Anda di halaman 1dari 24

RKS DAN SPESIFIKASI TEKNIS

PASAL 1
LINGKUP PEKERJAAN

1.1 Pekerjaan yang dimaksud dalam uraian ini adalah Belanja Modal
Pengadaan Kontruksi/Pembelian Gedung Kantor SMPN 8, meliputi:
a. Pekerjaan Lanjutan Finishing Lantai 1
1 Pekerjaan Persiapan
2 Pekerjaan Tanah
3 Pekerjaan Beton
4 Pekerjaan Pasangan, Plesteran & Finishing
5 Pekerjaan Penutup Lantai
6 Pekerjaan Rangka & Penutup Plafon
7 Pekerjaan Pengecatan
8 Pekerjaan Sanitasi
9 Pekerjaan Instalasi Listrik
10 Pekerjaan lain-lain
b. Pekerjaan Struktur & Finishing lantai 2 (Ruang 2 lokal)
1 Pekerjaan Beton
2 Pekerjaan Pasangan, Plesteran & Finishing
3 Pekerjaan Penutup Lantai
4 Pekerjaan Kusen, Pasang Kaca & Penggantung
5 Pekerjaan Pengecatan
6 Pekerjaan Instalasi Listrik

a. Harga satuan yang tercantum dalam penawaran harus sudah mencakup


semua biaya, pekerjaan-pekerjaan, pembersihan,dan sewa alat.

PASAL 2
PENYEDIAAN TENAGA KERJA

2.1 Selama masa pelaksanaan KONTRAKTOR harus menyediakan tenaga


inti yang cukup memadai untuk pekerjaan ini
2.2 Pada setiap tahapan pekerjaan konstruksi, KONTRAKTOR harus
menyediakan pelaksana lapangan,tenaga mandor, tukang dan pekerja
yang cukup trampil serta cukup jumlahnya.
2.3 Adapun klasifikasi tenaga inti dan tenaga terampil bisa dilihat di daftar
simak.

PASAL 3
PEMBUATAN RENCANA JADWAL PELAKSANAAN

3.1 KONTRAKTOR pelaksana berkewajiban menyusun dan membuat jadwal


pelaksanaan dalam bentuk barchart yang dilengkapi dengan kurva S .
3.2 Pembuatan Rencana Jadwal Pelaksanaan ini harus diselesaikan oleh
KONTRAKTOR pelaksana selambat-lambatnya 10 hari setelah
dimulainya pelaksanaan di lapangan pekerjaan. Penyelesaian yang
dimaksud ini sudah harus dalam arti telah mendapatkan persetujuan
Konsultan Pengawas.
3.3 Bila selama waktu 10 hari setelah pelaksanaan pekerjaan dimulai
KONTRAKTOR pelaksana belum dapat menyajikan jadwal pelaksanaan
sementara minimal untuk waktu 2 minggu pertama dan 2 minggu kedua
dari pelaksanaan pekerjaan.
3.4 Selama waktu sebelum rencana jadwal pelaksanaan disusun,
KONTRAKTOR pelaksana harus melaksanakan pekerjaannya dengan
berpedoman pada rencana pelaksanaan mingguan yang harus dibuat
pada saat memulai pelaksanaan. Jadwal pelaksanaan dua mingguan ini
harus disetujui oleh Direksi.

PASAL 4
PENYEDIAAN PERLENGKAPAN DAN
PENJAGAAN KEAMANAN

4.1 KONTRAKTOR pelaksana harus menyediakan, mendirikan barak kerja


dan gudang penyimpanan alat dan bahan bangunan untuk keperluan
pekerjaan konstruksi yang kelayakannya akan dinilai Konsultan
Pengawas. Bila Konsultan Pengawas menilai barak/gudang tersebut
kurang layak dengan alasan-alasan teknis, maka KONTRAKTOR
pelaksana harus melakukan perbaikan/penyempurnaan sesuai dengan
petunjuk Konsultan Pengawas.
4.2 KONTRAKTOR pelaksana harus menyediakan, mendirikan barak
Direksi/(Direksikeet) yang dilengkapi dengan :
meja rapat lengkap dengan tempat duduk dalam jumlah cukup
meja dan kursi berlaci dan berkunci
1 set dokumen kontrak
4.3 KONTRAKTOR harus menyediakan air minum yang cukup di tempat
pekerjaan untuk para pekerja, kotak obat yang memadai untuk PPPK,
serta perlengkapan-perlengkapan keselamatan kerja. Bila terjadi
kecelakaan di tempat pekerjaan, KONTRAKTOR pelaksana harus segera
mengambil tindakan penyelamatan. Biaya pengobatan dan lain-lain
sepenuhnya menjadi tanggung jawab KONTRAKTOR pelaksana (dalam
hal ini KONTRAKTOR pelaksana wajib mengikuti ASTEK)
4.4 Semua material yang disebutkan didalam ayat diatas setelah selesainya
pelaksanaan, kembali menjadi milik KONTRAKTOR pelaksana dan harus
dibersihkan dari lokasi pekerjaan.

PASAL 5
PENYEDIAAN PERALATAN

5.1 KONTRAKTOR pelaksana harus menyediakan peralatan yang memadai


jumlahnya serta berfungsi dengan baik yang macamnya sesuai dengan
tahapan pelaksanaan masing-masing komponen konstruksinya.

Alat-alat minimal yang diperlukan dalam pelaksanaan adalah :


Umum.
Alat-alat untuk melaksanakan pekerjaan dilapangan harus disediakan
sendiri oleh kontraktor dalam keadaan baik dan siap dipakai guna
kelancaran pekerjaan, untuk alat-alat mekanis / mesin harus disiapkan
tenaga operator yang mampu memperbaiki apabila mengalami gangguan
operasional
Khusus
Untuk keperluan menentukan dan memeriksa letak bangunan kontraktor
harus menyediakan alat theodolith , termasuk perlengkapannya dalam
keadaan baik dan dapat dipakai sewaktu-waktu

5.2 Konsultan Pengawas dapat menghentikan pelaksanaan pekerjaan


konstruksi bila secara teknis peralatan yang dipergunakan
KONTRAKTOR pelaksana dinilai tidak memenuhi persyaratan baik
jumlah maupun kelayakan fungsinya.

PASAL 6
PENYEDIAAN BAHAN
6.1 KONTRAKTOR pelaksana harus menyediakan bahan-bahan bangunan
yang memenuhi persyaratan mutu dan jumlah/volumenya sesuai
dengan tahap-tahap pelaksanaan konstruksi sesuai dengan jadwal
pelaksanaan
6.2 Persayaratan mutu bahan bangunan secara umum adalah seperti di
bawah ini. Sedangkan bahan-bahan bangunan yang belum disebutkan
disini akan diisyaratkan langsung didalam pasal-pasal mengenai
persyaratan pelaksanaan konstruksi di belakang.

PASAL 7
SITUASI
7.1 Lokasi Bangunan yang akan dilaksanakan Kota Malang
7.2 Lokasi atau tempat pembangunan akan diserahkan kepada pelaksana
sebagaimana adanya pada waktu rapat penjelasan, untuk itu para calon
KONTRAKTOR wajib meneliti situasi medan, terutama kondisi tanah
bangunan, sifat dan luasnya pekerjaan dan hal lain yang berpengaruh
terhadap harga penawaran.
7.3 Kelalaian dan kekurangtelitian dalam hal ini tidak dapat dijadikan alasan
untuk claim dikemudian hari.
7.4 Dalam rapat penjelasan akan ditunjukan dimana pembangunan akan
dilaksanakan.

PASAL 8
UKURAN TINGGI DAN UKURAN POKOK
8.1 Semua ukuran yang tercantum dalam rencana ini dinyatakan dalam
mm, cm, dan m.
8.2 Permukaan atas lantai (peil  0.00) adalah sesuai dengan gambar kerja,
kecuali ditetapkan lain pada waktu Rapat Penjelasan Pekerjaan.
PASAL 9
PEKERJAAN PERSIAPAN

9.1 Pekerjaan Pembersihan Lokasi


Pekerjaan pembersihan lokasi pekerjaan dari bahan/barang yang masih
berada di lokasi pekerjaan sebelum pekerjaan konstruksi dilaksanakan.
Pembersihan akhir pekerjaan, setelah pekerjaan konstruksi selesai
dilaksanakan (pembersihan ruangan, pengepelan lantai, pembersihan
sisa material Konstruksi)
9.2 Coring beton.

PASAL 10
PEKERJAAN TANAH
10.1 Galian Tanah
10.2.1 Galian tanah untuk pondasi harus sesuai dengan ukuran
dalam gambar pelaksanaan atau sampai tanah keras. Apabila
diperlukan untuk mencapai daya dukung yang baik,dasar
galian harus dipadatkan/ditumbuk.
10.2.2 Jika galian melampaui batas kedalaman, KONTRAKTOR harus
menimbun kembali dan dipadatkan sampai kepadatan
maksimum
10.2.3 Hasil galian yang dapat dipakai untuk penimbunan harus
diangkut langsung ke tempat yang sudah direncanakan dan
disetujui oleh Direksi

10.2 Urugan pasir


Pasir yang digunakan untuk pengurugan harus dilakukan test tanah
dan atas persetujuan Direksi. Dipilih pasir yang baik secara teknis,
bebas dari akar, bahan-bahan organis, barang bekas/sampah dan
terlebih dahulu mendapat persetujuan Direksi dengan ukuran
ketebalan 10 cm di bawah lantai

10.4 Urugan Tanah


10.4.1 Tanah yang digunakan untuk pengurugan harus dari tanah
yang baik dan memenuhi syarat teknis, bebas dari akar,
bahan-bahan organis, barang bekas/sampah dan terlebih
dahulu mendapatkan persetujuan Direksi lapangan. Jika
diijinkan dapat digunakan tanah bekas galian.
Pengurugan dilakukan lapis demi lapis tiap 20 cm dengan
ketebalan + 40 cm dalam keadaan padat, kemudian dibasahi
dan dipadatkan. Direksi dapat memerintahkan pengurugan
melebihi ukuran, diperhitungkan penyusutan tanah akibat
konsolidasi.

PASAL 11
PEKERJAAN LANTAI & DINDING
11.1 Yang termasuk lingkungan pekerjaan ini adalah :
Sesuai yang tertera di dalam bill of quantity

11.2 Pelaksanaan Pekerjaan


11.2.1 Lantai keramik 40 x 40 cm dipasang sesuai gambar rencana.
11.2.2 Type dan desain warna ditentukan kemudian dalam rapat
Direksi.
11.2.3 Bagian-bagian lantai yang terpaksa harus menggunakan
lempeng tegel yang tidak penuh, pemotongannya harus
menggunakan mesin potong dan harus menghasilkan tepian
potongan yang lurus dan halus. Spesi perekat terhadap lantai
strukturnya menggunakan mortar campuran 1 Pc : 3 Ps.
11.2.4 Pelaksanaan pemasangan harus sedemikian rupa hingga :
Seluruh bagian dibawah tegel terisi penuh dengan mortar spesi
hingga tidak terdapat rongga udara terjebak dibawah tegel.
Menghasilkan bidang lantai yang benar-benar datar dan rata
air, kecuali untuk bagian-bagian lantai pada daerah basah yang
dikehendaki miring harus menghasilkan bidang miring
sempurna yang dapat mengalirkan air hingga kering ke lubang-
lubang lantai (avour). Nat antar lantai adalah 3 mm dan
menghasilkan garis nat yang lurus sejajar garis dinding yang
melingkupinya.
11.2.5 Setelah spesi pasangan mengering, siar antara (nat) harus diisi
penuh dengan adukan PC dan dikeruk halus hingga
menghasilkan permukaan nat yang sama dengan garis tepian
tegel.
11.2.6 Noda adukan PC yang mengenai permukaan tegel harus segera
dibersihkan dengan lap basah dan dikeringkan seketika dengan
lap kering.
11.2.7 Direksi berhak memerintahkan pembongkaran dan
pembenahan kembali tanpa biaya tambah bila persyaratan ayat
4 s/d 9 di atas tidak dapat dipenuhi.

11.3 Pekerjaan Dinding :


11.3.1 Bata merah bermutu baik, pembakaran sempurna bebas dari
cacat dan retak, minimum belah menjadi 2 bagian. Produk bata
merah adalah lokal memenuhi persyaratan PUBBI-1970.
11.3.2 Pasir pasang harus bersih, tajam dan bebas lumpur tanah liat,
kotoran organik dan bahan yang dapat merusak pasangan.
11.3.3 Semen yang dipakai harus memenuhi persyaratan N.I.S. type I
menurut ASTM dan memenuhi S-400 Standart Portland
Cement.
11.3.4 Pondasi yang dipakai untuk jenis tanah labil memakai pondasi
lajur batu kali, terdiri dari :
a. Alas pondasi dari pasir urug yang dipadatkan setebal 10
cm, ditrimbis dan disiram air sampai kepadatan maksimum.
b. Lantai kerja pondasi / aanstamping adalah 20 cm ditrimbis
pasir atau batu pecah hingga kokoh.
c. Material batu kali/belah yang keras, bermutu baik dan tidak
cacat dan tidak retak
d. Adukan yang dipakai untuk pasangan pondasi adalah 1 PC :
6 PS untuk bagian bawah/pondasi biasa.
e. Air yang digunakan harus bersih, tawar dan bebas dari
bahan kimia yang dapat merusak pondasi, asam alkali atau
bahan organik.
f. Pasir pasang harus bersih, tajam dan bebas Lumpur, tanah
liat, kotoran organik, dan bahan yang dapat merusak
pondasi.
11.3.5 Penggalian pondasi lajur dilakukan dengan terlebih dahulu
menetapkan lay out, titik as pondasi tersebut dan ditentukan
dengan teliti sesuai gambar dan disetujui Direksi.
11.3.6 Pemeriksaan tiap galian pondasi dilaksanakan terhadap
betulnya penempatan, kedalaman, besaran, lebar, letak dan
kondisi dasar galian. Sebelum pemasangan pondasi dimulai
harus mendapat ijin dari Direksi mengenai hal tersebut harus
didapat secara tertulis dan dilengkapi dengan foto dokumentasi

11.4 Adukan/campuran :
11.4.1 Adukan 1 Pc : 6 Ps dilaksanakan untuk pasangan dinding dan
plesteran
11.4.2 Adukan 1 Pc : 4 Ps dilaksanakan untuk plesteran trassram yang
dipasang pada dinding bagian luar (sesuai dengan gambar
pelaksanaan) setinggi 80 cm dari peil lantai.

11.5 Pelaksanaan Pekerjaan :


11.5.1 Pekerjaan pasangan dinding batas harus terkontrol waterpas baik
arah vertikal maupun horisontal. Setiap 8 baris bata harus
dipasang anker besi yang berhubungan dengan kolom utama.
Pelaksanaan pasangan dinding bata tidak boleh melebihi
ketinggian 1 meter setiap hari.
11.5.2 Pasangan bata yang selesai harus terus menerus dibasahi selama
14 hari. Untuk itu plesteran trasraam dilakukan pada kedua sisi
luar dalam.
11.5.3 Untuk finishing beton expose apabila ada yang rusak/cacat,
sebelum diperhalus/afwerking permukaan beton perlu
dikasarkan.
11.5.4 Seluruh pekerjaan pasangan yang tidak lurus, berombak dan
retak-retak harus dibongkar dan diperbaiki, atas biaya
KONTRAKTOR.

11.6 Plesteran Beton


11.6.1 Seluruh permukaan beton yang tampak harus menghasilkan
permukaan yang halus dan rata. Bila pelaksanaan pekerjaan
beton tidak dapat menghasilkan permukaan yang halus dan
rata, maka permukaan tersebut harus diplester hingga
menghasilkan permukaan seperti yang dimaksudkan di dalam
Gambar Rancangan Pelaksanaan.
11.6.2 Permukaan beton yang akan diplester harus disiapkan lebih
dahulu dengan pekerjaan pendahuluan berurutan sebagai
berikut :
 permukaan dibuat kasar dengan betel
 dibasahi dengan air
 disaput air semen (PC)
 Mortar untuk plesteran adalah campuran 1 pc : 3 ps
yang diaduk secara benar hingga menjadi homogen.
11.6.3 Ketebalan plesteran rata-rata adalah 1,5 cm.
11.6.4 Plesteran harus diakhiri dengan acian halus dari adukan air
semen (PC).
11.6.5 Termasuk juga dalam pekerjaan ini adalah plesteran pada
bagian dinding atau kolom beton yang mengalami
pembongkaran atau pemotongan.

11.7 Benangan Beton


11.7.1 Seluruh akhiran dinding, kolom dan balok yang tampak (siku
bagian luar) harus mengasilkan akhiran yang benar-benar siku,
lurus, dan rapi sehingga menghasilkan akhiran dinding, kolom
dan balok seperti yang dimaksud pada gambar rancangan
pelaksanaan.
11.7.2 Mortar untuk pekerjaan benangan ini adalah campuran 1 pc : 2
ps yang diaduk hingga benar-benar homogen.
11.7.3 Pekerjaan benangan dilaksanakan bersama dengan pekerjaan
acian halus dengan menggunakan bahan dari adukan air semen
(PC).
11.7.4 Pekerjaan benangan harus menghasilkan akhiran yang benar-
benar siku, lurus dan rata.
PASAL 12
PEKERJAAN KAYU
12.1 Persyaratan Bahan
12.1.1 Rangka kayu ukuran sesuai gambar rencana.

12.2 Pelaksanaan
12.2.1 KONTRAKTOR harus memberikan surat pernyataan suplier
bahwa tersedia.
12.2.2 Bahan yang dipakai sebelum diproses secara fabrikasi harus
diseleksi sesuai dengan bentuk, ketebalan, kesikuan,
kelengkungan dan kewarnaan yang disyaratkan.
12.2.3 Pemrosesan dilakukan secara masinal dengan mesin
pemotong, punch and drill, sehingga hasil yang dirangkai
memiliki toleransi ukuran :
12.2.4 Untuk tinggi dan lebar : 1 mm
12.2.5 Untuk diagonal : 2 mm
12.2.6 Antara dinding/kolom/beton dengan kusen harus diisi acian,
terutama untuk bagian luar.
12.2.7 Semua detail pertemuan harus runcing, halus, rata dan bersih
dari goresan.
12.2.8 Sambungan vertikal/horisontal , sambungan sudut/ silang
harus terpasang dengan sempurna dan kuat.
12.2.9 Dalam keadaan ditutup / dibuka , kaca tidak boleh bergetar
dan harus dijamin tidak ada kebocoran akibat air hujan
maupun udara dari luar.
12.2.10 Pekerjaan daun pintu panil
a. Sisi kayu slimar harus diserut sampai halus.
b. Serutan tidak lebih dari 1 cm.
c. Sambungan digunakan dengan pasak kayu.
d. Slimar daun pintu dipasang pada kusen menggunakan 3
engsel.
e. Apabila digunakan kaca pada daun pintu, maka
pemasangan kaca setelah dirasakan aman dari gangguan
pekerjaan.
PASAL 13
PEKERJAAN BETON
13.1 Bahan/Material
Pasir beton dan koral harus bermutu baik, tidak mengandung bahan
organis, lumpur dan sejenisnya. Koral yang digunakan mempunyai
gradasi 2-3 cm dan dapat memenuhi persyaratan SK SNI-1991.
Air yang dipakai harus air tawar dan bersih, bebas dari zat-zat kimia
yang merusak beton. Tulangan besi beton dipakai adalah baja mutu
fy’=240 Mpa (U-24). Semen yang dipergunakan sebagai bahan beton
adalah Portland Cement (PC) produk Semen Gresik Type I atau yang
sejenis. Semen yang sudah membatu/ daan kantong semen yang
robek / rusak jahitannya sama sekali tidak diperkenankan untuk
dipakai. Semen harus disimpan dalam gudang yang kedap air,
berventilasi baik dan diatas lantai setinggi 30 cm. Semen tidak boleh
ditumpuk melebihi 15 lapis dan setiap pengiriman harus selalu
dipisahkan (dengan diberi tanda) untuk memudahkan pemakaiannya.

13.2 Besi Tulangan


13.2.1 Besi tulangan yang dipakai adalah baja mutu fy’ = 240 Mpa (U-24)
dengan tegangan leleh minimum 2.400 kg/cm2 yakni dengan
penggambaran diberi notasi Ø. Sebelum besi digunakan harus
diadakan tes tarik terhadap besi tersebut terlebih dahulu
13.2.2 Ukuran baja tulangan harus sesuai dengan gambar kerja dan
memiliki penampang yang sama rata. Penggantian dengan ukuran
lain hanya diperkenankan atas rekomendasi Konsultan Perencana
atas persetujuan Konsultan Pengawas.
13.2.3 Kawat pengikaat tulangan (Kawat Bendrat) terbuat dari Baja lunak
dengan ukuran diaameter minimum 1 mm yang telah dipijarkan
terlebih dahulu dan tidak bersepuh seng.
13.2.4 Baja tulangan dan kawat pengikat tersebut harus bebas dari
kotoran, karat minyak, cat , kulit giling serta bahan lain yang
mengurangi daya lekat terhaadap beton.
13.2.5 Semua bahan baja tulangan harus disimpan dengan baik, tidak
menyentuh tanah dan tidak boleh disimpan diudara terbuka untuk
jangka waktu yang lama.
13.2.6 Besi tulangan yang dipakai adalah baja mutu fy’ = 320 Mpa (U-32)
(Besi Ulir) dengan tegangan leleh minimum 3.200 kg/cm2 yakni
dengan penggambaran diberi notasi D. Sebelum besi digunakan
harus diadakan tes tarik terlebih dahulu dengan biaya penyedia
jasa.
13.2.7 Besi tulangan harus bersih dari karat, lapisan minyak dan bahan
lainnya yang dapat mengurangi daya lekat beton.
13.2.8 Sebelum pengecoran rangkaian tulangan harus sudah dilengkapi
dengan beton decking, yang jumlah, penempatan, mutunya harus
disetujui Direksi.
13.2.9 Perlakuan pelaksanaan tulangan (penyambungan, pembengkokan,
pemasangan tulangan lewatan dan lain-lain) harus memenuhi SK
SNI -15-1991.

13.3 Agregat Kasar


13.3.1 Agregat kasar berupa kerikil, pecah mesin, batu pecah, terak tanur
atau beton semen hidrolis yang dipecah.
13.3.2 Agregat halus dan kasar yang dipakai adalah agregat alami atau
buatan asalkan memenuhi persyaratan menurut PUBI (NI – 3 )
13.3.3 Agregat kasar yang dipakai adalah batu berukuran 1/ 2 - 2/3 cm
dan mempunyai gradasi kekerasan yang cukup.
13.3.4 Agregat harus merupakan crushed yang mempunyai susunan
gradasi yang baik, cukup persyaratan kekerasannya, padat dan
tidak porous.
13.3.5 Pasir laut sama sekali tidak boleh dipergunakan.
13.3.6 Agregat tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% (untuk
kerikil dan batu pecah) dan lebih dari 5% (untuk paasir) dan tidak
boleh mengandung zat perusak beton.

13.4 Bekisting
13.4.1 Bahan bekisting dipakai kayu terentang/kelas III yang cukup
kering dan keras serta untuk penggunaanya harus menggunakan
persetujuan Direksi.
13.4.2 Pasangan bekisting harus rapi, cukup kuat dan kaku untuk
menahan getaran dan kejutan gaya yang diterima tanpa berubah
bentuk. Kerapihan dan ketelitian pemasangan bekisting harus
diperhatikan agar setelah bekisting dibongkar memberikan bidang-
bidang yang rata.
13.4.3 Celah-celah antara papan harus rapat agar pada waktu pengecoran
air tidak merembes keluar.
13.4.4 Sebelum pengecoran, bagian dalam bekisting harus bersih dari
kotoran.
13.4.5 Pembongkaran bekesting dilakukan menurut standart SK SNI T-
15-1991

13.5 Adukan
13.5.1 Adukan beton bertulang K-175 dilaksanakan pada kolom praktis,
ringbalk, dan segala sesuatu yang masuk pekerjaan beton
bertulang, dengan menggunakan mesin molen atau readymix
13.5.2 Adukan beton dengan perbandingan 1pc : 2½ps : 5kr digunakan
untuk beton tidak bertulang seperti rabat lantai keramik (tebal 7
cm)

13.6 Pelaksanaan Pekerjaan


13.6.1 Penyetelan dan pemasangan besi tulangan. Semua tulangan harus
dipasang pada posisi yang tepat hingga tidak dapat berubah dan
bergeser pada waktu adukan digetarkan. Penyetelan besi tulangan
harus diperhitungkan dengan tebal selimut beton terhadap ukuran
yang ditentukan.
13.6.2 Pengecoran :
a. Sebelum pengecoran dilaksanakan, bekisting harus dicek
terhadap kelurusan, baik arah vertikal maupun horisontal.
b. Alat penggetar pada waktu pengecoran dapat digunakan
bambu bulat dan diselingi pengetukan bekisting secara
perlahan-lahan.
c. Pengadukan harus rata dan sama kentalnya setiap kali
membuat adukan yang mengeras tidak boleh dipakai.
d. Pembongkaran bekisting baru diperbolehkan setelah beton
mengalami periode pengerasan sesuai dengan SK SNI T-15-
1991/seijin Direksi.
e. Pekerjaan yang tidak sesuai dengan ketentuan ini, harus
dibongkar dan diperbaiki atas biaya KONTRAKTOR
f. Sebelum pengecoran dilakukan, sisi dalam papan bekisting
harus bebas dari segala macam kotoran dan harus tersiram
dengan air sampai merata.

PASAL 14
PEKERJAAN KUNCI DAN KACA
14.1 Persyaratan Bahan
14.1 Alloy yang digunakan adalah tipe Alloy T.5 asli dan tidak terbuat
dari bahan sisa (scrap).
14.2 Kaca pintu / jendela jenis bening produksi Asahimas atau yang
standart, ketebalan 5 mm, jenis float glass dengan maximum
beat transmission adalah 53,8 % , tidak membiaskan warna
pelangi, bersih dan tidak cacat/ bergelombang. Penggunaan
ketebalan kaca disesuaikan dalam gambar rencana.

14.2 Pelaksanaan
14.2.1 KONTRAKTOR harus memberikan surat pernyataan suplier
bahwa tersedia.
14.2.2 Hubungan antara Alumunium harus diberi lapisan mastio
dan pada bagian dalam ditutup dengan caulking.
14.2.3 Pemasangan kaca pada kusen dilengkapin dengan kuat dan
rapi
14.2.4 Dalam keadaan ditutup / dibuka , kaca tidak boleh bergetar
dan harus dijamin tidak ada kebocoran akibat air hujan
maupun udara dari luar.
14.2.5 Slimar daun pintu dipasang pada kusen menggunakan 3
engsel.
14.2.6 Apabila digunakan kaca pada daun pintu, maka pemasangan
kaca setelah dirasakan aman dari gangguan pekerjaan.

PASAL 15
PEKERJAAN PENGECATAN
15.1 Lingkup Pekerjaan
Sesuai yang tertera di dalam bill of quantity
15.2 Pekerjaan Pengecatan Dinding
15.2.1 Bahan yang dipergunakan dalam pekerjaan ini adalah cat
emulsion.
15.2.2 Bagian dinding menggunakan cat dinding emulsion, sedangkan
dinding bagian dalam menggunakan cat dinding
15.2.3 Pekerjaan pengecatan ini dilaksanakan pada seluruh permukaan
dinding baru dalam gedung, serta bagian-bagian cat gedung
yang mengalami kerusakan akibat pelaksanaan pekerjaan.
15.2.4 Pengecatan dilakukan setelah plesteran dinding benar-benar
telah kering.
15.2.5 Sebelum pengecatan pada dinding, kolom dan balok di selasar
luar gedung, terlebih dahulu bidang-bidang tersebut dibersihkan
dari kotoran yang melekat serta dibuat rata dengan cara
menggosok dengan menggunakan kertas gosok.
15.2.6 Setelah dalam keadaan bersih, bidang-bidang yang akan dicat
diplamur dengan bahan plamur campuran antara 1 lem Plamur :
2 bungkus semen putih : 3 mill air.
15.2.7 Setelah plamur benar-benar kering pekerjaan dilanjutkan
dengan menggosok plamur hingga permukaan bidang yang akan
dicat benar-benar rata dan halus.
15.2.8 Pekerjaan akhir adalah pengecatan pada bagian permukaan
hingga pekat dan rata.

15.3 Pekerjaan Pengecatan Plafond


15.3.1 Cat yang dipergunakan dalam pekerjaan ini adalah cat emulsion.
15.3.2 Seluruh permukaan yang akan dicat harus dibersihkan terlebih
dahulu dari segala jenis kotoran.
15.3.3 Setelah seluruh permukaan telah benar-benar bersih,
dilanjutkan dengan memberi lapisan primer menggunakan alkali
resisting primer produk yang sama dengan cat yang dipakai
atau setara sebanyak 1 kali lapis atau sesuai petunjuk
pemakaiannya.
15.3.4 Setelah kering dilakukan pengecatan sebanyak 2-3 lapis atau
sampai benar-benar pekat dan rata.
15.3.5 Pengecatan setiap lapisnya, baru boleh dilakukan setelah lapis
pertama sudah mengering.
15.4 Pekerjaan Pengecatan Dinding Kolom dan Balok
15.4.1 Pekerjaan pengecatan ini dilaksanakan pada seluruh permukaan
dinding, kolom, dan balok beton/pasangan bata yang tampak
dari luar gedung menggunakan jenis cat watersheild.
14.4.1 Pengecatan pada dinding dilakukan setelah plesteran dinding
dan plamir benar-benar telah kering. Pelaksanaan pengecatan
tidak boleh dilaksanakan dalam kondisi hujan atau gerimis.
14.4.2 Sebelum pengecatan dinding, kolom, dan balok yang tampak
dari luar gedung terlebih dahulu bidang-bidang tersebut
dibersihkan dari kotoran dan jamur yang melekat serta dibuat
rata dengan cara digosok menggunakan kertas gosok.
14.4.3 Semua celah atau lubang yang ada harus diperbaiki terlebih
dahulu hingga benar-benar rata dan dibiarkan sampai benar-
benar kering.
14.4.4 Beri lapisan alkali resisting primer secara merata sebanyak 1
lapis pada seluruh permukaan yang akan di cat.
14.4.5 Untuk pengecatan menggunakan roll atau kuas, campurkan 10
bagian cat dengan 1 bagian air bersih.
a. Bila menggunakan penyemprot konvensional, campurkan 3
bagian cat dengan 1 bagian air bersih.
b. Untuk pengecatan semprot dengan airless spray tidak perlu
campuran tambahan.
14.4.6 Pengecatan akhir harus dilakukan sebanyak minimal 3 lapis
atau hingga benar-benar pekat dan rata dengan interval 2 - 3
jam.
Semua pekerjaan pengecatan diatas pada prinsipnya harus
dilaksanakan dengan hati-hati. Apabila dalam pelaksanaan terjadi
kecerobohan sehingga mengotori bidang yang seharusnya tidak
terkena cat, maka menjadi kewajiban kontraktor untuk
membersihkan, atau mengganti apabila tidak dapat dibersihkan.

PASAL 16
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
16.1 Lingkup Pekerjaan
Sesuai yang tertera di dalam bill of quantity
16.2 Pemasangan Jaringan Kabel

16.3 Pesyaratan umum


a. Kabel yang digunakan harus mempunyai rekomendasi dari LMK
dengan standar setara merk Supreme, Kabelindo, Kabelmetal.
b. Semua barang yang akan dipasang adalah barang baru dan
terlebih dahulu mengajukan contoh untuk disetujui Direksi
c. Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh Kontraktor pekerjaan listrik
yang memiliki surat ijin dari PLN yang masih berlaku
d. Pelaksanaan pekerjaan instalasi listrik ini pada dasarnya harus
memenuhi persyaratan yang dikeluarkan oleh PLN dan instansi
berwenang lainnya (PUTL 1977, Peraturan Mentei PUTL No. 023
dan 024 PRT 1978, PUIL, PUIPP DPMB dan Depnaker)
e. Panel Penerangan terbuat dari pelat besi tebal 1.5 mm dan tutup
panel 2 mm dicat anti karat dan dilengkapi dengan kunci, panel
penerangan harus ditanahkan (grounding)

16.4 Pemasangan dan Teknis Pelaksanaan


a. Setiap ujung saluran harus diberi kelebihan panjang / sling
secukupnya untuk mengantisipasi adanya kemungkinan perubahan
tempat/pergeseran peralatan/panel
b. Pengurusan ijin instalasi listrik kepada instalasi yang berwenang
(PLN) merupakan pekerjaan dan tanggung jawab dari Kontraktor.

16.5 Pengetesan
a. Setiap saluran kabel harus dites tahanan isolasinya dengan
menggunakan alat MEGGER 1000 Volt
b. Pengetesan dilakukan antara masing-masing inti kabelnya dengan
pelindungnya phasa-phasa, phasa-netral,phasa-ground dan netral-
ground
c. Hasil pengetesan tahanan isolasi yang diminta adalah minimum 5
M-ohm

16.6 Penyambungan/Termination
a. Kontraktor diwajibkan memasang sepatu kabel pada ujung kabel
yang akan disambung panel/peralatan, kecuali dipersyaratkan lain,
misalnya disambungkan baut tanpa sepatu kabel
b. Sepatu kabel yang digunakan adalah yang berkualitas baik,
standar setara merk GAE
c. Pemasangan sepatu kabel harus menggunakan tang pres atau
secara hidrolis.
d. Penyambungan kabel ke terminal panel/peralatan di semua
bangunan adalah tanggung jawab Kontraktor.
e. Sambungan harus dilaksanakan dengan baik,cukup kuat/erat
sesuai dengan model terminal peralatan yang terpasang.

16.7 Pemasangan Kabel Dan Saluran Kabel di dalam Bangunan


a. Semua kabel tegangan rendah yang digunakan adalah kabel yang
sudah direkomendasikan oleh LMK atau setara merk Supreme,
Kabelindo, kabel metal
1 Kelas : 600/1000 V
2 Inti : Tembaga
3 Isolasi : PCV
4 Ukuran : minimum 2,5 mm kecuali untuk kabel kontrol
dan motor kecil digunakan ukuran 1,5 mm, lainnya
menyesuaikan gambar.
b. Kode warna harus mengikuti ketentuan PUIL 2000 :
1 Phase R/Ll : merah
2 Phase S/L2 : kuning
3 Phase T/L3 : hitam
4 Phase N : biru
5 Grounding : kuning- hijau
6 Warna kabel yang mengikat (harus ada) adalah biru (untuk
netral) dan kuning / hijau (untuk ground). Bila warna tersebut
tidak ada maka pada ujung kabel harus diberi isolasi dengan
warna yang bersesuaian seperti butir 3 b.
c. Kabel NYY digunakan untuk instalasi dari panel induk ke sub panel
tiap lantai, instalasi AC (air conditioner) menggunakan kabel NYA.
d. Instalasi yang terpasang dibungkus dengan Pipa PVC setara merk
EGA, CLIPSAL sudah direkomendasikan oleh LMK
e. Pasangan kabel NYA dalam pipa PVC pada jarak maksimum 100
cm harus diberi klem.
f. Klem dibuat dari bahan plat logam galvanis atau aluminium,
pemasangan pada tembok harus menggunakan vicher dan sekrup,
pemasangan dengan menggunakan paku tidak dibenarkan.
g. Semua penyambungan kabel pada kontak sambung menggunakan
sambungan puntir (dengan lasdop), merk EGA, Clipsal, Le grand.
h. Ujung kabel dipasang pada terminal kabel harus diberi pelindung
(sealing end).

16.8 Saklar Dan Stop Kotak


a. Sakelar yang digunakan pada instalasi ini setara merk Broco
integra dengan kemampuan minimum 10 A.
b. Saklar dipasang setinggi 150 cm dari lantai dengan pasangan
terpendam (in bow) rata dengan permukaan plesteran dinding.
c. Kotak tempat saklar dan Stop kontak dengan setara merk Broco
Integra.
d. Stop kontak yang digunakan pada instalasi ini setara merk Broco
Integra dengan kemampuan minimum 16A.
e. Stop kontak dipasang setinggi 30 cm dari lantai dengan pasangan
terpendam atau inbow rata dengan permukaan plester dinding
sesuai petunjuk pengawas.

16.9 Pemeriksaan dan Tes Instalasi


a. Pekerjaan instalasi dan pemasangan armatur harus dites oleh
kontraktor dengan menggunakan alat tes yang sesuai. Macam tes
yang dilakukan :
1. Pemeriksaan kerapian
2. Tes ketahanan / kekuatan mekanis
3. Tes tahanan isolasi
4. Tes beban, dinyalakan berturut-turut selama tiga malam
b. Pengetesan harus dilakukan bersama pengawas dan hasil tes
harus mendapat persetujuan / rekomendasi dari instansi yang
berwenang (PLN)

PASAL 17
PEKERJAAN SANITASI

17.1 Lingkup Pekerjaan


Sesuai yang tertera di dalam bill of quantity

17.2 Bahan/Material
a. Semua bahan yang dipasang harus sesuai dengan contoh yang telah
disetujui oleh Direksi
b. Bahan-bahan dan peralatan sanitasi dapat dipasang apabila telah
mendapat ijin dari direksi
c. Bahan-bahan dan peralatan sanitasi harus dicek ulang sebelum
dipasang. Bila terdapat cacat/rusak harus dikeluarkan dari lokasi
proyek dan diganti dengan yang baru.
d. Peralatan sanitasi yang diperlukan dalam pekerjaan ini antara lain:
 Kloset duduk lux
 Tempat sabun keramik
 Bak cuci piring Stainless Stell
 Kran ½”
 Floordrain Stainless Stell
 Pipa PVC tipe D, diameter ½”
 Pipa PVC tipe D, diameter 4

17.3 Pelaksanaan
1. Sebelum pemasangan dimulai, KONTRAKTOR harus meneliti gambar-
gambar yang ada dan kondisi di lapangan, termasuk mempelajari
bentuk, pola, penempatan, pemasangan sparing-sparing, cara
pemasangan dan detail-detail sesuai gambar.
2. Bila ada perbedaan dalam hal apapun antara gambar dengan gambar,
gambar dengan spesifikasi dan sebagainya, maka KONTRAKTOR
harus segera melaporkannya kepada Direksi.
3. KONTRAKTOR tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat
bila ada perbedaan di tempat itu sebelum perbedaan tersebut
diselesaikan.
4. Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/pemeriksaan
untuk kesempurnaan hasil pekerjaan dan fungsinya.
5. KONTRAKTOR wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti bila ada
kerusakan yang terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi,
atas biaya KONTRAKTOR, selama kerusakan bukan disebabkan oleh
tindakan pemilik.
6. Pekerjaan Kloset
 Kloset berikut segala kelengkapannya telah disetujui oleh Direksi
Teknis
 Kloset beserta kelengkapannya yang dipasang adalah yang telah
diseleksi dengan baik, tidak ada bagian yang gompal, retak atau
cacat-cacat lainnya dan telah disetujui Direksi.
 Model/Type yang digunakan pada pekerjaan ini adalah Kloset
Duduk
 Kloset harus terpasang dengan kokoh, sesuai gambar, waterpass.
Semua noda-noda harus dibersihkan, sambungan-sambungan pipa
tidak boleh ada kebocoran-kebocoran.
7. Pekerjaan Kran
 Semua kran yang dipakai disertai dengan chromed finish. Ukuran
disesuaikan kepeluan masing-masing sesuai gambar plumbing dan
brosur alat-alat sanitair. Kran-kran tembok dipakai yang berleher
panjang dan mempunyai ring dudukan yang harus dipasang
menempel pada dinding. Kran-kran yang dipasang di halaman
harus mempunyai ulir sink, diruang saji dan dapur disambung
dengan pipa leher angsa (extention).
 Stop kran yang dapat digunakan telah disetujui oleh Direksi Teknis
 Kran-kran harus dipasang pada pipa air bersih dengan kuat dan
siku, penempatannya harus sesuai dengan gambar-gambar untuk
itu.

PASAL 18
PENUTUP

18.1. Apabila baik dalam gambar maupun dalam RKS belum tersebutkan suatu
detail komponen bangunan, tetapi dari segi fungsi maupun konstruksi hal
itu harus ada, maka menjadi kwajiban Kontraktor untuk
malaksanakannya. Untuk hal tersebut diatas tidak diterima permohonan
untuk menambah harga borongan. Dengan demikian harus dianggap
bahwa penawaran adalah untuk melaksanakan suatu pekerjaan yang
secara teknis maupun fungsinya dapat dipertanggung jawabkan.
18.2. Hal-hal lain yang belum tercantum dalam peraturan dan syarat-syarat
ini, akan diatur kemudian secara musyawarah peraturan-peraturan lain
yang lazim dipergunakan dalam suatu pekerjaan pemborongan bangunan
sepanjang tidak bertentangan dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat
ini.

SPESIFIKASI TEKNIS BAHAN

KODE BAHAN BANGUNAN SPESIFIKASI TEKNIS

M001 Pasir Urug


M002 Pasir Pasang
M004 Pasir Cor
M007 Sirtu
M019 Batu pecah mesin 2/3 Batu,Bata & Beton Block
M022 Bata Merah Kelas 1
M037 Portland Cement (PC) - 40 Kg SG
M038 Portland Cement (PC) Putih SG
M062 Balok Kayu Meranti Kayu Meranti
M065 Papan (3x30) cm Kayu Meranti Kayu Meranti
M084 Balok Kayu Kelas III Kayu Lain-lain
M085 Papan Kayu kelas III Kayu Lain-lain
M089 Dolken Kayu Ø 8-10
M112 Besi Beton Polos Ø 8, Ø10, Ø12
M113 Besi Beton Ulir Ø 13, Ø19
M116.c Besi Hollow
M135 Kawat Beton/Bendrat RRT
M140 Paku Kayu Segala Ukuran
M145 Sekrup segala ukuran
M146 Baut Segala Ukuran
M148.b Sealant
M151 Genteng Karang Pilang ex. Malang Atap Genteng
Bubung Genteng Karang Pilang ex.
M158
Malang
Bubung Samping Genteng Karang
M158A
Pilang ex. Malang
M175 Seng plat BJLS 30 L = 0.60 M Atap Seng / Asbes
M176 Seng plat BJLS 30 L = 0.90 M
M204 Asbes (1,00 x 1,00) m x 5 mm
M206 Asbes (1,00 x 1,00) m x 3,5 mm
M217 Multiplek 9 mm Kayu Olahan
M233 Kloset Duduk Lux Merk AS
M235 Kran Air 1/2 " Onda
M243 Bak Cuci Firing Stainless Viega
M249 Tempat Sabun Keramik
M250 Afor Stainless
M256 Kunci Silinder Alat-Alat Penggantung
M257 Engsel Pintu Solid
M258 Engsel Jendela Solid
M259 Hak Angin Solid
M263 Grendel Jendela Solid
M265 Slot/Kunci Pintu Solid
M271 Kaca Kaca Polos tebal 5 mm
Keramik Lantai 40 x 40 cm
M318 KIA/ IKAD
warna/motif
Keramik Lantai 25 x 25 cm
M322 KIA/ IKAD
warna/motif
M327 Keramik Dinding 25 x 40 cm KIA/ IKAD
M342 Pipa PVC tipe AW Ø 6 " Maspion
M347 Pipa PVC tipe D Ø 1.5 " Maspion
M351 Pipa PVC tipe D Ø 4 " Maspion
M402 Plamir Kayu Plitur & Cat
M403 Plamir Tembok
M409 Cat meni kayu Emco
M410 Cat meni besi Emco
M411 Cat Dasar Kayu Emco
M412 Cat Dasar Tembok Nippon Paint
M414 Cat Kayu Emco
M415 Cat Tembok Nippon Paint
M416 Cat Besi Nippon Paint
M422 Lem Kayu Rajawali
M437 Kabel Listrik Kabel NYA 2.5 mm
M439 Stop Kontak Broco
M440 Saklar Tunggal Broco
M440.a Saklar Ganda Broco
M441 Las doof
M442 Isolator
M443 T dos PVC Maspion
M444 Pipa PVC 5/8" Maspion
M445 Fiting Flafond Broco
M454 Lampu XL (Lilin) 18 Watt Philip
M455 Lampu XL (Lilin) 23 Watt Philip
M473 Elektroda Lain - Lain
M474 Minyak bekisting
M481 Seal Tape / TBA
M486 Air Bersih
M491 Kalsiboard 4.5 mm Jayaboard
M494 Hollow Galvalum 2x4
M509 Kayu Sengon
Konsultan Perencana
CV. DWIJAYA

Anda mungkin juga menyukai