PENDAHULUAN
Roda gigi saat ini sudah mengalami perkembangan yang sangat pesat,jauh
dibandingkan pada saat awal mula ditemukannya yang hanya terbuat dari kayu dan disisipi
gigi. Rodagigi dibuat dengan tujuan agar mengurangi gejala slip yang berakibat berkurangnya
transmisi gerakan dan tenaga pada suatu shaft dari system.
Seiring perkembangan teknologi, rodagigi telah banyak mengalami perubahan, baik
dari segi geometri maupun bahannya yg telah disesuaikan pada kegunaan rodagigi tersebut.
Ada banyak tipe rodagigi yang dipergunakan pada mesin-mesin dalam kehidupan sehari-hari,
tapi yang akan dibahas kali ini adalah penggunaan rodagigi kerucut (bevel gear).
Munculnya roda gigi dalam bidang teknik dilatar belakangi oleh adanya kebutuhan
akan suatu alat atau elemen mesin yang dapat dipergunakan untuk mentransmisikan daya dan
putaran dari suatu poros keporos yang lainnya.
Karena adanya daya dan putaran dari poros yang satu keporos yang lain dengan
menggunakan roda gigi maka ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi roda gigi
tersebut yakni :
- Harus cukup kuat menahan beban,gesekan,panas,tahan terhadap keausan dan kelelahan.
- Sudut gesek antara roda gigi yang satu dengan yang lainnya harus sedemikian rupa,
sehingga gesekan yang dihasilkan dapat seminimal mungkin.
Roda gigi lurus pada gambar 2.1 berfungsi untuk memberikan daya antara dua poros
yang sejajar dengan sebuah perbandingan kecepatan sudut (angular) yang konstan. Roda gigi
merupakan roda gigi paling dasar dengan jalur gigi yang sejajar poros, dimana roda gigi ini
sejajar dengan poros dengan dua silinder atau bidang jarak bagi dan kedua bidang silinder
bersinggungan dan berputar pada roda gigi yang lain dengan sumbu tetap sejajar. 7
dibuat sejajar poros silinder namun mempunyai sudut kemiringan (Helix Angle). Pada
roda gigi ini, jumlah pasangan gigi yang saling membuat kontak serentak (perbandingan
kontak) adalah lebih besar dari pada roda gigi lurus, sehingga perpindahan momen atau
putaran melalui gigi-gigi tersebut dapat berlangsung dengan halus. Sifat ini sangat baik untuk
menstransmisikan putaran tinggi dan beban besar.
Gambar 2.2 Roda gigi miring
Roda gigi ini memiliki perbandingan kontak yang besar dan dapat meneruskan
putaran tinggi dan besar. Sudut poros kedua gigi ini biasanya dibuat 900. Bentuk dari pada
roda gigi ini dapat dilihat pada gambar 2.6 dibawah ini.
Gambar 2.6 Roda gigi kerucut spiral
2. Ukuran gigi dinyatakan dengan jarak bagi lingkar (t dalam mm) yaitu jarak bagi antara
profil dua gigi yang berdekatan. Jika jumlah roda gigi adalah z maka :
π .d
𝑡=
𝑧
3. Jarak bagi diametral adalah jumlah gigi per inchi diameter jarak bagi lingkar.
z
𝑡=𝑡=
𝑑 ( 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑖𝑛𝑐ℎ𝑖 )
Sehingga hubungan modul dan DP adalah :
25,4
𝑚= 𝐷𝑝
4. Pada roda gigi luar, bagian gigi diluar lingkaran jarak bagi disebut kepala dan tingginya
disebut tinggi kepala atau addendum yang biasanya sama dengan modul dalam mm atau 1/DP
dalam inchi
h kepala = m (mm)
h kepala = 1/DP (mm)
5. Bagian gigi disebelah dalam lingkaran jarak bagi disebut kaki dan tingginya disebut tingi
kaki atau dedendum yang besarnya :
h kaki = m + CK (mm)
h kepala = + CK (mm) 41
6. CK adalah Kelonggaran puncak yaitu celah antara lingkaran Kepala dan lingkaran kaki
dari gigi pasangannya.
13
7. Pada lingkaran diameter jarak bagi terdapat tebal gigi dan celahnya yaitu setengah jarak
bagi lingkar.
1 𝑛 .𝑚
𝑏=2= (mm)
2
π
= 2 .𝐷𝑝 ( inchi )
8. Titik potong antara profil gigi dengan lingkaran jarak bagi disebut titik jarak bagi. Sudut
yang dibentuk garis normal pada Kurva bentuk profil pada jarak bagi dengan garis Singgung
lingkaran jarak bagi (juga pada titik jarak bagi) disebut sudut tekanan. Roda gigi yang
mempunyai sudut tekanan yang sama besar serta proporsinya seperti diuraikan diatas disebut
roda gigi standar. Roda gigi ini dapat saling bekerja sama tanpa dipengaruhi oleh jumlah
giginya. Sehingga dapat pula disebut roda gigi yang dapat dipertukarkan.
Pada perencanaan roda gigi ini dipakai dua buah roda gigi kerucut lurus, dimana satu
roda gigi berfungsi sebagai roda gigi penggerak (gear) dan yang lainnya sebagai roda gigi
yang digerakkan (pinyon). Adapun bahan dari roda gigi dan pinyon adalah besi cor FC 18
dengan kekuatan lentur 4,0 kg/mm2.
Data perencanaan adalah :
3. Reduksi transmisi = 5
Pd = P x fc
= 0,25 x 1
= 0,25 kW 26
uDari harga reduksi puli dan sabuk yang telah diketahui, maka putaran roda gigi kerucut
dapat diketahui pula, yaitu :
dimana :
nc = putaran motor listrik = 1500 rpm
ni = putaran roda gigi kerucut
I = reduksi puli = 5
Sehingga :
1500
5=
𝑛¡
𝑛¡ = 300 𝑟𝑝𝑚
Z1 n1
Dimana : =
Z2 n2
n1 = putaran roda gigi kerucut
n2 = putaran pinion
Maka :
1,5 = n1/n2
n2 = 300 x 1,5
n2 = 450 rpm
Torsi pada roda gigi kerucut :
T = 9,74 x 105 x Pd/n1
Sehingga : T = 9,74 x 105 x 0,25/300
= 811,6 kg mm
dp = Np/P
= 18/3 = 6 in = 152,4 mm
4. Diameter puncak roda gigi (dg)
dg = Ng/P
= 27/3 = 9 in = 228,6 mm
5. Lebar muka gigi (F)
F = 10/P
= 10/3 = 3,33 in = 84,67 mm
6. Faktor perubahan kepala (X1 dan X2)
X1 = 0,46 [1-(18/27)2]
= 0,46 [1-0,4]
= 0,276
X2 = - 0,276
7. Untuk pinion
28
Tinggi kepala (Adendum)
hk1 = (1 + X1) m
Dimana : m = modul
= dp/Np
= 152,2 /18 = 8,46 mm
hk1 = (1 + 0,276) 8,46 = 10,8 mm
Tinggi kaki (dedendum)
hf1 = (1 – 0,276) m + Ck
Dimana : Ck = kelonggaran puncak
Ck = mm P0508 ,0188 ,0
= mm 0508 ,03188 ,0
= 0,11 mm
hf1 = (1 – 0,276) x 8,46 + 0,11
= 6,23 mm
8. Untuk roda gigi
R = dp/2 sin δ1
= 152,4/2 sin 33,6
= 138,5 mm
13. Pemeriksaan keamanan terhadap tegangan dan kekuatan lentur
Wt = 60 . 103 . H/π dn
H = P . fc
= 0,25 kW
Wt = 60 . 103 . 0,25/3,14 . 12 . 1500
= 0,26 kN
14. Diameter puncak rata-rata dari roda gigi besar