Anda di halaman 1dari 9

TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

Coorperative Learning dan penerapannya dalam pembelajaran

Disusun Oleh:

LUTFI RUSTANTI

5415160447

PENDIDIKAN VOKASI KONSTRUKSI BANGUNAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2018
A. PENGERTIAN COOPERATIVE LEARNING / PEMBELAJARAN
KOOPERATIF

a. Depdiknas (2003:5) “Pembelajaran Kooperatif (cooperative learning) merupakan


strategi pembelajaran melalui kelompok kecil siswa yang saling bekerja sama dalam
memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar”.
b. Bern dan Erickson (2001:5) “Cooperative learning (pembelajaran kooperatif)
merupakan strategi pembelajaran yang mengorganisir pembelajaran dengan
menggunakan kelompok belajar kecil di mana siswa bekerja sama untuk mencapai
tujuan belajar”.
c. Johnson, et al. (1994); Hamid Hasan (1996) “Belajar kooperatif adalah pemanfaatan
kelompok kecil (2-5 orang) dalam pembelajaran yang memungkinkan siswa bekerja
bersama untuk memaksimalkan belajar mereka dan belajar anggota lainnya dalam
kelompok”.
d. Suprijono, Agus (2010:54) “Model pembelajaran kooperatif adalah konsep yang
lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang
dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru”.
e. Slavin (Isjoni, 2011:15) “In cooperative learning methods, students work together
in four member teams to master material initially presented by the teacher”. Ini
berarti bahwa cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah suatu model
pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja kelompok-kelompok kecil
berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang peserta didik
lebih bergairah dalam belajar. Dari beberapa pengertian menurut para ahli dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah cara belajar dalam bentuk
kelompok-kelompok kecil yang saling bekerjasama dan diarahkan oleh guru untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan”.
f. Eggen and Kauchak (1996:279) “Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah
kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi
untuk mencapai tujuan bersama”.
g. Sunal dan Hans (2000) “Cooperative learning merupakan suatu cara pendekatan
atau serangkaian strategi yang khusus dirancang untuk memberi dorongan kepada
peserta didik agar bekerja sama selama proses pembelajaran”.
h. Stahl (1994) “Cooperative learning dapat meningkatkan belajar siswa lebih baik dan
meningkatkan sikap tolong menolong dalam perilaku sosial”.
i. Kauchak dan Eggen dalam Azizah (1998) “Cooperative learning merupakan strategi
pembelajaran yang melibatkan siswa untuk bekerja secara kolaboratif dalam
mencapai tujuan”.
j. Djajadisastra (1982) “Metode belajar kelompok merupakan suatu metode mengajar
dimana murid-murid disusun dalam kelompok-kelompok waktu menerima pelajaran
atau mengerjakan soal-soal dan tugas-tugas”.

jadi, cooperative learning menurut saya adalah suatu cara belajar yang mengharuskan
siswa belajar secara berkelompok dalam mencapai tujuan pembelajaran.

B. CIRI-CIRI PEMBELAJARAAN KOOPERATIF

Menurut Lie, 2004 terdapat elemen elemen di dalam pembelajaran kooperatif, yaitu:

a. Saling ketergantungan positif


Dalam metode pembelajaran kooperatif, guru bertugas untuk mendorong siswa
untuk saling berinteraksi dan muncul rasa saling membutuhkan yang juga
ketergantungan positif. Misalnya saling ketergantungan untuk membantu
mengerjakan tugas.
b. Akuntabilitas individual
Metode pembelajaran kooperatif ditujukan juga untuk mengetahui kemampuan siswa
secara individual terhadap penyerapan materi. Hasil penilaian kemudian
disampaikan oleh guru kepada seluruh anggota kelompok, agar kelompok
mengetahui siapa yang membutuhkan bantuan dalam belajar. Nilai yang diambil
adalah nilai kelompok yang dirata- rata keseluruhan. Jadi, nilai rata- rata dari
kelompok itulah nantinya yang menjadi patokan penguasaan siswa secara individu.
c. Interaksi tatap muka
Dengan metode ini, siswa dapat bertatap muka dan berinteraksi langsung. Hal ini
akan lebih banyak membantu ketika diskusi.
d. Ketrampilan menjalin hubungan
Metode ini juga menjalin hubungan antar siswa dengan baik, melatih kekompakan
sesama teman sekelas. Guru bisa menegur apabila ada siswa yang tidak dapat
menyatu oleh kelompoknya.
C. PERAN GURU DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF

a. Sebagai desainer sistem pembelajaran.


b. Memberikan apersepsi/wawasan sebelum memulai pembelajaran.
c. Memberikan referensi dalam setiap kesulitan yang dialami oleh siswa
d. Membagi kelompok sesuai dengan potensi dan kemampuan siswa.
e. Mengarahkan jalannya presentasi
f. Mengevaluasi
g. Memberikan reward dengan mengumumkan nilai.
D. TEKNIK

Terdapat beberapa teknik metode pembelajaran kooperatif, yaitu:

a. Metode STAD (student Achievement Divisions)


Robert Slavin dkk telah mengembangkan metode ini. Metode ini digunakan oleh guru
dalam memberikan informasi setiap minggunya kepada siswa. Penilaian yang diberikan
bisa verbal ataupun secara tertulis. Langkah langkahnya sebagai berikut:
 Siswa dalam kelas dibagi menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri 4-
5 orang. Anggota kelompok terdiri dari bermacam – macam anggota.
 Setiap anggota mempelajari materi dan salin gmembantu menguasai bahan ajar.
 Secara individual masing masing anggota kelompok saling mengevaluasi satu
sama lain untuk mengetahui penguasaan materi akademik yang telah dipelajari.
 Siswa diberikan penilaian berdasarkan tingkat penguasaan materi dan juga skor
yang tertinggi. Terkadang penilaian didasarkan pada kriteria tertentu.
b. Metode Jigsaw
Berikut langkah langkahnya:
 Siswa di dalam kelas dibagi dalam kelompok yang berisikan 4- 5 anggota dan
heterogen atau campuran.
 Bahan materi diberikan pada masing masing kelompok secara teks, dan mereka
diminta untuk mempelajari materi tersebut.
 Setiap kelompok mempelajari bahan yang sama dan kemudian dibahas dalam
kelompok besar. Setiap kelompok kecil membahas tentang materi yang
dipelajarinya.
 Kemudian di akhir, dilakukan evaluasi setiap individu mengenai bahan yang
dipelajari.
c. Metode GI (Group Investigation)
Metode ini , guru melibatkan siswa dalam membuat perencanaan dan topik yang akan
dipelajari. Kemudian materi digunakan untuk mencoba menginvestigasi. Dalam metode
ini, siswa dilatik dalam berkomunikasi dan berfikir kritis dalam proses diskusi.
Langkah- langkahnya, yaitu:
 Seleksi topik
 Membuat perencanaan
 Implementasi
 Analisis dan sintesis
 Pelaporan hasil diskusi
 Evaluasi
d. Metode struktural
Metode ini dibentuk oleh Spencer Kagan, dengan tujuan mempengaruhi pola- pola
interaksi dalam pembelajaran kelompok.
Metode struktural memiliki beberapa teknik pembelajaran, yaitu:
1. Make a Match
Larana Curran mengembangkan teknik ini, yaitu siswa mencari pasangan untuk
belajar bersama tentang suatu topik. Langkah- langkahnya:
 Guru menyiapkan kartu yang berisi topik dan akan dikocok nantinya.
 Setiap siswa akan mengambil satu kartu
 Kemudian siswa mencari kartu yang cocok dengan kartunya
 Siswa dengan kartu yang sama akan mempelajari topik yang sama
 Setelah belajar topik yang sama dan berdiskusi tentang tugas, kemudian di
presentasikan hasilnya
2. Bertukar pasangan
Langkah- langkahnya sebagai berikut:
 Siswa pada awalnya dipagi berpasangan
 Kemudian mempelajari materi yang sama, namun pasangan lain mempelajari
topik yang berbeda
 Kemudian siswa bertukar pasangan, dan salin gmempelajari topik pasangan
lain.
 Setelah itu bertukar kembali ke pasangan semula dan memberikan informasi
topik bahasan dari pasangan lain dan mendiskusikannya
3. Berkirim salam dan soal
Langkah- langkahnya sebagai berikut:
 Guru membagi kelompok siswa dalam kelompok kecil, kemudian kelompok
ditugaskan untuk membuat pertanyaan yang nantinya diajukan pada
kelompok lain
 Kemudian masing masing kelompok mengirim perwakilan untuk
mengucapkan salam dan menyampaikan pertanyaannya
 Setiap kelompok mengerjakan soal atau pertanyaan dari kelompok lain
 Setelah jawaban selesai, dicocokkan dengan jawaban kelompok pemberi soal
4. Bercerita berpasangan
 Siswa dipasangkan.
 Guru membagi topik menjadi dua dan masing masing bagian diberikan pada
masing masing siswa yang berpasangan.
 Siswa disuruh membacakan topik yang dipegang masing masing.
 Kemudian setelah mencatat topik yang diberikan, siswa mengarang bagian
lain yang belum terbaca.
 Saat siswa membaca, maka yang lain mendengarkan dan sebaliknya.
 Setelah tulisan lanjutan selesai, siswa disuruh untuk membacakannya lagi.
 Di akhir, evaluasi topik diskusi.
5. Think- Pair- Share
Langkah- langkahnya yaitu:
 Guru mengajukan pertanyaan pada siswa tentang materi pembelajaran.
 Kemudian siswa berpasangan, dan berdiskusi.
 Hasil diskusi dari tiap pasangan disampaikan ke seluruh kelas dan memicu
tanya jawab dari kelompok lainnya.

E. KEUNTUNGAN, KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN PEMBELAJARAN


KOOPERATIF

keuntungan penggunaan metode pembelajaran kooperatif, sebagai berikut:

1. Meningkatkan kemampuan berinteraksi sosial.


2. Memberikan pelajaran bagi siswa mengenai sikap, menghargai pendapat,
menyampaikan informasi, perilaku sosial, ketrampilan, dan lainnya.
3. Melatih siswa untuk beradaptasi dengan lingkungan.
4. Membentuk nilai nilai sosial.
5. Menghilangkan adanya sikap egois.
6. Membangun persahabatan yang lebih solid.
7. Memupuk rasa saling percaya.
8. Membuka cara pandang menjadi lebih luas.
9. Mampu menyampaikan ide dan menghargai ide orang lain.
10. Meningkatkan pertemanan tanpa memilah milah ras, jenis kelamin, agama, dan
lainnya.
11. Menjalin hubungan saling membutuhakan dan dibutuhkan.

Metode pembelajaran kooperatif memiliki keunggulan keunggulan, sebagai berikut:

1. Dengan metode belajar ini maka siswa dapat berbagi informasi dengan lebih leluasa
dan saling membantu menyelesaikan tugas atau memahami materi, sehingga lebih
ringan dan efektif.
2. Keberagaman anggota kelompok mampu menyumbangkan pemikiran pemikiran yang
berbeda sehingga lebih variatif dan luas, dilihat dari banyak sudut pandang.
3. Pembelajaran kooperatif sangat efektif dan efisien untuk menyelesaikan masalah
yang membutuhkan diskusi atau pemikiran banyak orang.
4. Materi dapat dipahami dengan lebih cepat karena menggunakan bahasa sesama teman
yang lebih mudah dimengerti.
5. Meningkatkan hubungan persahabatan, solidaritas, saling peduli, dan terjalin
hubungan saling membutuhkan yang positif.

Metode pembelajaran kooperatif ini ternyata juga memiliki kelemahan, antara lain:

1. Adanya resiko dari kegagalan kerjasama antar anggota kelompok. Apabila tidak bisa
bekerja sama dengan baik, maka bisa terjadi perselisihan yang akan merusak
kekompakan persahabatan.
2. Adanya beberpa orang yang memiliki sifat mendominasi dan beberapa orang lainnya
yang cenderung diam dan introvert sehingga tipe yang seperti ini akan mengalah oleh
siswa yang tipe dominan.
3. Waktu yang dibutuhkan dlam metode pembelajaran kooperatif ini cukup lama, karena
proses penyampaian pendapat dan sanggahan akan memunculkan beberapa
pertentangan atau persetujuan.
4. Terkadang informasi menjadi sulit dimengerti dan ada kesalahan penyampaian karena
informasi disampaikan oleh teman.
DAFTAR PUSAKA

Isjoni. (2011). Cooperative Learning Efektivitas Pembelajaran Kelompok. Bandung:


ALFABETA

Komalasari, Kokom. (2011). Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung:


PT Refika Aditama

Suprijono, Agus. (2010). Cooperative Learning Teori & Aplikasi Paikem. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar

Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana

Anda mungkin juga menyukai