Anda di halaman 1dari 3

Demam merupakan tanda klinis suatu penyakit pada anak.

Ganggun kesehatan ini


sering dihadapi oleh tenaga kesehatan. Secara tradisional, demam diartikan sebagai kenaikan
suhu tubuh diatas normal. Jika demam tidak segera diatasi dapat menimbulkan efek yang
serius pada anak yaitu dapat menyebabkan dehidrasi dan kejang demam. Banyak orang tua
yang kurang mengerti tentang penanganannya yang tidak tepat. (Anver, 2009).

Kejang Demam Merupakan bangkitan kejang yang dapat terjadi karena peningkatan
suhu akibat proses ekstrakranium dengan cirri terjadi antara usia 6 bulan – 4 tahun, lamanya
kurang dari 15 menit dapat bersifat umum dan dapat terjadi 16 jam setelah timbulnya
demam. Pada kejang demam, wajah anak akan menjadi biru, matanya berputar – putar, dan
anggota badannya akan bergetar dengan hebat. Kejang demam sering terjadi pada anak
dibawah usia satu tahun sampai awal kelompok usia 2 sampai 5 tahun, karena pada usia ini
otak anak sangat rentan terhadap peningkatan mendadak suhu badan. Sekitar 10% anak
mengalami sekurang – kurangnya 1 kali kejang. Pada usia 5 tahun, sebagian besar anak
telah dapat mengatasi kerentanannya terhadap kejang demam. (A.aziz Allimul H 2008 Hal
98)

Kejang merupakan suatu perubahan fungsi pada otak secara mendadak dan sangat
singkat atau sementara yang dapat disebabkan oleh aktivitas otak yang abnormal serta
adanya pelepasan listrik serebral yang sangat berlebihan. Terjadinya kejang dapat
disebabkan oleh malformasi otak congenital, factor genetis atau adanya penyakit seperti
meningitis, ensefalitis serta demam yang tinggi atau dapat dikenal dengan istilah kejang
demam, gangguan metabolism, trauma, dan lain sebagainya. Apabila kejangnya bersifat
kronis dapat dikatakan sebagai epilepsy yang terjadi secara berulang – ulang dengan
sendirinya (A.aziz Allimul H 2006 Hal 89)

Di Brazil, dari seluruh kunjungan ke fasilitas kesehatan pediatric, terdapat sekitar


19% sampai 30% anak diperiksa karena menderita demam (Alves & Almeida, 2008).
Penelitian yang dilakukan di Kuwait (Jalil, Jumah, & Al-Baghli, 2007) menunjukan bahwa
sebagian besar anak 3 bulan sampai 36 bulan menglami serangan demam rata-rata 6 kali per
tahun. Penelitian yang dilakukan oleh sebanyak 24,8%.
Saat ini pengorbanan demam dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya
pemberian antipiretik, manajemen cairan, pemakaian yang tipis, dan tepid sponge dengan air
hangat. Acetaminophen, merupakan salah satu antipiretik yang sering digunakan, akan
menurunkan demam setelah 2 jam pemberian (Plaisance & Mackowiak, 2001). Pemberian
kompres dingin sudah tidak dianjurkan lagi, karena dapat meningkatkan suhu tubuh lebih
tinggi lagi dan menyebabkan anak mengigil. Di India, suatu penelitian menunjukkan bahwa
pemberian antipiretik yang disertai tindakan tepid sponge dengan air hangat dapat
menurunkan suhu lebih cepat dibandingkan dengan pemberian antipiretik saja (Thomas, et
al, 2009).
Kompres (Tepid Sponge bath) dengan air hangat merupakan tindakan pedinginan
yang masih sering diperdebatkan. Totapally (2005) menjelaskan Bahwa Kompres (tepid
sponge bath) dengan air hangat jika dilakukan dengan benar akan sangat efektif
menurunkan demam dengan cepat. Akan tetapi, efek Kompres (tepid sponge bath) deangan
air hangat selain menurunkan suhu tubuh, juga menyebabkan vasokomntriksi pada awal
prosedur. Vasokontriksi ini menyebabkan anak merasa kedinginan bahkan sampai
meninggal, terutama jika tidak dikombinasikan dengan antipiretik.

Penelitian lain (Aksoylar, et al. 1997; Agbolosu, et al. 1997; Bermath Anderson, &
Silagy, 2002; Thomas, et al. 2008) menunjukkan bahwa tindakan Kompres (tepid sponge
bath) dengan air hangat plus antipiretik lebih efektif menurunkan suhu tubuh dibandingkan
hanya dengan pemberian antipiretik.

Rujmah Sakit Rs. Siti Aisyah adalah rumah sakit yang memberiukan pelayanan
kesehatan terutama pada ibu hamil dan melahirkan, ibu dengan permasalahan kandungan
dan nkepreawatan anak dan dalam periode tiga bulan terkahir yaitu September – November
tahun 2012 sekitar 824 (89%) adalah pasien anak, kasus demam pada anak mencapai angka
36% atau sekitar 297 pasien dan 65% atau sekitar 193 pasien dari kasus tersebut adalah
pasien anak dibawah, jika demam tidak ditangani dengan benar. Karena cukup tingginya
angka demam yang ditangani dengan benar. Karena cukup tingginya angka demam yang
ditangani di UGD RS Siti Aisyah Kota Lubuklinggau dan belum adanya standar Operasional
Prosedur (SOP) tentang Kompres(Tepid Sponge Bath) dengan air hangat di Rs. Siti Aisyah
Kota Lubuklinggau maka penulis bermaksud melakukan pengamatan efek Kompres (tepid
sponge bath) dengan air hangat terhadap penurunan suhu tubuh pada anak yang menderita
kejang demam

Anda mungkin juga menyukai