Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM REKAYASA BAHAN

P2 POLIMER TERMOPLASTIK DAN TERMOSET

Disusun oleh :

Abyan Farras Bofanda (2413 100 125)

Asisten
Winona Andnindyara (2412 100 045)

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK FISIKA


JURUSAN TEKNIK FISIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2015
i
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM REKAYASA BAHAN
P2 POLIMER TERMOPLASTIK DAN TERMOSET

Disusun oleh :

Abyan Farras Bofanda (2413 100 125)

Asisten :
Winona Andnindyara (2412 100 045)

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK FISIKA


JURUSAN TEKNIK FISIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2015
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Laporan Resmi Praktikum Rekayasa Bahan Polimer


Termoplastik dan Termoset

Identitas Penulis
Nama : Abyan Farras Bofanda
NRP : 2413100125

Identitas Asisten
Nama : Winona Andnindyara
NRP : 2412100045

Surabaya, 7 Desember 2015


Asisten Praktikum Penulis

Winona Andnindyara Abyan Farras Bofanda


NRP. 2412100045 NRP. 24100125
Mengetahui,
Koordinator Praktikum

Gede Panji Wiryawan


NRP. 2412100065
iii
ABSTRAK

Polimer adalah salah satu bahan yang tersusun dari unit–unit


yang sama berulang ulang. Berdasarkan sifat termalnya, polimer
terdiri dari tiga jenis yaitu termoset, termoplas dan elastomer.
Pada percobaan ini dibuat polimer B yang terdiri dari resin dan
hardener dengan 3 variasi jumlah tetes hardener. Percobaan
pertama adalah dengan mengukur ketinggian pantulan bola yang
dipantulkan pada polimer. Sedangkan percobaan kedua dilakukan
dengan memanaskan polimer hingga berubah keadaan. Dari hasil
percobaan didapatkan bahwa dari uji pantul dapat diketahui tinggi
pantulan bola terhadap polimer B dengan penambahan 2, 3, dan 4
hardener yaitu sebesar 15,3 cm; 19,4 cm; dan 14 cm. Dari uji
panas diketahui bahwa ketiga polimer B dan PVC termasuk
termoplas. PVC lebih cepat berubah fasa dibanding polimer B
tetapi PVC tidak dapat gosong sehingga dapat diolah kembali.
Kata Kunci : Polimer, termoplas, termoset

iv
ABSTRACT

Polymer is one of material that composed from continuously


same units. According to it thermal properties, polymer divided
into thermoset, thermoplast and elastomer. In this experiment
polymer B is made from resin and hardener with three variations
of hardener amount. First experiment is measuring height of ball
deflection that deflected by the polymer. Second experiment is
heating the polymer until its condition changed. Deflection
experiment showed that height of ball deflection deflected by
polymer with 2, 3, and 4 drop of hardener is 15,3 cm; 19,4 cm;
and 14 cm. Heat experiment showed that three polymer and PVC
included at thermoplast. PVC has change of phase more faster
than polymer B but PVC is not burnt thus it can be fabricated
again.

Keywords: Polymer, thermoplast, thermoset

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas


limpahan rahmatnya dan karunianya sehingga laporan resmi
praktikum rekayasa bahan yang berjudul “Polimer Termoplas
dan Termostat” dapat terselesaikan dengan baik. Tidak lupa
penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dosen pengampu mata kuliah Rekayasa Bahan.


2. Asisten Praktikum Rekayasa Bahan.
3. Teman-teman Teknik Fisika 2013 yang telah membantu.
Dalam penyusunan laporan resmi ini, penulis menyadari
pengetahuan dan pengalaman penulis masih sangat terbatas.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan
saran dari berbagai pihak agar laporan resmi ini lebih baik dan
bermanfaat.

Surabaya , 11 Desember 2015

Penulis

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.....................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN........................................................iii
ABSTRAK...................................................................................iv
ABSTRACT..................................................................................v
KATA PENGANTAR.................................................................vi
DAFTAR ISI..............................................................................vii
DAFTAR GAMBAR..................................................................ix
DAFTAR TABEL........................................................................x
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................1
1.3 Tujuan..............................................................................2
1.4 Batasan Masalah…..........................................................2
BAB II DASAR TEORI
2.1 Pengertian Polimer...........................................................3
2.2 Sifat dan Perilaku Polimer...............................................4
2.3 Polimer Berdasarkan Sifat Termal…...............................6
2.4 Struktur Polimer................................................................8

vii
BAB III METODOLOGI
3.1 Peralatan dan Bahan................….................................11
3.2 Prosedur percobaan.......................................................11
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Data..................................................................13
4.2 Pembahasan....................................................................14
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan................................................................... 17
5.2 Saran............................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bentuk struktur rantai polimer (a)
linear (b) bercabang (c) cross-linked (d) network...................8

ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbedaan sifat polimer termoplastik dan
termoset..........................................................................................7
Tabel 4.1 Tinggi pantulan pada permukaan polimer B...............13
Tabel 4.2 Perubahan Bentuk Polimer B setelah dipanaskan…...13
Tabel 4.3 Perubahan Bentuk PVC setelah dipanaskan................14

x
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Polimer adalah bahan yang sering kita jumpai di
kehidupan sehari–hari. Contoh yang paling umum dari
polimer plastik, ban, karet alam, dll. Seiring dengan
perkembangan jaman, bahan–bahan polimer mulai
menggantikan kaca, kayu bahkan logam. Hal ini disebabkan
bahan polimer memiliki beberapa keunggulan, yaitu :
ringan, kuat , muda dibentuk, anti karat dan tahan terhadap
bahan kimia serta memiliki sifat isolasi listrik yang tinggi.
Secara umum, polimer dapat dikelompokkan
menjadi dua, yaitu thermoplast dan thermoset. Thermoplast
adalah polimer yang dapat berubah fasa dengan adanya
panas. Sedangkan thermoset adalah polimer yang tidak
dapat berubah fasanya apabila dipanaskan.
Untuk membuat polimer agar mempunyai sifat-sifat
seperti yang dikehendaki, maka dalam proses pembuatannya
selain bahan baku utama diperlukan juga bahan tambahan
atau aditif. Oleh karena itu, sangat dibutuhkan pengetahuan
yang baik tentang konsep-konsep dasar polimer, sifat-sifat
polimer dan perbedaannya khususnya termoplastik dan
termoset, guna dapat memahami dan mengkarakterisasi
jenis polimer berdasarkan karakteristik termal.
1.2 Perumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang diatas, maka rumusan
masalah pada praktikum getaran tentang getaran teredam
kali ini adalah sebagai berikut.
a. Bagaimana karakteristik bahan polimer ?
b. Bagaimana sifat-sifat polimer termoplastik dan termoset
?
c. Bagaimana cara membedakan polimer termoplastik dan
termoset ?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari
praktikum getaran tentang getaran teredam kali ini adalah.
a. Mengetahui karakteristik bahan polimer
b. Mengetahui sifat-sifat polimer termoplastik dan termoset
c. Membedakan polimer termoplastik dan termoset

1.4 Batasan Masalah


Adapun batasan masalah pada praktikum ini adalah jenis
polimer berdasarkan sifat termalnya dan karakteristiknya
serta melakukan uji pantul untuk mengetahui sifat mekanik
polimer.

2
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Pengertian Polimer


Polimer merupakan jenis bahan yang saat ini banyak
digunakan karena memiliki banyak keunggulan
dibandingkan dengan bahan jenis lainnya. Polimer
merupakan istilah dari bahasa yunani poly (banyak) dan
meros (bagian, unit). Sehingga polimer berarti bagian yang
berulang-ulang, yakni molekul yang terdiri dari unit-unit
yang sama berulang-ulang. Polietilen adalah molekul etilen
dalam jumlah banyak bersambung berulang hingga
mencapai ratusan ribu kali.
Secara umum, karakteristik polimer adalah sebagai berikut:
a. Densitas yang rendah, dibandingkan dengan logam
dan keramik.
b. Rasio kekuatan terhadap berat (strength to weight)
yang baik untuk beberapa jenis polimer.
c. Ketahanan korosi yang tinggi.
d. Konduktivitas listrik dan panas yang rendah.
Polimer memiliki keunggulan tersendiri dibanding
bahan jenis lainnya. Kelebihan polimer diantaranya :
a. Dapat difabrikasi dengan cetakan menjadi bentuk-
bentuk yang rumit, umumnya tanpa proses
pengerjaan lanjutan
b. Atas dasar kriteria volumetric basis, polimer:
Sangat kompetitif dalam hal harga dibandingkan
logam dan umumnya membutuhkan energi proses
yang lebih sedikit dibandingkan logam.

3
c. Beberapa jenis plastik adalah sangat transparan
seperti polymethyl methacrylate PMMA atau akrilik,
yang sangat kompetitif dibandingkan dengan
gelas/kaca.
Meski demikian, polimer memiliki keterbatasan
sebagai material teknik,antara lain yaitu :
a. Kekuatan yang relatif lebih rendah daripada logam
dan keramik.
b. Kekakuan yang rendah.
c. Temperatur penggunaan terbatasi hanya beberapa
ratus derajat celcius saja.
d. Perilaku viskoelastis, merupakan keterbatasan
khusus dalam aplikasi struktur penanggung beban
e. Beberapa jenis polimer mengalami degradasi ketika
di-ekspos dalam cahaya matahari dan radiasi lainnya
2.2 Sifat dan Perilaku Polimer
Polimer memiliki sifat dan perilaku yang berbeda
dari bahan jenis lainnya. Sifat polimer dapat digolongkan
menjadi 2 yaitu sifat mekanik dan sifat termal.
2.2.1 Sifat Mekanik
a. Kekuatan Tarik (Tensile Strength)
Kekuatan tarik adalah tegangan yang dibutuhkan
untuk mematahkan suatu sampel. Kekuatan tarik penting
untuk polymer yang akan ditarik, contohnya fiber, harus
mempunyai kekuatan tarik yang baik.
b. Compressive strength
Compressive strength adalah ketahanan terhadap
tekanan. Beton merupakan contoh material yang memiliki
4
kekuatan tekan yang bagus. Segala sesuatu yang harus
menahan berat dari bawah harus mempunyai kekuatan tekan
yang bagus.
c. Flexural strength
Flexural strength adalah ketahanan pada bending
(flexing). Polimer mempunyai flexural strength jika dia kuat
saat dibengkokkan.
d. Impact strength
Impact strength adalah ketahanan terhadap tegangan
yang datang secara tiba-tiba. Polimer mempunyai kekuatan
impak jika dia kuat saat dipukul dengan keras secara tiba-
tiba seperti dengan palu.
2.2.2 Sifat Termal
Polimer sering dianggap sebagai material yang tidak
mampu memberikan performa yang baik pada termperatur
tinggi. Namun, pada kenyataannya, terdapat beberapa
polimer yang cocok untuk penggunaan pada temperatur
tinggi, bahkan lebih baik daripada traditional materials.
Pada polimer, khususnya plastik, definisi temperatur tinggi
adalah suhu diatas 135oC. Pada temperatur tinggi, polimer
tidak hanya melunak, tetapi juga dapat mengalami degradasi
termal. Sebuah plastik yang mengalami pelunakan pada
temperatur tinggi tetapi mulai mengalami degradasi termal
pada suhu yang jauh lebih rendah hanya dapat digunakan
pada suhu di bawah suhu dia mulai mengalami degradasi.
Menentukan temperatur aplikasi membutuhkan pengetahuan
mengenai perilaku degradasi termal dari polimer tersebut.
5
2.3 Polimer Berdasarkan Sifat Termal
Polimer dapat dikelompokkan menjadi beberapa
golongan. Berdasarkan kriteria material rekayasa, polimer
dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) golongan:

a. Termoplastik
Termoplastik merupakan material padatan pada
temperatur ruang tetapi berubah menjadi cairan kental
ketika dipanaskan pada temperatur beberapa ratus derajat
saja. Karakteristik ini menyebabkan termoplastik mudah dan
ekonomis difabrikasi menjadi beragam bentuk. Hal ini
menyebabkan termoplastik dapat diberikan siklus
pemanasan-pendinginan berulang kali tanpa degradasi
berarti. Contoh termoplastik diantaranya yaitu Polyethylene
(PE), polyvinylchloride (PVC), polypropylene (PP),
polystyrene (PS), dan nylon.
b. Termoset
Termoset tidak dapat menerima siklus pemanasan-
pendinginan seperti termoplastik. Ketika dipanaskan pada
tahap awal, termoset melunak dan mampu mengalir di
dalam cetakan.Tetapi pada temperatur yang tinggi, terjadi
reaksi kimia yang mengeraskan material sehingga akhirnya
menjadi padatan yang tidak mampu lebur kembali (infusible
solid). Jika dipanaskan ulang, tidak mampu melunak
kembali melainkan akan terdegradasi menghasilkan arang.
Contoh termoset diantaranya yaitu phenolics, epoxies, dan
beberapa jenis polyesters.
6
c. Elastomer
Elastomer merupakan material yang mampu
memanjang secara elastis ketika dikenakan tegangan
mekanis yang relatif rendah.Elastomer lebih umum dikenal
sebagai karet (rubber). Beberapa elastomer dapat
diregangkan hingga 10 kali lipat dan masih mampu kembali
sempurna ke ukuran asal. Meskipun perilakunya cukup
berbeda dengan termoset, namun elastomer memiliki
struktur yang lebih mirip dengan termoset, dibandingkan
dengan termoplastik.Contoh elastomer diantaranya yaitu
vulcanized natural rubber. Styrene-Butadiene (SBR), Nitrile
butadiene rubber (NBR), Silicone rubber.
Tabel 2.1 Perbedaan sifat polimer termoplastik dan termoset
Termoplastik Termoset
Mudah diregangkan Keras dan rigid
Fleksibel
Tidak fleksibel
Melunak jika dipanaskan
Titik leleh rendah Mengeras jika dipanaskan
Mudah dibentuk ulang
Tidak meleleh jika
dipanaskan
Tidak dapat dibentuk ulang

7
2.4 Struktur Polimer
Karakteristik polimer tidak hanya bergantung pada
berat dan bentuk molekul,tetapi juga pada perbedaan
struktur rantai dari polimer.

Gambar 2.1 Bentuk struktur rantai polimer (a) linear (b)


bercabang (c) cross-linked (d) network
a. Polimer linear
Polimer linear terdiri atas unit mer yang bergabung
bersama dalam satu rantai. Antara satu rantai dengan yang
lain terdapat ikatan hidrogen dan Van der Waals. Contoh
polimer linear adalah polyethylene, polyvinyl chloride,
polystyrene, polymethyl methacrylate,nylon, and the
fluorocarbons.
8
b. Polimer bercabang
Polimer bercabang merupakan polimer yang
memiliki rantai cabang di sisinya yang berhubungan dengan
rantai utama. Cabang bisa merupakan bagian dari molekul
rantai utama,hasil dari reaksi samping yang terjadi selama
sintesis polimer.
c. Polimer cross-linked
Polimer cross-linked merupakan rantai linear yang
bergabung dengan rantai lainnya dengan bermacam posisi
dengan berikatan kovalen.Contoh polimer cross-linked
adalah karet.
d. Polimer network
Polimer network merupakan trifungsional unit
mer,memiliki 3 ikatan kovalen aktif pada network 3-
dimensi.Material ini memiliki sifat mekanik dan termal yang
khusus . Contoh polimer network adalah epoxies dan
phenol-formaldehyde.

9
Halaman ini sengaja dikosongkan

10
BAB III
METODOLOGI

3.1 Peralatan dan Bahan


Peralatan yang digunakan pada percobaan ini adalah:
a. Hotplate/kompor listrik
b. Termometer digital
c. Wadah untuk mencampur
d. Pengaduk
e. Cetakan
f. Wadah tahan panas/panci
g. Pengaduk
h. Polimer B (Resin+Hardener)
i. Polimer C (Lem tembak/PVC)

3.2 Prosedur Percobaan


Prosedur yang dilakukan dalam percobaan ini adalah
sebagai berikut.
a. Peralatan dan bahan disiapkan.
b. 3 macam polimer B dibuat dari resin dengan
variasi 3 jumlah hardener yang berbeda yaitu 2,
3, dan 4 tetes. Aduk rata, lalu dimasukkan dalam
cetakan yang telah disediakan. ditunggu hingga
kering dan lepaskan dari cetakan.
c. Bola dijatuhkan diatas permukaan polimer B.
Tinggi pantulan diukur. Percobaan dilakukan
sebanyak 5 kali percobaan. Lanjutkan
pengukuran yang sama untuk polimer C.
d. Catat data ketinggian
e. Dilakukan perhitungan statistik pada seluruh data
(rata-rata, standar deviasi, range, error)
11
f. Dilakukan analisis data pada hasil pengukuran
untuk menentukan yang termasuk termoset dan
termoplastik berdasarkan ketinggian pantulan.
g. Bahan polimer B dimasukkan ke dalam wadah
tahan panas.
h. Wadah diletakkan di atas hot plate atau kompor
listrik, lalu suhu hot plate diset 300°C.
i. Kenaikan suhu polimer diamati dan dicatat jika
terjadi perubahan pada polimer
j. Pengamatan dilanjutkan hingga perubahan besar
terjadi (misal: meleleh atau gosong) dan suhunya
dicatat (pada saat terjadi perubahan)
k. Percobaan diulangi untuk polimer C dengan cara
yang sama.

12
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Data


Berdasarkan hasil percobaan didapatkan data percobaan
pantulan benda ke polimer dan percobaan perubahan bentuk
akibat perubahan suhu polimer seperti berikut:
Tabel 4.1 Tinggi pantulan pada permukaan polimer B
Jumlah Percobaan (cm) Rata-
Hardener 1 2 3 4 5 rata(cm)
2 Tetes 3 4 3 4 3 3.4
4 Tetes 6 7 6 7 6 6.4
6 Tetes 10 9 10 9 10 9.6

Tabel 4.2 Perubahan Bentuk Polimer B setelah


dipanaskan
Polimer B
Jumlah Suhu(oC
Keadaan Polimer
Hardener )
- 35.6
- 93
2 Tetes Bagian Bawah Menguning 126.4
Bagian Bawah Mencoklat 188
Coklat Mulai Merata 185.6
Warna Coklat Tua Merata 178
- 36.5
- 83.6
4 Tetes Bagian Bawah Menguning 115

13
Bagian Bawah Mencoklat 210
Coklat Mulai Merata 152.2
Warna Coklat Tua Merata 175.1
- 36.1
- 88.6
6 Tetes Bagian Bawah Menguning 139
Bagian Bawah Mencoklat 180
Coklat Mulai Merata 181.1
Warna Coklat Tua Merata 184.4

Tabel 4.3 Perubahan Bentuk PVC setelah dipanaskan


Waktu (menit) Keadaan
Suhu(oC)
Polimer
1 Mulai meleleh 99.3
2 50% meleleh 136
3 100% meleleh 150

4.2 Pembahasan
Dari uji patul didapat hasil bahwa polimer dengan 6 tetes
hardener lebih tinggi dari pada 2 tetes hardener dan 4 tetes
hardener yaitu 9.6 cm dibanding 3.4 cm dan 6.4 cm. Hal ini
sesuai denga teori, dimana polimer yang mengandung
hardener paling banyak akan menghasilkan struktur yang
lebih keras sehingga ketinggian pantulannya besar.
Dari data uji panas polimer B diketahui bahwa semakin
banyak penambahan hardener pada resin maka semakin
lama polimer tersebut berubah keadaan (meleleh atau
gosong). Berdasarkan uji panas, ketiga jenis polimer

14
(polimer B dengan penambahan 2, 4, dan 6 tetes hardener)
mengalami perubahan warna menjadi coklat (gosong) akibat
pemanasan sehingga polimer B tersebut dapat digolongkan
dalam jenis polimer termoset.
Dari data uji panas PVC, PVC yang terkena panas
berubah fasa menjadi cari (meleleh) tanpa mengalami
kegosongan atau kecoklatan. Sehingga dapat disimpulkan
jika PVC adalah polimer jenis termoplas yang titik lelehnya
rendah namun dapat difabrikasi ulang karena PVC yang
mencair tidak menjadi gosong dan elastis.

15
Halaman ini sengaja dikosongkan

16
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis data yang didapatkan dari
praktikum, didapatkanlah dapat disimpulkan bahwa:
a. Bahan polimer memiliki karakteristik densitas yang
rendah dibandingkan dengan logam dan keramik,
rasio kekuatan terhadap berat (strength to weight)
yang baik untuk beberapa jenis polimer, ketahanan
korosi yang tinggi, dan konduktivitas listrik dan
panas yang rendah.
b. Polimer termoplas memiliki sifat dapat berubah fasa
akibat peningkatan suhu dan polimer termoset tidak
mengalami perubahan fasa akibat peningkatan suhu.
c. Polimer dapat dibedakan menjadi termoplas atau
termoset dengan melakukan uji pantul dan uji panas,
semua bahan uji yang digunakan pada percobaan
merupakan termoplas.

5.2 Saran
Adapun saran untuk praktikum ini adalah sebagai
berikut.
a. Seharusnya menggunakan wadah khusus dalam
pada saat membuat polimer agar bentuk polimer
seragam.
Seharusnya digunakan wadah yang bersih (tidak ada bekas
polimer) pada saat memanaskan polimer.

17
18

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2015. Modul Praktikum P-2 Rekayasa Bahan.


Surabaya: Laboratorium Rekayasa Bahan Teknik
Fisika ITS
Callister Jr,William D. 2015 . Fundamentals of Materials
Science and Engineering 5th Edition. USA : John
Wiley & Sons, Inc.

18
19

LAMPIRAN

RESUME JURNAL PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI


POLIMER HIBRID POLI(TRIMETOKSISILIL PROPIL
METAKRILAT)

Oleh : PINA PITRIANA, NORMAN SYAKIR, FITRILAWATI


Jurusan Fisika, FMIPA, UNPAD
RAHMAT HIDAYAT
Laboratorium Magnetik dan Fotonik, Jurusan Fiska,ITB

Polimer hibrid adalah gabungan dari polimer organik dan


anorganik polimer hibrid diharapkan memiliki gabungan keunggulan
dari polimer organik dan polimer anorganik, seperti stabilitas termal,
resistansi kimia, dan ketahanan terhadap cuaca yang baik. Polimer hibrid
diharapkan pula dapat dimodifikasi melalui variasi struktur dan macam
molekul pembentuknya. Polimer hibrid yang digunakan atau dibuat pada
jurnal ini adalah poli(trimetil propil metakrilat).
Eksperimen dimulai dari melarutkan monomer dalam etano,
kemudian diaduk hingga satu fasa, lalu ditambahkan akuades dan
diaduk. Setelah larutan terbentuk, ditambahkan HCl. Hasilnya adalah gel
transparan. Setelah itu gel transparan tersebut dipurifikasi untuk
menghilangkan sisa monomer, air dan katalis. Film tipis prekursor
polimer hibrid pada substrat silikon dibuat dengan teknik spin-casting.
Untuk mendapatkan polimer hibrid, film prekursor tersebut
dikenakan proses fotopolimerisasi dengan menggunakan fotoinisiator
Irgacure 819. Karakterisasi polimer hibrid tersebut dilakukan dengan
menggunakan spektroskopi FT-IR. Hasil pengukuran dengan
spektroskopi FT-IR menunjukkan telah terbentuknya rantai utama
anorganik (-O-Si-O-) dan ikat silang organik (-C-C-), yang
mengindikasikan berhasilnya pembuatan polimer hibrid.

19

Anda mungkin juga menyukai