Bedanya pertumbuhan dengan pembangunan adalah bahwa pertumbuhan lebih melihat kepada
target, sedang pembangunan melihat prosesnya. Namun demikian, istilah perkembangan
ekonomi digunakan secara bergantian dengan istilah pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan
ekonomi, kemajuan ekonomi dan perubahan jangka panjang.
1. Faktor ekonomi
• Sumber alam atau tanah. Yang mencakup: kesuburan tanah, letak dan susunannya, kekayaan
hutan, mineral, iklim, sumber air, sumber lautan, dsb. Lewis: "Dengan hal-hal yang sama, orang
dapat mempergunakan dengan lebih baik kekayaan alamnya dibandingkan apabila mereka tidak
memilikinya."
• Akumulasi Modal. Modal berarti persediaan faktor produksi yang secara fisik dapat
direproduksi. Apabila stok modal naik dalam batas waktu tertentu maka disebut akumulasi
modal atau pembentukan modal.
Kuznets: "rasio modal output marginal atau ICOR (incremental capital-output ratio; incremental
= marginal) memainkan peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi modern".
• Organisasi. Organisasi berkaitan dengan penggunaan faktor produksi di dalam kegiatan
ekonomi. Organisasi bersifat melengkapi (komplemen) modal, buruh, dan membantu
meningkatkan produktivitasnya.
Dalam pertumbuhan ekonomi modern, wiraswastawan tampil sebagai organisator dan pengambil
resiko diantara ketidakpastian. Schumpeter: "wiraswastawan tidak perlu seorang kapitalis, tapi
berfungsi melakukan pembaruan (inovasi)." Contoh revolusi industri di Inggris.
• Kemajuan teknologi. Perubahan teknologi dianggap sebagai faktor paling penting di dalam
proses pertumbuhan ekonomi. Perubahan tersebut berkaitan dengan perubahan di dalam metode
produksi sebagai hasil pembaruan atau teknik penelitian baru. Perubahan ini menaikkan
produktivitas buruh, modal, dan faktor produksi lain.
Kuznets: lima pola penting pertumbuhan teknologi dalam pertumbuhan ekonomi modern, yaitu
(1) penemuan ilmiah,
(2) invensi,
(3) inovasi atau pembaruan,
(4) penyempurnaan,
(5) penyebarluasan penemuan.
• Pembagian kerja dan skala produksi. Spesialisasi dan pembagian kerja menimbulkan
peningkatan produktivitas. Adam Smith menekankan arti penting pembagian kerja bagi
perkembangan ekonomi. Pembagian kerja à perbaikan kemampuan produksi buruh à buruh lebih
efisien à menghemat waktu à mampu menemukan mesin baru à produksi meningkat.
2. Faktor non-ekonomi
• Lembaga atau faktor sosial dan budaya. Pendidikan dan kebudayaan di Barat membawa ke arah
penalaran (reasoning) dan skeptisisme à menanamkan semangat baru dan memunculkan kelas
pedagang baru à menghasilkan perubahan pandangan, harapan, struktur dan nilai-nilai sosial à
orang dibiasakan menabung dan berinvestasi dan menikmati resiko untuk memperoleh laba.
Lewis: "hasrat untuk berhemat", memaksimumkan output untuk input tertentu.
Jumlah penduduk yyang melonjak cepat merupakan penghambat bagi pembangunan di negara
berkembang.
• Faktor politik dan administratif. Stabilitas politik dan administrasi yang kokoh membantu
pertumbuhan ekonomi modern. Administrasi yang kuat, efisien, dan tidak korup sangat penting
bagi pembangunan ekonomi. Demikian juga dengan ketertiban, stabilitas dan perlindungan
hukum mendorong kewiraswastaan.
Struktur politik dan administrasi yang lemah merupakan penghambat besar bagi pembangunan
ekonomi negara terbelakang.
TEORI-TEORI PEMBANGUNAN
2. Teori Ricardian
• Buku David Ricardo: "The Principles of Political Economy and Taxation" (1917).
• Teori distribusi, dengan asumsi:
(1) seluruh tanah digunakan untuk produksi gandum dan angkatan kerja dalam
pertanian membantu menentukan distribusi industri,
(2) berlaku "law of diminishing return" bagi tanah,
(3) persediaan tanah tetap,
(4) permintaan akan gandum inelastis,
(5) buruh dan modal merupakan input variables,
(6) keadaan pengetahuan teknis adalah tertentu atau given,
(7) upah buruh cukup untuk hidup minimal,
(8) harga penawaran buruh tertentu dan tetap,
(9) permintaan akan buruh tergantung pada pemupukan modal,
(10) terdapat persaingan yang sempurna,
(11) pemupukan modal dihasilkan dari keuntungan.
• Atas dasar asumsi tersebut di atas, Ricardo membangun teorinya tentang saling hubungan
antara tiga kelompok dalam perekonomian yaitu tuan tanah, kapitalis, dan buruh. Masing-masing
kelompok mendapatkan uang sewa, keuntungan, dan upah.
• Sewa per unit buruh adalah perbedaan antara produk rata-rata dan produk marginal. Atau
keseluruhan sewa sama dengan perbedaan antara produk rata-rata dengan produk marginal
dikalikan dengan banyaknya tenaga kerja dan modal yang digunakan dalam pengolahan tanah.
• Tingkat upah ditentukan oleh cadangan upah dibagi dengan jumlah buruh.
• Keuntungan merupakan kekayaan yang disisihkan untuk pembentukan modal, yang
dipengaruhi oleh dua faktor yaitu kemampuan dan kemauan untuk menabung.
3. Teori Keynes
4. Teori Schumpeter
• Joseph Alois Schumpeter pertama kali mengemukakan teori pertumbuhan ekonominya dalam
buku "Theory of Economic Development" (1911).
• Asumsi: perekonomian persaingan sempurna yang berada dalam keseimbangan mantap (tak
ada laba, tidak ada suku bunga, tidak ada tabungan, tidak ada investasi, tidak ada pengangguran
terpaksa). Keseimbangan ini ditandai "arus sirkuler".
• Pembangunan adalah perubahan yang spontan dan terputus-putus pada saluran-saluran arus
sirkuler tersebut, gangguan terhadap keseimbangan yang selalu mengubah dan mengganti
keadaan keseimbangan yang ada sebelumnya. Unsur utama pembangunan adalah inovasi.
• Inovasi terdiri dari
(1) pengenalann barang baru,
(2) pengenalan metode produksi baru,
(3) pembukaan pasar baru,
(4) penguasaan sumber penawaran baru bahan mentah atau barang semi
manufaktur,
(5) pembentukan organisasi baru pada setiap industri seperti penciptaan monopoli.
• Pengusaha merupakan tokoh kunci di dalam analisa Schumpeter. Pengusaha adalah
inovator.
• Menurutnya, matinya kapitalis disebabkan tiga hal:
(1) kemerosotan fungsi kewiraswastaan,
(2) kehancuran keluarga borjuis,
(3) kerusakan kerangka kelembagaan masyarakat kapitalis.
5. Teori Dualistik
• Teorinya tentang "dualisme masyarakat" merupakan teori umum pembangunan masyarakat dan
pembangunan ekonomi negara terbelakang yang terutama didasarkan pada hasil kajiannya
terhadap perekonomian Indonesia.
• Tiga ciri manusia: semangat sosial, bentuk organisasi, dan teknik yang mendominasinya.
• Dua sistem sosial yang sangat berbeda, namun berdampingan. Sistem sosial yang satu tidak
dapat menguasai yang lainnya, secara sepenuhnya.
• Kritik atas teori Boeke:
(1) keinginan tidak terbatas,
(2) buruh lepas bukan tidak terorganisasi,
(3) mobilitas penduduk,
(4) dualisme bukan khas ekonomi terbelakang,
(5) dapat diterapkan pada masyarakat Barat,
(6) bukan suatu teori tetapi deskripsi,
(7) peralatan teori ekonomi Barat dipakai di masyarakat Timur,
(8) tidak memberikan pemecahan terhadaap masalah pengangguran.
Dualisme Regional:
• Ketidakseimbangan tingkat pembangunan antara region atau daerah karena penggunaan modal.
• Ketidakseimbangan antar kota.
• Ketidakseimbangan antara pusat dan daerah.
• Investasi seyogyanya dilakukan pada sektor yang terpilih daripada secara serentak di semua
sektor ekonomi.
• Rostow: "agar suatu ekonomi dapat melampaui tahap masyarakat tradisional dan mencapai
tahap tinggal landas maka yang penting ialah meningkatkan laju investasi produktif dari 5% atau
kurang hingga menjadi 10% atau lebih".
• Strategi Hirchman: "dengan sengaja tidak menyeimbangkan perekonomian, sesuai dengan
strategi yang dirancang sebelumnya, adalah cara yang terbaik untuk mencapai pertumbuhan pada
suatu negara terbelakang. Investasi pada industri atau sektor-sektor perekonomian yang strategis
akan menghasilkan kesempatan investasi baru dan membuka jalan bagi pembangunan ekonomi
lebih lanjut. Pembangunan sebagai rantai disequilibrium".
• Menimpangkan perekonomian melalui modal overhead sosial (MOS) dan melalui kegiatan
langsung produktif (KLP).
• Penilaian: realistis dan memopertimbangkan semua aspek perencanaan pembangunan.
• Keterbatasan:
(1) kurang perhatian pada komposisi, arah dan saat pertumbuhan tidak berimbang,
(2) mengabaikan perlawanan,
(3) di luar kemampuan negara terbelakang,
(4) kekurangan fasilitas dasar,
(5) kekurangan mobilitas faktor,
(6) timbulnya tekanan inflasi,
(7) dampak-kaitan tidak didasarkan data,
(8) terlalu banyak penekanan pada keputusan investasi.
7. Teori Rostow
8. Teori Leibenstein
9. Teori Myrdal
• John Fei dan Gustav Ranis dalam "A Theory of Economic Development" menelaah proses
peralihan yang diharapkan akan dilewati suatu negara terbelakang untuk beranjak dari keadaan
stagnasi ke arah pertumbuhan swadaya.
• Merupakan penyempurnaan dari teori Lewis mengenai persediaan buruh yang tidak terbatas.
• Teori Fei-Ranis: Suatu negara yang kelebihan buruh dan perekonomiannya miskin sumberdaya,
sebagian besar penduduk bergerak disektor pertanian di tengah pengangguran yang hebat dan
tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi. Ekonomi pertaniannya mandeg. Di sana terdapat
sektor industri yang aktif dan dinamis. Pembangunan terdiri dari pengalokasian kembali surplus
tenaga kerja pertanian yang sumbangannya terhadap output nol, ke industri dimana mereka
menjadi produktif dengan upah yang sama.
• Asumsi yang digunakan:
(1) ekonomi dua-muka yang terbagi dalam sektor pertanian tradisional yang mandeg dan sektor
industri yang aktif,
(2) output sektor pertanian adalah fungsi dari tanah dan buruh saja,
(3) di sektor pertanian tidak ada akumulasi modal, kecuali reklamasi,
(4) penawaran tanah bersifat tetap,
(5) kegiatan pertanian ditandai dengan hasil (return to scale) yang tetap dengan buruh
sebagai faktor variabel,
(6) produktivitas marginal buruh nol,
(7) output sektor industri merupakan fungsi dari modal dan buruh saja,
(8) pertumbuhan penduduk sebagai fenomena eksogen,
(9) upah nyata di sektor pertanian dianggap tetap dan sama dengan tingkat pendapatan
nyata sektor pertanian,
(10) pekerja di masing-masing sektor hanya mengkonsumsikan produk-produk pertanian.
• Berdasar asumsi tersebut, telaah pembangunan ekonomi surplus-buruh menjadi 3 tahap: (1)
para penganggur tersamar, dialihkan dari pertanian ke industri dengan upah
institusional yang sama,
(2) pekerja pertanian menambah keluaran pertanian tetapi memproduksi lebih kecil
daripada upah institusional yang mereka peroleh,
(3) buruh pertanian menghasilkan lebih besar daripada perolehan upah institusional.
• Penilaian: keunggulan pokok dari teori ini adalah bahwa ia menunjukkan arti
penting produk pertanian di dalam menghimpun modal di negara berkembang.
• Kritik:
(1) asumsi persediaan tanah tetap, tapi dalam jangka panjang sebenarnya berubah (2) asumsi
upah institusional tetap yang lebih tinggi dari MPP, padahal tidak,
(3) asumsi upah institusional di sektor pertanian adalah tetap,
(4) asumsi tentang model atau ekonomi tertutup,
(5) komersialisasi pertanian menjurus ke inflasi,
(6) MPP bukan nol.