2 Pembahasan
2 Pembahasan
2017
1. Jawaban: B. TB default
Pada pasien ini didapatkan adanya keluhan batuk darah 5 hari. Keluhan batuk darah dapat dicurigai ke
arah TB paru. Selain itu pasien mengaku pernah berobat tuberkulosis namun hanya selama 3 bulan.
Sehingga pasien pernah berobat TB l ebih dari 1 bulan dan putus berobat namun tidak diketahui berapa
waktu putus berobat (dianggap putus berobat jika sudah lebih dari 2 bulan) sehingga pasien ini paling
tepat termasuk dalam kategori TB default.
2. Jawaban: B. Kategori II
Pada pasien ini tedapat keluhan batuk berdahak, keringat malam, penurunan nafsu makan serta
penurunan BB selama 2 bulan terakhir. Pada pemeriksaan fisik juga ditemukan adanya rhonki pada kedua
paru. Keluhan tersebut mengarahkan diagnosis ke arah TB paru. Kemudian pasien perna h melakukan
pengobatan selama 6 bulan dan dinyatakan sembuh. Pada radiologi ditemukan adanya gambatan TB
lama aktif sehingga pasien ini kemungkinan mengalami TB paru relaps atau kambuh dan terapi yang
tepat adalah terapi kategori II yaitu 5RHZES/RHZE/5RHE.
5. Jawaban: B. Laktulosa
Pada pasien ini didapatkan adanya penurunan kesadaran, mual dan muntah. Selain itu pasien juga
memiliki riwayat hepatitis B kronik, sklera ikterik, ginekomastia dan asites yang merupakan stigmata dari
sirosis hepatis. Sehingga penurunan kesarahan yang dialami oleh pasien kemungkinan disebabkan karena
ensefalopati hepatikum akibat sirosis hepatis yang dialami oleh pasien ini. Penanganan ensefalopati
hepatikum salah satunya adalah pemberian laktulosa.
6. Jawaban: B. Atenolol
Pada pasien ini memiliki riwayat asma. Untuk mengatasi keluhan berdebar-debar pada pasien dapat
diberikan pengobatan beta bloker. Beta bloker memiliki 2 reseptor yaitu beta -1 yang bekerja pada
jantung dan beta-2 dapat bekerja pada bronkus. Namun, jika diberikan golongan yang nonsel ektif dapat
memicu dan memperberat asma yang dialami pasien. Sehingga golongan beta bloker yang dipilih adalah
golongan yang kardioselektif. Contoh beta blocker yang kardioselektif antara lain acebutolol, betaxolol,
bisoprolol, esmolol, atenolol, metoprolol.
8. Jawaban: D. Ketoasidosis diabetikum. rwiayat DM tidak terkontrol sejak 10 tahun. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan lemah, hipotensi, takikardia, demam, dan takipnea. Hasil laboratorium menunjukkan
hiperglkemia, pH rendah atau asidosis, bikarbonat rendah, serta terdapat anion gap tinggi. Dari hasil
tersebut dapat disimpulkan pasien ini mengalami ketoasidosis diabetikum dengan pencetus infeksi pada
kaki kanan pasien.
antihipertensi yang dapat digunakan pada pasien dengan DM dan gangguan ginjal adalah ACE inhibitor
atau ARB.
pada leptospirosis. Berdasarkan gejala yang muncul masih dikategorikan dalam leptospirosis anikterik
atau derajat ringan sehingga pengobatan dapat dilakukan dengan pemberian doksisi klin 2 x 100 mg
selama 7 hari.
disimpulkan pasien mengalami sindrom kompartemen dan tatalaksana yang tepat dalam kasus ini adalah
melepas fiksasi segera.
60. Jawaban. A
Glaukoma akut merupakan suatu kegawat daruratan okular yang membutuhkan diagnosis dan
penanganan segera glaukoma akut didiagnosis berdasarkan adanya keluhan rasa
sakitataunyeripadamata, mualdanmuntah (padanyerimata yang parah), penurunanvisusmendadak,
matamerahdanberair disertai peningkatan TIO. Tujuan penatalaksanaan pada glaukoma akut adalah
menurunkan tekanan intraokular secepatnya dengan memberikan obat-obatan berikut secara bersama –
sama yaitu : 1) Asetasolamid Hcl 500 mg, dilanjutkan 4 x 250 mg/hari; 2) Timolol 0.5%, 2 x 1 tetes/hari.
73. Jawaban: C. 5
Pasien mengalami penurunan kesadaran. Pada s aat pemberian rangsang nyeri mata tidak membuka
(E=1), ekstrimitas deserebrasi (M=2), suara mengerang (V=2). GCS=5
Pasien ini menunjukkan gejala depresi postpartum (sedih, murung, menyendiri, nafsu makan menurun).
Tatalaksana utama depresi postpartum adalah psikoterapi. Pada depresi sedang dan berat, diberikan
tatalaksana antidepresan. DOC antidepresan pada kasus depresi postpartum adalah antidepresan
golongan SSRI, salah satunya Fluoxetine.
Pasien ini mengalami gangguan kepribadian anankastik. Salah satu cirinya menurut PPDGJ-III adalah kaku
dan keras kepala (pemaksaan secara tidak masuk akal agar orang lain melakukan sesuatu menurut
caranya, atau keengganan yang takmasuk akal untuk mengizinkan orang lain melakukan sesuatu.
Dermatitis seboroik: Golongan kelainan kulit akibat status seboroik yang diturunkan. Rentan
terhadap infeksi piogenik (P Ovale), peningkatan aktivitas glandula sebasea
Dermatitis Kontak: Riwayat kontak dengan bahan iritan, biasanya terbatas pada tempat kontak iritan
saja.
Dermatitis Numularis: Lesi kulit idiopatik dengan bentuk mata uang koin berbatas tegas,
papulovesikel
schistosoma sp.Telur-telur pada schistosoma hematobium biasanya menetap di dalam kantung kemih,
kadangkala menyebabkan borok, darah dalam urin, dan luka parut.
Ulkus • Ulkus tropikum adalah ulkus yang cepat berkembang dan nyeri, biasanya pada tungkai bawah,
tropik dan lebih sering ditemukan pada anak-anak kurang gizi di daerah tropik
um • Bentuk ulkus lonjong atau bulat, tertutup oleh jaringan nekrotik dan secret serosanguinolen
yang banyak dan meleleh
Ulkus • Dasar ulkus terlihat jaringan granulasi atau bahan fibrosa. Dapat juga terlihat eksudat yang
Varik banyak. Kulit sekitarnya tampak merah kecoklatan akibat hemosiderin
osum • Kulit sekitar luka mengalami indurasi, mengkilat, dan fibrotik
• Daerah predileksi yaitu daerah antara maleolus dan betis, tetapi cenderung timbul di sekitar
/stasi
maleolus medialis
s
vena
Flegmon • Merupakan selulitis yang disertai dengan pus/eksudat (acute suppurative inflammation
affecting the subcutaneous connective tissue)
Terdapat beberapa cara pemberian insulin untuk mengendalikan DM tipe 1 pada anak, antara lain:
1. Split – mix regimen
• Injeksi 1 kali sehari
• Sering sekali tidak sesuai digunakan pada penderita DM tipe-1 anak maupun remaja.
• Namun dapat diberikan untuk sementara pada saat fase remisi.
• Regimen insulin yang dapat digunakan adalah insulin kerja menengah atau kombinasi kerja cepat/pendek
dengan insulin kerja menengah.
• Injeksi 2 kali sehari
• Digunakan campuran insulin kerja cepat/pendek dan kerja menengah yang diberikan sebelum makan
pagi dan sebelum makan malam.
• Dapat menggunakan insulin campuran buatan pabrik atau mencampur sendiri.
• Regimen ini biasa digunakan pada anak-anak yang lebih muda.
• Injeksi 3 kali sehari
• Insulin campuran kerja cepat/pendek dengan kerja menengah diberikan sebelum makan pagi, insulin
kerja cepat/pendek diberikan sebelum makan siang atau snack sore, dan insulin kerja menengah pada
menjelang tidur malam hari.
• Regimen ini biasa digunakan pada anak yang lebih tua dan remaja yang kebutuhan insulinnya tidak
terpenuhi dengan regimen 2 kali sehari.
3. Pompa insulin
• Hanya boleh menggunakan analog insulin kerja cepat yang diprogram sebagai insulin basal sesuai
kebutuhan penderita (biasanya 40-60% dari dosis total insulin harian).
penyakit akibat infeksi paramyxovirus yang bersifat self limiting disease. Untuk penatalaksanaanya hanya
diberikan terapi simtomatik seperti antipiretik dan penghilang nyeri
pada beberapa minggu pertama kehamilan, kenaikan hormon HCG akan meningkat 2x lipat/ 3 hari
sehingga dalam seminggu kenaikan tersebut akan cukup untuk terdeteksi.
yang tinggi terutama apabila tidak terkontrol dapat menyebabkan pertumbuhan janin yang berlebihan
(makrosomia) sehingga menyebabkan distosia bahu pada saat persali nan.
153. Jawaban: C. 16
TFU pada pertengahan antara simfisis denga n pusat sesuai dengan perkiraan usia kehamilan 16 minggu.
Penelitian ini ingin mengetahui hubungan antara merokok (pajanan) dengan kanker paru (outcome)
dengan mengumpulkan kelompok perokok dan bukan perokok dahulu. Karena penelitian dimulai dengan
mencari subyek yang terpajan dan tidak terpajan kemudian baru diikuti sampai terjadi outcome, maka
desainnya adalah kohort.
10/30
= 0,5
40/60
Interpretasi:
Orang yang menggunakan helm memiliki prevalensi 0,5 kali mengalami cedera kepala dibanding yang
tidak menggunakan helm pakai helm merupakan faktor yang bersifat protektif untuk terjadinya
cedera kepala.
173. Jawaban: E. Dokter melakukan kunjungan ke TOGA (tokoh agama) dan TOMA (tokoh masyarakat) untuk
menjelaskan pentingnya imunisasi
Inti permasalahan pada kasus ini adalah masalah kepercayaan masyarakat bahwa nenek moyang mereka
tidak pernah imunisasi dan tidak mengizinkan anak cucunya untuk imunisasi. Oleh karena itu, untuk
mengatasinya dibutuhkan peran aktif dari TOGA dan TOMA.
174. Jawaban: D. Meningkatkan pengawasan tumbuh kembang anak dengan acuan KMS
Primary prevention atau pencegahan primer adalah pencegahan yang dilakukan pada individu yang sehat
supaya tidak terjadi penyakit. Oleh karena itu, di antara semua pilihan yang ada, yang paling tepat
dilakukan sebagai pencegahan primer adalah meningkatkan pengawasan tumbuh kembang anak dengan
acuan KMS, opsi lainnya merupakan pencegahan sekunder karena dilakukan pa da individu yang sakit.
di masyarakat. Sementara itu, penyebab kematian pasien sebenarnya merupakan rahasia medis pasien,
sehingga dokter tidak berhak untuk memberi tahu keluarga atau pihak lain mengenai penyakit yang
menyebabkan pasien meninggal.
Hal ini dipikirkan atas dasar terdapat beberapa keadaan yang bisa mempercepat timbulnya kaku mayat,
yaitu ktivitas fisik sebelum kematian, suhu tubuh tinggi, suhu lingkungan tinggi, usia anak-anak dan orang
tua, dan gizi yang buruk.
186. Jawaban: C. Luka memar dikarenakan kekerasan tumpul yang tidak mengganggu pekerjaan dan tidak
menyebabkan kecacatan
Kasus di atas merupakan gambaran luka memar. Luka memar diakibatkan oleh kekerasan tumpul . Pada
kasus di atas, sekilas dari pemeriksaan luar mata nampak tidak ada kelainan. Maka secara umum, dapat
dianggap luka ini tidak mengganggu pekerjaan dan tidak mengakibatkan kecacatan (karena luka memar
akan sembuh sendiri dalam waktu 10-14 hari). Maka pada kesimpulan VeR dapat dituliskan luka memar
dikarenakan kekerasan tumpul yang tidak mengganggu pekerjaan dan tidak menyebabkan kecacatan.
Definisi luka tersebut sesuai dengan luka ringan pada KUHP. Namun pada VeR, kita tidak menyebutkan
luka ringan, sedang, atau berat karena hal tersebut masuk ke ranah hukum (lihat contoh VeR kasus
perlukaan pada slide pembahasan).
KODEKI pasal 3 menyebutkan bahwa:”Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya, seorang dokter tidak
boleh dipengaruhi oleh sesuatu yang mengakibatkan hilangnya kebebasan dan kemandirian profesi”.
Dalam salah satu penjelasan pasal 3 dijelaskan bahwa dokter tida k boleh melibatkan diri dalam bentuk
kegiatan yang mengiklankan dirinya, barang, atau jasa.