Anda di halaman 1dari 25

Air bersih amat dibutuhkan untuk kehidupan.

Namun, tidak seluruh air di dunia ini baik untuk


kesehatan tubuh. Maka dari itu, ada sebagian syarat yang perlu dipenuhi air tersebut supaya jadi air
bersih yang sehat.

Syarat tersebut diantaranya :


1. Tidak memiliki kandungan bakteri, virus, serta parasit berbahaya
2. Tidak memiliki kandungan zat kimia beracun
3. Tidak memiliki kandungan partikel padatan, layaknya debu serta kotoran
4. Tidak berbau, tidak keruh, tidak berwarna, serta tidak berasa
5. Kandungan oksigen terlarut tinggi
6. Keperluan oksigen untuk menguraikan kotoran rendah
7. Kandungan ph netral serta kandungan mineral-mineral terbatas

YOMADA Filter Penjernih Air dengan teknologi terbarunya mampu menghasilkan air bersih yang
memenuhi ketujuh syarat di atas.

http://www.yomadafilter.com/2013/07/7-syarat-air-bersih.html
peraturan tentang air bersih dan air minum

mungkin ada yang bingung tentang banyaknya peraturan peraturan yang keluar dan yg mana
sih yang masih berlaku ? apa yang baru? atau yang lama masih dipake atw dibuang aja????
yuka ah kita lihat peraturan-peraturan tentang air bersih dan air minum yang masih digunakan
sampai saat ini, pelototin yah :D

1. Peraturan Menteri Kesehatan No. 416 Tahun 1990 Tentang : Syarat-syarat Dan
Pengawasan Kualitas Air
pada tahun 90 an Permenkes No 416 ini masih digunain untuk persyaratan kualitas dan
pengawasan air bersih dan air minum namun seiring dengan berjalannya waktu dan
banyaknya perubahan maka peraturan ini masih digunakan namun hanya untuk persyaratan
kualitas air bersihnya aja. trus untuk persyaratan kualitas air minum dan pengawasan nya
gimana??? untuk yang itu kita lihat poin ke 2 yuk :)

2. KEPMENKES No. 907 / 2002 : Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum
nah pada tahun 2002 muncul deh ni kepmenkes no 907 untuk mengganti syarat dan
pengawasan air minum dari permenkes no 416 tahun 1990, jadi ada beberapa perubahan dr
permenkes sebelumnya disini. namun dengan berjalannya waktu maka untuk syarat kualitas
air minum sejal tahun 2010 kepmenkes ini tidak digunakan lagi sebgaai acuan, akan tetapi
untuk pengawasan air minum masih menggunakan kepmenkes no 907 tahun 2002.

3. Peraturan Menteri Kesehatan No. 492 Tahun 2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air
minum
ini dia permenkes terbaru pengganti dari kepmenkes no 907 tahun 2002. yang dipakai sebagai
acuan pada permenkes ini adalah syarat kualitas air minum, sedangkan untk syarat kualitas
air bersih masih menggunakan permenkes 416 tahun 1990 dan untuk pengawasan air minum
masih menggunakan kepmenkes 907 tahun 2002.

jadi semua permenkes dan kepmenkes yang telah dikeluarkan oleh pemerintah masih
digunakan pada saat ini sesuai dengan nilainya masing2 :)
1. Permenkes no 416 tahun 1990 tentang persyaratan kualitas air bersih
2. Kepmenkes no 907 tahun 2002 tentang pengawasan air minum
3. Permenkes no 492 tahun 2010 tentang persyaratan kualitas air minum

http://sherlidankesling.blogspot.com/2012/04/peraturan-tentang-air-bersih-dan-air.html
Syarat Air Bersih, Sudahkah anda mengkonsumsi air yang bersih? dan apakah anda tahu, air
yang bersih itu seperti apa? Berikut kami informasikan keriteria atau syarat air dikatakan
bersih.

Berdasarkan standar peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990


tentang Persyaratan Kualitas Air Bersih terdiri dari:

Persyaratan Fisik:
Kualitas fisik yang dipertahankan atau dicapai bukan hanya semata-mata dengan
pertimbangan dari segi kesehatan saja akan tetapi juga menyangkut keamanan dan dapat
diterima oleh masyarakat pengguna air dan mungkin pula menyangkut segi estetika.

Secara fisik dapat kita lihat bahwa:

 Air harus bersih dan tidak keruh.


 Tidak berwarna Apapun.
 Tidak Berasa Apapun.
 Tidak berbau apapun.
 Suhu antara 10 – 25 c
 Tidak Meninggalkan endapan.

Persyaratan Kimiawi:
Kandungan unsur kimia di dalam air harus mempunyai kadar dan tingkat konsentrasi tertentu
yang tidak membahayakan kesehatan manusia atau mahluk hidup lainnya, pertumbuhan
tanaman, atau tidak membahayakan kesehatan pada penggunaannya dalam industri serta tidak
minumbulkan kerusakan-kerusakan pada instalasi sistem penyediaan air minumnya sendiri.
Beberapa unsur tertentu, sebaliknya diperlukan dalam jumlah yang cukup untuk penciptaan
suatu kondisi air minum yang dapat mencegah suatu penyakit atau kondisi kualitas yang
menguntungkan.

Secara kimiawi antara lain:

 Tidak mengandung bahan kimiawi yang mengandung racun.


 Tidak mengandung zat-zat kimiawi yang berlebihan.
 Cukup Yodium.
 pH air antara 6,5 – 9,2

Dalam hubungannya dengan masalah kualitas kimiawi tersebut di atas pada dasarnya unsur-
unsur kimiawi dapat dibedakan atas 4 golongan:

 Unsur-unsur yang bersifat racun, Unsur-unsur tertentu yang dapat mengganggu


kesehatan.

 Unsur-unsur yang dapat menimbulkan gangguan pada sistem atau penggunaannya


untuk keperluan atau aktivitas manusia.

 Unsur-unsur yang merupakan indikator pengotoran.


Persyaratan Bakteriologi
Dalam persyaratan ini ditentukan batasan tentang jumlah bakteri pada umumnya dan
khususnya bakteri penyebab penyakit (ekoli).

Parameter air bersih secara radiologi:

 Konduktifitas atau daya hantar.


 Pesistifitas.
 PTT atau TDS (kemampuan air bersih untuk menghantarkan arus listrik)

Demikian sedikit informasi dari kami, semoga dapat berguna untuk Anda dalam pemilihan
air bersih, karena dengan membaca artikel ini harapan kami anda dapat memahami Syarat Air
Bersih, sehingga Anda dan keluarga tetap sehat dengan mengkonsumsi air bersih yang benar.

https://jualairhexagonal.wordpress.com/2012/05/08/syarat-air-bersih/
Beberapa Unsur dan Standar Penilaian Baku Mutu Air Bersih
Sebagaimana kita ketahui, air yang telah tercemar menyebabkan penyimpangan standar
kualitas air. Terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan perjadinya perubahan
kualitas air sehingga tidak sesuai lagi dengan standar baku mutu yang dipersyaratkan.
Beberapa faktor penyebab tersebut antara lain :

1. Secara alamiah sumber air yang digunakan mengandung bahan-bahan kimia dalam
jumlah yang berlebihan sehingga memerlukan pengolahan yang lebih sempurna.
2. Air yang telah memenuhi standar kualitas akan dapat tercemar, baik secara alamiah
maupun akibat aktivitas manusia.
3. Kurangnya pengertian individu atau masyarakat yang menggunakan fasilitas air
bersih.

Beberapa komponen dan standar baku pada air bersih meliputi berbagai aspek baik fisik,
kimia, maupun bakteriologis. Beberapa aspek yang dinilai sebagai acuan standar baku air
tersebut meliputi unsur-unsur antara lain :

1. Suhu. Kenaikan suhu menimbulkan beberapa akibat antara lain menurunnya jumlah
oksigen terlarut dalam air, meningkatkan kecepatan reaksi kimia serta terganggunya
kehidupan ikan dan hewan air lainnya. Jika batas suhu yang mematikan terlampaui,
ikan dan hewan air lainnya mungkin akan mati.
2. pH. Nilai pH air yang normal antara 6 – 8, sedangkan pH air terpolusi misalnya air
buangan, berbeda-beda tergantung dari jenis buangannya.
3. Warna, bau dan rasa. Warna air yang tidak normal biasanya menunjukkan adanya
polusi. Warna air dibedakan atas dua macam yaitu warna sejati (true colour) yang
disebabkan oleh bahan-bahan terlarut, dan warna semu (apparent colour), yang selain
disebabkan adanya bahan terlarut juga karena adanya bahan tersuspensi, termasuk di
antaranya yang bersifat koloid. Bau air tergantung dari sumber airnya. Timbulnya bau
pada air secara mutlak dapat dipakai sebagai salah satu indikator terjadinya tingkat
pencemaran air yang cukup tinggi. Air yang normal sebenarnya tidak mempunyai
rasa. Apabila air mempunyai rasa (kecuali air laut), hal itu berarti telah terjadi
pelarutan garam.
4. Kesadahan. Standar kesadahan total adalah 500 mg/l, jika melebihi akan dapat
menimbulkan beberapa resiko seperti : a) mengurangi efektivitas sabun, b)
terbentuknya lapisan kerak pada alat dapur, c) kemungkinan terjadi ledakan pada
boiler, d) sumbatan pada pipa air.
5. Besi (Fe). Dalam jumlah kecil zat besi dibutuhkan oleh tubuh untuk pembentukan sel-
sel darah merah. Kandungan zat besi di dalam air yang melebihi batas akan
menimbulkan gangguan. Standar kualitas ditetapkan 0,1 – 1.0 mg/l.
6. Mangaan (Mn). Tubuh manusia membutuhkan mangaan rata-rata 10 mg/l sehari
yang dapat dipenuhi dari makanan. Mangaan bersifat toksik terhadap organ
pernafasan. Standar kualitas ditetapkan 0,05 – 0,5 mg/l dalam air.
7. Nitrit (NO2) dan Nitrat (NO3). Jumlah nitrat yang besar dalam tubuh cenderung
berubah menjadi nitrit dan dapat membentuk methaemoglobine sehingga dapat
menghambat perjalanan oksigen dalam tubuh, hal ini dapat menyebabkan penyakit
blue baby. Nitrit ádalah zat yang bersifat racun sehingga kehadiran bahan ini dalam
air minum tidak diperbolehkan.
8. Cadmium (Cd). Cadmium merupakan zat beracun yang bersifat akumulasi dalam
jaringan tubuh sehingga dapat menyebabkan batu ginjal, gangguan lambung,
kerapuhan tulang, mengurangi hemoglobin darah dan pigmentasi gigi. Selain itu
cadmium juga bersifat karsinogenik.
9. Timbal (Pb). Timbal sangat berbahaya bagi kesehatan karena cenderung
terakumulasi dalam tubuh, serta meracuni jaringan syaraf.
10. Kekeruhan. Kekeruhan dapat disebabkan oleh banyak faktor, antara lain karena
adanya bahan yang tidak terlarut seperti debu, tanah liat, bahan organik atau
inorganik, dan mikroorganisme air. Akibatnya air menjadi kotor dan tidak jernih
sehingga bakteri pathogen dapat berlindung di dalam atau di sekitar bahan penyebab
kekeruhan.
11. Bakteri coli. Organisme pathogen di perairan merupakan indikasi adanya pencemaran
air. Oleh karena itu organisme pathogen di perairan harus diketahui. Mengingat tidak
mungkin mengindikasikan berbagai macam organisme pathogen, maka pengukuran
pengukurannya menggunakan bakteri-coli sebagai indikator organisme. Standar Coli
pada air bersih ditetapkan sebesar 10 coli/100 ml air.

Referensi, antara lain : Fardiaz,S., 1992. Polusi Air dan Udara. Kanisius.; Sutrisno,T.C. dan
Suciati,E., 2004, Teknologi Penyediaan Air Bersih. Rineka Cipta; Wardhana, A.W., 1999.
Dampak Pencemaran lingkungan. Andi Offset

http://www.indonesian-publichealth.com/2013/08/unsur-standar-baku-mutu-air-bersih.html
Indikator Kualitas Biologis Air Bersih

Mikroorganisme Indikator Kualitas Air dan Syarat Mikrobiologis Air


Bersih

Menurut Effendi (2007), kegiatan industri, domestik, dan kegiatan lainnya dapat berdampak
negatif terhadap sumber daya air, antara lain menyebabkan penurunan kualitas air. Kondisi
demikian dapat menimbulkan gangguan, kerusakan, dan bahaya bagi mahluk hidup yang
bergantung pada sumber daya air. Apabila tidak diperhatikan maka air dari sumber tersebut
diatas akan dapat menimbulkan gangguan terhadap kesehatan manusia baik secara langsung
maupun tidak langsung.

Sesuai Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001, tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, pengendalian pencemaran air adalah upaya
pencegahan dan penanggulangan pencemaran air serta pemulihan kualitas air untuk
menjamin kualitas air agar sesuai dengan baku mutu. Pengendalian pencemaran air dilakukan
untuk menjamin kualitas air agar sesuai dengan baku mutu air melalui upaya pencegahan dan
penanggulangan pencemaran air serta pemulihan kualitas air.

Pengertian pencemaran air , adalah masuk atau dimasukkannya


makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia,
sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat
berfungsi sesuai dengan peruntukannya. Pengendalian pencemaran air adalah upaya
pencegahan dan penangulangan pencemaran air serta pemulihan kualitas air untuk menjamin
kualitas air agar sesuai dengan baku mutu air. Sedangkan yang dimaksud baku mutu air
adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau komponen yang ada atau
harus ada dan atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya di dalam air.

Menurut Sastrawijaya (2000), sumber pencemaran dapat karena sebab alami atau akibat
perbuatan manusia. Pencemaran alami seperti bencana alam antara lain: banjir, gempa bumi
dan gunung meletus. Sumber pencemaran yang berasal dari aktivitas manusia dibedakan
menjadi sumber domestik (rumah tangga) yaitu dari perkampungan, kota, pasar, jalan,
terminal, rumah sakit, san sebagainnya. Sumber non domestik yaitu dari pabrik, industri,
pertanian, peternakan, transportasi, dan sumber-sumber lainnya.

Sementara Mahida (1986), berpendapat bahwa pencemaran air bisa disebabkan oleh
kebiasaan masyarakat yang hidup di sekitar aliran sungai. Dimana masyarakat menggunakan
air sungai untuk keperluan sehari-hari seperti mandi, mencuci, membuang kotoran,
memandikan ternak serta untuk keperluan minum maupun memasak. Banyaknya industri
yang membuang limbahnya ke badan air tanpa pengolahan terlebih dahulu akan mendorong
tingginya tingkat pencemaran air.
Kualitas air ditentukan oleh banyak faktor, yaitu zat yang terlarut, zat yang tersuspensi, dan
mahluk hidup, khususnya jasad di dalam air. Air murni yang tidak mengandung zat terlarut,
tidak baik untuk kehidupan, sebaliknya zat yang terlarut ada yang bersifat racun. Apabila zat
yang terlarut, zat yang tersuspensi dan mahluk hidup dalam air membuat kualitas air menjadi
tidak sesuai untuk kehidupan, air itu disebut tercemar.

Sebagai salah satu sumber utama air bersih masyarakat, menurut Darmono (2006), air tanah
dapat terkontaminasi dari dua sumber yaitu sumber lokal dan regional. Dua sumber utama
kontaminan air tanah adalah kebocoran bahan kimia dari penyimpanan bahan kimia dan
bunker yang disimpan dalam tanah, dan penampungan limbah industri yang ditampung dalam
kolam besar yang terletak diatas sumber air tanah. Perembesan minyak pelumas dari
perbengkelan besar, pompa bensin larutan pembersih dari suatu pabrik, bahan¬bahan kimia
berbahaya yang tersimpan dalam gudang bawah tanah, sangat berperan dalam terjadinya
kontaminasi air tanah mencapai 40% dari sumber air tanah.

Sesuai bunyi Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004, tentang Sumber
Daya Air, air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah
permukaan. Kualitas air tanah tak tertekan pada sumur gali yang dimanfaatkan oleh sebagian
penduduk yang bertempat tinggal di daerah-daerah pusat permukiman di kota-kota besar
dengan tingkat hunian tinggi dan terutama di sekitar lokasi industri dimana kemungkinan
telah terkontaminasi sebagai akibat dari adannya pencemaran limbah yang masuk ke dalam
air tanah tak tertekan.

Syarat fisik kualitas air bersih adalah tidak terasa, tidak berbau dan jumlah zat padat terlarut,
warna, kekeruhan, serta suhu tidak melebihi batas syarat, sedangkan kualitas kimia berarti
kandungan unsur-unsur tertentu baik organik maupun anorganik dalam air tidak kurang dari
batas minimum atau tidak melebihi batas maksimum. Syarat bakteriologis kualitas air bersih
adalah jumlah perkiraan terdekat atau Most Probable Number (MPN) bakteri per 100 ml
sampel maksimal 50 untuk air non perpipaan dan 10 untuk air perpipaan.

Agar kita dapat lebih memahami pola dan dampak pencemaran secara mikrobiologis yang
terjadi pada air bersih, kita harus mengenal karakteristik biologi Air. Manfaat mengenal
karekteristik biologi dari air bersih adalah memastikan apakah ada bakteri pathogen maupun
non pathogen yang berada dalam air bersih. Karakteristik biologi ini diperlukan untuk
mengukur kualitas air terutama bagi air yang dipergunakan sebagai air bersih, air minum
serta untuk keperluan domestik lainnya seperti kolam renang. Selain itu untuk menaksir
tingkat pencemaran air sebelum dimanfaatkan untuk keperluan rumah tangga. Dan
karakteristik utama yang harus kita pahami terkait hal tersebut adalah keberadaan bakteri e
coli dalam air bersih.

Mikroorganisme sebagai Indikator Kualitas Air

Air merupakan pelarut universal sehingga air yang ada di sekitar kita bukanlah air murni,
melainkan mengandung zat-zat terlarut, sebagaimana juga mikro organisme. Istilah
mikroorganisme indikator sebagaimana digunakan dalam analisis air, mengacu pada jenis
mikroorganisme yang kehadirannya dalam air menyebabkan bahwa air tersebut terpolusi
dengan tinja atau hewan berdarah hangat. Artinya terdapat peluang bagi organisme patogen
yang terdapat pada saluran pencernakan, untuk masuk ke dalam air dalam skala besar.
Tingkat pencemaran oleh mikroorganisme di dalam air dapat ditentukan dengan
menggunakan mikroorganisme indikator. Mikroorganisme indikator ini adalah jenis mikroba
yang kehadirannya dapat menjadi petunjuk terdapatnya pencemaran oleh tinja, yang erat
kaitannya dengan kemungkinan terdapat patogen.

Beberapa ciri penting mikroorganisme indikator menurut Alaerts (1987) antara lain:

1. Terdapat dalam air tercemar dan tidak terdapat dalam air yang tidak tercemar;
2. Jumlah mikroorganisme indikator berkorelasi dengan kehadiran bakteri patogen;
3. Mempunyai kemampuan hidup yang lebih lama daripada patogen;
4. Mempunyai sifat yang mantap dan seragam;
5. Tidak berbahaya bagi manusia dan hewan;
6. Terdapat dalam jumlah yang lebih besar daripada patogen, sehingga mudah terdeteksi;
7. Mudah terdeteksi dengan teknik-teknik laboratorium yang sederhana.

Tes dengan mikroorganisme indikator adalah yang paling umum dan dapat dilaksanakan
secara rutin. Tes mikroorganisme untuk air minum yang biasa dilakukan adalah tes bakteri
total Coliform, tes coli total dan tes E. coli. Tes bakteri total memberikan hasil mengenai
jumlah semua bakteri yang ada dalam sampel, sehingga hasil kurang spesifik. Karena bakteri
yang teranalisa bukan hanya berasal dari bakteri tinja melainkan juga dari bakteri-bakteri
tanah, tanaman dan sebagainya.

Bakteri Eschericia coli adalah penghuni normal saluran pencernaan manusia dan hewan
berdarah panas. Bakteri Coliform adalah bakteri berbentuk batang, Gram negatif, tidak
membentuk spora, aerobik dan fakultatif yang merugikan laktosa dengan menghasilkan asam
dan gas dalam waktu 48 jam suhu 35 0C.

Pengukuran air bersih secara bakteriologis dilakukan dengan melihat keberasan organisme
golongan coli (coliform) sebagai indikator yang paling umum. Walaupun hasil pemeriksaan
bakteri dalam sampel air menunjukkan adanya bakteri patogen, tetapi memberi kesimpulan
bahwa kehadiran bakteri coli dengan jumlah tertentu dalam air, dapat digunakan sebagai
indikator adanya jasad patogen.

Menurut Darpito (1993), kualitas bakteri air yang diolah atau air alam bervariasi, idealnya air
minum tidak boleh mengandung mikroorganisme patogen apapun, selain itu harus bebas dari
bakteri yang memberi indikasi pencemaran tinja. Indikator utama untuk tujuan ini disarankan
mempergunakan golongan coli sebagai organisme secara keseluruhan, walaupun sebagai
suatu grup mereka biasanya hadir dalam jumlah yang besar dalam tinja menusia dan juga
pada binatang berdarah panas yang lainnya. Pendeteksian organisme golongan coli tinja
khususnya E. coli menunjukkan secara nyata telah terjadi pencemaran oleh tinja.

Sesuai Permenkes Nomor 492 Th 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, ditetapkan
bahwa air yang akan dipergunakan sebagai air minum dalam 100 ml air, total coliform tinja
harus nol, dan apabila untuk air bersih ditetapkan total Coliform 50/100 ml untuk bukan air
perpipaan dan 10/100 ml untuk air perpipaan.

Sesuai Manual Teknis Upaya Penyehatan Air, Ditjen P2PL (1995), sistem penyediaan air
bersih yang tidak diolah seperti air permukaan, air sumur dangkal atau sumur dalam, jika
dikonsumsi untuk keperluan sehari-hari, idealnya bebas dari golongan coli tinja, dan
penilaian menggunakan indikator golongan coli tinja, umumnya sudah cukup untuk memberi
petunjuk tingkat pencemaran oleh bakteri patogen dari air.

Sementara menurut Notoatmojo (2003), air minum yang berasal dari mata air dan sumur
dalam dapat diterima sebagai air yang sehat, asalkan tidak tercemar oleh kotoran-kotoran
terutama kotoran manusia maupun binatang. Oleh karena itu mata air atau sumur yang ada di
pedesaan harus mendapat pengawasan dan perlindungan agar tidak tercemar bahan berbahaya
oleh penduduk yang menggunakan air tersebut.

Refference, antara lain :

 Manual Teknis Upaya Penyehatan Air. 1995. Ditjen Pemberantasan Penyakit Menular dan
Penyehatan Lingkungan Pemukiman, Depkes RI.
 Sastrawijaya, A.T, 2000, Pencemaran Lingkungan, Rineka Cipta
 Effendi, H, 2007, Telaah Kualitas Air Bagi Pengelola Sum ber Daya danSudarmadji, 2007,
Hidrologi dan Klimatologi Kesehatan, Bahan Ajar Jurusan Kesehatan Lingkungan, UGM.
 Notoatmojo, S, 2003, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prinsip-Prinsip Dasar, Rineka Cipta
 Alaert, G., Santika.S.S, 1987, Metode Penelitian Air, Usaha Nasional, Surabaya.
 Mahida, N.U, 1986, Pencemaran Air dan Pemanfaatan Limbah Industri, CV. Rajawali, Jakarta.

http://www.indonesian-publichealth.com/2013/03/indikator-kualitas-biologis-air-bersih.html
Sistem Pengolahan Air Limbah

A. Pengolahan Individual

Pengolahan individual adalah pengolahan air limbah yang dilakukan secara sendiri-sendiri
pada masing-masing rumah terhadap air limbah yang dihasilkan, dengan diagram system
penanganannya sebagai berikut :

B. Pengolahan individu pada lingkungan terbatas

Pengolahan air limbah domestik secara individu pada lingkungan terbatas dilakukan terpadu
dalam wilayah yang kecil/terbatas, seperti hotel, rumah sakit, bandar udara, pelabuhan dan
fasilitas umum, dengan diagram system penanganannya sebagai berikut :

C. Pengolahan Komunal

Pengolahan air limbah komunal adalah pengolahan air limbah yang dilakukan pada suatu
kawasan pemukiman, industri, perdagangan seperti kota-kota besar, yang pada umumnya
dilayani/dibuang melalui jaringan riool kota untuk kemudian dialirkan menuju ke suatu
Instalasi Pengolahan Air Limbah dengan kapasitas besar (Kota Yogyakarta: 170 lt/dt atau
15.500 m3/hari untuk melayani jumlah penduduk sekitar 110.000 orang pada tahun 2002).
Diagram sistem penanganannya adalah sebagai berikut :

D. Sistem Penyaluran Air Limbah

Penanganan air limbah domestik secara komunal diperlukan saluran air limbah yang dapat
mengalirkan air limbah dari tempat sumbernya hingga ke Instalasi Pengolahan Air Limbah
(IPAL). Saluran air limbah tersebut berupa jaringan pipa (riool) yang ditanam di bawah
permukaan tanah. Bagi kota yang memiliki jaringan riool kota maka masyarakatnya dapat
memanfaatkan jaringan riool kota tersebut sebagai tempat pembuangan air limbah yang
dihasilkan dengan membayar sejumlah tertentu sesuai dengan tarif yang ditentukan
(berdasarkan Perda)

E. Pengolahan Air Limbah


1. Pengolahan Individu
Bangunan pengolahan air limbah domestik yang dilakukan secara individu terdiri atas Tangki
Septik dan Bangunan Peresapan.

 Tangki Septik

Tangki Septik merupakan bangunan yang berfungsi sebagai penampung air kotor/tinja yang
merupakan bahan organic, langsung dari WC atau Urinoir. Proses yang terjadi di dalam
tangki septik tersebut adalah proses pembusukan/penguraian/perombakan bahan organik oleh
mikroorganisme yang memerlukan waktu minimum 3 hari. Proses tersebut meliputi aerobik
dan anaerobic

 Bangunan Peresapan

Ada 2 jenis bangunan peresapan yang sering digunakan, yaitu peresapan memanjang dan
peresapan melintang.
2. Instalasi Pengolahan Air Limbah
Proses pengolahan limbah cair industri mencakup proses fisik, kimia, dan biologis dan atau
kombinasi dari ketiga proses tersebut dan tergantung dari jenis dan kualitas limbahnya serta
tujuan dari pengolahan yang dilakukan. Tujuan pengolahan limbah cair adalah agar air yang
tidak memenuhi syarat kesehatan menjadi memenuhi syarat kesehatan sehingga tidak
mengganggu kesehatan masyarakat maupun merusak lingkungan.
Metode pengolahan air limbah yang dipergunakan dalampengolahan air untuk membuatnya
aman dan menarik bagi para langganan dibahas berikut ini. Masalah-masalah yang
dipertimbangkan meliputi: (1) tinjauan tentang metode-metode pengolahan yang utama dan
penerapannya, (2) metode-metode pengolahan fisik, (3) metode-metode pengolahan kimiawi,
(4) beberapa metode pengolahan khusus, (5) pembuangan lumpur dari instalasi pengolahan,
dan (6)perencanaan instalasi pengolahan air.
Metode-metode pengolahan air berkaitan dengan pencemar-pencemar yang ada dalam
persediaan air tertentu. Pencemar-pencemar utama yang harus diperhatikan pada kebanyakan
air adalah (1) bakteri patogen, (2) kekeruhan dan bahan-bahan terapung, (3) warna, (4) rasa
dan bau, (5) senyawa-senyawa organik, dan (6) kesadahan. Faktor-faktor ini terutama
berhubungan dengan kesehatan dan estetika. Walaupun pencemar-pencemar lain yang
terdaftar dalam Tabel 2.6. juga penting,tetapi tidak merupakan faktor-faktor utama pada
kebanyakan persediaan air. Seandainya merupakan suatu faktor penting, maka harus
dipergunakan metode pengolahan khusus.
Metode-metode yang dipergunakan untuk pengolahan air dapat digolongkan menurut sifat
fenomena yang menghasilkan perubahan yang diamati. Dengan demikian, istilah operasi
satuan fisik dipergunakan untuk menggambarkan metode-metode yang mendapatkan
perubahan-perubahan melalui penerapan gaya-gaya fisik, misalnya pengendapan gravitasi.
Pada proses-proses satuan kimiawi atau biologis, perubahan diperoleh dengan cara reaksi-
reaksi kimia atau biologis.
3. Metode Pengolahan Biologis
Metode ini merupakan unsur-unsur pokok bagi hampir semua jaringan pengolahan sekunder.
Konsep dasar pengolahan biologi, dengan sederhana meliputi (1) konversi bahan organik
terlarut dan koloidal dalam air limbah menjadi serat-serat sel biologis dan menjadi produk
akhir, dan (2) pembuangan selanjutnya dari serat-serat sel, biasanya dengan cara
pengendapan gravitasi. Metode pengolahan secara biologis meliputi :
a. Proses lumpur aktif
Air limbah yang tak diolah atau yang diendapkan dicampur dengan lumpur yang diaktifkan
balik, yang volumenya 20 hingga 50 persen dari volumenya sendiri.
b. Proses trickling filter
Buangan dari pengendapan primer biasanya mengandung kira-kira 60 % hingga 80 % bahan
organik yang mula-mula ada dalam air limbah. Proses filter tetesan adalah suatu metode
untuk mengoksidasikan bahan-bahan yang dapat membusuk yang tersisa setelah pengolahan
primer.
c. Piringan biologis berputar
Pada proses piringan biologis, sejumlah piringan plastik bulat dipasang pada suatu gagang
sumbu. Organisme-mikro yang melaksanakan pengolahan melekat ke piringan-piringan itu
dan berputar ke dalam serta ke luar dari air limbah.
d. Kolam stabilisasi dan aerasi
Kolam stabilisasi atau kolam oksidasi bermanfaat untuk memantapkan bahan organik melalui
kerja gabungan dari ganggang organisme mikro lainnya. Suatu kolam aerasi pada dasarnya
adalah suatu sistem kolam untuk pengolahan air limbah di mana oksigen dimasukkan dengan
aerator-aerator mekanik dan tidak hanya mengandalkan produksi oksigen fotosintesis.
4. Pengolahan Air Limbah Lanjutan
Pengolahan limbah lanjutan bersangkutan operasi-operasi dan proses-proses tambahan di luar
yang secara konvensional dipergunakan untuk mempersiapkan air limbah guna penggunaan
kembali secara langsung bagi kebutuhan-kebutuhan industri, pertanian, dan perkotaan.
Selama suatu daur penggunaan bagi kebutuhan kota, konsentrasi bahan-bahan organik dan
anorganik di dalam air akan meningkat. Sebagian besar dari bahan organik yang secara
biologis dapat mengalami degradasi telah terbuang selama sselama pengolahan konvensional,
tetapi antara 40 dan 100 mg/l bahan organik yang secara biologis sangat tahan atau sukar cair
akan tetap berada dalam larutan buangan. Bahan-bahan ini mungkin merupakan produk akir
dari pembusukan biologis yang normal atau produk-produk buatan, misalnya detergen
sintetis, pestisida dan/atau limbah industri organik. Selama suatu daur penggunaan,
konssentrasi garam-garam seperti magnesium, kalsium,sodium, sulfat, klorida, dan
bikarbonat dapat meningkat sebesar 100 hingga 300 mg/l. Garam-garam semacam ini juga
bersifat sangat tahan. Bila air limbah harus dipergunakan kembali, seperti yang biasa terjadi
pada daerah-daerah yang kekurangan air, maka konsentrasi dari bahan-bahan yang sangat
tahan ini mungkin harus diturunkan, tergantung pada rencana penggunaan buangan yang
bersangkutan.
Download selengkapnya disini
Syarat Kualitas Air Bersih

Written By Lencir Kuning on Tuesday, January 1, 2013 | 5:04 PM


- See more at: http://staypublichealth.blogspot.com/2013/01/syarat-kualitas-air-
bersih.html#sthash.KHDjEqc6.dpuf

Dampak Kesehatan Kadar Besi (Fe) dan Mangan (Mn) pada


Air Tanah dan Sumur Gali

Berdasarkan Permenkes RI No.416/Menkes/Per/IX/1990 air bersih adalah air yang digunakan


untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum
apabila telah dimasak.

Sebagian air hujan yang mencapai permukaan bumi akan menyerap ke dalam tanah dan akan
menjadi air tanah. Air tanah terbagi menjadi tiga yaitu :

1. Air tanah dangkal: Terjadi karena proses peresapan air dari permukaan tanah.
Lumpur akan tertahan demikian pula dengan sebagian bakteri sehingga air tanah akan
jernih. Air tanah dangkal akan terdapat pada kedalaman 15 meter. Air tanah ini bisa
dimanfaatkan sebagai sumber air bersih melalui sumur-sumur dangkal. Dari segi
kualitas agak baik sedangkan kuantitasnya kurang cukup dan tergantung pada musim.
2. Air tanah dalam: Terdapat pada lapisan rapat air pertama dengan kedalaman 100 –
300 meter. Ditinjau dari segi kualitas pada umumnya lebih baik dari air tanah
dangkal. Sedangkan kuantitasnya mencukupi tergantung pada keadaan tanah dan
sedikit dipengaruhi oleh perubahan musim.
3. Mata air: Mata air adalah air yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tanah.
Keluarnya air tersebut secara murni dan biasanya terdapat di lereng-lereng gunung
atau sepanjang tepi sungai. Hampir tidak terpengaruh oleh musim (Sutrisno T, 2006).

Kualitas Fisik Air Tanah

Dalam proses terjadinya, air tanah telah mengalami penyaringan yang dapat mengurangi
kekeruhan dan warna. Proses penyaringan di sini tidak sama dengan penyaringan yang terjadi
pada saringan pasir tetapi penyaringan terjadi secara alamiah. Akibat dari proses penyaringan
ini, kualitas fisik air tanah lebih baik daripada kualitas air permukaan. Kualitas fisik air tanah
akibat penyaringan secara alamiah akan tergantung pada:

1. Porositas tanah, yaitu semakin besar porositas tanah semakin besar kemampuan
lapisan tanah untuk menyimpan air dan semakin besar pori-pori tanah semakin mudah
dilalui air tanah.
2. Permeabilitas tanah, semakin besar permeabilitas tanah semakin mudah lapisan tanah
itu dilalui air tanah, sehingga bahan-bahan kimia yang terlarut ataupun tersusupensi
dalam air tanah lolos melalui pori-pori tanah.
3. Jenis batuan dalam tanah, karena batuan tersebut dapat mengandung berbagai bahan
kimia, diantaranya ada yang mudah larut dalam air. Larutan zat kimia tersebut dalam
air tanah dapat mempengaruhi kualitas air tanah. Misalnya lapisan tanah yang
mengandung zat besi yang berlebihan sehingga air tanah dapat berbau, berwarna dan
berasa (Sutrisno T, 2006).

Kualitas Kimia Air Tanah

Menurut Sutrisno T (2006) susunan unsur-unsur kimia air tanah tergantung pada lapis-lapis
tanah yang dilalui. Jika melalui tanah kapur, maka air itu akan menjadi sadah karena
mengandung Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2. Jika melalui batuan granit maka air itu lunak dan
agresif karena mengandung gas CO2 dan Mn(HCO)3. Pada semua air tanah mengandung
kadar Fe yang bervariasi tergantung pada jenis lapisan tanah.

Air erat sekali hubungannya dengan kehidupan dan kesehatan manusia yang berarti besar
sekali peranannya dalam kesehatan manusia. Air merupakan suatu sarana untuk
meningkatkan derajat kesehatan manusia, karena air merupakan salah satu media dari
berbagai macam penularan penyakit. Dalam penularan penyakit air berperan dalam empat
cara yaitu cara water borne, water washed, water bushed, water related vector disease
(Kusnoputranto, 1993).

Pengaruh Tingginya Kadar Fe terhadap Penyediaan Air Bersih

Tingginya kadar Fe pada air merupakan suatu hal yang harus diperhatikan dalam penyediaan
air bersih bagi masyarakat. Mengingat bahwa tingginya kadar Fe akan mengurangi segi
estetika dan akan mengurangi efektifitas usaha desinfeksi karena mikroba terlindung oleh zat
tersuspensi tersebut. Tingginya kadar besi pada air menyebabkan air berwarna merah
kecoklatan dan berbau logam sehingga menimbulkan keengganan untuk mengkonsumsinya.
Menurut Permenkes No.416/Menkes/Per/IX/1990 kadar maksimum zat besi yang
diperbolehkan pada air minum adalah 0,03 mg/liter sedangkan pada air minum 0,1 mg/liter.

Pengaruh Tingginya Kadar Mn terhadap Penyediaan Air Bersih

Endapan Mn akan memberikan noda-noda pada bahan/benda-benda yang berwarna putih.


Adanya unsur ini dapat menimbulkan bau dan rasa pada minuman. Disamping itu konsentrasi
0,5 mg/liter unsur ini merupakan akhir batas dari usaha penghilangan dari kebanyakan air
yang dapat dicapai. Kemungkinan unsur ini merupakan nutrien yang penting dengan
kebutuhan perhari 10 mg yang dapat diperolah dari makanan (Sutrisno, 2006).

Hubungan Zat Besi dengan Kesehatan

Zat besi sangat dibutuhkan oleh manusia untuk pembentukan sel darah merah. Kebutuhan zat
besi ini relatif sangat kecil yaitu 0,8 mg per berat badan dalam satu hari, namun bila terjadi
kekurangan zat besi akan mengakibatkan seseorang akan menderita penyakit anemia yang
dapat menimbulkan gejala klinis berupa kekurangan darah. Disamping masalah kekurangan
zat besi adapula masalah kelebihan absorbsi zat besi, ke dalam tubuh yang juga dapat
menimbulkan masalah kesehatan, dengan gejala klinis berupa kelainan pigmen kulit dan
hepatomegali yang disebut hemopromatisidiopetik, dimana kelainan ini berupa kelainan
genetik yang berkaitan dengan absorbsi Fe yang tinggi oleh tubuh. Tingginya kadar Fe
melebihi batas maksimal yang ditetapkan dikhawatirkan dapat menyebabkan menumpuknya
Fe dalam tubuh yang dapat mengakibatkan efek toksis dalam tubuh manusia. (Nasution,
1993).

Hubungan Mangan (Mn) dengan Kesehatan

Mn merupakan nutrien yang penting dan dibutuhkan tubuh dengan kebutuhan 10 mg yang
dapat diperoleh dari makanan. Unsur ini bersifat toksis pada alat pernafasan.Gejala yang
timbul berupa gejala susunan syaraf : insomia, kemudian lemah pada kaki dan otot muka
sehingga ekspresi muka menjadi beku dan muka tampak seperti topeng. Keracunan Mn
adalah salah satu contoh, dimana kasus keracunan tidak menimbulkan gejala muntah berak.
Didalam penyediaan air, seperti halnya Fe, Mn juga menimbulkan masalah warna (Soemirat,
2003). Konsentrasi Mn yang lebih besar dari 0,5 mg/liter dapat menyebabkan rasa yang aneh
pada minuman dan meninggalkan warna coklat pada pakaian cucian dan dapat juga
menyebabkan kerusakan pada hati (Sutrisno, 2006).

Syarat-Syarat Air Minum yang Sehat

Air yang memenuhi syarat kesehatan adalah air yang bebas dari mikroorgnisme, zat atau
bahan kimia, bau, rasa, dan kekeruhan. Adalah indra dari masing-maing pemeriksa, namun
batasannya baik menurut WHO maupun Permenkes adalah air minum tidak boleh terdapat
bau dan rasa yang tidak diinginkan.

1. Syarat Fisik

Tidak boleh berasa dan berbau: Bau dan rasa biasanya terjadi bersama-sama dan biasanya
disebabkan oleh adanya bahan-bahan organik yang membusuk, tipe-tipe tertentu organisme
mikroskopik, serta persenyawaan kimia. Bahan-bahan yang menyebabkan bau dari rasa ini
berasal dari berbagai sumber. Karena pengukuran rasa dan bau itu tergantung pada reaksi
individual, maka hasil yang dilaporkan juga tidak mutlak. Intensitas bau dilaporkan sebagai
berbanding terbalik dengan rasio pencemaran bau sampai keadaan yang nyata tidak berbau
(Sutrisno, 2006).

Tidak boleh berwarna: Warna pada air terjadi karena adanya suatu proses dekomposisi pada
berbagai tingkat. Tanin, asam humus dan bahan yang berasal dari humus serta dekomposisi
pigmen yang dianggap sebagai bahan yang memberi warna yang paling utama, kehadiran
unsur besi yang berkaitan dengan zar organik akan membuat warna semakin tinggi. Warna
yang disebabkan bahan tersuspensi disebut apparet colour, sedangkan yang disebabkan
karena kekentalan organisme atau tumbuh-tumbuhan yang merupakan koloidal disebut true
colour. Untuk mengukur tingkat warna digunakan satuan PICO. Berdasarkan Permenkes
No.416/Menkes/Per/IX/1990, tingkat warna air yang diperbolehkan untuk air bersih adalah
50 TCU dan untuk air minum 15 TCU.

Air tidak keruh: Air yang digunakan untuk minum hendaknya air yang jernih. Air keruh
disebabkan oleh butiran-butiran koloid dari tanah liat. Untuk mengukur kekeruhan air
digunakan Turbidimeter dengan satuan mg/l. Standar yang ditetapkan oleh U.S. Public Health
Service mengenai ini adalah batas maksimal 10 ppm dengan skala silikat (Sutrisno, 2006).

Suhu: Temperatur air akan mempengaruhi kesukaan konsumen dalam mengkonsumsi air.
Untuk memberikan rasa segar maka suhu air yang diharapkan adalah 10 - 15ºC.
Jumlah zat yang terlarut: Air minum tidak boleh mengandung zat padat lebih dari 1000
mg/liter, sedangkan untuk air bersih tidak lebih dari 1500 mg/liter. Jika angka tersebut
melewati maka akan mengakibatkan air tidak enak rasanya, menimbulkan rasa mual dan
Toxaemia pada wanita hamil.

2. Syarat Kimia

Air yang berkualitas baik harus memenuhi syarat kimia sebagai berikut : (Sutrisno, 2006)

 a. Derajat keasaman atau pH: Derajat keasaman merupkan faktor yang penting,
karena pH mempengaruhi pertumbuhan makro di dalam air. Pada air minum dan air
bersih, bila pH lebih kecil dari 6,5 atau lebih dari 9,2 akan menyebabkan korositas
dan dapat menyebabkan keracunan. Adapun besar pH yang disyaratkan oleh
Permenkes RI No.416/Menkes/Per/IX/1990 untuk air minum adalah 6,5 – 8,5
sedangkan untuk air bersih 6,5 – 9,0.
 b. Tidak terdapat zat penyebab gangguan fisiologis: Di dalam air tidak boleh terdapat
zat-zat yang dapat menimbulkan gangguan fisiologis seperti :

1. Clorida (Cl) untuk air minum 250 mg/l dan untuk air bersih 600 mg/l.
2. Sulfat (SO4) 400 mg/l untuk air minum dan air bersih.

c. Tidak terdapat zat penyebab gangguan teknis: Di dalam air tidak boleh terdapat zat yang
menyebabkan gangguan teknis seperti :

1. Besi (Fe), yang syarat maksimumnya 0,03 mg/l untuk air minum dan 1,0 untuk air
bersih.
2. Mangan (Mn), yang syarat maksimumnya 0,015 mg/l untuk air minum dan 0,5 mg/l
untuk air bersih.

Syarat BakteriologisMenurut Permenkes No.416/Menkes/Per/IX/1990, persyaratan


bakteriologis di dalam air adalah sebagai berikut :

1. Coliform tinja total coliform pada 100 ml air minum adalah 0.


2. Jumlah total coliform per 100 ml air bersih pada jaringan perpipaan adalah 10,
sedangkan untuk non perpipaan adalah 50.
3. Tidak mengandung bakteri pathogen misalnya Vibro cholera, Salmonella thypi dan
lain-lain.
4. Tidak mengandung bakteri non pathogen seperti Acytomicetes, Phytoplankton,
Coliform, dan lain-lain.

- See more at: http://staypublichealth.blogspot.com/2013/01/syarat-kualitas-air-


bersih.html#sthash.KHDjEqc6.dpuf

http://staypublichealth.blogspot.com/2013/01/syarat-kualitas-air-bersih.html
PERMENKES TENTANG STANDAR KUALITAS AIR BERSIH DAN AIR
MINUM
PERMENKES TENTANG STANDAR KUALITAS AIR BERSIH DAN AIR MINUM
NOMOR : 416/MENKES/PER/IX/1990
TANGGAL : 3 SEPTEMBER 1990
Persyaratan air minum Persyaratan air bersih
Parameter Satuan Kadar maksimum Keterangan Kadar maksimum Keterangan
yang yang
diperbolehkan diperbolehkan
A. FISIKA
Bau - - Tidak berbau - Tidak berbau
Jumlah padat terlarut mg/L 1.000 1.500
(TDS)
Kekeruhan skala NTU 5 25
Rasa - - Tidak berasa - Tidak berasa
o
Suhu C Suhu udara±3oC Suhu udara±3oC
Warna skala TCU 15 50
B. KIMIA
a. Kimia Anorganik
Air Raksa mg/L 0,001 0,001
Aluminium mg/L 0,2 -
Arsen mg/L 0,05 0,05
Barium mg/L 1,0
Besi mg/L 0,3 1,0
Fluorida mg/L 1,5 1,5
Kadmium mg/L 0,005 0,005
Kesadahan (Ca CO3) mg/L 500 500
Klorida mg/L 250 600
Kromium Valensi 6 mg/L 0,05 0,05
Mangaan mg/L 0,1 0,5
Natrium mg/L 200 200
Nitrat, sebagai N mg/L 10 10
Nitrit, sebagai N mg/L 1,0 1,0
Perak mg/L 0,05 0,05
pH 6,5-8,5 merupakan 6,5-9,0 merupakan
batas max dan batas max dan
min min
Selenium mg/L 0,01 0,01
Seng mg/L 5,0 15
Sianida mg/L 0,1 0,1
Sulfat mg/L 400 400
Sulfida sebagai H2S mg/L 0,05 -
Tembaga mg/L 1,0 -
Timbal mg/L 0,05 0,05
a. Kimia Organik
Aldrin Dan Dieldrin mg/L 0,0007 0,0007
Benzene mg/L 0,01 0,01
Benzo(A) Pyrene mg/L 0,00001 0,00001
Chlordane (Total mg/L 0,0003 0,007
Isomer)
Chloroform mg/L 0,03 0,03
2,4 – D mg/L 0,1 0,1
DDT mg/L 0,03 0,03
Detergent mg/L 0,05 0,5
1,2- Dichloroetane mg/L 0,01 0,01
1,1- Dichloroetene mg/L 0,0003 0,0003
Heptachlor dan mg/L 0,003 0,003
Heptachlor Epoxide
Hexachlorbenzene mg/L 0,00001 0,00001
Gamma-HCH mg/L 0,004 0,004
(lindane)
Metoxychlor mg/L 0,03 0,1
Pentachlorophenol mg/L 0,01 0,01
Pestisida total mg/L 0,1 0,1
2,4,6 trichlorophenol mg/L 0,01 0,01
Zat organik (kmno4) mg/L 10 10
c. Mikrobiologik
Koliform tinja Jumlah/ 0
100 ml
Total koliform Jumlah/ 0 95% dari 50 10 bukan air
100 ml sampel yang perpipaan air
diperiksa perpipaan
selama setahun
kadang-kadang
boleh ada 3 per
100ml sampel
air, tetapi tidak
berturut turut
d. Radio aktifitas
Aktifitas alpha (Gross Bq/L 0,1 0,1
Alpha activity)
Aktifitas beta (Gross Bq/L 1,0 1,0
Alpha activity)

Lampiran I
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN RI
Nomor : 907/MENKES/SK/VII/2002
Tanggal : 29 Juli 2002

PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM

1. BAKTERIOLOGIS
Parameter Satuan Kadar Maksimum Keterangan
yang diperbolehkan
1. Air minum Kuman per 100 ml sampel 0

E. Coli atau fecal coli


1. Air yang masuk distribusi Kuman per 100 ml sampel 0
Kuman per 100 ml sampel
E. coli atau fecal coli 0

Total bakteri Coliform


1. Air pada sistem distribusi Kuman per 100 ml sampel 0
Kuman per 100 ml sampel
E. coli atau fecal coli 0

Total bakteri Coliform

2. KIMIAWI
2.1. Bahan kimia yang memiliki pengaruh langsung pada kesehatan
a. Bahan Anorganik
Parameter Satuan Kadar Maksimum Keterangan
yang diperbolehkan
Antimon mg/liter 0,005
Air raksa mg/liter 0,001
Arsenic mg/liter 0,01
Barium mg/liter 0,7
Boron mg/liter 0,3
Kadmium mg/liter 0,003
Kromium ( val. 6 ) mg/liter 0,05
Tembaga mg/liter 2
Sianida mg/liter 0,07
Fluorida mg/liter 1,5
Timbal mg/liter 0,01
Molybdenum mg/liter 0,07
Nikel mg/liter 0,02
Nitrat ( sebagai NO3 ) mg/liter 50
Nitrit ( sebagai NO 2 ) mg/liter 3
Selenium mg/liter 0,01

b. Bahan Organik

Parameter Satuan Kadar Naksimum Keterangan


yang diperbolehkan
Chlorinated alkanes
Carbon tetrachloride mg/liter 2
Dichloromethane mg/liter 20
1,2- dichloroethane mg/liter 30
1,1,1-trichloroethane mg/liter 2000
Chlorinated Ethenes
Vinyl Chloride mg/liter 5
1,1-dichloroethene mg/liter 30
1,2-trichloroethene mg/liter 50
Trichloroethene mg/liter 70
Tetrachloroethene mg/liter 40
Aromatic hydrocarbons
Benzene mg/liter 10
Toluen mg/liter 700
Xylene mg/liter 500
Benzo(a)pyrene mg/liter 0.7
Chlorinated benzenes
Monochlorobenzene mg/liter 300
1,2-dichlorobenzene mg/liter 1000
1,4-dichlorobenzene mg/liter 300
Trichlorobenzenes (togal ) mg/liter 20
Lain lain
Di(2 –ethylhexiny)adipate mg/liter 80
Di(2-ethylhexyl)phtalate mg/liter 8
Acrylamide mg/liter 0.5
Epichlorohydrin mg/liter 0.4
Hexachlorobutadiene mg/liter 0.6
Edetic Acid (EDTA) mg/liter 200
Tributyltin oxide mg/liter 2

1. Pestisida

Parameter Satuan Kadar maksimum keterangan


yang diperbolehkan
Alachlor g/liter 20
Aldicarb g/liter 10
Aldrin/dieldrin g/liter 0.03
Atrazine g/liter 2
Bentazone g/liter 30
Carbofuran g/liter 2
Chlordane g/liter
Chlorotoluron g/liter 1
DDT g/liter 30
1,2-dibromo-3-chloropropane g/liter 20
2,4-D1,2-dichloropropane g/liter 20
1,3-dichloropropene g/liter
Heptachlor and heptachlor epoxide g/liter 0.03
Hexachlorobenzene g/liter 1
Isoproturon g/liter 9
Lindane g/liter 2
MCPA g/liter 2
Methoxychlor g/liter 20
Metolachlor g/liter 10
Molinate g/liter 6
Pendimethaline g/liter 20
Pentachlorophenol g/liter 9
Permetrine g/liter 20
Propanil g/liter 20
Pyridate g/liter 100
Simazine g/liter 2
Trifuraline g/liter 20
Chlorophenoxy
Herbicides
Selain 2,4 D dan MCPA g/liter 90
2,4-DB dichlorprop g/liter 100
Fenoprope g/liter 9
Mecoprop g/liter 10
2,4,5-T g/liter 9

1. desinfektan dan hasil sampingannya

Parameter Satuan Kadar maksimum Keterangan


yang diperbolehkan
Monochloromaine 3
Chlorine mg/l 5
Bromate mg/l 25
Chlorite mg/l 200
Chlorophenol mg/l
2,4,6-trichlorophenol mg/l 200
Formaldehyde mg/l 900
Trihalomethanes
Bromoform mg/l 100
Dibromochloromethane mg/l 100
Bromodichloromethane mg/l 60
Chloroform mg/l 200
Chlorinated acetic aid
Dichloroacetic acid mg/l 50
Tricholoracetic acid mg/l 100
Chloral hydrate
Trichloroacetaldehyde mg/l 10
Halogenated acetonitriles
Dichloroacetonitrile mg/l 90
Dibromoacetonitrile mg/l 100
Trichloroacetonitrile mg/l 1
Cyanogen chloride
(sebagai CN ) mg/l 70

BAHAN KIMIA YANG KEMUNGKINAN DAPAT MENIMBULKAN KELUHAN PADA KONSUMEN


A. BAHAN ANORGANIK
Parameter Satuan Kadar maksimum Keterangan
yang diperbolehkan
Ammonia mg/l 1.5
Alumunium mg/l 0.2
Klorida mg/l 250
Tembaga mg/l 1
Kesadahan mg/l 500
Hidrogen sulfida mg/l 0.05
Besi mg/l 0.3
Mangaan mg/l 0.1
pH mg/l 6.5-8.5
Sodium mg/l 200
Sulfat mg/l 250
Total zat padat terendap mg/l 1000
Seng mg/l 3

B. BAHAN ORGANIK, DESINFEKTAN DAN HASIL SAMPINGANNYA


Parameter Satuan Kadar maksimum Keterangan
yang diperbolehkan
Organik 24-170
Toluen mg/l 20-1800
Xylene mg/l 2-200
Ethylbenzene mg/l 4-2600
Styrene mg/l 10-120
Monochlorobenzene mg/l 1-10
1,2-dichlorobenzene mg/l 0.3-30
1,4-dichlorobenzene mg/l 5-50
Trichloorbenzenester mg/l 50
Detergent mg/l
Desinfektan dan hasil sampingannya
Chlorine mg/l 600-1000
2-chlorophenol mg/l 0.1-10
2,4-dichlorophenol mg/l 0.3-40
2,4,6-trichlorophenol mg/l 2-300

C. RADIOAKTIFITAS

Parameter Satuan Kadar Maksimum yang Keterangan


diperbolehkan
1 2 3 4
Gross alpha activity Bq/liter 0,1
Gross beta activity Bq/liter 1

4. FISIK
Parameter Satuan Kadar maksimum yang Keterangan
diperbolehkan
1 2 3 4
Parameter fisik
Warna TCU 15
Rasa dan bau - - Tidak berbau dan tidak
berasa
Temperatur C Suhu udara + 3 C
Kekeruhan NTU 5

http://reny-alkan.blogspot.com/2013/06/permenkes-tentang-standar-kualitas-air.html

Anda mungkin juga menyukai