A. DEFINISI
berlebihan dalam rongga pleura. Efusi pleura dapat disebabkan antara lain
dan infeksi virus maupun bakteri (Ariyanti, 2003). Efusi pleura adalah suatu
produksi dan absorpsi di kapiler dan pleura viseralis (Lippincutt Williams &
Wilkins, 2012). Efusi pleura adalah pengumpulan cairan dalam ruang pleura
Jadi, efusi pleura merupakan penimbunan cairan yang timbul dirongga antara
B. KLASIFIKASI
(atelektaksis akut).
Ciri-ciri cairan:
1) Serosa jernih
4) Protein < 3%
hydrothorax, penyebabnya:
1) Payah jantung
6) Atelektasis,
7) Sirosis
8) Sindrom Nefrotik
9) Dialysis Peritoneum
Eksudat ini terbentuk sebagai akibat penyakit dari pleura itu sendiri yang
4) LDH cairan pleura lebih besar daripada 2/3 batas atas LDH serum
normal
2) Infark paru
3) Pneumonia
4) Pleuritis virus
C. ETIOLOGI
superior.
a. Gagal jantung
d. Pneumonia
e. Tuberculosis
f. Emboli paru
g. Tumor
h. Cidera di dada
prokarbazin).
kurang baik.
PATOFISIOLOGI
Dalam keadaan normal tidak ada rongga kosong antara pleura parietalis
dan pleura vicelaris, karena di antara pleura tersebut terdapat cairan antara 1
sehingga pleura tersebut mudah bergeser satu sama lain. Di ketahui bahwa
dapat terjadi karena adanya tekanan hidrostatik pada pleura parietalis dan
oleh system limfatik dan hanya sebagian kecil diabsorbsi oleh system kapiler
antara produksi dan absorbsi. Keadan ini bisa terjadi karena adanya tekanan
primer. Dari infeksi primer ini akan timbul peradangan saluran getah bening
menuju hilus (Limfangitis local) dan juga diikuti dengan pembesaran kelenjar
paru melalui focus subpleura yang robek atau melalui aliran getah bening.
Sebab lain dapat juga dari robeknya pengkejuan kearah saluran getah bening
eksudat, yaitu berisi protein yang terdapat pada cairan pleura tersebut karena
kegagalan aliran protein getah bening. Cairan ini biasanya serous, kadang –
bias mengandung leukosit antara 500 – 2000. Mula – mula yang dominan
adalah sel – sel polimorfonuklear, tapi kemudian sel limfosit, Cairan effusi
bukanlah karena adanya bakteri tubukolosis, tapi karena akibat adanya effusi
pleura dapat menimbulkan beberapa perubahan fisik antara lain : Irama
asimetris, dada yanbg lebih cembung, fremitus raba melemah, perkusi redup.
Selain hal – hal diatas ada perubahan lain yang ditimbulkan oleh effusi pleura
yang diakibatkan infeksi tuberkolosa paru yaitu peningkatan suhu, batuk dan
PATHWAY
3) Deviasi trachea menjauhi tempat yang sakit dapat terjadi, jika terjadi
5) Didapati segitiga Garland yaitu daerah yang pada perkusi redup, timpani
F. KOMPLIKASI
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Rontgen dada
2. CT scan dada
3. USG dada
cairan.
4. Torakosentesis
5. Biopsi
ditentukan.
6. Bronkoskopi
atau PA paling tidak cairan dalam rongga pleura sebanyak 300 ml.
keganasan
H. PENATALAKSANAAN MEDIS
penderita, tensi dan nadi. Makin lemah keadaan umum penderita makin
aspirasi :
a. Trauma
b. Mediastinal Displacement
hipoproteinemia.
Pada aspirasi pleura yang berulang kali dalam waktu yang lama
banyak
3. Penggunaan Obat-obatan
yaitu :
4. Thoracosintesis
gagal.
5. Radiasi
tumor mediastinum..
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas Pasien
Pada tahap ini perawat perlu mengetahui tentang nama, umur, jenis
b. Keluhan Utama
berupa : sesak nafas, rasa berat pada dada, nyeri pleuritik akibat
iritasi pleura yang bersifat tajam dan terlokasilir terutama pada saat
tandatanda seperti batuk, sesak nafas, nyeri pleuritik, rasa berat pada
predisposisi.
e. Riwayat Penyakit Keluarga
f. Riwayat Psikososial
kesehatan.
timbulnya penyakit.
abdomen.
i. Pola eliminasi
2) Karena keadaan umum pasien yang lemah, pasien akan lebih banyak
1) Adanya nyeri dada, sesak nafas dan peningkatan suhu tubuh akan
pasien.
2) Sistem Respirasi
dyspneu.
yang jumlah cairannya > 250 cc. Disamping itu pada palpasi juga
yang sakit.
3) Sistem Cardiovasculer
ictuscordis.
atau gallop dan adakah bunyi jantung III yang merupakan gejala
vesikaurinarta, tumor).
5) Sistem Neurologis
pendengaran,
6) Sistem Muskuloskeletal
7) Sistem Integumen
tidaknya lesi pada kulit, pada pasien dengan efusi biasanya akan
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
DIAGNOSA
NO NOC NIC
KEPERAWATAN
1 Bersihan Jalan Nafas NOC : NIC :
tidak Efektif 1. Respiratory status : Ventilation Airway suction
berhubungan dengan 2. Respiratory status : Airway 1. Pastikan kebutuhan oral / tracheal
adanya akumulasi patency suctioning
sekret jalan napas 3. Aspiration Control 2. Auskultasi suara nafas sebelum dan
Kriteria Hasil : sesudah suctioning.
1. Mendemonstrasikan batuk 3. Informasikan pada klien dan
efektif dan suara nafas yang keluarga tentang suctioning
bersih, tidak ada sianosis dan 4. Minta klien nafas dalam sebelum
dyspneu (mampu suction dilakukan.
mengeluarkan sputum, 5. Berikan O2 dengan menggunakan
mampu bernafas dengan nasal untuk memfasilitasi suksion
mudah, tidak ada pursed nasotrakeal
lips) 6. Gunakan alat yang steril sitiap
2. Menunjukkan jalan nafas melakukan tindakan
yang paten (klien tidak 7. Anjurkan pasien untuk istirahat dan
merasa tercekik, irama nafas, napas dalam setelah kateter
frekuensi pernafasan dalam dikeluarkan dari nasotrakeal
rentang normal, tidak ada 8. Monitor status oksigen pasien
suara nafas abnormal) 9. Ajarkan keluarga bagaimana cara
3. Mampu mengidentifikasikan melakukan suksion
dan mencegah factor yang 10. Hentikan suksion dan berikan
dapat menghambat jalan oksigen apabila pasien
nafas menunjukkan bradikardi,
peningkatan saturasi O2, dll.
Airway Management
1. Buka jalan nafas, guanakan
teknik chin lift atau jaw thrust
bila perlu
2. Posisikan pasien untuk
memaksimalkan ventilasi
3. Identifikasi pasien perlunya
pemasangan alat jalan nafas
buatan
4. Pasang mayo bila perlu
5. Lakukan fisioterapi dada jika
perlu
6. Keluarkan sekret dengan batuk
atau suction
7. Auskultasi suara nafas, catat
adanya suara tambahan
8. Lakukan suction pada mayo
9. Berikan bronkodilator bila perlu
10. Berikan pelembab udara Kassa
basah NaCl Lembab
11. Atur intake untuk cairan
mengoptimalkan keseimbangan.
12. Monitor respirasi dan status O2
Terapi Oksigen
1. Bersihkan mulut, hidung dan secret
trakea
2. Pertahankan jalan nafas yang paten
3. Atur peralatan oksigenasi
4. Monitor aliran oksigen
5. Pertahankan posisi pasien
6. Onservasi adanya tanda tanda
hipoventilasi
7. Monitor adanya kecemasan pasien
terhadap oksigenasi
Vital sign Monitoring
1. Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
2. Catat adanya fluktuasi tekanan
darah
3. Monitor VS saat pasien berbaring,
duduk, atau berdiri
4. Auskultasi TD pada kedua lengan
dan bandingkan
5. Monitor TD, nadi, RR, sebelum,
selama, dan setelah aktivitas
6. Monitor kualitas dari nadi
7. Monitor frekuensi dan irama
pernapasan
8. Monitor suara paru
9. Monitor pola pernapasan abnormal
10. Monitor suhu, warna, dan
kelembaban kulit
11. Monitor sianosis perifer
12. Monitor adanya cushing triad
(tekanan nadi yang melebar,
bradikardi, peningkatan sistolik)
13. Identifikasi penyebab dari
perubahan vital sign
Nutrition Monitoring
1. BB pasien dalam batas normal
2. Monitor adanya penurunan berat
badan
3. Monitor tipe dan jumlah aktivitas
yang biasa dilakukan
4. Monitor interaksi anak atau
orangtua selama makan
5. Monitor lingkungan selama makan
6. Jadwalkan pengobatan dan
tindakan tidak selama jam makan
7. Monitor kulit kering dan perubahan
pigmentasi
8. Monitor turgor kulit
9. Monitor kekeringan, rambut
kusam, dan mudah patah
10. Monitor mual dan muntah
11. Monitor kadar albumin, total
protein, Hb, dan kadar Ht
12. Monitor makanan kesukaan
13. Monitor pertumbuhan dan
perkembangan
5. Kurang pengetahuan NOC : NIC :
berhubungan dengan Kowlwdge : disease process Teaching : disease Process
informasi yang tidak Kowledge : health Behavior 1. Berikan penilaian tentang tingkat
adekuat mengenai Kriteria Hasil : pengetahuan pasien tentang proses
proses penyakit dan 1. Pasien dan keluarga penyakit yang spesifik
pengobatan menyatakan pemahaman 2. Jelaskan patofisiologi dari penyakit
tentang penyakit, kondisi, dan bagaimana hal ini berhubungan
prognosis dan program dengan anatomi dan fisiologi,
pengobatan dengan cara yang tepat.
2. Pasien dan keluarga mampu 3. Gambarkan tanda dan gejala yang
melaksanakan prosedur yang biasa muncul pada penyakit,
dijelaskan secara benar dengan cara yang tepat
3. Pasien dan keluarga mampu 4. Gambarkan proses penyakit,
menjelaskan kembali apa dengan cara yang tepat
yang dijelaskan perawat/tim 5. Identifikasi kemungkinan
kesehatan lainnya penyebab, dengna cara yang tepat
6. Sediakan informasi pada pasien
tentang kondisi, dengan cara yang
tepat
7. Hindari harapan yang kosong
8. Sediakan bagi keluarga informasi
tentang kemajuan pasien dengan
cara yang tepat
9. Diskusikan perubahan gaya hidup
yang mungkin diperlukan untuk
mencegah komplikasi di masa yang
akan datang dan atau proses
pengontrolan penyakit
10. Diskusikan pilihan terapi atau
penanganan
11. Dukung pasien untuk
mengeksplorasi atau
mendapatkan second opinion
dengan cara yang tepat atau
diindikasikan
12. Eksplorasi kemungkinan sumber
atau dukungan, dengan cara yang
tepat
13. Rujuk pasien pada grup atau
agensi di komunitas lokal, dengan
cara yang tepat
14. Instruksikan pasien mengenai
tanda dan gejala untuk
melaporkan pada pemberi
perawatan kesehatan, dengan cara
yang tepat
DAFTAR PUSTAKA
Alfarisi. 2010. Definisi dan Klasifikasi Efusi Pleura. Diakses pada tanggal 8
klasifikasi-efusi-pleura.html
Brunner & Suddart, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Vol 3, Edisi
Lippincutt, Williams & Wilkins. 2012. Kapita Selekta Penyakit dengan Aplikasi
Smeltzer C Suzanne. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah, Brunner and