PENCAMPURAN BETON
Operasi pencampuran terdiri dari rotasi atau pengadukan yang tujuannya untuk menyelimuti permukaan
semua partikel agregat dengan pasta semen dan mencampur semua bahan dasar beton menjadi suatu
bahan yang uniform.
Sebelum melaksanakan proses pencampuran beton, perlu dilakukan prosedur battering yaitu
memasukkan sejumlah mortar kedalam drum agar dinding dalamnya terlapisi mortar.
Ukuran mixer dinyatakan oleh volume beton setelah pemadatan. Volume bahan dasar beton dalam
keadaan lepas sebelum dicampur 50 % lebih besar dari volume campuran adukan beton. Volume mixer
bervariasi antara 0,04 m3 (untuk laboratorim) sampai 7,6 m3.
Pengisian Mixer
Biasanya air dalam jumlah sedikit dimasukkan terlebih dahulu kedalam mixer dan diikuti oleh material
solid ( agregat kasar, agregat halus dan semen) kemudian sebagian air juga dimasukkan pada saat ini.
Sisanya dimasukkan setelah material solid selesai dimasukkan. Pada kondisi kadar air agregat lebih kecil
dari peresapannya, apabila digunakan bahan penambah kimia pada campuran beton maka sebaiknya
bahan penambah tidak dicampur sekaligus dengan air pencampur beton tersebut. Namun sebagian air
(sekitar 50 %) tanpa bahan penambah dimasukkan terlebih dahulu kemudian sisanya dicampur dengan
bahan penambah dan dimasukkan pada bagian akhir.
Lama Pencampuran
Mixer beton biasanya didisain dengan kecepatan 15-20 rotasi permenit. Namun dilapangan kecepatan
mixer kadang-kadang ditambah dan waktu pengadukan dikurangi. Hal ini dapat mengurangi kualitas
beton. Sebaliknya pengadukan yang terlalu lama dapat mengakibatkan kurangnya produksi beton dan
bertambahnya bahan bakar. Disamping itu pencampuran yang terlalu lama akan mengakibatkan
terjadinya penguapan, sehingga kelecakan akan berkurang. Efek sekunder adalah hancurnya agregat
yang lemah sehingga gradasinya menjadi lebih halus dan kelecakan menjadi berkurang.
Lamanya pencampuran minimum yang disarankan ACI 304 & ASTM, ditunjukkan pada Tabel 6.1.
31
Lamanya pencampuran dihitung mulai saat dimana material solid telah seluruhnya dimasukkan kedalam
mixer.
4. Tabrakan antara campuran beton dengan cetakan atau tulangan harus dihindarkan agar posisi
cetakan/tulangan tidak berubah. Penggunaan pipa tremi menjamin penampang beton secara tepat pada
posisinya dan segregasi menjadi minimum.
2. Berguna bagi lapangan yang sempit atau pada konstruksi jalan raya dimana terdapat kurang tempat
untuk mixing plant dan penumpukan agregat.
3. Penggunaan truk agitator menjamin tranportasi, menghindarkan segregasi dan mempertahankan
kelecakan.
Ada dua katagori utama beton ready mixed
1. Central mixed, pencampuran dilakukan pada central plant kemudian beton diangkut dalam agitator
truck.
2. Transit mixed, material ditakar pada central plant tetapi dicampur dalam truk. Transit mixed ini
biasanya dilakukan pada pengangkutan dengan perjalanan yang agak lama. atau terjadi kerusakan pada
central mixed.
Kecepatan agitasi sekitar 2-6 rpm, kecepatan pencampuran sekitar 4-16 rpm.
Batas pencampuran dan agitasi sebesar 300 revolusi atau beton harus dicorkan dalam waktu 1,5 jam
(ASTM)
Admixtures (Bahan Penambah)
Sejalan dengan perkembangan teknologi yang menuntut adanya kualitas beton yang lebih baik, maka
diupayakan berbagai cara untuk meningkatkan sifat-sifat mekanik beton antara lain kekuatan, kelecakan
(workability), keawetan, kepadatan dan lain-lain. Untuk itu alternatif yang ditempuh adalah
menggunakan bahan admixture, dapat berupa chemical admixture atau mineral admixture
Admixture adalah bahan yang ditambahkan pada campuran pada tahap pencampuran adukan beton
sedangkan bahan additive adalah bahan yang ditambahkan pada semen pada tahap pembuatannya.
ini beralasan karena secara mekanik abu terbang akan mengisi rongga antara butiran semen dan secara
kimiawi akan memberikan sifat hidraulik pada kapur mati yang dihasilkan dari hidrasi.
Peran Silica Fume pada Beton
Silica fume diproduksi melalui proses pemanasan listrik pada suhu yang sangat tinggi dari bahan pasir
kwarsa. Akibat pemanasan, maka terjadi uap yang membawa partikel-partikel selanjutnya
partikel-partikel tersebut dikumpulkan menjadi satu yang disebut silica fume. Silica Fume akan
menyebabkan adukan beton menjadi lebih kohesif dan cenderung mencegah terjadinya segregasi pada
adukan. Sedangkan pada beton keras silica fume berfungsi untuk mengisi rongga antara abu terbang dan
semen sekaligus bereaksi dengan kapur mati sehingga terjadi tambahan C-H-S gel dan kekuatan. Dengan
demikian keberadaan silica fume akan mengurangi porositas beton dan meningkatkan kepadatan beton.