Anda di halaman 1dari 9

REFERAT

ENDOMETRIOSIS

Disusun Oleh:
Nadhila Adani
110 2013 196

Pembimbing :
dr Muchlas Fahmi, SpOG
Mayor Ckm Nrp. 11030007800777

KEPANITERAAN KLINIK OBSTETRIC DAN GYNECOLOGY


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
RS TK. II MOH RIDWAN MEURAKSA
2018
BAB I
PENDAHULUAN

Endometriosis merupakan kelainan ginekologik jinak yang sering diderita oleh


perempuan usia reproduksional yang ditandai dengan adanya glandula dan stroma
endometrium di luar letaknya yang normal. Endometriosis pertama kali diidentifikasi
pada pertengahan abad 19 (Von Rockitansky, 1860). Endometriosis sering didapatkan
pada peritoneum pelvis tetapi juga didapatkan pada ovarium, septum rektovaginalis,
ureter, tetapi jarang pada vesika urinaria, perikardium, dan pleura. Endometriosis
merupakan penyakit yang pertumbuhannya tergantung pada hormon esterogen.1
Insidensi endometriosis sulit dikuantifikasi karena sering gejalanya asimtomatis
dan pemeriksaan yang dilakukan untuk menegakkan diagnosis sensitifitasnya rendah.
Perempuan dengan endometriosis bisa tanpa gejala, subfertil atau menderita rasa sakit
pada daerah pelvis terutama waktu mensturasi (dismenorea). Pada perempuan
endometriosis yang asimtomatis prevalensinya sekitar 2-22% tergantung pada
populasinya. Oleh karena berkaitan dengan infertilitas dan rasa sakit di rongga panggul,
prevalensinya bisa meningkat 20 sampai 50%.1

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
Endometriosis adalah gangguan ginekologi jinak umum yang didefinisikan
sebagai adanya jaringan kelenjar endometrium dan stroma di luar lokasi normal.
Endometriosis paling sering ditemukan pada peritoneum panggul, tetapi dapat juga
ditemukan di ovarium, septum rektovaginal, ureter, namun jarang ditemukan di vesika
urinaria, perikardium, dan pleura.2
Endometriosis merupakan suatu keadaan dimana jaringan endometrium yang
masih berfungsi terdapat baik diluar endometrium kavum uteri maupun di miometrium
(otot rahim).3 Bila jaringan endometrium tersebut berimplantasi di dalam miometrium
disebut endometriosis interna atau adenomiosis, sedangkan jaringan endometrium yang
berimplantasi di luar kavum uteri disebut endometriosis eksterna atau endometriosis
4
sejati pembagian ini sekarang sudan tidak dianut lagi karena beik secara patologik,
klinik ataupun etiologik adenomiosis dan endometriosis berbeda.1

Gambar 1. Lokasi Endometriosis Pada Pelvic

Lokasi Endometriosis

Berdasarkan urutan tersering endometrium ditemukan ditempat-tempat sebagai


berikut:

2
1. Ovarium
2. Peritoneum dan ligamentum sakrouterina, cavum Douglasi, dinding
belakang uterus, tuba Fallopi, plika vesiko uterina, ligamentum rotundum,
dan sigmoid.
3. Septum rektovaginal
4. Kanalis inguinalis
5. Apendiks
6. Umbilikus
7. Serviks uteri, vagina, kandung kemih, vulva, perineum
8. Parut laparotomi
9. Kelenjar limfe
10. Walaupun sangat jarang, endometriosis dapat ditemukan di lengan, paha,
pleura, dan perikardium

Gambar 2. Lokasi Endometriosis Pada Pelvic2

B. Epidemiologi
Angka kejadian endometriosis adalah 6-10 % pada populasi umum wanita,
sedangkan pada perempuan dengan keluhan nyeri pelvik, infertilitas, atau keduanya,
prevalensi endometriosis adalah 35-50%. Sekitar 25-50% wanita infertilitas menderita
endometriosis, dan 30-50% wanita dengan endometriosis tidak meningkat dalam 30
tahun terakhir, berkisar 2,37-2,49/1000 penduduk/ tahun, dimana sama dengan
perkiraan prevalensi 6-8%.5

3
C. Etiopatogenesis
Mekanisme terjadinya endometriosis belum diketahui secara pasti dan sangat
kompleks,6 berikut ini beberapa etiologi endometriosis yang telah diketahui7:
 Regurgitasi haid
 Gangguan imunitas
 Luteinized unruptured follicle (LUF)
 Spektrum disfungsi ovarium

Gambar 1. Patofisiologi nyeri dan infertilitas berhubungan dengan endometriosis7


Mekanisme Perkembangan Endometriosis :6
 Penyusukan sel endometrium dari haid berbalik
 Metaplasia epitel selomik
 Penyebaran limfatik dan Vaskuler

4
 Sisa sel epitel Muller embrionik
 Perubahan sel genitoblas
 Penyebaran iatrogenik atau pencangkokan mekanik
 Imunodefisiensi lokal
 Cacat enzim aromatase

Darah haid yang berbalik ke rongga peritoneum diketahui mampu


berimplantasi pada permukaan peritoneum dan merangsang metaplasia peritoneum.
kemudian merangsang angiogenesis. Hal ini dibuktikan dengan lesi endometriosis
sering dijumpai pada daerah yang meningkat vaskularisasinya.8
Pentingnya selaput mesotelium yang utuh dapat dibuktikan pada penelusuran
dengan mikroskop elektron, terlihat bahwa serpih haid atau endometrium hanya
menempel pada sisi epitel yang selaputnya hilang atau rusak.9
Lesi endometriosis terbentuk jika endometrium menempel pada selaput
peritoneum. Hal ini terjadi karena pada lesi endometriosis, sel dan jaringan terdapat
protein intergin dan kadherin yang berpotensi terlibat dalam perkembangan
endometriosis. Molekul perekat haid seperti (cell-adhesion, CAMs) hanya ada di
endometrium, dan tidak berfungsi pada lesi endometriosis.10
Teori pencangkokan sampson

D. Manifestasi Klinik

E. Diagnosis

F. Penatalaksanaan

G. Komplikasi

H. Prognosis

5
6
DAFTAR PUSTAKA

1. Prabowo, Raden P. Endometriosis. Dalam : Winknjosastro H, Saifuddin AB,


Rachimhadhi T, editor. Ilmu Kandungan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohadjo.
Edisi ke-3, Jakarta 2011; Hal 239-250.

2. Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia. Nyeri Endometriosis. Dalam : Panduan


Nasional Pelayanan Kesehatan.

3. Mounsey A. Wilgus A, Slawson DC. Diagnosis and Management of Endometriosis.


Dalam : American Academy of Family Physician 2006, Vol. 74, No. 4; 594-602.

4. Baziad A, Jacoeb TZ, Balsamah A, Rachman IA. Endometriosis. Dalam : Baziad A,


Jacoeb TZ, Surjana EJ, Alkaff Z, editor. Endokrinologi Ginekologi. Kelompok Studi
Endokrinologi Republik Indonesia (KRISERI), Edisi Ke-1, Jakarta 1993; 107-23.

5. Bulleti C, Coccia ME, Battistoni S, Borini A. Endometriosis an Infertility. J Assist


Reprod Genet 2010; 27(8): 441-447.

6. Falcone T and Lue JR. Management of Endometriosis. The American College Of


Obstetricians and Gynecologists.Practice Bullettin 116 [1], 1-7-2010 ; 223-236

7. Giudice LC. Endometriosis. The New England Journal of Medicine 362 [25], 24-6-2010
; 2389-2398

8. Winkel CA. Evaluation and Management of Women with Endometriosis. The American
College of Obstetricians and Gynecologists.Clinical Gynecologic Series: An Expert's
View 102 [2], 2-8-2010 ; 397-408

9. Royal College of Obstetricians and Gynaecologist. The Investigation and Management


of Endometriosis. Green-top Guideline 24, 2010; 1-14.

7
10. Jacoeb TZ dan Hadisaputra W. Penanganan Endometriosis. Panduan klinis dan
Algoritme. 1 ed. Jakarta: Sagung Seto; 2009.

Anda mungkin juga menyukai