Anda di halaman 1dari 16

OPERASIONAL PT.

PELINDO III CABANG TANJUNG EMAS


KAWASAN TEGAL SEBAGAI PENYEDIA JASA BAGI KELANCARAN
KEGIATAN PELAYARAN DI PELABUHAN TEGAL

A. PERMASALAHAN

1. Alur pelayaran dan kolam pelabuhan yang dangkal

2. Kurangnya kesadaran para pengguna jasa khususnya kapal nelayan

akan pentingnya suatu sistem prosedur (sispro) kegiatan operasioanl

B. ANALISA

1. Alur Pelayaran Dan Kolam Pelabuhan Yang Dangkal

Alur pelayaran bagi kapal-kapal yang melintasi beberapa perairan dari

satu tempat ketempat lain menjadi suatu hal yang penting untuk

direncanakan dengan matang. Begitu pula jika suatu kapal akan memasuki

pelabuhan atau area lego jangkar akan mempertimbangkan banyak hal untuk

direncanakan dengan matang.

Hal ini disebabkan karena dua hal yaitu keselamatan kapal ( ship

safety ) dan efisiensi kapal ( ship efficiency ), keselamatan kapal berkaitan

dengan kecelakaan yang terjadi oleh gelombang dan kondisi cuaca.

Sedangkan efisiensi kapal berkaitan dengan gangguan atau hambatan yang

disebabkan oleh gelombang, arus laut dan angin, sehingga pemanfaatan

bahan persediaan kapal meliputi bahan bakar dan persediaan lainnya menjdi

tidak effisien. Kondisi perairan dan iklim disuatu perairan memiliki pola

normal pada bulan dan musim tertentu. Jika informasi kondisi normal ini di
gabungkan dengan peta-peta navigasi maka akan dapat direncanakan

dengan kapan dan rute mana yang harus di lalui kapal sebelum berangkat

untuk menjaga keselamatan kapal dan efisiensi kapal.

Menurut Undang-Undang No 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran

Alur pelayaran adalah perairan dari segi kedalaman, lebar dan bebas

hambatan pelayaran lainnya dianggap aman dan selamat untuk dilayani

kapal.

Masalah yang terjadi di Pelabuhan Tegal adalah masalaha kedalaman

alur pelayaran dan kolam pelabuhan untuk keluar masuknya kapal dan

tambat kapal, jika ditelusuri lebih lanjut, kedalaman alur pelayaran yang

dangkal akan menyebabkan kapal-kapal yang keluar masuk Pelabuhan

kandas.

Adapun penyebab pendangkalan Alur Pelayaran Dan Kolam

Pelabuhan Tegal adalah

1. Adanya pasokan sedimen pasir dan lumpur yang berasal dari

muara sungai dan pantai yang terbawa oleh ombak ketika

pasang surut air laut.

2. Banyaknya aktifitas perbaikan kapal yang dilakukan di dalam

kolam Pelabuhan yang menyebabkan banyaknya sampah

seperti besi, kayu, plastik.

Permasalahan ini terus mengakibatkan terus terjadinya pendangkalan

alur dan kolam pelabuhan, dengan seperti itu maka akan berdampak pada :
a. Pendangkalan Alur Pelayaran dan Kolam Pelabuhan sehingga

harus di lakukan pengerukan setiap tahunnya.

b. Biaya yang harus dikeluarkan PT. Pelabuhan Indonesia III

(Persero) Kawasan Tegal setiap tahunnya untuk pengerukan

alur pelyaran dan kolam pelabuhan.

c. Kapal-kapal yang akan masuk dan keluar pelabuhan semakin

sedikit karena kekhawatiran kapalnya kandas.

Oleh karena masalah ini sangat serius, maka dibutuhkan pemecahan

masalah yang juga serius atau yang dapat meminimalisir pendangkalan alur

pelayaran dan kolam pelabuhan.

2. Kurangnya kesadaran para pengguna jasa khususnya nelayan

Diakarenakan pendangkalan alur dan kolam pelabuhan maka kapal-

kapal yang masuk ke kolam pelabuhan pun sangat sedikit, oleh karena itu

untuk tetap ada pemasukan maka PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero)

Kawasan Tegal memperbolehkan kapal nelayan untuk bertambat dan

bongkar muat ataupun melakukan kegiatan lainnya di Pelabuhan Tegal.

Seiring berjalannya waktu, para nelayan tidak mengikuti prosedur

pelayanan jasa kapal dan barang yang sudah di tetapkan akibatnya kapal-

kapal nelayan dengan bebasnya mereka keluar masuk dan bongkar muat

tanpa melaporkan atau mengajukan permohonan untuk pelayanan jasa kapal


dan barang. Karena sudah terjadi berpuluh tahun maka hal seperti sangat

susah untuk ditertibkan.

Adapun akibat yang ditimbulkan dari hal tersebut adalah :

a. Kurang maksimalnya penggunaan kolam pelabuhan karena

mereka masuk dan bertambat tanpa diarahkan oleh petugas.

b. Sering terjdinya kecurangan pelaporan waktu tambat dari

para nelayan karena mereka membayar jasa tambat dan

dermaga ketika kapal akan berangkat.

c. Ketidaksesuaian data pelaporan dan fakta dilapangan terkait

dengan pendapatan atas jasa tambat dan dermaga.

d. Pendapatan PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) Kawasan

Tegal yang selalu di bawah target tahunan.

Pendapatan atas jasa tambat dan dermaga bisa dikatakan adalah

pendapatan utama Kegiatan Operasional PT. Pelabuhan Indonesia III

(Persero) Kawasan Tegal, jika hal ini tetap terus dibiarkan tanpa adanya

pemecah masalah /atau solusi maka PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero)

Kawasan Tegal akan mengalami kerugian yang harus di tanggung setiap

tahunnya.

C. PEMECAHAN MASALAH

1. Alur Pelayaran Dan Kolam Pelabuhan Yang Dangkal


Masalah alur pelayaran dan kolam pelabuhan yang dangkal adalah

masalah yang sering terjadi di Pelabuhan Tegal dalam hal ini akibat dari

banyaknya muara sungai yang ada di sekitar Pelabuhan Tegal yang

membawa sedimen lumpur, pasir dan sampah yang kemudian terbawa oleh

arus dan masuk ke alur serta kolam pelabuhan ketika pasang air laut

terdorong oleh ombak. Yang kedua adalah karena banyaknya kapal yang

melakukan aktifitas perbaikan di dalam kolam pelabuhan yang

mengakibatkan banyaknya sampah yang terbuang dikolam pelabuhan

seperti kayu, botol, plastik dan besi.

Oleh karena itu perlu pembenahan dan kerjasama dengan instansi

terkait hal ini di antaranya adalah :

1. Melakukan kerjasama dengan Dinas Pekerjaan Umum terkait

dengan daerah aliran sungai sehingga perwatan sungai di

bagian muara yang banyak membawa sedimen lumpur, pasir

serta sampah btidak hanya menjadi tanggung jawab PT.

Pelabuhan Indonesia III (Persero) Kawasan Tegal.

2. Pemberhentian atau penghapusan kebijakan secara total

terhadap kapal-kapal yang melakukan perbaikan

(maintenance) dikolam Pelabuhan.

3. Mewajibkan setiap kapal yang akan melakukan perbaikan

(maintenance) di area Dock (Docking Station) yang telah

disediakan oleh PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero)

Kawasan Tegal.
Ketiga upaya diatas dilakukan dengan sasaran agar pelaksanaan

pengawasan dan pengendalian sungai terkait dengan sampah yang terbawa

oleh arus sungai dapat di tanggulangi dengan aman dan lancar, kedalaman

alur yang sudah memenuhi syarat pelabuhan nasional sehingga banyak

kapal-kapal yang akan melakukan kegiatan di Pelabuhan Tegal serta

penertiban dan pemberian sanksi terhadap kapal-kapal yang masih

melakukan kegiatan perbaikan di kolam Pelabuhan.

Fasilitas yang memadai serta kenyaman dan keamanan yang terjamin

dapat meningkatkan aktifitas kegiatan di Pelabuhan Tegal.

Pelabuhan Tegal perlu menambah fasilitas misalnya forklif untuk

memperlancar arus pergerakan dan perpindahan barang dari dan ke kapal,

dengan demikian diharapkan akan banyak kapal-kapal yang bersandar

karena melihat kesiapan dari fasilitas, keamanan, dan kenyamanan

Pelabuhan.

2. Kurangnya Kesadaran Para Pengguna Jasa Khususnya Nelayan

Selain masalah alur pelayaran dan pelabuhan, yang menjadi maslah

lain adalah kurangnya kesadaran para pengguna jasa khususnya nelayan.

Berdasarkan analisis masalah yang dikemukakan diatas, maka masalah ini

dapat diatasi dengan cara :

1. Koordinasi yang baik PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero)

Kawasan Tegal dengan pengurus kapal nelayan


Adanya koordinasi yang baik ini memberi keuntungan kepada

kedua pihak, dengan adanya koordinasi ini PT. Pelabuhan Indonesia III

(Persero) Kawasan Tegaldapat dengan mudah melakukan penagihan

pembayaran atas jasa yang sudah diberikan dalam hal ini kolam dan

dermaga pelabuhan untuk aktifitas tambat dan bongkar muat barang. Dan

pihak lain atau pengurus kapal nelayan tidak perlu khawatir akan

keselamatan dan keamanan kapal ketika melakukan kegiatan di Pelabuhan

Tegal.

2. Koordinasi dengan Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan

Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan selaku instansi yang

berwenang di pelabuhan terkait aturan dan tata tertib kegiatan di

Pelabuhan harus terjalin hubungan yang harmonis sehingga dalam

hal penegakan aturan dan tata tertib pelaksanaan di pelabuhan

dapat berjalan dengan lancar dan aman.


PROSEDUR KEGIATAN BONGKAR MUAT BATU

BARA PADA PT. ADHIGUNA PUTRA DI TERMINAL

KHUSUS PLTU BUNTON ADIPALA

A. PERMASALAHAN

Dalam pelayana jasa bongkar muat tidak terlepas dari adanya hal-

hal yang dapat mempengaruhi kelancara bongkar,meski sudah

meminimalisir untuk tidak melakukan kesalahn yang dapat menimbulkan

keterlambatan dalam bongkar.

Selain faktor manusia masih banyak faktor lain yang dapat

menyebabkan kendala dalam melakukan pembongkaran seperti faktor

alam dan faktor teknis dari sarana pengangkutan maupun peralatan

pembongkaran.

Permasalahan-permasalahan yang terkait dengan pelaksanaan

pelayana jasa bongkar muat sebagai berikut:

1. Terjadinya Kebakaran Pada Batu Bara

Saat proses pembongkaran batu bara bara di laksanakan pada tanggal 18

Maret 2016 pukul 20:10 WIB, terjadi insiden kecelakaan karena adanya

kelalaian dari petugas jaga

2. Kurangnya Koordinasi Dalam Proses Pembongkaran

Koordinasi sangatlah mendukung kelancaran dalam suatu kegiatan,

termasuk dalam proses pembongkaran muatan suatu kapal curah.

3. Kerusakan Pada Alat Bongkar Seperti : Conveyour


Kerusakan conveyour mengakibatkan hambatan terhadap kegiatan

bongkar

B. PEMECAHAN MASALAH

Kurangnya pengambilan yang cepat dan tepat dengan adanya

kejadian kejadian tersebut di atas, maka dari pihak perusahaan (PBM)

langsung menghubungi pihak kapal bahkan pihak Tenaga Kerja Bongkar

Muat (TKBM) pun untuk membicarakan hal tersebut guna mencari jalan

keluar untuk mengatasinya agar di lain waktu apabila itu tidak terjadi lagi.

Setelah itu pihak pbm langsung mengambil keputusan

dengan cepat dan tepat guna mengatasi kebakaran tersebut agar tidak

mengalami kerugian yang besar. Adapun cara mengatasi masalah-masalah

diatas di atas yaitu :

1. Batu Bara tersebut di bentuk seperti kerucut

Hal tersebut dilakukan untuk meminimalkan terjadinya

longsor.Karena apabila di bentuk setengah kerucut yang berarti ada bagian

yang rata di atas tumpukan batu bara maka apabila terjadi hujan dapat

membuat genangan air dan akhirnya batubara akan terkikis menjadi

longsor karena aliran air hujan. Ada pun cara mengatasi terjadinya

kebakaran yaitu :

a. Pengambilan Bara Api

Setiap terjadi kebakaran pasti ada sumbernya yang berupa bara api.

Langkah awal adalah kita memadamkan dengan mengambil dan


membuang sumber kebakaran yaitu batu bara yang sudah berubah menjadi

bara api tersebut mnggnakan skop.

b. Pembuatan Lobang

Hal ini dilakukan apabila kebakaran masih berupa asap sehingga

kita akan membuat lobang untuk mencari sumber api. Perlu di ingat bahwa

pembuatan lobang apabila di temukan batu bara yang berwarna kuning tua

maka itu harus di buang jauh dari tumpukan batubara karena dapat

mengkontaminasi batu bara lainya menjadi ikut terbakar.

c. Penggunaan Detergent

Penggunaan detergent ini buleh apa saja yang penting dia berupa

serbuk dan berbusa. Detrgent tersebut di sebarkan kedalam lubang yang

sudah di buat kemudian semprot dengan air agar berbusa. Busa ini lah

yang akan mendinginkan hawa panas (hampir sama fungsinya dengan

foam pada APAR).

2. Kurangnya Koordinasi Dalam Proses Pembongkaran

Koordinasi sangatlah mendukung kelancaran dalam suatu

kegiatan,termasuk dalam proses bongkar muat suatu kapal curah. Adapun

koordinasi yan biasanya dilakukan nanti. Koordinasi antara kapal dengan

piak perusahaan gunanya untuk mengetahui karakteristik muatan yang

akan di bongkar. Sedangkan koordinasi yang antara sesame crew atau

orang-orang yang berkepentingan langsung dengan pelaksaan


pembongkaran muatan, contohnya kerja sama atau koordinasi antara

Mualim satu dengan foremen atau Mandor kerja di atas kapal

3. Kerusakan Pada Alat Mesin Conveyor

Mengganti alat yang rusak dengan alat yang baru atau cadangan.

Dan apabila ketersediaan alat terbatas maka dilakukan perbaikan secepat

mungkin. Perusahaan segera mungkin menghubungi Machanical

Engineering untuk memper baiki mesin yang mengalami kerusakan, untuk

mengurangi kecendrungan biaya yang tinggi pimpinan dan kariawan harus

merubah pandangan apa fungsi maintenance ang seharusnya dilakukan,

Diperkirakan 1/3 dari biaya pemeliharaan yang di keluarkan pada aktivitas

“Reaction” daripada “Protective” dan “prevention”. Pling banyak karena

tidak evisien dalam program pemeliharaan yang mungkin melakukan suatu

yang benar tetapi pada waktu yang salah sering untuk alas an-alasan yang

salah. Tujuan utama program aktivitas Maintence yaitu :

a. Meyakinkan bahwa peralatan beroprasi dengan aman dan relative tidak

ada masalah untuk periode waktu yang lama.

b. Memaximumkan ketersediaan atau availability permesinan dan

peralatan penting untuk mencapai tujuan oprasional dan produksi yang

di rencanakan.

c. Untuk secara konsisten memelihara peralatan pabrik supaya mngurangi

kerusakan dini.
PROSES PEMBONGKARAN BATU BARA DARI KAPAL

MV.BARA ANUGRAH KE ATAS TRUK DI PT.PELABUHAN

INDONESIA III (PERSERO)CABANG TANJUNG INTAN CILACAP

A. PERMASALAHAN

1. Kerusakan Pada Salah Satu Alat Bongkar Muat

Pembongkaran batu bara dari kapal MV.Bara Anugrah yang di

tangani oleh PT.PBM Pelabuhan Indonesia III Cabang Tanjung Intan

Cilacap di dermaga umum Tanjung Intan Cilacap, pada tanggal 10

november 2015 yang di mulai pada pukul 11:50 WIB menghadapi kendala

yang sering terjadi , dimana salah satu dari alat bongkar muat di atas kapal

yaitu alat bongkar muat Crane kapal mengalami kemacatan,karena alat

tersebut sudah cukup lama(tidak layak di pakai)sehingga proses bongkar

muat batubara dihentikan . Karena salah satu perusahaan bongkar muat

tidak menyediakan peralatan perbikan dan tidak mepersediakan alat lain

untu bongkar muat. Selain itu perusahaan bongkar muat juga tidak

mempersiapkan bahan bakar sehingga proses pembongkaran batu bara

berhenti cukup lama sehingga pihak perusahaan bongkar muat megalami

kerugian waktu dan biaya perbaikan.

2. Turunya Hujan Pada Saat Pembongkaran Batu Bara

Pembongkaran batu bara dari Kapal MV.Bara Augrah yang di

tangani oleh PT.PBM Pelabuhan Indonesia III Cabang Tanjung Intan


Cilacap di dermaga umim Tnjung Intan Cilacap, pada tangga 10

November 2015 yang dimulai pada pukul 13:15 WIB menghadapi kendala

dimana pada saat itu mengalami cuaca buruk,yaitu turunya hujan.

Sehingga pekerjaan bongkar muat batu bara di hentikan,hal ini

menyangkut kesehatan dan keslamatan Tenaga Kerja Bongkar Muat

(TKBM), menghindari kevcelakan kerja,dan menjaga keutuhan barang

terutama muatan curah seperti batu bara.

Karena proses proses pembongkaran batu bara berhenti sehingga

perusahaan tersebut mengalami kerugian waktu. Pekerjaan di lanjutkan

kembali pada saat hujan berhenti dan perusahaan bongkar muat akan

melanjutkan pekerjaan sampai selesai.

B. PEMECAHAN MASALAH

1. Kerusakan Pada Salah Satu Alat Bongkar Muat

Pada saat pelaksanaan pembongkaran batu bara dari kapal MV.

Bara Anugrah ke atas truk telah terjadi kemacatan pada salah satu alat

bongkar di atas kapal yang sedang di gunakan yaitu Crane sehingga

pembongkaran harus di hentikan.

Untuk menangani masalah kerusakan tersebut maka para tenaga

kerja bongkar muat terpakasa turun tangan untuk memperbaikinya

dengan menggunakan alat penerang yaitu lampu karena kerusakan terjadi

pada pagi hari pukul 02:11 WIB pada tanggal 11 November 2015,
masalah kemacatan tersebut dapat teratasi dan pembongkaran di

lanjutkan kembali.

Melihat permasalahan di atas,Maka pemecah masalah tersebut,

ada beberapa hal yang perlu di perhatikan sebelum melksanakan

pembongkaran yaitu :

a. Memeriksa alat tersebut sebeum dipakai/digunakan apakah alat tersebut

layak di gunakan atau tidak.

b. Adanya pengecekan dan perawatan secara rutin terhadap alat bongkar

muat sehingga alat-alat tersebut selalu siap setiap saat untuk digunakan

dan pada saat pembongkaran berlangsung dapat mengurang resiko

rusaknya alat bongkar muat tersebut.

c. Adanya tenaga kerja ahli khusus untuk mengecek,merawat dan

menangani kerusakan pada alat-alat bongkar muat. Sehingga dapat

menekan kerugian-kerugian yang ditimbulkan oleh kerusakan alat

bongkar muat selama proses pembongkaran kerja bongkar muat sehingga

tidak terjadi kemacatan dan untuk pengoprasianya di serahkan kepada

tenaga kerja bongkar muat yang ahli dalam menangani hal itu.

2. Turunya Hujan Pada Saat Pembongakaran Batu Bara

Pada saat turunya hujan maka palka kapal harus di tutup, dan

pelaksanaan kegiatan pembongkaran batu bara dari Kapal MV. Bara

Anugrah ke atas truk di hentikan. Dengan adanya penghentian tersebut


akan menambah waktu pembongkaran dan waktu kapal untuk bersandar di

dermaga makan bertambah.

Dari permasalahan tesrsebut maka PT. PBM Pelabuhan Indonesia

III Cabang Tanjung Intan Cilacap selaku perusahaan bongkar muat

(Stevedor) yang membongkar batu bara tersebut berusaha agar dapat

memyelesaikan kegiatan pembongkaran batu bara tersebut sesuai dengan

yang telah direncanakan dan mencari solusi dengan cara mengefisiensikan

waktu.yaitu dengan mengalihkan jam istirahat pada saat terjadinya hujan.

Contoh :

Dalam satu hari hujan turun 3 jam sedangkan dalam satu hari di bagi 3

shift dan setiap shift istirahat 1 jam.

Berarti 3 shift x 1 jam=3jam.

Jadi dengan demikian di harapkan waktu isrtirahat selama 3 jam tersebut

dapat menggantikan waktu menganggur pada saat turun hujan selama 3

jam.

Dengan adanya upaya yang di lakukan seperti diatas,diharap agar

pelaksaan kegiatan pembongkaran batu bara dapat ter selesaikan sesuai

dengan yang telah di rencanakan sebelumnya,dan waktu kapal bersandar

di pelabuhan tidak terlalu lama.


Dengan demikian maka PT. PBM Pelabuhan Indonesia III Cabang

Tanjung Intan Cilacap selaku perusahaan Bongkar Muat ( stevedore)

Dalam pelaksanaan kegiatan pembongkaran batu bara dari kapal langsung

ke atas truk dapat memberikan pelaksanaan yang terbaik sehingga

mendapat kepercayaan dari pengguna jasa.

Anda mungkin juga menyukai