Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
365/B.7/UN3.9.3/OT/2016 1/2
TANGGALTERBIT DITETAPKAN
RUMAH SAKIT GIGI & MULUT
U N I V E R S I TA S A I R L A N G G A
MAYJEN. PROF. DR. MOESTOPO DIREKTUR RSGM UNAIR,
47 SURABAYA
Telp/ Fax. (031)5053196 10/08/2016
E-mail :
rsgmp.fkg.unair@gmail.com PROF. COENPRAMONO D, DRG., SU., SP.BM
NIP.19540210.1979011.001
Untuk tindakan atau operasi umum tertentu diperhatikan tindakan anestesia (pembiusan). Pembiusan
dapat dilakukan dengan anestesi umum atau regional (Blok, Spinal dan Epidural). Semua tindakan
anestesi memerlukan persiapan secara umum berupa:
1. Untuk operasi berencana (elektif) pasien harus puasa. Puasa penting ditaati oleh pasien karena
lambung pasien harus kosong untuk menghindari keluarnya isi lambung ke rongga mulut dan
masuk ke jalan nafas selama pembiusan karena dapat menyebabkan sumbatan jalan nafas yang
dapat berakibat fatal. Berikut ini rekomendasi lamanya puasa sebelum anestesi dilakukan pada
pasien sehat (tidak ada penyerta, seperti obesitas, DM/ Diabetes Mellitus, gangguan pencernaan,
ibu hamil, dll).
Rekomendasi puasa ini berlaku untuk semua kegiatan anestesia yang direncanakan, kecuali untuk
operasi emergency darurat. Pada pasien dengan penyakit penyerta anjuran puasa di atas tidak
menjamin kosongnya lambung. Rekomendasi di atas tidak berlaku untuk semua kelompok umur.
2. Evaluasi oleh dokter anestesia dan konsultasi di bidang lain bila diperlukan.
3. Pemeriksaan penunjang seperti laboratorium/ radiologi dan Elektrokardiogram (EKG) sesuai
indikasi.
4. Semua make-up (lipstic, pewarna kuku) harus dibersihkan agar warna kulit dapat dimonitor selama
pembiuasan.
5. Perhiasan dan gigi palsu harus dilepas.
6. Pasien menyetujui dan menandatangani Surat Persetujuan Tindakan Anestesi.
ANESTESI UMUM
Tindakan Anestesi Umum adalah pembiusan dimana pasien dibuat tidak sadar sehingga tidak
merasakan nyeri. Obat bius diberikan melalui penyuntikan ke dalam pembuluh darah atau melalui gas/
uap yang dihirup. Lama kerja obat disesuaikan dengan lama tindakan/ operasi. Set pasien menjadi
tidak sadar bila perlu, akan dipasang alat bantu jalan nafas melalui rongga mulut menuju pipa
laryngeal atau tenggorokan (pipa endotrakeal) agar jalan nafas tetap terbuka. Oksigen dan gas lain
akan dialirkan melalui selang pernafasan.
Pada Anestesi Umum:
Mual, muntah, menggigil, pusing, mengantuk, sakit tenggorokan, sakit menelan, dapat diatasi
dengan obat-obatan.
Aspirasi (masuknya isi lambung ke dalam jalan nafas) dapat terjadi pada pasien tidak puasa.
Kesulitan pemasangan alat/ pipa pernafasan yang tidak diduga sebelumnya, yang
menyebabkan gigi patah dan trauma jalan nafas.
Kejang pita suara (spasme laring), kejang jalan nafas bawah (spasme bronkus) dari ringan
hingga berat yang dapat menyebabkan henti jantung.
Alergi/ hipersensitif terhadap obat (walaupun jarang), mulai derajat ringan hingga berat/ fatal.
Komplikasi akan meningkat pada pasien anak usia < 1 tahun, usia lanjut, pasien dengan
penyakit penyerta (jantung, ginjal, hati, saraf, paru, endokrin, dll)
Komplikasi akan dapat timbul tanpa diduga sebelumnya dan akan ditangani sesuai dengan prosedur
medis yang berlaku.
Blok spinal dan epidural adalah tindakan anestesi regional yang bertujuan menghilangkan sensasi
bagian bawah tubuh mulai dari perut ke ujung kaki dengan kesadaran tidak terganggu. Dokter
Anestesi dapat memberikan obat tidur (apabila diperlukan). Anestesi blok spinal regional, obat
disuntikkan di daerah punggung dengan menggunakan jarum halus, sedangkan blok epidural
menggunakan jarum yang sedikit lebih besardengan atau tanpa pemasangan selang/ catheter. Posisi
penyuntikan spinal atau epidural adalah duduk atau tidur posisi miring. Setelah penyuntikan obat,
makan akan terjadi perubahan sensasi dan merasa seperti tidak memiliki tungkai bawah. Efek ini akan
berlangsung selama 2 sampai 4 jam tergantung jenis dan konsentrasi obat anestesi yang digunakan.
Bila kateter (epidural), efek anestesi regional dapat diulang.
BLOK PERIPHERAL adalah penyuntikan obat anestesi lokal pada darah tertentu untuk
menghilangkan sensasi setempat. Umumnya blok peripheral dilakukan untuk tindakan/ operasi pada
anggota gerak (lengan atau tungkai). Bila anestesi regional gagal/ tidak berhasil, maka prosedur
anestesia dapat diulang atau dapat dilanjutkan dengan anestesi umum.
Komplikasi/ efek samping Anestesi Blok Spinal dan Epidural antara lain:
Mual, muntah, gatal-gatal terutama di daerah wajah, menggigil.
Sakit kepala bagian depan atau belakang pada hari ke 2 atau ke 3, terutama sewaktu
mengangkat kepala, dan akan menghilang setelah 5 sampai 7 hari.
Alegi/ hipersensivity terhadap obat (sangat jarang) mulai ringan sampai berat.
Gangguan pernafasan dari mulai ringan sampai berat (henti nafas).
Gangguan saraf perifer atau kesemutan/ rasa baal yang memanjang.
Sakit pinggang
Kejang
Hematom = lebam/ memar, pada lokasi penyuntikan dan kesulitan teknis lain.
(.......................................................) (.....................................................)
II PERSETUJUAN TINDAKAN ANESTESI
Setelah mendapat informasi mengenai tindakan anestesi, maka saya yang bertanda tangan di bawah
ini:
Nama : .................................................................................................
Umur : ....................................................... Jenis Kelamin * : L / P
Alamat : .................................................................................................
No. Kartu Identitas : .................................................................................................
Menyatakan PERSETUJUAN untuk dilakukan tindakan anestesi berupa :
Anestesi Umum Anestesi Spinal Anestesi Epidural Anestesi Blok Peripheral
Terhadap pasien : .................................................................................................
Tanggal Lahir : .................................................................................................
No. Rekam Medis : .................................................................................................
Diagnosis : .................................................................................................
Tindakan : .................................................................................................
Saya menyatakan dengan sesungguhnya dan tanpa paksaan bahwa :
1. Saya telah membaca penjelasan secara teliti tentang tindakan anestesi yang diberikan,
mengerti dan menyetujui penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan termasuk
kemungkinan komplikasi yang mungkin terjadi, serta kelebihan atau kelemahan dari setiap jenis
pilihan pembiusan yang dapat dilakukan, serta telah diberikan kesempatan untuk bertanya dan
berdiskusi dengan dokter.
2. Saya menyadari bahwa pelayanan di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Airlangga
merupakan suatu kerja tim (termasuk dokter dan perawat anestesi) dan bahwasanya anestesi
untuk tindakan operasi ini akan dilakukan di bawah pengawasan dokter
..........................................Sp.An;
3. Saya mengerti bahwa tindakan anestesi mengandung beberapa resiko, termasuk perubahan
tekanan darah, reaksi obat (alergi) henti jantung, kerusakan otak, kelumpuhan, kerusakan saraf
serta komplikasi lain yang juga mungkin terjadi, bahkan kematian;
4. Saya menyadari dan mengerti bahwa ilmu kedokteran (termasuk anestesi) bukan merupakan
ilmu pengetahuan yang pasti dalam prakteknya, sehingga tidak ada seorang pun yang dapat
menjanjikan atau menjamin sesuatu yang berhubungan dengan ilmu kedokteran (termasuk
anestesi)
5. Saya mempunyai kewajiban untuk memberikan kepada dokter mengenai semua penyakit dan
obat yang saya/pasien minum seperti aspirin, pengencer darah, kontrasepsi, obat-obatan flu,
narkotik, marijuana, kokain, dan lain-lain, mengingat hal-hal tersebut dapat menimbulkan
komplikasi bagi anestesi maupun pembedahan.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, saya menjamin sepenuhnya bahwa tindakan saya untuk
menyetujui tindakan anestesi di atas adalah untuk mewakili kepentingan saya/pasien dan keluarga
pasien dan saya bertanggungjawab sepenuhnya apabila terdapat pihak lain yang mengajukan
keberatan atas persetujuan ini.
Demikian surat persetujuan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan dari pihak
manapun juga.
Surabaya, ............................................
Yang membuat pernyataan, Saksi Pihak Keluarga,
Pasien/Orang Tua/Suami/Istri/Wali/Saudara*
....................................................................... ...................................................
No. KTP/SIM : ...............................................
Dokter, Saksi Pihak Rumah Sakit,
................................................................ ..................................................
*Lingkari sesuai pilihan