Bab I, Iv, Daftar Pustaka PDF
Bab I, Iv, Daftar Pustaka PDF
SKRIPSI
Disusun Oleh :
Tieka Kusuma Wardhani
10250041
Pembimbing:
Drs. Lathiful Khuluq, MA., Ph.D
NIP. 1968061019922031003
YOGYAKARTA
2014
HALAMAN PERSEMBAHAN
v
MOTTO
vi
KATA PENGANTAR
Yogyakarta)”. Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik, sebagai tugas
akhir dalam mencapai gelar sarjana strata satu dalam Kesejahteraan Sosial di
Yogyakarta.
Segala upaya untuk menjadikan skripsi ini mendekati sempurna telah penulis
lakukan, namun keterbatasan yang dimiliki penulis maka akan dijumpai kekurangan
baik dalam segi penulisan maupun segi ilmiah. Adapun terselesaikannya skripsi ini
tentu tidak akan berhasil dengan baik tanpa ada dukungan dari berbagai pihak. Oleh
1. Prof. Dr. Musya Asy’ari, selaku Rektor Universitas Islam Negeri Sunan
vii
2. Dr. H. Waryono Abdul Ghafur, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan
3. Drs. H. Zainudin, M.Ag dan Izzul Haq, M.Si, selaku Ketua Jurusan dan
Terimakasih atas dukungan dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis
4. Lathiful Khuluq, MA., Ph.D. selaku dosen pembimbing skripsi. Terima kasih
5. Kedua orang tuaku, Ayah Djugi Waluyo dan Ibu Ernaningsih yang telah
6. Kakakku yang terkasih Diah Sari Eka Wati, dan Susanti yang mengajariku
untuk sabar dalam menghadapi sesuatu. Vetto Wahyu Bhinanda, dan Teratri
dan finansial.
Jati Lestari, Maesyaroh Nurohmah, dan Endah Istikomah, yang memberi suport
ilmiah ini.
yang besar aku ucapkan karena telah bersama-sama dalam waktu 4 tahun ini,
10. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Terakhir, semoga karya
ix
ABSTRAK
x
DAFTAR ISI
MOTTO .........................................................................................................vi
ABSTRAK ....................................................................................................x
F. Kajian Pustaka...........................................................................11
xi
H. Metode Penelitian ....................................................................26
5. Perawatan ..........................................................................80
A. Kesimpulan ..............................................................................95
B. Saran-saran ...............................................................................96
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
xiv
DAFTAR BAGAN
xv
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Penegasan Judul
dalam menafsirkan judul di atas maka perlu penegasan terhadap istilah yang
ada yaitu:
a. Metode Penanganan
penggarapan.2
judul skripsi ini metode penanganan yang dimaksud adalah cara atau
proses menangani anak atau balita yang mengalami gizi buruk dan yang
1
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), hlm 580.
2
Peter salim, Kamus Bahasa Indonesia Kotemporer, (Jakarta: Modern English Press,
1991), hlm. 1534.
2
dituju tidak hanya anak atau balita yang mengalami gizi buruk, tetapi
b. Gizi Buruk
pengertian dari gizi buruk adalah bentuk terparah dari proses terjadinya
gizi.
3
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia...., hlm. 279.
4
Wiku Adisasmito, Sistem Kesehatan, ( Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2010), hlm. 276.
5
Heppy El Rais, Kamus Ilmiah Populer, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), hlm 714.
3
kecil.7
rohani, jasmani maupun sosial. Fokus dalam penelitian ini lebih kepada
6
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia..., hlm. 461.
7
WJS Poerwadarminto, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998),
hlm.17.
4
gizi buruk.
B. Latar Belakang
berbagai masalah salah satunya masalah kesehatan dan gizi. Ditinjau dari
masalah kesehatan dan gizi, maka anak usia tiga sampai lima tahun merupakan
kelompok yang paling rentan mempunyai risiko menderita kelainan gizi yang
bisa berujung pada kematian. Sedangkan pada usia tersebut anak seharusnya
banyak mendapatkan asupan gizi dalam jumlah besar, karena pada usia ini
8
Brosur Profil Rumah Pemulihan Gizi Kota Yogyakarta
9
Fridiani Asiyah, “8 Alasan Indonesia Disebut Negara Berkembang”,
http://negarakuring.blogspot.com/2012/12/8-alasan-indonesia-disebut-negara.html. diakses 7
Desember 2013.
5
manusia.
yang mengalami gizi buruk pada akhir 2011 lalu tercatat 0,9%.11 Di Kabupaten
Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2012 jumlah balita
yang mengalami gizi buruk tercatat 0,89%. Sedangkan pada tahun 2013 pada
akhir februari 0,81%.12 Di Sleman, status gizi buruk pada 2010 terdapat 115
anak atau 0,20 %, sedangkan pada 2011 menjadi 87 anak atau 0,14% masuk
kesehatan maupun peran aktif masyarakat itu sendiri. Seperti yang kita ketahui
jika melihat dari pemberitaan yang ada kebanyakan masalah gizi buruk ini
sering dialami oleh keluarga dengan tingkat perekonomian yang rendah atau
10
Muh Syaifullah, “1,6 Juta Anak Indonesia Kekurangan Gizi”,
http://www.tempo.co/read/news/2012/05/13/060403590/16-Juta-Anak-Indonesia-Kekurangan-
Gizi. Diakses 9 Desember 2013.
11
Dewi Mardiani, “Balita Gizi Buruk Dekati Ambang Batas”,
http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/12/06/18/m5t2lm-balita-gizi-buruk-dekati-
ambang-batas. Diakses 9 Desember 2013
12
Nusarina Yuliastuti, “Balita Gizi Buruk Kulon Progo Tercatat 177 Anak”,
http://jogja.antaranews.com/berita/309125/balita-gizi-buruk-kulon-progo-tercatat-177-anak.
Diakses 9 Desember 2013.
13
Antara News, “Penderita Gizi Buruk di Sleman Turun”,
http://jogja.antaranews.com/print/298474/penderita-gizi-buruk-di-sleman-turun. Diakses 7 Juni
2014.
6
pelayanan kesehatan.
akan berakibat kerusakan yang sukar atau malahan tidak dapat ditolong.
dan dampak jangka panjang adalah rendahnya kualitas sumber daya manusia
penderita gizi buruk lebih rendah 10-15 point dan tinggi badan yang lebih
Penelitian yang dilakukan oleh Amelia terhadap anak yang pernah mengalami
gizi buruk diketahui bahwa rata-rata IQ anak yang pernah mengalami gizi
buruk pada usia dini lebih rendah 13.7 poin dibandingkan anak yang tidak
dari hak anak, sehingga merupakan tantangan bagi semua orang, institusi dan
bagian dari pemenuhan hak anak. Pemenuhan hak-hak anak pada dasarnya
14
T.A Tatag Utomo, Mencegah dan Mengatasi Krisis Anak Melalui Pengembangan
Sikap Mental Orangtua, (Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2005), hlm. 321.
15
Amelia, “Dampak Kekurangan Gizi Terhadap Kecerdasan Anak SD Pasca Pemulihan
Gizi Buruk”, The Journal of Nutrition And Food Research, Jilid 18, hlm. 10.
7
menjadi tanggung jawab orang tua, karena orang tua adalah orang yang
pertama dikenal anak dan merupakan orang yang mempunyai tanggung jawab
tingkat asupan makanan yang kurang baik sehingga berujung pada kesehatan si
balita. Dan jika dibiarkan akan berdampak buruk pada tumbuh kembang si
balita.
dalam menciptakan sumber daya manusia yang sehat, cerdas dan produktif.
Upaya peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas dimulai dengan cara
gizi dan perawatan yang baik. Untuk mengurangi masalah gizi buruk,
yang secara tidak langsung akan mengubah budaya buruk dan paradigma di
16
Undang-undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak, pasal 1
8
tataran bawah dalam hal perawatan gizi terhadap keluarga temasuk anak.17
Berbagai upaya penanganan gizi buruk yang dilakukan oleh berbagai lembaga
merupakan suatu cara mengurangi tingginya tingkat balita yang menderita gizi
buruk dalam bentuk bantuan dan pelayanan. Pelayanan kesehatan adalah akses
gizi. Sesuai dengan isi undang-undang kesejahteraan anak pada pasal 8 yang
berbunyi:
terhadap masalah gizi buruk melalui pos pelayanan terpadu (Posyandu) dengan
gula, susu, dan minyak goring selama empat bulan diharapkan dapat
17
Wiku Adisasmito, Sistem Kesehatan..., hlm. 271.
18
Undang-undang No 4 tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak, pasal 8.
19
PKPU, “PKPU Akan Launching Perdana Peduli Posyandu “,
http://csr.pkpu.or.id/news/pkpu-akan-launching-perdana-peduli-posyandu. Diakses tanggal 10
Desember 2013.
9
upaya penurunan jumlah kasus balita gizi buruk di Kota Yogyakarta. Rumah
Pemulihan gizi merupakan sebuah tempat untuk merawat balita kasus gizi
buruk dengan pengawasan petugas gizi dan medis selama 24 jam sehari sampai
fase siap pulang. Sedangkan di Rumah Pemulihan Gizi (RPG) ini sendiri
masalah gizi balita, penyuluhan, konsultasi serta rujukan gizi, penelitian dan
spesifikasi menu bagi bayi dan balita yang dirawat, pendidikan kesehatan dan
yang lain, seperti yang dilakukan di Rumah Pemulihan Gizi (RPG) yang
serta mengetahui faktor pendukung dan penghambat yang ada pada setiap
pelaksanaan metode.
20
Pemerintah Kota Yogyakarta, “Menkes Resmikan Rumah Pumulihan Gizi”,
http://www.jogjakota.go.id/index/extra.detail/2848/menkes-resmikan-rumah-pemulihan-gizi.html
Diakses tanggal 10 Desember 2013.
10
C. Rumusan Masalah
Sebagaimana yang telah tertuang dalam latar belakang, maka dalam hal
ini peneliti dapat merumuskan terlebih dahulu yang akan dibahas. Adapun
buruk?
D. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian skripsi ini adalah:
E. Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan Teoritis
2. Kegunaan Praktis
F. Kajian Pustaka
1. Skripsi yang disusun oleh Hastin Nuzul Fitriana mahasiswi Jurusan Tadris
pola menu makanan dengan status gizi balita usia 3-5 tahun.21
Penentuan Gizi Bagi Anak Balita Berbasis Web Dengan Metode Case
penentuan gizi bagi anak balita dengan metode case based reasoning yang
berdasarkan kriteria berat badan, tinggi badan, umur dan gejala yang
dialami balita.22
program pemberian gizi lansia berjalan dengan baik yang dilaksanakan satu
bulan sekali, jenis gizi yang diberikan lansia berupa susu, kacang hijau,
21
Hastin Nuzul Fitriana, Hubungan Antara Pola Menu Makanan Dengan Status Gizi
Balita Di Desa Kedungpoh Kecamatan Nglipar Kabupaten Gunung Kidul Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta Sebagai Alternatif Sumber Belajar IPA-Biologi Di SMP/MTS, skripsi tidak
diterbitkan, (Yogyakarta: Tarbiah, UIN Sunan Kalijaga, 2005).
22
Nurul Hidayati, Sistem Rekomendasi Penentuan Gizi Bagi Anak Balita Berbasis Web
Dengan Metode Case Based Reasoning, skripsi tidak diterbitkan, (Yogyakarta: Sains dan
Teknologi, UIN Sunan Kalijaga, 2013).
13
bahasan yang sama yaitu gizi, walaupun sasaran gizi disini meraka tujukan
penelitian mengenai gizi pada anak balita, tetapi lebih membahas kepada
bagaimana proses penentuan gizi dan status gizi pada balita. Berbeda dari
penelitian di atas, yang peneliti teliti adalah metode penanganan gizi buruk
yang digunakan RPG Yogyakarta. Dalam skripsi ini peneliti mencoba fokus
pada proses metode penanganan gizi yang dijalani oleh resident, apa saja faktor
di RPG Yogyakarta.
G. Landasan Teori
dengan gizi buruk maka tidak lepas dari kebijakan dan strategi dari
23
Sivana Khamdi Syukria, Program Pemberian Gizi Lanjut Usia Di Kelurahan Terban
Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta (Tinjauan Terhadap Implementasi, Monitoring Dan
Evaluasi Program), skripsi tidak diterbitkan (Yogyakarta: Dakwah, UIN Sunan Kalijaga, 2010).
14
cukup gizi tidak mudah sakit, tidak pucat dan tidak lemah.
b) Secara berkala
24
Mustofiyah, Bab II Tinjauan Pustaka,
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/120/jtptunimus-gdl-mustofiyah-5979-2-babii.pdf, diakses 9
Juni 2014.
25
Ayu Bulan Febry dan Zulfito Marendra, Buku Pintar Menu Balita, (Jakarta: PT
Wahyumedia, 2008), hlm. 8.
15
2) Pelayanan gizi
b. Gizi Buruk
26
Chiza, “Konsep Dan Aplikasi Pelayanan Gizi Rumah Sakit (Pgrs)”,
http://ch1za.blogspot.com/2013/06/konsep-dan-aplikasi-pelayanan-gizi_2264.html, diakses 9 Juni
2014.
27
M. Nofalia, “Pengertian Dan Tujuan Penyuluhan”,
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27931/3/Chapter%20II.pdf, diakses 9 Juni 2014.
16
nutrien yang cukup, yang mengandung zat-zat gizi lengkap yang harus
dapat dikonsumsi setiap hari.29 Jika pada usia ini tidak dikelola dengan
yaitu:31
karena makanan kurang tetapi juga karena penyakit. Pada anak yang
makan dengan tingkat tidak cukup baik, maka daya tahan tubuh
28
Sandjaja, Kamus Gizi Pelengkap Kesehatan Keluarga, (Jakarta: PT Kompas Media
Nusantara, 2009), hlm. 1.
29
Dini Kasdu, Anak Cerdas A-Z Panduan Mencetak Kecerdasan Buah Hati Sejak
Merencanakan Kehamilan Sampai Balita, (Jakarta: Puspa Swara, 2004), hlm. 11.
30
Wiku Adisasmito, Sistem Kesehatan..., hlm. 276.
31
Ibid, hlm. 280-281.
17
1) Kwashiorkor
agak buncit, tetapi bahu dan lengan bagian atas kurus. Kulitnya
anak kelihatan muram dan berdiam diri, tetapi cengeng dan tidak
kwashiorkor.
2) Marasmus
tenaga. Anak akan terlihat sangat kurus dengan berat separuh dari
berat sehat sesuai umur. Muka kurus seperti muka orang tua,
32
Ibid, hlm. 288-298
19
d. Status Gizi
Status gizi merupakan hal penting yang harus diketahui oleh setiap
orang tua. Perhatian lebih tentang gizi dari orang tua dibutuhkan setiap
balita, karena pada masa ini adalah masa emas. Status gizi yang baik
1) Berat badan.
33
A. Aziz Alimul Hidayat, Pengantar Ilmu Kesehatan ..., hlm. 3.
34
Yayuk Hartriyanti, dkk., Gizi dan Kesehatan Masyarakat,(Jakarta: Rajagrafindo
Persada, 2010), hlm. 278.
35
Ibid., hlm. 280-282
20
1) Air
lainnya, fungsi air untuk bayi pada masa ini lebih penting
selanjutnya.
2) Karbohidrat
3) Kalori
4) Protein
36
M.C. Widjaja, Gizi Tepat Untuk Perkembangan Otak, (Jakarta: Kawan Pustaka, 2002),
hlm. 4-7.
21
5) Lemak
sumber yang kaya akan energi dan pelindung organ tubuh terhadap
anak, kecuali untuk asam lemak esensial (asam linoleat, dan asam
arachidonat).
a. Definisi Anak
37
A. Patra M. Zen Daniel dan Daniel Hutagalung, Panduan Bantuan Hukum di
Indonesia. (Jakarta: Sentralisme Production, 2006), hlm. 105.
22
dini yaitu sejak lahir sampai usia 14 hari, perode bayi sejak 2 minggu
penting.
ibu atau pegganti ibu dengan anak merupakan syarat mutlak untuk
38
Danis Widyastuti, dkk., Panduan Perkembangan Anak 0-1 Tahun, (Jakarta: Puspa
Swara, 2001), hlm. 2.
39
Merryana Adriani dan Bambang Wirjatmadi, Peranan Gizi Dalam Siklus Kehidupan,
(Jakarta: Kencana, 2012), hlm. 121.
23
sebagainya.
40
Undang-undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan anak, pasal 1.
24
1. Pasal 28 H
bermartabat.
41
Sunaryati Hartono, Penelitian Hukum Di Indonesia Pada Abad Ke-21, (Bandung:
Alumni, 2004), hlm. 26.
25
2. Pasal 34
dengan wajar.
1. Pasal 2
dengan wajar.
42
Lutfan Muntaqo, Kesejahteraan Anak dalam Undang-Undang, (Yogyakarta: Jagad
Pustaka, 2006), hlm. 43.
26
2. Pasal 6, point 1
3. Pasal 8
sosial
H. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
a. Subyek Penelitian
Yogyakarta.
Yogyakarta.
43
Moekijat, Metode Riset Dalam Penelitian,(Bandung: Mandar Maju, 1994), hlm. 26.
44
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Renika
Cipta, 1989), hlm. 90.
28
b. Obyek Penelitian
a. Observasi
serta dalam kegiatan, dia hanya berperan mengamati kegiatan dan tidak
45
Dudung Abdurrahman, Pengantar Metode Penelitian, (Yogyakarta: Kurnia Kalam
Semesta, 2003), hlm. 57-58.
46
Nana Syaodih Sukmadinata, Penelitian Pendidikan, (Bandung: Rosdakarya, 2006),
hlm. 220.
29
program perbaikkan gizi terhadap para pasien gizi buruk dan keluarga
b. Wawancara
tertentu.47
c. Dokumentasi
47
Deddy Mulyana, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Paradigma Baru Ilmu Komunikasi
dan Ilmu Sosial Lainnya), (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 180.
48
Burhan Bungin, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2001), hlm. 160.
30
yang telah digunakan, agar data dapat bermakna maka perlu diolah dan
a. Reduksi data
membuang yang tidak perlu dan memilih bagian yang penting sesuai
49
Nana Syaodih Sukmadinata, Penelitian Pendidikan..., hlm. 221.
50
Masri Singaburimbun dan Chris Manning, Prinsip-Prinsip Analisa Data, (Jakarta:
LP2ES, 1989), hlm. 263.
51
Miles Huberman A. Micheal, Analisis Data Kualitatif, (Jakarta: UI Press, 1992), hlm.
177.
31
selanjutnya.
b. Penyajian data
yang terjadi, apa yang harus dilakukan, dan lebih jauh lagi menganalisa
c. Penarikan Kesimpulan
4. Keabsahan Data
informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam
52
Ibid, hlm. 178.
53
Ibid, hlm. 179.
33
I. Sistematika Pembahasan
BAB I : Pendahuluan, bab ini berisi tentang penegasan judul, latar belakang,
BAB III : Bab ketiga merupakan inti dari skripsi ini, karena berisikan: kondisi
Gizi Yogyakarta.
BAB IV : Bab keempat merupakan penutup. Sebagai bab yang terakhir dari
kesimpulan, saran-saran.
95
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
gizi, konsultasi gizi, pemeriksaan tumbuh kembang, dan perawatan jika balita
dinyatakan dalam status gizi buruk atau status gizi kurang hampir mendekati
gizi buruk.
diberikan mengembalikan status gizi para balita baik yang dirawat jalan
maupun rawat inap dalam kondisi baik. Segala upaya pelaksanaan metode
meningkatkan kesejahteraan anak dalam segi jasmani dan rohani agar anak
maksimal.
orang tua balita agar tidak membuat orang tua balita tersinggung.
96
seperti timbangan, alat pengukur tinggi badan, leaflet dan food model,
mainan-mainan.
2. Kondisi orang tua balita yang masih belum sadar seperti malas
hal ini menyebabkan balita menunggu lama bahkan muncul rasa kecewa
B. Saran
1. Bagi Lembaga
kontrol.
tugasnya. Selain itu perlu adanya penambahan visi dan misi agar
pemeriksaan konsultasi gizi dan tumbuh kembang agar tidak menjadi satu
dengan ruangan yang lain, seperti ruang lakstasi yang dipergunakan untuk
tugas selain di RPG Yogyakarta diharapkan datang tepat waktu, hal ini
terlalu sering pelaksana metode datang tidak tepat pada waktunya akan
permasalahan yang dihadapi oleh orang tua balita ketika tidak masuk
untuk melakukan kegiatan perawatan karena dijumpai salah satu orang tua
status gizi pada balita yang bisa berujung pada kembalinya mendapat
perawatan.
anaknya, karena pada dasarnya seorang anak itu tidak cukup jika hanya
diberikan makan, minum dan susu saja. Tetapi juga harus meningkatkan
hubungan yang baik seperti perhatian dengan menerapkan pola asuh yang
menjadi lebih teratur seperti pola makan, pola asuh dan bisa membagi ilmu
satu langkah untuk mencegah terjadinya gizi buruk atau gizi kurang dan
Akang Yons, “Penyakit Jantung Bocor Pada Anak, Bayi dan Dewasa, Penyebab,
http://mengatasimengobatigejalasakitjantung.blogspot.com/2013/05/penya
Jilid 18.
http://jogja.antaranews.com/print/298474/penderita-gizi-buruk-di-sleman-
Ayu Bulan Febry dan Zulfito Marendra, Buku Pintar Menu Balita, Jakarta: PT
Wahyumedia, 2008.
2001.
http://ch1za.blogspot.com/2013/06/konsep-dan-aplikasi-pelayanan-
Swara, 2001.
2004.
http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/12/06/18/m5t2lm-balita-
Dini Kasdu, Anak Cerdas A-Z Panduan Mencetak Kecerdasan Buah Hati Sejak
Semesta, 2003.
http://negarakuring.blogspot.com/2012/12/8-alasan-indonesia-disebut-
Hastin Nuzul Fitriana, Hubungan Antara Pola Menu Makanan Dengan Status
Pustaka, 2006.
LP2ES, 1989.
Micheal, Miles Huberman A., Analisis Data Kualitatif, Jakarta: UI Press, 1992.
http://www.tempo.co/read/news/2012/05/13/060403590/16-Juta-Anak-
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/120/jtptunimus-gdl-mustofiyah-
M.C. Widjaja, Gizi Tepat Untuk Perkembangan Otak, Jakarta: Kawan Pustaka,
2002.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27931/3/Chapter%20II.pdf
Nusarina Yuliastuti, “Balita Gizi Buruk Kulon Progo Tercatat 177 Anak”,
http://jogja.antaranews.com/berita/309125/balita-gizi-buruk-kulon-progo-
http://www.jogjakota.go.id/index/extra.detail/2848/menkes-resmikan-
Kota Yogyakarta.
http://csr.pkpu.or.id/news/pkpu-akan-launching-perdana-peduli-posyandu.
Press, 1991.
Nusantara, 2009.
1995.
Alumni, 2004.
T.A Tatag Utomo, Mencegah dan Mengatasi Krisis Anak Melalui Pengembangan
2005.
Gizi”,http://bleumariposa.wordpress.com/2010/07/06/peran-ahli-gizi-
EGC, 2009.
2014.
Wikipedia, “Mantrijeron, Yogyakarta”,
2014.
1998.
Persada, 2010.
Balita skrining
1. Dari mana asal Puskesmas balita skrining?
2. Berapa usia anak?
3. Mengapa anak ibu mendapatkan rekomendasi ke RPG dari Puskesmas asal?
4. Apakah sebelumnya anaknya pernah mendapatkan perawatan rawat inap di
RPG?
5. Sudah berapa kali melakukan skrining gizi?
6. Apa saja yang menjadi kelebihan dan kekurangan dalam setiap pelayanan
yang diberikan RPG?