
perlima dari seluruh humerus. Bagian anterior tuberositas semakin besar
meluas ke anterior punggungan yang berakhir pada fosa coronoid distal.
Aspek posterior yang lebih besar terus tuberositas sebagai lateral distal ridge
yang berakhir di supracondylar lateral punggungan. Melds tuberositas yang
lebih kecil menjadi medial terletak punggung bukit yang membentuk
punggungan supracondylar medial distal.
Deltoideus Tuberculum yang membentuk lateral keunggulan hanya
proksimal ke midshaft. Batang humerus memiliki posterior, sebuah
anterolateral, dan anteromedial permukaan.kanal yang meduler berakhir
humerus proksimal ke olecranon fosa.
Anatomi humerus memiliki implikasi yang penting untuk internal dan
eksternal fiksasi
Lengan dibagi menjadi kompartemen anterior dan posterior oleh fasia
septae. Compartmentcontains posterior otot trisep, saraf radialis beteen
panjang dan lateral kepala trisep. Anterior atau flexorcompartment berisi
fleksor dari siku, biceps brachii dan brakialis, dan coracobrachialis. The
brakialis telah mendapat pasokan dua saraf-satu dari muskulokutaneus dan
lain dari saraf radialis.
Radius (Tulang Pengumpil) & Ulna (Tulang hasta)
Radius (tulang pengumpil), letaknya bagian lateral, sejajar dengan ibu jari. Di bagian yang
berhubungan humerus dataran sendinya berbentuk bundar yang memungkinkan lengan bawah dapat
berputar atau telungkup.

Ulna (tulang hasta), yaitu tulang bawah yang lengkungannya sejajar dengan jari kelingking arah
ke siku mempunyai taju yang disebut prosesus olekrani, gunanya ialah tempat melekatnya otot dan
menjaga agar siku tidak membengkok kebelakang.
Carpal, Metacarpal dan Phalangs
Pergelangan tangan terbentuk dari delapan tulang karpal ireguler yang tersusun dalam dua
baris,setiap baris berisi empat tulang.

1) Barisan tulang karpal proksimal dari sisi ibu jari dalam posisi anatomis terdiri dari tulang
berikut ini :

a) Navikular (skafoid), dinamakan demikian karena bentuknya menyerupai perahu

b) Lunatum dinamakan demikian karena bentuknya seperti bulan sabit

c) Trikuetral (triangular), dinamakan demikian memiliki tiga sudut

d) Pisiform, yang berarti kacang, dinamakan demikian karena ukuran dan bentuknya
menyerupai kacang.

2) Barisan tulang karpal distal terdiri dari :

a) Trapesium, sebelumnya disebut tulang multangular besar karena permukaannya yang


banyak

b) Trapezoid, berukuran lebih kecil, tetapi multi-sisi juga

c) Kapitatum, dinamakan demikian karena kepala tulang yang bulat dan besar
d) Hamatum, berarti kait, dinamakan demikian karena ada tonjolan menyerupai kait, yang
meluas pada sisi medial pergelangan tangan.

Tangan (metacarpus)
Terdiri dari tulang pipa pendek, tersusun dari lima tulang metacarpal
1) Semua tulang metakarpal sangat serupa, kecuali untuk ukuran panjang metacarpal pertama
pada ibu jari.
2) Setiap tulang metacarpal memiliki sebuah dasar proksimal yang berartikulasi dengan
barisan distal tulang karpal pergelangan tangan. Sebuah batang, dan sebuah kepala terpilih
yang berartikualsi dengan sebuah tulang falang, atau tulang jari, kepala tulang metacarpal
membentuk buku jari yang menonjol pada tangan.
Tulang-tulang jari disebut phalangs
Terdiri dari tulang pipa pendek yang banyaknya 14 buah dibentuk dalam 5 bagian tulang yang
berhubungan dengan metakarpalia perantaraan.Tulang tunggalnya lebih sering disebut tulang
falang
1) Setiap jari memiliki tiga tulang, yaitu tulang phalangs proksimal, medial, dan phalangs
distal.
2) Ibu jari hanya memiliki tulang phalangs proksimal, dan medial
Jaringan ikat
Jaringan ikat terdiri atas komponen yang telah dibicarakan: serat, sel, dan substansi dasar,
meskipun cukup bervariasi di struktur histologis. Jaringan ikat terdiri dari suatu matriks yang
berfungsi menghubungkan dan mengikat sel dan organ dan pada akhirnya akan memberikan sokongan
kepada tubuh. Hal itu berujung pada penggunaan nama atau klasifikasi untuk berbagai jenis
jaringan ikat.8
1. Jaringan Ikat Umum
Terdapat 2 golongan jaringan ikat umum: longgar dan padat.
a. Jaringan Ikat Longgar
Jaringan ikat ini biasanya menunjang jaringan epitel, membentuk lapisan yang
membungkus pembuluh darah dan limfe, serta mengisi ruang antara serabut otot dan
saraf. Jaringan ikat longgar juga ditemukan pada stratum papilare di dermis, hipodermis,
lapisan rongga peritonium, dan rongga pleura, di kelenjar dan di membran mukosa
(membran basah yang melapisi organ berongga) yang menyokong sel-sel epitel.
Jaringan ikat longgar yang terkadang disebut jaringan areolar, memiliki semua
komponen utama jaringan ikat (sel, serat, dan substansi dasar) dalam proporsi yang kira-
kira setara. Sel yang terbanyak ditemukan adalah fibroblas dan makrofag, tetapi jenis
lain sel jaringan ikat juga dijumpai. Serat kolagen, elastin, dan retikular juga terdapat di
jaringan ini. Dengan substansi dasar dalam jumlah sedang, jaringan ikat longgar
memiliki konsistensi halus, bersifat fleksibel, dipendarahi dengan baik, dan tidak terlalu
resistan terhadap stress.
b. Jaringan Ikat Padat
Teradaptasi untuk memberikan ketahanan dan proteksi. Jaringan ini memiliki
komponen yang sama seperti komponen jaringan ikat longgar, tetapi selnya lebih sedikit
dan serat kolagennya lebih banyak di substansi dasar. Jaringan ikat padat kurang
fleksibel dan jauh lebih tahan terhadap stres ketimbang jaringan ikat longgar. Jaringan
tersebut dikenal sebagai jaringan ikat padat ireguler bila serat-serat kolagennya tersusun
berupa berkas-berkas tanpa adanya orientasi tertentu. Serat kolagen membentuk
anyaman 3-dimensi di jaringan ikat yang tidak teratur dan tahan terhadap stress dari
segala arah. Jaringan ikat padat ireguler sering ditemukan berdekatan dengan jaringan
ikat longgar. Kedua tipe jaringan ikat tersebut sering tumpah tindih satu sama lain dan
pembedaan antara keduanya sering kali acak.
Berkas kolagen jaringan ikat padat regular tersusun menurut pola tertentu dengan
serat kolagen yang tersusun dengan orientasi linear fibroblas sebagai respons terhadap
stres berkepanjangan dalam arah yang sama. Susunan ini tahan sekali terhadap daya
tarikan.
Tendon dan ligamen adalah contoh yang paling umum untuk jaringan ikat padat
regular. Struktur silindris panjang ini melekatkan komponen sistem muskuloskeletal;
karena banyaknya serat kolagen, tendon tampak berwarna putih dan tidak dapat
diregangkan. Jaringan ini terdiri atas himpitan berkas-berkas kolagen yang sejajar, dan
dipisahkan oleh sedikit substansi dasar antarsel. Fibrositnya mengandung inti panjang
yang sejajar terhadap serat dan sedikit lipatan sitoplasma yang meliputi bagian berkas
kolagen. Sitoplasma fibrosit ini jarang terlihat dengan pulasan H&E tidak hanya karena
jumlahnya yang sedikit, tetapi juga karena terpulas dengan warna yang sama seperti
seratnya. Sejumlah ligamen, seperti ligamenta flava columna vertebrae, juga
mengandung sejumlah besar berkas serat elastin yang sejajar.
Berkas kolagen tendon memiliki ukuran yang bervariasi dan diselubungi oleh
jaringan ikat longgar yang mengandung pembuluh darah dan saraf. Namun, secara
keseluruhan tendon kurang mendapat pendarahan dan perbaikan tendon yang rusak
berjalan sangat lambat. Di luar, tendon dikelilingi oleh selubung jaringan ikat padat
iregular. Pada tendon tertentu, selubung ini terdiri atas dua lapisan, dan keduanya
dilapisi sel-sel sinovial gepeng yang berasal dari mesenkim. Satu lapisannya melekat
pada tendon, dan lapisan lain melapisi struktur di dekatnya. Rongga di antara kedua
lapisan ini mengandung cairan kental (mirip dengan cairan sendi sinovial) yang terdiri
atas air, protein, hialuronat, dan GAG lainnya. Sekresi sinovial ini bekerja sebagai
pelumas yang memungkinkan mulusnya pergeseran tendon di dalam selubungnya.
2. Jaringan Retikular
Jaringan ikat retikuler adalah nama lain untuk serat retikuler yang merupakan
bagian penting dari struktur jaringan. Sel-sel yang dibangun dengan serat retikuler
adalah fibroblast yang juga dikenal sebagai sel retikuler. Serat retikuler terbuat dari
kolagen dan glikoprotein. Serat ini sangat tipis dan hampir tidak terlihat di bagian
histologis. Namun, dapat dilihat secara mikroskopis setelah impregnasi dengan noda
perak. Ini afinitas serat retikuler untuk perak noda dikenal sebagai argyrophilia. Serat
retrikular juga diresapi dengan reaksi PAS karena glikoprotein yang ada di dalamnya.
Serat retikuler juga merupakan bentuk dari kolagen tipe III. Jaringan menyusun sendiri
untuk sel dalam berbagai organ seperti sumsum tulang, kelenjar getah bening, limpa dan
hati. Serat retikuler adalah bagian dari sebagian besar dari jaringan ikat dan selalu serat
dominan. Jaringan ini membentuk kerangka struktural untuk sel organ di banyak organ
dan jaringan.
3. Jaringan Mukosa
Jaringan mukosa terutama ditemukan di tali pusat (korda umbilikalis) dan jaringan
janin. Jaringan mukosa memiliki banyak substansi dasar yang terutama terdiri dari atas
asam hialuronat, yang membuatnya menjadi jaringan mirip jeli yang mengandung sedikit
serat kolagen dengan sebaran fibroblas. Jaringan mukosa merupakan komponen utama tali
pusat, yang disebut Wharton’s jelly. Bentuk jaringan ikat serupa juga ditemukan di dalam
pulpa gigi yang masih muda.
Mekanisme Kerja Otot
Otot rangka melakukan kerja otot yaitu kontraksi dan relaksasi. Akibat dari aktivitas
kontraksi dan relaksasi ini, akan timbul pergerakan pada rangka tubuh. Otot tidak pernah bekerja
sendiri, walaupun hanya untuk melakukan gerak paling sederhana. Misalnya saja saat mengambil
pensil, memerlukan gerakan jari dan ibu jari, pergelangan tangan, siku, bahu dan mungkin juga
batang tubuh ketika membungkuk ke depan. Setiap otot harus berkontraksi dan setiap otot
antagonis harus rileks untuk menghasilkan gerakan yang halus. Kerja harmonis otot-otot disebut
koordinasi otot.9
Tentu saja, kerja otot tidak lepas dari peran saraf. Otot dipersarafi oleh 2 serat saraf pendek
yaitu saraf sensorik dan saraf motorik. Saraf sensorik yang membawa impuls dari otot menuju ke
saraf pusat, sementara saraf motoik membawa impuls ke serat otot dari saraf pusat untuk memicu
kontraksi otot. Korpus sel dari sel-sel saraf motorik terdapat dalam komu anterior substansia
grisea dalam medula spinalis.10

Kesimpulan

Dislokasi Glenohumeral, fraktur 1/3 distal os radius, cedera otot lengan bawah
merupakan penyebab dari seorang tidak dapat menggerakan lengannya dengan kemungkinan ada
saraf terjepit, pembuluh darah terjepit maupun ada pembuluh darah yang pecah sehingga
diperlukan penanganan yang tepat dengan tenaga ahli yang dapat mengembalikan tulang
humerus kembali ketempatnya serta mengobati cidera yang terdapat pada tulang maupun pada
otot.

Daftar Pustaka

1. Hubungan antartulang ( Artikulasi / Persendian ). Diunduh dari http://www.sentra-


edukasi.com/2011/07/hubungan-antartulang-artikulasi.html pada tanggal 26 Maret 2016.

2. Sjamsuhidajat. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi ke-3.Jakarta: EGC; 2011.h.1046.


3. http://www.ahlibedahorthopedic.com/artikel-186-dislokasi-sendi-bahu.html diakses pada
tanggal 24 maret 2016.
4. Arif M. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persyarafan.
Jakata: Salemba Medika; 2008.h.82.
5. Pearce E. Anatomi dan Fisiologi untuk paramedis. Jakarta: EGC; 2005.
6. Solane E. Sistem rangka. Dalam: Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC ;2004.h.92-6.

7. himafisiofk-uh.blogspot.com diakses pada 26 maret 2016

8. Mescher AL. Histologi dasar junqueira teks & atlas. Edisi 12. Jakarta: EGC; 2006. h.
100-5.

9. Watson R. Anatomi dan fisiologi untuk perawat. Ed 10. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2002.

10. Cambrigde Communication Limited. Anatomi fisiologi: sistem lokomotor dan


penginderaan. Ed 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2002.h.13.

Anda mungkin juga menyukai