Anda di halaman 1dari 4

Supervisi Pendidikan Untuk Meningkatkan Profesionalisme Guru pada Era

Pembelajaran Abad 21

Rizalul Fiqry1, Sarjono2, Hikmah Mu’alimah3


Mahasiswa Pendidikan Fisika Pascasarjana, Universitas Ahmad Dahlan, Indonesia
Email: doudonggo@gmail.com
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi begitu cepat memiliki pengaruh sangat
besar dalam praktik pendidikan. Karakteristik siswa yang berbeda dan lingkungan belajar yang
jauh lebih maju dari era sebelumnya membuat pendidikan membutuhkan guru dengan
indikator baru profesionalisme yang berbeda. Lembaga pendidikan diharapkan dapat
mewujudkan perannya secara efektif, dengan keunggulan dalam kepemimpinan, proses belajar
mengajar, pengembangan staf, peningkatan kurikulum, tujuan sekolah, iklim sekolah atau
atmosfer, self-assessment dan evaluasi, kegiatan komunikasi, dan keterlibatan orang tua atau
masyarakat. Penelitian ini mengeksplorasi dan menemukan bagaimana pengawasan pendidikan
harus dilakukan di sekolah-sekolah yang menerapkan pola baru dalam pembelajaran abad ke-
21. Dengan hasil tersebut diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan
profesionalisme guru sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan sekolah hari ini.

Kata kunci: pendidikan, pengawasan, profesionalisme, guru, karakteristik siswa

I. Pendahuluan peran penting dalam dunia pendidikan. Sosok guru juga


disesuaikan dengan kebutuhan zaman.
Seiring majunya zaman dengan perkembangan Pendidikan sebagai dasar kehidupan seseorang dalam
teknologi dan komunikasi yang luar biasa, serta arus ‘menapakkan langkah’ menjadi hal yang tidak luput dari
komunikasi yang semakin cepat, dunia pendidikan banyak perubahan dan perkembangan teknologi. Masalah
mengalami perubahan. Dalam hitungan detik dan sekali pendidikan yang menjadi sorotan yaitu mengenai mutu
sentuh, segala bentuk komunikasi dapat dilakukan, seolah pendidikan yang senantiasa berubah, dengan
dunia begitu sempit. Begitulah perkembangan masyarakat berkembangnya peradaban. Guru sebagai suatu profesi,
dunia, yang pada kenyataannya sudah memasuki dituntut adanya profesionalitas dalam menjalankan
globalisasi, ditandai dengan cepatnya informasi sebagai profesinya. Namun, dengan zaman yang semakin berubah
kelanjutan dari masyarakat modern, dengan ciri-cirinya ke arah maju, serta didukung kemajuan teknologi, sosok
yang bersifat rasional, berorientasi kemasa depan, terbuka, guru yang dibutuhkan abad 21 tentunya berbeda. Guru
menghargai waktu, kreatif, mandiri, dan inovatif. tidak hanya piawai dalam membawakan profesinya tetapi
Dari keadaan ini, keberadaan suatu bangsa dengan juga harus mampu menguasai berbagai alat dan sarana
bangsa lain tidak dapat terpisahkan, seolah menjadi satu, teknologi pendukung dalam kegiatan pendidikan.
baik dalam bidang sosial, budaya, ekonomi dan lain Mengingat betapa pentingnya peran guru dalam
sebagainya. Itulah lukisan bagaimana keadaan pada abad peningkatan mutu pendidikan, pengkajian tentang sosok
21, abad dengan berbagai kecanggihan dalam bidang guru yang diinginkan di abad 21 menjadi sangat relevan.
teknologi.Sebagai manusia, perkembangan tidak mungkin Setiap orang yang peduli terhadap dunia pendidikan tentu
dihindari atau bahkan dihapus, tetapi harus dihadapi dan menginginkan agar guru dapat berbuat yang terbaik bagi
disikapi dengan baik. Karena hakikat kemajuan teknologi anak didiknya. Permasalahan yang ditemui dalam
untuk meningkatkan kesejahteraan manusia. Masa depan penelitian ini adalah bagaimana supervisi pendidikan yang
yang penuh keunggulan itu, selanjutnya akan optimal untuk dilakukan di sekolah yang sesuai dengan
mempengaruhi dunia pendidikan baik dari sisi pembelajaran abad 21. an mengacu pada informasi yang
kelembagaan, materi pendidikan, guru, metode, sarana telah Anda dapatkan pada aturan penulisan ilmiah.
prasarana dan lain sebagainya. Hal tersebut menjadi
tantangan yang harus dijawab dunia pendidikan.
Pendidikan harus disesuaikan dengan perkembangan
zaman yang ada, begitu pula dengan guru yang memiliki
II. DISKUSI Fenomena tersingkirnya profesi guru dalam kehidupan
masyarakat merupakan suatu gejala global. Bukan saja di
Pendidikan dan Pembelajaran pada abad 21 negara-negara maju, citra profesi guru semakin menurun
Pendidikan di abad pengetahuan menuntut adanya namun juga terjadi di negara miskin dan berkembang.
manajemen pendidikan yang modern dan profesional. Namun demikian, tak ada golongan masyarakat yang
Lembaga pendidikan diharapkan mampu mewujudkan tidak membutuhkan profesi guru. Tidak dapat dipungkiri
perannya secara efektif, dengan keunggulan dalam bahwa masyarakat tanpa profesi guru tidak mungkin
kepemimpinan, proses belajar mengajar, pengembangan tercipta suatu generasi unggul, kreatif dan cerdas. Ironi
staf, kurikulum, tujuan sekolah, iklim sekolah, penilaian yang terjadi, begitu besarnya jasa guru dalam membangun
diri, komunikasi, dan keterlibatan orang tua/masyarakat. masyarakat bangsa namun penghargaan yang diberikan
Tidak kalah pentingnya adalah sosok penampilan guru rendah.
yang ditandai dengan keunggulan dalam nasionalisme dan Secara konseptual, guru sebagai tenaga profesional
jiwa juang, keimanan, ketakwaan, penguasaan iptek, etos harus memenuhi berbagai persyaratan kompetensi untuk
kerja dan disiplin, profesionalisme, kerjasama, belajar menjalankan tugas dan kewenangannya secara profesional,
dengan berbagai disiplin ilmu, wawasan masa depan, sementara kondisi riil di lapangan masih sangat
kepastian karir, dan kesejahteraan lahir batin. Sosok memprihatinkan, baik secara kuantitas, kualitas maupun
penampilan seperti ini yang saat ini belum ditemui secara profesionalitas guru (Sulisworo dkk., 2017). Persoalan ini
merata pada pendidikan di Indonesia (Sulisworo, 2016). masih ditambah adanya berbagai tantangan ke depan yang
Pendidikan juga mempunyai peranan yang strategis masih kompleks di era global ini. Dari sudut proses
untuk mempersiapkan generasi muda yang memiliki pembelajaran perkembangan dan perubahan masyarakat,
keberdayaan dan kecerdasan emosional yang tinggi dan seperti dikemukakan Riel Miller (yang dikutip D Deni
menguasai megaskills yang mantap. Di era abad 21 siswa Koswara dalam buku Seluk Beluk Profesi Guru: 2008),
dapat mandiri untuk belajar mandiri, kapanpun dan masyarakat dapat dibagi menjadi tiga, yakni masyarakat
dimanapun. Jika siswa dapat melakukan hal tersebut, lalu agrikultura, masyarakat industrial dan masyarakat
apakah peranan sekolah? Tentu saja peranan sekolah pembelajar (learning society).
mengalami transformasi menyeluruh juga. Siswa harus Di era lerning society, yang ditandai kemajuan pesat di
diberi kesempatan untuk berperan lebih aktif, baik dalam bidang teknologi informasi mengakibatkan dominasi guru
bentuk simulasi, eksplorasi, atau kesempatan untuk menjadi berkurang; peran teknologi menjadi semakin
menghayati belajar dari kehidupan nyata, sehingga terbuka tinggi dalam membentuk lingkungan belajar yang
peluang baginya untuk berlatih membuat prediksi dan kondusif (Sulisworo & Toifur, 2016). Era learning
menanggulangi satu situasi. Paradok dalam penggunaan society telah memungkinkan siswa dapat belajar berbagai
teknologi dalam pembelajaran dapat diperbaiki dengan macam ilmu pengetahuan kapan dan dimana saja tanpa
menumbuhkan komitmen manajemen sekolah dalam dibatasi oleh ruang dan waktu. Siswa dapat mengakses
pemanfaatannya (Sulisworo, 2013). melalui media internet, tanpa kehadiran guru didepannya.
Metode ceramah harus dikurangi dan diimbangi dengan Sehingga bisa saja seorang guru tertinggal dengan
metode lain, yang memberi kesempatan kepada peserta siswanya, manakala guru tersebut tidak selalu mengupdate
didik berperan lebih aktif. Seperti, seminar dan keilmuannya. Sehingga menjadi pertanyaan, apa peran
pengahayatan pengalaman yang direncanakan. Hal ini guru di era pembelajaran abad 21 ini?
sesuai dengan paradigma baru dunia pendidikan yang Masyarakat saat ini telah mengalami perubahan yang
menekankan pada pendekatan yang berorientasi pada begitu cepat, sehingga berdampak pada proses
siswa (student oriented approach), bukan pendekatan pembelajaran generasi ‘modern’. Perubahan ini didorong
yang berfokus pada guru. Sehingga, fokus kegiatan oleh perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.
pembelajaran di sekolah adalah siswa, bukan guru. Oleh karenanya agar guru tetap dapat berperan dalam era
society abad 21 harus dapat melakukan transformasi diri.
Profil Guru pada Pembelajaran abad 21 Guru dituntut untuk dapat menuangkan pembelajarannya
Guru merupakan profesi tertua di dunia seumur dengan dalam bentuk buku elektronik, ataupun dalam bentuk
keberadaan manusia. Apabila melihat kehidupan animasi yang interaktif, menarik dan bermutu, sehingga
masyarakat yang semakin terdiferensial dan ketika semua dapat diakses oleh siswanya.
orang mempunyai banyak pilihan sebagai ladang Hasil penelitian yang dilakukan Ari Sudibjo, Wasis
kehidupannya, maka citra profesi guru kian merosot dalam jurnalnya yang berjudul Penggunaan Media
didalam kehidupan sosial. Apalagi masyarakat makin lama Pembelajaran Fisika Dengan E-Learning Berbasis
makin terarah kepada kehidupan materialistis, sehingga Edmodo Blog Education Pada Materi Alat Optik Untuk
suatu profesi dinilai sesuai nilai materi. Oleh sebab itu Meningkatkan Respons Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa
tidak heran bila profesi guru termarjinalkan dan menjadi Di Smp Negeri 4 Surabaya (2013) menyimpulkan,
pilihan terakhir. penggunaan media pembelajaran fisika dengan e-learning
berbasis Edmodo Blog Educationpada materi pokok Alat 1984, 1994, 2004, dan 2006, dan 2013. Berdasarkan
Optik, sangat kuat untuk digunakan dalam pembelajaran Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem
fisika, dengan persentase hasil validasi media oleh ahli Pendidikan Nasional:
media dan guru fisika, dari delapan komponen didapatkan Pasal 1 ayat (19): Kurikulum adalah seperangkat
nilai sebesar 85,95%. Penggunaan media pembelajaran rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan
fisika dengan e-learningberbasis Edmodo Blog Education bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pada materi pokok Alat Optik, membuat siswa pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
termotivasi kuat untuk belajar fisika dengan presentase untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
indikator respons setuju sebesar 70%; serta penggunaan Pasal 36 ayat (3): Kurikulum disusun sesuai dengan
media pembelajaran fisika dengan e-learning berbasis jenjang dan jenis pendidikan dalam kerangka Negara
Edmodo Blog Education pada materi pokok Alat Optik Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan:
dapat membantu siswa untuk meningkatkan hasil belajar a. peningkatan iman dan takwa;
siswa dalam aspek kognitif. b. peningkatan akhlak mulia;
Jika pemanfaatan TIK dalam pembelajaran masih c. peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta
membuat siswa tetap pasif, mereproduksi pengetahuan, didik;
maka sia-sialah teknologi tersebut diintegrasikan dalam d. keragaman potensi daerah dan lingkungan;
proses pembelajaran yang dilakukan guru.Dalam Buku e. tuntutan pembangunan daerah dan nasional;
Seluk Beluk Profesi Guru (D.Deni Koswara, hal 140: f. tuntutan dunia kerja;
2008) disebutkan bahwa secara teoritis integrasi TIK g. perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
dalam pembelajaran yang sesungguhnya harus seni;
memungkinkan terjadinya proses belajar yang : h. agama;
- Aktif : memungkinkan siswa dapat terlibat aktif oleh i. dinamika perkembangan global; dan
adanya proses belajar yang menarik dan bermakna. j. persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan
- Konstruktif : memungkinkan siswa untuk Kurikulum 2013 merupakan kurikulum berbasis
menggabungkan ide-ide baru ke dalam pengetahuan kompetensi yang pernah digagas dalam rintisan
yang telah dimiliki sebelumnya untuk memahami Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004, tetapi
makna atau keingintahuan dan keraguan yang selama belum terselesaikan karena desakan untuk segera
ini ada dalam benaknya. mengimplementasikan Kurikulum Tingkat Satuan
- Kolaboratif : memungkinkan siswa dalam suatu Pendidikan (KTSP) 2006. Selain itu penataan kurikulum
kelompok yang saling bekerja sama. pada kurikulum 2013 dilakukan sebagai amanah dari UU
- Antusiastik : memungkinkan siswa dapat secara aktif No.20 tahun 2003 tentang pendidikan nasional dan
antusias berusaha untuk mencapai tujuan yang peraturan presiden N0. 5 tahun 2010 tentang rencana
diinginkan. pembangunan jangka menengah nasional. Yang menjadi
- Dialogis :memungkinkan proses belajar siswa saling pertanyaan adalah, apakah kurikulum 2013 ini akan
berinteraksi baik didalam dan diluar kelas. mampu menjembatani antara siswa dengan perubahan
- Kontekstual : memungkinkan situasi belajar pada yang terjadi di abad 21? Pernahkah bangsa ini memiliki
proses belajar yang bermakna. kurikulum yang dipakai saat ini? Bagaimana bila cara-cara
- High order thinking skills training : memungkinkan pendidikan yang diadopsi pada masa sekarang merupakan
untuk melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi. cara lama yang telah ditinggalkan oleh negara maju dan
Disinilah letak perbedaan antara guru abad 21 dengan telah menjadi cara kuno bahkan cara yang tidak berhasil?
guru tradisional. Guru abad 21 harus dapat menggeser Kurikulum 2013 dikembangkan untuk meningkatkan
paradigma pembelajaran dari pembelajaran yang berpusat capaian pendidikan dengan dua strategi utama, yaitu
pada guru, menuju pembelajaran yang berpusat pada peningkatan efektifitas pembelajaran pada satuan
siswa. pendidikan dan penambahan waktu pembelajaran di
sekolah. Efektifitas pembelajaran dicapai melalui tiga
Peran Kurikulum 2013 Pada Pembelajaran Abad 21 tahap, yaitu; 1) Efektifitas interaksi, akan tercipta dengan
Kurikulum di Indonesia sering mengalami perubahan. adanya harmonisasi iklim akademi dan budaya sekolah.
Bahkan menjadi jorgan ganti menteri ganti kurikulum Efektifitas interaksi dapat terjaga apabila kesinambungan
serta ganti kebijaksanaan. Kurikulum nasional dirancang manajemen dan kepemimpinan pada satuan pendidikan,
berdasarkan landasan yang sama, yaitu Pancasila dan 2) Efektifitas pemahaman, menjadi bagian penting dalam
UUD 1945, perbedaannya pada penekanan pokok dari pencapaian efektifitas pembelajaran. Efektifitas tersebut
tujuan pendidikan serta pendekatan dalam dapat dicapai apabila pembelajaran yang mengedepankan
merealisasikannya. Dalam perjalanan sejarah sejak tahun pengalaman personal siswa melalui observasi, asosiasi,
1945, kurikulum pendidikan nasional telah mengalami bertanya, menyimpulkan dan mengkomunikasikan, dan 3)
perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1968, 1975,
Efektivitas penyerapan, dapat tercipta manakala adanya profesionalisme guru serta kemajuan siswa dalam kegiatan
kesinambungan pembelajaran horizontal dan vertical. pembelajaran. Sarana prasarana yang ada disekolah segera
Kurikulum 2013 berorientasi pada perubahan proses diperbaharui khusunya yang menyangkut teknologi
pembelajaran (yang semula dari siswa diberitahu menjadi informasi dan komunikasi. Guru abad 21 harus dapat
siswa mencari tahu) dan proses penilaian (dari berfokus menggeser paradigma pembelajaran dari pembelajaran
pada pengetahuan melalui penilaian output menjadi yang berpusat pada guru, menuju pembelajaran yang
berbasis kemampuan melalui penilaian proses dan berpusat pada siswa. Sehingga guru harus senantiasa
output). Dari uraian diatas jelas bahwa kurikulum 2013, mengupdate pengetahuannya. Sehingga menjadi guru yang
secara teori dapat menjawab tantangan jaman, terkait professional dalam abad 21.
perubahan jaman yang terjadi pada abad 21.
Supervisi Pendidikan untuk Meningkatkan
Profesionalisme Guru.
Kepustakaan
Salah satu upaya peningkatan profesional guru adalah M. Stemm and R. H. Katz, Measuring and reducing energy
melalui supervisi pengajaran. Pelaksanaan supervisi consumption of network interfaces in hand-held devices, IEICE
pengajaran perlu dilakukan secara sistematis oleh kepala Transactions on Communications, vol. E80-B, no. 8, 1997, pp.
sekolah dan pengawas sekolah bertujuan memberikan 1125-1131.
Ari Sudibjo, Wasis dalam jurnalnya yang berjudul Penggunaan Media
pembinaan kepada guru-guru agar dapat melaksanakan Pembelajaran Fisika Dengan E-Learning Berbasis Edmodo Blog
tugasnya secara efektif dan efisien. Dalam pelaksanaannya, Education Pada Materi Alat Optik Untuk Meningkatkan Respons
baik kepala sekolah dan pengawas menggunakan lembar Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Di Smp Negeri 4 Surabaya.
pengamatan yang berisi aspek-aspek yang perlu 2013.
Lahamuddin, Basri. 2011. Guru Abad 21, (Online),
diperhatikan dalam peningkatan kinerja guru dan kinerja www.edukasi.kompasiana.com. 2012.
sekolah.Untuk mensupervisi guru digunakan lembar Sarjanaku. 2010. Tantangan Guru Sebagai Tenaga Profesional,
observasi yang berupa alat penilaian kemampuan guru (Online), www.sarjanaku.com. 2012.
(APKG), sedangkan untuk mensupervisi kinerja sekolah Sutamto. 2010. Tantangan Guru pada Abad Ke-21, (Online),
dilakukan dengan mencermati bidang akademik, sutamto.wordpress.com. 2012.
Lia Yuliana, Pelaksanaan Supervisi Pendidikan oleh pengawas di
kesiswaan, personalia, keuangan, sarana dan prasarana, Sekolah Dasar se-Kecamatan Gondokusum Yogyakarta. 2009.
serta hubungan masyarakat.Implementasi kemampuan Dwi Esti Andriani, Mengembangkan Profesionalitas Guru Abad 21
professional guru mensyaratkan guru agar mampu Melalui Program Pembimbingan yang Efektif. 2010.
meningkatkan peran yang dimiliki, baik sebagai Alis Istiqomah, Pembelajaran Abad 21 dan Peran Pendidik di Abad
21. 2012.
informatory (pemberi informasi), organisator, motivator, Kemendikbud RI, Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem
director, inisiator (pemrakarsa inisiatif), transmitter Pendidikan Nasional.
(penerus), fasilitator, mediator, dan evaluator sehingga Sulisworo, D. (2013). The paradox on IT literacy and science’s
diharapkan mampu mengembangkan kompetensinya. learning achievement in secondary school. International Journal of
Mewujudkan kondisi ideal di mana kemampuan Evaluation and Research in Education (IJERE), 2(4), 149-152.
Sulisworo, D. (2016). The Contribution of the Education System
professional guru dapat diimplementasikan sejalan Quality to Improve the Nation’s Competitiveness of Indonesia.
diberlakukannya otonomi daerah, bukan merupakan hal Journal of Education and Learning (EduLearn), 10(2), 127-138.
yang mudah. Hal tersebut lantaran aktualisasi kemampuan Sulisworo, D., Nasir, R., & Maryani, I. (2017). Identification of
guru tergantung pada berbagai komponen system teachers’ problems in Indonesia on facing global community.
International Journal of Research Studies in Education, 6(2), 81-
pendidikan yang saling berkolaborasi. Oleh karena itu, 90.
keterkaitan berbagai komponen pendidikan sangat Sulisworo, D., & Toifur, M. (2016). The role of mobile learning on
menentukan implementasi kemampuan guru agar mampu the learning environment shifting at high school in Indonesia.
mengelola pembelajaran yang efektif, selaras dengan International Journal of Mobile Learning and Organisation,
paradigma pembelajaran yang direkomendasiklan Unesco, 10(3), 159-170.
“belajar mengetahui (learning to know), belajar bekerja
(learning to do), belajar hidup bersama (learning to live
together), dan belajar menjadi diri sendiri (learning to
be)”.

III. Kesimpulan
Untuk menghadapi pembelajaran abad 21 yang sarat
akan kemajuan teknologi, perlu adanya perubahan–
perubahan. Baik dari segi sarana prasarana, guru,
kurikulum, serta supervisi yang dilakukan oleh para
manajer, untuk mengetahui sampai dimana tingkat

Anda mungkin juga menyukai