1. Bagaimana pendapat Dokter mengenai para ibu hamil yang ingin tetap langsing
selama hamil? Berbahayakah untuk janin dan ibunya?
Baru-baru ini muncul istilah mommyrexia yang digambarkan sebagai suatu kondisi
gangguan makan anorexia pada ibu hamil yang terobsesi dengan tubuh tetap
langsing selama kehamilan sehingga bisa kembali ke bentuk tubuh semula dengan
cepat setelah persalinan. Berkurangnya asupan makanan seimbang, maka akan
berdampak pula pada pemenuhan nutrisi janin. Sebagai contoh, peningkatan berat
badan pada wanita hamil yang tidak adekuat dapat menyebabkan berat badan
lahir rendah (BBLR) pada bayi, kelainan neurologi yang irreversible, kelahiran
prematur yang dapat berisiko menimbulkan masalah lainnya seperti gangguan
pernapasan.
2. Benarkah ibu hamil dapat tetap langsing selama hamil? Mengapa? Bagaimana
caranya?
Banyak ibu hamil beranggapan bahwa porsi makan selama kehamilan menjadi
dua kali lipat dari yang biasanya untuk memberi makan janin. Kalori yang
dibutuhkan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing yang disesuaikan
dengan indeks massa tubuh awal sebelum hamil. Kenaikan berat badan yang
terjadi selama kehamilan tidak perlu dikhawatirkan, selama kenaikan tersebut
masih dalam batas normal. Selain itu, peningkatan berat badan selama kehamilan
tidak hanya disebabkan oleh asupan berlebih, tetapi juga dapat terjadi karena
adanya perubahan hormon yang menyebabkan kadar air lebih banyak. Secara
umum, untuk menjaga kebugaran, ibu hamil tetap diperbolehkan beraktivitas fisik
dan berolah raga selama hal tersebut tidak membuat kondisi ibu terlalu lelah atau
tidak berisiko menimbulkan cedera. 2
Selain untuk menjaga kebugaran, aktivitas fisik juga dapat menjaga agar kenaikan
berat badan tidak terlalu banyak. American College of Obstetricians and
Gynecologist menyarankan ibu hamil untuk aktivitas fisik dengan intensitas
sedang secara rutin selama minimal 30 menit setiap hari. Tentunya dengan selalu
berhati-hati agar tidak berisiko menimbulkan cedera.2
Pada ibu hamil dengan kehamilan kembar, maka kenaikan berat badan total dapat
mencapai 16.8 – 24.5 kg jika indeks massa tubuh normal. Jika IMT tergolong
overweight, maka kenaikan yang diperbolehkan yaitu sebanyak 14.1 – 22.7 kg.
Ibu hamil yang tergolong obesitas, maka kenaikan berat badan hanya
diperbolehkan sebanyak 11.3 – 19.1 kg. Rekomendasi IOM ini berlaku bagi
wanita dari berbagai ras maupun suku.3
4. Apa dampaknya (baik bagi si mamil maupun janinnya) apabila kenaikan berat
badan mamil tidak sesuai dengan yang direkomendasikan (kurang atau malah
berlebihan)?
Kenaikan berat badan yang berlebih pada ibu hamil dapat meningkatkan risiko
terjadinya berbagai penyulit selama kehamilan baik bagi ibu maupun janin.
Obesitas pada kehamilan dikaitkan dengan meningkatnya risiko tekanan darah
tinggi selama kehamilan, preeklamsia atau kejang pada kehamilan, diabetes
gestasional, lahirnya bayi besar yang dapat meningkatkan angka kejadian seksio
caesaria. Lahirnya bayi besar dapat mempersulit proses persalinan dan membuat
perlukaan pada jalan lahir.2,3
Penelitian bermakna tentang nutrisi pada ibu hamil sulit dilakukan karena kendala
pada etika penelitian. Namun, ditemukan bahwa bayi yang lahir dari ibu yang
menderita malnutrisi selama kehamilan pada musim dingin berkepanjangan di
Eropa selama 1 tahun (1944-1945) cenderung memiliki berat lahir yang rendah,
postur tubuh yang lebih pendek, penurunan fungsi intelektual, lebih rentan terkena
diabetes, hipertensi, penyakit jantung koroner di kemudian hari. Kondisi malnutrisi
pada ibu juga menyebabkan early starvation pada janin yang dihubungkan
dengan terjadinya kelainan pada sistem saraf pusat, skizofrenia dan gangguan
kepribadian.2
Mommyrexia atau suatu tren yang terjadi pada ibu hamil masa kini dimana asupan
makanan dikurangi dan olah raga dilakukan secara berlebihan demi menjaga agar
tubuh tetap langsing selama kehamilan dan cepat kembali pada bentuk tubuh
semula seperti sebelum hamil. Kondisi ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor seperti
faktor lingkungan dan psikologis. Banyak ibu hamil yang beranggapan bahwa
setelah mereka mengandung, maka berat badan akan susah diturunkan kembali.
Maka banyak ibu hamil yang mati-matian menjaga agar berat badan selama
kehamilan tidak meningkat drastis dan setelah melahirkan, bentuk tubuh tidak
terlalu banyak berubah. Keberhasilan selebriti atau idola dalam menjaga
penampilannya saat hamil juga menjadi inspirasi bagi para ibu hamil. Namun,
seringkali mereka lupa bahwa ada calon buah hati yang memerlukan nutrisi cukup
agar pertumbuhan dan perkembangannya sempurna.4
Secara umum, gejala mommyrexia serupa dengan gejala anoreksia, yaitu suatu
masalah kesehatan jiwa yang mana pengidapnya terobsesi untuk memiliki tubuh
langsing dan sangat takut jika mereka terlihat gemuk. Gejala-gejala yang dapat
terjadi yaitu:4
8. Apa saja dampak dari mommyrexia, baik bagi si mamil maupun janinnya?
Mengapa bisa muncul dampak tersebut?
Dampak yang terjadi dari mommyrexia sama seperti dampak yang terjadi pada
ibu hamil undernutrition (Poin 4).
Referensi
1. Pregnancy and Eating Disorders [Internet]. National Eating Disorders Association. 2017
[cited 9 September 2017]. Available from:
https://www.nationaleatingdisorders.org/pregnancy-and-eating-disorders
2. Cunningham F, Williams J. Williams obstetrics. 24th ed. Stamford, Conn.: McGrawHill;
2014.
3. Weight gain during pregnancy. Committee Opinion No. 548. Ameri- can College of
Obstetricians and Gynecologists. Obstet Gynecol 2013;121:210–2.
4. Morris J, Twaddle S. Anorexia nervosa. BMJ. 2007;334(7599):894-898.