Anda di halaman 1dari 4

Kwashiorkor dapat terjadi akibat dari komplikasi sejumlah penyakit yang diakibatkan

oleh infeksi bakteri Streptococcus pyogenes.

Gambar 1. Struktur strepyococcus pyogenes

Streptococcus pyogenes adalah bakteri gram positif. Memiliki kapsul karbohidrat yang
tersusun atas asam hialuronat yang mengelilingi bakteri. Fungsi dari kapsul ini adalah untuk
melindungi bakteri streptococcus pyogenes dari fagositosis makrofag seperti monosit,
leukosit maupun neutrofil. Bakteri ini juga memiliki protein M yang berlekatan dengan
hospes atau sel inang. Dimana antibody yang diproduksi oleh system imun tubuh (IGg)
sasarnnya adalah protein M pada bakteri, untuk ditelan atau difagosit. Protein M juga unik
bagi setiap strain, dan identifikasi bisa digunakan secara klinik untuk menegaskan strain yang
menyebabkan infeksi. Jika terjadi infeksi maka akan terjadi respon peradangan, dimana
makrofag hadir untuk memfagosit atau menelan bakteri. Namun, bakteri tidak hancur karena
memiliki kapsul yang tersusun atas asam hialuronta. Kemudian, bakteri akan masuk dan
beredar dalam aliran darah serta aliran limfatik. 1
Patomekanisme Timbulnya Gejala-Gejala Kwashiorkor :

Streptococcus pyogenes ISPA Pilek & batuk

IgG Sist. komplemen

makrofag

glomerulonefritis radang

vasodilatasi

deformitas katup
jantung Fenestra besar

Protein keluar

edema edema

gambar 1. mekanisme gejala kwashiokor

Bakteri Streptococcus pyogenes adalah flora normal pada saluran pernapasan bagian
bawah. Bakteri ini ada dan tidak mengganggu serta menyebabkan penyakit jika
Streptococcus pyogenes tetap berada pada habitatnya, dan tetap berada dalam jumlah yang
normal yaitu antara 102 sampai 104. Jika jumlahnya telah melebihi batas dan menyebar
hingga keluar dari habitatnya maka akan menyebabkan penyakit. 1,2

Hal inilah yang dialami oleh anak yang mengalami kwashiorkor. Dikarenakan tidak
memiliki biaya yang cukup untuk membeli makanan bernutrisi, serta pola makan yang tidak
diatur sesuai dengan usia anak, maka akan menyebabkan malnutrisi, ini kemudian akan
menyebabkan menurunnya metabolisme dan system imun tubuh, yang kemudian
menyebabkan bakteri Streptococcus pyogenes berploriferasi. Dari yang semula ada pada
system pernapasan bagian bawah menyebar ke system pernapasan bagian atas. Hingga
menyebabkan, infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), seperti tonsillitis, faringitis, batuk
maupun pilek yang menyebabkan menurunnya nafsu makan yang berujung pada menurunnya
berat badan.

Jika dalam kurun waktu 1 sampai 5 minggu anak tidak mendapatkan penanganan yang
tepat maka bakteri akan terus berploriferasi dan menyebar ke dalam aliran darah serta aliran
limfatik. Proliferasi bakteri Streptococcus pyogenes menyebabkan system imun berusaha
untuk mencegah dengan cara mengeluarkan antibody (IGg), dimana IGg sasarannya adalah
protein M pada bakteri yang berlekatan pada sel inang atau hospes. Perlekatan bakteri
Streptococcus pyogenes pada hospes akan mengakibatkan infeksi dan kemudian terjadilah
respon inflamasi dimana makrofag hadir untuk memfagosit bakteri. Namun, dengan adanya
kapsul yang tersusun atas asam hialuronat serta memiliki enzim hialuronidase maka bakteri
Streptococcus pyogenes tidak akan hancur, sekalipun telah difagosit oleh makrofag. 1,2

makrofag yang beredar dalam aliran darah yang telah mengakibatkan respon inflamasi
akan masuk dan mengakibatkan peningkatan akumulasi antigen antibody pada glomerulus
ginjal yang menyebabkan penumpukan sehingga terjadinya glomerulonefritik akut.
Glomerulus yang semsetinya berfungsi sebagai filter protein plasma dan eritrosit mengalami
disfungsi sehingga akan masuk ke dalam rongga ekstrasel. Hal ini juga akan mengakibatkan
penurunan tekanan onkotik vaskuler, dimana akan terjadi eksudat atau cairan dengan
kandungan protein dan kotoran sel yang lolos dari vaskuler ke jaringan interstisium akan
diendapkan dalam jaringan atau pada permukaan jaringan sehingga terjadilah edema. 3

GLOMERULONEFRITIS AKUT

Adalah suatu reaksi imunologi pada ginjal terhadap bakteri tertentu. Yang sering ialah
infeksi karena kuman streptokokus.
Gambar 1. Glomerulonephritis akut

Penyebab dan epidemiologi

 GNA biasanya di dahului dengan infeksi eksternal terutama di traktus respiratorius


bagian atas oleh kuman streptokokus beta hemolitikus golongan A tipe : 4,12,16,25 & 40.
 Penyakit ini biasanya ditemukan pada anak berumur 3-7 tahun dan lebih sering
mengenai anak pria dibanding wanita.
 Periode antara infeksi saluran nafas atau kulit dengan gambaran klinis dari kerusakan
glomerulus dinamakan periode laten. Periode laten ini biasanya antara 1-2 minggu,
merupakan ciri khusus dari penyakit ini sehingga dapat dibedakan dengan sindrom
nefritik akut.3

Patogenesis

 Terbentuknya kompleks antigen-antibodi yang melekat pada membran basalis glomerulus


dan kemudian merusaknya

 Proses autoimun kuman streptokokus yg nefritogen dalam tubuh menimbulkan badan


autoimun yg merusak glomerulus

 Streptokokus nefritogen dan membran basalis glomerulus mempunyai komponen antigen


yg sama sehingga dibentuk zat anti yg langsung merusak membran basalis ginjal.3

Anda mungkin juga menyukai