Anda di halaman 1dari 1

ABSTRAK

3D printing atau sering juga disebut sebagai additive manufacturing adalah suatu proses
pembuatan suatu obyek solid 3 dimensi dari suatu model digital. Hal ini bukan hal yang baru di
Indonesia. Namun sayangnya, 3D printing di indonesia hanya digunakan untuk produksi barang-
barang yang bersifat manufactured (dibuat oleh pabrik berskala besar), bukan dalam rana seni dan
tekstil.

Selain 3D printing, satu hal lain yang dilupakan dalam industri fesyen indonesia adalah dengan
memanfaatkan jamur mikro berjenis Aspergillus niger yang dianggap merugikan dengan
menggunakan biodesign structure. Sebenarnya, jamur mikro tersebut dapat diolah untuk pewarna
alami dan menguntungkan bagi manusia. Dengan dikenalkannya pewarna alami dari jamur mikro
tersebut, para masyarakat juga akan cenderung lebih memilih hal itu dibandingkan dengan pewarna
kimia yang mereka tidak tau bahayanya di beberapa jenis-jenis pewarnanya.

Dua hal tersebut yaitu modul-modul dari 3D printing dan Pewarna alami dari jamur mikro
untuk tekstil dalam pembuatan tugas akhir saya adalah dapat digabungkan dengan teknik tapestry
dan menciptakan kostum karakter Nakula dan sadewa dalam cerita rakyat ramayana.

Teknik 3D printing tersebut akan di “warnai” dan dihiasi dengan corak batik khas tulungagung
yaitu batik baronggung, yang akan diaplikasikan ke beberapa bagian. Ada dua bagian yang akan di
apply oleh batik tulungagung yaitu modul 3D printing dan kain. Yang membuat berbeda dari batik
Tulungagung berasal dari warna. Batik Tulungagung telah mengembangkan pewarnaan yang menonjol
yaitu tenda menjadi hijau, biru, dan kuning. Hal ini juga membedakan hasil batik lokal lainnya yang
khas motif pesisir yang telah dijadikan ciri khas produk batik Tulungagung. Warna biru, hijau, dan
kuning akan lebih memperlihatkan citra “gagah” dalam kostum karakter Nakula dan Sadewa dalam
unsur batik ini.

Anda mungkin juga menyukai