Anda di halaman 1dari 12

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwa

http://www.foxitsoftware.com For evaluation on

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


I.1.1 Sejarah

Kalsium laktat merupakan salah satu bentuk garam yang


berasal dari asam laktat yang banyak digunakan sebagai bahan
baku berbagai industri.
Proses untuk produksi kalsium laktat putih telah
dikembangkan oleh Daly, Walsh, dan Nedle. Ciri – ciri khusus
dari proses ini adalah penggunaan susu denaturasi sebagai nutrien
dan kecepatan pengeringan dari produksi kalsium laktat.
Secara komersil produksi kalsium laktat dari bahan whey
baru dimulai pada tahun 1881, ketika CE. Avery untuk pertama
kali mendirikan pabrik asam laktat dan kalsium laktat di
Littlecowa, Mossachuset. Proses pembuatan dari kalsium laktat
dikenal dengan dua cara yaitu dengan cara kimia dan fermentasi.
Proses pembuatan secara kimia lebih dulu ditemukan oleh Reix
Blondeau pada tahun 1947 dengan menggunakan bakteri
Lactobacillus dari bahan Whey. Tetapi Lister mengidentifikasi
bahwa Streptococcus lactis merupakan spesies yang mampu
memproduksi asam yang berguna sebagai bahan baku susu.
Tetapi Streptococcus lactis hanya mampu hidup secara relatif
pada suhu rendah sekitar 30oC, yaitu pada suhu di mana
organisme lain mampu hidup.
Pada waktu yang sama Delbruck menemukan bahwa
fermentasi dapat terjadi pada suhu yang tinggi. Species yang
pertama kali ditemukan oleh Delbruck yang mampu beradaptasi
pada suhu yang tinggi adalah Lactobacillus delbrueckii yang
kemudian oleh Leichmann diberi nama Bacillus delbrueckii dan
diganti namanya menjadi genus Lactobacillus oleh Beijerinck.
Species ini mampu hidup dan melakukan fermentasi pada suhu
sekitar 45o-50oC, dimana pada suhu ini hanya sedikit
mikroorganisme yang dapat hidup. Seiring meningkatnya
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwa
http://www.foxitsoftware.com For evaluation on

kebutuhan akan kalsium laktat, para ilmuwan mencari cara atau


pengembangan yang lebih luas untuk memproduksi kalsium
laktat. Pada tahun 1949, ditemukan proses pembuatan kalsium
laktat dari bahan baku molasses (tetes) dengan cara fermentasi.
(Prescott and Dunn, 1959). Oleh karena adanya pengembangan
ilmu pengetahuan yang begitu pesat, maka diupayakanlah proses
pembuatan kalsium laktat ini menggunakan bahan baku lainnya
seperti dari corn sugar, kentang, cheese whey dll.
Sejak tahun 1998 asam laktat dan kalsium laktat
diproduksi oleh 2 produsen yaitu Clinton Corn Production dan
Monsant Production. Pada tahun 2001 telah dikembangkan
berbagai produk asam laktat dan kalsium laktat. Sejalan dengan
meluasnya penggunaan kalsium laktat maka pendirian pabrik ini
diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dalam berbagai
pemanfaatan dalam industri dari bahan yang mudah diperoleh dan
dengan biaya yang murah sehingga dapat dihasilkan produk
dengan nilai ekonomis yang lebih baik.
Dari berbagai macam bahan baku yang dapat digunakan dalam
proses produksi kalsium laktat, maka digunakan tetes tebu (cane
molasses) sebagai bahan baku proses produksi kalsium laktat.
Pemilihan ini didasarkan bahwa ketersediaan tetes tebu sebagai
bahan baku sangat besar di Indonesia dan mudah didapat.
Produksi tetes tebu pada 2001-2005 rata-rata mencapai
967.072.985. (BPS, 2005)
Selain itu, dibandingkan bahan baku lain yang dapat
digunakan sebagai kalsium laktat, tetes tebu memiliki nilai
ekonomis yang lebih baik. Hal lain yang menjadi dasar per-
timbangan pemilihan tetes tebu adalah untuk memanfaatkan
produk samping dari pabrik gula ini menjadi produk dengan nilai
ekonomis yang lebih baik. Selama ini tetes tebu telah
dimanfaatkan dalam pembuatan alkohol, MSG, pupuk, biethanol
dan lain-lain.
Data import kalsium laktat yang diperoleh dari Badan
Pusat Statistik menunjukkan bahwa dari lima tahun terakhir
kebutuhan import mengalami kenaikan. Hal ini dikarenakan
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwa
http://www.foxitsoftware.com For evaluation on

belum adanya pabrik yang memproduksi kalsium laktat sehingga


belum mampu mencukupi kebutuhan dalam negeri. Maka untuk
memenuhi kebutuhan tersebut indonesia harus meng-import dari
luar negeri. Pemanfaatan molasses sebagai bahan baku pembuatan
kalsium laktat merupakan salah satu cara untuk mengurangi
import kalsium laktat sehingga dapat meningkatkan devisa
negara. Pabrik kalsium laktat ini direncanakan untuk memenuhi
kebutuhan dalam negeri. Dimana produk nantinya diutamakan
untuk memenuhi kebutuhan pasar nasional yang masih potensial
(import oriented).

Tabel 1.1.1 Data Import Kalsium Laktat Tahun 2003 – 2007


di Indonesia
Tahun Jumlah (kg)
2003 761.005
2004 919.475
2005 1.240.507
2006 1.383.239
2007 1.367.995
(BPS, 2007)

Menghitung kebutuhan kalsium laktat :


Dari data impor diatas dapat dihitung perkiraan kapasitas
pabrik yang didirikan pada tahun 2011 sebagai berikut:
Konsumsi = Import + Produksi – Eksport
= 1.367.995 + 0 - 0
= 1.367.995 kg/tahun
Kapasitas = 80 % x konsumsi
= 80 % x 1.367.995
= 3.316 kg/hari
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwa
http://www.foxitsoftware.com For evaluation on

Dikarenakan belum adanya pabrik kalsium laktat di


Indonesia maka konsumsi kalsium laktat di Indonesia sama
dengan import kalsium laktat. Direncanakan untuk membuat
pabrik kalsium laktat baru pada tahun 2011 dengan kapasitas 80%
dari konsumsi kalsium laktat di Indonesia yaitu sebesar 3.316
kg/hari. Dengan masa kerja dalam satu tahun dianggap 330 hari
kerja.
Lokasi pabrik kalsium laktat direncanakan berdiri di
daerah Malang, Jawa Timur, dimana di daerah ini banyak terdapat
pabrik gula seperti PG Candi, PG Kebon Agung dan PG Krebet.
Hal ini didasarkan bahwa latar belakang pendirian pabrik kalsium
laktat adalah merupakan diversifikasi produk yang berbahan baku
molasses. Selain itu juga Malang memiliki fasilitas transportasi
yang cukup bagus. Sistem utilitas utama yang digunakan yaitu air
sungai diperoleh dari sumber-sumber air di Malang terutama
Sungai Brantas.
Tabel 1.1.2 Data Produksi Tetes Tahun 2003 – 2007 di
Jawatimur
Tahun Produksi Tetes (kg)
2001 563.372.936
2002 686.061.639
2003 1.802.997.569
2004 1.049.620.576
2005 733.312.204
(BPS, 2005)

I.2 Dasar Teori


Tanaman tebu merupakan bahan utama bagi pabrik gula.
Tebu cocok ditanam dibeberapa daerah di Indonesia karena
daerah tersebut memenuhi kriteria yang diperlukan tebu untuk
mendapatkan pertumbuhan yang baik, karena daerahnya tropis,
mempunyai curah hujan yang cukup dan terkena sinar matahari
yang cukup pula. Tanaman ini termasuk jenis rumput-rumputan.
Tanaman tebu memiliki waktu pertumbuhan selama 12 hingga 18
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwa
http://www.foxitsoftware.com For evaluation on

bulan di iklim tropis dan biasanya dipanen pada bulan Januari


hingga Agustus. Tebu sebagai bahan baku produksi gula dipanen
hanya pada bulan kemarau dimana konsentrasi gula di dalam tebu
lebih besar. Oleh karena itu pabrik gula hanya beroperasi pada
bulan kemarau. Pada saat tidak beroperasi, pabrik dimaintenance
untuk mengentisapasi segala kerusakan yang mungkin terjadi.
Di Indonesia tebu banyak dibudidayakan di pulau Jawa dan
Sumatra.
Di dalam klasifikasi tumbuh – tumbuhan, tanaman tebu
termasuk :
¬ suku : graminae (rumput – rumputan)
¬ famili : Bear grassen
¬ golongan : saccharum / saccharus
¬ species : saccarum officinarum

Tebu cocok pada daerah yang mempunyai ketinggian


tanah 1 sampai 1300 meter di atas permukaan laut. Di Indonesia
terdapat beberapa jenis tebu, di antaranya tebu (Cirebon) hitam,
tebu kasur, POJ 100, POJ 2364, EK 28, POJ 2878. Setiap jenis
tebu memiliki ukuran batang serta warna yang berlainan. Tebu
termasuk tumbuhan berbiji tunggal. Tinggi turnbuhan tebu
berkisar 2-4 meter. Batang pohon tebu terdiri dari banyak ruas
yang setiap ruasnya dibatasi oleh buku-buku sebagai tempat
duduknya daun. Diameter batang 2 – 5 cm, bentuk batang kurus
tinggi, dan warna batang bervariasi dari hijau ke kuning
kecoklatan. Bentuk daun tebu berwujud belaian dengan pelepah.
Panjang daun dapat mencapai panjang 1-2 meter dan lebar 4-8
centimeter dengan permukaan kasar dan berbulu. Bunga tebu
berupa bunga majemuk yang berbentuk m,-t 1 ai di puncak
sebuah poros gelagah. Sedang akarnya berbentuk serabut.
Daun tebu yang kering adalah biomassa yang mempunyai
nilai kalori cukup tinggi. Ibu-ibu di pedesaan sering memakai
dadhok itu sebagai bahan bakar untuk memasak; selain
menghemat minyak tanah yang makin mahal, bahan bakar ini
juga cepat panas. Dalam konversi energi pabrik gula, daun tebu
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwa
http://www.foxitsoftware.com For evaluation on

dan juga ampas batang tebu digunakan untuk bahan bakar boiler,
yang uapnya digunakan untuk proses produksi dan pembangkit
listrik. (http://id.www.litbang.deptan.go.id)
Untuk pembuatan gula, batang tebu yang sudah dipanen
diperas dengan mesin pemeras (mesin press) di pabrik gula.
Sesudah itu, nira atau air perasan tebu tersebut disaring, dimasak,
dan diputihkan sehingga menjadi gula pasir yang kita kenal. Dari
proses pembuatan tebu tersebut akan dihasilkan gula 5%, ampas
tebu 90% dan sisanya berupa tetes (molasse) dan air.
Komposisi tetes tebu sebagai bahan utama pembuatan
kalsium laktat adalah sebagai berikut :
Tabel 1.2.1 Komposisi Tetes Tebu
Komponen Jumlah
Sukrosa 40 %
Fruktosa 12 %
Glukosa 9%
Air 25 %
Abu 7,5 %
Crude Protein 0,5 %
Total 100 %
(Jonh Wiley, 1993)
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwa
http://www.foxitsoftware.com For evaluation on

Gambar 1.2.1 Tetes Tebu

Molasses adalah sirup terakhir dari nira yang telah


mengalami pengolahan di pabrik gula dan telah dipisahkan
gulanya melalui kristalisasi berulang sehingga sudah tidak
mungkin lagi menghasilkan kristal gula dengan cara kristalisasi
konvensional. Bentuknya cairan, mirip kecap dengan aroma khas
dan molasses memiliki kadar gula yang masih tinggi yaitu ± 35%.
Di Indonesia pabrik gula menggiling tebu hanya 6 bulan terkait
dengan pasokan bahan baku. Tebu Saccharum offitinarum siap
panen pada umur minimal 12 bulan. Harga beli molasses saat ini
Rp700/kg. Molasses biasanya dimanfaatkan sebagai bahan baku
proses fermentasi dan isolasi bahan-bahan non-gula.
Harga molasses yang sepertiga harga gula pasir
merupakan potensi ekonomi yang sangat besar. Sukrosa dalam
molasses tidak dapat lagi dikristalisasi secara konvensional
karena adanya pengotor dan viskositas tetes tebu yang sangat
tinggi. Agar molasses dapat
diolah kembali menjadi sukrosa maka pengotor terbanyak dalam
molasses seperti abu dan
zat warna yang perlu dihilangkan.
Senyawa inorganik non gula digolongkan ke dalam abu.
Jumlah abu dan komposisinya pada tebu tergantung pada tanah
dan kondisi cuaca. Semakin sedikit kadar abu / garam dalam
nira, semakin besar perolehan gula yang didapatkan. Zat warna
yang terkandung dalam molasses berasal dari: zat warna alami
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwa
http://www.foxitsoftware.com For evaluation on

tanaman, hasil dekomposisi termal, dan hasil reaksi gula


pereduksi dengan zat-zat lain di dalam tetes tebu. Zat warna pada
tetes tebu umumnya bersifat anionik. Zat warna dominan yang
terdapat dalam molasses antara lain: material caramel (berwarna
coklat kehitaman), polyphenol-iron kompleks (berwarna kuning
kehijauan), dan melanoidines.
(http://id.wikipedia.org/wiki/molasses)

I.3 Kegunaan Kalsium Laktat


Kalsium laktat banyak digunakan sebagai bahan baku
pada berbagai industri serta pengadaannya didatangkan dari luar
negeri (kalsium laktat) secara garis besarnya adalah sebagai
berikut :
Industri farmasi : sebagai obat – obatan.
Industri makanan : sebagai pembangkit (baking powder) pada roti
atau makanan dan untuk keperluan minuman.
Peternakan : sebagai campuran makanan ternak petelor.
(Prescott and Dunn, 1959)

I.4 Sifat Fisika dan Kimia


I.4.1 Sifat Fisika dan Kimia Bahan Baku Utama
• Molasses
Bentuk, warna : Kental, Coklat kehitaman
pH : 5,3
Titik beku : ≤ -18oC
Specific Gravity : 1,4
Titik Didih : 107oC
Kelarutan dalam Air : Sangat larut
Viscositas : 4,323 Cp
Panas Spesifik : 0,5 kkal/kg 0C
Densitas : 1,47 gr/ml

I.4.2 Sifat Fisika dan Kimia Bahan Baku Pendukung


• Asam Sulfat
Rumus molekul : H2SO4
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwa
http://www.foxitsoftware.com For evaluation on

Berat moleku : 98,072


Sifat : Korosif dan reaktif, tidak berwarna atau
berwarna coklat
pH : 0,3 (1 N Solution)
Vapor Pressure : 1 mm Hg @ 145,8 0C
Boiling Point : 3400C
Decomposition Temperature : 340 0C
Density : 1.841
Kelarutan dalam Air : larut

• Kalsium Hidroksida
Rumus molekul : Ca(OH)2
Bentuk : kristal hexagonal, tidak berbau, granular
atau serbuk
Warna : putih
Berat molekul : 74,1
Spesifik grafity : 2,2
Titik leleh : 580 °C.
Mengabsorbsi CO2 ari udara membentuk CaCO3. Sedikit
larut dalam air, glycelor, gula atau pelarut NH4Cl. Larut
dalam asam dengan pemanasan.

• Diamonium Pospat
Rumus molekul : (NH4)2 HPO4
Bentuk :granular atau kristal putih, hitam keabu -
abuan.
Bau : tidak berbau
Titik-Lebur (melting point) : 155°C.
Bulk density : 1000kg/m3, tergantung pada granulometry
Daya larut (solubility) dalam air : 575g/l pada suhu 10°C

• Bakteri Lactobacillus delbrueckii


Berukuran 0,5 – 0,8 x 2,0 – 9,0 mm
Berbentuk batang, tongkat atau cincin
Fakultatif anaerob
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwa
http://www.foxitsoftware.com For evaluation on

Homofermentatif
Non spora
Tumbuh pada suhu 45oC – 50oC
Tumbuh pada pH 5 – 5,5

• Karbon aktif
Berat molekul :12,01
Bentuk : granular / serbuk
Warna : hitam
Boiling point : 4200oC
Melting point : lebih besar dari 3500oC
Densitas : 2.25 gr/ml
Tidak mudah larut dalam air
Bersifat non-polar
Larut dalam minyak
Mudah teroksidasi pada suhu kamar
Angka iod : 136 carbon dan bereaksi dengan asam
(http://www.sciencelab.co.id)

I.4.3 Sifat Fisika dan Kimia Produk


I.4.3.1 Sifat Fisika dan Kimia Produk Utama
Kalsium laktat merupakan salah satu bentuk garam
mempunyai rumus molekul (CH3CHOHCOO)2Ca.5H2O.
Struktur formula kalsium laktat :

H OH O
  ⁄⁄
H  C  C  C  Ca
 
H H

atau,
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwa
http://www.foxitsoftware.com For evaluation on

Gambar I.4.3.1.1 Struktur formula kalsium laktat


(Othmer, Kirk, 1982)

• Kalsium Laktat
Kalsium laktat merupakan garam organik dengan :
Rumus molekul : (CH3CHOHCOO)2Ca.5H2O
Berat molekul : 308,3
Bentuk : serbuk putih
Warna : putih
Bau : hampir tidak berbau
Titik lebur (melting point) : 240 oC
Daya larut (solubility) dalam air : 9 g/100ml pada
suhu 25 oC
Sifat – sifat lain dari kalsium laktat : larut dalam air
tetapi tidak larut dalam alkohol. Pada 1000C akan
kehilangan 3 molekul H2O dan akan kehilangan
semua molekul H2O-nya pada suhu 1250C.

Organisme yang digunakan dalam produksi kalsium


laktat dengan proses fermentasi antara lain Lactobacillus
delbrueckii.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwa
http://www.foxitsoftware.com For evaluation on

Gambar 1.4.3.1.2 Bakteri Lactobacillus delbrueckii


(http://idwikipedia.org/wiki/Lactobacillus)

I.4.3.2 Sifat Fisika dan Kimia Produk Samping


• Kalsium Sulfat
Rumus molekul : CaSO4
Berat molekul : 145
Bentuk : serbuk putih
Warna : putih
Specific Gravity (H2O = 1) : 2.6-3.2
Titik lebur : > 120 º C
pH @ 25 º C : 12
Solubility (H2O) 20°C : 0.2g/100 g solution
(http://www.sciencelab.co.id)

Anda mungkin juga menyukai