Laporan Hipertensi
Laporan Hipertensi
Obat diresepkan dalam suatu lembar khusus dalam status pasien yang disebut Lembar Instruksi
Dokter. Komite farmasi dan terapeutik rumah sakit. Instruksi tersebut terdiri atas nama pasien
diketik atau ditulis dalam formulir; instruksi tersebut terdiri atas nama dan nama besar kekuatan
obat, dosis, jalur dan frekuensi, pemberian tanggal, informasi relevan lainnya, dan tanda tangan
peresep.1
Bagian-bagian resep
Bagian-bagian resep yang dituliskan secara lengkap akan mencegah apoteker untuk bertanya
kepada dokter untuk meminta penjelasan dan mencegah keterlambatan pasien menerima
pengobatan. dikatakan lengkap jika meliputi bagian-bagian diantara: identitas penulis resep,
tanggal penulisan resep, superscription, inscription, subscription, signature, paraf penulis resep
dan identitas pasien.1,2
referensi
1. Athija Umi. Buku Ajar Preskripsi. Jilid 1, Surabaya: Pusat Penerbitan dan percetakan Unair (AUP)
2. Syarif R, murine T, wahyuningsi M. pedoaman dasar penulisan resep dokter untuk pasien anak.
Yogyakarta: Fk UGM; 2012
PRINSIP PENATALAKSANAAN HIPERTENSI
Berdasarkan analisis dari berbagai penelitian didapatkan beberapa hal yang penting dalam
penatalaksanaan hipertensi. 1,2
1) Penurunan tekanan darah sangat penting dalam menurunkan risiko mayor kejadian
kardiovaskuler pada pasien hipertensi, jadi prioritas utama dalam terapi hipertensi adalah
mengontrol tekanan darah
3) Monoterapi jarang bisa mengontrol tekanan darah, dan banyak pasien memerlukan lebih
dari 1 obat anti hipertensi
4) Respon terhadap berbagai klas anti hipertensi adalah heterogen, beberapa pasien mungkin
akan berespon lebih baik dari pasien yang lain.
6) Penurunan tekanan darah 20/10 mmHg pada pasien hipertensi akan menurunkan 50%
risiko kejadian kardiovaskuler.
Berdasarkan algoritme pada pada penatalaksanaan hipertensi berdasarkan JNC 8 , pada pasien
yang umr dibawah 60 tahun tanpa ada riwayat diabetes atau penyakit ginjal obat yang harus
diberikan pada hipertensi grade 2 yaitu kombinasi obat golongan tiazid atau ACEI atau calcium
channel bloker atau angiotensin receptor bloker (ARB) yang dapat diberikan sendiri atau
dikombinasikan.1,2
Berdasarkan pada kasus yang ada maka dapat diberikan obat yang dikombinasi seperti
golongan tiazid dengan ACEI inhibitor, atau tiazid dengan angiotensin receptor bloker (ARB).
Karena berdasarkan efek samping obat hipertensi dari ke tiga obat pada kasus yang dapat
menyebabkan edema yaitu nifedin (golongan ca chanel bloker), maka obat tersebut dapat
diganti atau dihentikan. Tetapi untuk penggunaan tiazid tetap diberikan karena obat tersebut
dapat menurunkan edema pada hipetensi, jadi obat yang dapat digunakan sesuai kasus diatas
yaitu golongan tiazid dan dengan ACEI inhibitor, atau tiazid dengan angiotensin receptor bloker
(ARB).1,2
Contoh obat golongan ACEI yaitu enalapril, captopril, quinapril, Lisinopril, benazepril.
contoh obat golongan ARB yaitu iosartan, irbesartan, valsartan, candesartan, olmesartan.
Referensi :